• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DAN KOMPETENSI PENGRAJIN KULIT M ZED PRODUCTION DAN LIS A COLLECTION TEMANGGUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DAN KOMPETENSI PENGRAJIN KULIT M ZED PRODUCTION DAN LIS A COLLECTION TEMANGGUNG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DAN KOMPETENSI PENGRAJIN KULIT M ZED PRODUCTION DAN LIS’A’COLLECTION TEMANGGUNG

Sandi Supaya1), Sam’ani2), Poniman1)

1,3

Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Semarang 2

Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto, SH., No.1, Semarang, 50275

Email: sandi_an_polines@yahoo.co.id

Abstract

Problems in the science and technology program for this community is how to improve the product quality and competence of leather craftsmen M Zed production and Lis'A'Collction Temanggung. The purpose of this activity is to expedite production, improve quality through the addition of a sewing and walking foot machine, revamping a product display and revamping financial management in calculating the cost of production. The method used is the activity of the practice of making shoes by using a sewing machine, walking foot machine, and the practice of calculating the cost of production, as well as the practice of arranging product displays. Before the implementation of practices, the team first conducting a procurement of sewing machines and walking foot sewing machine, and display products. The team preparing the implementation of practical use of both machines, and the practice of arranging products using display tool that has been given to the partner. The final stage is the activities of monitoring and evaluation of the results of activities. The output of this activity is a scientific article, document production cost price calculation, leather sewing machine, walking foot sewing machine, and product display shelf.

Keyword: sewing, machines, shoes, jacket, cost. Abstrak

Permasalahan dalam kegiatan IPTEKS bagi Masyarakat (IbM) ini adalah bagaimana meningkatkan kualitas produk dan kompetensi pengrajin kulit M Zed production dan Lis'A'Collction Temanggung. Tujuan dari kegiatan ini adalah mempercepat produksi, meningkatkan kualitas melalui penambahan mesin jahit kulit dan mesin jahit walking foot, pembenahan display produk dan pembenahan perhitungan harga pokok produksi. Metode yang digunakan adalah kegiatan praktek membuat sepatu dengan menggunakan mesin jahi kulit dan mesin jahit walking foot, praktek menghitung harga pokok produksi, serta praktek mendisplay produk. Sebelum pelaksanaan praktek, tim terlebih dahulu melakukan pengadaan mesin jahit dan mesin jahit walking foot, serta rak display. Tim mempersiapkan pelaksanaan penggunaan praktik kedua mesin jahit dalam memproduksi sepatu dan jaket, dan praktek mendisplay produk dengan menggunakan rak display yang telah diberikan kepada mitra. Tahap akhir adalah kegiatan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan. Output dari kegiatan ini adalah artikel ilmiah, dokumen perhitungan harga pokok produksi, mesin jahit kulit, mesin jahit walking foot, dan rak display produk.

Keyword: jahit, mesin, sepatu, jaket, biaya.

PENDAHULUAN

Tahun 2015 merupakan awal dari pemberlakuan perdagangan bebas pada kawasan ASEAN atau AFTA 2015. Peluang dan tantangan baru dihadapi oleh pengrajin kulit M ZED Production dan “Lis’A’Collction”. Produk utama dari pengrajin M ZED adalah

(2)

Sepatu, sedangkan produk tambahan adalah sandal. Produk utama dari pengrajin “Lis’A’Collction” adalah Jaket, produk tambahan adalah, sandal dan dompet. Kedua pengrajin menggunakan bahan utama berupa kulit sapi dan kulit domba. “M ZED Production dikelola oleh Bapak Muhammad Z. Yahya, dan “Lis’A’Collction” dikelola oleh Bp Sulistyo. “M ZED Production beralamat di Desa Purwodadi, Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung, dan “Lis’A’Collction” beralamat di Desa Campuranom , Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung.

Dalam proses produksi “M ZED Production terkendala dalam proses menjahit sepatu dan sandal. Mesin jahit biasa (mesin jahit kain dimodifikasi sendiri), dan mesin jahit bekas (second) digunakan untuk menjahit bahan kulit lembu. Jumlah karyawan sebanyak 6 orang terpaksa belum dapat optimal, karena hanya tersedia 2 mesin jahit. Meskipun mesin jahit tersebut bisa digunakan untuk memproduksi, namun karena mesin tersebut hanya dimodifikasi sendiri (bukan mesin khusus menjahit kulit dan sepatu), dan keduamesin merupakan mesin bekas, maka kuantitas dan kwalitas hasil produk menjadi kurang maksimal, apalagi kalau mesin mengalami kerusakan. Jika mesin mengalami kerusakan, maka terpaksa harus berhenti, karena mesin harus diperbaiki. Apabila kerusakan hanya bersifat kecil dan sederhana, maka tenaga kerja yang ada masih bisa memperbaiki sendiri. Namun jika tidak dapat memperbaiki sendiri, mesin akan dibawa ke tempat service, dan proses produksi akan berhenti. Setiap bulan pengrajin M Zed Production mampu menghasilkan 100 pasang sepatu, 10 pasang sandal, 12 buah sabuk. Kondisi demikian menyebabkan produksi sepatu, sandal, dan sabuk tidak mempunyai kekuatan sebagaimana yang diharapkan. Mesin jahit sering mengalami kerusakkan, karena usia mesin yang sudah tua dan penggunaan mesin yang tidak sesuai dengan spesifikasinya, mesin jahit kain digunakan untuk menjahit kulit. Pada tahun 2005, “Lis’A’Collction” mendapat pinjaman dana Rp 6 juta, pinjaman tersebut digunakan untuk membeli mesin cangklong dan mesin seset dimana keduanya adalah mesin bekas pakai(second). Mesin cangklong berfungsi untuk menjahit khusus sandal atau sepatu. Mesin seset berfungsi untuk menipiskan kulit pada bagian yang akan dilipat. Permasalahan yang dihadpi kedua mitra pada intinya adalah bagaimana meningkatkan kuwalitas maupun kuantitas hasil produksinya agar pemberlakuan perdagngan AFTA 2015 menjadi peluang bisnis dan bukan merupakan ancaman. Sedangkan pada pengrajin Lis’A’Collction setiap bulan mampu memproduksi 10 unit jaket, 15 sabuk, 10 sandal dan 15 dompet. Rata-rata upah karyawan di kedua mitra berkisar Rp 600.000 - 850.000 per bulan. Menurut pengelola M Zed Production dan Lis’A’Collction, masih ada permintaan lagi yang belum bisa dipenuhi, terutama apabila mengikuti kegiatan pameran yang harus menambah produk untuk didisplay di tempat pameran.

Proses produksi dilakukan berdasarkan pesanan, namun juga dilakukan produksi untuk digunakan dijual pada acara pameran dan sebagai stok di rumah. Hal ini mengingat ada pembeli yang datang langsung ke rumah tempat produksi, dan dimungkinkan jika cocok dengan barang yang sudah siap jual di rumah, maka akan membeli langsung produk tersebut. Sistem pemasaran pada kedua pengrajin adalah melalui reseller, pameran, dan datang langsung ditempat produksi. Produk diambil langsung atau dikirim melalui jasa pengiriman. Kemudian oleh reseller dijual langsung ke konsumen di beberapa kota. Selain pemasaran melalui reseller, terkadang pemasaran juga dilakukan melalui pameran yang diselenggarakan oleh Dinas Kota, Propinsi dan pameran Inacraft di Jakarta. Kedua Pengelola lebih banyak berfocus pada kegiatan produksi, kurang focus dalam memantau kekuatan dan strategi pesaing.

(3)

Produk sepatu, sandal, dompet dan sabuk yang sudah siap jual, hanya ditumpuk di ruangan produksi, sedangkan pada hasil produk jaket, hanya di gantung dengan hanger saja.

Persiapan peningkatan daya saing dalam rangka menghadapi pemberlakuan pasar bebas AFTA 2015 masih kurang, dan tidak memahami dampak pemberlakuan perdagangan bebas AFTA 2015. Setiap hari focus pada aktivitas pembelian, produksi dan penjualan. Prinsipnya yang penting produknya bagus pasti laku.

Sebagai pengrajin kulit yang sudah lebih dari 10 tahun, yang bidang usahaya mulai memproduksi sampai memasarkan hasil produk, maka perhitungan harga pokok produk merupakan hal yang sangat penting sebagai dasar menentukan harga jual. Sejak mulai usahanya kedua pengrajin tidak pernah menghitung biaya produksi secara spesifik dari setiap unit produk, baik dari biaya bahan baku, bahan pembantu maupun tenaga kerja. Harga jual yang ditetapkan tidak ditentukan berdasarkan perhitungan yang sesuai standar.

Secara spesifik perumusan permasalah dalam makalah ini mencakup: (1) Masalah pada mesin jahit yang digunakan oleh kedua mitra sudah sering mengalami kerusakan, sehingga kualitas dan jumlah hasil produksi tidak stabil, terkadang mitra tidak mampu memenuhi pesanan, (2) Kurang menyadari adanya kekuatan produk dan harga pesaing, dampak yang ditimbulkan oleh perdagangan bebas AFTA 2015, (3) Produk yang belum dikirimkan atau diambil oleh pemesan, dan produk jadi yang disiapkan untuk dibawa ke tempat pameran, hanya ditumpuk maupun digantungkan di tempat produksi, (4) Kedua pengrajin belum melakukan pengelolaan administrasi keuangan dalam menentukan Harga pokok produksi (HPP) dan harga jual.

METODE PELAKSANAAN

Untuk menyelesaikan persoalan pada ke dua mitra yang telah disepakati bersama, maka metode pendekatan yang digunakan adalah :

a. Memberikan pelatihan manajemen pemasaran yang berkaitan dengan display produk dan strategi menghadapi pesaing.

b. Kegiatan Praktek meliputi:

 Praktek menggunakan mesin yang diperbantukan dari tim. Melalui praktek ini, peserta yang sudah terampil menggunakan mesin jahit, akan diberi bahan-bahan. Bahan akan diproses untuk membuat produk sepatu, jaket, dan lain sebagainya. Peserta akan memulai dari proses yang paling awal hingga barang jadi siap dijual. Dalam praktek peserta akan menggunakan mesin yang diberi oleh tim.

 Praktek mendesain display produk, sehingga produk dapat tertata secara menarik. Produk jadi harus diatur dengan rapi, di tempat display produk. Produk yang tertata secara rapi akan lebih menarik konsumen yang datang, sehingga akan dapat menimbulkan terjadinya ransaksi, untuk memesan atau membeli produk secara langsung.

 Praktek menghitung Harga pokok produksi dan harga jual. Menurut Mulyadi (2012) dalam buku akuntansi biaya, bahwa biaya dikelompokkan menjadi biaya langsung dan tidak langsung. Dari pengelompokan biaya tersebut, maka dapat diperhitungkan nilai Harga Pokok Produksi. Mitra mempraktekkan cara memisahkan biaya-biaya tersebut, sehingga mitra bisa mengelompokkan dokumen biaya langsung dan biaya tidak langsung, yang

(4)

akan dimasukkan dalam form yang disiapkan melalui aplikasi Microsoft excel. Menurut Johar Arifin (2012) dalam buku Eksplorasi Ms Excel untuk simulasi bisnis, menunjukkan bahwa HPP digunakan menetapkan nilai harga jual. Fungsi-fungsi yang digunakan untuk menentukan besarnya HPP meliputi fungsi IF, SUM, dan fungsi matematis.

Dalam buku yang berjudul Aplikasi Excel Dalam Pivot Tabel Bisnis Terapan (Arifin, 2006), bahwa dalam excel terdapat fasilitas form sebagai input data yang akan diolah. Jadi pengrajin mengumpulkan semua dokumen pengeluaran yang terkait dengan biaya produksi suatu produk. Data diinputkan dan dibuat formula untuk menghasilkan nilai harga pokok produk.

c. Pendampingan dilakukan selama kegiatan berlangsung sampai berakhirnya program ini. Tujuannya adalah untuk mengoptimakan kemampuan pembuatan strategi menghadapi pesaing, dan pemakaian peralatan yang telah disampaikan ke mitra. Selain itu juga dilakukan pendampingan dalam menyusun menghitung Harga Pokok Produksi serta tata cara memajang produk.

d. Monitoring dan evaluasi dilakukan selama kegiatan dan selama waktu pendampingan mitra. Monitoring selama pendampingan dilakukan dengan mendatangi ke dua mitra untuk melihat kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan setelah peralatan dari tim digunakan. Selain dari pada itu, dalam monitoring akan juga dilakukan evaluasi identifikasi pesaing dan strategi yang digunakan, seberapa besar peningkatan jumlah produksi sampai peningkatan omzet penjualan dari kedua mitra.

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini adalah mengatasi permasalahaan produksi melalui penambahan penambahan mesin jahit baru yang terdiri dari mesin jahit cangklong dan mesin jahit walking foot, meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan, meningkatkan kemampuan kedua mitra dalam menyusun Harga Pokok Produksi dan Harga Jual yang sesuai dengan standar akuntansi, penambahan rak untuk memajang (mendisplay) produk, serta pelatihan dalam menghadapi strategi persaingan.

Penambahan mesin jahit baru yang terdiri dari satu mesin jahit cangklong dan satu mesin jahit walking foot dilakukan untuk memberikan solusi pada permasalahan proses jahit jaket, sepatu, sandal, dan sabuk. Kedua mesin menghasilkan kualitas jahit yang lebih bagus, dalam pengertian lebih kuat dan lebih cepat Optimalisasi tenaga kerja dapat ditingkatkan, dan penghentian pekerjaan karena kerusakkan mesin dapat diatasi.

Perhitungan harga pokok standar akuntansi digunakan sebagai pedoman dalam penetapan harga jual. Komponen harga pokok terdiri dari biaya variable, biaya tetap, dan biaya overhead. Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Harga pokok produksi dihitung berdasarkan rata-rata produksi per bulan selama umur ekonomis mesin-jahit dan peralatan pendukung yang gunakan. Perhitungan harga pokok untuk menghitung biaya produksi sebenarnya, dan menghindari kerugian yang tidak disadari oleh pengrajin.

(5)

Produk yang dipesan atau dihasilkan untuk stok pameran perlu dipajang agar lebih rapi, menarik, dan bagi calon pembeli akan menimbulkan keinginan untuk membeli. Produk tidak boleh dibiarkkan berserakan di tempat produksi, tetapi harus

dipajang dalam rak atau ditata sesuai dengan tema penataan produk. Sepatu, sandal ditata dalam rak, dipajang bersama-sama dengan tokoh yang menggunkan sepatu. Jaket, sabuk ditata sesuai dengan target dari calon pembeli. Misalnya jaket dan sabuk ditata dengan tema country dan profil pengendara motor besar (moge).

M Zed Production dan Lis’A’Collction tidak boleh hanya berfocus pada kegiatan produksi, tetapi juga perlu memantau kekuatan dan strategi pesaing. Reseller, calon pembeli dalam pameran yang diselenggarakan oleh Dinas Kota, Propinsi dan pameran

Inacraft di Jakarta mempunyai varian pilihan yang banyak dan cerdas dalam

menentukan keputusan pembeliannya. Persaingan produk sejenis dan ragam pilihan produk meningkat. Pengrajin perlu meningkatkan kemampuannya untuk menghadapi persaingan. Mutu produk merupakan salah satu senjata ampuh dalam strategi menghadapi persaingan. Peningkatan daya saing dalam rangka menghadapi pemberlakuan pasar bebas AFTA 2015 dan pemahaman dampak pemberlakuan perdagangan bebas AFTA 2015 perlu ditingkatkan. Selain focus pada aktivitas pembelian, produksi dan penjualan, M Zed Production dan Lis’A’Collction juga perlu untuk focus pada strategi menghadapi persaingan. Produk bagus belum tentu laku, tetapi produk bagus juga memerlukan strategi pemasaran, dalam menghadapi persaingan.

Luaran dari kegiatan ini berupa artikel ilmiah, panduan identifikasi dan strategi menghadapi pesaing, dokumen perhitungan Harga Pokok Produksi, mesin jahit

(6)

cangklong, Mesin jahit walking foot, dan alat display produk serta papan nama yang diterima oleh ke dua mitra.

SIMPULAN

Kegiatan ini memberikan solusi permasalahan produksi yang dihadapi kedua mitra melalui penambahan penambahan mesin jahit baru yang terdiri dari mesin jahit cangklong dan mesin jahit walking foot, dan peningkatan kompetensi mitra dalam mendesain display produk dan menghitung harga pokok produksi. Produk kedua mitra telah dijual ke Luar Negeri oleh reseller yang menjual produk mitra bersama sama dengan asesori pakaian tokoh-tokoh super hero, melalui eksportir, pameran yang diikuti mitra, dan dijual langsung kepada pemakai akhir yang langsung memesan di temapt mitra melakukan aktivitas produksi. HIbah mesin jahit cangklong dan mesin jahit walking foot, rak display produk, dan peningkatan kompetensi sangat membantu mitra dalam meningkatkan mutu produk, dan kemampuan mitra dalam menghadapi persaingan yang semakin meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Johar. 2012. Eksplorasi Microsoft Excel untuk Simulasi Bisnis. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Fauzi A., Arifin, Johar. 2006. Aplikasi Excel Dalam Pivot Table Bisnis Terapan. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, edisi kesebelas jilid 1. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta

Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis ragam, kadar sari kopi yang dihasilkan tidak berbeda nyata pada taraf signifikasi α = 0.05 untuk perlakuan blending kopi arabika dan

Namun secara multidimensional, ia memiliki berbagai sebutan (fungsi/ posisi) yang sesuai pula dengan esensi dan eksistensinya sebagai kristalisasi nilai-nilai budaya

Koloni bakteri Staphylococcus aureus yang sama sekali tidak tumbuh pada media MSA yang telah diberi perlakuan dengan perasan daun anting- anting dan daun

bhakti/ngayah dengan bersama-sama dan saling tolong menolong tanpa mengharapkan imbalan/pamrih. 4) Makna Sosial dengan semangat kegotongroyongan dan kekeluargaan, 5) Makna

Upaya penanggulangan dan pencegahan kejahatan merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan berbagai cara agar kejahatan penipuan tersebut tidak terjadi lagi dan

Kesimpulan : Dari hasil penelitian uji efek daun kemangi terhadap penyembuhan luka insisi pada kelinci didapatkan bahwa panjang luka yang diberi daun kemangi lebih cepat mengecil

Jumlah Proyek fisik yang dibangun di Kecamatan dalam tahun