• Tidak ada hasil yang ditemukan

PSAK 68 : Pengukuran Nilai Wajar OLEH: ERSA TRI WAHYUNI, PHD, CA., CPSAK.,CPMA.,CPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PSAK 68 : Pengukuran Nilai Wajar OLEH: ERSA TRI WAHYUNI, PHD, CA., CPSAK.,CPMA.,CPA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PSAK 68 : Pengukuran

Nilai Wajar

OLEH: ERSA TRI WAHYUNI,

P H D, C A . , C P S A K . , C P M A . , C PA

(2)

AGENDA

PSAK 68: Pengukuran

Nilai Wajar

6. Hirarki Nilai Wajar

5. Harga Keluaran (Exit Price)

7. Dampak Penerapan PSAK 68 8. Kendala Penerapan PSAK 68

SPI 2013 Perkembangan Pembahasan Standar Penilaian Indonesia

1. Sekilas ED PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar 2. Ruang Lingkup

3. Perubahan Signifikan Nilai Wajar 4. Konsep Pengukuran Nilai Wajar

(3)

HUBUNGAN PSAK 68 DENGAN PSAK

LAINNYA

PSAK 50,55,60 PSAK 16, 19 PSAK 13 PSAK 15, 22 IAS 41 PSAK 48, 58 Properti Investasi

Aset Tidak Lancar

Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan

Investasi Agikultur Instrumen Keuangan Aset Tetap Aset Takberwujud FAIR VALUE PSAK 68 Penurunan Nilai

(4)

Peta Penilaian Assets

Assets Intangible Financial Inv Property PP&E Inventory Etc Defined Benefit Biological assets

(5)

ASSET TYPE MEASUREMENT AT INITIAL RECOGNITION MODEL BASED ON FAIR VALUE BASIS OF IMPAIRMENT TEST IFRS 9 Financial Instruments

Fair value For specified financial assets and for particular business models: fair value

IAS 16 Property, Plant and Equipment

Purchase costs + construction costs + costs to bring to the location and condition necessary to be capable of operating in the manner

intended by management.

Accounting policy choice: revaluation model

Compare carrying amount to recoverable amount.

Recoverable amount is greater of value in use and fair value less disposal costs (IAS 36)

IAS 38 Intangible Assets

Purchase costs + development costs + costs to bring to the location and condition necessary to be capable of operating as intended by management

Accounting policy choice: fair value model

IAS 40

Investment Property

Cost including transaction costs Accounting policy choice: fair value

IAS 41 Agriculture Fair value less costs to sell Fair value less costs to sell

(6)

SEKILAS PSAK 68: PENGUKURAN NILAI WAJAR

1.

Mendefinisikan nilai wajar (fair value)

2.

Menetapkan suatu kerangka pengukuran nilai wajar

3.

Mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran

nilai wajar

Diterapkan untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2015 Diterapkan secara prospektif sejak awal periode tahun buku pada periode

(7)

RUANG LINGKUP

TIDAK BERLAKU UNTUK:

Transaksi pembayaran berbasis saham dalam ruang lingkup PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham;

Transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 30: Sewa; dan

Pengukuran yang memiliki beberapa keserupaan dengan nilai wajar tetapi bukan merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto (net realisable

value) dalam PSAK 14: Persediaan atau nilai pakai (value in use) dalam PSAK 48: Penurunan Nilai Aset

Digunakan sebagai acuan tunggal atas pengukuran nilai wajar ketika Pernyataan lain mensyaratkan atau mengizinkan pengukuran atau pengungkapan nilai wajar

(8)

RUANG LINGKUP

PENGUNGKAPAN TIDAK DITERAPKAN ATAS:

Aset program yang diukur pada nilai wajar sesuai dengan PSAK 24: Imbalan Kerja;

Investasi program manfaat purnakarya yang diukur pada nilai wajar sesuai dengan PSAK 18: Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya; dan

Aset yang jumlah terpulihkannya adalah nilai wajar setelah dikurangi biaya pelepasan sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset

(9)

Jika anda memiliki ASET TETAP

PSAK 16: Aset Tetap paragraf 31

Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai

setelah tanggal revaluasi…

PSAK 16: Aset Tetap paragraf 29

Entitas memilih model biaya di paragraf 30 atau model revaluasi di paragraf 31 sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap

seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama APA

DAN KAPAN

PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar BAGAIMANA

(10)

PERUBAHAN DEFINISI NILAI WAJAR

SEBELUMNYA

PSAK 16: Aset Tetap

Jumlah suatu aset dipertukarkan antara pihak-pihak yang

berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam

suatu transaksi yang wajar

PSAK 68

Harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga

yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara

pelaku pasar pada tanggal pengukuran

(11)

KONSEP DALAM PENGUKURAN NILAI

WAJAR

APA

Harga keluaran (exit price)

DIMANA

Pasar utama (principal market) dan pasar yang paling menguntungkan (most advantageous market)

SIAPA

Pelaku pasar (market participants)

BAGAIMANA

(12)

HARGA KELUARAN (EXIT PRICE)

Harga transaksi (harga masukan / entry price) = Nilai wajar

(harga keluaran / exit price), KECUALI

1. Transaksi terjadi di pasar yang berbeda

2. Transaksi untuk unit akun yang berbeda

3. Penjual dalam kondisi keterpaksaan

(13)

HIRARKI NILAI WAJAR

Apakah terdapat harga kuotasian di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik?

Gunakan harga kuotasian untuk mengukur nilai wajar – INPUT LEVEL 1

YA

Digunakan tanpa penyesuaian

TIDAK

Dapat diobservasi Tidak dapat diobservasi

INPUT LEVEL 2

- Harga kuotasian aset serupa

- Harga kuotasian aset identik di pasar tidak aktif

- Input selain harga kuotasian

Gunakan teknik penilaian – INPUT LEVEL 3

(14)

Fair value hierarchy

Level 1 Level 2 Level 3

Definition Quoted prices (unadjusted) in

active markets for identical assets or liabilities that the

entity can access at the measurement date

Inputs other than quoted prices included within Level 1

that are observable for the asset or liability, either

directly or indirectly

Unobservable inputs for the asset or liability

Example Quoted prices for an equity

security that trades on the Indonesia Stock Exchange

(IDX)

Interest rates and yield curves observable at commonly quoted intervals, implied volatilities, and credit

spreads

Growth rate applied to historical cash flows used to

value a business or non-controlling interest in an entity that is not publicly

(15)

PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK (HIGHEST AND BEST USE)

Untuk aset nonkeuangan

Ditentukan dari perspektif (penggunaan oleh) pelaku pasar

Memperhitungkan penggunaan yang:

1. Secara fisik memungkinkan (physically possible)

2. Secara hukum diizinkan (legally permissible)

(16)

Prinsip Pengungkapan

Entitas mengungkapkan informasi yang membantu pengguna laporan keuangannya untuk menilai kedua hal sebagai berikut:

◦ untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang

(recurring) atau tidak berulang (non-recurring) dalam laporan posisi keuangan setelah pengakuan awal :

1. teknik penilaian dan

2. input yang digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut.

◦ untuk pengukuran nilai wajar yang berulang yang menggunakan input

yang tidak dapat diobservasi yang signifikan (Level 3):

1. dampak dari pengukuran terhadap laba rugi atau penghasilan

komprehensif lain untuk periode tersebut.

(17)

Prinsip Pengungkapan

Pengungkapan nilai wajar untuk setiap kelas aset dan liabilitas

Menyajikan informasi kuantitatif dalam format table dianggap lebih

(18)

Disclosures

Measured at fair value on a recurring basis

Measured at fair value on a non-recurring basis (after initial

recognition)

Not measured at fair value, but fair value is required to be

disclosed

Fair value at end of reporting

period

Reasons for measurement

Level of fair value hierarchy

Amounts of transfers between Level1 and Level 2, reasons for transfers and policy for

determining when transfers occurred

If highest and best use differs from current use, that fact, and

(19)

Disclosures

Measured at fair value on a recurring basis

Measured at fair value on a non-recurring basis (after initial

recognition)

Not measured at fair value, but fair value is required to be

disclosed

For Level 2 and 3, a description of valuation technique(s) and inputs used

For Level 2 and 3, any changes in valuation technique(s), and

reasons for change

For Level 3, quantitative information about significant

unobservable inputs

For Level 3, description of

(20)

DAMPAK PENERAPAN PSAK 68

Perpajakan

◦ Kaitan antara konsep nilai wajar dalam proses revaluasi, dan pemahaman

perpajakan atas konsep nilai wajar tersebut

Jasa Penilai

◦ Persamaan persepsi dan pemahaman antara akuntan dan penilai, terutama

dalam konteks penggunaan nilai wajar dalam pelaporan keuangan

◦ Kesiapan penilai sebagai profesi pendukung

Akuntan Publik

◦ Penggunaan konsep nilai wajar yang baru dan dampaknya terhadap informasi

(21)

KENDALA PENERAPAN PSAK 68

BAGAIMANA??

Mendapatkan data yang reliable dan relevant?

◦ Kuotasi harga pasar

◦ Credit rating agency reliability

Memastikan ketersediaan data pendukung?

Kesiapan profesi penunjang, seperti profesi penilai?

Menggunakan teknik pengukuran nilai wajar yang tepat?

(22)

STANDAR PENILAIAN INDONESIA

PPAJP bersama MAPPI sedang melakukan proses revisi atas

Standar Penilaian Indonesia (SPI)

Salam satu yang dibahas adalah SPI 201: Standar Penilaian untuk

Pelaporan Keuangan

◦ Memberikan pengaturan bagi penilai dalam memberikan informasi terkait nilai wajar, dalam konteks pelaporan keuangan

Referensi

Dokumen terkait

ED PSAK 68 (Penyesuaian 2015) mengklarii kasi bahwa pengecualian portofolio, yang memperkenankan entitas mengukur nilai wajar kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan

ED PSAK 22 (Penyesuaian 2015) mengklarifikasi bahwa seluruh imbalan kontinjensi yang bukan merupakan ekuitas, baik keuangan maupun non-keuangan, diukur pada nilai wajar pada

Pada pengukuran Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.55 mengklasifikasikan aset keuangan dengan dapat diukur dengan nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi

Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi atas seluruh aset

Rokan Hulu Jaya telah memenuhi standar sesuai dengan PSAK No.23 yang menyatakan bahwa pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat

Pada penyajian Laporan Keuangan tidak menyajikan aset keuangan, investasi property berdasarkan nilai wajar, asset biologic diukur dengan harga perolehan dan nilai

Pada pengukuran Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.55 mengklasifikasikan aset keuangan dengan dapat diukur dengan nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi

 Hanya dapat menggunakan model biaya bila ketika pengakuan awal tidak terdapat nilai pasar aktif dan alternative lain dalam pengukuran nilai wajar tidak bisa diandalkan. 