• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HISAB AWAL WAKTU SHALAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V HISAB AWAL WAKTU SHALAT"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

HISAB AWAL WAKTU SHALAT

A. Pengertian Shalat

Secara etimologis kata shalat berarti do’a. Dalam Al-Qur‟an kata shalat mengandung dua makna yaitu doa (QS. at-Taubat : 103), berarti rahmat, dan mohon ampunan (QS. al-Ahzab : 56). Dalam ayat 56 Surat al Ahzab tersebut, terdapat tiga tinjauan tentang makna shalat ataupun shalawat, yaitu apabila shalawat itu berasal dari umat Islam maka bermakna doa, yaitu medoakan kepada Nabi Muhammad saw agar senantiasa memperoleh rahmat yang agung dari Allah swt. Sedangkan apabila shawat itu berasal dari para Malaikat, maka shalawat itu berarti permohonan ampunan untuk Nabi Muhammad saw, sedangkan jika shalawat itu dari Allah swt, maka shalawat itu berarti pemberian rahmat yang agung dari Allah swt. 1

Sedangkan shalat dalam pengertian syar'i, para ulama' memberikan definisi yang nyaris tidak adak perbedaan, sebagaimana yang dapat ditemukan di dalam kitab-kitab fiqh. Para ulama memberikan pengertian yang simpel, dan jami' serta mani' yaitu suatu ibadah yang mengandung ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan di akhiri dengan salam, dengan syarat-syarat dan surun-rukun yang telah ditentukan. 2

B. Dasar Hukum Shalat

Shalat merupakan ibadah yang pokok dalam Islam memiliki landasan yang sangat kuat, baik yang berkaitan dengan perintah wajib mendirikan shalat maupun tentang ketentuan waktu-waktunya. Misalnya dalam QS. An-Nur : 56, Nisa‟ :103, Hud :114, Isra‟ : 78, berikut :

َنوُم َح ْرُت ْمُكَّلَعَل َلوُسَّرلا اوُعي ِطَأ َو َةاَكَّزلا اوُتآ َو َةلاَّصلا اوُميِقَأ َو

“Dan dirikan shalat dan tunaikan zakat serta taatlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat” (QS. An-Nur : 56)

َيِق َ َّاللَّ اوُرُكْذاَف َةلاَّصلا ُمُتْيَضَق اَذِإَف

ْمُتْنَنْأَم ْطا اَذِإَف ْمُكِبوُنُج ىَلَع َو اًدوُعُق َو اًما

اًتوُق ْوَم اًباَتِك َنيِنِم ْؤُمْلا ىَلَع ْتَناَك َةلاَّصلا َّنِإ َةلاَّصلا اوُميِقَأَف

”Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman". (QS. an-Nisa‟ : 103).

1 Muhammad bin Abi Bakar bin Abdillah. tt. Mukhtar Shihah, Juz I, Mesir :

al-Amiriyah. tt, hlm. 176

2 Taqiyuddin Abi Bakar Muhammad Husain. Kifayatul Akhyar Fi Halli Gayatul Ikhtisar, Surabaya: Dar al-Kitab al-Islam. tt. Juz I, hlm. 82

(2)

َكِلَذ ِتاَئِّيَّسلا َنْبِه ْذُي ِتاَنَس َحْلا َّنِإ ِلْيَّللا َنِم اًفَلُز َو ِراَهَّنلا ِيَفَرَط َةلاَّصلا ِمِقَأ َو

َني ِرِكاَّذلِل ىَرْكِذ

“Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian dari pada permulan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapus (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”. (Q.S. Hud : 114)

َناَك ِر ْجَفْلا َنآ ْرُق َّنِإ ِر ْجَفْلا َنآ ْرُق َو ِلْيَّللا ِقَسَغ ىَلِإ ِسْمَّشلا ِكوُلُدِل َةلاَّصلا ِمِقَأ

اًدوُهْشَم

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)” (QS. al-Isra‟: 78)

Demikian juga dalam hadits Rasulullah saw banyak disebutkan dasar dan waktu-waktu pelaksanaan shalat, antara lain sebagai berikut :

Dari Abdullah bin Umar ra, Rasulullah saw bersabda :

َلَع ُم َلا ْسِ ْلْا َيِنُب

ِماَقِإ َو ِ َّاللَّ ُلوُسَر اًدَّمَحُم َّنَأ َو ُ َّاللَّ َّلَِإ َهَلِإ َلَ ْنَأ ِةَداَهَش ٍسْمَخ ى

َناَضَم َر ِم ْوَص َو ِّجَحْلا َو ِةاَكَّزلا ِءاَتيِإ َو ِة َلاَّصلا

"Islam dibangun (ditegakkan) atas lima dasar, yaitu persaksian tidak ada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan". (HR. Bukhari).

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, An-Nasai`, At-Turmudzi dari Jabir ibn Abdullah r.a. sebagai berikut:

و هيلع اللَّ ىّلص ّيبنلا ّنإ

ملاسلا هيلع ليربج ه ءاج مّلس

,هّلصف مق : هل لاقف

.سمشلا تلاز نيح رهظلا ىّلصف

ىّلصف ,هّلصف مق : لاقف رصعلا ه ءاج ّمث

رصعلا

.هلثم ئيش ّلك ّلظ راص نيح

مق : لاقف برغملا ه ءاج ّمث

برغملا ىّلصف ,هّلصف

.سمشلا تبجو نيح

مق :لاقف ءاشعلا ه ءاج ّمث

علا ىّلصف ,هّلصف

.قفّشلا باغ نيح ءاش

,هّلصف مق : لاقف رجفلا ه ءاج ّمث

رجفلا ىّلصف

.رجفلا عطس لاق وأ رجفلا قرب نيح

“Bahwasanya Jibril a.s. datang kepada Nabi SAW, lalu berkata kepadanya: Bangaun dan bershalatlah, maka Nabi pun bershalat dzuhur di ketika telah tergelincir matahari. Kemudian Jibril datang pula kepada Nabi pada waktu ashar, lalu berkata: Bangun dan bershalatlah, maka Nabi bershalat di ketika bayangan segala sesuatu itu menjadi sepanjang dirinya. Kemudian Jibril datang pula kepada Nabi pada waktu maghrib, lalu berkata: Bangun dan bershalatlah maka Nabi bershalat maghrib, di waktu telah terbenam matahari. Kemudian Jibril datang lagi pada waktu Isya serta berkata:

(3)

Bangun dan bershalatlah maka Nabi bershalat Isya di waktu telah hilang mega-mega merah. Kemudian Jibril datang pula pada waktu shubuh, lalu berkata : Bangun dan shalatlah, maka Nabi bershalat shubuh ketika fajar telah telah cemerlang”

,هّلصف مق : لاقف رهّظلل ّدغلا نم ه ءاج ّمث

ّلك ّلظ راص نيح رهظلا ىّلصف

.هلثم ئيش

ف ,هّلصف مق : لاقف رصعلا ه ءاج ّمث

ّلظ راص نيح رصعلا ىّلص

.هيلثم ئيش ّلك

ءاج ّمث

هنع لزي مل ادحاو اتقو برغملا ه

ءاشعلا ه ءاج ّمث

وأ ليللا فصن بهذ نيح

.ءاشعلا ىّلصف ,ليللا ثلث لاق

ّرفسا نيح ه ءاج ّمث

,رجفلا ىّلصف ,هّلصف مق : لاقف اّدج

تقو نيتقولا نيذه نيب ام لاق ّمث

”Kemudian Jibril a.s. datang lagi kapada nabi pada waktu dzuhur. Jibril berkata: Bangun dan bershalatlah, maka Nabi bershalat dzuhur di ketika bayangan segala sesuatu telah menjadi sepanjang dirinya. Kemudian Jibril datang lagi pada waktu ashar, lalu berkata: Bangun dan bershalatlah ashar di ketika telah jadi bayangan segala sesuatu dua kali sepanjang dirinya. Kemudian Jibril datang lagi pada waktu maghrib sama seperti waktu beliau datang kemarin.Kemudian datang lagi pada waktu isya di ketika telah berlalu separuh malam, atau sepertiga malam, maka Nabi pun shalat isya’. Kemudian Jibril datang lagi di waktu fajar telah bersinar benar, lalu berkata: Bangun dan bershalatlah, maka Nabi pun bangun dan bershalat shubuh. Sesudah itu Jibril berkata: Waktu-waktu di antara kedua waktu ini, itulah waktu shalat”. (HR. Imam Ahmad, Nasa‟i, dan Imam Turmudzi).

Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abdullah bin Amar r.a :

اذا رهظلا تقو لاق معلص ىبنلا نا لاق هنع اللَّ ىضر رمع نب اللَّ دبع نع

تقوو رصعلا رضحي ملام هلوطك لجرلا لك لظ ناكو سمشلا تلاز

تقوو قفشلا بغي ملام برغملا ةلاص تقوو سمشلا رفصت ملام رصعلا

رجفلا عولط نم حبصلا ةلاص تقوو طسولَا ليللا فصن ىلا ءاشعلا ةلاص

ا علطت ملام

)ملسم هاور( سمشل

”Dari Abdullah bin Amar r.a berkata: Sabda Rasulullah saw; waktu Dzuhur apabila tergelincir matahari, sampai bayang-bayang seseorang sama dengan tingginya, yaitu selama belum datang waktu Ashar. Dan waktu Ashar selama matahari belum menguning. Dan waktu Maghrib selama Syafaq belum terbenam (mega merah). Dan sampai tengah malam yang pertegahan. Dan waktu Shubuh mulai fajar menyingsing sampai selama matahari belum terbit. ( HR. Muslim)

C. Waktu-Waktu Shalat 1. Waktu Dzuhur.

Waktu dzuhur dimulai sejak matahari tergelincir, yaitu sesaat setelah matahari meninggalkan titik kulminasi dan berakhir sampai awal waktu Ashar. Dalam hadits di atas, suatu hari Nabi Muhammad SAW melakukan shalat Dzuhur ketika ”matahari tergelincir" dan pada kesempatan lain beliau shalat Dhuhur saat "bayang-bayang sama panjang dengan dirinya”. Hadits tersebut

(4)

tidak saling bertentangan, sebab daerah Saudi Arabia dengan lintang 20º - 30º (LU) memungkinkan saat matahari zawal panjang bayang-bayang suatu benda sama panjang dengan bendanya bahkan lebih. Seperti ketika deklinasi matahari - 23º (LS) berada jauh di selatan daerah Saudi Arabia, demikian juga berlaku terhadap awal shalat Ashar. 3 Perhatikan gambar di bawah ini :

Gambar : 7

Gambar 10 Bayang-Bayang Saat Istiwa’

Pada waktu istiwa‟ (waktu pertengahan) tidak selalu menunjukkan jam 12, hal ini tergantung pada nilai equatiuon of time (e). Waktu pertengahan saat matahari berada di meridian (Meridian Pass) yang dirumuskan MP = 12 – e. Sesaat setelah waktu inilah sebagai permulaan waktu dzuhur menurut waktu pertengahan dan waktu ini pulalah sebagai pangkal hitungan untuk waktu-waktu shalat lainnya.

2. Waktu Ashar

Waktu awal shalat Ashar dimulai saat “panjang bayang-bayang suatu benda sama dengan bayang-bayangnya dan ditambah bayang-banyang pada saat matahari berkulminasi”. Oleh karena panjang bayang-bayang matahari saat istiwa' (kulminasi) ditentukan selisih deklinasi matahari () dan lintang tempat () yang disebut jarak zenith (zm), maka waktu Ashar dimulai ketika bayang-bayang suatu benda yang sudah terbentuk saat kulminasi ( tan zm ) ditambah dengan sepanjang bendanya, dengan rumus :

Cotan Ashar = tan zm + 1 atau Cotan Ashar = tan [ P-D] +1

Dengan kata lain, Cotangens ketinggian matahari pada awal Ashar sama dengan tangens jarak zenith – titik pusat matahari pada saat berkulminasi ditambah satu. Jarak zenith-titik pusat matahari sama dengan harga mutlak lintang tempat dikurangi deklinasi matahari. Yang dimaksud dengan harga mutlak ialah harga tanpa tanda minus. Artinya jika hasil perhitungan zm itu berharga negatif, maka tanda minus nya dibuang. 4

3. Waktu Maghrib.

3 Ibid Taqiyuddin, hlm. 83 4 Loc. Cit . Abd. Salam. hlm. 24

(5)

Waktu Maghrib dimulai sejak matahari terbenam sampai mega merah hilang, atau sampai awal waktu Isya‟. Matahari terbenam jika piringan matahari yang sebelah atas sudah berhimpit dengan ufuk mar'i. Titik pusat matahari pada saat itu sudah bergerak 1/2 garis tengah (semi diameter) yang disingkat SD matahari. Garis tengah (diameter) matahari besarnya rata-rata 32', jadi jarak titik pusat matahari dari ufuk sama dengan 1/2 x 32' = 16'.

Untuk mendapatkan keadaan matahari terbenam dengan senyatanya, selain perlu koreksi semi diameter, juga perlu diperhitungkan refraksi saat menjelang matahari terbenam yang rata-rata 34' 30”, dan koreksi kerendahan

ufuk yang lambangnya D' dengan rumus :

D' = 1.76 x m

Hal ini berarti bahwa kerendahan ufuk dalam satuan menit busur sama dengan 1,76 dikalikan akan meter ketinggian tempat pengamat. Dengan demikian rumus tinggi matahari saat terbenam adalah Tinggi matahari saat terbenam = 0 – SD – Refraksi – D' sama dengan sekitar - 1º

Jikalau waktu Maghrib dimulai sejak matahari terbenam sampai mega merah hilang, sementara itu, mega merah diperkirakan hilang ketika matahari tenggelam ke bawah ufuq pada ketinggian -18º, maka waktu maghrib berlangsung kurang lebih 72 menit.

4. Waktu Isya'

Waktu Isya dimulai sejak mega warna merah di ufuk barat sudah hilang. Artinya waktu isya' mulai masuk apabila gelap malam sudah sempurna karena tidak ada lagi pantulan cahaya matahari pada awan atau mega yang dapat ditangkap oleh mata. Kondisi ini terjadi pada saat ketinggian matahari sudah mencapai -18º, yang di dalam astronomi umum disebut dengan astronomical twilight. Ketinggian -18º untuk awal waktu shalat Isya' ini sebagaimana sikap Departemen Agama RI selama ini. 5

Sebagian ahli hisab mempergunakan ketinggian -17 º dan ada juga yang menggunakan kreteria -19 º. Tentu saja ketinggian tersebut masih perlu dikoreksi lagi dengan kerendahan ufuk.6 Waktu Isya' akan berakhir ketika fajar shadik telah terbit, yaitu sampai masuk waktu subuh.

5. Waktu Imsak

Waktu Imsak merupakan waktu ikhtiyath untuk memulai puasa. Dasarnya hadits dari Anas bin Zaid bin Tsabit, ia berkata “Kami sahur bersama Nabi Muhammad SAW kemudian kami melakukan shalat (Shubuh) “ Saya berkata; “ berapa lama ukuran antara sahur dan Shubuh “? Nabi bersabda : Seukuran membaca 50 ayat al-Qur’an !. Para Ulama‟ berbeda pendapat tentang lama membaca 50 ayat tersebut, ada yang menyatakan lamanya seukuran melakukan wudhu, atau lamanya sekitar 12 menit. Menurut Zubair

5 Depag RI, Penentuan Awal Waktu Shalat Jakarta :Direktorat Jenderal Binbaga

Islam–Dirjen Binbapera., 1994b, hlm. 32

(6)

Umar al Jelani lama membaca 50 ayat yang murattal adalah sekitar 7menit atau 8 menit 7. Sedangkan menurut H. Sa‟adoeddin Djambek biasa mempergunakan 10 menit sebelum Shubuh, yakni waktu Imsak merupakan waktu Shubuh WIB – 0 j 10 m , pendapat yang terakhir inilah yang sering digunakan di kalangan Departemen Agama atau di berbagai program jadwal waktu sholat. 8

6. Waktu Shubuh.

Waktu Shubuh dimulai sejak terbit fajar shodiq. Diketahui bahwa fajar pagi hari ada dua macam, yaitu fajar kadzib dan fajar shodiq. Fajar kadzib (fajar yang dusta) adalah fenomena pantulan sinar matahari menjelang pagi hari yang membentuk suasana berkas sinar terang yang memanjang ke atas. Dikatakan kadzib karena seberkas terang itu tidak menunjukkan datangnya waktu shubuh yang sebenarnya.

Sementara yang disebut fajar shodiq merupakan fenomena fajar seberkas sinar terang menjelang pagi yang melebar dari di ufuq timur dari utara ke selatan, dan fajar inilah yang menunjukkan awal waktu shubuh yang sebenarnya. Dalam konteks peredaran matahari, fajar shodiq itu terbentuk apabila ketinggian matahari mencapai -20º di sebelah timur, dan saat itulah dimulai awal waktu shubuh sampai terbit matahari, yaitu apabila tinggi matahari -1º disebelah timur.

7. Waktu Terbit (Thulu’)

Waktu terbit merupakan waktu berakhirnya waktu sholat shubuh yang ditandai dengan posisi matahari berada pada ketinggian matahari -1º di sebelah timur.

8. Waktu Dhuha.

Dalam wacana fiqh, awal waktu Dhuha dimulai sejak matahari naik setinggi “tombak” (bi qodr al-romh). Pengertian “setinggi tombak” tersebut diaplikasikan dalam ukuran falakiyah apabila matahari naik setinggi 4º 30„, yaitu kurang lebih 18 menit setelah terbit matahari.

D. Hisab Awal Waktu Shalat

1. Data yang Diperlukan :

Data yang diperlukan untuk hisab awal waktu shalat, sebagai berikut : a. Meridian Pass (MP)

b. Sudut Waktu Matahari Awal Waktu Shalat ( t ) c. Koreksi Waktu Daerah (KWD)

d. Ihthiyat

a) Meridian Pass (MP)

7 Loc. Cit Umar Zubair Aljailani, hlm. 66. 8 Loc. Cit Depag RI, 1994b. hlm. 50

(7)

Saat matahari berkulminasi dinyatakan dengan istilah Meridian Pass (MP). Data saat kulminasi matahari dapat diperoleh dengan cara mengurangi Waktu Hakiki (waktu matahari) dengan Perata Waktu (Equation of Time, yang disimbolkan dengan e ). Dengan demikian MP dapat dirumuskan, MP = Kulminasi – equation of time = 12 – e.

Waktu hakiki atau waktu matahari selalui menunjukkan pukul 12.00 pada saat matahari berkulminasi. Perjalanan harian matahari tidak benar-benar rata. Satu putaran kadang ditempuh dalam 24 jam tepat, kadang kurang, dan kadang lebih. Akibatnya Waktu Hakiki itu boleh jadi berselisih beberapa menit dengan Waktu Pertengahan, atau jam arloji, yang jalannya benar-benar rata. Selisih antara Waktu Hakiki dengan Waktu Pertengahan itu disebut Perata Waktu. Jika perjalanan matahari itu lambat, nilai perata waktu negatif (-), dan jika cepat, harga perata waktunya positif (+). Lihat lampiran daftar Equation of Time.

b) Sudut Waktu Matahari Awal Waktu Shalat ( t )

Sudut waktu (Hour Angle / fadl al-daair) adalah Jarak antara benda langit dengan titik kulminasinya atau sudut yang dibentuk oleh lingkaran deklinasi benda langit dengan lingkaran meridian. Sudut waktu ada dua : (1) Sudut waktu Positif (+) yaitu sudut waktu untuk benda langit yang

sudah melewati titik kulminasinya, dari 0 sampai 180.

(2) Sudut waktu Negatif (-) yaitu sudut waktu untuk benda langit yang belum melewati titik kulminasinya, dari 0 sampai -180.

Sudut waktu matahari dapat dicari dengan menggunakan data z (jarak zenith) atau data h (ketinggian matahari), dengan rumus :

a) Cos t = - tan  x tan  - sec  x sec  x cos z b) Cos t = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos  Penjelasan  = Lintang Tempat  = Deklinasi Matahari z = Jarak Zenith h = Ketinggian Matahari

1) Data Lintang Tempat dan Bujur Tempat

Data ini dapat diperoleh dari buku-buku falak, almanak atau lainnya. Misalnya almanak Jamiliyah oleh Sa‟adudin Jambek, atau Atlas Der Gehele Aarde oleh Pr. Bos – JF Meyer Jb, Wolter Groningen, Jakarta, tahun 1951. Lihat lampiran Daftar Lintang dan Bujur Tempat.

(8)

Deklinasi matahari (mail al-Syams) adalah jarak posisi matahari dengan ekuator langit diukur sepanjang lingkaran deklinasi atau lingkaran waktu. Nilai deklinasi matahari terbesar = - 23,5  (negatif) apabila matahari di selatan ekuator, atau 23.5  (positif) apabila matahari di utara equator. Perbedaan nilai deklinasi menentukan perbedaan waktu shalat. Lihat lampiran Data deklinasi.

3) Data z dan h Matahari awal waktu Shalat

z adalah jarak zenith dan matahari, dan h adalah ketinggian matahari. data z dan h ini digunakan untuk mencari t (sudut waktu) matahari. Daftar data z dan h untuk awal waktu-waktu shalat, sbb :

Tabel 11

Data z dan h Matahari Awal Waktu Shalat

WAKTU z MATAHARI h MATAHARI

Dhuhur Ashar Maghrib Isya‟ Shubuh Imsak Syuruq Dhuha [  –  ] tan z = tan [ – ] + 1 91º 108º 110 º 112º 30„ (Subuh – 10 m ) 91 º 85 º 30 „ 90 º ( nilai t = 0 ) Cotan h = tan [ – ] +1 - 1 º - 18 º - 20 º - 22 º 30 ‟ - 1º 4 º 30 ‟ Keterangan :

Untuk z Maghrib dietapkan 91º dengan asumsi data 90 º sudut waktu matahari ketika titik pusat matahari persis pada garis horizon (ufuq), kemudian ditambah dengan 34’ data refraksi matahari pada 0 º dan 16’ merupakan data semi diameter matahari dan 10’ adalah data kerendahan ufuq. Jadi 90º + 34’ + 16’ + 10’ = 91º

c) Koreksi Waktu Daerah (KWD) KWD = ((LMT – ) / 15 )

 = Bujur Daerah (markas)

LMT = Lokal Maen Time (waktu standar daerah), yaitu : WIB =105 º, WITA = 120 º, WIT = 135 º

d) Ihtiyath

Yang dimaksud dengan ihtiyath suatu langkah pengamanan dalam menentukan waktu shalat dengan cara menambahkan atau mengurangkan waktu agar tidak mendahului awal waktu shalat atau tidak melampaui batas akhir waktu shalat. Para ahli hisab dalam menentukan waktu untuk ihtiyath

(9)

berbeda-beda, ada yang menetapkan 2 menit, 3 menit atau 4 menit. Pendapat yang umum dipakai adalah 2 menit untuk waktu ihtiyath. 9

2. Praktik Hisab Awal Waktu Shalat

Menghitung Awal Waktu shalat didahului dengan menetapkan daerah Markaz Hisabnya. Berikut akan disampaikan perhitungan (hisab) awal waktu shalat (Dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya', Shubuh, Terbit, Dhuha) untuk daerah kota Malang, tanggal 8 Mei 2008, dengan data astronomi sebagai berikut : a. Hisab Awal Waktu Sholat Dzuhur

Kota Malang, tanggal 8 Mei 2008, data yang dbutuhkan : a. Lintang tempat ( ) = - 7 º 59 „ b. Bujur tempat ( ) = 112 º 36 „

c. Dekinasi Matahari (  ) = 17 º 10 „ 41” d. Equation of time (e) = 03m 31d

Langkah-Langkah Penghitungan:

(1) Mencari data z Dhuhur atau h Dhuhur

(2) Mencari sudut waktu t dhuhur dengan rumus :

Cos t dhuhur = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z (atau) = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos  (3) Waktu Dhuhur = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

Penghitungan Waktu Dhuhur

MP = (12-e) = 12 j - 03 m 31 d = 11 j 56 m 29 d t / 15 = 0 j 00 m 00 d KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15 = - 0 j 30 m 24 d Ihtiyath = 0 j 02 m 00 d +

Waktu Dhuhur = 11 j 28 m 05 d

Atau diuraikan tersusun ke bawah sbb :

Kulminasi = 12 j 00 m 00d E (equation of time) = 00 j 03 m 31d - MP (Meridian Pass) = 11 j 56 m 29d t / 15 = 0 j 00 m 00d KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15 = - 0 j 30 m 24d + 9 Ibid hlm. 9 Catatan :

1) t dhuhur adalah 0, maka yang dikerjakan langsung waktunya 2) t untuk Ashar , Maghrib, Isya‟ bernilai positif (+), sedangkan untuk Shubuh, Terbit dan Dhuha bernilai negatif (-)

(10)

= 11 j 26 m 05 d Ihtiyath = 0 j 02 m 00 d + Waktu Dhuhur = 11 j 28 m 05 d

Secara praktis menggunakan kalkulator tipe casio fx 4500 dapat dilakukan penghitungan awal waktu Dhuhur dengan rumus aplikasif sbb : Waktu Dhuhur = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

= 12 – e + 0 / 15 + ( 105 -  ) / 15 + 0º 2'

Masukkan data astronominya dan tekan kalkulator secara berurutan :

12 - 0 o 3' 31" + 0 / 15 +

( 105 o - 112 º 36‟ ) / 15 +

0º 2‟ exe shift o ' " Tampil pada layar 11 º 28‘ 05”

Dengan demikian awal waktu Dhuhur untuk daerah kota Malang pada tanggal 8 Mei 2008 sebagai berikut : baca : 11 j 28 m 05 d

b. Hisab Awal Waktu Ashar

Kota Malang, tanggal 8 Mei 2008, dengan data : Lintang tempat ( ) = - 7 º 59 „ Bujur tempat ( ) = 112 º 36 „

Dekinasi Matahari (  ) = 17 º 10 „ 41” Equation of time (e) = 03m 31d

Langkah-Langkah Penghitungan:

(2) Mencari data z Ashar atau h Ashar

(3) Mencari sudut waktu t Ashar dengan rumus :

Cos t Ashar = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z (atau) = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos  (3) Waktu Ashar = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

Penghitungan Waktu Ashar : Menggunakan data z matahari (1) Tan z Ashar = tan [ –  ] + 1

z Ashar = shift tan (tan abs ( -7 º 59 „ - 17 º 10„ 41”) + 1) z Ashar = 55.76895069 = 55 º 46 ‘ 8.22 ”

(2) Cos t Ashar = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z

t Ashar = Shift cos ( - tan -7º 59 „ x tan 17 º 10„ 41” + 1/cos -7º 59„ x 1/cos 17 º 10„ 41” x cos 55 º 46‘ 8.22 ”)

t Ashar = 50.36363047 = 50 º 21‘ 49.07” Atau Menggunakan data h matahari :

(1) Cotan h Ashar = tan [ –  ] + 1

h Ashar = shift tan (1/(tan abs ( -7 º 59 „ - 17 º 10„ 41”)+1)) h Ashar = 34.23104931 = 34 º 13‘ 51.78”

(11)

t Ashar = Shift cos ( - tan -7 º 59„ x tan 17 º 10„ 41” + sin 34 º 13‘ 51.78” / cos -7º 59' / cos 17 º 10„ 41”) t Ashar = 50.36363047 = 50 º 21‘ 49.07” (3) Waktu Ashar : MP = (12-e) = 12 j - 03 m 31 d = 11 j 56 m 29 d t / 15 = 50 º 21‘ 49.07”/ 15 = 3 j 21m 27.27 d KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15) = - 0 j 30 m 24 d Ihtiyath = 0 j 02 m 00 d + Waktu Ashar = 14 j 49 m 32.27 d

Secara praktis menggunakan kalkulator tipe casio fx 4500 dapat dilakukan penghitungan awal waktu Ashar dengan rumus aplikasi sbb : Waktu Ashar = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

= 12 – e + Shift cos ( - tan  x tan  + sin ( shift tan (1 / (tan abs ( - ) + 1))) / cos  / cos ) / 15) + ( 105 - ) / 15 + 0º 2' Masukkan data astronominya dan tekan kalkulator secara berurutan :

12 - 0 o 3' 31" + Shift cos ( - tan - 7 º 59„ x

tan 17 º 10„ 41” + sin ( shift tan ( 1 / (

tan abs ( - 7 º 59 „ - 17 º 10„ 41” ) + 1 )

) ) / cos - 7 º 59 ' / cos 17 º 10„ 41” ) /

15 + ( 105 o - 112 º 36‟ ) / 15 +

0 o 2' exe shift o ' " Tampil pada layar 14 º 49‘ 32.27”

Dengan demikian awal waktu Ashar untuk daerah kota Malang pada tanggal 8 Mei 2008 sebagai berikut : baca : 14 j 49 m 32.27 d

c. Hisab Awal Waktu Maghrib

Kota Malang, tanggal 8 Mei 2008

Data : Lintang tempat ( ) = - 7 º 59 „ Bujur tempat ( ) = 112 º 36 „

Dekinasi Matahari (  ) = 17 º 10 „ 41” Equation of time (e) = 03m 31d

Langkah-Langkah Penghitungan: (1) Mencari data z Maghrib

(2) Mencari sudut waktu t Maghrib dengan rumus :

Cos t Maghrib = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z (3) Waktu Maghrib = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

Penghitungan :

Menggunakan data z matahari. (1) z Maghrib = 91º

(2) Cos t Maghrib = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z

(12)

-7º 59„ x 1/cos 17 º 10„ 41” x cos 91º) t Maghrib = 88.57273309 = 88 º 34‘ 21.84” (3) Waktu Maghrib : MP = (12-e) = 12 j - 03 m 31 d = 11 j 56 m 29 d t / 15 = 88 º 34„ 21.84”/ 15 = 5 j 54 m 17.46 d KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15 = - 0 j 30 m 24 d Ihtiyath = 0 j 02 m 00 d + Waktu Maghrib = 7 j 22 m 22.46 d Secara praktis dengan menggunakan kalkulator tipe casio fx 4500 dapat dilakukan penghitungan awal waktu Maghrib dengan rumus aplikasi sbb : Waktu Maghrib = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

= 12 – e + Shift cos ( - tan  x tan  + sin -1º / cos  / cos  ) / 15 + ( 105 - ) / 15 + 0º 2'

Masukkan data astronominya dan tekan kalkulator secara berurutan : 12 - 0 o 3' 31" + Shift cos ( - tan

- 7 º 59„ x tan 17 º 10„ 41” + sin -1º

/ cos - 7º 59' / cos 17 º 10„ 41” )

/ 15 + ( 105 o - 112 º 36‟ )

/ 15 + 0 o 2' exe shift o ' " Tampil pada layar 17 º 22‘ 22.46”

Dengan demikian awal waktu Maghrib untuk daerah kota Malang pada tanggal 8 Mei 2008 sebagai berikut : baca : 17 j 22 m 22.46 d

d. Hisab Awal Waktu Isya,

Kota Malang, tanggal 8 Mei 2008

Data : Lintang tempat ( ) = - 7 º 59 „ Bujur tempat ( ) = 112 º 36 „

Dekinasi Matahari (  ) = 17 º 10 „ 41” Equation of time (e) = 03m 31d

Langkah-Langkah Penghitungan: (1) Mencari data h Isya’

(2) Cos t Isya‟ = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos  (3) Awal Waktu = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

Penghitungan :

Menggunakan data z matahari. (1) h Isya‟ = - 18 º

(2) Cos t Isya‟ = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos 

(13)

sin -18 º / cos -7º 59 / cos 17 º 10„ 41” ) t Isya‟ = 106.4546746 = 106 º 27‘ 16.8” (3) Waktu Isya‟ : MP = (12-e) = 12 j - 03 m 31 d = 11 j 56 m 29 d t / 15 = 106 º 27‘ 16.8” / 15 = 7 j 5 m 49.12 d KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15 = - 0 j 30 m 24 d Ihtiyath = 0 j 02 m 00 d + Waktu Isya’ = 18 j 33 m 54.12 d

Secara praktis menggunakan kalkulator tipe casio fx 4500 dapat dilakukan penghitungan awal waktu Isya' dengan rumus aplikasi sbb : Waktu Isya‟ = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

= 12 – e + Shift cos ( - tan  x tan  + sin - 18 º / cos  / cos  ) / 15 ) + ( 105 - ) / 15 + 0º 2'

Masukkan data astronominya dan tekan kalkulator secara berurutan : 12 - 0 o 3' 31" + Shift cos ( - tan

- 7 º 59„ x tan 17 º 10„ 41” + sin -18 º

/ cos - 7º 59' / cos 17 º 10„ 41” )

/ 15 + ( 105 o - 112 º 36‟ )

/ 15 + 0 o 2' exe shift o ' " Tampil pada layar 18 º 33‘ 54.12”

Dengan demikian awal waktu Isya' untuk daerah kota Malang pada tanggal 8 Mei 2008 sebagai berikut : baca : 18 j 33 m 54.12 d e. Hisab Awal Waktu Imsak

Kota Malang, tanggal 8 Mei 2008

Data : Lintang tempat ( ) = - 7 º 59 „ Bujur tempat ( ) = 112 º 36 „

Dekinasi Matahari (  ) = 17 º 10 „ 41” Equation of time (e) = 03m 31d

Langkah-Langkah Penghitungan: (1) Mencari data z Imsak

(2) Cos t Imsak = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z (3) Awal Waktu = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

Penghitungan :

Menggunakan data z matahari. (1) z Imsak = 112 º 30‟

(2) Cos t Imsak = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z

(14)

-7º 59„ x 1/cos 17 º 10„ 41” x cos 112 º 30‟ ) t Imsak = 111.1688327 = 111 º 10‘ 7,8” (3) Waktu Imsak : MP = (12-e) = 12 j - 03 m 31 d = 11 j 56 m 29 d t / 15 = 111 º 10‘ 7,8”/ 15 = - 7 j 24 m 40,52 d KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15 = - 0 j 30 m 24 d Ihtiyath = 0 j 02 m 00 d + Waktu Imsak = 4 j 03 m 24.48 d Catatan :

1) t Imsak, Shubuh, Thulu‟ dan Dzuha bernilai negatif ( - )

2) Pada dasarnya untuk mencari waktu Imsak pada dasarnya cukup dengan cara awak waktu shubuh dikurangi 10 menit

Secara praktis menggunakan kalkulator tipe casio fx 4500 dapat dilakukan penghitungan awal waktu Imsak dengan rumus aplikasi sbb : Waktu Imsak = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

= 12 – e + Shift cos ( - tan  x tan  + sin - 22 º 30' / cos  / cos ) / 15 ) + ( 105 - ) / 15 + 0º 2'

Masukkan data astronominya dan tekan kalkulator secara berurutan : 12 - 0 o 3' 31" + ( - Shift cos ( - tan - 7 º 59„ x tan 17 º 10„ 41” + sin

- 22 º 30' / cos - 7º 59' / cos

17 º 10„ 41” ) / 15 ) + ( 105 o

- 112 º 36‟ ) / 15 + 0 o 2' exe

shift o ' " Tampil pada layar 4 º 03‘ 24.48”

Dengan demikian awal waktu Imsak untuk daerah kota Malang pada tanggal 8 Mei 2008 sebagai berikut, baca : 4 j 03 m 24.48 d

f . Hisab Awal Waktu Shubuh

Kota Malang, tanggal 8 Mei 2008

Data : Lintang tempat ( ) = - 7 º 59 „ Bujur tempat ( ) = 112 º 36 „

Dekinasi Matahari (  ) = 17 º 10 „ 41” Equation of time (e) = 03m 31d

Langkah-Langkah Penghitungan: (1) Mencari data h Shubuh

(2) Cos t Shubuh = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos  (3) Awal Waktu = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

(15)

Penghitungan :

Menggunakan data h matahari : (1) h Shubuh = -20 º

(2) Cos t Shubuh = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos 

t Shubuh = Shift cos ( - tan -7 º 59 „ x tan 17 º 10„ 41” + sin - 20 º / cos -7º 59 / cos 17 º 10„ 41” ) t Shubuh = 108.5504121 = 108 º 33‘ 1,48” (3) Waktu Shubuh : MP = (12-e) = 12 j - 03 m 31 d = 11 j 56 m 29 d t / 15 = 108 º 33‘ 1,48”/ 15 = - 7 j 14 m 12.1 d KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15 = - 0 j 30 m 24 d Ihtiyath = 0 j 02 m 00 d + Waktu Shubuh = 4 j 13 m 52,9 d

Secara praktis menggunakan kalkulator tipe casio fx 4500 dapat dilakukan penghitungan awal waktu Shubuh dengan rumus aplikasi sbb : Waktu Shubuh = (MP) + ( - t / 15 ) + (KWD) + I

= 12 – e + Shift cos ( - tan  x tan  + sin - 20º / cos  / cos  ) / 15 ) + ( 105 - ) / 15 + 0º 2'

Masukkan data astronominya dan tekan kalkulator secara berurutan : 12 - 0 o 3' 31" + ( - Shift cos ( - tan - 7 º 59„ x tan 17 º 10„ 41” + sin - 20 º / cos - 7º 59' / cos 17 º 10„ 41”

) / 15 ) + ( 105 o -

112 º 36‟ ) / 15 + 0 o 2' exe shift

o ' " Tampil pada layar 4 º 13‘ 52.9”

Dengan demikian awal waktu Shubuh untuk daerah kota Malang pada tanggal 8 Mei 2008 sebagai berikut, baca : 4 j 13 m 52.9 d

g. Hisab Awal Waktu Thulu’ (Terbit) Kota Malang, tanggal 8 Mei 2008

Data : Lintang tempat ( ) = - 7 º 59 „ Bujur tempat ( ) = 112 º 36 „

Dekinasi Matahari (  ) = 17 º 10 „ 41” Equation of time (e) = 03m 31d

Langkah-Langkah Penghitungan:

(1) Mencari data z Thulu' atau h Thulu'

(2) Cos t Thulu‟ = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z (atau) = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos  (3) Awal Waktu = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

(16)

Penghitungan :

Menggunakan data z matahari. (1) z Thulu‟ = 91 º

(2) Cos t Thulu‟ = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z

t Thulu‟ = Shift cos ( - tan -7º 59 „ x tan 17 º 10„ 41” + 1/cos -7º 59„ x 1/cos 17 º 10„ 41” x cos 91 º ) t Thulu‟ = 88.57273309 = 88 º 34‘ 21.84” (3) Waktu Thulu‟ : MP = (12-e) = 12 j - 03 m 31 d = 11 j 56 m 29 d t / 15 = 88 º 34‘ 21.84”/ 15 = - 5 j 54 m 17.46 d KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15 = - 0 j 30 m 24 d Ihtiyath = 0 j 02 m 00 d + Waktu Thulu’ = 5 j 33 m 47.54 d

Secara praktis menggunakan kalkulator tipe casio fx 4500 dapat dilakukan penghitungan waktu Thulu' dengan rumus aplikasi sbb :

Waktu Thulu‟ = (MP) + ( - t / 15 ) + (KWD) + I

= 12 – e + Shift cos ( - tan  x tan  + sin - 1 º / cos  / cos  ) / 15 ) + ( 105 - ) / 15 + 0º 2'

Masukkan data astronominya dan tekan kalkulator secara berurutan : 12 - 0 o 3' 31" + ( - Shift cos ( - tan - 7 º 59„ x tan 17 º 10„ 41” + sin - 1 º / cos - 7º 59' / cos 17 º 10„ 41”

) / 15 ) + ( 105 o -

112 º 36‟ ) / 15 + 0 o 2' exe shift

o ' " Tampil pada layar 5 º 33‘ 47.54”

Dengan demikian awal waktu Thulu' untuk daerah kota Malang pada tanggal 8 Mei 2008 sebagai berikut, baca : 5 j 33 m 47.54 d

h. Hisab Awal Waktu Dhuha

Kota Malang, tanggal 8 Mei 2008

Data : Lintang tempat ( ) = - 7 º 59 „ Bujur tempat ( ) = 112 º 36 „

Dekinasi Matahari (  ) = 17 º 10 „ 41” Equation of time (e) = 03m 31d

Langkah-Langkah Penghitungan: (1) Mencari data h Dhuha

(2) Cos t Dhuha = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos  (3) Awal Waktu = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

(17)

Penghitungan :

Menggunakan data h matahari : (1) h Dhuha = 4 º 30‟

(2) Cos t Dhuha = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos 

t Dhuha = Shift cos ( - tan -7 º 59 „ x tan 17 º 10„ 41” + sin 4 º 30‟/ cos -7º 59 / cos 17 º 10„ 41” ) t Dhuha = 82.74531344 = 82 º 44‘ 43.13” (3) Waktu Dhuha : MP = (12-e) = 12 j - 03 m 31 d = 11 j 56 m 29 d t / 15 = 82 º 44‘ 43.13” = - 5 j 30 m 58.88 d KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15 = - 0 j 30 m 24 d Ihtiyath = 0 j 02 m 00 d + Waktu Dhuha = 5 j 57 m 6.12 d

Secara praktis menggunakan kalkulator tipe casio fx 4500 dapat dilakukan penghitungan awal waktu Dhuha dengan rumus aplikasi sbb : Waktu Dhuha = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

= 12 – e + Shift cos ( - tan  x tan  + sin 4 º 30' / cos  / cos  ) / 15 ) + ( 105 - ) / 15 + 0º 2'

Masukkan data astronominya dan tekan kalkulator secara berurutan : 12 - 0 o 3' 31" + ( - Shift cos ( - tan - 7 º 59„ x tan 17 º 10„ 41” + sin

4 º 30' / cos - 7º 59' / cos

17 º 10„ 41” ) / 15 ) + ( 105 o

- 112 º 36‟ ) / 15 + 0

o

2' exe shift o ' " Tampil pada layar 5 º 57‘ 6.12”

Dengan demikian awal waktu Dhuha untuk daerah kota Malang pada tanggal 8 Mei 2008 sebagai berikut, baca : 5 j 57 m 6.12 d

E. Membuat Jadwal Sholat

1. Persiapan Pembuatan Jadwal Waktu Shalat

a. Menyediakan data Deklinasi Matahari () dan Equiton Of Time (e). b. Menyiapkan data jarak zenith (z) matahari atau data Tinggi Matahari

(18)

2. Pelaksanaan Pembuatan Jadwal Sholat

a. Tentukan tempat markas penghitungan (jadwal waktu shalat) serta data astronomisnya (Lintang Tempat dan Bujur Tempatnya)

b. Tentukan tanggal waktu shalat yang akan dihitung

c. Hitunglah awal waktu shalat yang dimaksud, dengan cara sebagaimana tersebut di atas.

d. Setelah mendapat data awal waktu shalat untuk suatu tempat dan pada tanggal tertentu. Maka tuangkanlah pada tabel jadwal waktu shalat dengan mengambil interval waktu 2 sampai 3 hari. Misalnya :

JADWAL WAKTU SHALAT BULAN JANUARI 2008

DAERAH MALANG DAN SEKITARNYA DALAM (WIB)

Tgl Dhuhur Ashar Maghrib Isya’ Imsak Shubuh Dhuha

1 – 3 11.35 15.02 17.54 19.09 3.42 3.52 5.37 4 – 6 11.37 15.03 17.55 19.10 3.44 3.54 5.39 7 – 9 11.38 15.04 17.56 19.11 3.46 3.56 5.40 10 – 12 11.39 15.05 17.57 19.12 3.48 3.58 5.42 13 – 15 11.41 15.06 17.58 19.13 3.50 4.00 5.43 16 – 18 11.42 15.06 17.59 19.13 3.51 4.01 5.44 19 – 21 11.43 15.06 17.59 19.13 3.53 4.03 5.46 22 – 24 11.44 15.06 18.00 19.13 3.55 4.05 5.47 25 – 27 11.44 15.06 18.00 19.13 3.57 4.07 5.48 28 – 31 11.45 15.05 18.00 19.13 3.59 4.09 5.49

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengkaji pengaruh glukosa tinggi pada proliferasi, migrasi dan ekspresi gen OCT-4 sel human dermal fibroblast sebagai

Sebagai semboyan negara yang berasal dari Kakawin Sutasoma, politik Bhinneka Tunggal Ika memberikan tempat yang pantas pada keanekaragaman, memberi peluang dan akses yang

Sendangkan hasil pengukuran pada hari ketiga dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang memiliki kategori positive mood sangat rendah, serta rata-rata responden yang

Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan. Yang perlu dipahami adalah bahwa

Dari perhitungan neraca air antara ketersediaan air Embung Oeltua dengan kebutuhan air domestik penduduk Desa Oeltua terlihat bahwa embung Oeltua selalu mampu

Bila rata-rata kandungan vitamin B2 galur/varietas beras merah pada nasi sebesar 0,04 mg/100 g nasi (setara 50 g beras) dan rata-rata konsumsi nasi merah per hari 600 g atau

Komedi sekarang tidak hanya diaplikasikan dalam bentuk berupa situasi komedi (sitkom) atau dalam film saja. Acara pertelevisian yang memakai unsur komedi dapat ditemui juga

Hal ini berarti perlakuan dosis infusa daun sirsak yang berbeda pada tiap perlakuan tidak menunjukan perbedaan efek dalam menurunkan kadar kolesterol darah meski