• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengembangkan Sayap Toleransi Antar Manusia dan Lingkungan Berbasis Pancasila. Oleh : Bima Rafaela Dharma Fakultas Kesehatan Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mengembangkan Sayap Toleransi Antar Manusia dan Lingkungan Berbasis Pancasila. Oleh : Bima Rafaela Dharma Fakultas Kesehatan Masyarakat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Mengembangkan Sayap Toleransi Antar Manusia dan Lingkungan Berbasis Pancasila

Oleh :

Bima Rafaela Dharma 101211132085

Fakultas Kesehatan Masyarakat

I. Pengantar

Bagaikan memasak sayur tanpa garam, maka dua hari tidaklah berarti tanpa rekaman tertulis dari saya tentang study excursion di Kabupaten Lamongan. Atas dasar tersebut saya mencoba menyusun kembali rekaman pengalaman saya beserta segala “bumbu” yang dapat saya bagikan kepada pembaca. Memang tujuan utama dari pembuatan tulisan ini adalah memenuhi tugas wajib study excursion pada 13-14 Oktober 2012, namun secara khusus saya hendak membagikan apa yang saya peroleh selama menginjak bumi Kabupaten Lamongan.

Study Excursie tahun ini mengangkat tema “Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya : Kebhinekaan, Etnisitas, Gaya Hidup, dan Solidaritas Sosial Terbuka” yang menjadikan Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur sebagai tolak ukur keberhasilan dalam kegiatan ini. Kabupaten Lamongan dikenal dengan latar kebudayaan Pesisir Utara Pulau Jawa, yang merupakan asal muasal dinamika kehidupan bhineka yang dimotori oleh para wali yang menyerukan keagungan ajaran Tuhan (Islam). Selain itu segala potensi alamnya seperti pertanian, perikanan, pertambangan garam juga dimanfaatkan dan dikelola dengan baik sehingga menghasilkan keuntungan yang cukup besar bagi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lamongan. Dengan menjadikan Kabupaten Lamongan sebagai tempat tujuan, peserta diharapkan tidak hanya belajar tentang bagaimana budaya sosial masyarakatnya, namun juga mengambil sisi entrepreneur dari masyarakat setempat.

Secara garis besar, acara study excursion dibagi menjadi tiga studium generale dengan tiga lokasi berbeda pula. Studium generale pertama berlokasi di Kantor

(2)

Bupati Lamongan “Sabdha Dhaksa Adiyaksa” dengan Bapak Bupati, Fadeli, SH. , sebagai narasumber langsung. Selain memberikan sambutan hangat, Bapak Bupati banyak menjelaskan mengenai potensi Kabupaten Lamongan secara garis besar. Studium generale berikutnya berlokasi di Balai Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan dengan menghadirkan tiga tokoh agama di desa tersebut, Bapak Suwito dan Bapak Sumitro sebagai tokoh agama Islam, Drs. Adi Wijono sebagai tokoh agama Hindu, dan Bapak Sutrisno sebagai tokoh agama GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan). Dialog dengan tiga tokoh agama tersebut adalah sasaran utama study excursie tahun ini, dimana saya belajar banyak tentang budaya toleransi yang ada di Desa Balun yang kini sering disebut dengan Desa “Pancasila”. Berikutnya, Aula Ponpes Sunan Drajad Lamongan menjadi lokasi ketiga untuk studium generale, dengan menghadirkan pengasuh ponpes “Sunan Drajad” Paciran Lamongan, KH. Abdul Ghofur, sebagai narasumber. Beliau memaparkan sejarah pesantren Sunan Drajad beserta segala pengembangan usaha ponpes Sunan Drajad yang kini cukup maju dan memiliki omset hingga milyaran.

Melalui tiga studium generale tersebut, target saya secara khusus adalah memunculkan upaya kritis sosial terhadap arti pentingnya toleransi di masyarakat multikultural, selain itu sebagai mahasiswa muda juga berani mengambil kesempatan untuk berwirausaha dan memanfaatkan segala peluang yang ada setiap waktu.

II. Konsep Pokok

Dalam tulisan yang saya buat ini ada tiga konsep yang akan saya bahas berdasarkan pengalaman selama dua hari mengikuti study excursion di Kabupaten Lamongan, yakni :

Memunculkan potensi kabupaten dengan kemauan yang kuat dari setiap lapisan masyarakatnya.

Menyeimbangkan toleransi antar masyarakat multikultural dengan toleransi terhadap lingkungan (environment care).

Memanfaatkan peluang setiap waktu dan berani menjadi entrepreneur muda.

(3)

Melalui tiga konsep tersebut, yang juga saya jadikan sebagai bahan refleksi dan target diri, saya mengharapkan output yang nyata dalam diri saya, secara khusus juga sebagai persembahan saya, mahasiswa muda, kepada pembaca.

III. Pembahasan

1. Memunculkan Potensi Kabupaten dengan Kemauan yang Kuat dari Setiap Lapisan Masyarakatnya.

Konsep pertama ini muncul dari refleksi saya pada stadium generale pertama ketika saya mendengarkan sambutan Bapak Bupati yang kemudian beliau melanjutkan dengan pemaparan berbagai potensi usaha dan kemajuan Kabupaten Lamongan. Wilayah yang memiliki luas wilayah sekitar 902,4 km2 yang terdiri dari 27 kecamatan ini baru saja menerima penghargaan sebagai Kabupaten Sehat dari Gubernur Soekarwo pada saat hari jadi Jatim ke-67. Lamongan meraih predikat untuk tatanan pemukiman dan sarana prasarana sehat, tatanan masyarakat sehat mandiri, tatanan lalu lintas, dan pelayanan transportasi sehat dan tatanan pariwisata sehat. Lamongan juga masuk nominasi penghargaan Swasti Saba dari Presiden RI.

Selain itu Bapak Bupati juga menyampaikan bahwa ada beberapa putera Kabupaten Lamongan yang berhasil meraih nilai ujian nasional tertinggi se-Jawa Timur. Bahkan ada mahasiswa asal lamongan yang pernah menjadi Mawapres. Hal tersebut membuktikan adanya kemajuan Kabupaten Lamongan di sektor pendidikan.

Di sektor pertanian, Lamongan juga menjadi salah satu penghasil beras di Indonesia. Produksi beras yang begitu besar membuat Lamongan menjadi salah satu “Lumbung Pangan” Indonesia. Selain itu, masih banyak lagi potensi lain dari Kabupaten Lamongan.

Dengan melihat berbagai potensi tersebut, tentu muncul dalam benak saya bagaimana hal tersebut bisa terwujud. Biasanya sebuah daerah mengalami kemajuan hanya di satu atau dua sektor saja, sedangkan Lamongan memiliki kemajuan hampir di setiap sektor. Hal tersebut tidaklah terwujud tanpa proses yang cukup panjang dan disertai dengan kemauan yang besar baik dari pihak pemerintah Kabupaten Lamongan maupun dari masyarakat di setiap sektor.

(4)

Mau menjadikan setiap target pemerintah sebagai target masing-masing individu setempat, serta mau menjadikan setiap permasalahan salah satu sektor sebagai masalah bersama. Sehingga selalu ada komunikasi yang jelas antara pemerintah dan rakyat yang terintegrasi dalam kemauan untuk selalu membenahi diri. Itulah kunci kesuksesan pembangunan sebuah daerah. Bukan hal yang mustahil bagi sebuah kabupaten untuk bersaing dengan kota-kota besar.

2. Menyeimbangkan Toleransi Antar Masyarakat Multikultural dengan Toleransi terhadap Lingkungan

Konsep ini muncul dari refleksi saya ketika menyusuri Desa Balun Kecamatan Turi. Desa Balun yang saat ini terkenal dengan sebutan Desa “Pancasila” memang benar adanya memiliki semangat toleransi yang begitu baik. Sejak masuknya Hindu dan GKJW tahun 1967, Islam sebagai agama asli belum pernah terjadi konflik yang berkaitan agama. Meskipun secara jumlah agama mayoritas tetap Islam yaitu 75% (3498 orang) dari 4644 jumlah total penduduk, dan agama yang paling sedikit adalah Hindu yaitu 7& (289 orang) serta sisanya agama Kristen 18% (857 orang), tekanan ataupun perlakuan sewenang-wenang tentang agama tidak pernah ada. Masing-masing dari mereka saling menjaga. Tidak ada pengelompokan tempat tinggal berdasarkan agama, mereka bercampur dan menyebar rata.

Masing-masing tokoh agama kemarin juga menyampaikan bahwa mereka selalu dapat melaksanakan upacara keagamaan mereka dengan tenang dan lancar. Bahkan kerap kali penduduk yang beragama lain juga turun tangan untuk membantu persiapan upacara keagamaan. Bahkan pada saat datang kehajatan untuk menyumbang atau membantu, para perempuan banyak yang memakai kerudung (bukan jilbab) dan bapak-bapak banyak yang memakai songkok atau kopyah, padahal agama mereka belum tentu Islam sebagaimana pada masyarakat lain. Hal ini berarti kerudung dan kopyah lebih berarti sebagai simbol budaya yang diinterpretasikan menghormati pesta hajatan atau acara ngaturi.

(5)

Apabila suatu waktu ada kasus dimana upacara keagamaan berlangsung bersamaan, maka secara spontan mereka akan saling menghargai dimana mendahulukan upacara salah satu agama, baru setelah itu agama yang lain akan mengadakan upacaranya. Dan mereka pun juga saling membantu mempersiapakan kedua upacara tersebut.

Toleransi yang terjadi di Desa Balun ini memang terjadi secara alami dan merupakan warisan dari leluhur mereka, jadi bukanlah suatu paksaan maupun keharusan, melainkan lebih pada kesadaran masing-masing penduduk yang diwariskan secara turun-temurun. Melihat persamaan bukan perbedaan adalah kunci kedamaian dan kerukunan penduduk Desa Balun.

Namun ada satu hal yang membuat saya gusar, yakni toleransi penduduk Desa Balun pada kebersihan lingkungan mereka. Pengamatan saya, banyak sampah yang berserakan di lapangan dan di pinggir sungai, serta pepohonan yang kurang rimbun, sehingga suasana terkesan panas dan gersang. Suasana tersebut cepat atau lambat dapat mengundang permasalahan kesehatan Desa Balun. Maka dari itu, perlunya keseimbangan antara toleransi antara toleransi antar masyarakat multikultural dengan toleransi terhadap lingkungan, agar Desa Balun menjadi desa yang lebih harmonis dan seimbang antara setiap elemennya. Hal tersebut dapat dimulai dengan kesadaran akan ketersediaan tempat sampah yang cukup dan peningkatan kesadaran masyarakat desa untuk tidak membuang sampah sembarangan.

3. Memanfaatkan Peluang Setiap Waktu dan Berani Menjadi Enterpreneur Muda.

Konsep terakhir ini terlintas saat saya mengikuti dialog terakhir di aula Ponpes Sunan Drajad Paciran Lamongan. Penjabaran mengenai berbagai bidang usaha yang cukup maju seperti PT SDL (Sunan Drajad Lamongan) yang bergerak di bidang pupuk, yang mana kapasitas produksi perbulan rata-rata 2000-5000 ton, 10000-20000 ton untuk Dolomite, 10000 ton Phospate, dengan pangsa pasar dalam negeri adalah wilayah Kab. Wonosobo Jateng, Lampung, Kalimantan, selain itu ada perusahaan air minum dalam kemasan dengan merek AIDRAT, Persada TV, Radio Persada, dan masih banyak lagi.

(6)

Salah satu yang menarik perhatian saya adalah sosok muda bernama Mbak Betty yang ternyata juga masih melanjutkan studi S2 nya di UNAIR jurusan Akutansi. Beliau menjadi ketua bagian unit kewirausahaan yang mana omsetnya mencapai milyaran. Yang menarik adalah Mbak Betty mampu mengatur waktu dengan baik dan memanfaatkan setiap peluang yang ada. Setiap Senin pagi hingga Kamis malam, beliau berada di Surabaya untuk kuliah sambil mengontrol pemasukan setiap harinya melalui sms, hari Jumat – Minggu, Mbak Betty berada di Pesantren Sunan Drajad lagi untuk melakukan usaha bisnisnya, sembari dia menjual barang-barang grosiran yang beliau beli di Pasar Grosir Surabaya ataupun Darmo Trade Center. Kepiawaiannya memanfaatkan setiap peluang membuat Mbak Betty sebagai enterpreneur muda yang cukup sukses untuk ukuran seusianya. Beliau berpesan pada kami semua agar selalu menfaatkan setiap peluang yang ada setiap waktu, jangan hanya diam terpaku di bangku perkuliahan, namun bergerak dan targetkan sesuatu yang menghasilkan.

IV. Kesimpulan dan Saran

Terisolasi di Kabupaten Lamongan selama dua hari dan keluar dari dunia perkuliahan melalui study excursion tahun ini membuat saya secara pribadi dapat menemukan hal yang dapat saya jadikan bekal individu dan juga persembahan bagi pembaca melalui tiga konsep yang saya peroleh dari serangkaian acara, yakni :

1. Memunculkan potensi melalui kemauan (willingness)

2. Menyeimbangkan antara toleransi antar masyarakat multikultural dan lingkungan (environment care)

3. Getting oppurtunities as young enterpreneur

V. Daftar Pustaka

Buku panduan Study Excursion Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya : Kebhinekaan, Etnisitas, Gaya Hidup, dan Solidaritas Sosial Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Keberhasilan kegiatan ini dinyatakan dengan indikator: lebih dari 80% peserta hadir pelatihan, lebih dari 80% peserta memahami dengan baik tentang proses pembuatan

Pada gambar 4.18 d, grafik respon IBBSF dengan frekuensi 60 Hz menunjukkan pada gain adaptasi 0.00001 sistem telah mencapai tegangan keluaran yang diharapkan. Pada hasil

Jika Anda memerlukan bantuan, layanan, bantuan teknis, atau informasi lebih lanjut tentang produk Lenovo, ada sejumlah sumber dari Lenovo yang dapat digunakan untuk membantu

Sport je danas vrlo respektabilna aktivnost zbog čega se istražuje i kao posebna djelatnost kroz razvoj specifičnog oblika turizma koji se naziva sportski

[r]

Tujuan penelitian ini adalah; Untuk mengetahui hubungan antara pengembangan karyawan dengan peningkatan produktivitas kerja di Unit Pelaksana Tekhnis Pengujian