• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO KECAMATAN KEMIRI KEPALA DESA KALIMENENG PERATURAN DESA KALIMENENG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO KECAMATAN KEMIRI KEPALA DESA KALIMENENG PERATURAN DESA KALIMENENG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO KECAMATAN KEMIRI

KEPALA DESA KALIMENENG

Alamat : l Kemiri-Pakisarum Km 1,5 Kode Pos 54262

Email : desa.kalimeneng@gmail .com

PERATURAN DESA KALIMENENG NOMOR 3 TAHUN 2016

TENTANG

PERUBAHAN KEDUA ATASPERATURAN DESA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM-DESA)

DESA KALIMENENG TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA KALIMENENG,

Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi ketentuan sesuai Pasal 115 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa, maka perlu merubah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) Desa Kameneng Tahun 2013-2018;

b. bahwa untuk menentukan arah dan tujuan dalam pembangunan desa guna mewujudkan visi dan misi Desa Kalimeneng, maka perlu disusun Rencana Pembangunan Desa dalam jangka menengah yang menjadi acuan arah dan tujuan pembangunan yang akan dicapai dalam waktu 6 (enam) tahun mendatang;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan huruf b tersebut diatas, perlu menetapkan Peraturan Desa tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Desa Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) Desa Kalimeneng Tahun 2013-2018.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

(2)

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

10. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234)

13. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa; 15. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang

Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundangan;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga

Kemasyarakatan;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9);

(3)

21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 3 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2006 Nomor 3);

24. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2006 Nomor 4), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 14 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2011 Nomor 14);

25. Peraturan Daerah Kabupaten .Purworejo Nomor 6 Tahun 2008 tentang Alokasi Dana Desa;

26. Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011, sebagimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Purworejo Nomor 4 Tahun 2013;

27. Peraturan Bupati Purworejo Nomor 58 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;

28. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2010 tentang Perencanaan Pembangunan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2010 Nomor 4);

29. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 5 Tahun 2010 tentang Sumber Pendapatan Desa;

30. Peraturan Bupati Purworejo Nomor 40 Tahun 2011 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Desa, Peraturan Kepala Desa dan Keputusan Kepala Desa.

Dengan persetujuan bersama BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

dan

KEPALA DESA KALIMENENG MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA KALIMENENG KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DESA KALIMENENG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA ( RPJMDesa ) DESA KALIMENENG TAHUN 2013-2018

(4)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan : 1. Desa adalah Desa Kalimeneng.

2. Pemerintahan Desa adalah Pemerintah Desa Kalimeneng dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kalimeneng.

3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa.

4. Kepala Desa Kalimeneng adalah Kepala Pemerintah Desa yang dipilih langsung oleh masyarakat melalui pemilihan Kepala Desa.

5. Perangkat Desa adalah Perangkat yang membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, terdiri dari Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Dusun dan Unsur Pelaksana Teknis Lapangan.

6. Badan Permusyawaratan Desa Kalimeneng, selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Purworejo yang selanjutnya di singkat RPJMD Kabupaten Purworejo adalah Rencana Pembangunan Jangka Menangah Kabupaten Purworejo Tahun 2010-2015. 8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat

RPJM-Desa adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Kalimeneng Tahun 2013-2018.

9. Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat RKP-Desa adalah Rencana Kerja Pemerintah Desa Kalimeneng yang disusun setiap tahun sekali.

BAB II

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA Pasal 2

RPJM-Desa merupakan dokumen perencanaan pembangunan desa sebagai landasan dan pedoman Pemerintah Desa dalam melaksanakan pembangunan 6 (enam) tahun terhitung sejak Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2018 dan pelaksanaan lebih lanjut dituangkan dalam RKP-Desa.

Pasal 3 Sistematika RPJM-Desa disusun sebagai berikut :

a. BAB I : Pendahuluan;

b. BAB II : Gambaran Umum Kondisi Desa;

c. BAB III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Desa dan Kerangka Pendanaan; d. BAB IV : Analisis Isu-isu Strategis;

e. BAB V : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran;

f. BAB VI : Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan;

g. BAB VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Desa; h. BAB VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas;

i. BAB IX : Penetapan Indikator Kinerja;

(5)

Pasal 4

RPJM-Desa berikut matriknya sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Desa ini.

Pasal 5

RPJM-Desa mengacu pada RPJMD Kabupaten Purworejo. Pasal 6

1) Program Pembangunan Desa periode 2013-2018 dilaksanakan sesuai RPJM-Desa;

2) RPJM-Desa memuat visi, misi, tujuan dan sasaran serta arah pembangunan jangka menengah desa.

Pasal 7

RPJM-Desa menjadi pedoman bagi Pemerintah Desa dalam menyusun RKP-Desa dan sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan di desa dalam melaksanakan kegiatan pembangunan selama kurun waktu 2013-2018.

Pasal 8

RPJM-Desa wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dalam rangka penyelenggaraan pembangunan desa.

BAB III

PENGENDALIAN DAN EVALUASI Pasal 9

1). Kepala Desa melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJM-Desa; 2). Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJM-Desa dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB IV

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 10

Pada saat Peraturan Desa ini mulai berlaku, RPJM-Desa ini menjadi pedoman penyusunan rencana kerja pembangunan desa sampai dengan Tahun 2018 .

BAB V

KETENTUAN PENUTUP Pasal 11

Pada saat Peraturan Desa ini mulai berlaku, Peraturan Desa Kalimeneng Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) Tahun 2013-2018 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

(6)

Pasal 12

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Desa.

Pasal 13

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Purworejo.

Ditetapkan di Kalimeneng pada tanggal 29 Agustus 2016 KEPALA DESA KALIMENENG,

MUCH ROMELAN Diundangkan di Kalimeneng

pada tanggal 30 Agustus 2016 SEKRETARIS DESA

SUSILO

BERITA DESA KALIMENENG KEC.KEMIRI KAB. PURWOREJO TAHUN 2016 NOMOR 3306122024/PD/03

(7)

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

DESA KALIMENENG

KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DESA KALIMENENG

NOMOR: 144.1/ 03 /2016 TENTANG

PERSETUJUAN RANCANGAN PERATURAN DESA TENTANG

PERUBAHAN KEDUA PERATURAN DESA KALIMENENG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMDes)

TAHUN 2013-2018

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA KALIMENENG,

Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi ketentuan sesuai Pasal 115 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa, maka perlu merubah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) Desa Kameneng Tahun 2013-2018;

b. bahwa untuk menentukan arah dan tujuan dalam pembangunan desa guna mewujudkan visi dan misi Desa Kalimeneng, maka perlu disusun Rencana Pembangunan Desa dalam jangka menengah yang menjadi acuan arah dan tujuan pembangunan yang akan dicapai dalam waktu 6 (enam) tahun mendatang;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan huruf b tersebut diatas, perlu membentuk Peraturan Desa tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) Desa Kalimeneng Tahun 2013-2018.

d. bahwa peraturan desa sebagaimana dimaksud huruf C disetujui bersama antara Kepala Desa dan BPD;

e. bahwa untuk melaksanakan hal diatas perlu ditetapkan dengan Keputusan BPD.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 213, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2104 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

(8)

3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2104 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694);

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);

5. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa;

MEMUTUSKAN : Menetapkan

KASATU : Menyetujui Rancangan Peraturan Desa Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Desa Kalimeneng Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa ( RPJMDes ) Tahun 2013 - 2018 untuk ditetapkan menjadi Peraturan Desa;

KEDUA Menyerahkan tindak lanjut pelaksanaan Diktum KESATU Keputusan ini kepada Kepala Desa Kalimeneng;

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Kalimeneng pada tanggal : 26 Agustus 2016

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DESA KALIMENENG

(9)

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

DESA KALIMENENG

KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

BERITA ACARA

RAPAT BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DESA KALIMENENG

Pada hari ini Jum’at tanggal Dua puluh enam bulan Agustus tahun Dua ribu enam belas bertempat di Balai Desa Kalimeneng Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo telah diadakan Rapat Badan Permusyawaratan Desa dalam rangka membahas :

Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Desa Kalimeneng Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Desa (RPJMDes ) Tahun 2013 - 2018

Rapat Badan Permusyawaratan Desa dihadiri oleh : Ketua dan para anggota Badan Permusyawaratan Desa sebagaimana daftar terlampir.

Dalam Rapat Badan Permusyawaratan Desa tersebut telah diperoleh kata sepakat mengenai pokok-pokok hasil pembicaraan para peserta sebagai berikut :

Menyetujui Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Desa Kalimeneng Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah ( RPJMDes ) tahun 2013 - 2018

Dengan kesimpulan hasil Rapat BPD dapat menyetujui Rancangan Peraturan Desa dimaksud untuk ditetapkan menjadi Peraturan Desa.

Demikian Berita Acara Rapat Badan Permusyawaratan Desa ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kalimeneng, 26 Agustus 2016 BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

KETUA

(10)

DAFTAR HADIR ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA Rapat : Badan Permusyawaratan Desa

Desa : Kalimeneng Kecamatan : Kemiri Kapupaten : Purworejo

Tanggal : 26 Agustus 2016

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1 H. Rino Hadisukamto Ketua 1.

2 Wakil Ketua 2.

3 Maryadi Sekretaris 3.

4 Mustakim Anggota 4.

5 Wage Ashari Anggota 5.

Ketua BPD Desa Kalimeneng

(11)

DAFTAR ISI

Daftar Isi ... ii Daftar Gambar ... v Daftar Tabel ... vi

BAB I PENDAHULUAN... I.1 1.1 Latar Belakang ... I.1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan ... I.4 1.3 Maksud dan Tujuan ... I.7 1.4 Sistematika ... I.8 BAB II GAMBARAN UMUM DESA ... II.1

2.1 Aspek Geografi dan Demografi ... II.1 2.1.1. Kondisi Umum Desa ... II.1 2.1.2. Luas Wilayah ... II.2 2.1.3. Kondisi Demografi ... II.2 2.1.4. Sumber Daya Alam ... II.4 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ... II.5 2.2.1. Angka Partisipasi Sekolah ... II.5 2.2.2. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi murni II.6 2.2.3. Angka Kelangsungan Hidup Bayi ... II.6 2.3 Aspek Ekonomi ... II.7 2.3.1. Produk Domestik Regional Bruto ... II.7 2.3.2. PDRB per kapita ... II.7 2.4 Aspek Pelayanan Umum ... II.7 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA SERTA

KERANGKA PENDANAAN ... III.1 3.1 Kinerja Keuangan Desa Tahun 2008-2012 ... III.4 3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2008-2012 ... III.8 3.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Desa Tahun 2008-2015 .. III.8 3.2.2. Arah Pengelolaan Belanja Desa Tahun 2008-2015... III.9 3.2.3. Arah Pembiayaan Tahun 2008-2012 ... III.9 3.3 Kerangka Pendanaan Tahun 2014-2018 ... III.10 3.3.1. Arah Kebijakan Pendapatan ... III.10 3.3.2. Arah Kebijakan Belanja Desa ... III.11 3.3.3. Arah Kebijakan Pembiayaan ... III.11

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS ... IV.1 4.1 Permasalahan Pembangunan ... IV.1 4.1.1. Pelayanan Dasar ... IV.1 4.1.2. Pelayanan Lainnya ... IV.11 4.2 Isu-isu Strategis ... IV.13 BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ... V.1

5.1 Visi ... V.1 5.2 Misi ... V.2 5.3 Tujuan dan Sasaran ... V.2 BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN ... VI.1

6.1 Strategi ... VI.1 6.2 Arah Kebijakan ... VI.4

(12)

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM

PEMBANGUNAN DESA VII.1

7.1 Kebijakan Umum ... VII.1 7.2 Program Pembangunan ... VII.2 7.2.1. Program Pelayanan Umum ... VII.2 7.2.2. Program Pelayanan Dasar ... VII.4 7.2.3. Program Pelayanan Lainnya ... VII.24 BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS ... VIII.1

8.1 Indikasi Program Prioritas ... VIII.1 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA ... IX.1

9.1 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ... IX.1 9.2 Aspek Pelayanan Dasar ... IX.1 9.3 Aspek Pelayanan Lainnya ... IX.5

BAB X KAIDAH PELAKSANAAN DAN PEDOMAN TRANSISI X.1

10.1 Kaidah Pelaksanaan ... X.1 10.2 Pedoman Transisi ... X.2 Lampiran-lampiran

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, desa atau yang disebut dengan nama lain yang selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yuridis, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.

Dalam rangka pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa, maka sebuah desa diharuskan mempunyai perencanaan yang matang berlandaskan partisipasi dan transparansi serta demokratisasi yang berkembang di desa yang terangkum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa). Hal tersebut merupakan rencana pembangunan strategis desa dalam waktu 5 (lima) tahun. RPJMDesa merupakan dokumen perencanaan pembangunan desa yang akan mensuport perencanaan tingkat kabupaten. Spirit ini apabila dapat dilaksanakan dengan baik maka kita akan memiliki sebuah perencanaan yang memberi kesempatan kepada desa untuk melaksanakan kegiatan perencanaan pembangunan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (good governance) seperti partisipatif, transparansi dan akuntabel.

Setiap proses penyusunan dokumen rencana pembangunan tersebut memerlukan koordinasi antar instansi pemerintah dan partisipasi seluruh pelaku pembangunan, melalui suatu forum yang disebut sebagai Musyawarah Perencanaan Pembangunan atauN Musrenbang. Dalam pelaksanaannya dipertegas dengan Surat Edaran bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 0008/M.PPN/01/2007 dan 050/264A/SJ perihal Petunjuk teknis Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tahun 2007.

Adapun untuk memfasilitasi penyelenggaraan Musrenbang terdapat beberapa pedoman tentang Musrenbang yang dapat digunakan sebagai rujukan, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Musrenbang Desa adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan (stakeholders) desa/kelurahan (pihak yang berkepentingan untukmengatasi permasalahan desa/kelurahannya dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya.

(14)

2. Musrenbang Desa dilaksanakan dengan memperhatikan rencana pembangunan jangka menengah desa, kinerja implementasi rencana tahun berjalan serta masukan dari nara sumber danpeserta yang menggambarkan permasalahan nyata yang sedangdihadapi.

3. Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perludiketahui peserta Musrenbang untuk proses pengambilankeputusan hasil Musrenbang;

4. Peserta adalah pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbang melalui pembahasan yang disepakati bersama.

Didalam memfasilitasi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa setidaknya memperhatikan beberapa hal yaitu:

a. Persiapan meliputi analisis akar penyebab kemiskinan, analisis kebutuhan pembangunan, peta sosial dusun/desa, membangun komitmen atau janji luhur desa;

b. Merumuskan aspek dasar kelembagaan desa yang meliputi mandat kelembagaan desa, analisis stakeholder (pelaku) visi dan misi desa);

c. Merumuskan aspek strategispembangunan desa yang meliputi analisis eksternal, internal, perumusan isu-isu strategis pembangunan desa (kecenderungan atautrend ke depan), penyusunan isu-isu strategis pembangunan desa (jangka pendek, menengah dan panjang) dan;

d. Merumuskan aspek praktis perencanaan pembangunan desa yang meliputi rencana kerja (work plan), rencana anggaran (biaya) dan sumber-sumber pembiayaan.

Berdasarkan Pasal 63 sampai dengan Pasal 65 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, bahwa Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaan pembangungan desa sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah kabupaten/Kota. Perencanaan pembangunan desa disusun secara partisipatif oleh pemerintahan desa sesuai dengan kewenangannya.

Dalam menyusun perencanaan pembangunan desa Pemerintah Desa wajib melibatkan lembaga kemasyarakatan desa. Perencanaan pembangunan desa disusun secara berjangka meliputi;

a. Rencana pembangunan jangka menengah desa yang selanjutnya disebut RPJMDes untuk jangka waktu 5 (lima) tahun;

b. Rencana kerja pembangunan desa, selanjutnya disebut RKPDesa, merupakan penjabaran dari RPJMDes untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa sedangkan RKP-Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa setiap tahunnya. Perencanaan pembangunan desa didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Data dan informasi sebagaimana dimaksud

mencakup:

a. penyelenggaraan pemerintahan desa;

b. organisasi dan tata laksana pemerintahan desa; c. keuangan desa;

d. profil desa;

e. informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat.

(15)

Disamping itu, berdasarkan Peraturan Bupati Purworejo Nomor 21 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa disusun untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran visi dan misi Kepala Desa Terpilih, dan ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Kepala Desa dilantik. Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa menyusun RKP-Desa yang merupakan penjabaran RPJMDesa berdasarkan hasil musyawarah perencanaan pembangunan desa paling lambat akhir bulan Januari tahun anggaran sebelumnya.

Dalam penyusunan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) acuan utama yang digunakan adalah rumusan visi, misi dan program kerja Kepala Desa untuk dijabarkan ke dalam Strategi pembangunan desa, Kebijakan umum, program prioritas Kepala Desa dan Arah kebijakan keuangan desa. Untuk selanjutnya Rancangan RPJMDesa disusun dengan memperhatikan sinkronisasi kebijakan Pemerintah Kabupaten yakni RPJMD Kabupaten Purworejo. Rancangan RPJMDes tersebut dijadikan bahan dalam pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdesa) Jangka menengah desa, dan hasil Musrenbangdesa dijadikan dasar dalam penyusunan rancangan akhir RPJMDesa.

1.2 Dasar Hukum Penyusunan

Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar hukum dalam penyusunan RPJMDesa Desa Kalimeneng Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa/Kelurahan;

(16)

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 3 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2006 Nomor 3);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2006 Nomor 4), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 14 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2011 Nomor 14);

18. Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011, sebagimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Purworejo Nomor 4 Tahun 2013;

19. Peraturan Daerah Kabupaten .Purworejo Nomor 6 Tahun 2008 tentang Alokasi Dana Desa;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2010 tentang Perencanaan Pembangunan Desa;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor .5.Tahun 2010 tentang Sumber Pendapatan Desa;

22. Peraturan Bupati Purworejo nomor 58 tahun 2009 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;

23. Peraturan Bupati Purworejo nomor 21 tahun 2008 tentang pedoman pengelolaan keuangan desa.

24. Peraturan Desa Kalimeneng Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo Nomor 06 Tahun 2014 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa; 25. Peraturan Desa Kalimeneng Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo Nomor

04 Tahun 2014 tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan.

1.3 Maksud dan Tujuan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) Desa Kalimeneng Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo disusun dengan maksud menyediakan sebuah dokumen perencanaan komprehensif 6 (enam) tahunan, yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa, Peraturan Bupati Purworejo Nomor 21 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa.

(17)

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka RPJM-Desa Kalimeneng Tahun 2013-2018 bertujuan untuk :

1. Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum desa dalam konstelasi regional dan nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kepala Desa terpilih dalam kurun waktu 5 (lima) tahun;

2. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran Pemerintah Desa dan BPD dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan, yang akan disusun dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP-Desa) sebagai dokumen perencanaan tahunan yang akan dibiayai dari APBDesa Desa Kalimeneng, APBD Kabupaten Purworejo, APBD Provinsi Jawa Tengah dan APBN serta sumber dana lainnya;

3. Memudahkan seluruh jajaran Pemerintahan Desa untuk mencapaitujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur;

4. Memberikan satu tolok ukur untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja tahunan seluruh jajaran pemerintahan desa.

1.4 Sistematika

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) Desa Kalimeneng Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo Tahun 2013-2018 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

BAB II Gambaran Umum Kondisi Desa

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Desa dan Kerangka Pendanaan

BAB IV Analisis Isu-isu Strategis BAB V Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan

BAB VI Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Desa BAB VIII Indikasi Rencana Program Prioritas

BAB IX Penetapan Indikator Kinerja

(18)

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DESA 2.1 Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1 Kondisi Umum Desa

Desa Kalimeneng Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo secara topografi termasuk dalam kategori Daerah dataran rendah dengan ketinggian ±20 meter dari permukaan laut (mdpl).

Adapun batas-batas wilayah Desa Kalimeneng Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut, sebagaimana disajikan pada Gambar 2.1 berikut ini :

a. Sebelah Utara : Desa Kaliurip Kec. Kemiri

b. Sebelah Timur : Desa Bedono Kluwung/ Sidodadi Kec. Kemiri c. Sebelah Selatan : Desa Kemiri Lor Kec. Kemiri

d. Sebelah Barat : Desa Rejowinangun Gambar 2.1

(19)

2.1.2. Luas Wilayah

Adapun luas wilayah Desa Kalimeneng adalah 118,775 Ha yang terdiri dari :

a. Tanah sawah : 40.455 Ha

b. Tanah bukan sawah : 78,320 Ha

a. Tanah sawah seluas 40,455 Ha terdiri dari :

1. Irigasi Teknis : 32,000 Ha 2. Irigasi setengah Teknis : 5,120 Ha

3. Tadah Hujan : 3,335 Ha

b. Tanah bukan sawah seluas 78,320 Ha terdiri dari :

1. Pekarangan/bangunan : 60,200 Ha

2. Tegalan : 12,270 Ha

3. Lain-lain (sungai,jalan,makam,dll) : 5,850 Ha

Terkait dengan administrasi pemerintahan, wilayah Desa Kalimeneng terbagi ke dalam wilayah Dusun, RW dan RT. Adapun jumlah Dusun, RW dan RT sebagaimana tercantum dalam Tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1

Pembagian Wilayah Administrasi Desa Kalimeneng

No Nama Dusun Jumlah RW Jumlah RT

1. Dusun Paduroso 1 ( satu ) 3 ( tiga )

2. Dusun Cengkir Legi 1 ( satu ) 2 ( dua )

Jumlah 2 ( dua ) 5 ( lima )

2.1.3. Kondisi Demografi

a. Laju Pertumbuhan Penduduk

Penduduk Desa Kalimeneng terus mengalami pertumbuhan, dari tahun 2010 sebanyak 1.391 jiwa mengalami pertumbuhan sebesar 7,05% sampai dengan tahun 2014 menjadi sebesar 1.489 jiwa.

Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Kalimeneng selama 5 tahun terjadi penambahan 98 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 1,4%.

Untuk lebih jelas, data perkembangan penduduk Desa Kalimeneng dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014, dapat dilihat dalam tabel 2.2 berikut :

(20)

Tabel 2.2

Perkembangan Jumlah penduduk Desa Kalimeneng Tahun 2010-2014

No Tahun Jenis Kelamin Jumlah Perubahan Pertumbuhan % Kepadatan /Km² L P 1. 2010 709 682 1.391 20 1,4 % 11,7 2. 2011 717 703 1.420 29 2 % 11,9 3. 2012 730 717 1.447 27 1,9 % 12,1 4. 2013 743 722 1.465 18 1,2 % 12,3 5. 2014 755 734 1.489 24 1,6 % 12,5

b. Jumlah Penduduk per Dusun

Jumlah Penduduk terbanyak dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 berada di Dusun Paduroso, sedangkan Dusun yang berpenduduk rendah terdapat di Dusun Cengkir Legi. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 2.3 berikut :

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk per Dusun Tahun 2010-2014

No Dusun Jumlah Penduduk

2010 2011 2012 2013 2014

1. Dusun Paduroso 930 947 966 978 984

2. Dusun Cengkir Legi 461 473 481 487 505

Jumlah 1.391 1.420 1.447 1.465 1.489

c. Jenis Pekerjaan

Penduduk usia kerja adalah penduduk usia 15 tahun keatas. Jenis pekerjaan di Desa Kalimeneng pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dominan pada jenis mata pencaharian pertanian.

Berikut disajikan data mata pencaharian penduduk umur 15 tahun keatas di Desa Kalimeneng pada tahun 2010-2014, sebagaimana table 2.4 berikut ini :

(21)

Tabel 2.4

Komposisi Penduduk Desa Kalimeneng Umur 15 tahun keatas menurut Mata Pencaharian Tahun 2010-2014

Lapangan Pekerjaan Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Pertanian 318 328 322 328 324

Bangunan dan Pertukangan 62 64 64 67 64

Perdagangan 83 82 83 83 82 PNS 28 27 27 30 33 TNI/POLRI 8 8 8 8 8 Karyawan Swasta 226 230 243 233 231 Pensiunan 23 24 24 27 28 Nelayan 0 0 0 0 0 Pemulung 0 0 0 0 0 Jasa Lainnya 421 425 425 434 430

2.1.4. Sumber Daya alam Kondisi topografi,

Desa Kalimeneng memiliki relief daerah dataran. Desa Kalimeneng merupakan salah satu desa yang tiang penyangga ekonominya berada pada sektor pertanian. Melihat kondisi seperti ini, maka jenis tanaman yang cukup produktif untuk dikembangkan adalah padi, kacang hijau, kedelai dan tanaman holtikultura yang meliputi bawang merah, semangka dan melon. Sumber daya alam sangat bermanfaat bagi kehidupan makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan dan manusia. Kenyataan yang ada sekarang ini sumber daya air di Desa Kalimeneng pada musim kemarau terjadi kekeringan yang cukup tinggi dan pada musim penghujan sering terjadi banjir dan erosi. Keadaan iklimnya adalah tropis dengan suhu rata-rata 29ºC, suhu minimum 20ºC dan suhu maksimum 36ºC.

Potensi Lahan Pertanian,

Desa Kalimeneng dengan luas Tanah 118,775 Ha yang terdiri dari tanah sawah seluas 40,455 Ha (34,06%) dan tanah bukan sawah seluas 78,320 Ha (65,94%). Lahan sawah dikelompokkan berdasarkan penggunaan irigasinya menjadi sawah irigasi teknis, irigasi ½ teknis dan tadah hujan. Sedangkan Lahan bukan sawah dikelompokkan menjadi pekarangan/bangunan, tegalan dan lain-lain sebagaimana disajikan dalam tabel 2.5 berikut :

Tabel 2.5

Luas areal penggunaan lahan di Desa Kalimeneng Tahun 2014

No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha)

1. Sawah 40,455

(22)

b. Irigasi ½ Tekhnis 5,120

c. Tadah Hujan 3.335

2. Bukan Sawah 78,320

a. Pekarangan/bangunan 60,200

b. Tegalan 12,270

c. Lain-lain (Jalan, makam, sungai,dll) 5,850

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1. Angka Partisipasi Sekolah

Peningkatan kualitas hidup manusia di bidang pendidikan sebagai salah satu indikator pertama IPM. Berdasarkan data tingkat pendidikan di Desa Kalimeneng tahun 2010-2014, terbanyak pada tamatan SD atau sederajat kemudian secara berurutan tidak atau belum pernah sekolah serta tidak atau belum tamat SD, SLTP atau sederajat, tamatan SLTA atau sederajat, dan terakhir Akademi/diploma, S1 dan S2.

2.2.2. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)

APK (Angka Partisipasi Kasar) SD merupakan angka hasil pembagian antara jumlah siswa usia 7-12 tahun di jenjang SD atau sederajat dengan jumlah penduduk kelompok usia sekolah. APM (Angka Partisipasi Murni) SD merupakan angka hasil pembagian antara jumlah siswa usia 7-12 tahun di jenjang SD atau sederajat dengan jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun. APK (Angka Partisipasi Kasar) SLTP merupakan angka hasil pembagian antara jumlah siswa usia 13-15 tahun di jenjang SLTP atau sederajat dengan jumlah penduduk kelompok usia sekolah.

APM (Angka Partisipasi Murni) SLTP merupakan angka hasil pembagian antara jumlah siswa usia 13-15 tahun di jenjang SLTP atau sederajat dengan jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun. APM SLTP mengalami peningkatan. Gejala ini menunjukkan bahwa pelajar lulusan SD banyak yang melanjutkan ke tingkat SLTP.

APK (Angka Partisipasi Kasar) SMA merupakan angka hasil pembagian antara jumlah siswa usia 16-18 tahun di jenjang SMA/MA/SMK/Paket C atau sederajat dengan jumlah penduduk kelompok usia sekolah.

APM (Angka Partisipasi Murni) SMA merupakan angka hasil pembagian antara jumlah siswa usia 16-18 tahun di jenjang SMA/MA/SMK/Paket C atau sederajat dengan jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun. APM SMA juga mengalami peningkatan. Gejala ini menunjukkan bahwa pelajar lulusan SLTP banyak yang melanjutkan ke tingkat SMA/MA/SMK/Paket C.

(23)

Indikator pelayanan kesehatan dapat dilihat dari aspek angka kematian bayi lahir, pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 angka kelangsungan hidup bayi di Desa Kalimeneng sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut :

Tabel 2.6

Angka Kematian Ibu melahirkan, Angka Kematian Bayi Lahir Desa Kalimeneng Tahun 2010-2014

No Indikator Capaian Kinerja indikatif

2010 2011 2012 2013 2014 1. AKB/KH 0/9 0/7 0/10 0/10 2/8 2. AKI/KH 0/9 0/7 0/10 0/10 0/8 3. AKBAL/KH 0/9 0/7 0/10 0/10 1/8 4. BBLR 0 0 0 0 0 Keterangan :

AKB : Angka Kematian Bayi

AKI : Angka Kematian Ibu (ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas) AKBAL : Angka Kematian Balita

BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah

KH : Kelahiran Hidup (jumlah bayi lahir yang hidup)

2.3 Aspek Ekonomi

2.3.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Perkembangan perekonomian suatu daerah dapat diukur dengan perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu daerah berdasarkan pada Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).

2.3.2. PDRB Perkapita

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita merupakan salah satu indikator makro ekonomi regional untuk melihat perkembangan perekonomian dan tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah.

2.4. Aspek Pelayanan Umum

Anggaran yang dipergunakan dalam rangka Pelayanan kepada Masyarakat pada tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut :

2.4.1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Pelaksanaan kegiatan ini diarahkan untuk menciptakan kelancaran operasional perkantoran yang ditempuh melalui kegiatankegiatan sebagai berikut :

1. Penyediaan jasa surat menyurat dan alat tulis kantor;

2. Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya listrik, surat kabar; 3. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;

4. Penyediaan makanan dan minuman/jamuan tamu; 5. Rapat-rapat koordinasi;

6. Rapat-rapat konsultasi keluar desa; 7. Honorarium/belanja pegawai;

(24)

8. Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa;

9. Penghargaan/pensiunan Kepala Desa dan Perangkat Desa; 10. Tunjangan Kesejahteraan Kepala dan Perangkat Desa; 11. Tunjangan Kinerja Aparatur Pemerintah Desa;

12. Tunjangan BPD;

13. Honorarium Tenaga Honorer Desa/Pegawai Desa; 14. Pengadaan jasa gambar &RAB proyek fisik;

15. Penyediaan jasa PBB Tanah Kas Desa.

Program ini dialokasikan anggaran dengan realisasi kegiatan berupa terwujudnya berbagai penyediaan barang dan jasa administrasi perkantoran, penghasilan Kepala Desa dan Perangkat Desa, insentif, tunjangan, penghargaan dan honorarium serta penghasilan tenaga pegawai desa sehingga dapat mendukung terwujudnya tertib administrasi perkantoran, serta kelancaran mekanisme dan prosedur kerja.

2.4.2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Program ini diarahkan untuk meningkatkan kelengkapan, pemeliharaan dan penataan sarana dan prasarana pelayanan yang representif dan berorientasi kepada peningkatan kinerja, peningkatan mutu pelayanan. Pencapaian program ini ditempuh dengan kegiatan kegiatan yang meliputi :

1. Pemeliharaan rutin/berkala komputer, netbook, printer, kamera; 2. Pemeliharaan rutin/berkala alat-alat listrik, alat-alat kebersihan; 3. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas;

4. Pemeliharaan Papan Informasi dan Papan Organisasi; 5. Pengadaan barang lain-lain kantor;

6. Pengadaan Belanja Lain-lain.

Program ini dialokasikan anggaran dengan pencapaian kegiatan yaitu terwujudnya peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perkantoran untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan pelayanan serta menciptakan kenyamanan suasana kerja.

2.4.3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Pelaksanaan kegiatan peningkatan disiplin aparatur ini diarahkan untuk meningkatkan disiplin pegawai untuk kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari sehingga diharapkan pelayanan kepada masyarakat semakin meningkat. Program ini dialokasikan anggaran dengan realisasi terciptanya peningkatan kedisiplinan Aparatur Pemerintahan Desa.

2.4.4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem pelaporan capaian kinerja

Program ini diarahkan kepada terwujudnya pelaporan pencapaian kinerja, ditempuh melalui kegiatan :

1. tertib administrasi laporan pertanggungjawan kegiatan; 2. pengadaan, pendataan dan pengolahan buku profil desa; 3. dokumentasi kegiatan; dan

4. pengadaan papan nama proyek.

(25)

1. Terlaksananya pengadaan dan pengisian buku profil desa; 2. Terciptanya tertib administrasi laporan pertanggungjawaban; 3. Terwujudnya buku dokumentasi kegiatan; dan

4. Terwujudnya papan nama proyek dan kegiatan lainya.

2.4.5. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Pemerintahan

Program ini diarahkan untuk menuju terciptanya peningkatan kualitas sarana dan prasarana pemerintahan. Program ini dialokasikan anggaran dengan realisasi kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan desa.

2.4.6. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

Program ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi sarana dan prasarana perhubungan meliputi jalan dan jembatan kearah yang lebih baik. Program ini dialokasikan anggaran dengan realisasi kegiatan betonisasi jalan di RT dan sarana prasarana perhubungan lainnya yang dinilai memperlancar arus transportasi dan kenyamanan perhubungan.

2.4.7. Program Pembangunan Prasarana Sosial

Program ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi sarana dan prasarana sosial kearah yang lebih baik. Program ini dialokasikan anggaran dengan realisasi kegiatan pembangunan di bidang Prasarana Sosial.

2.4.8. Program Pembangunan Modal Lain-lain

Program ini diarahkan untuk meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana perkantoran kearah yang lebih baik. Program ini dialokasikan anggaran dengan realisasi kegiatan peningkatan sarana dan prasarana perkantoran yang memadai untuk mendukung pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

2.4.9. Program Pemberian Hibah

Pemberian hibah dianggarkan bantuan pada pos Hibah untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan/atau pembangunan kemasyarakatan yang dilaksanakan untuk mendukung kegiatan Pemerintahan Desa. Program ini dianggarkan/ dialokasikan anggaran, dengan realisasi kegiatan mendukung pelaksanaan Pemilukada Gubernur 2008, Pemilukada Bupati Grobogan Tahun 2015.

2.4.10. Program Belanja Bantuan Sosial

Bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pencapaian program ini ditempuh melalui :

1. Bantuan kesejahteraan Imam Masjid; 2. Bantuan kegiatan PAUD Bhakti Siwi; 3. Bantuan Kegiatan TK Bkati Siwi; 4. Bantuan Kegiatan Sedekah Bumi.

(26)

Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan kepada lembaga-lembaga masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pencapaian dari program ini ditempuh melalui :

1. Bantuan Keuangan Penunjang Kegiatan LPMD; 2. Bantuan Keuangan Penunjang TP-PKK Desa; 3. Bantuan Keuangan kegiatan RT/RW

4. Bantuan Keuangan Penunjang kegiatan Karang Taruna; 5. Bantuan Keuangan Operasional RT/RW;

6. Bantuan Keuangan LINMAS; 7. Bantuan Operasional PKK Desa; 8. Bantuan Operasional LPMD;

9. Bantuan Operasional Kelompok Tani; 10. Bantuan Operasional Gapoktan;

2.4.12. Program Belanja Tidak Terduga

Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang, seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan desa tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.

(27)

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA SERTA KERANGKA PENDANAAN

Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan desa akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan pemerintahan tersebut diikuti dengan penerimaan sumber-sumber pendapatan desa yang cukup dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan.

Analisis pengelolaan keuangan desa pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan desa dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan desa. Mengingat bahwa pengelolaan keuangan desa diwujudkan dalam suatu APBDesa dan laporan keuangan desa sekurang-kurangnya 5 tahun sebelumnya, dimana dalam dokumen ini adalah tahun 2010-2014.

Hubungan antara dokumen perencanaan strategis dengan anggaran, dapat dilihat dalam gambar berikut :

Gambar 3.1

Kerangka Hubungan Antara Keuangan Desa/APBDesa dengan RKP-Desa dan Visi, Misi Strategi RPJM-Desa

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) merupakan rencana pengelolaan keuangan tahunan pemerintah desa yang disetujui oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Peraturan Desa. Dalam hubungannya dengan RPJM-Desa, APBDesa merupakan komitmen penyelenggara pemerintah desa untuk mendanai strategi pembangunan pada satuan program dan kegiatan selama kurun waktu 5 tahun.

Arah kebijakan keuangan desa yang diambil oleh Desa Kalimeneng mengandung makna :

RPJMDesa Visi, Misi, Strategi

RKP I RKP II RKP III RKP IV RKP V

(28)

a. Arah belanja APBDesa Kalimeneng digunakan sepenuhnya untuk mendukung kebijakan dan prioritas strategis jangka menengah 5 tahunan;

b. Untuk menjamin ketersediaan dana maka kebijakan pendapatan desadiarahkan untuk mendapatkan berbagai sumber pendapatan yang substansial dan dengan jumlah yang memadai.

Mengingat kebijakan masing-masing komponen APBDesa berbeda, maka kebijakan keuangan desa juga dirinci pada masing-masing komponen tersebut, meliputi kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan. Adapun hubungan strategi dengan arah kebijakan komponen APBDesa dapat dilihatdalam gambar berikut :

Gambar 3.2

Kerangka Hubungan Antara Strategi dengan Komponen APBDesa

Gambar diatas menunjukkan hubungan antara proses perencanaan kegiatan dengan keuangan desa. Satuan terkecil dari perencanaan strategis adalah program dan kegiatan. Melalui analisis belanja, standar pelayanan, dan standar harga atas komponen belanja tiap kegiatan dapat dihitung kebutuhan belanja. Dengan demikian, arah kebijakan belanja Desa Kalimeneng pada prinsipnya adalah agar belanja dapat mendukung kebutuhan dana seluruh kegiatan, sehingga belanja yang tidak strategis dan tidak mempunyai nilai tambah dapat diminimalisir.

Pada tahap berikutnya, untuk menutup semua kebutuhan belanja, APBDesa harus mengoptimalkan sumber-sumber pendapatannya. Semua potensi pendapatan semaksimal mungkin digali agar mampu menutup seluruh kebutuhan belanja. Kebijakan pendapatan diarahkan agar sumbersumber pendapatan yang mendukung APBDesa selama ini diidentifikasi dengan baik, ditingkatkan penerimaannya (intensifikasi), dan diupayakan sumber-sumber baru (ekstensifikasi) oleh Pemerintah Desa Kalimeneng.

Mengingat bahwa komponen APBDesa menggunakan struktur surplus/defisit, maka selisih antara pendapatan dan belanja dihitung sebagai surplus/defisit dan dialokasikan ke pembiayaan. Dalam hal APBDesa mengalami defisit, maka kebijakan pembiayaan mengupayakan sumber pemasukan kas untuk menutup defisit tersebut (penerimaan pembiayaan). Sebaliknya, apabila APBDesa mengalami sisa lebih, maka

P P E N D A N A A N B L A N J A N P M B I A Y A A E E ARAH KEBIJAKAN P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 ... (-) ... (=) ...

(29)

atas surplus tersebut akan dialokasikan dalam pengeluaran pembiayaan pada pos-pos pembiayaan yang diperkenankan dalam peraturan perundang-undangan.

Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa serta Peraturan Bupati Purworejo Nomor 55 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Purworejo Nomor 25 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Purworejo Nomor 55 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa yang antara lain menyebutkan bahwa pengelolaan keuangan desa harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat, maka semua penerimaan dan pengeluaran keuangan desa dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBDesa, dan selanjutnya APBDesa tersebut dijadikan dasar bagi pemerintah desa dalam pengelolaan penerimaan dan pengeluaran desa yang disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan serta kemampuan keuangan desa, oleh karena itu prinsip pengelolaan ini akan tercermin pada proses penyusunan anggaran desa, struktur pendapatan dan struktur belanja desa.

3.1 Kinerja Keuangan Desa Tahun 2010-2014

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa tahun 2010-2014 memberikan gambaran tren yang positif dengan rata-rata mengalami kenaikan, walaupun pada masa itu terjadi kenaikan BBM yang sempat mengguncangkan perekonomian nasional dan membawa dampak yang signifikan pada perekonomian secara makro. Namun dikarenakan perekonomian Desa Kalimeneng berbasis pada sektor pertanian yang merupakan sektor primer sehingga dampak kenaikan BBM tidak begitu terasa.

Pendapatan Asli Desa (PADesa) Desa Kalimeneng selama tahun 2010-2014 menunjukkan angka perkembangan yang cenderung menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 realisasi PADesa mencapai Rp 46.450.000,- dan terus meningkat dari tahun ke tahun sampai mencapai Rp 41.500.000,- pada tahun 2014. Demikian pula pada sumber pendapatan desa yang berasal dari Dana Perimbangan yaitu Alokasi Dana Desa (ADD) juga mengalami peningkatan selama kurun waktu 2010-2014 yaitu dari sebesar Rp 27.772.000,- pada tahun 2010 meningkat menjadi Rp 80.756.450,- pada tahun 2014. Pada sumber pendapatan desa yang bersumber dari bantuan pemerintah juga menunjukkan angka peningkatan yaitu dari sebesar Rp 23.700.000,- pada tahun 2010 meningkat signifikan yakni Rp 116.000.000,-di tahun 2014.

Gambaran perkembangan struktur pendapatan desa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

(30)

Tabel 3.1 Realisasi Pendapatan Desa Kalimeneng Tahun 2010-2014

KO DE JENIS PENDAPATAN 2010 2011 2012 2013 2014 ANGGA RAN REALIS ASI ANGGA RAN REALISA SI ANGGA RAN REALISA SI ANGGA RAN REALISA SI ANGGA RAN REALISA SI

1,1 Pos Pendapatan Asli

Desa 46.450.000 46.450.000 45.950.000 45.950.000 41.200.000 41.200.000 41.200.000 41.200.000 41.500.000 41.500.000 1,2 Pos Bagi Hasil - - - - 5.762.078 5.762.078 4.438.745 4.438.745 23.421.282 23.421.282

1,3

Bagian Dana

Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (ADD)

27.772.000 27.772.000 27.620.000 27.620.000 45.916.000 45.916.000 58.920.000 58.920.000 80.756.400 80.756.400

1,4 Pos Bantuan Pemerintah 23.700.000 23.700.000 27.260.000 27.260.000 46.361.000 46.361.000 45.200.000 45.200.000 116.000.000 116.000.000

1,5 Pos Hibah - - - -

1,6 Sumbangan Pihak Ketiga - - - - 12.250.000 12.250.000 - - - -

JUMLAH PENDAPATAN 97.922.000 97.922.000 100.830.000 100.830.000 151.489.078 151.489.078 149.758.745 149.758.745 261.677.682 261.677.682

(31)

Kontribusi nyata pada pembentukan Pendapatan Desa secara keseluruhan selama tahun 2010-2014 dari tahun ke tahun menderung mengalami kenaikan, meskipun pada tahun 2010 sempat mengalami penurunan. Pada tahun 2011 Pendapatan Desa secara keseluruhan mengalami kenaikan dengan pertumbuhan sebesar 2,97%, selanjutnya terjadi peningkatan di tahun 2012 sebesar 50,24%, meskipun di tahun 2013 terjadi penurunan namun di tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 74,73%.

Pada sisi Belanja Desa Kalimeneng, nampak bahwa perkembangan Belanja Tidak Langsung cenderung lebih cepat dibanding laju perkembangan laju perkembangan Belanja Langsung. Selama kurun waktu 2010-2014, pertumbuhan Belanja Tidak langsung Desa Kalimeneng meningkat. Pada sisi lain perkembangan Belanja Langsung selama kurun waktu yang sama sempat mengalami penurunan pada tahun 2009 seiring terjadinya penyesuaian pos-pos belanja pada struktur belanja desa.

Rincian perkembangan Belanja Desa Kalimeneng pada tahun 2010-2014 adalah sebagaimana tertera dalam tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2

Realisasi Belanja Desa Kalimeneng tahun 2010-2014

No. Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

I. Belanja Langsung 27.537.700 29.267.400 48.928.078 149.758.745 151.237.682

1. Belanja Pegawai 1.110.000 1.110.000 2.070.000 3.830.000 6.460.000

2. Belanja Barang &

Jasa 6.735.900 7.489.800 10.523.140 12.484.45 15.784.682 3. Belanja Modal 19.691.800 20.667.600 36.334.938 43.094.400 128.993.000 II. Belanja TidakLangsung 59.630.000 71.562.600 102.561.000 90.350.000 110.440.000 1. Belanja Pegawai 55.800.000 65.060.000 70.700.000 78.200.000 89.000000 2. Belanja Subsidi - - - - - 3. Belanja Hibah - - - - - 4. Belanja Bantuan Sosial 500.000 860.000 3.000.000 2.250.000 2.500.000 5. Belanja Bantuan Keuangan 3.330.000 5.642.600 28.361.000 9.400.000 18.440.000 6. Belanja Tak Terduga 500.000 500.000 500.000 JUMLAH BELANJA 97.922.000 100.830.000 151.489.078 149.758.745 261.677.682 Tabel 3.3

(32)

Rasio Realisasi Pendapatan dengan Belanja Desa Kalimeneng tahun 2010-2014

No. Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1. Pendapatan 97.922.000 100.830.000 151.489.078 149.758.745 261.677.682

2. Belanja 97.922.000 100.830.000 151.489.078 149.758.745 261.677.682

3. % Belanja terhadap

Pendapatan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2010-2014

3.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Desa Tahun 2010-2014

Pengelolaan Pendapatan Desa Kalimeneng tahun 2010-2014 diarahkan pada sumber-sumber pendapatan yang selama ini telah menjadi sumber penghasilan kas desa dengan tetap mengupayakan sumber-sumber pendapatan yang baru,sumber pendapatan desa meliputi Pendapatan Asli Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah, Dana Perimbangan atau AlokasiDana Desa (ADD), Bantuan Pemerintah/Pemerintah Provinsi/PemerintahKabupaten, Hibah dan Sumbangan Pihak Ketiga.

Sumber pendapatan desa yang berasal dari Pendapatan Asli Desa terdiri dari Hasil Usaha Desa, Hasil kekayaan Desa, Lain-lain Kekayaan Milik Desa, Lain-lain Pendapatan Asli Desa yang sah.

Untuk mendukung pembelanjaan desa dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan strategis berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap penerimaan pendapatan desa yaitu, Upaya Intensifikasi dilakukan dengan cara pembayaran lelang/sewa tanah kas desa secara tunai. Sedangkan upaya ekstensifikasi dilakukan dengan mencari sumber-sumber pendapatan baru atau obyek pendapatan baru.

3.2.2 Arah Pengelolaan Belanja Desa Tahun 2010-2014

Suatu arah pengelolaan belanja desa dimaksudkan untuk menjamin agar seluruh kegiatan startegis dapat dibiayai oleh APBDesa. Belanja desa dilakukan seefektif mungkin membiayai urusan penyelenggaraan pemerintahan dan prioritas pembangunan yang dialokasikan sesuai dengan formulasi dalam program dan kegiatan. Belanja desa diklasifikasikan menjadi belanja langsung dan belanja tidak langsung.

(33)

Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan anatara lain berasal dari sisa lebih perhitungan tahun sebelumnya, penjualan kekayaan desa dan pinjaman, sedangkan pengeluaran pembiayaan digunakan untuk penyertaan modal desa, pembentukan dana cadangan dan pembayaran pinjaman.

3.3. Kerangka Pendanaan Tahun 2013-2018

Keuangan Desa dalam bentuk PADesa menjadi sangat strategis dan menjadi isu sentral tersendiri apalagi kondisi kapasitas dan rasionalitas APBDesa Kalimeneng dibandingkan jumlah penduduk dan tugas-tugas pemerintah desa masih sangat kecil.

3.3.1. Arah Kebijakan Pendapatan

Difokuskan pada upaya penggalian PADesa walaupun tetap dengan penuh kehatian-hatian agar tidak menimbulkan biaya tinggi dan membebani UMKM dan masyarakat secara berlebihan. Selain itu perlu dilakukan upaya peningkatan optimalisasi dana perimbangan termasuk bagi hasil dan bantuan pemerintah serta tidak kalah pentingnya adalah mengembangkan sumber pendapatan dari sumber pendapatan lain-lain yang sah termasuk hibah dan sumbangan pihak ketiga.

Tahap perencanaan pendapatan menjadi sangat penting karena anggara yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja dan dapat menggagalkan perencanaan yang sudah disusun. Oleh karena itu pengelolaan pendapatan desa harus dilakukan secara cermat, tetap dan penuh kehati-hatian. Pemerintah desa dituntut untuk mampu menciptakan suatu perangkat yang bukan hanya mampu menjamin seluruh pendapatan desa dapat terkumpul dan diterima dalam kas desatetapi mampu merumuskan kebijakan anggaran pendapatan desa mulai dari perencanaan. Perencanaan pendapatan desa merupakan proses yang paling krusial dalam penentuan besarnya alokasi anggaran yang akan dimanfaatkan untuk membiayai program kegiatan. Oleh karenanya Pemerintah Desa Kalimeneng senantiasa berupaya memaksimalkan potensi yang ada disamping terus menggali potensi yang selama ini belum tersentuh.

3.3.2 Arah Kebijakan Belanja

Difokuskan pada belanja untuk membiayai urusan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta pemberian stimulan maupun motivasi pengembangan serta bantuan kepada

(34)

lembaga kemasyarakatan di desa yang sinergi dengan program-program pembangunan yang berdampak signifikan terhadap pencapaian visi, misi dan kebijakan pembangunan desa.

Pemerintah Desa Kalimeneng berupaya menetapkan target capaian dan mengupayakan agar belanja modal mendapat porsi yang lebih besar dari belanja pegawai atau belanja barang dan jasa.

3.3.3 Arah Kebijakan Pembiayaan

Pembiayaan desa dipersiapkan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa yang selanjtnya diikuti dengan Peraturan Bupati Purworejo Nomor 55 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa menyebutkan bahwa pengelolaan dan/atau pelaksanaan pembiayaan desa dilakukan oleh pejabat pengelola keuangan desa (PPKD).

Secara umum Pemerintah Desa pada waktu penyusunan APBDesa akan menganut prinsip “prakiraan maju” yaitu perhitungan kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya dibuat lebih besar daripada tahun berjalan agar kesinambungan program dapat lebih terjamin pelaksanaannya.

Adapun perkiraan pendapatan, belanja dan pembiayaan untuk 5 tahun ke depan diproyeksikan sebagaimana table berikut :

Tabel 3.5

Proyeksi Pendapatan Desa Kalimeneng tahun 2015-2019

No. Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018 1. Pendapatan Asli Desa 41.500.000 42.000.000 43.000.000 45.000.000 2. Bagi Hasil 3. Bagian Dana Perimbangan keuangan Pusat dan Daerah (ADD) 174.012.000 384.024.000 522.036.000 574.239.600 4. Bantuan Pemerintah 122.471.000 244.942.000 293.930.000 293.930.000 5. Hibah 6. Sumbangan Pihak Ketiga JUMLAH PENDAPATAN 296.483.000 634.966.000 858.966.400 913.170.000

(35)

Tabel 3.6 Proyeksi Belanja Desa Kalimeneng tahun 2015-2019

No. Uraian Tahun

2015 2016 2017 2018

I. Belanja Langsung 183.333.000 428.466.000 604.966.400 614.470.000

1. Belanja Pegawai 3.000.000 4.000.000 4.000.000 5.500.000

2. Belanja Barang &

Jasa 29.000.000 34.000.000 42.400.000 45.000.000 3. Belanja Modal 151.333.000 390.466.000 558.566.400 563.970.000 II. Belanja TidakLangsung 154.650.000 206.500.000 254.000.000 298.700.000 1. Belanja Pegawai 131.900.000 174.000.000 207.000.000 241.200.000 2. Belanja Subsidi - - - - 3. Belanja Hibah - - - - 4. Belanja Bantuan Sosial 5.000.000 7.000.000 9.500.000 10.000.000 5. Belanja Bantuan Keuangan 16.750.000 24.500.000 35.000.000 45.000.000 6. Belanja Tak Terduga 1.000.000 1.000.000 2.500.000 2.500.000 JUMLAH BELANJA 337.983.000 634.966.000 858.966.400 913.170.000

(36)

BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1. Permasalahan Pembangunan

Dalam mengungkap isu-isu strategis harus berangkat dari permasalahan-permasalahan pembangunan di Desa Kemiri lor secara rinci sebagai berikut :

4.1.1. Pelayanan Dasar a. Bidang Pendidikan

1. Masih rendahnya ketersediaan sarana prasarana PAUD, TK dan SD; 2. Belum optimalnya penyelenggaraan pendidikan PAUD, TK dan SD; 3. Masih rendahnya keterjangkauan pelayanan PAUD;

4. Masih rendahnya kualitas pendidik dan tenaga kependidikan;

5. Masih rendahnya kualitas manajemen penyelenggaraan pelayanan pendidikan.

b. Bidang Kesehatan

1. Masih kurangnya pelayanan kesehatan dasar pada ibu melahirkan dan bayi, hal ini dikarenakan sulitnya jangkauan akses pelayanan kesehatan untuk ibu melahirkan, terlambatnya mengambil keputusan oleh pihak keluarga, terbatasnya bidan desa.

2. Masih tingginya angka kesakitan pada penyakit menular dan adanya kecenderungan meningkatnya angka kesakitan pada penyakit tidak menular. Hal ini disebabkan oleh masih rendahnya perilaku hidup bersih sehat, pola hidup sehat serta lingkungan yang masih kurang baik.

3. Masih kurangnya mutu pelayanan kesehatan baik sarana, prasarana maupun sumberdaya kesehatan.

4. Masih ditemukannya gizi buruk pada anak usia dibawah lima tahun. 5. Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan obat

rasional. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang membeli obat diluar resep dokter atau obat generik.

6. Cakupan pelayanan masyarakat miskin masih belum optimal.

c. Bidang Pekerjaan Umum : Jalan

1. Masih belum memadainya pelayanan jaringan transportasi, hal ini didasarkan atas kondisi jalan yang, dan masih banyaknya kerusakan.

Sampah

1. Meningkatnya volume sampah akibat bertambahnya jumlah penduduk. 2. Belum adanya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) maupun Tempat

Pembuangan Akhir (TPA).

Sumber Daya Air

1. Tidak sempurnanya kondisi jaringan irigasi dan jaringan pengairan lainnya untuk pemenuhan kebutuhan pengairan sawah.

2. Belum optimalnya pemanfaatan potensi air tanah, dikarenakan belum tersedianya peta potensi dan rencana pengembangan air tanah.

Limbah

Gambar

Tabel 2.3  Jumlah Penduduk per Dusun Tahun 2010-2014
Tabel 3.6  Proyeksi Belanja Desa Kalimeneng tahun 2015-2019

Referensi

Dokumen terkait

bahwa perencanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada huruf a, terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun dan

Rencana Kerja Pemerintah Desa yang selanjutnya disebut RKP Desa merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang memuat rencana penyelenggaraan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disebut dengan RPJM Desa adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa selanjutnya disingkat RPJM Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 6 (enam) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Grobogan disusun dengan maksud menyediakan sebuah dokumen perencanaan komprehensif 5 (lima) tahunan, yang akan

Rencana Kerja Pemerintah Desa yang selanjutnya disebut RKP Desa merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang memuat rencana penyelenggaraan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat (RPJM Desa) adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun yang memuat visi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnya disingkat RPJM Desa, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun, mencakup