1
TRAKTUS
GASTRO INTESTINALIS
Oleh:
Dr. Soemardini, MPd
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
GASTRO INTESTINAL TRACT (SALURAN PENCERNAAN MAKANAN) ORGAN Mulut Pharynx Esophagus Gaster (lambung) Usus halus • Duodenum • Jejunum • Ileum Usus besar • Cecum • Apendiks • Colon • Rektum Anus
3
SISTEM PENCERNAAN TERDIRI DARI
Otot-otot Tractus digestifus
Bermacam-macam organ asesoris
Fungsi pencernaan
•
ingesti
•
proses mekanik
•
digesti
•
sekresi (getah pencernaan)
•
absorbsi (hasil pencernaan, air dan
Struktur
Mukosa Lamina proporia membran mucosa Muscularis mucosa Sub mucosa *Pleksus Meissner Muscularis externa *Pleksus Auerbach Adventisia Serosa5
Organ-organ asesoris
kelenjar air liur
hepar
kandung empedu
CAVUM ORIS (MULUT)
Fungsi:
Analisis
Proses mekanik
Gigi : fungsi untuk mengunyah, insisivus untuk
memotong dan molar untuk menggiling makanan
Lidah : cita rasa & menelan Palatum
Pelumasan
Proses mengunyah dikontrol oleh nucleus dalam
batang otak yang dilakukan dengan refieks mengunyah.
Perangsangan formasio retikularis menyebabkan
7
Reflek Mengunyah:
Bolus makanan
Rahang bawah turun
Refleks regang otot otot‑
Kontraksi rebound
Rahang bawah diangkat
Gigi mengatup dan
Pentingnya mengunyah makanan
Memecah membran sesulosa sayur dan
buah mentah.
Menjadikan makanan sebagai partikel
‑
partikel kecil
Mencegah ekskoriasi saluran cerna dan
memudahkan pengosongan lambung dan
usus.
9
Menelan (Diglutision)
Diatur oleh saraf cranial V, IX, X, dan
XII.
Otot faring dan 1/3 atas esophagus
terdiri atas otot lurik diatur oleh impuls
saraf IX dan X
2/3 bawah esophagus terdiri atas otot
Proses Tahap Menelan
Tahap volunter
Makanan siap, lidah menekan makanan otomatis kearah atas
dan belakang palatum kemudian didorong ke posterior masuk faring.
Tahap faringeal (involunter)
Bolus pada posterior mulut dan faring, merangsang daerah
reseptor menelan pada pintu faring dan tiang tonsil, kemudian mengirim impuls ke batang otak dan terjadi kontraksi otot
faringeal.
Tahap esophageal :
Dilakukan oleh
• Peristaltik Primer
Kelanjutan dari gelombang peristaltik faring, menyebar ke
esof, masuk lambung (8 10 detik) pada posisi berdiri waktu ‑ lebih cepat (5 8 detik)‑
• Peristaltik Sekunder:
Akibat peregangan esophagus karena makanan yang
11
Kelenjar Saliva
Kelenjar Parotis
Dilintasi oleh a. karotis eksterna saraf V11
Terbesar: sisi kanan & sisi kiri cavum oris di depan bawah.
Sekrit pipi sebelah dalam, depan molar atas saluran parotis/ steinsen
Infeksi parotitis
Kelenjar Sublingual
Dibawah kedua sisi tulang rahang
Sekrit saluran submandibularis/ wharton dasar mulut
Kelenjar Submandibular
Dibawah lidah kaki frenulum lingue
Sekrit muara muara kecil ‑ dasar mulut
Dirangsang oleh
Makanan dalam mulut
Melihat Membau,
SALIVA
Merupakan cairan alkali yang mengandung mucin & enzim ptialin.
Fungsi Fisik
Membasahi mulut Membersihkan lidah Memudahkan bicara
Membasahi makanan sehingga mudah ditelan Melarutkan beberapa unsur dalam makanan Memudahkan kerja kimiawi
Fungsi Kimiawi
Oleh kerja ptialin / amilase ludah (lingkungan alkali) Bekerja pada zat tepung
Ptialin bekerja sampai lambung dimana makanan
FARING
Fungsi
Mendorong makanan yang dihasilkan oleh kontraksi otot-otot
kontriktor faringeal dan palatal
ESOPHAGUS
Fungsi
Menelan bahan makanan dari spincter esophageal superior menuju ke
spincter esophageal inferior.
15
LAMBUNG (GASTER)
Lambung (Gaster)
terdiri dari :
Kardia Fundus PillorusFungsi Gaster
Filling / mengisi Storage/ menyimpan Mixing / mencampur Emptying / pengosonganSekresi Gaster
Asam lambung Faktor intrinsik Pepsinogen Gastrin17
Kelenjar mukosa lambung menghasilkan secret/
getah lambung asam, tidak berwarna mengandung 0.4 HCl
Stimuli sekresi HCl lambung
• Di kepala/otak melihat membau merasakan mengunyah menelan • Di dalam lambung protein caffein alkohol distensi
Enzim Pencerna yang ada
Dalam Getah Lambung
Pepsin
Mengubah protein menjadi pepton Renin
Membekukan susu dan membentuk kasein, dipengaruhi oleh fermen pepsin
Lipase
Memecah lemak Hematinic factor
Faktor “Castle” untuk absorpsi vitamin B12.
Kontraksi lapar
Adalah kontraksi yang kuat pada lambung yang kosong,
ritmis di dalam korpus lambung
Kadang timbul rasa nyeri pada bagian bawah lambung
“hunger pains” intensitas terbesar pada 3-4 hari setelah lapar, kemudian melemah.
19
USUS HALUS
Terdiri dari:
Duodenum Yeyunum Ileum
Fungsi: menyerap makanan
Fungsi Cairan intestinal
membasahi chyme
membantu menetralisir asam mengakhiri kerja enzim
Lapisan dinding Usus halus dari luar:
Serosa
Lapisan otot longitudinal Lapisan otot sirkular
Lapisan submukosa Lapisan mukosa
Fungsi motoris Usus halus
Dilakukan oleh berbagai lapisan otot polos dinding usus akibat
dari aktivitas listrik berupa gelombang lambat & gelombang paku
Kontraksi Tonik
Menentukan jumlah tekanan yang terus menerus dalam suatu
segmen
Kontraksi tonik sfingter menentukan jumlah resistensi saraf
terhadap pergerakan isi usus
Kontraksi Ritmik
Untuk fungsi ritmik saluran cerna seperti pencampuran makanan
21
Serat saraf sensoris aferen yang berasal
dari usus dirangsang oleh:
Iritasi mukosa usus
Peregangan usus berlebihan Substansi kimia spesifik
Pengaturan hormon terhadap
motilitas Gastro intestinal
Kolesistokinin
Disekresi oleh sel "T" dalam mukosa duodenum
& yeyunum
Meningkatkan kontraktilitas kandung empedu Menghambat motilitas lambung
Sekretin
Disekresi oleh sel "S" dalam mukosa duodenum
Peptida penghambat asam lambung
23
Getah Pankreas: bersifat alkali
Amilase
Mencema karbohidrat lebih kuat daripada
ptyalin, bekerja pada zat tepung
mentah/masak menjadi disakarida
Lipase
Memecah lemak menjadi gliserin & asam
lemak
Tripsin
Mencerna protein & pepton menjadi
golongan polipeptida
Pengosongan lambung
Kecepatannya ditentukan oleh derajad
aktivitas gelombang peristaltik pada
antrum.
Dihambat oleh resistensi pylorus
25
Pompa Pilorus
Daya pompa bagian antrum lambung yang diatur
oleh:
Sinyal lambung (meningkatkan pompa pilorus)
• Dipengaruhi oleh derajad peregangan lambung oleh
makanan serta hormon gastrin dari antrum
Sinyal Duodenum (menurunkan pompa pilorus)
• Dipengaruhi oleh volume kimus
Fungsi Hormon Gastrin
• Relaksasi langsung pada sfingter ileosaekal yang
USUS BESAR (COLON)
Panjang
1,5 m
Dinding berotot dan lebih tebal serta
terdapat membran mucosa berlipat lipat
membujur yang disebut Kolumna Morgagni
Fungsi :
mengarbsorpsi air dan memadatkan feces
menyerap vitamin
menyimpan bahan fecal
Defekasi merupakan efek yang bisa diatur
27
Susunan feces
Bakteri mati, epitel usus yang lepas, zat
nitrogen, musin, kalsium fosfat, zat besi,
selulose, sisa zat makanan yang tak tercerna, dan air. Defikasi : Gastrocolic Refleks Mass Movements Mass Refleks
Meregangkan Reseptor Di Rectum: Defikasi Refleks
Relaksasi : Sfingter Anal Internal
Kontraksi : Colon Sigmoid dan Rectum
Volentair : Sfingter Anal External
Motilitas
Adalah Kontraksi otot yang mencampur dan menggerakkan isi Gastro Intestinal Tract (GIT)
Tone
Tipe gerakan / motilitas
• Propulsive • Mixing
Sekresi
Adalah sejumlah getah GIT dikeluarkan ke dalam lumen saluran cerna oleh kelenjar exoCrine
Ringkasan
Ada 4 Proses Dasar Pada Gastro
Intestinal Tract
29
Digesti
Adalah proses pemecahan zat menjadi unit yang lebih kecil sehingga bisa diabsorpsi
Misalnya :
Karbohidrat:
Gula Disakarida (sukrose, laktose) Polisakarida (tepung, tanaman)
Monosakarida (glukosa, galaktosa, fruktosa)
Glikogen (daging)
Selulosa (tanaman, tidak dapat dipecah menjadi monosakarida)
Absorpsi
Adalah penyerapan zat ke dalam darah Terjadi di usus halus (small intestine)
Misalnya: air
vitamin elektrolit
31
KONSTIPASI
Terjadi pergerakan feses yang lambat melalui usus besar feses keras, kering, jumlah besar pada kolon desenden
Karena absorbsi cairan terus berlangsung.
Penyebab :
1. Defikasi yang tertunda
2. Diet kurang serat (buah dan sayur) 3. Keganasan, pemakaian pencahar
4. Spasme segmen sigmoid (karena motilitas , misal
33
Peritonitis :
Biasanya akut oleh karena perforasi usus
Gejala : nyeri, kembung, denyut nadi menurun shock
Stenosis pilorus :
Pengkerutan pilorus Penyebab : komplikasi ulkus duodenum,Kolik :
Rasa sakit akut berselang-seling karena kontraksi
kuat dinding berotot pada viscera yang berongga
35
Nausea :
Sering mendahului muntah Penyebab :
Peregangan atau iritasi duodenum & usus halus
bagian bawah usus halus kontraksi kuat, lambung relaksasi isi usus refluks masuk lambung nausea muntah
Impuls iritatif saluran cerna
Impuls dari otak yang berhubungan dengan
“Motion sickness”
Muntah - Vomitus :
Pusat muntah di medula oblongata
Suatu cara dimana saluran cerna bagian atas membuang
isinya sendiri bila usus teriritasi, teregang / terangsang >>
Rangsang muntah dapat terjadi pada setiap bagian sal.
cerna, terkuat bila terjadi iritasi pada L dan D
Rangsangan pada kemoreseptor “Trigger zone” MO yaitu
Obat–obatan (apomorfin, morfin, digitalis) Motion sickness :
37
Perangsangan pada korteks muntah :
1. Rangsangan psikis/faktor psikologis
2. Gelisah 3. Bau
4. Rangsangan tertentu daerah hipotalamus
Pusat muntah langsung (tanpa menyangkut kemoreseptor
•
Paralisis Mekanisme Menelan
Penyebab :
1. Kerusakan saraf V, IX & X
2. Peny. poliomelitis, encefalitis merusak pusat menelan. 3. Kelumpuhan otot-otot menelan : distrofi otot
4. Kegagalan transmisi neuromuskuler : miastenia gravis, botulisme.
Terjadi :
•. Hilangnya reflex menelan
•. Kegagalan glotis menutup trachea
•. Kegagalan palatum molle dan ovula menutup nares
posterior hidung
39
Akalasia & Megaesofagus
Adalah keadaan dimana sfingter esofagus inferior gagal relaxasi dan membuka pada proses menelan
Penyebab :
Gangguan peristaltik 2/3 bawah esofagus karena kerusakan neuron post ganglioner saraf PS plexus mienterikus 2/3 bawah esofagus makanan tetap tertampung di esofagus sampai dengan 1 lt makanan (mega esofagus) busuk infeksi ulserasi mukosa esofagus nyeri ruptur
Gastritis :
Peradangan mukosa lambung biasanya superfisial berat ekskoriasi & ulserasi mukosa lambung
Penyebab lain :
Infeksi bacterial mukosa lambung kronis
Bahan–bahan yang merusak sawar mukosa
pelindung lambung , yaitu mukosa kelenjar dan sambungan epitel rapat (tight epithelial junctions). Misal : alcohol, aspirin & bahan–bahan yang iritatif.
41
Ulkus peptikum
Tersering : Pada beberapa cm pertama duodenum
kemudian sepanjang kurvatura minor antrum lambung
Penyebab umum : Kesalahan diet makan tak teratur,
ketegangan jiwa
Ulkus L : rasa sakit 20‘ sesudah makan Ulkus D : rasa sakit 2 jam sesudah makan Tx : - Istirahat
- diet yang baik
- Antasida dan anti stres - Pembedahan
Diare :
Akibat pergerakan feses yang cepat melalui usus
Penyebab : infeksi pada saluran cerna (enteritis) dan perangsangan saraf parasimpatis usus besar yang berlebihan (diare psikogenik).
43
Patogenesis diare akut :
– jasad renik hidup lewati rintangan asam L
usus halus
– kemudian berkembang biak / multiplikasi – jasad renik toxin
– toxin hipersekresi diare
Patogenesis diare kronis :
Faktor–faktor yang menimbulkan adalah :
Infeksi bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi dll. > kompleks
“ PATOFISIOLOGI “
Akibat diare akut/kronis, akan terjadi :
– Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) terjadi
gangguan keseimbangan asam – basa
– Gangguan gizi akibat kelaparan (out put > in put) – Hipoglikemi
45
Diare khusus
Disenteri Amoeba Penyebab :
Infeksi Entamuba histolitika didalam usus besar
o Gambaran klinis :
Diare 20 x / > (kolitis disentri)
Berbau, disertai darah dan lendir Kolik abdomen, lemah, BB
• Komplikasi : – Dehidrasi
– Ileus paralitik – Perforasi kolon
47 Shigellosis (Disenteri Basiler)
• Penyebab : bakteri Shigella dysenteriae • Gambaran klinis :
– Akut diare, nyeri abdomen bagian
bawah, tenesmus
– Panas tinggi, menggigil, anorexia, malaise,
sakit kepala, lemah
Diare pada kolera
• Penyebab : Enterotoxin kuman vibriocho – lerae • Diare oleh karena kolera : toksin kolera
merangsang sekresi elektrolit dan cairan >> dari kripte Lieberkuhn pada ileum distal dan kolon
ion bikarbonat >> sekresi ke dalam saluran cerna dehidrasi meninggal.
49