• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Mekanisme Evolusi PRINT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Mekanisme Evolusi PRINT"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MEKANISME EVOLUSI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evolusi Dosen Pengampu :

Drs. Muhammad Muttaqin, M.Pd

Oleh :

Eva Rosliani Trihastuti ( 1152060030) Fina Tsania (1152060034) Ihya Ulumuddin S (1152060041)

Semester V/A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN MIPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

(2)

i

Kata Pengantar

Segala Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya dalam penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam ditunjukkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan kepada seluruh alam. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah Biokimia. Makalah ini membahas tentang “Mekanisme Evolusi ”.

Keterbatasan dalam penyusunan diharapkan tidak akan mengurangi kualitas informasi yang di sampaikan. Diharapakan Makalah ini, dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuan mengenai meknaisme evolusi. Menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan sehingga kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan dan memperbaiki makalah ini untuk kedepanya.

Bandung, 22 Oktober 2017

(3)

ii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penulisan Makalah ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Pengertian Evolusi ... 3

B. Konteks Sejarah dari Kehidupan dan Gagasan Darwin... 4

C. Faktor-Faktor Mekanisme Evolusi ... 6

D. Variasi evolusi ... 10

E. Integrasi Ayat Al-Quran dengan Mekanisme Evolusi ... 13

BAB III PENUTUP ... 15

A. Kesimpulan ... 15

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Evolusi ( Evolution) sebagai penurunan dengan modifikasi suatu frasa yang digunakan oleh Darwin dalam mengajukan gagasan bahwa banyak spesies di bumi merupakan ketururunan dari spesies yang berbeda dari spesies yang ada saat ini atau perubahan komposisi genetic suatu populasi dari generasi ke generasi. Evolusi terdiri dari berbagai mekanisme yang menghasilkan pola perubahan yang teramati. Mekanisme-mekanisme tersebut mencerminkan sebab-sebab alamiah dari fenomena alam yang diamati.

Mekanisme evolusi merupakan penjelaskan peristiwa evolusi yang dapat disebabkan oleh adanya pandangan Darwin tentang kehidupan. mutasi gen, seleksi alam, seleksi alam pada suatu populasi, asal kehidupan dan sejarah kehidupan di bumi. Evolusi didefinisikan sebagai penurunan dengan modifikasi suatu frasa yang digunakan oleh Darwin dalam mengajukan gagasan bahwa banyak spesies di bumi merupakan ketururunan dari spesies yang berbeda dari spesies yang ada saat ini. Mutasi gen adalah perubahan permanen dalam urutan DNA yang membentuk gen, sehingga urutannya berbeda dari apa yang ditemukan pada kebanyakan orang.

Variasi berasal dari mutasi bahan genetika, migrasi antar populasi (aliran gen), dan perubahan susunan gen melalui reproduksi seksual.Variasi juga datang dari tukar ganti gen antara spesies yang berbeda; contohnya melalui transfer gen horizontal pada bakteria dan hibridisasi pada tanaman.Walaupun terdapat variasi yang terjadi secara terus menerus melalui proses-proses ini, kebanyakan genom spesies adalah identik pada seluruh individu spesies tersebut.Namun, bahkan perubahan kecil pada genotipe dapat mengakibatkan perubahan yang dramatis pada fenotipenya.

Adapun integrasi yang dibahas adalah integrasi antara Al-Quran dengan proses mekanisme evolusi, dan integrasi Al-Quran dengan variasional atau

(5)

2

variasi evolusioner. Al-quran yang menjelaskan penciptaan manusia dan variasi antar makhluk hidup secara umum.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1) Apa pengertian Evolusi ?

2) Bagaimana hubungan konteks sejarah dari pandangan dan gagasan Darwin ? 3) Bagaimana proses seleksi alam dan adaptasi (anagenesis)?

4) Apa yang dimaksud dengan hanyutan genetika? 5) Apa yang dimaksud dengan evolusi variasional?

6) Bagaimana integrasi antara ayat Al-quran dengan mekanisme dan variasional evolusi?

C. Tujuan Penulisan

1) Mengetahui pengertian Evolusi

2) Mengetahui bagaimana hubungan konteks sejarah dari pandangan dan gagasan Darwin

3) Mengetahui bagaimana proses seleksi alam dan adaptasi (anagenesis) 4) Mengetahui yang dimaksud dengan hanyutan genetika

5) Mengetahui yang dimaksud dengan evolusi variasional

6) Mengetahui bagaimana integrasi antara ayat Al-quran dengan mekanisme dan variasional evolusi

(6)

3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Evolusi

Evolusi ( Evolution) sebagai penurunan dengan modifikasi suatu frasa yang digunakan oleh Darwin dalam mengajukan gagasan bahwa banyak spesies di bumi merupakan ketururunan dari spesies yang berbeda dari spesies yang ada saat ini atau perubahan komposisi genetic suatu populasi dari generasi ke generasi. Evolusi terdiri dari berbagai mekanisme yang menghasilkan pola perubahan yang teramati. Mekanisme-mekanisme tersebut mencerminkan sebab-sebab alamiah dari fenomena alam yang diamati.

Banyak tokoh yang telah menyinggung masalah evolusi mahluk hidp. Salah satunya yaitu Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan filsuf Yunani. Ia memandang spesies sebagai sesuatu yang tetap (tidak berubah). Melalui pengamatannya terhadap alam, dia mengenali keterkaitan tertentu diantara organisme-organisme. Ia menyimpulkan bahwa bentuk – bentuk kehidupan dapat di susun dalam sebuah tangga ata skala kompleksitas yang makin meningkat, belakangan skala itu di sebut skala nature.

Darwin mengembangkan dua gagasan utama bahwa penurunan dengan modifikasi menjelaskan kesatuan dan keanekaragaman makhluk hidup dan bahwa seleksi alam menyebabkan kecocokan antara organisme dengan lingkungannya. Darwin menyadari hubungan penting antara seleksi alam dan kemampuan organisme untuk menghasilkan keturunan secara berlebihan. Darwin menyadari bahwa kapasitas untuk menghasilkan keturunan secara berlebih (overreproduksi) merupakan karekteristik semua spesies. Sifat-sifat suatu organisme dapat memengaruhi tidak hanya kinerjanya, namun juga sebaik apa keturunannya menghadapi tantangan lingkungan. Oleh karena itu seleksi alam dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti predator, kekurangan makanan atau kondisi.

Maka seleksi alam dapat mengakibatkan modifikasi penting dari spesies lebih dari ratusan generasi. Bahkan jika keuntungan dari beberapa sifat yang

(7)

4

diwariskan lebih kecil dari sifat yang lain, variasi-variasi yang menguntungkan akan terakumulasi secara bertahap didalam populasi, sementara variasi yang berkurang menguntngkan akan berkurang seiring waktu. Proses ini akan meningkatkan frekuensi individu-individu dengan adapatasi-adaptasi yang menguntngkan sehingga meningkatkan kecocokan antara oranisme-organisme dan lingkungannya.

B. Konteks Sejarah dari Kehidupan dan Gagasan Darwin

Lama sebelum Darwin lahir, sejumlah filsuf Yunani berpendapat bahwa mahluk hidup mungkin berubah secara bertahap seiring waktu. Aristetoles ( 384-322 SM ) memandang spesies sebagai sesuatu yang tetap / tak berubah.

Carols Linnaeus ( 1707-1778 ) mengembangkan sistem penanaman organisme da bagian atau binomial menrut genus dan spesies. Linnaeus tidak menyatakan bahwa kemiripan antara speises-spesies disebabkan oleh kerabatan evolusioner, namun lebih diakibatkan dari pola penciptaan.

Georges Curvier ( 1769-1832 ) yang mengamati tentang fosil. Ia menyimpulkan bahwa kepunahan pasti sering terjadi dalam sejarah kehidupan. Namun Curvier dengan tegas melawan gagasan evolusi. Ia mengajukan katastrofisme, suatu prinsip bahwa kejadian-kejadian di masa lalu terjadi secara tiba-tiba dan disebabkan oleh berbagai mekanisme yang berbeda dari mekanisme yang bekerja saat ini.

James Hutton ( 1726-1797 ) mengajukan gagasan bahwa cirri geologis bumi dapat dijelaskan melalui mekanisme bertahap yang masih bekerja hingga saat ini.

Ahli geologi pada masa Darwin, Charles Lyell ( 1797-1875 ), menggabungkan pemikiran Hutton ke dalam prinsip uniformitarianisme, yang menyatakan bahwa mekanisme perubahan selalu sama sepanjang waktu.Lyell berpendapat bahwa proses-proses geologi yang sama bekerja pada saat ini maupun di masa lalu dan pada laju yang sama. Gagasan Hutton dan Lyell sangat mempengaruhi pemikiran Darwin. Darwin sepakat bahwa jika perubahan geologis merupakan hasil dari kerja yang lambat namun terus-menerus dan bukan dari peristiwa yang mendadak.

(8)

5

Pada abad ke-18, sejumlah naturalis ( termasuk kakek Darwin, Eramus Darwin ) berpendapat bahwa mahluk hidup berevolusi seiring perubahan lingkungan. Jean-Baptiste Lamarck ( 1774-1829 ) menyatakan bahwa perubahan evolusi menjelaskan pola pada fosil dan kecocokan organisme dengan lingkungannya. Lamarck juga mengira bahwa evolusi terjadi karena organisme memiliki dorongan bawaan untuk menjadi lebih kompleks. Darwin menolak gagasan ini, namun ia juga menduga bahwa variasi muncul dalam proses evolusi sebagian melalui pewarisan sifat yang diperoleh. Akan tetapi, pemahaman ini telah di gugurkan dengan adanya pengetahuan tentang genetika.

Charles Darwin ( 1809-1882 ), Darwin mengembangkan dua gagasan utama ; bahwa penurunan dengan modifikasi menjelaskan kesatuan dan keanekaragaman mahluk hidup dan bahwa seleksi alam menyebabkan kecocokan antara organisme dengan lingkungannya. Darwin menyadari kesatuan dalam kehidupan yang dinyatakannya sebagai akibat dari semua organisme yang diturunkan dari satu nenek monyang yang hidup dimasa lalu. Ia juga berfikir bahwa karena keturunan dari organisme nenek moyang tersebut hidup di dalam berbagai habitat selama jutaan tahun, mereka telah mengakumulasikan berbagai macam modifikasi atau adaptasi yang membuat mereka sesuai dengan cara hidup spesifik. Darwin menalar bahwa dalam jangka waktu yang amat panjang, penurunan dengan modifikasi pada akhirnya menyebabkan tingginya keanekaragaman mahkluk hidup yang ada sekarang.

Darwin memandang sejarah kehidupan sebagai sebuah pohon dengan banyak cabang dari batang bersama menuju ke ujung-ujung ranting termuda. Ujung ranting-ranting tersebut mencerminkan keanekaragaman organisme yang ada saat ini. Setiap percabangan pada pohon mencerminkan nenek moyang dari semua garis evolusi yang kemdian bercabang dari titik tersebut.

Darwin mengajukan sebuah mekanisme, seleksi alam untuk menjelaskan pola-pola evolusi yang teramati. Ia menyusun argumennya secara hati-hati untuk menyakinkan pembaca yang paling skeptis sekalipun. Darwin menyadari hubungan penting antara seleksi alam dan kemampuan organisme untuk menghasilkan keturunan secara berlebihan dan juga menyadari bahwa kapasitas

(9)

6

untuk menghasilkan keturunan secara berlebih ( overreproduksi ) merupakan karakteristik semua spesies.

Oleh karena itu, seiring waktu, seleksi alam yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti predator, kekurangan makanan atau kondisi fisik yang tak bersahabat dapat meningkatkan presentase sifat-sifat yang menguntungkan di dalam populasi. Maka seleksi alam dapat mengakibatkan modifikasi penting dari spesies lebih dari ratusan generasi. Bahkan jika keuntungan dari beberapa sifat yang diwariskan lebih kecil dari sifat yang lain, variasi-variasi yang menguntungkan akan terakumulasi secara bertahap di dalam populasi sementara variasi yang kurang menguntungkan alan berkurang. Seiring waktu, proses ini akan meningkatkan frekuensi individu-individu dengan adaptasi yang menguntungkan sehingga meningkatkan kecocokan antara organisme-organisme dan lingkungannya.

C. Faktor-Faktor Mekanisme Evolusi 1. Seleksi Alam

Seleksi alam adalah suatu proses yang terjadi ketika individu-individu yang memiliki karakteristik warisan tertentu sintas dan berreproduksi dengan laju yang tinggi daripada individu-individu lain. Seiring waktu, seleksi alam dapat meningkatkan kecocokan antara organisem dan lingkungannya. Jika lingkungan berubah, atau individu berpindah ke lingkungan baru, seleksi alam dapat dilihat dari adaptasi terhadap kondisi baru tersebut, terkadang memunculkan spesies baru dalam proses tersebut.

Seleksi alam berlangsung melalui interaksi melalui interaksi antara organisme individual dan lingkungannya namun individu tidak berevolusi, sebenarnya populasilah yang berevolusi seiring waktu. Seleksi alam dapat memperbanyak atau mengurangi sifat-sifat warisan saja- sifat yang diwariskan dari organisme kepada keturunannya. Faktor lingkungan bervariasi menurut tempat dan waktu. Seleksi alam selalu bekerja, namun sifat mana yang menguntungkan bergantung pada konteks lingkungan. 2. Adaptasi

(10)

7

Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik. Dalam karangan ini akan dijelaskan tentang adaptasi yang dilakukan oleh hewan dan tumbuhan dan perbedaan adaptasi yang dilakukan oleh hewan dengan adaptasi yang dilakukan oleh tumbuhan terhadap lingkungannya.

Adaptasi Hewan : kemampuan hewan untuk menyesuaikan dirinya terhadap perubahan-perubahan keadaan alam atau lingkungannya (seleksi alam). Adapun jenis-jenis dan macam-macam adaptasi pada hewan adalah: a. Adaptasi Morfologi

Adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, yang runcing dan tajam untuk makan daging, sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput atau daun dan untuk mengunyah makanan.

b. Adaptasi Fisiologi

Adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik. Contoh pada onta yang punya kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama serta pada anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin. c. Adaptasi Tingkah Laku

Adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku terhadap lingkungannya berupa kemampuan hewan untuk merubah warna kulit tubuhnya sesuai dengan lingkungan sekitarnya sehingga kurang dapat terlihat. Kemampuan hanya bisa dilakukan oleh beberapa hewan, seperti cumi-cumi, sotong dan bunglon. Sebagai contoh pada bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai dengan warna yang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk menyembunyikan diri

(11)

8

sehingga tidak terlihat oleh dari para pemangsa seperti pada contoh gambar di bawah ini:

Adaptasi Tumbuhan: penyesuaian diri yang dilakukan oleh tumbuhan terhadap lingkungan yang baru, baik perubahan fisiologis maupun morfologis dan proses penyesuaian ini berjalan lambat dan sangat tergantung kepada kondisi lingkungan barunya, apakah sesuai dengan sangat hidup tumbuhan tersebut dan kandungan unsur hara yang terdapat di lingkungan tersebut.

Dalam proses adaptasi, tumbuhan melalui berbagai tahapan, yaitu: a. Tahap Aklimatisasi : tahap di mana tumbuhan berusaha keras untuk

dapat mempertahankan hidup di tempat baru dengan mengubah kemampuan fisiologis dan atau morfologi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

b. Tahan Naturalisasi : tahap di mana tumbuhan telah mampu menyesuaikan dirinya dengan faktor lingkungan dan terus berusaha untuk menyempurnakan proses adaptasinya ke arah yang positif.

c. Tahap Domestikasi : tahap di mana proses adaptasi tumbuhan sudah dapat menyesuaikan diri dengan, lingkungan barunya dan sudah mulai dapat menjalankan kehidupannya untuk melewati siklus hidupnya dengan baik.

3. Hanyutan Genetika

Hanyutan genetika merupakan proses kebetulan atau proses tak terduga yang dapat menyebabkan frekuensi allele berfluktuasi secara tak terduga dari satu generasi ke generasi berikutnya terutama dalam populasi yang kecil.

Efek Hanyutan Genetik

1. Hanyutan genetika signifikan pada populasi kecil. Peristiwa kebetulan dapat menyebabkan alel meningkat secara propersional atau terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit pada generasi berikutnya. Walaupun peristiwa kebetulan terjadi pada populasi dengan berbegai ukuran, hal ini mengubah frekuensi alel secara substansial hanya pada populasi kecil.

(12)

9

2. Hanyutan genetik dapat menyebabkan frekuensi alel berubah secara acak. Akibat hanyutan genetic, suatu alel mungkin meningkat frekuensinya pada satu tahun, kemudian menurun pada tahun berikutnya; perubahan dari satu tahun ke tahun berikutnya dapat diprediksi. Dengan demikian tidak seperti seleksi alam yang dalam lingkungan tertentu menguntungkan sejumlah alel secara konstan dibandingkan alel-alel yang lain, hanyutan genetic menyebabkan frekuensi alel berubah secara acak seiring waktu.

3. Hanyutan genetik dapat menyebabkan variasi genetik dalam populasi. Dengan menyebabkan frekensi alel berfluktuasi secara acak seiring waktu, hanyutan genetic dapat melenyapkan alel dari populasi. Karena evolusi bergantung pada variasi genetic kehilangan semacam itu dapat memengaruhi seberapa efektif populasi dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.

4. Hanyutan genetik dapat menyebabkan alel-alel berbahaya menjadi tetap. Alel-alel yang tidak berbahaya dapat lenyap sedangkan alel-alel yang tidak menguntungkan menjadi tetap seluruhnya akibat faktor kebetulan melalui hanyutan genetic. Pada populasi kecil, hanyutan genetik juga dapat menyebabkan alel-alel yang sedikit berbahaya menjadi tetap. Jika ini terjadi, kesintasan populasi bias terancam .

Efek Pendiri

Efek pendiri terjadi ketika segelintir individu terisolasi dari populasi yang lebih besar, kelompok yang lebih kecil ini dapat mendirikan populasi baru dengan lungkang gen yang berbeda dengan populasi sumber.

Efek Leher Botol

Perubahan yang mendadak pada lingkungan, misalnya kebakaran atau banjir dapat mengurangi ukuran populasi secara drastis. Penurunan ukuran populasi secara besar- besaran dapat menyebabkan efek leher botol.

(13)

10 D. Variasi evolusi

Variasi fenotipe yang substansial pada sebuah populasi diakibatkan oleh perbedaan genotipenya. Sintesis evolusioner modern mendefinisikan evolusi sebagai perubahan dari waktu ke waktu pada variasi genetika ini. Variasi berasal dari mutasi bahan genetika, migrasi antar populasi (aliran gen), dan perubahan susunan gen melalui reproduksi seksual. Variasi juga datang dari tukar ganti gen antara spesies yang berbeda; contohnya melalui transfer gen horizontal pada bakteria dan hibridisasi pada tanaman.

Walaupun terdapat variasi yang terjadi secara terus menerus melalui proses-proses ini, kebanyakan genom spesies adalah identik pada seluruh individu spesies tersebut. Namun, bahkan perubahan kecil pada genotipe dapat mengakibatkan perubahan yang dramatis pada fenotipenya. Misalnya simpanse dan manusia hanya berbeda pada 5% genomnya.

1. Mutasi gen

Setiap sel makhluk hidup dapat mengalami mutasi setiap saat, tetapi tidak semua mutasi dapat diwariskan pada keturunannya. Mutasi yang terjadi pada sel somatik (sel tubuh) tidak akan diwariskan. Setelah individu yang mengalami mutasi meninggal maka mutasi yang terjadi juga akan menghilang bersamanya.

Sementara itu, mutasi yang terjadi pada sel-sel kelamin akan diwariskan pada keturunannya. Adanya bahan-bahan mutagen dalam gamet dapat menyebabkan terjadinya mutasi pada sel kelamin jantan (sperma) dan sel kelamin betina (ovum). Dengan demikian, gen yang bermutasi akan selalu ada dalam setiap sel keturunan.

Setiap spesies makhluk hidup memiliki sifat genotip dan fenotip (fisik) yang berbeda beda. Gen-gen yang menentukan fenotip individu tersimpan di kromosom dalam nukleus.Gen-gen sendiri tersusun dalam DNA (asam deoksiribonukleat).Sementara itu, DNA disusun oleh nukleotida yang terdiri dari basa nitrogen, gula deoksiribosa, dan fosfat.Perubahan yang terjadi pada

(14)

11

susunan kimia DNA dapat mengakibatkan perubahan sifat individu.Perubahan ini disebut mutasi gen.

Sebagian besar mutasi bersifat merugikan karena mutasi dapat mengubah atau merusak posisi nukleotida-nukleotida yang menyusun DNA.Perubahan-perubahan akibat mutasi banyak menyebabkan kematian, cacat, dan abnormalitas, seperti yang dialami penduduk Hiroshima, Nagasaki, dan Chernobyl.

Kadang-kadang mutasi pada sel kelamin dapat mengakibatkan timbulnya sifat baru yang menguntungkan. Bila sifat baru tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungannya maka individu tersebut akan terus hidup dan mewariskan mutasi yang dialaminya kepada keturunannya.

Jika mutasi selalu terjadi pada sel kelamin dari generasi ke generasi dapat menyebabkan susunan gen dalam kromosom generasi pendahulu sangat berbeda dengan generasi berikutnya. Peristiwa itu memungkinkan timbulnya individu atau spesies baru yang sangat berbeda dengan generasi pendahulunya. Menurut pendapat beberapa ilmuwan (evolusionis), perubahan pada struktur kromosom yang bersifat menguntungkan akan mengakibatkan munculnya spesies baru.

2. Jenis kelamin dan rekombinasi

Keturunan organisme seksual mengandung campuran acak kromosom leluhur yang dihasilkan melalui pemilahan bebas. Pada proses rekombinasi genetika terkait, organisme seksual juga dapat bertukarganti DNA antara dua kromosom yang sama. Rekombinasi dan pemilahan ulang tidak mengubahan frekuensi alel, namun mengubah alel mana yang diasosiasikan satu sama lainnya, menghasilkan keturunan dengan kombinasi alel yang baru. Sebagai contoh, jika dua alel secara acak terdistribusi pada sebuah populasi, maka jenis kelamin tidak akan memberikan efek pada variasi.

Namun, jika dua alel cenderung ditemukan sebagai satu pasang, maka pencampuran genetika akan menyeimbangkan distribusi tak-acak ini, dan dari waktu ke waktu membuat organisme pada populasi menjadi lebih mirip satu sama lainnya.Efek keseluruhan jenis kelamin pada variasi alami

(15)

12

tidaklah jelas, namun riset baru-baru ini menunjukkan bahwa jenis kelamin biasanya meningkatkan variasi genetika dan dapat meningkatkan laju evolusi.

Rekombinasi mengijinkan alel sama yang berdekatan satu sama lainnya pada unting DNA diwariskan secara bebas. Namun laju rekombinasi adalah rendah, karena pada manusia dengan potongan satu juta pasangan basa DNA, terdapat satu di antara seratus peluang kejadian rekombinasi terjadi per generasi. Akibatnya, gen-gen yang berdekatan pada kromosom tidak selalu disusun ulang menjauhi satu sama lainnya, sehingga cenderung diwariskan bersama. Kecenderungan ini diukur dengan menemukan bagaimana sering dua alel gen yang berbeda ditemukan bersamaan, yang disebut sebagai ketakseimbangan pertautan (linkage disequilibrium). Satu set alel yang biasanya diwariskan bersama sebagai satu kelompok disebut sebagai haplotipe.

Reproduksi seksual membantu menghilangkan mutasi yang merugikan dan mempertahankan mutasi yang menguntungkan.Sebagai akibatnya, ketika alel tidak dapat dipisahkan dengan rekombinasi (misalnya kromosom Y mamalia yang diwariskan dari ayah ke anak laki-laki), mutasi yang merugikan berakumulasi.Selain itu, rekombinasi dan pemilahan ulang dapat menghasilkan individu dengan kombinasi gen yang baru dan menguntungkan. Efek positif ini diseimbangkan oleh fakta bahwa proses ini dapat menyebabkan mutasi dan pemisahan kombinasi gen yang menguntungkan.

3. Genetika populasi

Dari sudut pandang genetika, evolusi ialah perubahan pada frekuensi alel dalam populasi yang saling berbagi lungkang gen (gene pool) dari generasi yang satu ke generasi yang lain. Sebuah populasi merupakan kelompok individu terlokalisasi yang merupakan spesies yang sama. Sebagai contoh, semua ngengat dengan spesies yang sama yang hidup di sebuah hutan yang terisolasi mewakili sebuah populasi. Sebuah gen tunggal pada populasi ini dapat mempunyai bentuk-bentuk alternatif yang bertanggung jawab terhadap

(16)

13

variasi antar fenotipe organisme. Contohnya adalah gen yang bertanggung jawab terhadap warna ngengat mempunyai dua alel: hitam dan putih. Lungkang gen merupakan keseluruhan set alel pada sebuah populasi tunggal, sehingga tiap alel muncul pada lungkang gen beberapa kali. Fraksi gen dalam lungkang gen yang merupakan alel tertentu disebut sebagai frekuensi alel. Evolusi terjadi ketika terdapat perubahan pada frekuensi alel dalam sebuah populasi organisme yang saling berkembangbiak; sebagai contoh alel untuk warna hitam pada populasi ngengat menjadi lebih umum.

Untuk memahami mekanisme yang menyebabkan sebuah populasi berevolusi, adalah sangat berguna untuk memperhatikan kondisi-kondisi apa saja yang diperlukan oleh suatu populasi untuk tidak berevolusi. Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel (variasi pada sebuah gen) pada sebuah populasi yang cukup besar akan tetap konstan jika gaya dorong yang terdapat pada populasi tersebut hanyalah penataan ulang alel secara acak selama pembentukan sperma atau sel telur dan kombinasi acak alel sel kelamin ini selama pembuahan. Populasi seperti ini dikatakan sebagai dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg dan tidak berevolusi.

E. Integrasi Ayat Al-Quran dengan Mekanisme Evolusi

"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).

(17)

14

Mekanisme evolusi merupakan penjelasan peristiwa evolusi yang dapat disebabkan oleh adanya pandangan Darwin tentang kehidupan. mutasi gen, seleksi alam, seleksi alam pada suatu populasi, asal kehidupan dan sejarah kehidupan di bumi. Evolusi didefinisikan sebagai penurunan dengan modifikasi suatu frasa yang digunakan oleh Darwin dalam mengajukan gagasan bahwa banyak spesies di bumi merupakan ketururunan dari spesies yang berbeda dari spesies yang ada saat ini. Mutasi gen adalah perubahan permanen dalam urutan DNA yang membentuk gen, sehingga urutannya berbeda dari apa yang ditemukan pada kebanyakan orang.

Adaptasi adalah proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungan yang diteruskan terhadap keturunannya; perubahan tanggapan suatu alat perasa terhadap rangsangan karena mendapatkan rangsangan secara terus menerus, perubahan suatu makhluk hidup sebagai akibat dari reaksi terhadap perubahan lingkungannya. Dinamika populasi yang berarti tentang adanya keturunan yang akan dihasilkan dari kemungkinan bertahan hidup dari indukan untuk dapat bereproduksi. Adanya Kompetisi yang dilakukan oleh species agar dapat bertahan hidup lebih lama. Perkawinan tak acak dapat mengakibatkan alel yang membawa sifat lebih disukai akan menjadi lebih sering dijumpai dalam populasi, sedangkan alel dengan sifat yang tidak disukai akan berkurang dan mungkin akan hilang dari populasi. Perkawinan yang terjadi antar keluarga dekat dapat mengakibatkan frekuensi gen abnormal atau gen resesif.

F. Integrasi Ayat Al-Quran dengan Variasional

ََهُّيَأَٰٓ َي َُكَم َر ۡكَأََّنِإَْۚ ا َٰٓوُف َراَعَتِلََلِئَٰٓاَبَق َوَاٗبوُعُشَ ۡمُك َنۡلَعَج َوَ ىَثنُأ َوَ ٖرَكَذَنِ مَمُك َنۡقَلَخَاَّنِإَ ُساَّنلٱَا َ ٞريِبَخٌَميِلَعََ َّللَّٱََّنِإَ ْۚۡمُك ىَقۡتَأَِ َّللَّٱََدنِعَ ۡم

١٣

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ( Al-Hujurat : 13 ).

(18)

15 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Evolusi ( Evolution) sebagai penurunan dengan modifikasi suatu frasa yang digunakan oleh Darwin dalam mengajukan gagasan bahwa banyak spesies di bumi merupakan ketururunan dari spesies yang berbeda dari spesies yang ada saat ini. Mekanisme evolusi terjadi karen beberapa faktor seperti adatasi, mutasi dan seleksi alam. Hanyutan genetika merupakan proses kebetulan atau proses tak terduga yang dapat menyebabkan frekuensi allele berfluktuasi secara tak terduga dari satu generasi ke generasi berikutnya terutama dalam populasi yang kecil. Variasi berasal dari mutasi bahan genetika, migrasi antar populasi (aliran gen), dan perubahan susunan gen melalui reproduksi seksual. Integrasi antara ayat Al-Quran dengan mekanisme evolusi terdapat pada Q.S An-Nisa:1, Q.S Al- Mukminun:12-14, dan Q.S Al- Hujurat: 13

(19)

16 Daftar Pustaka

Campbell, N.A. Reece JB. 2008. Biologi Jilid II. Jakarta : Erlangga

Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Fried, George. 2006. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

http://myfkip.blogspot.co.id/2015/02/contoh-makalah-evolusi.html

https://eug3n14.wordpress.com/2009/10/05/adaptasi-evolusi-variasi-dan-keanekaragaman-hayati/

Referensi

Dokumen terkait