• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 80% SKELETON FETUS MENCIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 80% SKELETON FETUS MENCIT"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 80%

DAUN

Spondias pinnata

TERHADAP STRUKTUR

SKELETON FETUS MENCIT

SKRIPSI

IDA AYU MADE KESUMA DEWI 1108505038

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

ii

Lembar Pengesahan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 80%

DAUN

Spondias pinnata

TERHADAP STRUKTUR

SKELETON FETUS MENCIT

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi (S.Farm) di Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Udayana

OLEH

IDA AYU MADE KESUMA DEWI NIM. 1108505038

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Ni Putu Ariantari, S.Farm., M.Farm., Apt. Dr. Iriani Setyawati, S. Si., M. Si. NIP. 198112072005022006 NIP. 197409172000032001

Mengesahkan: Ketua Jurusan Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dr. rer. nat. I Made Agus Gelgel Wirasuta, M.Si., Apt. NIP. 196804201994021001

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 80% Daun Spondias pinnata Terhadap Struktur Skeleton Fetus Mencit” tepat pada waktunya, sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi di Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.

Penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, saran, dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ni Putu Ariantari, S.Farm., M.Farm., Apt., selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing penyusunan Skripsi ini.

2. Dr. Iriani Setyawati, S. Si., M. Si., selaku dosen pembimbing II yang meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing penyusunan Skripsi ini.

3. Ir. Anak Agung Gede Raka Dalem, M.Sc. (Hons), selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.

4. Dr. rer. nat. I Made Agus Gelgel Wirasuta, M.Si., Apt., selaku Ketua Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.

(4)

iv

5. Seluruh dosen dan staf pegawai di Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama penyusunan Skripsi ini.

6. Orang tua yang sangat saya cintai dan hormati, Ida Bagus Sulastra dan Cok Rai Sukartini yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, membimbing dan memberi motivasi dalam penyusunan Skripsi ini.

7. Kakak kandung saya beserta istri Ida Bagus Widnyana dan Gusti Ayu Melani, adik kandung Ida Ayu Ketut Laksmi Wedayanti, serta keluarga besar di Gria Gede Demayu Batuh, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar yang selalu memberi motivasi dan dukungan.

8. Keluarga di Puri Pengosekan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar yang selalu memberi motivasi dan dukungan.

9. Seluruh rekan mahasiswa Jurusan Farmasi angkatan 2011 dan Bahan Alam 2011 yang saya banggakan, khususnya Tim seperjuangan penulis: Prima, Redika, Samy, Fatwa, Andre serta para laboran Kak Anggi dan Mbok Dwi yang banyak membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan Skripsi ini.

10. Seluruh geng pondok aditya yaitu dayu candra, diah, cipta, suci, sari, intan, dayu tu yang selalu memberi semangat dan mengingatkan saya dalam berbagai hal. Kepada teman-teman kece 2011 yaitu gung sinta, ratu, dan dayu candra yang selalu menemani disaat suka maupun duka.

(5)

v

11. Seluruh mahasiswa Jurusan Farmasi angkatan 2010, khususnya kak Adi, kak Wida, kak Nala, kak Era, kak Maha dan kak Eca yang memberikan semangat dan dukungan dalam pembuatan Skripsi ini.

12. Semua pihak yang terlibat dan telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sehingga di masa yang akan datang dapat menjadi lebih baik. Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Bukit Jimbaran, Agustus 2015

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL . ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

ABSTRAK ... xix ABSTRACT ... xx BAB I. PENDAHULUAN ... 1 1.1.Latar Belakang ... 1 1.2.Rumusan Masalah ... 5 1.3.Tujuan Penelitian ... 5 1.4.Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1.Tanaman Spondias pinnata ... 6

2.1.1. Klasifikasi Tanaman... 6

2.1.2. Deskripsi Tanaman... 6

(7)

vii

2.1.4. Studi Keamanan yang Pernah Dilakukan ... 8

2.2.Ekstraksi ... 10

2.3.Uji Teratogenik ... 11

2.3.1. Teratologi dan Teratogen ... 12

2.3.2. Proses Perkembangan Fetus ... 14

2.4.Pemeriksaan Perkembangan Skeleton ... 15

2.4.1. Skeleton ... 15

2.4.2. Proses Perkembangan Skeleton... 17

2.4.3. Bentuk Kelainan Skeleton ... 18

2.4.4. Metode Pemeriksaan Perkembangan Fetus dengan Pewarnaan Alcian Blue-Alizarin Red ... 22

BAB III. METODE PENELITIAN... 23

3.1.Rancangan Penelitian ... 23

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.3.Hewan Coba ... 24 3.4.Bahan Penelitian ... 25 3.4.1. Bahan Tanaman ... 25 3.4.2. Bahan Kimia... 25 3.5.Alat Penelitian ... 25 3.6.Prosedur Penelitian ... 25 3.6.1. Preparasi Sampel ... 25

3.6.2. Pembuatan Ekstrak Etanol 80% Daun S. pinnata ... 26

(8)

viii

3.6.4. Penetapan Susut Pengeringan Ekstrak Daun S. pinnata ... 27

3.6.5. Uji Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 80% Daun S. pinnata terhadap Struktur Skeleton Fetus Mencit ... 28

A. Pembuatan CMC-Na 0,5% ... 28

B. Pembuatan Suspensi Ekstrak ... 28

C. Persiapan Hewan Coba ... 28

D. Mencit Siap Kawin ... 29

E. Perkawinan Mencit ... 31

F. Perlakuan Ekstrak Etanol 80% Daun S. pinnata ... 31

G. Pembedahan Mencit ... 32

H. Pewarnaan Skeleton Fetus Mencit Menggunakan Pewarna Alizarin Red-Alcian Blue ... 32

3.7.Pengamatan ... 33

3.8.Analisis Data ... 33

3.9.Skema Kerja Penelitian ... 35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1.Penetapan Susut Pengeringan Serbuk Daun S. pinnata ... 36

4.2.Pembuatan Ekstrak Etanol 80% Daun S. pinnata ... 37

4.3.Penetapan Susut Pengeringan Ekstrak Etanol 80% Daun S. pinnata... 37

4.4.Hasil Uji Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 80% Daun S. pinnata Terhadap Struktur Skeleton Fetus Mencit ... 38

(9)

ix

4.4.2. Vertebrae ... 41

4.4.3. Costae ... 43

4.4.4. Metakarpus dan Metatarsus... 46

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

5.1.Kesimpulan ... 50

5.2.Saran ... 50

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Deskripsi Siklus Estrus terhadap Pengamatan Apusan Vagina

di bawah Mikroskop ... 30 Tabel 4.1. Hasil Penetapan Susut Pengeringan Serbuk Daun S. pinnata .... 36 Tabel 4.2. Hasil Penetapan Susut Pengeringan Ekstrak Etanol 80%

Daun S. pinnata ... 38 Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Skeleton yang Mengalami Kelainan

Sternebrae ... 39 Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Skeleton yang Mengalami Kelainan

Vertebrae ... 42 Tabel 4.5. Pengamatan Skeleton yang Mengalami Kelainan Costae ... 43 Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Skeleton yang Mengalami Kelainan

Jumlah Ruas Costae ... 45 Tabel 4.7. Hasil Pengamatan Skeleton yang Mengalami Kelainan

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Tanaman Kedongdong Hutan (S. pinnata) ... 6 Gambar 2.2. Penampakan Struktur Skeleton Normal pada Mencit ... 18 Gambar 2.3. Penampakan Struktur Skeleton Normal pada Tulang

Rusuk (Costae) dan Tulang Dada (Sternebrae) ... 19 Gambar 2.4. Penampakan Struktur Skeleton Normal pada Tulang

Telapak Kaki (Metatarsus) ... 20 Gambar 2.5. Bentuk Costae Fetus ... 21 Gambar 3.1. Tampilan Siklus Estrus terhadap Pengamatan Apusan

Vagina di bawah Mikroskop ... 31 Gambar 3.2. Skema Kerja Penelitian Pengaruh Pemberian Ekstrak

Etanol Daun S. pinnata terhadap Struktur Skeleton Fetus Mencit ... 35 Gambar 4.1. Hasil Pengamatan Skeleton yang Mengalami Kelainan

Sternebrae ... 40 Gambar 4.2. Hasil Pengamatan Skeleton yang Mengalami Kelainan

Vertebrae ... 43 Gambar 4.3. Hasil Pengamatan Skeleton yang Mengalami Kelainan

Bentuk Costae ... 45 Gambar 4.4. Hasil Pengamatan Skeleton yang Mengalami Kelainan

(12)

xii

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

Abortus : terhentinya proses kehamilan yang sedang berlangsung sebelum janin mampu bertahan.

Aksial : rangka tubuh yang berfungsi menjaga organ-organ utama tubuh.

Apendikular : rangka yang menyusun alat gerak. Ad libitum : menurut keinginan.

BB : berat badan

BUN : Blood Urea Nitrogen

cAMP : Adenosina monofosfat siklik Costae : Tulang rusuk

CMC-Na : Carboxymethyl Cellulose-Natrium

Degenerasi : kerusakan jaringan atau organ secara struktural maupun fungsional

Embriotoksik : zat yang bersifat toksik pada perkembangan embrio. Ekstrak : sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari

simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, dil.uar pengaruh cahaya matahari langsung

Estrus : keadaan fisiologi hewan betina yang siap menerima perkawinan dengan jantan.

Fetus : mamalia yang berkembang setelah fase embrio yang masih berada dalam kandungan induknya

(13)

xiii

Fiksasi : usaha untuk mempertahankan elemen-elemen sel atau jaringan agar tetap pada tempatnya dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun ukuran.

Fertilisasi : suatu proses pembuahan sel telur (ovum) oleh sel mani (sperma) untuk menghasilkan zigot, yang kemudian berkembang menjadi embrio atau janin.

Fitofarmaka : sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis dan uji klinis bahan baku serta produk jadinya telah terstandarisasi.

Hidrosefalus : suatu kondisi yang ditandai oleh volume intrakranial cairan serebrospinal yang berlebihan.

Implantasi : perlekatan dan penetrasi oleh telur yang telah dibuahi di dinding rahim.

INH : Isonikotinilhidrazid.

Kalsifikasi : atau disebut pengapuran adalah akumulasi kalsium garam dalam jaringan tubuh.

Kartilago : tulang rawan

Kolagen : protein yang membentuk unsur utama dari jaringan ikat dan tulang, dan memberikan kekuatan dan daya

tahan kulit.

Kalsium : mineral penting yang paling banyak dibutuhkan tubuh yang berperan dalam membantu pembentukan tulang dan

(14)

xiv

gigi dan diperlukan untuk pembekuan darah, transmisi sinyal pada saraf, dan kontraksi otot.

Kondrosit : sel tulang rawan dewasa

LD50 : dosis letal median, yaitu dosis suatu zat yang secara

statistik diharapkan akan membunuh 50% hewan coba. MDR : Multi-Drug Resistant yaitu strain Mycobacterium

tuberculosis yang resisten setidaknya terhadap isoniazid dan rifampisin.

Malformasi : perkembangan abnormal suatu organ atau jaringan Mesenkim : jaringan ikat yang masih bersifat embrional

Metakarpus : tulang di bagian tengah pada kerangka tangan yang terletak di antara tulang jari dan karpus yang membentuk hubungan dengan lengan bawah.

Metatarsus : lima tulang panjang di kaki terletak di antara tulang-tulang tarsal dari belakang, pertengahan dan falang jari kaki.

Mitosis : pembelahan sel yang terjadi pada sel tubuh

Morula : pada proses perkembangan embrio, morula merupakan suatu bentukan sel seperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus.

Nekrosis : kematian sel pada jaringan tubuh yang disebabkan oleh pengaruh dari luar yang merusak jaringan tersebut dan oleh berkurangnya darah yang mengalir ke tempat

(15)

xv tersebut.

Osteoblas : sel penyusun tulang keras yang masih muda Organogenesis : proses pembentukan organ

Osifikasi : proses pembentukan tulang Osteogenesis : proses pembentukan tulang

Resisten : mikroorganisme yang mampu menahan efek obat yang mematikan terhadap sebagian besar anggota spesiesnya. Resorpsi : berupa gumpalan merah yang tertanam pada uterus. Simplisia : bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang dikeringkan.

Skeleton : serangkaian tulang yang menyusun tubuh dan mempunyai fungsi yang sangat penting

Skrotum : kantung kulit yang membungkus testis

Somit : salah satu dari untaian segmen longitudinal seperti blok dimana mesoderma di kedua sisi tulang belakang embrio melakukan diferensiasi.

Spermatozoa : sel kelamin pria atau gamet yang membuahi sel telur wanita atau ovum pada organisme yang bereproduksi secara seksual.

Sternebrae : tulang dada

Strain : kelompok organisme dalam suatu spesies yang ditandai dengan beberapa sifat yang khas.

(16)

xvi

Suspensi : sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa Vertebrae : tulang belakang

Zigot : sel yang terbentuk sebagai hasil bersatunya dua sel kelamin yaitu sel ovum dan sel sperma yang telah masak.

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Surat Kelaikan Etik Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol

80% Daun Spondias pinnata Terhadap Struktur Skeleton Fetus ... 56 Lampiran 2. Perhitungan Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol 80%

Daun S. pinnata dan Perhitungan Jumlah Ekstrak yang

diterima per Mencit ... 57 Lampiran 3. Hasil Analisis Data Kelainan Sternebrae Masih Tulang

Rawan Kontrol Negatif Vs 5 g/kgBB ... 60 Lampiran 4. Hasil Analisis Data Kelainan Sternebrae Tulang Keras

Kecil-kecil Kontrol Negatif Vs 5 g/kgBB ... 61 Lampiran 5. Hasil Analisis Data Kelainan Vertebrae 2 Somit

Bergabung Menjadi 1 Kontrol Negatif Vs 2 g/kgBB ... 62 Lampiran 6. Hasil Analisis Data Kelainan Vertebrae 2 Somit

Bergabung Menjadi 1 Kontrol Negatif Vs 5 g/kgBB ... 63 Lampiran 7. Hasil Analisis Data Kelainan Costae Bergelombang

Kontrol Negatif Vs 0,2 g/kgBB ... 64 Lampiran 8. Hasil Analisis Data Kelainan Costae Bergelombang

Kontrol Negatif Vs 1 g/kgBB ... 65 Lampiran 9. Hasil Analisis Data Kelainan Costae Bergelombang

(18)

xviii

Lampiran 10. Hasil Analisis Data Kelainan Costae Bergelombang

Kontrol Negatif Vs 5 g/kgBB ... 67 Lampiran 11. Hasil Analisis Data Kelainan Jembatan Costae Kontrol

Negatif Vs 5 g/kgBB ... 68 Lampiran 12. Hasil Analisis Data Kelainan Ruas Costae Tidak

Berpasangan Kontrol Negatif Vs 5 g/kgBB ... 69 Lampiran 13. Hasil Analisis Data Ruas Penulangan Metakarpus

Kontrol Negatif Vs 0,2 g/kgBB ... 70 Lampiran 14. Hasil Analisis Data Ruas Penulangan Metakarpus

Kontrol Negatif Vs 1 g/kgBB ... 71 Lampiran 15. Hasil Analisis Data Ruas Penulangan Metakarpus

Kontrol Negatif Vs 2 g/kgBB ... 72 Lampiran 16. Hasil Analisis Data Ruas Penulangan Metakarpus

Kontrol Negatif Vs 5 g/kgBB ... 73 Lampiran 17. Hasil Analisis Data Ruas Penulangan Metatarsus

Kontrol Negatif Vs 0,2 g/kgBB ... 74 Lampiran 18. Hasil Analisis Data Ruas Penulangan Metatarsus

Kontrol Negatif Vs 1 g/kgBB ... 75 Lampiran 19. Hasil Analisis Data Ruas Penulangan Metatarsus

Kontrol Negatif Vs 2 g/kgBB ... 76 Lampiran 20. Hasil Analisis Data Ruas Penulangan Metatarsus

(19)

xix ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian ekstrak etanol daun Spondias pinnata pada periode organogenesis terhadap struktur skeleton fetus mencit. Pada pengujian ini mencit betina yang sudah bunting dibagi secara acak menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 7 ekor. Tiap kelompok diberikan perlakuan yang berbeda, kontrol diberikan suspensi CMC-Na 0,5%, kelompok perlakuan diberikan ekstrak dosis 0,2; 1; 2; dan 5 g/kgBB. Ekstrak diberikan pada hari ke 6-15 kebuntingan dengan menggunakan alat sonde. Pada hari ke 17 mencit dikorbankan kemudian dibedah dan diambil fetusnya. Fetus dipreparasi dan diwarnai dengan larutan pewarna Alizarin red-Alcian blue. Pengamatan skeleton meliputi perkembangan kerangka aksial (costae, sternebrae, dan vertebrae) dan perkembangan kerangka apendikular (metakarpus dan metatarsus). Analisis data dilakukan dengan SPSS versi 17 menggunakan uji crosstab dan uji gamma.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol 80% daun S. pinnata yang diberikan pada mencit betina bunting pada masa organogenesis dapat mempengaruhi skeleton fetus mencit. Pengaruh ekstrak ini terhadap skeleton berupa penghambatan penulangan ruas metakarpus dan metatarsus yang terjadi dari pemberian ekstrak dosis 0,2; 1; 2; dan 5 g/kgBB. Kelainan costae (costae bergelombang dan costae bengkok), kelainan sternebrae (sternebrae masih dalam bentuk tulang rawan dan tulang keras kecil-kecil), dan kelainan vertebrae (dua somit bergabung menjadi satu) terjadi paling banyak pada dosis 5 g/kgBB.

Ekstrak etanol daun S. pinnata pada dosis 0,2; 1; 2; dan 5 g/kgBB perlu dipertimbangkan penggunaannya terutama pada periode organogenesis mengingat pengaruhnya terhadap perkembangan skeleton fetus.

Kata kunci : Daun Spondias pinnata, ekstrak etanol, organogenesis, skeleton, fetus.

(20)

xx ABSTRACT

The purpose of this study was to evaluate the effect of the ethanol extract of Spondias pinnata leaves during the period of organogenesis on skeleton structure of mice fetus. In this test, the pregnant mice were divided into 5 groups randomly, each group consist of 7 animals. Control group was given 0,5% CMC-Na suspension, treatment groups were given ethanol extract of S. pinnata leaves orally at dose of 0,2; 1; 2; and 5 g/kgBW. Extract was given on 6-15 days of gestation. On day 17, mice were sacrificed, dissected and fetuses were taken. Fetuses were prepared and stained with Alizarin red-Alcian blue dye solution. Observations of skeleton includes the development of the axial skeleton (costae, sternebrae, and vertebrae) and development of appendicular skeleton (metakarpus and metatarsus). Data analysis was performed with SPSS version 17, using the crosstab and gamma test.

The results showed that 80% ethanol extract of S. pinnata leaves administered to pregnant mice during organogenesis can affect the skeleton of fetuses. The effect of extract in skeleton such as inhibition of ossification metakarpus and metatarsus which occurred from the extract dose of 0,2; 1; 2; and 5 g/kgBW. Abnormalities costae (wavy and crooked costae), abnormalities sternebrae (sternebrae still in the form of cartilage and small hard bone), and abnormalities of the vertebrae (two somites merged into one) occurs mostly at dose of 5 g/kgBW.

The usage of ethanol extract of S. pinnata leaves at dose of 0,2; 1; 2; and 5g/kgBW should be considered, especially during the period of organogenesis because of its effect on the development of the fetus skeleton.

Keywords : Spondias pinnata leaves, ethanol extract, organogenesis, skeleton, fetus.

Referensi

Dokumen terkait

Pada kelompok kontrol (K) mencit diberi aquades dan pada kelompok perlakuan mencit diberi ekstrak etanol daun sirih dengan dosis yang berbeda: 10, 30, dan

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 80% Daun Kedondong Hutan Terhadap Berat Organ Hati Mencit Jantan Galur Balb/c

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KATUK ( Sauropus androgynus L.) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR.. PADA MENCIT YANG

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun patikan kebo ( Euphorbia hirta L.) terhadap kadar LDL darah mencit putih jantan.. Ekstrak

Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak etanol 70% daun kelor tidak menimbulkan kecacatan pada fetus yang dilahirkan, serta mampu menurunkan kadar glukosa darah mencit

Sedangkan rata-rata panjang dan berat fetus mencit pada kelompok mencit yang diberi ekstrak etanol akar sukun dosis 0,6 ml/20g BB tidak berbeda nyata dengan rata-rata

Pada kelompok kontrol (K) mencit diberi aquades dan pada kelompok perlakuan mencit diberi ekstrak etanol daun sirih dengan dosis yang berbeda: 10, 30, dan

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 80% Daun Kedondong Hutan Terhadap Berat Organ Hati Mencit Jantan Galur Balb/c (Purwani, S. Evaluation of Organ Weights for Rodent and