• Tidak ada hasil yang ditemukan

LOCOMOTIVE RADIO SYSTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LOCOMOTIVE RADIO SYSTEM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Seminar Kerja Praktek

LOCOMOTIVE RADIO SYSTEM PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI

PERKERETAAPIAN

Rahmat Adi Saputra (L2F 007 065)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

ABSTRAK

Seiring dengan berubahnya waktu, manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan yang senantiasa akan menuntut untuk terpenuhi. Dahulu kebutuhan dasar bagi manusia adalah berupa sandang, pangan dan papan. Namun saat ini kebutuhan dasar tersebut telah meluas seiring dengan kehidupan manusia yang semakin dinamis. Tidak hanya berupa sandang, pangan dan papan saja tetapi juga kebutuhan akan komunikasi dan transportasi pun saat ini telah menjadi kebutuhan dasar bagi umat manusia.

Salah satu kebutuhan yang mendesak bagi umat manusia saat ini adalah adanya sarana transportasi yang aman, nyaman dan bebas dari macet. Sejak didirikan dengan nama Djawatan Kereta Api Republik Indonesia pada tahun 1945 hingga saat ini berganti nama menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero), PT. Kereta Api Indonesia (Persero) senantiasa berkomitmen untuk selalu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam penyediaan sarana transportasi. Untuk mendukung kelancaran perjalanan kereta api dibutuhkan sistem telekomunikasi yang andal antara Pusat Kendali (PK) perkeretaapian dan lokomotif. Untuk untuk menunjang hal tersebut maka PT Kereta Api Indonesia (Persero) menggunakan Locomotive Radio System (LRS) untuk melakukan pemantauan terhadap perjalanan kereta api agar senantiasa aman, lancar dan terkendali.

Kata – kata kunci : telekomunikasi, Locomotive Radio System, Locomotive Radio Control Unit, Locomotive Transceiver Unit, kereta api.

1.

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang terjadi di era sekarang ini merupakan bukti

nyata bahwa manusia selalu berjuang untuk

mencari solusi praktis dalam rangka memenuhi

kebutuhan hidupnya yang semakin kompleks.

Perkembangan dunia yang mampu memenuhi hal

tersebut kini telah menjadi sebuah tuntutan bagi

kalangan

intelektual,

khususnya

elemen

pendidikan tinggi untuk senantiasa berusaha

melahirkan

sumber

daya

manusia

yang

berkualitas, kompetitif, dan profesional.

Salah satu kebutuhan yang mendesak bagi

umat manusia saat ini adalah adanya sarana

transportasi yang aman, nyaman dan bebas dari

macet. Sejak didirikan dengan nama Djawatan

Kereta Api Republik Indonesia pada tahun 1945

hingga saat ini berganti nama menjadi PT Kereta

Api Indonesia (Persero), PT Kereta Api Indonesia

(Persero) senantiasa berkomitmen untuk selalu

memenuhi

kebutuhan

masyarakat

dalam

penyediaan sarana transportasi. Untuk mendukung

kelancaran perjalanan kereta api dibutuhkan

sistem telekomunikasi yang andal antara Pusat

Kendali (PK) perkeretaapian dan lokomotif.

Untuk untuk menunjang hal tersebut maka PT

Kereta Api Indonesia (Persero) menggunakan

Locomotive Radio System (LRS) untuk melakukan

pemantauan terhadap perjalanan kereta api agar

senantiasa aman, lancar dan terkendali.

1.2

Tujuan

Tujuan dari Kerja Praktek di PT Kereta Api

Indonesia DAOP VIII Surabaya adalah :

a.

Mengetahui sistem dan lingkungan kerja di

PT Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP

VIII Surabaya.

b.

Mengetahui

perangkat-perangkat

yang

digunakan pada sistem telekomunikasi

radio PT Kereta Api Indonesia (Persero)

DAOP VIII Surabaya.

c.

Memberikan gambaran yang jelas tentang

LRS (Locomotive Radio System) yang

digunakan di PT Kereta Api Indonesia

(Persero) DAOP VIII Surabaya.

1.3

Pembatasan Masalah

1.

Pembahasan hanya dibatasi pada sistem

telekomunikasi

radio,

khususnya

Locomotive Radio System.

2.

Menjelaskan mengenai spesifikasi alat dan

instruksi penggunaan Locomotive Radio

System .

3.

Hanya dijelaskan bagian hardware dari

Locomotive Radio System secara umum.

Tidak dibahas secara mendetail tiap blok.

2.

SISTEM TELEKOMUNIKASI DI PT

KERETA API INDONESIA

2.1

Sistem Telekomunikasi

Sistem Telekomunikasi di PT Kereta Api

Indonesia meliputi :

Digital Communication

Merupakan

backbone

telekomunication

system untuk mengawasi perjalanan kereta api

(2)

yang terdirir dari microwave, line communicaton,

carries telephony, dan data traffic. Jaringan

microwave terdirir dari dua jalur untuk transmisi

34 Mbit/s dan 75 jalur untuk transmisi 8+8 Mbit/s.

Kapasitas bearer-nya adalah :

a.

34 Mbps (dua jalur) yang digunakan antara

Manggarai – Karawang.

b.

8+8 Mbps (76 jalur).

Train Dispatching System

Merupakan sistem komunikasi suara dan

persinyalan antara Train Dispatch Centre dengan

waystation dan locomotive untuk mengontrol lalu

lintas kereta api. Dengan komunikasi semi duplex

panggilan dan laporan dari setiap waystation akan

diterima oleh Train Dispatch Centre (TDC) . Dari

Train Dispatch Centre inilah lalu lintas kereta api

bisa dikontrol. Setiap kereta api yang datang

kepada stasiun tertentu, jam kedatangan dan

kondisinya akan dilaporkan oleh stasiun tersebut

melalui

pesawat

waystation

kepada

Train

Dispatch Centre, sehingga adanya kecelakaan

maupun keterlambatan kereta api bisa diketahui

oleh Train Dispatch Centre.

Utility Radio System

PABX Network

2.2

Train Dispatch Section

Jaringan PT Kereta Api Indonesia di

Pulau Jawa terbagi menjadi 25 section untuk

keperluan train dispatching system. Tiap section

memiliki Train Dispatch Control Centre (TDCC)

yang mengatur perjalanan kereta api yang berada

di section tersebut. Adapun pembagian section

tersebut terdapat dalam tabel berikut.

Tabel 2.1 Bagian front panel LRCU

Train Dispatch Section Location Train Dispatch Console Location S1 Tambun To Cikampek Manggarai S2 Cikampek To Cirebon Cirebon S3 Cirebon To Tegal Cirebon S4 Tegal To Semarang Semarang S5 Semarang To Bojonegoro Semarang S6 Bojonegoro To Surabaya Surabaya S7 Cikampek To Bandung Bandung S8 Bandung To Banjar Bandung S9 Banjar To Kroya Purwokerto S10 Kroya To Kutoarjo Purwokerto S11 Kutoarjo To Yogyakarta Yogyakarta S12 Yogyakarta To Walikukun Yogyakarta S13 Cisauk To Merak Manggarai S14 Walikukun To Kertosono Madiun S15 Mojokerto To Blitar Madiun

S16 Mojokerto To Surabaya Surabaya S17 Cirebon To Prupuk Cirebon S18 Tegal To Kroya Purwokerto S19 Surabaya To Malang Surabaya S20 Bangil To Jember Jember S21 Jember To Meneng Jember

S22 BPL-ST BPL-ST

S23 Pasarminggu To Bogor Manggarai S24 Jakarta - Manggarai -

Bekasi Manggarai

S25 Tanahabang - Serpong -

Tangerang Manggarai

2.3

Train Dispatch System Radio Network

Sistem TDSRN menyediakan komunikasi

suara dan persinyalan antar 25 Train Dispatch

Section (TDS) dan lebih dari 402 pesawat

Waystation serta 170 lokomotif. Lokasi 25 Train

Dispatch Section tersebar di 9 Daerah Operasi PT

Kereta Api Indonesia (Persero).

Train Dispatch System Radio Network

(TDSRN) terdiri atas sejumlah omnibus yang

terkoneksi pada VHF radio basestation yang

beroperasi pada 170 MHz band pada komunikasi

semi duplex antara Train Dispatcher dan

lokomotif atau Waystation. Koneksi antar

basestation dipengaruhi oleh kanal jaringan

microwave.

Adapun

basestation

berfungsi

sebagai repeater talk through full duplex dan

jangkauannya mencakupi seluruh bagian section

melalui koneksi omnibus menuju basestation

lain.

Adapun komunikasi antar waystation, antar

lokomotif maupun antara waystation dengan

lokomotif dapat dilakukan dengan sistem

simplex. Akan tetapi, komunikasi ini hanya dapat

berlangsung setelah mendapat persetujuan dari

Train Dispatch Centre.

(3)

3.

LOCOMOTIVE RADIO SYSYTEM

3.1

Locomotive Radio System

Locomotive

Radio

System

(LRS)

menyediakan

fasilitas

untuk

melakukan

komunikasi antara lokomotif dengan Train

Dispatch Centre. Adapun LRS memiliki tiga buah

modul, yakni satu buah Locomotive Transceiver

Unit (LTU) dan dua buah Locomotive Radio

Control Unit (LRCU). Berikut ini adalah gambar

tampilan LTU dan LRCU.

Gambar 3.1 LTU dan dua LRCU

3.1.1

Locomotive Transceiver Unit (LTU)

Adapun LTU memiliki bagian – bagian

sebagai berikut :

Locomotive Transceiver Control Printed

Circuit Board

Motorola SYNTRX

DC / DC Converter

Berikut ini adalah gambar bagian dalam

dari LTU.

Gambar 3.2 Bagian dalam LTU

Berikut ini adalah gambar diagram blok

Locomotive Transceiver Control PCB.

Gambar 3.3 Locomotive Transceiver Control PCB

Adapun proses terjadinya panggilan masuk

pada LTU adalah sebagai berikut. Sinyal suara

yang

diterima

dari

Motorola

SYNTRX

transceiver kemudian diteruskan ke penguat

buffer. Aras keluaran dari penguat buffer

diharapkan mendekati 0 dBm. Sinyal suara

ter-buffer kemudian diumpankan ke modem FFSK

dimana sinyal digital yang datang akan dideteksi

dan diawasandikan. Sinyal suara ter-buffer juga

diumpankan ke PCM codec yang kemudian

diubah menjadi sinyal ucapan analog dalam

bentuk Pulse Code Modulation (PCM). Sinyal

ucapan PCM kemudian dikombinasikan dengan

control digital dan data status dalam modem

suara PCM dan data untuk tiap LRCU.

Komunikasi antara LTU dan LRCU adalah full

duplex melalui satu pasang kabel.

Sedangkan ketika terjadi panggilan keluar

maka proses dalam LTU adalah sebagai berikut.

Suara dari mikrofon pada LRCU yang sedang

aktif disalurkan dalam bentuk Digital PCM. Suara

tersebut diterima oleh modem suara dan data dan

diteruskan ke digital switch. Kemudian digital

switch mengarahkan PCM voice ke PCM codec

yang kemudian sinyal suara dalam bentuk PCM

tersebut diubah menjadi sinyal suara analog.

Selanjutnya

sinyal

suara

analog

tersebut

diteruskan melalui voice mute dan penguat buffer

menuju bagian pemancar dari Motorola SYNTRX

Transceiver.

3.1.2

Locomotive Radio Control Unit (LRCU)

Merupakan

bagian

yang

memberikan

beberapa fasilitas dalam komunikasi antara

lokomotif dengan Train Dispatch Centre dan

kontrol operasional, yakni sebagai berikut ;

Pemilihan channel dan tampilan waktu

Locomotive Radio Control Printed

Circuit Board

Call dan Reset push button

Status Indicator

Control volume loudspeaker

Handset dengan tombol PTT (Push To

Talk)

(4)

LRCU

berfungsi

untuk

menampilkan

informasi waktu, status channel maupun channel

yang sedang dipilih serta melakukan kontrol

operasional pada LRS. Dalam penggunaanya,

LRCU

tersambung

dengan

handset

untuk

melakukan pembicaraan baik dengan Tran

Dispatch Centre maupun Lokomotif dan pesawat

Waystation.

Berikut ini adalah gambar diagram blok

LRCU.

Gambar 3.5 Diagram blok LRCU

Proses yang terjadi di dalam LRCU ketika

ada panggilan masuk adalah sebagai berikut.

Suara yang diterima dari modem PCM Voice dan

data diubah menjadi sinyal analog oleh PCM

codec. Kemudian sinyal tersebut dilewatkan

melalui mute circuit ke penguat earpiece dan ke

penguat loudspeaker yang dilengkapi dengan

kendali volume.

Selama

penerimaan,

earpiece

dan

loudspeaker muting difungsikan. Hal ini membuat

earpiece dan loudspeaker dapat bekerja dengan

normal.

Alarm

panggilan

dihasilkan

oleh

mikrokontroler dan dicampur dengan sinyal

loudspeaker. Aras sinyal alarm tidak berpengaruh

pada kendali volume. Alarm akan diam dengan

menekan tombol Alarm Cancel atau dengan

menekan tombol PTT.

Adapun ketika terjadi panggilan eluar

terjadi proses sebagai berikut. Keluaran dari

mikrofon masinis terhubung langsung dengan

masukan dari PCM codec. Selanjutnya masukan

tersebut diubah dalam bentuk PCM. Cuplikan

suara terdigital diteruskan menuju modem suara

dan data. Modem tersebut nantinya akan

me-multiplex data suara dan data kontrol dan

memodulasi fasa pembawa dengan paket data

komposit.

3.2

Instruksi dan Pengoperasian

Satu buah LTU hanya dapat tersambung

paling banyak dengan dua buah LRCU. Adapun

LRCU hanya dapat digunakan salah satu untuk

melakukan komunikasi. Apabila salah satu LRCU

sedang digunakan, maka LRCU yang lain akan

menjadi nonaktif. Berikut ini disajikan tabel

indikator dan bagian front panel pada LRCU

beserta keterangannya.

Tabel 3.1 Indikator pada LRCU

Indikator Keterangan

BUSY Apabila indikator BUSY menyala, artinya channel yang dipilih sedang dipakai. STATUS Apabila indikator STATUS

menyala, berarti LRS sedang memanggil PK. pabila panggilan telah diterima oleh PK indikator STATUS akan mati.

TX Indikator TX akan menyala saat LRS sedang melakukan transmisi.

STOP Indikator STOP akan menyala jika suatu panggilan diakhiri dengan menekan tombol RST STOP.

LED DISPLAY

Berfungsi untuk menunjukkan informasi waktu dari TDC yang terdiri dari jam dan menit. Serta menunjukkan channel yang sedang dipilih. Tabel 3.2 Bagian front panel LRCU

Bagian Front Panel LRCU

Keterangan RTS (Request

to Speak)

Untuk melakukan panggilan normal.

PC

(Priority Call)

Untuk melakukan panggilan prioritas.

EMERG (Emergency Call)

Untuk melakukan panggilan darurat, akibat adanya bahaya.

ALM.CANCEL (Alarm Cancel)

Untuk mengakhiri panggilan RST.STOP

(Reset Stop)

Untuk mengakhiri panggilan stop.

Volume Control Untuk mengubah intensitas suara yang keluar dari loud speaker.

Channel Selector

Untuk memilih channel yang diinginkan.

Push to Talk button

Untuk mengaktifkan transmisi saat sedang berbicara / menerima panggilan.

3.2.1

Memilih channel dan frekuensi

Dalam

pemilihan

frekuensi

akan

disesuaikan dengan masing-masing channel yag

dipilih. Sehingga masinis cukup memilih channel

yang diinginkan kemudian frekuensi kerja akan

diatur dengan sendirinya. Untuk menampilkan

channel yang sedang dipilih dengan menekan

tombol ALM.CANCEL maka akan tampil nomor

channel pada display selama 10 detik. Untuk

mengganti nomor channel dilakukan dengan

(5)

memutar tuas channel selection ke atas untuk

menambah

nomor

atau

ke

bawah

untuk

mengurangi nomor.

3.3

Jenis – jenis Panggilan

3.3.1

Panggilan Keluar

a.

Panggilan Normal

Jenis panggilan normal digunakan untuk

melakukan panggilan ke Train Dispatcher,

pesawat waystation ataupun lokomotif lain maka

menggunakan tombol Request to Speak (RTS).

Setelah menekan tombol RTS kemudian indikator

TX akan berkedip pelan dan indikator STATUS

akan berkedip cepat. Jika Train Dispatch System

Console telah menerima panggilan maka indicator

status akan berkedip pelan. Kemudian menunggu

hingga Train Dispatcher mejawab panggilan yang

ditandai dengan bunyi ring tone. Masinis dapat

menjawab panggilan dengan menekan PTT pada

headset LRCU. Untuk mengakhiri panggilan

masinis menekan tombol ALM.CANCEL selama

lima detik.

b.

Panggilan Prioritas

Adapun jenis panggilan prioritas digunakan

untuk melaporkan posisi dan perubahan kereta api

dalam perjalanan. Untuk melakukan panggilan

prioritas menggunakan tombol Priority Call (PC).

Setelah menekan tombol PC kemudian indikator

TX akan berkedip pelan dan indikator STATUS

akan berkedip cepat. Jika Train Dispatch System

Console telah menerima panggilan maka indikator

status akan berkedip pelan. Kemudian menunggu

hingga Train Dispatcher mejawab panggilan yang

ditandai dengan bunyi ringtone. Masinis dapat

menjawab panggilan dengan menekan PTT pada

headset LRCU. Untuk mengakhiri panggilan

masinis menekan tombol ALM.CANCEL selama

lima detik.

c.

Panggilan Darurat

Panggilan darurat dilakukan ketika terjadi

hal-hal yang membutuhkan respon sangat cepat

dari Train Dispatcher. Misalkan terjadi bahaya

yang mengancam keselamatan perjalanan kereta

api. Masing – masing LRCU memiliki dua tombol

emergency. Untuk melakukan panggilan darurat

maka masinis menekan kedua tombol EMERG

secara bersamaan. Kode emergency akan dikirim

ke Train Dispatch System Console. Kemudian

masinis dapat melakukan pembicaraan langsung

dengan Train Dispatcher. Untuk mengakhiri

panggilan, masinis dapat menekan tombol

ALM.CANCEL selama lima detik.

3.3.2

Panggilan Masuk

a.

Panggilan Normal

ketika panggilan normal datang maka

ringtone akan berbunyi. Untuk mendiamkan

masinis dapat menggunakan PTT atau

ALM.CANCEL kemudian indikator STATUS

akan menyala hingga masinis menjawab

panggilan. Untuk mengakhiri panggilan

masinis

dapat

menekan

tombol

ALM.CANCEL selama lima detik.

b.

Panggilan STOP

Panggilan STOP terjadi ketika Train

Dispatcher memilih Locomotive Identification

Number. Ketika terjadi panggilan STOP maka

indicator STATUS berkedip pelan, ringtone

berbunyi dan indicator STOP menyala.

Indikator STOP dapat dimatikan setiap saat

dengan menekan tombol RST.STOP. Bunyi

ring tone dapat dimatikan dengan menekan

tombol ALM.CANCEL atau PTT. Hal ini

dapat dilakukan saat indikator STATUS

dalam keadaan menyala. Panggilan dapat

diakhiri

oleh

masinis

maupun

Train

Dispatcher.

3.4

DC/DC Converter Model DC 150

Gambar 3.6 Diagram blok DC/DC Converter

DC/DC Converter DC150 adalah sebuah

switchmode power supply yang dirancang secara

khusus untuk menyediakan energy listrik untuk

standart mobile transceiver saat alat tersebut

digunakan dalam lingkungan perkeretaapian.

DC150 memiliki jangkauan masukan yang lebar

yakni antara +48 Volts DC hingga +100 Volts DC

dan mendapatkan masukan dari catu daya

lokomotif.

Adapun

keluarannya

memiliki

jangkauan antara +10,5 Volts DC hingga +16,0

Volts DC yang menyediakan catu daya untuk

transceiver.

(6)

4.

KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1.

Locomotive Radio System (LRS) terdiri dari

dua bagian, yakni Locomotive Transceiver

Unit (LTU) dan Locomotive Radio Control

Unit (LRCU).

2.

Locomotive Transceiver Unit terdiri dari

Locomotive Transceiver Control PCB,

Motorola

SYNTRX

dan

DC/DC

Converter.

3.

Locomotive Radio Conrol Unit memberikan

informasi indikator dan layar dalam

pengoperasian LRS.

4.

Pemilihan frekuensi kerja pada LRS

dilakukan

dengan

mengganti

nomor

channel dimana nomor channel disesuaikan

dengan section dan lokasi daerah operasi.

Misalkan pada DAOP VIII Surabaya

terdapat tiga channel / section yakni

channel 6, channel 16, dan channel 19.

5.

Terdapat tiga jenis panggilan, yakni

panggilan biasa, panggilan prioritas dan

panggilan emergency.

6.

Apabila

pesawat radio

loko

hendak

berkomunikasi dengan pesawat radio loko

yang lain atau pesawat waystation maka

harus melalui PK.

7.

Tiap-tiap radio loko memiliki nomor

identitas yang tersimpan dalam chip

EPROM pada modem FFSK. Misalkan

nomor L138 untuk lokomotif CC2017702.

8.

DC/DC Converter DC150 merupakan

perangkat yang memberikan catu daya bagi

LRS yang berasal dari pembangkit pada

lokomotif.

DAFTAR PUSTAKA

[1]

Freeman, L. Roger, “Telecommunications

Transmission

Handbook”,

A

Wiley-Interscience Publication, 1998

[2]

McDermott, Tom, “Wireless Digital and

Communications : Design and Theory”,

Tucson Amateur Packet Radio Corporation.

[3]

Rodrigues, Miguel, “Digital Modulation for

Wireless Communications”, Laboratory for

Communications Engineering Department

of Engineering, University of Cambridge.

[4]

Sklar, Bernard, “Digital Communication :

Fundamental and Application Second

Edition”, Prentice Hall.

[5]

Xiong,

Fuqin,

“Digital

Modulation

Technique Second Edition”, Artech House

[6]

---, http://www.kereta-api.co.id Juni 2011.

[7]

---,http://en.wikipedia.org/wiki/CTCSS

September 2011

[8]

---,

http://id.wikipedia.org/wiki/Modulasi

September 2011

[9]

---,

http://id.wikipedia.org/wiki/Frekuensi_radi

o September 2011

[10]

---,

http://en.wikipedia.org/wiki/Professional_m

obile_radio September 2011

[11]

---, Train Radio Equipment : Locomotive

Radio System, LSE.

BIODATA

Rahmat

Adi

Saputra

(L2F00765). Lahir di Pati,

26

Agustus

1989.

Menempuh pendidikan di

SDN Tegowanu Kulon 02,

SMPN 1 Semarang, SMAN

5 Semarang, dan sekarang

tercatat sebagai Mahasiswa

Teknik

Elektro

UNDIP,

Angkatan 2007 Konsentrasi Elektronika dan

Telekomunikasi.

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Ajub Ajulian Z, ST., MT.

NIP. 197107191998022001

Gambar

Gambar 2.1  Network block diagram
Gambar 3.2 Bagian dalam LTU  Berikut  ini  adalah  gambar  diagram  blok  Locomotive Transceiver Control PCB
Tabel 3.1 Indikator pada LRCU  Indikator  Keterangan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengertian yang lebih luas, penelitian NCS dikategorikan menjadi dua bagian : ( 1 ) Control of network : Studi dan penelitian tentang komunikasi dan jaringan untuk

Dalam pengertian yang lebih luas, penelitian NCS dikategorikan menjadi dua bagian : ( 1 ) Control of network : Studi dan penelitian tentang komunikasi dan jaringan untuk

Laporan ini dilakukan penulis di PT PLN (Persero) ULTG Gandul selama periode kerja praktek di bidang proteksi. Permasalahan umum yang dihadapi adalah benda asing yang menempel pada kabel listrik. Hal tersebut dapat mengancam pekerja yang harus memanjat untuk membersihkannya. Dalam mengatasi tantangan ini, sebuah alat inovatif yang disebut "Flame Thrower" dikembangkan oleh tim penulis. Alat ini dirancang untuk membersihkan benda asing pada kabel listrik dengan menggunakan semburan api secara efektif dan aman. Dalam laporan ini, penulis menjelaskan konsep, perancangan, dan implementasi "Flame Thrower" serta tahapan pengujian yang dilakukan pada kontrol servo. Alat ini dikendalikan menggunakan teknologi modul Radio Frequency (RF) 433 MHz, yang memungkinkan komunikasi nirkabel antara perangkat pengirim dan penerima. Perangkat pengirim dilengkapi dengan dua tombol yang mengaktifkan relay dan servo pada perangkat penerima. Hasil pengujian yang disajikan dalam laporan menunjukkan bahwa "Flame Thrower" berhasil memberikan kinerja yang memuaskan dengan respons cepat dari servo dan menjaga komunikasi RF yang stabil pada jarak tertentu. Namun, sebagai langkah lanjutan, penulis juga memberikan saran terkait potensi peningkatan dan penambahan fitur untuk penelitian lebih