• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN JENIS DAN DOSIS PESTISIDA DI LAHAN PERTANIAN RAPAK DALAM SAMARINDA SEBERANG. Oleh NATALIA SANDA MANGLILI NIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN JENIS DAN DOSIS PESTISIDA DI LAHAN PERTANIAN RAPAK DALAM SAMARINDA SEBERANG. Oleh NATALIA SANDA MANGLILI NIM."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PENGGUNAAN JENIS DAN DOSIS PESTISIDA

DI LAHAN PERTANIAN RAPAK DALAM

SAMARINDA SEBERANG

Oleh

NATALIA SANDA MANGLILI

NIM. 100500172

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

2 0 1 3

(2)

STUDI PENGGUNAAN JENIS DAN DOSIS PESTISIDA

DI LAHAN PERTANIAN RAPAK DALAM

SAMARINDA SEBERANG

Oleh

NATALIA SANDA MANGLILI

NIM. 100500172

Karya Ilmiah Sebagai Salah Syarat

untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Diploma III Politeknik

Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

2 0 1 3

(3)

NATALIA SANDA MANGLILI

NIM 100500172 2013

(4)

STUDI PENGGUNAAN JENIS DAN DOSIS PESTISIDA

DI LAHAN PERTANIAN RAPAK DALAM

SAMARINDA SEBERANG

Oleh

NATALIA SANDA MANGLILI

NIM. 100500172

Karya Ilmiah Sebagai Salah Syarat untuk Memperoleh Sebutan Ahli

Madya Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

2 0 1 3

(5)

Penguji II,

Furqaan Hamsyani S.Hut.,M.S NIP.197901042010121002

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Studi Penggunaan Jenis dan Dosis Pestisida Di Lahan Pertanian Rapak Dalam Samarinda Seberang

Nama : Natalia Sanda Manglili N I M : 100500172

Program Studi : Manajemen Lingkungan Jurusan : Manajemen Pertanian

Lulus ujian pada tanggal : ... Penguji I, Ir. Suwarto, MP NIP. 196410101992031003 Pembimbing, Haryatie Sarie, SP, MP. NIP.197810132009122001 Mengesahkan,

Ketua Jurusan Manajemen Pertanian

Ir. Hasanuddin, MP NIP.196308051989031005 Menyetujui,

Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan

Ir. Dadang Suprapto, MP NIP.196201011988031003

(6)

ABSTRAK

NATALIA SANDA MANGLILI. Studi Penggunaan Jenis dan Dosis Pestisida Di Lahan Pertanian Rapak Dalam Samarinda Sebrang. (di bawah bimbingan Haryatie Sarie).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan jenis dan dosis pestisida di lahan pertanian Rapak Dalam Samarinda Seberang.

Penelitian dilakukan selama 5 bulan pada tanggal 25 Februari 2013 sampai dengan 28 Juli 2013, yang meliputi persiapan penelitian, studi pustaka, survei lokasi, pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data.

Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut :

1. Studi pustaka, mempelajari buku yang mendukung penyusunan laporan karya ilmiah ini.

2. Survei Lokasi, menentukan tempat masyarakat yang akan diambil sampel. 3. Membagi kuesioner kepada 20 orang petani.

4. Melakukan wawancara kepada 20 orang petani yang akan diambil sampelnya.

5. Pengambilan gambar atau foto di sekitar tempat yang akan diteliti.

6. Melakukan pengumpulan data dari kuesioner dan data yang mendukung penyusunan laporan karya ilmiah ini.

7. Menganalisis data dengan metode kualitatif.

Dari 20 responden petani yang diwawancarai untuk jenis pestisida Dupont Lannate ada 13 petani pada tanaman kangkung, bayam dan katuk. Dan jenis pestisida Magu ada 4 petani pada tanaman timun, terong, labu dan kacang panjang. Dan jenis pestisida Decis ada 2 petani pada tanaman cabai. Dan jenis Furadan ada 1 petani pada tanaman padi.

Dari 20 responden petani yang diwawancarai ada 4 petani yang menggunakan pestisida dosis tinggi atau diatas dosis yang dianjurkan pada tanaman bayam, padi dan cabai. Dan yang menggunakan dosis standar atau dosis sesuai yang dianjurkan ada 16 petani pada tanaman katuk, timun, terong, bayam, kacang panjang, kangkung dan labu.

(7)

RIWAYAT HIDUP

Natalia Sanda Manglili, lahir pada tanggal 07 Desember 1993 di Nunukan, Kalimantan Timur. Merupakan anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan Ibu Erni Lembang dan Bapak Daniel Jombe.

Pendidikan dimulai di Sekolah Dasar (SD) Negeri 013 Nunukan dan lulus pada tanggal 18 Juni 2004, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 004 Nunukan dan lulus pada tanggal 23 Juni 2007. Pada tanggal 31 Juli 2007 melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Pancasila dan lulus pada tanggal 26 April 2010. Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2010 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Jurusan Manajemen Pertanian, Program Studi Manajemen Lingkungan.

Pada tanggal 1 Maret sampai 31 April 2013 mengikuti program Praktek Kerja Lapang (PKL) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Dan PT. Kitadin, Kalimantan Timur.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lahan pertanian Jl. KH. Harun Nafsi, RT. 20, Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Samarinda Seberang.

Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan pada tanggal 25 Februari 2013 sampai dengan 28 Juli 2013, yang merupakan syarat untuk menyelesaikan tugas akhir di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan mendapat sebutan Ahli Madya.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Selaku Dosen pembimbing, Ibu Haryatie Sarie, SP, MP.

2. Selaku Dosen Penguji I

3. Selaku Dosen Penguji II Bapak Furqaan Hamsyani S.Hut.,M.S

4. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan.

5. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.

6. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

7. Ayah, Ibu, Kakek dan Nenek tercinta serta semua anggota keluarga yang telah banyak memberikan motivasi dan doa kepada penulis selama ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu telah membantu dalam penelitian dan penyusunan laporan ini.

Walaupun sudah berusaha dengan sungguh-sungguh, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan ini, namun semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, amin.

Natalia Sanda Manglili

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………... viii

DAFTAR ISI……….... x DAFTAR TABEL………... x DAFTAR GAMBAR………... i DAFTAR LAMPIRAN……….... ii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1

B. Tujuan Penelitian dan Hasil yang Diharapkan………... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Pestisida……..………... 3

B. Jenis dan Dosis Pestisida ………... 9

` III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian………... 12

B. Alat Penelitian………... 12

C. Prosedur Penelitian………... 12

D. Pengolahan Data………... 13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil……….... 14

B. Pembahasan………... 15

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….... 18

B. Saran………... 18 DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor TubuhUtama Halaman 1. Data Hasil Penelitian Wawancara Petani Rapak Dalam... 14

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Lampiran Halaman

1. Membagikan Kuesioner dan Mewawancarai Petani... 22

2. Mengamati Kondisi Tanaman………. 23

3. Pestisida Dupont Lannate……… 24

4. Pestisida Magu………. 24

5. Pestisida Furadan……… 24

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran ..Halaman 1. Daftar Kuesioner……… 25

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pestisida yang digunakan di bidang pertanian secara spesifik sering disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) untuk membedakannya dari produk-produk yang digunakan di bidang lain (Djojosumarto, 2008).

Menurut Yuantari (2009) pestisida adalah zat atau campuran yang diharapkan sebagai pencegahan, menghancurkan atau pengawasan setiap hama termasuk vektor terhadap manusia dan penyakit pada binatang, tanaman yang tidak disukai dalam proses produksi. Pestisida meliputi herbisida (untuk mengendalikan gulma), insektisida (untuk mengendalikan serangga), fungisida (untuk mengendalikan fungi/jamur), nematisida (untuk mengendalikan nematoda), rodentisida (racun vertebrata), mollusida (mengontrol siput).

Pestisida mempunyai peranan penting untuk membantu mengatasi permasalahan organisme pengganggu. Bahkan telah menjadi alat yang sangat penting didalam meningkatkan produksi pertanian (Saenong, 2007). Pestisida tidak hanya memberikan manfaat terhadap pertanian, namun juga memberikan dampak negatif. Lahan pertanian yang terkontaminasi pestisida menyebabkan terjadinya penumpukan bahan berbahaya dan beracun dalam tanah (Yuantari, 2009).

Dampak negatif penggunaan pestisida telah banyak dilaporkan dalam berbagai penelitian. Dampak tersebut dapat berupa ketidak-stabilan ekosistem, adanya residu pada hasil panen dan bahan olahannya,

(14)

2

pencemaran lingkungan dan keracunan bahkan kematian pada manusia. Pestisida juga dapat menimbulkan resistensi hama, ledakan hama, timbulnya hama sekunder. Pencemaran dan keracunan pestisida umumnya terjadi akibat kelalaian manusia dalam penggunaannya yang berlebihan, kesalahan pencampuran dan penanganan yang tidak sesuai prosedur. Penggunaan pestisida yang tidak terkendali akan menimbulkan bermacam-macam masalah kesehatan dan pencemaran lingkungan (Yuantari, 2009). B. Tujuan Penelitian dan Hasil yang Diharapkan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan jenis dan dosis pestisida di lahan pertanian Rapak Dalam Samarinda Seberang.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi bagi para petani.

(15)

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Pestisida

1. Pengertian Pestisida

Menurut Yuantari (2009) pestisida adalah zat atau campuran yang diharapkan sebagai pencegahan, menghancurkan atau pengawasan setiap hama termasuk vektor terhadap manusia dan penyakit pada binatang, tanaman yang tidak disukai dalam proses produksi. Pestisida meliputi herbisida (untuk mengendalikan gulma), insektisida (untuk mengendalikan serangga), fungisida (untuk mengendalikan fungi/jamur), nematisida (untuk mengendalikan nematoda), rodentisida (racun vertebrata), mollusida (mengontrol siput).

Pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :

a. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman atau hasil-hasil pertanian.

b. Memberantas rerumputan.

c. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak termasuk pupuk.

d. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan dan ternak.

e. Memberantas dan mencegah hama-hama air.

f. Memberikan atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan, memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat

(16)

4

menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.

Pestisida yang digunakan di bidang pertanian secara spesifik sering disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) untuk membedakannya dari produk-produk yang digunakan dibidang lain (Djojosumarto, 2008).

Pengelolaan pestisida adalah kegiatan meliputi pembuatan, pengangkutan, penyimpanan, peragaan, penggunaan dan pembuangan / pemusnahan pestisida. Selain efektifitasnya yang tinggi, pestisida banyak menimbulkan efek negatif yang merugikan. Dalam pengendalian pestisida sebaiknya pengguna mengetahui sifat kimia dan sifat fisik pestisida, biologi dan ekologi organisme pengganggu tanaman (Wudianto R, 2010).

2. Pengaruh Pestisida Dalam Lingkungan Pertanian

Dengan meningkatnya pembangunan nasional dan juga terjadinya peningkatan industrialisasi diperlukan saran-sarana yang mendukung lancarnya proses industrialisasi tersebut, yaitu dengan meningkatkan sektor pertanian.

Menurut Suwanto (1994), kondisi pertanian di Indonesia di masa mendatang banyak yang akan diarahkan untuk kepentingan agroindustri. Salah satu bentuknya akan mengarah pada pola pertanian yang makin monokultur, baik itu pada pertanian darat maupun akuakultur. Dengan kondisi tersebut, maka berbagai jenis penyakit yang tidak dikenal atau menjadi masalah sebelumnya akan menjadi kendala bagi peningkatan hasil berbagai komoditi agroindustri. Peningkatan sektor pertanian memerlukan

(17)

5

berbagai sarana yang mendukung agar dapat dicapai hasil yang memuaskan dan terutama dalam hal mencukupi kebutuhan nasional dalam bidang pangan/sandang dan meningkatkan perekonomian nasional dengan mengekspor hasil ke luar negeri.

Sarana-sarana yang mendukung peningkatan hasil di bidang pertanian ini adalah alat-alat pertanian, pupuk, bahan-bahan kimia yang termasuk di dalamnya adalah pestisida. Ton (1991), mengatakan bahwa di negara-negara dunia ketiga yang sedang berkembang yang mencukup kebutuhannya sendiri dalam bidang pangan/sandang, penggunaan bahan-bahan kimia pertanian membantu pada kemajuan dan perkembangan pertanian selanjutnya. Tetapi di negara-negara berkembang telah mengurangi penggunaan dari bahan-bahan kimia pertanian karena merupakan salah satu penyebab utama dari pencemaran lingkungan.

Pencemaran lingkungan terutama lingkungan pertanian disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan kimia pertanian. Telah dapat dibuktikan secara nyata bahwa bahan-bahan kimia pertanian dalam hal ini pestisida, meningkatkan produksi pertanian dan membuat pertanian lebih efisien dan ekonomi. Pencemaran oleh pestisida tidak saja pada lingkungan pertanian tapi juga dapat membahayakan kehidupan manusia dan hewan dimana residu pestisida terakumulasi pada produk-produk pertanian dan pada perairan. Bagaimana cara untuk meningkatkan produksi pertanian disamping juga menjaga keseimbangan lingkungan agar tidak terjadi pencemaran akibat penggunaan pestisida yang dapat mengganggu stabilitas lingkungan pertanian. Untuk itu perlu diketahui peranan dan pengaruh serta penggunaan yang aman dari pestisida dan adanya alternatif lain yang dapat

(18)

6

menggantikan peranan pestisida pada lingkungan pertanian dalam mengendalikan hama, penyakit dan gulma.

3. Peranan Pe stisida Dalam Pertanian

Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan perkembangan/pertumbuhan dari hama, penyakit dan gulma. Tanpa menggunakan pestisida akan terjadi penurunan hasil pertanian. Pestisida secara umum digolongkan kepada jenis organisme yang akan dikendalikan populasinya. Insektisida, herbisida, fungsida digunakan untuk mengendalikan hama, gulma, jamur tanaman yang patogen dan nematoda. Jenis pestisida yang lain digunakan untuk mengendalikan hama dari tikus dan siput (Alexander, 1977).

Berdasarkan ketahanannya di lingkungan, maka pestisida dapat dikelompokkan atas dua golongan yaitu yang resisten dimana meninggalkan pengaruh terhadap lingkungan dan yang kurang resisten. Pestisida yang termasuk organochlorines termasuk pestisida yang resisten pada lingkungan dan meninggalkan residu yang terlalu lama dan dapat terakumulasi dalam jaringan melalui rantai makanan, pestisida kelompok organofosfat adalah pestisida yang mempunyai pengaruh yang efektif sesaat saja dan cepat terdegradasi di tanah (Sudarmo, 1991).

Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh jasad pengganggu tanaman. Dalam konsep Pengendalian Hama Terpadu, pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian, yang mana harus sejalan dengan komponen pengendalian hayati, efisien untuk mengendalikan hama tertentu, mudah terurai dan aman bagi lingkungan sekitarnya. Penerapan usaha intensifikasi pertanian yang menerapkan

(19)

7

berbagai teknologi, seperti penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan, pola tanam serta usaha pembukaan lahan baru akanmembawa perubahan pada ekosistem yang sering kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad penganggu. Cara lain untuk mengatasi jasad penganggu selain menggunakan pestisida kadang-kadang memerlukan waktu, biaya dan tenaga yang besar dan hanya dapat dilakukan pada kondisi tertentu. Sampai saat ini hanya pestisida yang mampu melawan jasad penganggu dan berperan besar dalam menyelamatkan kehilangan hasil (Sudarmo, 1991).

Informasi yang terperinci tentang tingkat keracunan, keberadaan dalam tanah, jalan pengangkutan yang lebih dominan dari berbagai herbisida, insektisida dan fungisida hendaknya diketahui. Kondisi cuaca penting diperhatikan pada saat pengaplikasian (Loehr, 1984).

4. Dampak Negatif Pestisida Terhadap Lingkungan Pertanian

Peningkatan kegiatan agroindustri selain meningkatkan produksi pertanian juga menghasilkan limbah dari kegiatan tersebut. Penggunaan pestisida, disamping bermanfaat untuk meningkatkan produksi pertanian tapi juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan pertanian dan juga terhadap kesehatan manusia. Dalam penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida mengenai sasaran. Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran sedangkan 80 persen lainnya jatuh ke tanah. Akumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan pencemaran lahan pertanian. Apabila masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat dan sebagainya (Sa’id,1994).

(20)

8

Pada masa sekarang ini dan masa mendatang, orang lebih menyukai produk pertanian yang alami dan bebas dari pengaruh pestisida walaupun produk pertanian tersebut di dapat dengan harga yang lebih mahal dari produk pertanian yang menggunakan pestisida (Ton, 1991). Pestisida yang paling banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam kesehatan manusia adalah pestisida sintetik, yaitu golongan organoklorin. Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh senyawa organoklorin lebih tinggi dibandingkan senyawa lain, karena senyawa ini peka terhadap sinar matahari dan tidak mudah terurai (Sa’id, 1994).

Penyemprotan dan pengaplikasian dari bahan-bahan kimia pertanian selalu berdampingan dengan masalah pencemaran lingkungan sejak bahanbahan kimia tersebut dipergunakan di lingkungan. Sebagian besar bahanbahan kimia pertanian yang disemprotkan jatuh ke tanah dan didekomposisi oleh mikroorganisme. Sebagian menguap dan menyebar di atmosfer dimana akan diuraikan oleh sinar ultraviolet atau diserap hujan dan jatuh ke tanah (Uehara, 1993).

Pestisida bergerak dari lahan pertanaian menuju aliran sungai dan danau yang dibawa oleh hujan atau penguapan, tertinggal atau larut pada aliran permukaan, terdapat pada lapisan tanah dan larut bersama dengan aliran air tanah. Penumpahan yang tidak disengaja atau membuang bahanbahan kimia yang berlebihan pada permukaan air akan meningkatkan konsentrasi pestisida di air. Kualitas air dipengaruhi oleh pestisida berhubungan dengan keberadaan dan tingkat keracunannya, dimana kemampuannya untuk diangkut adalah fungsi dari kelarutannya dan kemampuan diserap oleh partikel-partikel tanah.

(21)

9

Di Indonesia kasus pencemaran oleh pestisida menimbulkan berbagai kerugian. Di Lembang dan Pengalengan tanah disekitar kebun wortel, tomat, kubis dan buncis telah tercemar oleh residu organoklorin yang cukup tinggi. Juga telah tercemar beberapa sungai di Indonesia seperti air sungai Cimanuk dan juga tercemarnya produk-produk hasil pertanian (Sa’id, 1994).

B. JENIS DAN DOSIS PESTISIDA

Pestisida adalah substansi (zat) kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama. Berdasarkan asal katanya pestisida berasal dari bahasa inggris yaitu pest berarti hama dan cida berarti pembunuh. Yang dimaksud hama bagi petani sangat luas yaitu : tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, nematoda (cacing yang merusak akar), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.

Macam-macam pestisida yang umum berdasarkan kegunaanya, yaitu: 1. Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga

seperti belalang, kepik, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk memberantas serangga di rumah perkantoran atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap dan semut. Contoh: basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat diazinon, dll.

2. Fungisida adalah pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur/ cendawan seperti bercak daun, karat daun, dan cacar daun. Contoh: tembaga oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendaazim, organomerkuri, dan nitrium dikromat.

3. Bakterisida adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Salah satu contoh bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk membunuh

(22)

10

virus CVPD yang menyerang tanaman jeruk. Umumnya bakteri yang telah menyerang suatu tanaman sukar diberantas. Pemberian obat biasanya segera diberikan kapada tanaman lainya yang masih sehat sesuai dengan dosis tertentu.

4. Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat seperti tikus. Lazimnya diberikan sebagai umpan yang sebelum dicampur dengan beras atau jagung. Hanya penggunaanya harus hati hati, karena dapat mematikan hewan juga hewan ternak yang memakanya. Contoh : Warangan.

5. Nematisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa nematoda (cacing). Hama jenis ini biasanya menyerang bagian akar dan umbi tanaman. Nematisida biasanya digunakan pada perkebunan kopi atau lada. Nematisida bersifat dapat meracuni tanaman, jadi penggunaanya 3 minggu sebelum musim tanam. Selain memberantas nematode, obat ini juga dapat memberantas serangga dan jamur. Dipasaran dikenal dengan nama DD, Vepam, dan Dazomet.

6. Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu (gulma) seperti alang-alang, rumputan, eceng gondok, dll (Anonim, 2012).

Beberapa pengertian dosis yaitu : 1) jumlah pestisida (cc, liter atau gram, kg) yang digunakan untuk mengendalikan OPT persatuan luas tertentu atau per pohon yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Contoh kebutuhan dosis Diazinon 60 EC untuk mengendalikan OPT pada lahan sawah seluas 1 ha adalah 1 liter untuk 1 kali aplikasi, bila 3 kali aplikasi maka dosis dibutuhkan adalah 3 liter ; 2) jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan terlebih

(23)

11

dahulu dengan air dan digunakan untuk menyemprot pertanaman yang diserang OPT dengan luas tertentu dalam satu kali aplikasi ; 3) jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan per satuan luas.

Untuk dosis perlu dilihat label yang tertera pada kemasan pestisida, perhatikan petunjuk penggunaannya sehingga pada waktu aplikasi tidak terjadi kesalahan dan usaha pengendalian tidak sia-sia (Andre, 2012).

(24)

12

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lahan pertanian Jl. KH. Harun Nafsi, RT. 20, Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Samarinda Seberang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 5 bulan pada tanggal 25 Februari 2013 sampai dengan 28 Juli 2013, yang meliputi persiapan penelitian, studi pustaka, survei lokasi, pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data.

B. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pulpen, untuk menulis data-data penelitian.

2. Buku tulis, untuk mencatat data penelitian.

3. Kamera untuk mengambil objek foto yang akan diteliti sebagai dokumentasi. 4. Kuesioner yang digunakan untuk pengambilan data.

Pada penelitian karya ilmiah ini, peneliti menggunakan responden sebagai sumber untuk mendapatkan informasi.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut : 1. Studi pustaka, mempelajari buku yang mendukung penyusunan laporan

karya ilmiah ini.

2. Survei Lokasi, menentukan tempat masyarakat yang akan diambil sampel. 3. Membagi kuesioner kepada 20 orang petani.

4. Melakukan wawancara kepada 20 orang petani yang akan diambil sampelnya.

(25)

13

5. Pengambilan gambar atau foto di sekitar tempat yang akan diteliti.

6. Melakukan pengumpulan data dari kuesioner dan data yang mendukung penyusunan laporan karya ilmiah ini.

7. Menganalisis data dengan metode kualitatif. D. Pengolahan Data

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, salah satunya dengan penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu. Di sini peneliti juga sebagai alat utama pengumpul data berdasarkan pengamatan dan wawancara. Teori ini diterapkan bersifat dari dasar, dengan data yang diperoleh dari penelitian di lapangan dapat dirumuskan sebagai kesimpulan atau teori dan bukan angka (Hendry, 2012).

(26)

14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan hasil wawancara dengan petani di Rapak Dalam didapatkan data penelitian yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Data Hasil Penelitian Wawancara Petani Rapak Dalam

No. Nama Jenis Tanaman Luas Lahan Jenis Pestisida Dosis Standar Dosis Hasil Penelitian Jenis Hama yang diberantas 1. Arifin Katuk 1,5 m x 7 m Isektisida merk Dupont Lannate Standar (1,5-3 g/l) Standar (1,5-3 g/l) Kutu dan, Ulat kantung 2. Arif rahman Timun 4 m x 8 m Isektisida merk Magu Standar (0,5-2,0ml/lt) Standar (0,5-2,0ml/lt) Kutu kuya dan ulat grayak 3. Ayu Terong 2,5 m x 7 m Isektisida merk Magu Standar (0,5-2,0ml/lt) Standar (0,5-2,0ml/lt) Kumbang daun dan Tungau 4. Annu Bayam 50 m x 100 m Isektisida merk Dupont Lannate Standar (1,5-3 g/l) Tinggi (5-7 g/l) Serangga ulat daun dan Kutu daun 5. Basri Bayam 2 m x 4 m Isektisida merk Dupont Lannate Standar (1,5-3 g/l) Standar (1,5-3 g/l) Serangga ulat daun dan Kutu daun 6. Baharudin Padi 1/4 ha Isektisida merk Furadan Standar (0,5-2,0 g) Tinggi (8-10 g) Wereng hijau dan walang sangit 7. Hadri Bayam 25 m x 50 m Isektisida merk Dupont Lannate Standar (1,5-3 g/l) Standar (1,5-3 g/l) Serangga ulat daun dan Kutu daun 8. Haniah Kacang panjang 3 m x 5 m Isektisida merk Magu Standar (0,5-2,0ml/lt) Standar (0,5-2,0ml/lt) Penggerek biji dan Lalat kacang 9. Jumarni Bayam 12 m x 45 m Isektisida merk Dupont Lannate Standar (1,5-3 g/l) Standar (1,5-3 g/l) Tungau dan ulat daun

(27)

15

Tabel. Data Hasil Penelitian Wawancara Petani Rapak Dalam (lanjutan). 10. Ita Kangkung 7 m x 10 m Isektisida merk Dupont Lannate Standar (1,5-3 g/l) Standar (1,5-3 g/l) Ulat grayak dan kutu daun 11. Isnawati Kangkung 5 m x 15 m Isektisida merk Dupont Lannate Standar (1,5-3 g/l) Standar (1,5-3 g/l) Ulat grayak dan kutu daun 12. Marlina Labu 4 m x 8 m Isektisida merk Magu Standar (0,5-2,0ml/lt) Standar (0,5-2,0ml/lt) Kumbang daun dan ulat 13. Tabrani Cabai 4 m x 7 m Isektisida merk Decis Standar (4-8 ml/l) Tinggi (10-15ml/lt) Gangsir dan ulat buah 14. Sabran Kangkung 2 m x 10 m Isektisida merk Dupont L. Standar (1,5-3 g/l) Standar (1,5-3 g/l) Ulat grayak dan kutu daun 15 Safra Bayam 3 m x 8 m Isektisida merk Dupont Lannate Standar (1,5-3 g/l) Standar (1,5-3 g/l) Serangga daun dan ulat daun 16. Sarihat Kangkung 2 m x 10 m Isektisida merk Dupont Lannate Standar (1,5-3 g/l) Standar (1,5-3 g/l) Ulat grayak dan kutu daun 17. Sumarlin Kangkung 5 m x 13 m Isektisida merk Dupont Lannate Standar (1,5-3 g/l) Standar (1,5-3 g/l) Ulat grayak dan kutu daun 18. Sumiati Bayam 4 m x 9 m Isektisida merk Dupont Lannate Standar (1,5-3 g/l) Standar (1,5-3 g/l) Serangga daun dan ulat daun 19. Raihana Bayam 2 m x 10 m Isektisida merk Dupont Lannate Standar (1,5-3 g/l) Standar (1,5-3 g/l) Serangga daun dan ulat daun 20. Yuni Cabai 1 m x 19 m Isektisida merk Decis Standar (4-8 ml/l) Tinggi (10-17ml/lt) Gangsir dan ulat buah

(28)

16

B. Pembahasan

1. Jenis Pestisida

a. Pestisida Dupont Lannate

Dari hasil penelitian 20 petani, yang menggunakan jenis pestisida Dupont Lannate ada 13 petani, pada tanaman bayam, kangkung dan daun katuk.

Dupont Lannate merupakan pestisida sistemik racun kontak dan lambung dalam bentuk bubuk berwarna hijau. Tentunya insektisida berbahan aktif metomil 25% dengan kemampuan mengendalikan hama pada beberapa tanaman sayuran seperti bayam, katuk dan kangkung (Anonim, 2012b) (Gambar 3, lampiran 1).

b. Pestisida Magu

Dari hasil penelitian 20 petani, yang menggunakan jenis pestisida Magu ada terdapat 4 petani, pada tanaman timun, terong, kacang panjang dan labu.

Magu adalah pestisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan berwarna kuning kecoklatan, Magu menggunakan bakan aktif klorpirios 420 g/l yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan penyakit busuk buah. Pada tanaman labu, timun terong dan kacang panjang (Anonim, 2012b) (Gambar 4. Lampiran 1)

c. Pestisida Furadan

Dari hasil penelitian 20 petani, yang menggunakan jenis pestisida Furadan ada terdapat 1 petani, pada tanaman padi.

Furadan 3GR merupakan insektisida, berbentuk butiran berwarna ungu untuk mengendalikan hama pengerek batang, uret, nematoda bintil

(29)

17

akar, dan ulat grayak pada tanaman padi sawah, padi gogo, kentang, tomat, kapas, capai, tembakau, cengkeh, jeruk, lada, teh dan tebu (Anonim, 2010) (Gambar 5. Lampiran 1).

d. Pestisida Decis

Dari hasil penelitian 20 petani, yang menggunakan jenis pestisida Decis ada 2 petani, pada tanaman cabai.

Decis 25EC adalah produk dari PT PETROSIDA yang sejatinya ditujukan untuk menyediakan insektisida murah bagi petani kedelai, jagung dan cabai dalam mengatasi hama lalat bibit, perusak daun, penghisap polong, penggulung daun, belalang, thrips, kutu daun dan lainnya, namun ternyata Decis 25EC ampuh juga jika digunakan untuk mengontrol serangan hama pada tanaman buah (Anonim, 2012c) (Gambar 6. Lampiran 1).

2. Dosis Pestisida

Dari hasil penelitian dari 20 petani yang telah dilakukan terdapat 4 petani yang menggunakan pestisida diatas dosis yang dianjurkan, pada tanaman padi, cabai bayam dan selebihnya dari 4 petani yaitu 16 petani menggunakan pestisida standar atau sesuai dosis anjuran pada tanaman katuk, bayam, timun, terong, kacang panjang, kangkung dan labu.

Beberapa pengertian dosis yaitu : 1) jumlah pestisida (cc, liter atau gram, kg) yang digunakan untuk mengendalikan OPT persatuan luas tertentu atau per pohon yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Contoh kebutuhan dosis Diazinon 60 EC untuk mengendalikan OPT pada lahan sawah seluas 1 ha adalah 1 liter untuk 1 kali aplikasi, bila 3 kali aplikasi maka dosis dibutuhkan adalah 3 liter ; 2) jumlah pestisida yang

(30)

18

telah dicampur atau diencerkan terlebih dahulu dengan air dan digunakan untuk menyemprot pertanaman yang diserang OPT dengan luas tertentu dalam satu kali aplikasi ; 3) jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan per satuan luas. Untuk dosis perlu dilihat label yang tertera pada kemasan pestisida, perhatikan petunjuk penggunaannya sehingga pada waktu aplikasi tidak terjadi kesalahan dan usaha pengendalian tidak sia-sia (Andre, 2012).

(31)

19

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Dari 20 responden petani yang diwawancarai untuk jenis pestisida Dupont Lannate ada 13 petani pada tanaman kangkung, bayam dan katuk. Dan jenis pestisida Magu ada 4 petani pada tanaman timun, terong, labu dan kacang panjang. Dan jenis pestisida Decis ada 2 petani pada tanaman cabai. Dan jenis pestisida Furadan ada 1 petani pada tanaman padi.

2. Dari 20 responden petani yang diwawancarai ada 4 petani yang menggunakan pestisida dosis tinggi atau diatas dosis yang dianjurkan pada tanaman bayam, padi dan cabai. Dan yang menggunakan dosis standar atau dosis sesuai yang dianjurkan ada 16 petani pada tanaman katuk, timun, terong, bayam, kacang panjang, kangkung dan labu.

B. Saran

Sebaiknya penggunaan dosis pestisida harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan karena banyak pengguna yang tidak mengetahui bahaya dan dampak negatif pestisida terutama bila digunakan pada konsentrasi yang tinggi, waktu penggunaan dan jenis pestisida yang digunakan.

(32)

20

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. http://faedahjaya.com/insektisida/furadan. diakses pada tanggal 22/08/2013.

Anonim. 2011a. http://pupukkompos-1990.blogspot.com/2011/12/pengertian-kompos-dan-proses.html. Diakses 10 juli 2013

Anonim. 2011b. http://saranaagri.wordpress.com/2011/12/18/magu 420 EC 420 g/l/.

Anonim. 2012a. http://achsanarea23.blogspot..com/2012/12macam-macam-pestisida.html

Anonim. 2012b. http://saranaagri.wordpress.com/2012/12/18/dupont-lannate-25-wp/.

Anonim. 2012c. http://www.lembahpinus.com/index.php/saprotan/598-sidacis-25ec

Alexander, M. 1977. Soil Microbiology, Second Edition. John Wiley& Sons,Ind., New York, pp 438-440.7

Andre. 2012. http://andre4088.blogspot.com/2012/08/konsentrasi-dan-dosis-pestisida.html

Djojosumarto. 2008 dan Wudianto R. 2010. Pestisida http://repository. usu.ac.id/ bitstream/123456789Chapter%20II.pdf diakses pada tanggal /2013/21/4/

Hallowell, C. 1997. Time, Vol. 150 (17A). Time Inc., Asia, pp 22-26.

Hendry. 2012. Jumlah Sampel Penelitian Kuantitatif. http/teorionline .wordpress.com. diakses 08 juli 2013.

Loehr, R.C. 1984. Pollution Control for Agriculture, Second Edition.Academic Press, Inc., Florida, pp 28-29, 399-401.

Novik Kurnianti. 2011. http://petunjukbudidaya.blogspot.com/2013/02/hama-penyakit-tanaman-cabai.html

Sa’id, E.G. 1994. Dampak Negatif Pestisida, Sebuah Catatan bagi Kita Semua. Agrotek, Vol. 2(1). IPB, Bogor, hal 71-72.

(33)

21

Suwahyono, U. 1996. Aplikasi Biofungisida Trichoderma spp Untuk Pengendali Jamur Patogen Rhizoctonia solanii Pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Alami, Vol. 1(2). BPPT, Jakarta, hal 50-53.

Suwanto, A. 1994. Mikroorganisme Untuk Biokontrol : Strategi Penelitian dan Penerapannya Dalam Bioteknologi Pertanian. Agrotek, Vol. 2(1). IPB, Bogor, hal 40-46.

Ton, S.W. 1991. Environmental Considerations With Use of Pesticides in Agriculture. Paper pada Lustrum ke-VIII Fakultas Pertanian USU, Medan.

Yuantari. 2009 dan Saenong. 2007. Pencemaran pestisida di lahan pertanian http://search.tb.ask.com/search/GGmain.jhtml?searchfor=pencemaran +pestisida+di+lahan+pertanian. Diakses 12 juli 2013

Uehara, K. 1996. The Present State of Plant Protection in Japan-Safety Countermeasures for Agriculture.

(34)

22 Lampiran 1. Dokumentsi Kegiatan Penelitian

Gambar 1.Membagikan Kuesioner dan Mewawancarai

(35)

23

(36)

24

Gambar 3. Pestisida Dupont Lannate

Gambar 4. Pestisida Magu

(37)

25

Lampiran 2. Daftar Kuesioner 1. Nama ? 2. Jenis Kelamin ? 3. Usia ? 4. Pekerjaan ? 5. Alamat ? 6. Pendidikan ?

7. Jenis tanaman yang ditanam ? a. Bayam b. Tomat c. Lombok d. …………. 8. Luas lahan ? a. 1 hektar b. 2 hektar c. 3 hektar d. ……….. 9. Jenis pestisida ? a. Furadan b. Dupont Lannate c. Sidecis d. …………. 10. Dosis Pestisida ? a. Tinggi b. Standar c. Rendah d. ………….. 11. Penyakit tanaman ? a. Karat daun b. Penyakit akar c. Busuk buah d. ………

Gambar

Tabel 1. Data Hasil Penelitian Wawancara Petani Rapak Dalam
Gambar 3. Pestisida Dupont  Lannate

Referensi

Dokumen terkait

Biro Kerohanian dan Sivik Kolej Ibrahim Yaakub, merupakan satu badan yang ditugaskan untuk menganjurkan aktiviti-aktivi kepada mahasiswa/i diluar waktu

Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan keterampilan dan keahlian yang tinggi, untuk memenuhi kebutuhan yang rumit

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan pendampingan berbasis MGMP dalam upaya meningkatkan kompetensi guru dalam

Surat undangan ini disamping dikirimkan melalui e-mail juga ditempatkan dalam pojok berita website LPSE Provinsi Jawa Tengah, oleh karenanya Panitia Pengadaan Pekerjaan

Rencana kerja tahunan sekolah disusun berdasarkan rencana kerja menengah mengacu pada Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses dan Standar

Dari kelima sampel cilok yang telah dilakukan uji kualitatif kandungan rhodamin B dan boraks menunjukkan hasil yang negatif sehingga aman untuk dikonsumsi, akan

Un Untu tuk k me meng ngat atas asi i ma masa sala lah h pe perm rmod odala alan n se sert rta a pe perm rmas asala alaha han- n-  permasalahan yang lainnya, sebagian

Matematika Teknik I Hal- 39 Masalah Nilai Awal Persamaan diferensial dengan syarat tambahan pada fungsi yang tidak diketahui dan derivatif- derivatifnya, semua