• Tidak ada hasil yang ditemukan

T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

T-BUTIL ALKOHOL

T-BUTYL ALCOHOL

1. N a m a Golongan Alkohol tersier Sinonim/Nama Dagang (1,2,4,6)

Trimetylcarbinol; tert-Butyl alcohol;, t-Butanol; tert-Butanol; 2-Methyl-2-propanol; 2-Methylpropan-2-ol: 1,1-Dimethylethanol; tert-Butyl hydroxide; Trimethyl methanol; TBA; Dimethylethanol; Methyl-2-propanol; Tertiary-butyl alcohol.

Nomor Identifikasi (1,2,3,4)

Nomor CAS : 75-65-0

Nomor RTCES : EO1925000 Nomor EINECS : 200-889-7

Nomor UN : 1987; 1120

2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan

T-Butil alkohol

Deskripsi (1,2,3,5,6)

Berbentuk cairan; cairan tidak berwarna pada suhu di atas 78F, yang membentuk kristal rhombik putih; Berbau menyerupai kamfer; Rumus molekul (CH3)3COH; Berat molekul 74,12 g/mol; Titik didih 82,41°C (180,3°F); Titik leleh 25,7°C (78,3°F); Titik nyala 11,1oC (52F); Kerapatan relatif 2,55 (udara = 1); Tekanan uap 4,1 kPa (@ 20°C); Kerapatan uap 2,55 (udara = 1); Kerapatan (g cm-3): 0,78; Batas ledakan 2,4–8%; Berat jenis 0,78581 (air = 1); Larut dalam air dingin, air panas, ester, hidrokarbon aromatik dan alifatik, alkohol, dan eter.

Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya

Peringkat NFPA (Skala 0-4) (1,2,3):

(2)

2 Kebakaran 3 = Sangat mudah terbakar

Reaktivitas 0 = Tidak reaktif Klasifikasi EC (1,2,4,6):

Xn = Berbahaya

F = Sangat mudah terbakar

R11 = Sangat mudah menyala

R20 = Berbahaya jika terhirup

R21 = Berbahaya jika bersinggungan/kontak dengan kulit R36/38 = Iritasi pada mata dan kulit

S2 = Jauhkan dari jangkauan anak-anak

S9 = Letakkan wadah di tempat berventilasi baik S16 = Jauhkan dari sumber nyala - dilarang merokok

S46 = Jika tertelan, cari segera pertolongan medis dan perlihatan wadah/label kemasan produk

S36/37 = Pakai/kenakan pakaian dan sarung tangan pelindung yang baik.

3. Penggunaan (5,6)

Kegunaan utama t-butil alkohol adalah untuk pembuatan zat flotasi, penghilang cat, metakrilat, dan penyedap rasa; dapat pula digunakan sebagai denaturan untuk etanol, penggerak oktan pada bensin tanpa timbal, dan sebagai bahan pembersih dan pelarut untuk farmasetikal, lilin dan lak. Perlengkapan rumah tangga yang bahan utamanya t-butil alkohol seperti furnitur dan berbagai produk dari karet, plastik, dan kaca. T-Butil alkohol juga digunakan sebagai pelarut non-reaktif pada reaksi kimia, sebagai kompatibiliser non-surfaktan untuk berbagai campuran pelarut, dan sebagai pelarut non-korosif; digunakan pada polimerisasi radikal bebas untuk melarutkan monomer; digunakan sebagai kopling tambahan dalam pembuatan pestisida dan pupuk dalam larutan tanpa membentuk emulsi; sebagai pelarut reaksi, disamping sebagai zat antara untuk produk peroksida organik dan logam alkoksida.

4. Identifikasi Bahaya (1,4)

(3)

3

Bahaya utama terhadap kesehatan: Dapat menyebabkan depresi sistem saraf

pusat. Dapat menyebabkan iritasi mata, kulit, saluran napas, dan saluran cerna.

Organ sasaran: Ginjal, sistem saraf pusat, hati.

Rute paparan (4)

Paparan jangka pendek Terhirup

Iritasi membran mukosa dan saluran napas, dispnea, kerusakan paru-paru, perubahan darah.

Kontak dengan kulit

Iritasi kulit, dapat terserap melalui kulit pada jumlah yang membahayakan.

Kontak dengan mata

Iritasi mata.

Tertelan

Iritasi saluran cerna, dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.

Paparan jangka panjang Terhirup

Dapat mengakibatkan efek pada sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala, pusing, dispnea, dan tidak sadarkan diri.

Kontak dengan kulit

Dapat mengakibatkan defatting, yaitu terjadinya pelarutan lemak pada kulit. Dapat mengakibatkan dermatitis.

Kontak dengan mata

Sama seperti efek yang dilaporkan pada jangka pendek. Paparan berulang dapat mengakibatkan abnormalitas penglihatan, termasuk penglihatan buram dan fotosensitivitas.

Tertelan

Dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, menyebabkan mual, muntah, dan sakit kepala. Dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala, pusing, rasa mengantuk, dan mual. Gejala lebih

(4)

4 lanjut dapat terjadi kolaps, tidak sadarkan diri, koma, dan bahkan kematian akibat kegagalan saluran napas.

5. Stabilitas dan Reaktivitas (1,2,3,4)

Reaktivitas : Sangat mudah mudah terbakar. Batas mudah terbakar adalah batas bawah 2,4%; batas atas 8%.

Stabilitas : Stabil pada suhu dan tekanan normal. Stabil pada suhu ruangan dalam wadah tertutup pada penyimpanan dan penanganan normal.

Kondisi yang harus dihindari

: Panas, percikan, nyala, atau sumber api lainnya.

Bahan tak tercampurkan : Alumunium, kromium trioksida, peroksida organik, oksidator kuat, asam mineral kuat dan HCl kuat, tembaga, campuran tembaga, besi alkali,

Bahaya dekomposisi : Produk hasil dekomposisi: Karbon monoksida, karbon dioksida

Polimerisasi : Tidak akan terpolimerisasi.

6. Penyimpanan (1,3,4)

 Simpan di tempat tersendiri dan di tempat yang telah disetujui.

 Simpan wadah di tempat yang sejuk dan berventilasi baik.

 Jaga wadah tertutup rapat dan tersegel hingga siap digunakan.

 Hindari semua sumber nyala (percikan atau nyala).

 Jauhkan dari panas dan bahan tak tercampurkan.

7. Toksikologi Toksisitas

Data pada hewan (1,2.4)

LD50 oral-tikus 3500 mg/kg; LD50 oral-tikus 2743 mg/kg; LD50 intraperitoneal-mencit 933 mg/kg; LC50 inhalasi-tikus >10000 ppm; LD50 oral-kelinci 3559 mg/kg; LD50 intravena-mencit 1538 mg/kg; LD50 kulit-kelinci 2000 mg/kg; LC50 inhalasi-tikus 10000 selama 4 jam.

(5)

5

ACGIH: A4 (tidak terklasifikasi pada manusia atau hewan).

IARC atau U.S. EPA: Belum mengevaluasi karsinogenisitas bahan ini.

Terdapat beberapa bukti karsinogenisitas pada tikus jantan dan betina yang

terpapar bahan selama 2 tahun melalui air minumnya, yaitu adanya peningkatan tumor pada ginjal dan kelenjar tiroid.

Data Mutagenik (1)

Bersifat mutagenik terhadap bakteri dan/atau ragi.

Data Teratogenik(4)

Embrio atau fetus: fetotoksisitas (janin/fetus dapat terhambat), TCLo inhalasi-tikus 8000 ppm/7 jam.

Informasi Ekologi (1,4)

Ekotoksisitas: Kematian goldfish (dalam air segar): 1000 ppm/24 jam; Fathead

minnow LC50: 1940 mg/L/1 jam; Toksisitas tanaman perairan 8500 ppm;

Multiplikasi sel yang terhambat pada bakteri (Pseudomonas putida) 650 mg/L.

BOD5 dan COD: Tidak tersedia informasi.

Produk biodegradasi: Produk degradasi yang mungkin berbahaya pada jangka

pendek mungkin tidak ada, tetapi produk degradasi untuk jangka panjang dapat meningkat

Toksisitas dari Produk Biodegradasi: Produk degradasi kurang toksik

dibandingkan dengan produk aslinya sendiri.

8. Efek Klinis (1,4) Keracunan akut Terhirup

Menghirup bahan dalam konsentrasi tinggi dapat menimbulkan efek pada sistem saraf pusat, yang ditandai dengan sakit kepala, pusing, dan iritasi saluran napas. Menyebabkan iritasi pada saluran nafas, iritasi membran mukosa, dan dispnea.

Kontak dengan kulit

Menyebabkan iritasi kulit, dapat terserap melalui kulit pada jumlah yang membahayakan.

(6)

6 Iritasi mata.

Tertelan

Iritasi saluran cerna, dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.

Keracunan Kronik Terhirup

Dapat mengakibatkan efek pada sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala, pusing, dispnea, dan tidak sadarkan diri. Dapat berefek pada tindakan yang dikontrol oleh sistem saraf pusat seperti konvulsi, kejang (seizure), dan gejala putus obat (withdrawal syndrome).

Kontak dengan kulit

Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan defatting, yaitu terjadinya pelarutan kimia dari lemak pada kulit dan dermatitis.

Kontak dengan mata

Sama seperti efek yang dilaporkan pada jangka pendek. Paparan berulang dapat mengakibatkan abnormalitas penglihatan, termasuk penglihatan buram dan fotosensitivitas.

Tertelan

Dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, menyebabkan mual, muntah, dan sakit kepala. Dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala, pusing, rasa mengantuk, ataksia,.dan somnolen (tidak sadarkan diri). Berpengaruh pada sistem saluran kencing, metabolisme, dan hati. Gejala lebih lanjut dapat meliputi kolaps, tidak sadarkan diri, koma, dan bahkan kematian akibat kegagalan saluran nafas.

9. Pertolongan Pertama (1,4)

Terhirup

Jika terhirup, pindahkan korban ke tempat yang berudara bersih. Jika korban tidak bernafas berikan pernafasan buatan. Jika terjadi kesulitan bernapas, berikan oksigen.

Jika terjadi gangguan inhalasi yang serius, segera evakuasi korban ke tempat yang aman. Longgarkan pakaian, dasi, atau ikat pinggang. Jika korban sulit

(7)

7 bernafas, berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, berikan resusitasi dari mulut ke mulut. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak dengan kulit

Segera bilas kulit dengan air yang banyak. Dapat digunakan air dingin. Lindungi kulit yang teriritasi dengan emolien. Lepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.

Jika terjadi kontak yang serius pada kulit, cuci dengan sabun disinfektan dan olesi kulit yang terkontaminasi dengan krim antibakteri. Bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak dengan mata

Periksa dan lepaskan kontak lensa, segera bilas mata dengan air mengalir sekurangnya 15 menit dengan menjaga kelopak mata terbuka. Dapat digunakan air dingin. Jangan menggosok atau menutup mata. Bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat jika diperlukan.

Tertelan

Jangan menginduksi muntah, kecuali jika disarankan oleh dokter. Jangan memberikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak sadarkan diri. Jika korban dalam kondisi sadar, bersihkan mulutnya lalu berikan 2-4 cangkir air untuk diminum. Longgarkan pakaian, dasi, atau ikat pinggang. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Catatan untuk dokter: Berikan pengobatan simptomatik dan penunjang (4).

10. Penatalaksanaan oleh Petugas Kesehatan Stabilisasi

a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara.

b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.

(8)

8

a. Dekontaminasi mata

Dilakukan sebelum membersihkan kulit:

- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.

- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)

- Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.

- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 15 menit.

- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.

- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.

- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

c. Dekontaminasi saluran cerna

Jangan menginduksi muntah, kecuali jika diarahkan oleh dokter. Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak sadarkan diri.

Antidotum: Tidak ada informasi mengenai antidotum spesifik untuk

keracunan t-butil alkohol.

(9)

9

Batas paparan

TWA: 300 (mg/m3) dari ACGIH (TLV) [United States] TWA: 100 (ppm) dari ACGIH (TLV) [United States] TWA: 100 STEL: 150 dari NIOSH [United States]

TWA: 300 STEL: 450 (mg/m3) dari NIOSH [United States] TWA: 100 STEL: 150 (ppm) [United Kingdom (UK)]

TWA: 308 STEL: 462 (mg/m3) [United Kingdom (UK)] TWA: 100 STEL: 150 (ppm) [Canada]

TWA: 303 STEL: 455 (mg/m3) [Canada] TWA: 100 dari OSHA (PEL) [United States] TWA: 300 from OSHA (PEL) [United States]

Proteksi personal: Kaca mata pengaman tahan percikan, jas lab, sarung

tangan, respirator uap. Pastikan respirator uap yang digunakan bersertifikat.

Proteksi personal untuk mengantisipasi tumpahan yang banyak: Kaca mata

pengaman tahan percikan, setelan lengkap, sarung tangan, sepatu boot, respirator uap. Perlengkapan pernafasan lengkap harus digunakan untuk menghindari inhalasi bahan. Jika dikuatirkan pakaian pelindung mungkin tidak memadai, konsultasikan dengan ahli sebelum menangani produk ini.

Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Gunakan kaca

mata proteksi yang tepat atau kaca mata pengaman kimia yang dideskripsikan oleh OSHA.

Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang untuk mencegah paparan terhadap

kulit.

Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia. Respirator: Gunakan respirator sesuai yang telah disetujui NIOSH/MSHA atau

standar Eropa EN 149.

12. Manajemen Pemadam Kebakaran (1,4)

Bahaya ledakan dan kebakaran: Cairan yang mudah terbakar dapat

melepaskan uap dari campuran eksplosif saat suhu melebihi titik nyala api. Gunakan semprotan untuk menjaga wadah yang terpapar api tetap dingin. Air

(10)

10 tidak efektif karena bahan bersifat lebih ringan daripada air sehingga api dapat menyebar akibat penggunaan air

Media pemadam kebakaran: Semprotan air, karbon dioksida, bahan kimia

kering, serbuk, busa.

Kebakaran kecil: Gunakan serbuk kimia kering, karbon dioksida, semprotan

air, busa tahan alkohol.

Kebakaran besar: Gunakan busa tahan alkohol, semprotan air, atau asap

kabut.

Tanda khusus pada bahaya kebakaran: Dapat membentuk campuran eksplosif

dengan udara. Perhatian: dapat terbakar dengan nyala yang tidak terlihat.

13. Manajemen Tumpahan (1,4)

Pakailah pakaian pelindung yang telah disebutkan sebelumnya.

Tumpahan sedikit: Larutkan dengan air dan bersihkan, atau serap tumpahan

dengan bahan inert kering lalu tempatkan tumpahan pada wadah pembuangan yang tepat.

Tumpahan yang banyak: Bahan merupakan bahan yang mudah terbakar.

Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber pengapian. Hentikan tumpahan jika dapat dilakukan tanpa menimbulkan risiko. Jika produk dalam bentuk padatan: gunakan sekop untuk menempatkan tumpahan pada wadah pembuangan yang tepat. Jika produk dalam bentuk cair: serap dengan tanah kering, pasir, atau bahan yang tidak mudah terbakar. Serap dengan bahan inert dan tempatkan tumpahan pada wadah pembuangan yang tepat. Jangan menyentuh tumpahan. Cegah tumpahan masuk ke saluran air, ruang bawah tanah, atau area tertentu; buat tanggul jika diperlukan. Berhati-hatilah agar produk tidak berada pada tingkat konsentrasi di atas TLV. Periksa TLV pada MSDS dan peraturan setempat

14. Daftar Pustaka

1. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9923195 (diunduh Agustus 2012)

(11)

11 (diunduh Agustus 2012) 3. http://www.sciencestuff.com/msds/C1403.html (diunduh Agustus 2012) 4. http://www.atmos.umd.edu/~russ/MSDS/tertbutanol.html (diunduh Agustus 2012) 5. http://scorecard.goodguide.com/chemical-profiles/html/terbutyl_alcohol.html (diunduh Agustus 2012) 6. http://www.chemicalland21.com/industrialchem/solalc/TERT-BUTYL%20ALCOHOL.htm (diunduh Agustus 2012) --- Disusun oleh:

Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait