A. JUDUL : Pengaruh Katalis Ammonium
Molibdat dalam Reaksi Kalium Iodida dan Hidrogen Peroksida
B. TANGGAL PERCOBAAN : Senin, 02-04-2013 C. SELESAI PERCOBAAN : Senin, 02-04-2013
D. TUJUAN : Untuk mengetahui pengaruh katalis
ammonium molibdat dalam reaksi kalium iodida dan hidrogen peroksida E. DASAR TEORI
Dalam ilmu kimia kita tentu sering mendengar istilah laju reaksi. Dalam penerapannya, jika laju reaksi tersebut sebanding dengan konsentrasi dua reaktan A dan B sehingga:
v = k [A][B]
koefisien k disebut konstanta laju, yang tidak bergantung pada konsentrasi (tetapi bergantung pada temperatur). Lain halnya dengan ordo dari suatu reaksi kimia, ordo reaksi nilainya ditentukan secara percobaan dan tidak dapat diturunkan secara teori, walaupun stokhiometrinya telah diketahui (Atkins, 1996).
Besar kecilnya nilai dari laju dari suatu reaksi kimia dapat ditentukan dalam beberapa faktor, antara lain sifat pereaksi, suhu, katalis dan konsentrasi pereaksi. Dalam sifat pereaksinya, ada yang reaktif dan ada yang kurang reaktif, misalnya bensin lebih cepat terbakar daripada minyak tanah. Berdasarkan suhunya, hampir semua pereaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan, karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi, akibatnya, jumlah energi tabrakan bertambah besar. Dalam katalis, laju reaksi dapat dipercepat
dengan menambah zat yang disebut katalis. Katalis sangat diperlukan dalam reaksi organik, termasuk dalam organisme. Sedangkan pada konsentrasi pereaksi, dua molekul yang akan bereaksi harus bertabrakan langsung. Jika konsentrasi pereaksi diperbesar, berarti kerapatannya bertambah dan akan memperbanyak kemungkinan tabrakan sehingga akan mempercepat reaksi (Syukri, 1999). Dengan persamaan sebagai berikut:
ln (a – b) = -kt + ln a (Atkins, 1996).
Kecepatan reaksi sangat bergantung pada ion peroksida, kalium iodida dan asamnya. Reaksi hidrogen peroksida dengan kalium iodida dalam suasana asam dan
dengan adanya ammonium molibdat, maka peroksida akan membebaskan iodium yang berasal dari kalium iodida yang telah diasamkan dengan asam sulfat. Bila reaksi ini merupakan reaksi irreversibel (karena adanya natrium tiosulfat yang akan merubah iodium bebas menjadi asam iodida kembali) kecepatan reaksi yang terjadi besarnya seperti pada reaksi pembentukannya, sampai konsentrasi terakhir tak berubah (Bird,1993). Pada larutan yang mempunyai keasaman tinggi atau kadar iodida yang tinggi akan didapatkan kecepatan reaksi yang lebih besar. Untuk menghitung kecepatan reaksi, yang dapat dihitung adalah penjabaran kecepatan reaksi yang memerlukan besarnya konstanta kecepatan reaksi. Hukum laju orde pertama untuk konsumsi reaktan adalah
ln (a – b) = -kt + ln a (Atkins, 1996). F. ALAT DAN BAHAN
Alat Gelas ukur Stopwatch Tabung reaksi Labu ukur Larutan kanji Bahan
Larutan kalium iodida Larutan asam sulfat
Larutan hidrogen peroksida Larutan ammonium molibdat
G. PROSEDUR KERJA 10 tetes larutan H2O2 10 M 30 % larutan H2O2 encer -diencerkan dengan air sampai 50 mL
2 tetes larutan kalium iodida 0,5 M larutan KI encer -diencerkan dengan air sampai 10 mL
2 tetes larutan larutan ammonium molibdat larutan ammonium molibdat encer -diencerkan dengan air sampai 10 mL
H. DATA PEGAMATAN
No Prosedur Hasil Pengamatan Dugaan /
Reaksi Simpulan Sebelum Sesudah 1 H2O2 : jernih tidak berwarna KI : jernih tidak berwarna Ammonium Molibdat : jernih tidak berwarna H2O2 + H2O : larutan tidak berwarna KI + H2O : larutan tidak berwarna Ammonium Molibdat + air : jenis tidak berwarna H2O2 + 2H+ 2I- I2 + H2O Tabung reaksii I akan bereaksi lebih cepat dibandingkan tabung reaksi II, hal ini dikarenakan penambahan katalis ammonium molibdat Katalis ammonium molibdat mempengaruhi laju reaksi pada reaksi antara KI dan H2O2 Tabung reaksi 1 + 3 tetes H2SO4 + 6 tetes larutan kanji + 5 tetes larutan H2O2 encer + 15 tetes akuades
+ 3 tetes ammonium molibdat + 5 tetes larutan Kalium iodidat
Larutan biru + t1
Tabung reaksi 2
Larutan biru + t2
+ 3 tetes H2SO4 + 6 tetes larutan kanji + 5 tetes larutan H2O2 encer + 15 tetes akuades
+ 5 tetes larutan Kalium iodidat 10 tetes larutan H2O2 10 M 30 % larutan H2O2 encer diencerkan dengan air sampai 50 mL 2 tetes larutan kalium iodida 0,5 M larutan KI encer -diencerkan dengan air sampai 10 mL
2 H2 SO4 : jernih tidak berwarna Larutan kanji : keruh H2O2 : jernih tidak berwarna Ammonium molibdat : jernih tidak berwarna KI : jernih tidak berwarna H2SO4 + kanji : larutan tidak berwarna + H2O2 : karutan tidak berwarna + ammonium molibdat : larutan tidak berwarna + KI : larutan ungu (- -) yang lama kelamaan berubah menjadi biru t1 8 menit 28 detik 2 tetes larutan larutan ammonium molibdat larutan ammonium molibdat encer -diencerkan dengan air sampai 10 mL Tabung reaksi 1 + 3 tetes H2SO4 + 6 tetes larutan kanji + 5 tetes larutan H2O2 encer + 15 tetes akuades + 3 tetes ammonium molibdat + 5 tetes larutan Kalium iodidat Larutan biru + t1
t2 8 menit 26 detik t3 8 menit 26 detik 3 H2SO4 : jernih tidak berwarna Larutan kanji : keruh H2O2 : jernih tidak berwarna KI : jernih tidak berwarna H2SO4 + kanji : larutan tidak berwarna + H2O2 : karutan tidak berwarna + KI : larutan ungu (- -) yang lama kelamaan berubah menjadi biru t1 16 menit 12 detik t2 16 menit 8 detik t3 16 menit 16 detik
I. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dengan judul Pengaruh Katalis Molibdat dalam Reaksi Kalium Iodida dan Hidrogen Peroksida. Langkah percobaan yang pertama yaitu dengan melakukan pengenceran, yaitu pengenceran pertama 10 tetes H2O2 10 M yaitu
Tabung reaksi 2 Larutan biru + t2 + 3 tetes H2SO4 + 6 tetes larutan kanji + 5 tetes larutan H2O2 encer + 15 tetes akuades + 5 tetes larutan Kalium iodidat
larutan tidak berwarna, diencerkan sampai 50 ml dan dihasilkan larutan jernih tidak bewarna. Pengenceran selanjutnya yaitu 2 tetes KI 0,5 M yaitu larutan yang tidak berwarna, diencerkan sampai 10 ml dan dihasilkan larutan jernih tidak berwarna. Dan pengenceran lagi yaitu 2 tetes larutan ammonium molibdat yang tidak berwana diencerkan sampai 10 ml dan dihasilkan larutan jernih tidak berwarna. Dengan reaksi yang terjadi adalah
H2O2 + 2H+ 2I- I2 + H2O
Langkah selanjutnya yaitu dengan menyiapkan dua tabung reaksi. Pada tabung reaksi pertama diberikan perlakuan, yaitu dengan menambahkan H2SO4 ( tidak
berwarna) dengan larutan kanji (keruh), dan akan terbentu larutan tidak berwarna. Fungsi dari H2SO4 sebagai agar reaksi berjalan secara bertahap dan membantu proses
ionisasi, sedangkan fungsi larutan kanji adalah untuk mendeteksi adanya adanya I2.
Kemudian campuran larutan tersebut ditambahkan dengan H2O2 (larutan tidak
berawarna) dan ammonium molibdat membentuk larutan tidak berwarna. Kemudian dilakukan penambaha lagi dengan larutan KI, dan dinyalakan stopwatch saat mulai penambahan tersebut. Maka larutan akan berubah warna menjadi ungu muda yang kemudian lama-kelamaan akan berubah menjadi biru. Prosedur ini dilakukan tiga kali untuk mendapatkan hasil yang lebih valid. Dari percobaan ini diperoleh waktu untuk berubah warna untuk masing-masing tabung reaksi adalah 8 menit 28 detik, 8 menit 26 detik, dan 8 menit 26 detik.
Kemudian selanjutnya yaitu dengan prosedur pada tabung reaksi kedua diberikan perlakuan, yaitu dengan menambahkan H2SO4 ( tidak berwarna) dengan
larutan kanji (keruh), dan akan terbentu larutan tidak berwarna. Fungsi dari H2SO4 adalah untuk sebagai agar reaksi berjalan secara bertahap dan membantu proses ionisasi, sedangkan fungsi larutan kanji adalah untuk mendeteksi adanya adanya I2,
sedangkan fungsi larutan kanji adalah untuk mendeteksi adanya adanya I2. Kemudian
campuran larutan tersebut ditambahkan dengan H2O2 (larutan tidak berawarna).
Kemudian dilakukan penambaha lagi dengan larutan KI, dan dinyalakan stopwatch saat mulai penambahan tersebut. Maka larutan akan berubah warna menjadi ungu muda yang kemudian lama-kelamaan akan berubah menjadi biru. Prosedur ini dilakukan tiga kali untuk mendapatkan hasil yang lebih valid. Dari percobaan ini diperoleh waktu untuk berubah warna untuk masing-masing tabung reaksi adalah 16 menit 12 detik, 16 menit 8 detik, dan 8 menit 16 detik.
Penggunaan katalis dapat menurunkan tingkat aktivasi energi yang dibutuhkan, membuat reaksi terjadi lebih cepat atau pada suhu yang lebih rendah. Fungsi katalis-katalis tersebut pada dasarnya untuk membantu memecah rantai senyawa karbon. Katalis ikut ambil bagian dalam reaksi, memberi jalan baru melalui mekanisme reaksi baru yang energi aktivasinya lebih rendah, kemudian terbentuk kembali dalam keadaan yang sama.
J. SIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa katalis amonium molibdat mampu mempercepat reaksi antara kalium iodida dengan hidrogen peroksia K. DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta. Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. PT Gramedia. Jakarta. Syukri, 1999, Kimia Dasar 2, ITB Press, Bandung.
LAMPIRAN
HCl + NaOH + etil asetat + indikator PP
Menit k-65 setelah titrasi dengan NaOH 0,02 M Menit k-40 setelah titrasi dengan NaOH 0,02 M Menit k-25 setelah titrasi dengan NaOH 0,02 M Menit k-3 setelah titrasi dengan NaOH 0,02 M Menit k-8 setelah titrasi dengan NaOH 0,02 M Menit k-15 setelah titrasi dengan NaOH 0,02 M