• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. 447 n= = 106 orang (0,085)². N n = N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. 447 n= = 106 orang (0,085)². N n = N"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

105

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh penyuluh pertanian yang berada di Kabupaten Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara dan Kota Palopo, Sulawesi Selatan, para ketua kelompok tani dan petani kakao yang menjadi binaan para penyuluh. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada pertimbangan sebagai representasi sentra produksi kakao di Sulawesi Selatan.

Jumlah populasi penyuluh pertanian di empat kabupaten/kota ialah 447 orang, dengan rincian pada Tabel 4.

Tabel 4. Rincian populasi penelitian pada setiap kabupaten/kota

No. Kabupaten Penyuluh Pertanian (orang)

1. Kota Palopo 92 2. Luwu 144 3. Luwu Utara 110 4. Luwu Timur 101 Jumlah 447 Sampel

Sampel diambil secara proporsional random sampling dari seluruh penyuluh, kemudian dari setiap penyuluh dipilih satu kelompok tani binaaan yang diwakili oleh ketua kelompok tani dan dua petani kakao anggota kelompok tani Kabupaten Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara dan Kota Palopo. Ukuran sampel setiap daerah ditentukan secara proporsional sesuai dengan jumlah penyuluh pertanian yang terdapat di setiap daerah secara acak.

Dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla, 1993), ukuran sampel penyuluh pertanian dengan tingkat kesalahan delapan setengah persen:

Keterangan: N n = --- 1 + N Keterangan: n = ukuran sampel

N = ukuran populasi ni = ukuran sampel strata i

e = galat baku Ni = ukuran populasi strata i

447 n= --- = 106 orang 1+ 447 (0,085)² Ni ni = --- x n N

(2)

Dengan diketahuinya ukuran sampel penelitian, secara proporsional ditentukan ukuran sampel penyuluh pertanian, ketua kelompok tani dan petani kakao pada setiap abupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan pada Tabel 5.

Tabel 5. Rincian sampel penelitian pada setiap kabupaten/kota

No. Kabupaten Penyuluh Pertanian (orang) Ketua Poktan (orang) Anggota Poktan (orang) 1. Kota Palopo 22 22 44 2. Luwu 34 34 68 3. Luwu Utara 26 26 52 4. Luwu Timur 24 24 48 Jumlah 106 106 212 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah “ex post facto,” yaitu bentuk penelitian untuk menilai peristiwa yang telah terjadi untuk menemukan faktor-faktor penyebab melalui pengamatan atau penilaian kondisi faktual di lapangan. Pengamatan utama penelitian adalah menjelaskan pengaruh faktor-faktor individu penyuluh pada kinerja mereka, menjelaskan hubungan antara faktor-faktor individu penyuluh pada kinerja mereka dan dampak kinerja penyuluh pertanian dan kompetensi ketua kelompok tani pada kompetensi petani kakao.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara dan pengisian kuesioner. Data diambil dari sampel dengan tujuan untuk mendapatkan generalisasi dari observasi yang dilakukan, sehingga perlu mempertimbangkan teknik pengumpulan data secara benar.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data dilakukan di Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur dan Kota Palopo Sulawesi Selatan. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2010 sampai dengan Agustus 2010.

(3)

Data dan Instrumentasi Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif. Supranto (2004) menyatakan bahwa data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka-angka, sehingga gejala-gejala dalam penelitian diukurnya dengan menggunakan skala-skala dan dianalisis menggunakan metode statistik. Data kuantitatif diperoleh dalam bentuk mentah dari kuesioner dan catatan lapang (field note). Data kualitatif merupakan data yang disajikan bukan dalam bentuk angka, seperti jenis kelamin, agama, status, pekerjaan dan sebagainya.

Data primer adalah data yang didapat langsung dari responden dan informan penelitian yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder merupakan data pelengkap untuk menjawab pertanyaan penelitian, yang didapat dengan cara langsung atau tidak langsung dari responden atau sumber lain. Satuan pengukuran dan indikator masing-masing peubah penelitian adalah sebagai berikut:

(1) Karakteristik penyuluh pertanian (X ) adalah ciri-ciri individu atau karakter yang melekat pada diri penyuluh pertanian, faktor-faktor yang mendorong seorang penyuluh pertanian untuk menghasilkan suatu pekerjaan sebaik-baiknya dalam rangka pencapaian prestasi dan kepuasan kerja serta faktor-faktor eksternal lingkungan kerja yang dapat memelihara mereka dari perasaan tidak puas terhadap pekerjaan, yaitu:

(1.1) Umur (X . ) adalah total skor jumlah tahun responden sejak dilahirkan sampai keulangtahun terdekat pada saat penelitian dilakukan.

(1.2) Pendidikan formal (X .₂) adalah total skor jumlah tahun mengikuti pendidikan formal terakhir yang telah diselesaikan.

(1.3) Pelatihan (X .₃) adalah total skor jumlah kumulatif jam pelatihan yang pernah diikuti responden.

(1.4) Masa kerja (X .₄) adalah total skor jumlah tahun dalam melaksanakan tugas sebagai penyuluh pertanian.

(4)

(1.5) Lokasi tugas (X .₅) adalah total skor jumlah kilometer dari jarak lokasi tugas dengan tempat tinggal penyuluh pertanian.

(1.6) Luas wilayah kerja (X .₆) adalah total skor jumlah desa dari cakupan luas wilayah kerja yang menjadi tanggungjawab responden.

(1.7) Jumlah petani binaan (X .₇) adalah total skor jumlah petani kakao yang dibina.

(1.8) Interaksi dengan petani (X .₈) total skor jumlah pertemuan untuk penyuluhan dengan petani/kelompok tani dalam sebulan

(1.9) Keberhasilan (achievement) (X .₉) adalah total skor tingkat berprestasi, bersikap positif terhadap pekerjaan, selalu melakukan pekerjaan dengan penuh tantangan dan berani mengambil resiko yang diperhitungkan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

(1.10) Kesempatan pengembangan diri (self development) (X . 0) adalah total skor tingkat kesempatan promosi atau kenaikan pangkat, tingkat kesempatan mengikuti pelatihan, pendidikan, seminar untuk pengembangan diri.

(1.11) Kewenangan dan tanggungjawab penyuluh (Responsbility and Authority) (X . ) adalah total skor tingkat kewenangan dalam pengambilan keputusan untuk pelaksanaan tugas, tingkat tanggungjawab pekerjaan.

(1.12) Persepsi terhadap makna pekerjaan (X . ₂) adalah total skor tingkat keragaman keterampilan dan tantangan bagi keahlian yang diperlukan dalam setiap kegiatan, tingkat kejelasan tugas, dampak tugas terhadap masyarakat.

(1.13) Pengakuan atau penghargaan (recognition) (X . ₃) adalah total skor tingkat pengakuan jika berprestasi dari atasan, mendapatkan insentif terhadap pekerjaan yang memenuhi target, pengakuan dari klien jika berhasil membantu petani dan tingkat penghargaan non finansial secara berkala.

(1.14) Gaji (salary) (X . ₄) yaitu total skor tingkat kecukupan gaji yang diterima, tingkat keyakinan akan mendapatkan kenaikan gaji jika berprestasi.

(5)

(1.15) Administrasi dan kebijakan organisasi (Company Policy and Administration) (X . ₅) yaitu total skor tingkat efektivitas manajemen organisasi dan administrasi, tingkat kepuasan terhadap sistem penilaian kinerja

(1.16) Pembinaan (Supervision) (X . ₆) yaitu total skor tingkat efektivitas pembina dalam hal manajemen, pengetahuan dan kemampuan pemecahan masalah, tingkat keharmonisan hubungan interpersonal dengan lingkungan kerja

(1.17) Kondisi kerja (Work Condition) (X . ₇) yaitu total skor tingkat ketersediaan dan kemudahan akses terhadap sarana transportasi, tingkat ketersediaan dan kemudahan akses terhadap sarana komunikasi, tingkat kemudahan akses terhadap informasi teknologi pertanian.

(2) Kompetensi penyuluh (X₂) adalah kemampuan yang diperlukan agar dapat melaksanakan pekerjaannya secara cerdas, yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mendukung, diukur menggunakan skala interval. Kompetensi penyuluh pertanian terdiri atas:

(2.1) Kemampuan merencanakan penyuluhan pertanian (X₂. ) adalah total skor: (a) kemampuan membuat rencana pembelajaran usahatani kakao, (b) kemampuan menyusun rumusan hasil pengumpulan data potensi wilayah dan agroekosistem, (c) kemampuan merumuskan hasil kebutuhan teknologi spesifik lokasi yang sesuai dengan kebutuhan petani, (d) kemampuan menyusun programa penyuluhan yang mengakomodir kebutuhan petani, (e) kemampuan menyusun rencana kerja yang jelas, terukur dan terealisasi dan (f) kemampuan menyusun metode penyuluhan yang sesuai dengan materi penyuluhan dan karakteristik petani

(2.2) Kemampuan melaksanakan penyuluhan pertanian (X₂.₂) adalah total skor: (a) kemampuan melaksanakan pembelajaran usahatani kakao, (b) kemampuan menyuluhkan materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik petani, (c) kemampuan menerapkan metode penyuluhan yang bervariasi dan sesuai dengan materi

(6)

penyuluhan dan karakteristik petani serta (d) kemampuan mengembangkan kelompok tani menjadi kelompok yang lebih besar terkait dengan pengembangan usahataninya.

(2.3) Kemampuan mengevaluasi dan melaporkan penyuluhan pertanian (X₂.₃) adalah total skor: (a) kemampuan mengevaluasi efektivitas program, (b) kemampuan mengumpulkan data tentang input, aktivitas, kehadiran peserta dan reaksi terhadap program, (c) kemampuan membuat laporan dan rencana tindak lanjut, (d) kemampuan mengevaluasi dampak penyuluhan dan (e) kemampuan mengkomunikasikan hasil evaluasi kepada pihak-pihak terkait.

(2.4) Kemampuan mengembangkan penyuluhan pertanian (X₂.₄) adalah total skor: (a) kemampuan menyusun pedoman teknis dan pelaksanaan penyuluhan untuk acuan penyuluh dalam melaksanakan tugasnya, (b) kemampuan merumuskan hasil kajian arah kebijakan penyuluhan dan (c) kemampuan merumuskan hasil konsep baru metode penyuluhan. (2.5) Kemampuan mengembangkan profesi penyuluhan pertanian (X₂.₅)

adalah total skor: (a) kemampuan dalam keikutsertaan atau keaktivan dalam perkumpulan profesi tingkat kabupaten, provinsi atau nasional, (b) kemampuan mengunjungi sumber-sumber informasi teknologi pertanian, (c) kemampuan mengakses informasi menggunakan internet, (d) kemampuan mengikuti kegiatan magang atau studi banding dan (e) kemampuan membuat tulisan ilmiah atau populer dan diterbitkan dalam majalah atau suratkabar.

(2.6) Kemampuan kepemimpinan penyuluh pertanian (X₂.₆) adalah total skor: (a) kemampuan menerapkan gaya kepemimpinan, (b) kemampuan menerapkan keterampilan memimpin, (c) kemampuan mengembangkan kelompok tani dan (d) kemampuan mengembangkan kepemimpinan kelompok tani (melatih ketua kelompok tani untuk mengembangkan perencanaan, berkomunikasi dengan anggota, berkoordinasi, supervisi, membangkitkan semangat dan memonitor. (2.7) Kemampuan diseminasi teknologi (X₂.₇) adalah total skor: (a)

(7)

kemampuan melakukan pameran teknologi pertanian, (c) kemampuan menggunakan komunikasi tatap muka, (d) kemampuan melakukan studi banding dan (e) kemampuan menggunakan petak percontohan. (2.8) Kemampuan komunikasi penyuluh pertanian (X₂.₈) adalah total skor:

(a) kemampuan membuat media penyuluhan, (b) kemampuan memahami dan mendengarkan petani, (b) kemampuan menjelaskan, memberi inspirasi, berterima kasih dan toleran terhadap petani, (c) kemampuan mendorong dan membantu petani untuk maju dan mencapai tujuan dan (d) kemampuan mendisiplinkan diri dan memotivasi petani.

(2.9) Kemampuan kemitraan usaha (X₂.₉) adalah total skor: (a) kemampuan mencari mitra usaha, (b) kemampuan mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber-sumber permodalan lokal, (c) kemampuan membimbing untuk mengumpulkan modal usaha dan (d) kemampuan membimbing penyediaan agro input, penyimpanan dan pemasaran hasil.

(2.10) Kemampuan teknis budidaya kakao (X₂. 0) adalah total skor: (a)

kemampuan mempersiapkan lahan kakao, (b) kemampuan dalam pembibitan kakao, (c) kemampuan melakukan penanaman kakao, (d) kemampuan melakukan konservasi dan persiapan lahan, (e) kemampuan melakukan pemangkasan, (f) kemampuan melakukan pemupukan, (g) kemampuan melakukan pengendalian hama, penyakit dan gulma, (h) kemampuan melakukan panen dan pasca panen (pemetikan dan sortasi buah kakao, pemeraman atau penyimpanan buah kakao, pemecahan buah kakao, fermentasi buah kakao, perendaman dan pencucian buah kakao, pengeringan, tempering dan sortasi buah kakao).

(3) Motivasi penyuluh pertanian (X₃) adalah dorongan yang membuat penyuluh pertanian melaksanakan fungsi dan perannya, baik berasal dari dalam maupun dari luar diri penyuluh, diukur menggunakan skala interval. Motivasi penyuluh pertanian terdiri dari:

(8)

(3.1) Kebutuhan akan berprestasi (Need for Achievement) (X₃. ) adalah total skor: (a) tingkat keberhasilan berprestasi, (b) tingkat keberhasilan untuk berkompetisi dan (c) tingkat ketidaktergantungan terhadap gaji atau imbalan.

(3.2) Kebutuhan akan berafiliasi (Need for Affiliation) (X₃.₂) adalah total skor: (a) tingkat penerimaan orang lain di lingkungan penyuluh tinggal dan bekerja, (b) tingkat keinginan untuk dihormati, (c) tingkat keinginan untuk maju dan tidak gagal dan (d) tingkat keinginan untuk ikut serta (berpartisipasi).

(3.3) Kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power) (X₃.₃) adalah total skor: (a) tingkat keinginan untuk menduduki jabatan penting dan (b) tingkat keinginan untuk bersaing dalam mendapatkan pengaruh.

(4) Kemandirian (X₄) adalah sikap individu penyuluh pertanian yang mengutamakan kemampuan diri sendiri dalam mengatasi berbagai masalah tanpa harus tergantung pada pihak lain, termasuk dalam membina kemungkinan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak, diukur menggunakan skala rasio dan interval. Kemandirian penyuluh pertanian terdiri atas:

(4.1) Kemandirian ekonomi (X₄. ) adalah total skor: (a) pendapatan, (b) nilai asset, (c) tabungan dan (d) diversifikasi usaha.

(4.2) Kemandirian intelektual (X₄.₂) adalah total skor: (a) mengambil keputusan dalam memecahkan masalah dan (b) mengambil keputusan dalam penyuluhan.

(4.3) Kemandirian emosional (X₄.₃) adalah total skor: (a) melepas ketergantungan dari otoritas keluarga, (b) melepas ketergantungan dari ikatan patron-klien, (c) menyikapi ritual kepercayaan lokal, (d) mengatasi sikap fatalistik dan (e) mengembangkan kerjasama dalam kegiatan penyuluhan.

(4.4) Kemandirian sosial (X₄.₄) adalah total skor: (a) menjaga independensi, (b) membina hubungan dengan pihak lain dan (c) mengembangkan strategi adaptasi.

(9)

(5) Kinerja penyuluh pertanian (Y ) adalah proses dan hasil dari pelaksanaan tugas dalam satu waktu periode tertentu, sebagai perwujudan dari interaksi antara kompetensi, motivasi dan kesempatan yang memberikan kemungkinan seseorang untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Kinerja penyuluh pertanian diukur menggunakan skala interval melalui sepuluh indikator dengan sejumlah parameter di dalamnya, yaitu:

(5.1) Persiapan penyuluhan pertanian (Y . ) yaitu total skor: (a) membuat rencana pembelajaran usahatani kakao, (b) tersusunnya rumusan hasil pengumpulan data potensi wilayah dan agroekosistem, (c) membuat rumusan hasil kebutuhan teknologi spesifik lokasi yang sesuai dengan kebutuhan petani, (d) membuat programa penyuluhan yang mengakomodir kebutuhan petani, (e) menyusun rencana kerja yang jelas, terukur dan terealisasi dan (f) menyusun metode penyuluhan yang sesuai dengan materi penyuluhan dan karakteristik petani.

(5.2) Pelaksanaan penyuluhan pertanian (Y .₂) yaitu total skor: (a) melaksanakan pembelajaran usahatani kakao, (b) menyuluhkan materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik petani, (c) menerapkan metode penyuluhan yang bervariasi dan sesuai dengan materi penyuluhan dan karakteristik petani serta (d) mengembangkan kelompok tani menjadi kelompok yang lebih besar terkait dengan pengembangan usahataninya.

(5.3) Evaluasi dan pelaporan penyuluhan pertanian (Y .₃) yaitu total skor: (a) melakukan evaluasi efektivitas program, (b) mengumpulkan data tentang input, aktivitas, kehadiran peserta dan reaksi terhadap program, (c) membuat laporan dan rencana tindak lanjut, (d) mengevaluasi dampak penyuluhan dan (e) mengkomunikasikan hasil evaluasi kepada pihak-pihak terkait.

(5.4) Pengembangan penyuluhan pertanian (Y .₄) yaitu total skor: (a) menyusun pedoman teknis dan pelaksanaan penyuluhan untuk acuan penyuluh dalam melaksanakan tugasnya, (b) merumuskan hasil kajian arah kebijakan penyuluhan dan (c) merumuskan hasil konsep baru metode penyuluhan.

(10)

(5.5) Pengembangan profesi penyuluhan pertanian (Y .₅) yaitu total skor (a) ikut serta atau aktiv dalam perkumpulan profesi tingkat kabupaten, provinsi atau nasional, (b) mengunjungi sumber-sumber informasi teknologi pertanian, (c) mengakses informasi menggunakan internet, (d) mengikuti kegiatan magang atau studi banding dan (e) membuat tulisan ilmiah atau populer dan diterbitkan dalam majalah atau suratkabar. (5.6) Kepemimpinan penyuluh pertanian (Y .₆) yaitu total skor: (a)

menerapkan gaya kepemimpinan, (b) menerapkan keterampilan memimpin, (c) menumbuhkembangkan kelompok tani dan (d) mengembangkan kepemimpinan kelompok tani (melatih ketua kelompok tani untuk mengembangkan perencanaan, berkomunikasi dengan anggota, berkoordinasi, supervisi, membangkitkan semangat dan memonitor.

(5.7) Diseminasi teknologi (Y .₇) yaitu total skor (a) menggunakan media cetak dan audio visual, (b) melakukan pameran teknologi pertanian, (c) tingkat penggunaan komunikasi tatap muka, (d) melakukan studi banding dan (e) tingkat penggunaan petak percontohan.

(5.8) Komunikasi penyuluh pertanian (Y .₈) yaitu total skor (a) membuat media penyuluhan, (b) memahami dan mendengarkan petani, (b) menjelaskan, memberi inspirasi, berterima kasih dan toleran terhadap petani, (c) mendorong dan membantu petani untuk maju dan mencapai tujuan dan (d) mendisiplinkan diri dan memotivasi petani.

(5.9) Kemitraan usaha (Y .₉) yaitu total skor: (a) mencari mitra usaha, (b) mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber-sumber permodalan lokal, (c) membimbing pemupukan modal usaha dan (d) membimbing penyediaan agro input, penyimpanan dan pemasaran hasil.

(5.10) Melakukan teknis budidaya kakao (Y . 0) yaitu total skor: (a) mempersiapkan lahan kakao, (b) membibitkan kakao, (c) melakukan penanaman kakao, (d) melakukan konservasi dan persiapan lahan, (e) melakukan pemangkasan, (f) melakukan pemupukan, (g) melakukan pengendalian hama, penyakit dan gulma, (h) melakukan panen dan pasca panen (pemetikan dan sortasi buah kakao, pemeraman atau

(11)

penyimpanan buah kakao, pemecahan buah kakao, fermentasi buah kakao, perendaman dan pencucian buah kakao, pengeringan, tempering dan sortasi buah kakao).

(6) Kompetensi ketua kelompok tani (Y₂) berupa kemampuan yang harus dimiliki untuk menunjang tugasnya dalam memimpin anggotanya, yang diukur menggunakan skala interval meliputi:

(6.1) Kemampuan merencanakan penyuluhan pertanian (Y₂. ) yaitu total skor: (a) kemampuan membuat rencana pembelajaran usahatani kakao, (b) kemampuan menyusun rumusan hasil pengumpulan data potensi wilayah dan agroekosistem, (c) kemampuan merumuskan hasil kebutuhan teknologi spesifik lokasi yang sesuai dengan kebutuhan petani, (d) kemampuan membuat programa penyuluhan yang mengakomodir kebutuhan petani, (e) kemampuan menyusun rencana kerja yang jelas, terukur dan terealisasi dan (f) kemampuan menyusun metode penyuluhan yang sesuai dengan materi penyuluhan dan karakteristik petani.

(6.2) Kemampuan melaksanakan penyuluhan pertanian (Y₂.₂) yaitu total skor: (a) kemampuan melaksanakan pembelajaran usahatani kakao, (b) kemampuan menyuluhkan materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik petani, (c) kemampuan menerapkan metode penyuluhan yang bervariasi dan sesuai dengan materi penyuluhan dan karakteristik petani serta (d) kemampuan mengembangkan kelompok tani menjadi kelompok yang lebih besar terkait dengan pengembangan usahataninya.

(6.3) Kemampuan mengevaluasi dan melaporkan penyuluhan pertanian (Y₂.₃) yaitu total skor: (a) kemampuan mengevaluasi efektivitas program, (b) kemampuan mengumpulkan data tentang input, aktivitas, kehadiran peserta dan reaksi terhadap program, (c) kemampuan membuat laporan dan rencana tindak lanjut, (d) kemampuan mengevaluasi dampak penyuluhan dan (e) mengkomunikasikan hasil evaluasi kepada pihak-pihak terkait.

(12)

(6.4) Kemampuan kepemimpinan ketua kelompok tani (Y₂.₄) yaitu total skor: (a) kemampuan menerapkan gaya kepemimpinan, (b) kemampuan menerapkan keterampilan memimpin, (c) kemampuan menumbuhkembangkan kelompok tani dan (d) kemampuan mengembangkan kepemimpinan kelompok tani (melatih ketua kelompok tani untuk mengembangkan perencanaan, berkomunikasi dengan anggota, berkoordinasi, supervisi, membangkitkan semangat dan memonitor.

(6.5) Diseminasi teknologi (Y₂.₅) yaitu total skor: (a) penggunaan media cetak dan audio visual, (b) kemampuan melakukan pameran teknologi pertanian, (c) kemampuan menggunakan komunikasi tatap muka, (d) kemampuan melakukan studi banding dan (e) kemampuan menggunakan petak percontohan.

(6.6) Kemampuan komunikasi ketua kelompok tani (Y₂.₆) yaitu total skor: (a) kemampuan membuat media penyuluhan, (b) memahami dan mendengarkan petani, (c) kemampuan menjelaskan, memberi inspirasi, berterima kasih dan toleran terhadap petani, (d) kemampuan mendorong dan membantu petani untuk maju dan mencapai tujuan dan (e) kemampuan mendisiplinkan diri dan memotivasi petani.

(6.7) Kemampuan kemitraan usaha (Y₂.₇) yaitu total skor: (a) kemampuan mencari mitra usaha, (b) kemampuan mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber-sumber permodalan lokal, (c) kemampuan membimbing mengumpulkan modal usaha dan (d) kemampuan membimbing menyediakan agro input, penyimpanan dan memasarkan hasil.

(6.8) Kemampuan berpartisipasi dalam penyuluhan dan kelompok tani (Y₂.₈) yaitu total skor: (a) kemampuan untuk aktif membayar iuran anggota, (b) kemampuan untuk aktif hadir di setiap pertemuan, (c) kemampuan memberikan sumbangan pemikiran dalam kelompok tani (d) kemampuan mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian.

(6.9) Kemampuan merencanakan usaha (Y₂.₉) yaitu total skor: (a) kemampuan dalam menghubungkan kebutuhan dan kenyataan untuk

(13)

menentukan target atau tujuan usahatani kakao, (b) kemampuan dalam mengidentifikasi apa yang penting dan mendesak dalam usahatani kakao, (c) kemampuan merumuskan rangkaian tindakan dalam usahatani kakao dan (d) kemampuan menguasai kalkulasi keuangan dan analisis usaha.

(6.10) Kemampuan mengorganisasikan dan memasarkan hasil (Y₂. ο) yaitu total skor: (a) kemampuan membagi pekerjaan dan tanggungjawab, (b) kemampuan menguasai informasi dan membuat profil pasar, (c) kemampuan dalam membaca fluktuasi harga kakao, (d) kemampuan memutuskan waktu yang tepat menjual kakao dan (e) kemampuan menjual produk pada pasar berbeda dengan harga menguntungkan. (6.11) Kemampuan keuangan (Y₂. ) yaitu total skor: (a) kemampuan dalam

menabung, (b) kemampuan dalam mengakses kredit usahatani kakao (c) kemampuan dalam membuat pembukuan usahatani kakao dan (d) kemampuan dalam membaca prospek keuangan usahatani kakao. (6.12) Kemampuan membentuk kelembagaan ekonomi petani (Y₂. ₂) yaitu

total skor: (a) kemampuan dalam membentuk kelompok tani dan (b) kemampuan dalam membentuk koperasi simpan-pinjam.

(6.13) Kemampuan mengakses pupuk, herbisida dan insektisida (Y₂. ₃) yaitu total skor: (a) kemampuan dalam mengakses pupuk, herbisida dan insektisida, (b) kemampuan dalam menghasilkan pupuk, herbisida dan insektisida alami.

(6.14) Kemampuan mengembangkan kelompok (Y₂. ₄) yaitu total skor: (a) kemampuan mendorong semua anggota tani untuk berpartisipasi dalam kelompok tani, (b) kemampuan menyediakan fasilitas untuk pengembangan kelompok tani, (c) kemampuan menumbuhkan kegiatan agar para anggota kelompok tani ikut berperan, (d) kemampuan menciptakan norma kelompok, (e) kemampuan mengusahakan adanya kesempatan anggota baru baik menambah atau mengganti anggota yang ke luar dan (f) kemampuan menjalankan proses sosialisasi.

(14)

(7) Kompetensi petani kakao (Y₃) berupa kemampuan yang harus dimiliki untuk berusahatani kakao, yang diukur menggunakan skala interval meliputi: (7.1) Kompetensi usahatani kakao (Y₃. ) yaitu total skor: (a) kemampuan

mempersiapkan lahan kakao, (b) kemampuan dalam membibitkan kakao, (c) kemampuan menanam kakao, (d) kemampuan mengkonservasi dan menyiapkan lahan, (e) kemampuan memangkas kakao, (f) kemampuan memupuk, (g) kemampuan mengendalikan hama, penyakit dan gulma dan (h) kemampuan memanen dan pasca panen (pemetikan dan sortasi buah kakao, pemeraman atau penyimpanan buah kakao, pemecahan buah kakao, fermentasi buah kakao, perendaman dan pencucian buah kakao, pengeringan, tempering dan sortasi buah kakao).

(7.2) Kemampuan berpartisipasi dalam penyuluhan dan kelompok tani (Y₃.₂) yaitu total skor: (a) kemampuan aktif membayar iuran anggota, (b) kemampuan untuk aktif hadir di setiap pertemuan, (c) kemampuan menyumbangkan pemikiran dalam kelompok tani (d) kemampuan mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian.

(7.3) Kemampuan merencanakan usaha (planning) (Y₃.₃) yaitu total skor: (a) kemampuan menghubungkan kebutuhan dan kenyataan untuk menentukan target atau tujuan usaha kakao, (b) kemampuan mengidentifikasi apa yang penting dan mendesak dalam usahatani kakao, (c) kemampuan merumuskan rangkaian tindakan dalam usahatani kakao dan (d) kemampuan menguasai kalkulasi keuangan dan analisis usaha.

(7.4) Kemampuan mengorganisir dan memasarkan hasil (marketing) (Y₃.₄) yaitu total skor: (a) kemampuan membagi pekerjaan dan tanggungjawab, (b) kemampuan menguasai informasi dan membuat profil pasar, (c) kemampuan membaca fluktuasi harga kakao, (d) kemampuan memutuskan waktu yang tepat menjual kakao dan (e) kemampuan menjual produk pada pasar berbeda dengan harga menguntungkan.

(15)

(7.5) Kemampuan keuangan (financial) (Y₃.₅) yaitu total skor (a) kemampuan menabung, (b) kemampuan mengakses kredit usahatani kakao (c) kemampuan membuat pembukuan usahatani kakao dan (d) kemampuan membaca prospek keuangan usahatani kakao.

(7.6) Kemampuan berkomunikasi dan memotivasi (Y₃.₆) yaitu total skor: (a) kemampuan memahami dan mendengarkan orang lain, (b) kemampuan menjelaskan, memberi inspirasi, berterima kasih dan toleran terhadap orang lain (c) kemampuan mendorong, membantu orang lain untuk maju dan mencapai tujuan dan (d) kemampuan mendisiplinkan diri, menyampaikan tantangan untuk memotivasi orang lain dalam berusahatani kakao.

(7.7) Kemampuan membentuk kelembagaan ekonomi (Y₃.₇) yaitu total skor: (a) kemampuan membentuk kelompok tani dan (b) kemampuan membentuk koperasi simpan-pinjam.

(7.8) Kemampuan mengakses pupuk, herbisida dan insektisida (Y₃.₈) yaitu total skor: (a) kemampuan mengakses pupuk, herbisida dan insektisida, (b) kemampuan menghasilkan pupuk, herbisida dan insektisida alami.

Instrumentasi

Intrumentasi merupakan proses penyusunan instrumen yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Instrumen yang digunakan adalah berupa kuesioner yang berisi pertanyaan dan pernyataan yang terkait dengan peubah penelitian. Pengembangan instrumen dilakukan dengan cara: (1) menetapkan peubah-peubah yang ada dalam penelitian, (2) mengembangkan sub-subpeubah dari tiap peubah dengan rujukan teori-teori, hasil penelitian sebelumnya, dan rujukan lain yang relevan, (3) menetapkan indikator-indikator dari tiap subpeubah, (4) mengembangkan butir-butir pernyataan dari tiap indikator dan (5) menyusun kuesioner dari butir-butir pernyataan tersebut.

Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner yang telah disiapkan yang berhubungan dengan peubah-peubah yang diamati dalam obyek penelitian. Kuesioner terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu: (1) kuesioner untuk penyuluh pertanian, meliputi pertanyaan dan pernyataan yang berhubungan

(16)

dengan data karakteristik penyuluh pertanian, data tingkat kompetensi penyuluh pertanian, data motivasi penyuluh, data kemandirian penyuluh dan data tingkat kinerja penyuluh, (2) kuesioner untuk petani binaan, meliputi pertanyaan dan pernyataan tentang data identitas petani, data tingkat kompetensi, dan data produktivitas usahatani kakao, dan (3) kuesioner untuk ketua kelompok tani, menyangkut data diri, dan data tingkat kompetensi ketua kelompok tani.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Menurut Supranto (2004), alat ukur dikatakan valid (sahih) apabila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dimaksudkan untuk menguji kebenaran atau keakuratan alat ukur dan dikatakan terandal (reliabel) kalau dipergunakan berkali-kali dalam kondisi yang sama, akan memberikan hasil pengukuran yang sama atau sedikit berbeda (bervariasi). Kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas) bisa dilakukan pengujian (test).

Cara menguji validitas isi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) membuat definisi operasional dari konsep yang diukur, melalui penelusuran literatur, rumusan peneliti tentang definisi operasional atau menanyakan langsung kepada responden tentang aspek-aspek konsep, (2) melakukan penilaian dari lima pakar dari luar komisi pembimbing resmi. Pakar tersebut menguji kesahihan indikator-indikator bagi komponen peubah kinerja yang diukur.

Keterandalan instrumen atau reliabilitas instrumen menunjukkan sejauh mana instrumen penelitian dapat diandalkan untuk memperoleh hasil yang relatif konsisten bila diujicobakan kepada sejumlah responden. Ketepatan penelitian antara lain ditentukan oleh keterandalan instrumen yang digunakannya. Pada penelitian ini dilakukan uji keterandalan instrumen lebih dahulu sebelum instrumen tersebut dipergunakan di lapangan untuk penelitian.

Sebagai tindak lanjut dari uji pakar dan untuk mendapatkan instrumen yang andal (reliabel), maka dilakukan ujicoba lapangan pada 15 orang penyuluh pertanian, 15 ketua kelompok tani dan 15 petani kakao yang bukan responden di Sulawesi Selatan. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji reliabilitas Cronbach Alpa dengan software SPSS 15.0. Hasil analisis nilai Cronbach Alpa untuk masing-masing instrumen penelitian menunjukkan angka 0,812; 0,782 dan 0,914,

(17)

dengan demikian instrumen dapat digunakan untuk pengumpulan data pada responden sesungguhnya.

Pengumpulan Data

Demi kelancaran pelaksanaan pengumpulan data, disiapkan beberapa orang petugas lapangan (penyuluh pertanian) sebagai pencacah yang berasal dari daerah penelitian yang sebelumnya diberikan penjelasan lebih dahulu mengenai teknis pengisian kuesioner oleh peneliti.

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan wawancara dan pengisian kuesioner yang telah disiapkan, sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor pemerintah daerah setempat.

Analisis Data

Seluruh data yang terkumpul ditabulasi sesuai dengan kategorinya, lalu dianalisis sesuai kebutuhan penelitian. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan analisis descriptive statistic untuk memperoleh gambaran distribusi penyuluh pada sejumlah karakteristik yang dikaji. Untuk mengetahui hubungan antar peubah penelitian dan menemukan model empiris hubungan antar peubah dan faktor-faktor pendukungnya, digunakan analisis SEM (Structural Equation Model) dengan program LISREL.

Pengujian kesesuaian model dilakukan dengan menggunakan beberapa ukuran kesesuaian model Goodness-of-Fit-Test (GFT). Menurut Joreskog & Sorbon (Kusnendi, 2008), model struktural diindikasikan sesuai atau fit bila memenuhi tiga jenis GFT, yaitu: (1) uji khi khuadrat dengan p-value ≥ 0,05, (2) Root Means Square Error of Approximation (RMSEA) ≤ 0,08, dan (3) Comparative Fit Indeks (CFI) ≥ 0,90.

Analisis data digunakan model persamaan struktural (Structural Equation Modeling, SEM). Untuk mengestimasi parameter model, dirumuskan persamaan model pengukuran dan persamaan model struktural sebagai berikut:

Persamaan model pengukuran:

(1) Pengukuran peubah karakteristik Penyuluh Pertanian X . = λ1 X + δ1

X .₂ = λ2 X + δ2 X .₃ = λ3 X + δ3

(18)

X .₄ = λ4 X + δ4 X .₅ = λ5 X + δ5 X .₆ = λ6 X + δ6 X .₇ = λ7 X + δ7 X .₈ = λ8 X + δ8 X .₉ = λ9 X + δ9 X . о = λ10 X + δ10 X . = λ11 X + δ11 X . ₂ = λ12 X + δ12 X . ₃ = λ13 X + δ13 X . ₄ = λ14 X + δ14 X . ₅ = λ15 X + δ15 X . ₆ = λ16 X + δ16 X . ₇ = λ17 X + δ17

(2) Pengukuran peubah kompetensi penyuluh X₂. = λ18 X₂ + δ18 X₂.₂ = λ19 X₂ + δ19 X₂.₃ = λ20 X₂ + δ20 X₂.₄ = λ21 X₂ + δ21 X₂.₅ = λ22 X₂ + δ22 X₂.₆ = λ23 X₂ + δ23 X₂.₇ = λ24 X₂ + δ24 X₂.₈ = λ25 X₂ + δ25 X₂.₉ = λ26 X₂ + δ26 X₂. о = λ27 X₂ + δ27

(3) Pengukuran peubah motivasi penyuluh X₃. = λ28 X₃ + δ28

X₃.₂ = λ29 X₃ + δ29 X₃.₃ = λ30 X₃ + δ30

(4) Pengukuran peubah kemandirian penyuluh X₄. = λ31 X₄ + δ31

X₄.₂ = λ32 X₄ + δ32 X₄.₃ = λ33 X₄ + δ33 X₄.₄ = λ34 X₄ + δ34

(5) Pengukuran peubah kinerja penyuluh Y . = λ35 Y + є1 Y .₂ = λ36 Y + є2 Y .₃ = λ37 Y + є3 Y .₄ = λ38 Y + є4 Y .₅ = λ39 Y + є5 Y .₆ = λ40 Y + є6 Y .₇ = λ41 Y + є7 Y .₈ = λ42 Y + є8 Y .₉ = λ43 Y + є9 Y . о = λ44 Y + є10

(19)

(6) Pengukuran peubah kompetensi ketua kelompok tani Y₂. = λ45 Y₂ + є11 Y₂.₂ = λ46 Y₂ + є12 Y₂.₃ = λ47 Y₂ + є13 Y₂.₄ = λ48 Y₂ + є14 Y₂.₅ = λ49 Y₂ + є15 Y₂.₆ = λ50 Y₂ + є16 Y₂.₇ = λ51 Y₂ + є17 Y₂.₈ = λ52 Y₂ + є18 Y₂.₉ = λ53 Y₂ + є19 Y₂. о = λ54 Y₂ + є20 Y₂. = λ55 Y₂ + є21 Y₂. ₂= λ56 Y₂ + є22 Y₂. ₃= λ57 Y₂ + є23 Y₂. ₄= λ58 Y₂ + є24

(7) Pengukuran peubah kompetensi petani kakao Y₃. = λ59 Y₃ + є25 Y₃.₂ = λ60 Y₃ + є26 Y₃.₃ = λ61 Y₃ + є27 Y₃.₄ = λ62 Y₃ + є28 Y₃.₅ = λ63 Y₃ + є29 Y₃.₆ = λ64 Y₃ + є30 Y₃.₇ = λ65 Y₃ + є31 Persamaan model struktural: (1) Model kompetensi penyuluh

X₂ = γ1 X + δ1 (2) Model kinerja penyuluh

Y = γ2 X₂ + γ3 X₃ + γ4 X₄ + δ2 (3) Model kompetensi petani kakao

Y₃ = β 1Y + β 2Y₂ + δ3

Untuk menguji model dirumuskan rancangan pengujian model terlihat pada Tabel 6.

(20)

Tabel 6. Rancangan pengujian model penelitian kinerja penyuluh pertanian

Model Hipotesis Statistik

Uji Kriteria Uji

Overall Model Fit

H0: Matriks kovariansi data sampel tidak berbeda dengan matriks kovariansi

populasi yang diestimasi Nilai p, RMSEA, dan CFI Diharapkan Ho diterima, jika: p ≥ 0,05; RMSEA < 0,08 dan atau CFI > 0,90 H1: Matriks kovariansi data sampel berbeda

nyata dengan matriks kovariansi populasi yang diestimasi

Model kompetensi

penyuluh

H0: γ1 = 0: karakteristik tidak mempengaruhi kompetensi penyuluh Nilai t Diharapkan Ho ditolak, jika: nilai t-hitung ≥ 1,96 H1: γ1 > 0: karakteristik penyuluh

berpengaruh nyata pada kompetensi penyuluh

Model kinerja penyuluh

H0: γ2 = γ3 = γ4 = 0: kompetensi, motivasi dan kemandirian tidak mempengaruhi kinerja penyuluh Nilai t Diharapkan Ho ditolak, jika: nilai t-hitung ≥ 1,96 H1: γ2 > 0: kompetensi penyuluh

berpengaruh nyata pada kinerja penyuluh

H1: γ3 > 0: motivasi penyuluh berpengaruh nyata pada kinerja penyuluh

H1: γ4 > 0: kemandirian penyuluh berpengaruh nyata pada kinerja penyuluh

Model kompetensi

petani kakao

Ho: β1 = β2 = 0: kinerja penyuluh, dan kompetensi ketua kelompok tani tidak mempengaruhi kompetensi petani kakao

Nilai t

Diharapkan Ho ditolak, jika: nilai t-hitung ≥

1,96 H1: β1 > 0: kinerja penyuluh berpengaruh

nyata pada kompetensi petani kakao H1: β2 > 0: kompetensi ketua kelompok tani

berpengaruh nyata pada kompetensi petani kakao

(21)

Pubah dan indikator dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Peubah dan indikator penelitian

No. Peubah Indikator Notasi

Laten Eksogen 01. Karakteristik Penyuluh Pertanian Umur X . Pendidikan formal X .₂ Pelatihan X .₃ Masa kerja X .₄ Lokasi tugas X .₅

Luas wilayah kerja X .₆

Jumlah petani binaan X .₇

Interaksi dengan petani X .₈

Keberhasilan (Achievement) X .₉

Pengembangan diri & promosi X . о

Kewenangan & tanggungjawab (Authority) X .

Makna pekerjaan (work itself) X . ₂

Pengakuan & penghargaan (reward) X . ₃

Gaji (salary) X . ₄

Administrasi & kebijakan organisasi (Administration) X . ₅ Pembinaan & supervisi (supervision) X . ₆ Kondisi kerja (work condition) X . ₇ 02. Kompetensi

Penyuluh Pertanian

Kemampuan merencanakan penyuluhan pertanian X₂. Kemampuan melaksanakan penyuluhan pertanian X₂.₂ Kemampuan mengevaluasi & melaporkan penyuluhan pertanian

X₂.₃ Kemampuan mengembangkan penyuluhan pertanian X₂.₄ Kemampuan mengembangkan profesi penyuluh X₂.₅ Kemampuan kepemimpinan penyuluh pertanian X₂.₆ Kemampuan diseminasi teknologi X₂.₇ Kemampuan komunikasi penyuluh pertanian X₂.₈ Kemampuan dalam kemitraan usaha X₂.₉ Kemampuan teknis budidaya kakao X₂. о 03. Motivasi Penyuluh

Pertanian

Kebutuhan untuk berprestasi X₃.

Kebutuhan untuk berafiliasi X₃.₂

Kebutuhan untuk kekuasaan X₃.₃

04. Kemandirian Penyuluh Pertanian Kemandirian Ekonomi X₄. Kemandirian Intelektual X₄.₂ Kemandirian Emosional X₄.₃ Kemandirian Sosial X₄.₄ Laten Endogen 05. Kinerja Penyuluh Pertanian

Perencanaan penyuluhan pertanian Y .

Pelaksanaan penyuluhan pertanian Y .₂ Evaluasi dan pelaporan penyuluhan pertanian Y .₃ Pengembangan penyuluhan pertanian Y .₄

(22)

No. Peubah Indikator Notasi Pengembangan profesi penyuluhan pertanian Y .₅

Kepemimpinan penyuluh pertanian Y .₆

Diseminasi teknologi Y .₇

Komunikasi penyuluh pertanian Y .₈

Kemitraan usaha Y .₉

Kemampuan teknis budidaya kakao Y . о

06. Kompetensi ketua kelompok tani

Kemampuan merencanakan penyuluhan pertanian Y₂. Kemampuan melaksanakan penyuluhan pertanian Y₂.₂ Kemampuan mengevaluasi dan melaporkan penyuluhan pertanian

Y₂.₃ Kemampuan kepemimpinan ketua kelompok tani Y₂.₄ Kemampuan diseminasi teknologi Y₂.₅ Kemampuan komunikasi ketua kelompok tani Y₂.₆

Kemampuan kemitraan usaha Y₂.₇

Kemampuan berpartisipasi dalam penyuluhan & kelompok tani

Y₂.₈

Kemampuan merencanakan usaha Y₂.₉

Kemampuan pengorganisasian dan pemasaran Y₂. о

Kemampuan keuangan Y₂.

Kemampuan membentuk kelembagaan ekonomi petani Y₂. ₂ Kemampuan mengakses pupuk, herbisida dan insektisida Y₂. ₃ Kemampuan pengembangan kelompok Y₂. ₄ 07. Kompetensi Petani

Kakao

Kompetensi usahatani kakao Y₃.

Kemampuan berpartisipasi dalam penyuluhan dan kelompok tani

Y₃.₂ Kemampuan merencanakan usaha (Planning) Y₃.₃ Kemampuan mengorganisir dan memasarkan hasil

(Marketing)

Y₃.₄ Kemampuan keuangan (Financial) Y₃.₅ Kemampuan berkomunikasi dan memotivasi Y₃.₆ Kemampuan membentuk kelembagaan ekonomi petani Y₃.₇ Kemampuan mengakses pupuk, herbisida dan insektisida Y₃.₈

Gambar

Tabel 4. Rincian populasi penelitian pada setiap kabupaten/kota
Tabel 5. Rincian sampel penelitian pada setiap kabupaten/kota  No.  Kabupaten  Penyuluh
Tabel 6. Rancangan pengujian model penelitian kinerja penyuluh pertanian
Tabel 7. Peubah dan indikator penelitian

Referensi

Dokumen terkait