• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lomba Layang-layang Pantai Jatimalang Diikuti Peserta Dari Malaysia dan Thailand

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lomba Layang-layang Pantai Jatimalang Diikuti Peserta Dari Malaysia dan Thailand"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Lomba Layang-layang Pantai

Jatimalang Diikuti Peserta

Dari Malaysia dan Thailand

PURWOREJO – Sebanyak 35 club ikut ambil bagian dalam lomba layang-layang yang digelar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo. Lomba digelar di Pantai Jatimalang selama dua hari (8-9 Juli).

Selain diikuti peserta dari luar daerah, lomba layang-layang bertaraf nasional yang diberi label “Purworejo Kite Festival 2017” juga diikuti peserta eksibisi dari Malaysia dan Thailand.

Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Purworejo Lilos Anggorowati melalui Kasi Pemasaran Obyek Wisata, Woro Theresia mengatakan, lomba dibagi menjadi 4 kategori, yakni tradisional, dua dimensi, tiga dimensi dan train.

“Untuk hari pertama dilombakan kategori tradisional dan dua dimensi, sementara hari kedua dilombakan 3 dimensi dan train, “kata Woro disela-sela lomba Minggu (9/7).

Dijelaskan, lomba layang-layang tingkat nasional tersebut yang pertama diadakan dan sebagai tindak lanjut dari kegiatan eksibisi tahun-tahun lalu. “Dulu sudah pernah digelar kegiatan seperti ini tapi bersifat eksibisi, nah lombanya ya baru sekarang,”jelasnya.

Peserta lomba layang-layang di Pantai Jatimalang

Disebutkan, pemilihan pantai Jatimalang sebagai lokasi lomba karena obyek wisata Pantai Jatimalang sebagai salah satu

(2)

sumber pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Purworejo sehingga diharapkan dengan adanya event itu pantai Jatimalang akan semakin dikenal masyarakat luas hingga luar daerah bahkan luar negeri.

“Dengan adanya event-event seperti diharapkan akan semakin meningkatkan jumlah pengunjung dan berpengaruh pada PAD serta multi player efect bagi perekonomian warga sekitar,”ucap Woro. Harapanya, tambah Woro, lomba layang-layang tingkat nasional tersebut bisa menjadi event tahunan.

Disamping itu dirinya juga menghimbau agar para pengunjung tetap menjaga kebersihan pantai Jatimalang sehingga pengunjung tetap merasa nyaman dan tidak terganggu dengan sampah yang berserakan. “Kita sudah bekerjasama dengan pokdawis dan karang taruna setempat untuk bersama-sama menjaga kebersihan pantai, “pungkas Woro.

Kesenian Tradisional Dongkrak

Kunjungan Wisata, Selama

Libur Lebaran

PURWOREJO, FP – Selama libur Lebaran 2017, beragam kesenian tradisional meraimaikan sejumlah objek wisata, baik yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo maupun kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Adanya hiburan yang dipersiapkan khusus oleh pengelola wisata berhasil mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan.

Salah satu lokasi wisata yang mengalami pelonjakan pengunjung cukup signifikan terpantau Purworejo Ekspres yakni Curug Muncar Indah di Desa Kaliwungu Kecamatan Bruno. Meski berada cukup jauh dari pusat kota, Curug Muncar yang dikelola Pokdarwis Muncar Indah ini menjadi incaran wisatawan, baik

(3)

lokal maupun luar daerah.

“Khusus lebaran ini kami menyuguhkan kesenian tradisional Dolalak Putri dari Desa Kaliwungu. Pengunjungnya meningkat drastis, yang biasanya hanya 100 orang, ini hari pertama sudah mencapai sekitar 500 orang,” kata Muh Khojim, ketua panitia kesenian libur lebaran Curug Muncar, Rabu (28/6).

Dijelaskan, meski dikelola dengan anggaran yang terbatas, Curug Muncar terus digarap. Sejumlah fasilitas mulai dibangun, seperti kios, toilet, dan musala. Anggaran dana desa sekitar Rp 200 juta juga disiapkan untuk merabat beton akses jalan menuju curug yang saat ini masih berupa tanah.

“Memang yang menjadi kendala sekarang adalah infrastruktur jalan yang masih tanah dan cukup jauh menuju lokasi, tapi tidak lama lagi akan segera dirabat. Dalam bulan ini ditargetkan menyelesaiakan pembangunan 4 kios, toilet dan musala,” jelasnya.

Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Purworejo, Wasit Diono SSos, saat melakukan kunjungan bersama jajaran Polsek Bruno memberikan apresiasi terhadap kemandirian Pokdarwis. Meski belum menjadi wisata unggulan yang dikelola Pemkab, pihaknya meminta agar Pokdarwis dapat terus menggali potensi dan terus berbenah, khususnya untuk menyambut tahun kunjungan wisata 2020.

“Rencananya lapangan Desa Kaliwungu ini akan menjadi terminal pariwisata dan memudahkan akses wisatawan yang selama ini cukup kesulitan dalam transportasinya. Pemkab tentu akan terus memberikan dukungan. Setelah pusat kota digarap, mulai dari alun-alun, nanti pembangunan akan merambah ke semua wilayah,” ungkap Wasit yang juga mantan Camat Bruno.

Lebih lanjut disebutkan, pada libur lebaran tahun ini, seluruh lokasi wisata di Purworejo berkreasi menyuguhkan hiburan. Berdasarkan pantauannya, tingkat kunjungan wisata di sejumlah lokasi melonjak signifikan.

(4)

“Selain Curug Muncar, Bruno juga memiliki Curug Gunung Putri yang baru saja diresmikan, ini menjadi alternatif kedua setelah Kecamatan Bener. Saya sudah memantau sejumlah objek wisata, seluruhnya menyuguhkan hiburan dan tingkat kunjungannya luar biasa,” sebutnya.

Ongol-ongol,

Kumbokarno,

Lobster dan Gadung Luwuk

Juarai

Purworejo

Kite

Festival 2017

PURWOREJO, FP – Setelah melalui penilaian yang sangat ketat, akhirnya Tim juri dari Pelangi Yogyakarta memutuskan layang-layang Ongol-ongol dari club Petung asal Kabupaten Tulungagung, Pelangi Dimataku dari club Fakta asal Kabupaten Cilacap, dan Delta dari club Panji asal Cilacap sebagai pemenang juara 1, 2, dan 3 Kategori Tradisional. Sedang juara harapan 1 dan 2 diduduki Mancungan Genap dari club Kepis asal Muntilan dan Cindelaras dari club Passgoed asal Yogyakarta. Sementara Kategori dua dimensi juara pertama diraih layang-layang Kumbokarno dari Club Ketapang, Kabupaten Tuban. Selanjutnya juara kedua Suku Asmat dari Club Gegong, Jakarta dan Dajal Laknat dari Club Pangeran Petruk, Magelang sebagai juara ketiga. Juara harapan I dan II Gangsingan dari Club El Nino, Yogyakarta dan Gandrung dari Club Gumelang, Ponorogo. Pada Kategori tiga dimensi, juara I, II, dan III diduduki layang-layang Lobster dari Club Fakta, Cilacap, Kue Ulang Tahun dari Club Kumis, Kroya, dan Lion Fish dari Club Betung, Tulungagung. Harapan I dan II ditempati Piting Rajungan dari Club Carlos Tech, Solo dan Buaya dari Club Gegono, Jakarta. Di Kategori Train Naga, layang-layang Gadung Luwuk dari Club

(5)

Ketapang, Tuban sebagai terbaik I, Baru Klinthing dari Club Petung, Tulungagung terbaik II, dan Elang Naga dari Club Perlabaya, Surabaya sebagai terbaik III. Sementara harapan I dan II disabet Lawu Ijo dari Club Pelangi Lawu Ijo, Solo dan Naga Gini dari Club Mistery, Kebumen.

Penyerahan hadiah dilakukan oleh Gandi Budi Supriyanto selaku Plt Kadin Pariwisata dan Budaya Purworejo, Kepala Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Promosi, Lilos Anggorowati, dan Kasi Promosi dan Kerjasama, Woro Theresia.

Menurut Woro, masing-masing pemenang mendapat sejumlah uang pembinaan dan tropi. “Juga mendapat piagam penghargaan yang ditandatangani Bupati Purworejo Agus Bastian, “kata Woro Theresia.

Ribuan Penghobi Mancing Ikuti

Lomba Mancing Gratis

PURWOREJO, FP – Ribuan penghobi mancing mengikuti lomba mancing gratis yang digelar oleh Kepala Desa Girimulyo Kecamatan Kemiri, Kamis (3/8).

Lomba dalam rangka kegiatan Bupati Tilik Deso memperebutkan empat hadiah utama dan puluhan hadiah hiburan.

Dalam kesempatan itu panitia menebar 90 kg ikan bawal dan 3 kwintal lele dengan master seberat 2,5 kg. Lomba dilaksanakan di saluran irigasi sungai Loning.

Hadiah utama pertama berupa Sepeda dengan tanda benang ungu pada ikan, kedua, kompor gas 2 Tungku dengan benang putih, tiga, kompor gas dengan benang biru, empat, kipas angin benang warna hijau, lima, magicom dengan tanda benang kuning, dan setrika tanda benang merah.

(6)

terpancing, bukan cekrikan dan berlaku bagi peserta yang punya nomer undian serta mengisi daftar hadir. “Hadiah yang tidak didapat akan diundi, “kata Suyono.

Sementara dalam sambutanya, Camat Kemiri, Agus Ari Setyadi S.Sos selaku penyelenggara mengatakan, tujuan lomba mancing untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan diantara warga masyarakat khususnya penggemar mancing yang ada di Kabupaten Purworejo sekaligus kampanye melestarikan lingkungan utamanya sungai.

“Seperti diketahui akhir-akhir ini banyak sekali masyarakat melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya merusak sungai seperti mencari ikan dengan setrum, obat, bahan peledak dan lainya, “kata Agus Ari Setyadi.

Dengan kegiatan seperti lomba mancing, lanjutnya, diharapkan akan tumbuh kesadaran terhadap lingkungan dan bertanggungjawab melestarikan sungai yang sangat dibutuhkan.

“Harapanya setelah kegiatan selesai warga masyarakat bisa mengambil manfaatnya untuk kedepan lebih baik, “pungkas Agus Ari.

351 Bonsai Ikuti Kontes

Tingkat Nasional di Purworejo

PURWOREJO, FP – Ratusan Bonsai dari berbagai wilayah di Indonesia bersaing dalam kontes yang digelar oleh Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Purworejo di Jalan A Yani 370 tepatnya di belakang Lafina Café & Car Wash, Baledono, Purworejo. Usai menjalani penilaian kontes mulai 31 Juli lalu, seluruh Bonsai dipamerkan untuk masyarakat umum

(7)

mulai tanggal 4 hingga 8 Agustus 2017.

Ketua PPBI Purworejo, Adiguna Pranata, menyebutkan bahwa kontes dan pameran bonsai kali ini mengangkat tajuk “Nunggal Rasa Lima Kutha” dan menjadi penyelenggaran yang kedua di Purworejo setelah pada tahun 2011 silam menggelar ajang yang sama bertajuk “Fram Zero to Hero”. Meski bertema lima kota, kontes dan pameran diikuti oleh puluhan kota se-Indonesia dengan total Bonsai mencapai 351 pohon.

“Ini merupakan event nasional. Berbagai bonsai terbaik juga diturunkan dari sejumlah kota besar, seperti Cirebon, Cilacap, Purwokerto, Madura, Pacitan, Ponorogo dan lainnya,” katanya, Jumat (4/8).

Menurutnya, ajang kali ini digelar antara lain untuk menghidupkan gairah Bonsai, khususnya bagi para penggemarnya. Lebih dari itu pameran bertujuan untuk mengenalkan bonsai sebagai karya seni yang bernilai ekonomis.

“Pameran ini menyadarkan masyarakat bahwa kita sangat kaya varian Bonsai. Bonsai potensial bagi negara kita, termasuk Purworejo, untuk menunjang ekonomi kreatif,” ungkapnya.

Salah seorang pengunjung sedang mengamati bonsai

Disebutkan, Bonsai terdiri atas beragam varian. Dua diantaranya yakni Serut yang menjadi unggulan Purworejo dan Wahong yang menjadi tanaman pantai terbaik di dunia.

(8)

Kontes kali ini dibagi menjadi 3 kategori, yakni Prospek, Regional, dan Madya. Kriteria penilaiannya antara lain meliputi kematangan, keseimbangan, keselarasan, dan presentasi.

“Apresiasi kita berikan kepada pemilik bonsai-bonsai terbaik dengan piagam penghargan, bukan berupa uang pembinan,” sebutnya.

Sementara itu, Ketua Umum PPBI Pusat, Sapta Darsana, menyatakan bahwa kontes dan pameran bonsai akan terus digencarkan di seluruh wilayah Indonesia. Selain untuk mewadahi para penggemar untuk berapresiasi, pameran juga menjadi media penyadaran masyarakat. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang menilai bahwa Bonsai menjadi aktivitas penyiksaan terhadap tanaman.

“Banyak yang menilai bahwa bonsai itu sebuah penyiksaan tanaman karena dipaksa untuk tumbuh tidak wajar. Anggapan itu keliru. Bonsai justru menjadi seni merawat tanaman, yakni penggabungan antara seni dan botani. Ada nilai filosofis menyayangi tanaman dan melatih kesabaran,” ungkapnya.

Wujud Syukur Hasil Panen, GKJ

Purworejo Gelar Riyoyo

Unduh-unduh

PURWOREJO, FP – Gereja Kristen Jawa (GKJ) Purworejo menggelar tradisi Riyoyo unduh, Sabtu (5/8). Tradisi Riyoyo Unduh-unduh adalah simbul rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.

(9)

Berbagai macam hasil bumi diarak jemaat GKJ menuju gereja dan keesok harinya Minggu (6/8) di jual kemudian hasilnya digunakan untuk keperluan gereja.

Tradisi Riyoyo Unduh-unduh merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh GKJ Purworejo dan dinanti masyarakat Purworejo.

Ketua Panitia, Protomo, mengatakan, selain sebagai ungkapan rasa syukur hasil panen, juga untuk memeriahkan HUT RI ke-72. “Sekaligus sebagai wujud peran aktif keluarga GKJ Purworejo, ” kata Protomo.

Dikatakan, Riyoyo Unduh-unduh diikuti oleh 4 Bergodo perwakilan jemaat GKJ di Purworejo. Bergodo 1 dari kelompok Play Group Seruni, TK Seruni, SD Kristen, SMP Widodo, SMK Penabur, Rumah Sakit Panti Waluyo, Mitra Kasih, dan Radio Komunitas Mitra FM beserta Komunitas Mitra mania.

Bergodo 2, kelompok Nazaret Seren, Betlehem, Corinte Barat, Efesus, dan Samaria Timur. Untuk Bergodo 3, kelompok Yerusalem Plaosan, Yeriko, Cornelius Timur Selatan, Cornelius Utara, dan Samaria Barat. Sementara Bergodo 4 d a r i k e l o m p o k J e r u s a l e m Sindurjan, Betania Selatan, Betania Utara, Corinto Timur, Filipi, dan Kenteng.

Arak-arakan juga dimeriahkan dengan hiburan Calung, Kuda Kepang, Rampak Buto, Drumnand SMK Kartini, RAPI, dan Atas Jago (Asosiasi Komunitas Penjaga Bogowonto) yang membawa air dari tuju sumber.

“Dalam kesempatan ini juga hadir GKJ dari Grogol Sidoharjo dan GKJ Pakem Yogyakarta untuk melihat langsung pelaksanaan Riyoyo Unduh-unduh, “ucapnya.

(10)

Pengamatan lapangan, mobil dan becak peserta pawai dihiasi aneka macam hasil bumi dalam bentuk yang berbeda.

Arak-arakan berangkat dari SMK Penabur Purworejo kemudian ke timur menyusuri jalan Dr Setia Budi depan pendopo kabupaten. Selanjutnya masuk jalan Ahmad Yani hingga perempatan Buntu belok kiri menyusuri jalan Ahmad Dahlan ke utara dan berakhir di depan GKJ Purworejo di jalan Kolonel Sugiono.

Usai diarak, seluruh hasil bumi dikumpulkan dan akan dijual pada kegiatan pasar murah dan pentas seni yang akan dilaksanakan hari Minggu (6/8) di depan GKJ Purworejo. Sepanjang jalan yang dilewati masyarakat sangat antusias menyaksikan arak-arakan tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Data diri berupa informasi pribadi yang telah dimasukan dalam aplikasi oleh admin, nilai pribadi adalah kumpulan semua nilai kinerja pribadi yang telah dinilai

Distribusi Interaksi Obat Antihipertensi dengan Obat Lain pada Pasien Hipertensi Primer di Instalasi Rawat Jalan RSUD Luwuk Periode Januari – Maret 2016

(Catatan: hasil ini jauh lebih mudah jika diperbolehkan memakai deret sinus-cosinus dari awal, soal ini hanya menunjukkan dengan deret Fourier complex kita tetap bisa

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu melakukan tindakan dalam pembelajaran ekonomi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dengan Objective Matrix dan Traffic Light System, menunjukkan bahwa kinerja Pabrik Gula Rendeng tahun 2013 adalah sebesar 3,604 yang berada

Sejalan dengan berbagai pengertian budaya atau kultur yang dikemukakan dalam uraian sebelumnya maka dapat dipahami bahwa konsep kultur sebagai suatu pendekatan

Setelah diadakan treatment/perlakuan pada pembelajaran kanji menggunakan metode mnemonik melalui multimedia pada siklus I didapatkan hasil sebagai berikut: siswa

nilai-nilai yang menjadi acuan ekonomi masyarakat untuk hidup sesuai dengan.. kemampuannya dan tidak bersifat hedonistik, mengajarkan untuk