I. LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DANA KAMPANYE PEMILU PARTAI GOLKAR
PERIODE 10 JULI 2008 SAMPAI 17 APRIL 2009
NO URAIAN Rupiah Unit Keterangan
A SALDO AWAL 156.233.127
1 Sumbangan dari Partai politik 156.233.127
2 Sumbangan dari Calon legislatif -3 Sumbangan dari perseorangan -4 Sumbangan dari perusahaan/Badan
Usaha
-5 Lain-lain
-B PENERIMAAN 145.583.002.911 1.329.000
1 Sumbangan dari Partai politik 107.199.392.000
2 Sumbangan dari Calon legislatif 4.845.895.033 82.950 3 Sumbangan dari perseorangan 5.786.550.000 10.300 4 Sumbangan dari perusahaan/Badan
Usaha 27.448.106.950 1.236.240
5 Lain-lain 303.058.928
C PENGELUARAN 142.906.032.920 1.329.490
1 Pengeluaran Operasi 131.014.607.133 1.329.490 a. Pertemuan Terbatas 2.725.000.000
b. Pertemuan Tatap Muka 1.168.700.000 c. Media Massa Cetak dan media masa
eletronik 105.727.996.650
d. Penyebaran Bahan Kampanye
kepada umum 7.926.932.000
e. Pemasangan alat peraga di tempat
umum 3.069.392.000
f. Rapat Umum 10.369.886.483
g. Kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye dan peraturan perundang-undangan
26.700.000
2 Pengeluaran Modal
a. Pembelian Kendaraan
-b. Pembelian Peralatan (Komputer, Inventaris)
c. Lain-lain
-3 Pengeluaran Lain-Lain 11.891.425.787
II. INFORMASI UMUM
1. Informasi mengenai Partai Golkar
Partai Golongan Karya didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964 di Jakarta. Susunan kepengurusan untuk tahun 2009 adalah sebagai berikut:
1. Ketua Dewan Penasehat : Surya Paloh 2. Ketua Umum : H.M. Jusuf Kalla 3. Wakil Ketua : HR. Agung Laksono 4. Sekretaris Jendral : Sumarsono
5. Bendahara : Andi Achmad Dara 6. Wakil Bendahara : Suhaeli Kalla
2. Dasar Penugasan
Surat Keputusan KPU no.236/Kpts/KPU/Tahun 2009 tanggal 22 April 2009 bahwa KAP Chatim, Atjeng, Jusuf, & Rekan ditetapkan sebagai auditor untuk mengaudit Laporan Dana Kampanye Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Tingkat Pusat Dan Calon Anggota DPD Tahun 2009.
3. Prosedur Audit
Prosedur audit yang kami lakukan adalah prosedur yang disepakati sesuai dengan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2009 tanggal 27 Maret 2009 tentang Pedoman Audit Laporan Penerimaan Dan Pengeluaran Dana Kampanye Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Serta Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah Tahun 2009 dan Peraturan KPU No. 38 Tahun 2009.
4. Lingkup Audit
Dalam melakukan audit, kami mendasarkan pada Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye yang dibuat oleh Partai Politik yang bersangkutan dengan lampiran-lampirannya yaitu Daftar Sumber Penerimaan
3. Daftar Sumber Penerimaan Dana Kampanye Pemilihan Umum (DSPDKP) . 4. Daftar Aktivitas Pengeluaran Dana Kampanye Pemilihan Umum (DAPDKP). 5. Daftar Inventaris Dana Kampanye.
6. Daftar Saldo Akhir Kampanye.
7. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Peserta Pemilu atas LPPDKP
6. Rekening Khusus Dana Kampanye (RKDK)
Untuk keperluan kampanye, Partai GOLKAR telah membuka 3(tiga) rekening khusus dana kampanye yaitu pada :
Nama Bank : BRI Cabang Khusus Jakarta. Nomor Rekening : 0206 01 001933 30 9
Tanggal : 25 Juni 2008
Pemegang
Rekening : Bappilu Pusat DPP Golkar
Alamat : Jl. Anggrek Neli Murni XI A RT 002 RW 001 Kec.Slipi Jakarta Barat.
Nama Bank : Bank Mandiri Cabang Barito Pasific Jakarta. Nomor Rekening : 116 00 0549902-6
Tanggal : 24 Juni 2008
Pemegang Rekening
: Bappilu Pusat DPP Golkar
Alamat : Jl. Anggrek Neli Murni XI A RT 002 RW 001 Kec.Slipi Jakarta Barat.
Nama Bank : Bank Mandiri Cabang Barito Pasific Jakarta Nomor Rekening : 116 00 5544995-4
Tanggal : 29 Juli 2008 Pemegang
Rekening : Bappilu Pusat DPP Golkar
Alamat : Jl. Anggrek Neli Murni XI A RT 002 RW 001 Kec.Slipi Jakarta Barat.
III. TEMUAN AUDIT
1. Ketaatan pada jadwal
1) Periode pencatatan dan pelaporan
Dari hasil pemeriksaan, periode pencatatan dan pelaporan mulai 10 Juli 2008 sampai dengan 17 April 2009 hal ini sesuai dengan ketentuan dalam pasal 134 UU No. 10 tahun 2008 dan pasal 12 peraturan KPU No. 1 Tahun 2009 yang mensyaratkan periode laporan dari 10 Juli 2008 sampai 17 April 2009.
2) Pembukaan RKDKP di Bank
Partai GOLKAR membuka rekening Koran di Bank Rakyat Indonesia Gedung BRI II Jl.Sudirman Kav.44-46, No. 00000206-01-001933-30-9 pada tanggal 25 Juni 2008 dan di Bank Mandiri Kcp Jkt S Parman no 116 00 0549902-6 pada tanggal 24 Juni 2008, menyimpang dari ketentuan KPU yang menyatakan bahwa partai peserta pemilu membuka Rekening Khusus Dana Kampanye secepat-cepatnya 1 hari sesudah partai dinyatakan sebagai peserta pemilu yaitu tanggal 10 Juli 2008.
2. Ketaatan pada pembukaan Rekening Bank yang digunakan
1) Bank yang digunakan
Bank yang digunakan adalah Bank Pemerintah yaitu Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri KC Jkt S Parman, hal ini sesuai dengan ketentuan dalam pasal 134 UU no.10 tahun 2008 dan pasal 12 peraturan KPU No. 1 Tahun 2009.
2) Rekening yang digunakan
Rekening yang digunakan merupakan Rekening Khusus Dana Kampanye Pemilu sesuai dengan ketentuan dalam pasal 134 UU no. 10 tahun 2008 dan pasal 12 peraturan KPU No. 1 Tahun 2009.
3) Kesesuaian pemilikan LADKP/RKDKP dengan peserta pemilu.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kepemilikan RKDKP di Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri KC Jkt S Parman, adalah milik Bappilu Pusat DPP Golkar.
4. Penerimaan Dana
1) Jumlah penerimaan menurut Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye sebesar Rp.145.583.002.911,- dan menurut Daftar Sumber Penerimaan Dana Kampanye sebesar Rp.145.436.177.110,-, sehingga terdapat selisih sebesar Rp. 146.825.801,-.
Selisih tersebut disebabkan adanya :
- Bunga/Jasa Giro tidak tercantum dalam Daftar Sumber Penerimaan Dana Kampanye Pemilu sebesar
Rp.303.058.928,-- Saldo Awal juga tercantum dalam Daftar Sumber Penerimaan Dana Kampanye Pemilu sebesar
Rp.156.233.127,-2) Terdapat perbedaan antara sebagian komponen penerimaan dana kampanye menurut Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye Pemilihan Umum dengan Daftar Sumber Penerimaan Dana Kampanye sebagai berikut:
Jenis Penerimaan LPPDKP DSPDKP Selisih
Partai Politik 107.199.392.000 108.199.392.000 (1.000.000.000) Calon Legislatif 4.845.895.033 4.820.700.000 25.195.033 Perseorangan 5.786.550.000 5.811.745.033 (25.195.033) Perusahaan/Badan-Usaha 27.448.106.950 26.448.106.950 1.000.000.000 Jumlah 145.279.943.983 145.279.943.983 0 3). Hasil Konfirmasi
Dari jumlah penerimaan Rp.145.583.002.911,-, penerimaan yang berasal dari Partai sebesar Rp.108.199.392.000,- atau 74,30 %, sedangkan penerimaan yang berasal dari Calon Legislatif, Perseorangan dan Perusahaan/Badan Usaha hanya Rp.37.080.551.983,- atau 25,46% dan sisanya pendapatan bunga sebesar Rp. 303.058.928,-.
Konfirmasi dilakukan kepada 28 penyumbang dengan nilai Rp.12.160.641.983,-dan 660.480 unit, atau 32,80 %.
Dari konfirmasi tersebut, 19 penyumbang (68%) mengirimkan jawaban dan memberikan
persetujuan dengan nilai Rp.4.798.136.483,- dan 660.480 unit. Sedangkan 9 penyumbang lainnya (32%)
5. Pengeluaran Dana
1) Pengeluaran Dana Kampanye Pemilihan Umum dalam LPPDKP berjumlah Rp.142.906.032.920 dan l.329.490 unit, dan pengeluaran menurut Daftar Aktivitas dan Pengeluaran Dana Kampanye Pemilu berjumlah Rp.142.844.607.133 ,- dan 1.329.490 unit.
Selisih sebesar Rp.61.425.787,- berupa Biaya Administrasi Bank dan PPh Pasal 23 atas Bunga/jasa giro yang tidak dilaporkan dalam Daftar Aktivitas dan Pengeluaran Dana Kampanye.
2) Dari Pengeluaran dana kampanye menurut menurut LPPDKP berjumlah Rp.142.906.032.920,- .
Dari jumlah tersebut :
Sudah merupakan pengeluaran
definitif/biaya Rp. 130.939.157.920,-Masih berupa uang muka yang belum
ada pertanggungjawabannya Rp.
11.966.875.000,-Pengeluaran yang sudah definitif dan dapat dilaporkan sebagai biaya sebagai berikut:
No Uraian
1 Pengeluaran Operasi
a. Media Masa Cetak dan media masa
elektronik 105.727.996.650
b. Penyebaran bahan kampanye kepada
umum 7.926.932.000
c. UUDP Pemasangan alat peraga di
tempat umum 3.069.392.000 d. Rapat Umum 2.569.886.483 2 Pengeluaran modal -3 Penegeluaran Lain-lain a. Bantuan ke daerah 11.583.525.000 b. Biaya Bank 61.425.787
a. UUDP Bantuan ke daerah 81.475.000 b. UUDP Biaya Sekretariat 165.000.000 11.966.875.000
Pengeluaran yang belum dapat dilaporkan sebagai biaya disebabkan para penanggungjawab belum menyerahkan laporan pertanggungjawaban atas penggunaan uang muka tersebut.
