• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKj - IP. INSPEKTORAT provinsi Jawa timur. & accountability. service excellence. towards. Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LKj - IP. INSPEKTORAT provinsi Jawa timur. & accountability. service excellence. towards. Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

towards accountability and service excellence

towards

excellence

service

&

accountability

LKj IP

-

Laporan

Instansi Pemerintah

Kinerja

edisi Tahun Anggaran

2017

(2)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

(3)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

towards accountability and service excellence

Dengan mengucapkan puji

syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmad dan karunia-Nya, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 selesai disusun. Dengan misi melaksanakan pengawasan dan pembinaan internal atas penyelenggaraan pemerintahan di Jawa Timur secara profesional, obyektif, dan akuntabel, serta untuk mewujudkan visi Menjadi Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang profesional dan akuntabel dalam rangka mewujudkan Good Governance menuju Clean Government di Jawa Timur, maka merupakan suatu keharusan bahwa tingkat pencapaian kinerja yang jelas dan terukur, sehingga dapat diketahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian target yang telah ditetapkan.

Tugas pokok dan fungsi

Inspektorat Provinsi Jawa Timur sebagai Aparatur Pengawas Internal Pemerintah mempunyai tugas pokok dan fungsi utama sebagai Pembina Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan internal Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Inspektorat dituntut harus mampu memberi jaminan terhadap

pelaksanaan pemerintahan di

Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa

Timur sesuai dengan Peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Dengan berpedoman pada PermenPAN Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja, diwajibkan menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) diharapkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Provinsi Jawa Timur telah sesuai dengan pedoman penyusunan dan mampu menggambarkan kinerja selama Tahun 2015.

Akhir kata dengan tersusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Provinsi Jawa Timur diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang.

INSPEKTUR PROVINSI JAWA TIMUR Drs. NURWIYATNO, M.Si

Prolog

kata pengantar

(4)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

Chapter#1#Pendahuluan

Fokus Inspektorat Provinsi Jawa Timur dalam pembahasan laporan ini adalah penjabaran dari rencana strategis yang telah ditetapkan untuk Tahun 2014-2019 dan telah direvisi beberapa kali agar dapat merepresentasi akan kebutuhan yang ada. Sebagaimana yang tertuang dalam dokumen rencana strategis bahwa isu-isu yang diangkat oleh Inspektorat Provinsi Jawa Timur antara lain pengawalan atas ketertiban pengelolaan barang/aset milik daerah, menurunnya kerugian daerah, perolehan peringkat terbaik untuk evaluasi pemerintah daerah hingga ketaatan penyampaian unit pengelola gratifikasi oleh masing-masing OPD kepada Inspektorat Provinsi Jawa Timur. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja, diwajibkan menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP), serta sesuai visi dan misi Inspektorat Provinsi Jawa Timur untuk Menjadi Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang profesional dan akuntabel dalam rangka mewujudkan Good Governance menuju Clean Government di Jawa Timur, maka disusunlah dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Provinsi Jawa Timur dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan dan kendala serta solusi yang akan dilaksanakan dalam mencapai tujuan organisi.

(5)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

towards accountability and service excellence

Maksud & Tujuan

art & Design

a. Memantau pencapaian kinerja Inspektorat Provinsi Jawa Timur selama Tahun 2017 sesuai dengan target dan sasaran rencana strategis.

b. Melaporkan pencapaian kinerja dan menilai keberhasilan Inspektorat Provinsi Jawa Timur serta menyajikan solusi atas kendala yang dihadapi selama Tahun 2017 guna terwujudnya sasaran organisasi.

c. Sebagai bahan penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang. d. Penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang.

e. Menjadi sumber informasi dalam menyempurnakan berbagai kebijakan yang diperlukan.

f. Sebagai informasi akuntabilitas kepada publik atas pengelolaan sumber dana dan sumber daya aparatur yang terdapat pada Inspektorat Provinsi Jawa Timur selama Tahun Anggaran 2017.

g. Sebagai bahan evaluasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 60 Tahun 2016 tugas pokok dan fungsi Inspektorat Provinsi Jawa Timur yaitu melaksanakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi dan tugas pembantuan oleh Perangkat Daerah serta fungsi perencanaan program pengawasan, perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan serta pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan.

Adapun pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Provinsi Jawa Timur terbagi dalam dua pelaksana yaitu pejabat struktural dan pejabat fungsional auditor.

Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Jawa Timur dilaksanakan oleh Kelompok Jabatan Fungsional Auditor (Pertama, Muda dan Madya), Bidang-bidang sesuai dengan leading sectornya yang terdiri dari 4 (empat) bidang yaitu Bidang Keuangan dan Pengelolaan Aset, Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Bidang Pemerintahan dan Bidang Kesejahteraan Rakyat serta didukung oleh Sekretariat dengan 3 (tiga) Sub Bagian yaitu Sub Bagian Tata Usaha, Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran serta Sub Bagian Keuangan.

(6)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAPKIN) yang disusun secara rutin setiap tahun diharapkan mampu menyajikan informasi kepada seluruh pengguna laporan yang selalu menuntut akan keterbukaan dan ketepatan penyampaian informasi sesuai harapan pengguna.

Inspektorat Provinsi Jawa Timur yang mengemban misi meningkatkan reformasi birokrasi dan pelayanan publik dituntut untuk mampu mengawal keberhasilan Pemerintah Provinsi Jawa Timur menjadi pemerintahan yang bersih, transparan, efektif dan akuntabel.

Perwujudan atas good governance dan clean government sangat diharapkan oleh masyarakat Jawa Timur yang selama ini banyak diperbincangkan diberbagai media yang menuntut segera direalisasikan dalam kegiatan operasional sehari-hari diseluruh organisasi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Memperhatikan beberapa hal diatas, Inspektorat Provinsi Jawa Timur berusaha untuk mengedepankan isu-isu strategis dan mencoba untuk mengungkap dalam sebuah laporan. Adapun yang difokuskan dalam pembahasan laporan ini adalah penjabaran dari rencana strategis yang telah ditetapkan untuk Tahun 2014-2019 dan telah direvisi beberapa kali agar dapat merepresentasi akan kebutuhan yang ada.

Sebagaimana yang tertuang dalam dokumen rencana strategis bahwa isu-isu yang diangkat oleh Inspektorat Provinsi Jawa Timur antara lain pengawalan atas ketertiban pengelolaan barang/aset milik daerah, menurunnya kerugian daerah, perolehan peringkat terbaik untuk evaluasi pemerintah daerah hingga ketaatan penyampaian unit pengelola gratifikasi oleh masing-masing OPD kepada Inspektorat Provinsi Jawa Timur.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja, diwajibkan menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP), serta sesuai visi dan misi Inspektorat Provinsi Jawa Timur untuk Menjadi Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang profesional dan akuntabel dalam rangka mewujudkan Good Governance menuju Clean Government di Jawa Timur, maka disusunlah dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Provinsi Jawa Timur dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan dan kendala serta solusi yang akan dilaksanakan dalam mencapai tujuan organisasi.

(7)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

towards accountability and service excellence

`

Inspektur

1% Sekretaris1%

Inspektur Pembantu Bidang

3% Kepala Sub Bagian 2% Auditor Madya 13% Auditor Muda 20% Auditor Pertama 8% Auditor Kepegawaian 2% Staf Sekretariat 50%

JABATAN

HUMAN

RESOURCES

PNS : 117

Non PNS : 5

Sumber Daya Aparatur

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Gol. 4 Gol. 3 Gol. 2 Gol. 1

d 1 18

c 1 18 2 3

b 5 23 13

a 15 15 3

(8)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

encana strategis merupakan sebuah rule untuk mencapai tujuan, visi dan misi organisasi dengan menetapkan sasaran-sasaran strategis selama 5 tahun kedepan serta program dan kegiatan yang akan dilaksanakan guna memastikan bahwa kegiatan operasional tetap berada didalam koridornya. Sesuai dengan visinya bahwa Inspektorat Provinsi Jawa Timur menjadi Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang profesional dan akuntabel dalam rangka mewujudkan Good

Governance menuju Clean Government di

Jawa Timur serta misi Inspektorat Provinsi Jawa Timur yaitu melaksanakan

pengawasan dan pembinaan internal atas penyelenggaraan pemerintahan di Jawa Timur secara profesional, obyektif, dan akuntabel. Dari misi tersebut ditetapkan sebuah tujuan organisasi Inspektorat Provinsi Jawa Timur yaitu meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan kinerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan menetapkan 4 indikator yang dijadikan sebagai sasaran strategis. Adapun 4 sasaran strategis tersebut antara lain:

- Meningkatnya akuntabilitas keuangan OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

- Meningkatnya akuntabilitas kinerja OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. - Meningkatnya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

- Menurunnya permasalahan terkait laporan gratifikasi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Masing-masing sasaran strategis di atas memiliki indikator kinerja sebagai penjabaran atas program atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Inspektorat Provinsi Jawa Timur. Secara keseluruhan terdapat 9 indikator kinerja yang digunakan sebagai alat ukur apakah telah tercapai sasaran organisasi atau masih dibawah target yang telah ditetapkan. Implementasi atas 4 sasaran strategis diatas dijabarkan melalui Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Pemerintah dan Program Peningkatan Sistem Internal Dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah.

(9)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

towards accountability and service excellence

RENCANA KINERJA TAHUNAN

Tindak lanjut atas penetapan target selama 5 tahun kedepan yang dituangkan dalam dokumen Rencana Strategis selanjutnya dikerucutkan dalam target tahunan yang dituangkan dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan. Substansi dari dokumen Rencana Kinerja Tahunan terdiri dari sasaran, indikator, dan target yang akan dicapai selama tahun 2017.

Sasaran pada tahun anggaran 2017 masih menitikberatkan pada kerugian daerah dan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan baik atas pemeriksaan APIP maupun pihak eksternal (BPK) serta rendahnya tingkat pelaporan gratifikasi oleh tiap-tiap OPD ke Inspektorat Provinsi Jawa Timur.

Adapun rincian atas dokumen tersebut dapat digambarkan dalam matriks berikut :

NO. SASARAN STRATEGIS SAT. TAHUN DASAR 2014 TARGET TAHUNAN

URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 1 Meningkatnya akuntabilitas keuangan OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur

1. Persentase Laporan Keuangan OPD sesuai

SAP % 100 100 100 100 100 100

2. Persentase Nilai Temuan Keuangan yang ditindaklanjuti/ dikembalikan ke Kas Daerah sesuai hasil Pemeriksaan BPK RI atas LKPD

Pemprov Jawa Timur

% 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

3. Persentase Tindak Lanjut Selesai

- BPK RI % 70 75 80 85 90 95

- ITJEN Kemdagri dan Teknis lainnya % 70 75 80 85 90 95

- Inspektorat % 70 75 80 85 90 95

4. Persentase penurunan jumlah temuan

berulang Kode 01 dan 02

- BPK % 30 29 28 27 26 25 - ITJEN Kemendagri % 30 29 28 27 26 25 - Inspektorat % 20 19 18 17 16 15 2. Meningkatnya akuntabilitas kinerja OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur

5 Persentase Kategori Hasil Evaluasi SAKIP

OPD dengan Nilai A % 95 60 70 80 90 100

6. Perluasan Zona Integritas bebas dari Korupsi % 15 20 25 30 35 40

7. Prosentase Pegawai ASN yang mengisi dan

menyampaikan LHKASN % 0 10 20 25 30 35

8. Prosentase organisasi perangkat daerah yang

telah dievaluasi pelaksanaan SPIP % 0 0 100 100 100 100

9. Prosentase Laporan Pengaduan yang

ditindaklanjuti % 100 100 100 100 100 100

3. Meningkatnya kinerja Pemerintah Kab./Kota di Jawa Timur

10. Persentase Kab/Kota dengan Hasil Penilaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (EKPPD) Minimal Tinggi % 100 100 100 100 100 100

4. Meningkatnya Ketaatan Pelaporan Unit Pengendali Gratifikasi yang melapor tepat waktu

11. Persentase Unit Pengendali Gratifikasi OPD yang taat menyampaikan laporan kepada Unit

Pengendali Gratifikasi Pemprov Jatim % 20 20 20 20 20 20

12. Persentase Unit Pengendali Gratifikasi OPD yang melapor secara tepat waktu kepada Unit

Pengendali Gratifikasi Pemprov Jatim % 20 20 20 20 20 20

Perencanaan &

Perjanjian

Kinerja

II

(10)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

ERJANJIAN KINERJA

Penetapan kinerja yang telah ditentukan dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan selanjutnya dituangkan dalam perjanjian kinerja/kontrak kinerja yang disepakati antara Inspektur Provinsi Jawa Timur dengan Gubernur Jawa Timur selaku Pembina atau atasan langsung dari Kepala OPD. Pada kontrak kinerja disebutkan pula besaran anggaran yang akan digunakan untuk merealisasikan program kegiatan guna mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan. Adapun besaran anggaran yang digunakan pada Tahun 2017 adalah Rp47.265.306.000,00 dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp17.385.923.000,00 dan Belanja Langsung sebesar Rp29.879.383.000,00.

Besaran anggaran tersebut digunakan untuk melaksanakan 9 program yang terdiri dari : - Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;

- Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah;

- Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan

Pemerintahan;

- Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH;

- Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan; - Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan; - Program Pencegahan Korupsi;

- Program Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan dalam rangka Peningkatan Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja.

(11)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

towards accountability and service excellence

Adapun perjanjian kinerja yang ditetapkan telah mengakomodir 2 program yang diuraikan dalam matriks berikut :

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target (%) Program/kegiatan Anggaran (Rp)

1 2 3 4 5

Meningkatnya akuntabilitas keuangan

OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa

Timur

Persentase Laporan Keuangan OPD sesuai SAP 100

Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur

Pemerintah

526.245.000 Persentase Nilai Temuan Keuangan yang

ditindaklanjuti/dikembalikan ke Kas Daerah sesuai hasil Pemeriksaan BPK RI atas LKPD Pemprov Jawa Timur

0,5

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal

dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan

Kepala Daerah

1.583.626.000 Persentase Tindak Lanjut Selesai

- BPK RI 85

- Itjen Kemendagri dan Teknis lainnya 85

- Inspektorat 85

Persentase penurunan jumlah temuan berulang Kode 01 dan 02

- BPK RI 27

- Itjen Kemendagri dan Teknis lainnya 27

- Inspektorat 17

- Prosentase Laporan Pengaduan yang

ditindaklanjuti 100 891.440.000

Meningkatnya akuntabilitas kinerja OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Persentase Kategori Hasil Evaluasi SAKIP OPD

dengan Nilai A 80

Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Dokumen

Penyelengaran Pemerintahan

166.160.000 Perluasan Zona Integritas bebas dari Korupsi 30 Pencegahan Korupsi 2.217.358.000 Prosentase Pegawai ASN yang mengisi dan

menyampaikan LHKASN 0 0

Prosentase organisasi perangkat daerah yang

telah dievaluasi pelaksanaan SPIP 100 Sistem Pengawasan Internal Program Peningkatan dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah 8.537.690.000 Meningkatnya kinerja Pemerintah Kab./Kota di Jawa Timur

Persentase Kab/Kota dengan Hasil Penilaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(EKPPD) Minimal Tinggi 100 1.173.750.000

Meningkatnya Ketaatan Pelaporan Unit Pengendali Gratifikasi yang melapor tepat waktu

Persentase Unit Pengendali Gratifikasi OPD yang taat menyampaikan laporan kepada Unit

Pengendali Gratifikasi Pemprov Jatim 20 Pencegahan Korupsi 0 Persentase Unit Pengendali Gratifikasi OPD yang

melapor secara tepat waktu kepada Unit Pengendali

(12)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

Sasaran serta Indikator Program Kegiatan dinilai berdasarkan persentase atas kinerja Inspektorat Provinsi Jawa Timur dadari Tahun ke N-1 terhadap LHP Tahun N. Evaluasi atas capaian kinerja dilakukan untuk mengatahui tingkat keberhasilan dan memantau sasaran yang akan dicapai terkait dengan perkembangan/progres yang telah dilaksanakan atas program kegiatan yang diukur tingkat efisiensi anggaran dan capaian.

Tujuan I : Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur

No

INDIKATOR KINERJA Target (%) Program/ kegiatan

2016 2017 %

2016 2017 % Target

% Realisasi % Target % Realisasi %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Persentase Laporan Keuangan OPD sesuai

SAP 100 Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Pemerintah 100 100 100 100 100 100 2 Persentase Nilai Temuan

Keuangan yang ditindaklanjuti/dikembalikan ke Kas Daerah sesuai hasil Pemeriksaan BPK RI atas

LKPD Pemprov Jawa Timur

0,5 0,5 0,021 4,2 0,5 0,056 11,2

3 Persentase Tindak Lanjut Selesai Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Pemerintah - BPK RI 75 42 56 85 50 59

- Itjen Kemendagri dan

Teknis lainnya 75 80 114 85 80 94

- Inspektorat 75 50 71 85 50 59

Persentase penurunan jumlah temuan berulang Kode 01 dan 02

- BPK RI 29 30 103 27 30 90

- Itjen Kemendagri dan

Teknis lainnya 29 8 27 27 7 26

- Inspektorat 19 10 53 17 10 59

Chapter 3

AKUNTABILITAS

KINERJA

Inspektorat Provinsi Jawa Timur sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah mempunyai kewajiban melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja OPD/Unit Kerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi

(13)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

towards accountability and service excellence

Persentase Laporan Keuangan OPD sesuai SAP

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pmerintah pada Pasal 57 ayat (2) “Inspektorat Provinsi melakukan reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah provinsi sebelum disampaikan Gubernur kepada Badan Pemeriksa Keuangan”

Inspektorat Provinsi Jawa Timur sebagai Quality Assurance telah melaksanakan Reviu Laporan Keuangan OPD target indikator kinerja pemeriksaan 54 OPD dan terealisasi 54 OPD.

Inspektorat membuat pernyataan telah direviu yang merupakan salah satu unsur dari laporan hasil reviu, apabila terdapat informasi yang kurang andal/akurat/sah/ salah saji, maka diberikan usulan koreksi kepada PPKD atas laporan seuai dengan SAP dan SPI, apabila koreksi yang diusulkan dapat diterima oleh PPKD maka pernyataan telah direviu tanpa paragraf penjelas, jika koreksi yg diusulkan ditolak oleh PPKD maka pernyataan telah direviu dengan paragraf penjelas, dari hasil Reviu Laporan Keuangan terhadap 59 OPD masih terdapat kelemahan yaitu :

- Keterlambatan Penyampaian Dokumen Pendukung dalam penyusunan Laporan Keuangan

- Ketidak singkronan dokumen pengelola aset dengan penatausahaan keuangan

Persentase Nilai Temuan Keuangan yang ditindaklanjuti/dikembalikan ke Kas Daerah sesuai hasil Pemeriksaan BPK RI atas LKPD Pemprov Jawa Timur

BPK RI beserta dengan Inspektorat Provinsi Jawa Timur setiap tahun melaksanakan Pemantauan Kerugian Daerah atas Pemeriksaan Laporan Kinerja Pemerintah Daerah BPK RI beserta Pemeriksaan Inspektorat Provinsi Jawa Timur.

Nilai material indikasi kerugian daerah tidak lebih dari 3% atas total APBD Daerah, dijelaskan pada tabel tersebut diatas Inspektorat menargetkan Persentase Nilai Temuan Keuangan yang ditindaklanjuti/dikembalikan ke Kas Daerah tidak lebih dari 0,5 %. Inspektorat Provinsi Jawa Timur memiliki program kerja pengawasan dan pembinaan

atas pengelolaan keuangan OPD, yaitu Evaluasi Kelengkapan dan Kesesuaian Pertanggungjawaban Belanja Daerah pada 54 OPD beserta unit kerjanya dimana dalam pelaksanaannya, Tim melakukan monitoring dan evaluasi Kelengkapan dan Kesesuaian Pertanggungjawaban Belanja Daerah sesuai Pedoman Kerja dan Pelaksanaan Tugas Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur.

(14)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

Data Nilai Temuan Keuangan yang ditindaklanjuti/dikembalikan ke Kas Daerah

Tahun BPK (Rp) Inspektorat (Rp)

2015 24.552.202.004,67 940.808.175,00 2016 9.888.572.741,61 1.262.353.094,74 2017 12.896.131.481,88 1.243.165.182,24 Jumlah 47.336.906.228,16 3.446.326.451,98

Dari penjelasan tabel diatas untuk Nilai Temuan Keuangan yang ditindaklanjuti/ dikembalikan ke Kas Daerah atas pemeriksaan BPK RI masih dalam tahap pemeriksaan. Dalam mengawal pengelolaan APBD mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban belanja keuangan daerah, Inspektorat Provinsi Jawa Timur berupaya menekan jumlah pengembalian ke Kas Daerah atas APBD Jawa Timur.

Dampak positif pada keberhasilan dalam menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan penyempurnaan sistem pengelolaan APBD secara keseluruhan atas peran serta Inspektorat, BPKAD dan OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur , oleh karena itu selama 5 (lima) tahun beruturut-turut sejak 2010 sd. 2016 Pemerintah Provinsi Jawa Timur memperoleh Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas audit laporan keuangan pemerintah daerah yang dilaksanakan oleh BPK.

Perolehan opini tidak mutlak bahwa pelaksanaan pengelolaan sudah baik, masih banyaknya kelemahan yang harus diperbaiki sehingga tidak ada lagi temuan yang masih berulang.

Hal ini nampak dari hasil pemeriksaan Inspektorat Provinsi Jawa Timur serta BPK RI yang masih dijumpai temuan berulang pada beberapa OPD, antara lain:

 Pengelolaan dan penatausahaan aset daerah yang belum tertib.

 Pengadaan barang dan jasa yang kurang sesuai dengan spesifikasi dan sesuai ketentuan.

 Laporan pertanggungjawaban penggunaan APBD yang kurang tertib.

Dari kelemahan tersebut diatas Inspektorat Provinsi Jawa Timur beserta Badan Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah Provinsi Jawa Timur mengambil langkah – langkah perbaikan yaitu dengan :

 Melaksanakan Implementasi System Development Life Cycle (Pengembangan Sistem Aplikasi berkelanjutan) dalam pengelolaan teknologi informasi;

 Bimbingan Teknis Aplikasi Sistem Akuntansi Berbasis Akrual (SIBAKU) yang dikawal oleh BPKAD Provinsi Jawa Timur.

 Pendampingan penyusunan Laporan Keuangan OPD dimana Inspektorat sebagai Quality Assurance Laporan Keuangan OPD.

(15)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

towards accountability and service excellence

Penyelesaian tindak lanjut atas pengawasan Aparat Pengawas Internal Pemerintah yang terdiri dari hasil Pengawasan Inspektorat Provinsi Jawa Timur, Inspektorat Kementerian Dalam Negeri dan Inspektorat Kementerian Teknis.

Untuk penyelesaian tindak lanjut atas pemeriksaan Inspektorat Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2017 tidak dapat memenuhi target yang telah ditetapkan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, sebagai perbandingan tindak lanjut dari tahun sebelumnya adalah sebagai berikut :

Penyelesaian tindak lanjut atas pemeriksaan Inspektorat Provinsi Jawa Timur yang belum ada progress penyelesaian sampai dengan Semester I Tahun 2017, antara lain : 1. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur

2. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur 3. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

Penyelesaian tindak lanjut pada Tahun 2017 adalah sebesar 50%. Namun hasil tindak lanjut Inspektorat Provinsi selama Tahun 2017 masih dibilang belum mancapai titik maksimal diukur dari tahun lalu.

Peningkatan akuntabilitas keuangan dapat diukur melalui 3 indikator capaian yaitu : 1) Persentase tindak lanjut atas temuan Inspektorat Provinsi Jawa Timur dan

Inspektorat Jenderal Kementerian Teknis dengan status tuntas/selesai.

2) Menurunnya persentase temuan kerugian daerah yang terjadi pada OPD dari hasil pemeriksaan APIP, dan ketiga menurunnya persentase temuan berulang dari hasil pemeriksaan/audit yang dilakukan oleh APIP maupun oleh Aparat Pengawas Eksternal (APE) BPK RI.

2016 2017

Jumlah Rekomendasi yang

Ditindaklanjuti 639 1.116 Tindak lanjut selesai 485 550

639 1.116 485 550 0 200 400 600 800 1000 1200

(16)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

3) indikator tersebut dapat tercapai dengan baik tidak hanya dipengaruhi oleh peran aktif dari APIP maupun APE, namun diperlukan pula upaya secara sungguh-sungguh dari OPD/obyek pemeriksaan dalam menindaklanjuti seluruh rekomendasi yang diberikan oleh Aparat Pengawas/Auditor.

Dengan terselesaikannya seluruh tindak lanjut hasil pemeriksaan oleh aparat pengawasan baik aparat pengawas internal pemerintah maupun oleh pengawas eksternal diharapkan untuk kedepannya tidak akan terulang lagi temuan-temuan yang telah diangkat pada tahun sebelumnya, namun demikian dalam pelaksanaannya tidak mudah untuk meminimalisir temuan yang sudah ada sehingga terjadi temuan berulang. Adapun contoh temuan berulang yang muncul kembali ditemukan oleh aparat pengawas eksternal antara lain : pertanggungjawaban pelaksanaan perjalanan dinas kurang tertib, sistem pengendalian internal belum berfungsi sebagaimana mestinya, keterlambatan penyelesaian pekerjaan fisik secara tepat waktu oleh Pihak ketiga.

Dampak terburuk terjadinya temuan berulang adalah terjadi pengembalian/setoran ke Kas Daerah, terhadap pengelolaan Belanja Daerah.

Hal tersebut terjadi disebabkan karena OPD/obyek pemeriksaan belum sungguh-sungguh melaksanakan rekomendasi yang telah disampaikan oleh APIP atas sebab dan akibat yang muncul dari sebuah temuan, serta resiko yang dapat terjadi dari temuan tersebut belum dapat disadari sepenuhnya oleh OPD.

Inspektorat Provinsi Jawa Timur dan OPD berkoordinasi dalam menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan, dimana dari hasil rekomendasi tersebut OPD diundang dalam Rapat Koordinasi Pengawasan atau mendatangi langsung OPD guna mendampingi dan memberikan solusi dalam penyelesaian rekomendasi dimaksud, sehingga proses penyelesaian tindaklanjut hasil pemeriksaan APIP dan APE dan terselesaikan dan kedepan tidak terulang kembali temuan yang sama.

(17)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

towards accountability and service excellence

Tujuan II : Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur

INDIKATOR KINERJA Program/ Kegiatan

2016 2017 No Target % Realisasi % Prosen % Target % Realisasi % Prosen % 1 2 3 4 5 6 7 8 9

II Persentase Kategori Hasil Evaluasi SAKIP OPD dengan Nilai Minimal A

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian

Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah

70 86 122 80 III Perluasan Zona Integritas bebas

dari Korupsi 20 15 75 30 20 66

IV Prosentase Pegawai ASN yang mengisi dan menyampaikan

LHKASN 0 0 0 0 0 0

V Prosentase organisasi perangkat daerah yang telah dievaluasi

pelaksanaan SPIP 100 100 100 100 100 100

VI Prosentase Laporan Pengaduan

yang ditindaklanjuti 100 100 100 100 100 100

Akuntabilitas kinerja yang sejauh ini masih dianggap sebagai pemenuhan pelaporan saja harus secara perlahan-lahan diubah untuk menjadikan suatu kebutuhan dimana sebuah laporan yang telah disusun dapat menjawab seluruh pertanyaan dari stakeholder baik dari perspektif keuangan maupun kinerja.

Hal inilah yang menjadi salah satu peran utama Inspektorat Provinsi Jawa Timur yakni melakukan fungsi consulting (sesuai PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP) bagi seluruh OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menyajikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana yang telah ditargetkan.

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target Realisasi %

Meningkatnya akuntabilitas kinerja OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Persentase Kategori Hasil Evaluasi SAKIP OPD dengan Nilai Minimal A

(18)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

Dari hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah didapatkan hasil sebagai berikut :

Evaluasi Tahun 2017 atas SAKIP 2016

NO. NAMA OPD ANGKA 2016 KAT ANGKA 2017 KAT

1 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 85,65 A

2 RSUD dr. Saiful Anwar 85,42 A

3 Dinas Kelautan dan Perikanan 85,39 A

4 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 85,12 A

5 Dinas PU Bina Marga 84,57 A

6 Dinas Sosial 84,53 A

7 RSU Jiwa Menur 84,39 A

8 Dinas PU SDA 83,58 A

9 Dinas Kesehatan 83,27 A

10 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan 83,16 A

11 RSUD. Haji Surabaya 83,12 A

12 Badan Pendapatan Daerah 83,11 A

13 RSUD dr. Soetomo 82,86 A

14 Dinas Peternakan 82,57 A

15 Dinas Perhubungan 82,28 A

16 RSUD dr. Soedono Madiun 81,7 A

17 Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman & Cipta Karya 81,69 A

18 Dinas Kehutanan 81,46 A

19 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah 81,26 A 20 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 80,97 A

21 Badan Perpustakaan dan Arsip 80,82 A

22 Sekretariat DPRD 80,82 A

23 Badan Kepegawaian Daerah 80,72 A

24 Badan Pendidikan dan Pelatihan 80,60 A

25 Dinas Komunikasi dan Informatika 80,48 A 26 Dinas Pemberdayaan Masyarakat & Desa 80,45 A

27 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 80,42 A

28 Dinas Pendidikan 80,37 A

29 Dinas Koperasi dan UMKM 80,29 A

30 Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan 80,18 A

31 Biro Organisasi 80,17 A

32 Badan Kesatuan Bangsa & Politik 80,17 A

33 Inspektorat 80,13 A

34 Badan Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu 80,13 A

35 Dinas Perkebunan 80,13 A

36 Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak & Kependudukan 80,10 A

37 Biro Umum 80,07 A

38 Badan Ketahanan Pangan 80,07 A

39 Kantor Perwakilan Jawa Timur di Jakarta 80,07 A 40 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 80,06 A

41 Biro Administrasi Pembangunan 80,06 A

42 Biro Administrasi Perekonomian 80,04 A

(19)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

towards accountability and service excellence

Secara keseluruhan setiap tahun OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur menunjukkan trend yang semakin baik, terbukti sebagaimana diagram diatas menunjukkan bahwa SAKIP Tahun 2015 yang dievaluasi pada Tahun 2016 dari 71 OPD yang dievaluasi sebanyak 71 OPD atau 100% yaitu Kategori A (Memuaskan) 42 OPD atau 59%, Kategori BB (Sangat Baik) 15 OPD atau 22% dan Kategori B (Baik) 14 OPD atau 19%.

Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah bukan hanya untuk OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, namun berlaku juga untuk seluruh Kabupaten/ Kota di Jawa Timur.

Tahun 2017 Inspektorat beserta Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur telah melaksanakan evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah pada 26 Kabupaten/Kota yang hasilnya telah divalidasi oleh Kementerian PAN & RB RI, dengan hasil yaitu :

NO PEMDA ANGKA 2016 KATEGORI ANGKA 2017 KATEGORI

1 Kab. Banyuwangi 80,12 A - - 2 Kota Malang 70,94 BB - - 3 Kab. Tulungagung 70,03 BB - - 4 Kab. Pasuruan 65,65 B 62,28 B 5 Kab. Sidoarjo 64,04 B 72,74 BB 6 Kota Surabaya 63,08 B - - 7 Kab. Pacitan 62,26 B 64,05 B 8 Kab. Malang 62,24 B - - 9 Kota Pasuruan 61,88 B - - 10 Kab. Bojonegoro 61,74 B 61,5 B 11 Kota Madiun 61,57 B 63,5 B 12 Kab. Madiun 61,42 B 60,82 B 13 Kab. Magetan 61,33 B 61,94 B 14 Kab. Lamongan 60,86 B 72,26 BB 15 Kab. Pamekasan 60,52 B - - 16 Kota Blitar 60,27 B 72,06 BB 17 Kota Mojokerto 60,21 B 60,97 B 18 Kab. Probolinggo 60,10 B 70,04 BB 19 Kab. Gresik 60,08 B - - 20 Kab. Ponorogo 58,43 CC 62,74 B 21 Kab. Bangkalan 54,55 CC 56,06 CC 22 Kab. Lumajang 53,66 CC 60,55 B 23 Kab. Jombang 53,12 CC 61,65 B 24 Kab. Nganjuk 52,54 CC 58,43 CC 25 Kab. Kediri 51,98 CC 61,41 B 26 Kab. Ngawi 51,80 CC - - 27 Kab. Situbondo 51,20 CC 61,95 B 28 Kab. Sumenep 51,14 CC 60,15 B 29 Kota Probolinggo 51,11 CC 60,14 B 30 Kab. Bondowoso 51,11 CC - - 31 Kab. Trenggalek 50,94 CC 60,02 B 32 Kab. Blitar 50,54 CC 62,86 B

(20)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

NO PEMDA ANGKA 2016 KATEGORI ANGKA 2017 KATEGORI

33 Kota Kediri 50,41 CC 60,90 B 34 Kab. Mojokerto 50,08 CC 61,23 B 35 Kab. Sampang 50,06 CC 55,83 CC 36 Kab. Jember 48,92 C 58,12 CC 37 Kab. Tuban 45,58 C - - 38 Kota Batu 41,72 C - -

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa OPD di Lingkungan Pemerintah serta Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur memiliki komitmen dan menganggap penting penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Pada Tahun 2017 dari 26 Laporan SAKIP Pemerintah Daerah yang mendapatkan Kategori BB, B dan CC meningkat hal ini disadari oleh masing – masing Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur pentingnya Laporan Akuntabilitas Kinerja sebagai perwujudan atas capaian kinerja yang telah dilaksanakan.

Akuntabilitas kinerja Pemerintah di Jawa Timur diikuti dengan transparansi keuangan daerah yaitu program penyampaikan laporan gratifikasi Tahun 2016, Inspektorat Provinsi Jawa Timur sebagai Verifikator atas gratifikasi yang diterima oleh pegawai OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Laporan gratifikasi disampaikan oleh Kepala Daerah serta jajaran Eselon II dan Eselon III untuk mengetahui pemberian dari pihak ketiga terkait pelaksanaan tugas sebagai aparat penyelenggara negara.

Sejalan dengan program percepatan pemberantasan korupsi di Indonesia maka Provinsi Jawa Timur yang dikoordinir oleh Inspektorat Provinsi Jawa Timur memberikan edaran untuk melaporkan pemberian/gratifikasi kepada KPK. Kewajiban penyampaian laporan gratifikasi selambat-lambatnya 30 hari kerja sejak diterimanya pemberian

Pada Tahun 2017 Inspektorat Provinsi Jawa Timur akan melaksanakan Penilaian Mandiri terhadap proses pembangunan Zona Integritas. Selanjutnya hasil penilaian Tim Penilai Internal (TPI) dilaporkan kepada Pimpinan Instansi untuk diusulkan kepada Kementerian PAN dan RB guna dilakukan Reviu oleh Tim Penilai Nasional (TPN) sehingga bila nilainya mencukupi bisa segera ditetapkan sebagai intansi dengan predikat WBK/WBBM.

(21)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

towards accountability and service excellence

Pelaksanaan Sistim Pengendalian Intern Pemerintah Daerah pada Pemerintah Provinsi Jawa Timur masih belum maksimal, hal ini disebabkan karena masih disusunnya Peraturan Gubernur Jawa Timur terkait Petunjuk

Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Sistim Pengendalian Intern Pemerintah Daerah. Sebagai perwujudan pelaksanaan pengendalian intern, dalam pemeriksaan reguler yang dilakukan oleh auditor Inspektorat dilakukan juga pengendalian SPI, yang bertujuan pembinaan dan perbaikan serta pengawasan melekat, diharapkan bahwa pelaksanaan SPI dapat dilakukan oleh masing – masing Organisasi Perangkat Daerah sebagai pembinaan awal.

KEGIATAN OBYEK PEMERIKSAAN

2016 2017

Pemeriksaan Reguler 64 75

Evaluasi SPJ 65 61

Kinerja Inspektorat Kab/Kota - 10

Penanganan pengaduan masyarakat (Dumas) baik yang diterima secara langsung maupun pelimpahan dari Kementerian. Adapun pengaduan masyarakat yang masuk ke Inspektorat Provinsi Jawa Timur dibedakan menjadi 2 pananganan, yaitu :

1) Pengaduan yang ditujukan kepada Gubernur Jawa Timur maka ditindaklanjuti oleh Inspektorat Provinsi Jawa Timur.

2) Pangaduan yang ditujukan kepada Bupati/Walikota, jenis pengaduan ini merupakan pelimpahan dan bukan menjadi kewajiban Inspektorat Provinsi Jawa Timur untuk melakukan penyelesaian tindak lanjutnya.

3) Pengaduan yang ditujukan kepada Gubernur Jawa Timur namun kejadian berada di Pemerintah Kabupaten/Kota jenis pengaduan ini merupakan kewenangan Inspektorat Kab/Kota untuk melakukan penyelesaian tindak lanjutnya.

: 2016 2017 0 50 100 150 200 250 300 Kemensetneg Kemendagri Kemenpan Pengaduan Saber Pungli Ombudsmen

PENGADUAN MASYARAKAT

0-50 50-100 100-150 150-200 200-250 250-300

(22)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

Proses penanganan pengaduan secara prosedur telah dilaksanakan yaitu dengan melaksanakan pemeriksaan langsung/klarifikasi atau dengan menyampaikan surat pelimpahan pengaduan kepada entitas/pemerintah daerah terkait.

Dari penjelasan tabel diatas masih terdapat beberapa proses tindaklanjut penanganan pengaduan masyarakat yang masih dalam proses, Inspektorat Provinsi Jawa Timur beserta Kementerian terkait telah menyampaikan kepada masing – masing entitas/pemerintah daerah terkait untuk segera menindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya.

(23)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

towards accountability and service excellence

Tujuan III : Meningkatnya Kinerja Pemerintah Kab./Kota di Jawa Timur.

INDIKATOR KINERJA Target (%) Program/ Kegiatan

2016 2017 No Target % Realisasi % % Target % Realisasi % % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I Persentase Kab/Kota dengan Hasil Penilaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) Minimal Tinggi

100 Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan dalam rangka Peningkatan Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja 100 100 100 100 100 100

Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Kabupaten/Kota disajikan oleh 38 Pemerintah Kabupaten/Kota se Jawa Timur yang selanjutnya di evaluasi oleh Tim Daerah Provinsi Jawa Timur yaitu Inspektorat, Biro Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah dan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan Provinsi Jawa Timur.

Dalam kegiatan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah selanjutnya dilakukan kompilasi oleh Tim dari Kementerian Dalam Negeri yang selanjutnya diperoleh hasil akhir dan pemeringkatan secara Nasional. Adapun target dari Inspektorat Provinsi Jawa Timur adalah menjadikan Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur memperoleh kategori nilai “Tinggi”. Progres pengawalan terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dapat ditunjukkan dengan hasil yang semakin banyak memperoleh kategori nilai/prestasi “Tinggi”.

Berikut hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) terhadap Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) 38 Kabupaten/Kota yang telah divalidasi oleh Tim Nasional (Kementerian Dalam Negeri dan BPKP RI) sebagai berikut :

No Nama Kabupaten/Kota Skor 2016 Prestasi Skor 2017 Prestasi

1 KABUPATEN TULUNGAGUNG 3,1123 ST 3,4191 ST 2 KOTA MALANG 3,0360 ST 3,4116 ST 3 KABUPATEN SIDOARJO 3,4783 ST 3,3992 ST 4 KOTA SURABAYA 3,3178 ST 3,3605 ST 5 KOTA BLITAR 3,0422 ST 3,3542 ST 6 KABUPATEN BANYUWANGI 3,2521 ST 3,3510 ST 7 KABUPATEN PASURUAN 3,1522 ST 3,3041 ST 8 KABUPATEN GRESIK 3,1851 ST 3,2906 ST 9 KABUPATEN MALANG 3,2355 ST 3,2670 ST 10 KABUPATEN TRENGGALEK 2,8791 T 3,2556 ST 11 KABUPATEN LAMONGAN 3,3148 ST 3,1944 ST 12 KOTA KEDIRI 3,0615 ST 3,1545 ST 13 KABUPATEN PACITAN 3,2011 ST 3,1253 ST

Sasaran Strategis

MENINGKATNYA

(24)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

No Nama Kabupaten/Kota Skor 2016 Prestasi Skor 2017 Prestasi

14 KABUPATEN TUBAN 3,0803 ST 3,1199 ST 15 KOTA MADIUN 3,1092 ST 3,1007 ST 16 KABUPATEN MOJOKERTO 2,9689 T 3,0809 ST 17 KABUPATEN MADIUN 3,0331 ST 3,0784 ST 18 KOTA PROBOLINGGO 3,0876 ST 3,0599 ST 19 KABUPATEN JOMBANG 3,0585 ST 3,0384 ST 20 KABUPATEN SUMENEP 2,8000 T 3,0344 ST 21 KABUPATEN NGANJUK 3,3066 ST 3.0343 ST 22 KABUPATEN PROBOLINGGO 3,2593 ST 3,0027 ST 23 KABUPATEN NGAWI 2,8813 T 2,9912 T 24 KABUPATEN MAGETAN 2,9282 T 2,9911 T 25 KOTA MOJOKERTO 3,1988 ST 2,9679 T 26 KABUPATEN BONDOWOSO 2,9541 T 2,9665 T 27 KABUPATEN SAMPANG 2,9429 T 2,9314 T 28 KOTA PASURUAN 2,9424 T 2,9309 T 29 KABUPATEN LUMAJANG 2,9515 T 2,9259 T 30 KABUPATEN BOJONEGORO 3,0259 ST 2,9194 T 31 KOTA BATU 2,9825 T 2,9156 T 32 KABUPATEN BLITAR 2,8841 T 2,9027 T 33 KABUPATEN SITUBONDO 2,9302 T 2,8954 T 34 KABUPATEN BANGKALAN 2,8494 T 2,8824 T 35 KABUPATEN KEDIRI 2,9144 T 2,8570 T 36 KABUPATEN PONOROGO 2,8986 T 2,8405 T 37 KABUPATEN JEMBER 2,8595 T 2,8314 T 38 KABUPATEN PAMEKASAN 2,8007 T 2,7729 T

Capaian prestasi yang semakin baik tersebut tidak dapat dipisahkan dari semakin besarnya peran Tim Evaluator dalam memberikan pemahaman kepada Pemerintah Kabupaten/Kota sehingga menjadikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang disusun oleh masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota menjadi lebih baik. Salah satu tugas Tim Evaluator adalah memastikan bahwa laporan yang disajikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota telah didukung dengan bukti pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga seluruh pertanyaan yang timbul dari tim verifikator dapat dijawab dengan keabsahan data yang ada.

Langkah berikutnya setelah perolehan prestasi yang telah diraih tersebut, seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur selalu dipacu untuk menyusun laporan yang lebih lengkap dan komprehensif yang selanjutnya dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur, kerja sama dengan OPD lain juga ditingkatkan antara Inspektorat Provinsi Jawa Timur dengan Biro Administrasi Pemerintahan Setda. Prov. Jatim guna mensukseskan target yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah melalui penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD). Kerjasama ini dilakukan dalam bentuk koordinasi dan pemantauan yang berkelanjutan selama proses evaluasi LPPD dan apabila terdapat dokumen yang belum dapat menjawab suatu indikator maka Biro Administrasi Pemerintahan Setda Prov. Jatim selaku koordinator penyusunan LPPD turut memberikan informasi terkait penyusun laporan.

(25)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

towards accountability and service excellence

Tujuan IV : Meningkatnya Ketaatan Pelaporan Unit Pengendali Gratifikasi yang melapor tepat waktu.

INDIKATOR KINERJA Target (%) Program/ Kegiatan

2015 2016 No Target % Realisasi % % Target % Realisasi % % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1

Persentase Unit Pengendali Gratifikasi OPD yang taat

menyampaikan laporan kepada Unit Pengendali Gratifikasi Pemprov Jatim

20 Pencegahan Korupsi 20 30 150 20 20 100 2 Persentase Ketaatan Penyampaian Laporan Unit Pengendali Gratifikasi OPD kepada Unit Pengendali Gratifikasi Pemprov Jatim

20 20 30 150 20 20 100

Target 20% dari seluruh OPD yang menyampaikan laporan gratifikasi kepada

Inspektorat Provinsi Jawa Timur atas gratifikasi yang diterima oleh pegawai

OPD. Lapora

n gratifikasi

disampaikan oleh jajaran

Eselon III dan Eselon II

untuk mengetahui

pemberian dari pihak

ketiga terkait

pelaksanaan tugas

sebagai aparat

penyelenggara

negara.

Sejalan dengan

program percepatan

pemberantasan

korupsi di Indonesia

maka Provinsi Jawa

Timur yang di

koordinir oleh

Inspektorat Provinsi Jawa

Timur memberikan edaran

untuk melaporkan

pemberian/gratifikasi kepada KPK. Kewajiban penyampaian laporan gratifikasi

selambat-lambatnya 30 hari kerja sejak diterimanya pemberian.

Ketaatan

Pelaporan Unit

Pengendali

Gratifikasi Yang

Melapor Tepat

Waktu

(26)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

ahun Anggaran 2017 Inspektorat Provinsi Jawa Timur telah melaksanakan program – program kinerja dengan menggunakan sistem mengutamakan pembinaan dan pencegahan. Pelaksanaan progaram didukung dengan kegiatan yang berorientasi hasil yang maksimal, target yang telah ditetapkan dan diperjanjikan telah sebagian terlampaui atau tercapai. Keberhasilan pencapaian terget semata – mata bukan dikerja perorangan namun organisasi yang mempunyai visi, misi dan tujuan yang sama yaitu Meningkatnya Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Kinerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan program – program dan kegiatan yang dijalankan. Kerjasama antar instansi

perlu ditingkatkan guna tercapainya Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Kinerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai perwujudan

Good Governance menuju Clean Government di Jawa Timur.

Langkah – langkah yang diambil :

1. Reviu Laporan Keuangan OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dimana Inspektorat sebagai Quality Assurance

Laporan Keuangan OPD. 2. Temuan Keuangan oleh

BPK RI atas Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang telah ditindaklanjuti atau disetor oleh masing – masing entitas yang dikoordinir oleh BPKAD dan Inspektorat Provinsi

Jawa Timur;

3. Penyelesaian tindaklanjut dari pemeriksaan BPK RI atau APIP eksternal maupun internal dengan mendatangi langsung OPD terperiksa untuk melaksanakan pembahasan dan penyelesaian atas rekomendasi

temuan.

4. Menyampaikan kepada OPD terperiksa atas temuan BPK atau APIP yang berulang, sehingga pada pemeriksaan selanjutnya kelemahan dapat diperbaiki.

T

(27)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

towards accountability and service excellence

5. Inspektorat Provinsi Jawa Timur beserta dengan Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur melaksanakan Evaluasi Sakip OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bertujuan guna mengetahui keberhasilan dan kendala serta solusi yang akan dilaksanakan dalam mencapai tujuan organisasi.

6. Sebagai perwujudan Pemerintah Provinsi Jawa Timur bebas dari korupsi, Inspektorat Provinsi Jawa Timur berkerjasama dengan KPK, Kementerian PAN & RB, melaksanakan Zona Integritas sebagai perwujudan area bebas korupsi atau pungli.

7. Inspektorat Provinsi Jawa Timur beserta Biro Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah dan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur melakasanakan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pada 38 Kab/Kota se Jawa Timur yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam memanfaatkan hak yang diperoleh daerah dengan capaian keluaran dan hasil yang telah direncanakan.

8. Unit Pengendali Gratifikasi sebagai salah satu program yang dilaksanakan oleh Inspektorat Provinsi Jawa Timur yang berkerjasama dengan KPK RI yang bertujuan untuk menyampaikan hasil kekayaan atau pendapatan yang diterima atau diperoleh diluar pendapatan tetap Pejabat eselon II di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

(28)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7 Rp17.385.923.000,00 Rp29.879.383.000,00 Rp16.069.572.591,00 Rp28.548.977.810,00 92% 96%

Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Rp2.689.576.075,00 Rp2.680.384.725,00 Rp165.795.000,00 Rp95.769.200,00 Rp2.324.815.000,00 Rp669.835.000,00 Rp224.260.000,00 Rp2.217.358.000,00 Rp18.811.590.000,00

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

3. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah 4. Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen

5. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH 6. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan

7. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan

.

Tahun Anggaran 2017, Inspektorat Provinsi Jawa Timur mengelola anggaran belanja sebesar adalah Rp47.265.306.000,00 dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp17.385.923.000,00 dan Belanja Langsung sebesar Rp29.879.383.000,00 dengan total penyerapan anggaran sebesar Rp45.158.550.401,00 atau 95,54 % dari total anggaran keseluruhan. Dari realisasi tersebut dapat terinci sebagai berikut:

1. Belanja Tidak Langsung dengan anggaran Rp17.385.923.000,00 terealisasi sebesar Rp16.609.572.591,00 atau 95,53%.

2. Belanja langsung dengan anggaran Rp29.879.383.000,00 terealisasi Rp28.548.977.810,00 atau 95,55%, dengan penjabaran antara lain:

1) Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran anggaran sebesar

Rp2.689.576.075,00 terealisasi

Rp2.612.666.187,00 atau 97,14%. 2) Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur anggaran sebesar Rp2.680.384.725,00 terealisasi Rp2.616.273.908,00 atau 97,61%

3) Program Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah anggaran sebesar Rp165.795.000,00 terealisasi Rp156.541.200,00 atau 94,42%.

4) Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan

Pemerintahan anggaran sebesar

Rp95.769.200,00 terealisasi

Rp85.506.500,00 atau sebesar 89,28%. 5) Program Peningkatan Sistem Pengawasan

Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH anggaran sebesar

Rp2.324.815.000,00 terealisasi

Rp2.176.442.907,00 atau 93,62%.

6) Program Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Pemeriksa dan Aparatur

Pengawasan anggaran sebesar

Rp669.835.000,00 terealisasi

Rp640.646.975,00 atau 95,64%.

7) Program Penataan dan Penyempurnaan

Kebijakan Sistem dan Prosedur

Pengawasan anggaran sebesar

Rp224.260.000,00 terealisasi

Rp207.550.000,00 atau 92,55%.

8) Program Pencegahan Korupsi anggaran sebesar Rp2.217.358.000,00 terealisasi Rp2.090.265.130,00 atau 94,27%.

9) Program Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan dalam rangka Peningkatan Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja anggaran sebesar Rp18.811.590.000,00 terealisasi Rp17.963.085.003,00 atau 95,49%.

Pada dasarnya seluruh program/kegiatan telah terlaksana dengan baik kecuali beberapa catatan program/kegiatan tersebut diatas dikarenakan mendasarkan pada prinsip kehematan, efisien dan efektif dalam mengelola anggaran belanja.

(29)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

towards accountability and service excellence

Inspektorat Provinsi Jawa Timur sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah Provinsi Jawa Timur mampu memenuhi beberapa target yang telah ditetapkan, antara lain:

1. Penyelesaian tindak lanjut atas temuan APIP dan APE yang ditargetkan selesai sebesar 100,00%, masih jauh dari harapan. Hal ini dikarenakan masih menganggap bahwa tindaklanjut hasil temuan APIP atau APE bukannya hal penting, sesuai Peraturan Pemerintah bahwa entitas terperiksa wajib menindaklanjuti rekomenasi hasil temuan.

2. Pengawalan atas kerugian daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang ditetapkan pada 0,5% dari total APBD Provinsi Jawa Timur mampu ditekan pada angka 0,056%.

3. Temuan berulang pada hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri dan

Inspektorat Provinsi Jawa Timur yang masing-masing ditargetkan 27%, namun masih terdapat kelemahan sehingga temuan berulang terus muncul;

4. Pencapaian skor dengan kategori Tinggi pada 38 Pemerintah Kabupaten/Kota atas penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dengan capaian kategori Tinggi 100%.

5. Pelaporan gratifikasi kepada Inpektorat Provinsi Jawa Timur oleh OPD yang ditargetkan 30% dari total seluruh OPD mampu terealisasi 100% atau dengan kata lain bahwa seluruh OPD telah melaporkan gratifikasi kepada Inspektorat Provinsi Jawa Timur selaku koordinator Unit Pencegahan Gratifikasi

Namun demikian masih terdapat beberapa indikator yang menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan capaian Inspektorat Provinsi Jawa Timur belum tercapai targetnya, antara lain: 1. Tindak lanjut atas temuan Inspektorat

Provinsi Jawa Timur selama tahun 2017 hanya mampu terselesaikan sebesar 50% dari total

yang

ditargetkan selesai 85%;

2. Perolehan nilai evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang ditargetkan 100% mendapatkan minimal nilai A meningkat sebanyak 42 OPD.

(30)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

Terdapat indikator yang capaian targetnya masih dibawah penetapan, oleh karena itu agar pencapai target sesuai dengan yang telah ditetapkan maka kedepan Inspektorat Provinsi Jawa Timur berinisiatif mengambil langkah-langkah strategis sebagai berikut:

1. Melakukan koordinasi antar lini baik antar Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dan Aparat Pengawas Eksternal (BPK) untuk meningkatkan penyelesaian dan mencari solusi-solusi atas kendala tindak lanjut yang tertuang dalam rekomendasi di Laporan Hasil Pemeriksaan.

2. Memberikan pemahaman kepada OPD pentingnya melakukan pengawasan internal atas fungsi dan tugasnya, melakukan pembinaan internal secara berkala terhadap unit kerjanya, sehingga terwujud tata kelola administarasi dan pengelolaan keuangan yang baik dan sehat. Inspektorat Provinsi Jawa Timur sebagai consulting (konsultan/pendampingan) dan quality assurance (penjamin kualitas) baik untuk

pengelolaan keuangan daerah maupun untuk pelaksanaan akuntabilitas instansi pemerintah sehingga Inspektorat dan OPD sebagai mitra dan partner yang baik dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan.

Demikian laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah disusun sebagai panduan evaluasi atas tahun-tahun sebelumnya dan menjadi pedoman perbaikan untuk tahun kedepan sehingga seluruh target yang telah ditetapkan oleh Inspektorat Provinsi Jawa Timur dapat tercapai.

(31)

L a p o r a n K i n e r j a I n s t a n s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 7

towards accountability and service excellence

SUB BAGIAN TATA USAHA Inspektorat Provinsi Jawa Timur

evaluasipelaporan.itprovjatim @gmail.com

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong olah adanya perubahan harga

Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya IFRS dan FASB menyepakati definisi Nilai Wajar (Fair Value) yang dituangkan dalam standar baru yang diberi kode IFRS 13 mengenai “Fair

a. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur perhubungan dan transportasi. Meningkatnya kualitas sarana dan prasana pelayanan kesehatan dasar dan

Berdasarkan data pengukuran kadar debu batu bara pada lingkungan kerja unit boiler didapatkan hasil dengan rata-rata 2,2 mg/m 3 yang menunjukkan bahwa kadar debu batu bara

Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah Mengetahui tingkat kerusakan struktur mikroanatomi insang dan hati ikan komet akibat limbah obyek wisata kolam renang, serta

Berdasarkan fakta yang didapat dari studi lapangan tersebut, dan melihat bahwa perkembangan Teknologi Informasi sudah berkembang dengan pesat, apalagi adanya pertumbuhan

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011, 81 halaman. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran

Pelaksanaan discharge planning yaitu tindakan yang dilakukan perawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta untuk mempersiapkan pasien dan keluarga dalam perawatan lanjutan di rumah