Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering and Informatics Patria Artha University, South Sulawesi, Indonesia ISSN: 2549-6131| e-ISSN: 2549-613X
RANCANG-BANGUN SISTEM START OTOMATIS GENERATOR TIGA FASE
BERBASIS PLC DI UNIVERSITAS PATRIA ARTHA
Bustamin B1), Ismail Nurdin2)
1,2Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas Patria Artha
bustamin@patria-artha.ac.id, ismailnurdin@patria-artha.ac.id
Submited : 28 Oktober 2018 | Accepted : 29 Oktober 2018 Abstract
Programmable Logic Controller (PLC) pada dasarnya adalah sebuah komputer yang khusus berisi fungsi kontrol dari berbagai jenis dan level secara kompleksitas, yang dipergunakan untuk mengotomatiskan sistem kontrol pada mesin-mesin maupun proses. PLC dapat diprogram, dikontrol, dan di opersikan bahkan oleh seorang yang tidak begitu mahir dalam pengoperasian Komputer. Dalam penelitian ini, simulasi generator tiga fase dan PLC yang digunakan untuk men-start secara otomatis generator tiga fase yang dirancang dan disimulasikan, meliputi cara pemograman PLC untuk kebutuhan kontrol, dan pembuatan program dalam bentuk ladder diagram yang kemudian ditransfer ke modul PLC untuk menjalankan perintah sesuai dengan setting-an yang telah dirancang. Sistem ini bekerja secara otomatis ketika suplai listrik dari PLN terputus, maka PLC mendapat signal untuk menjalankan Genset. Jika keadaan ini terjadi maka sistem start otomatis akan aktif sesuai waktu starter yang telah ditentukan pada program, sampai beban mendapatkan suplai listrik.
Keyword: Rancang Bangun, Starter Otomatis, PLC PENDAHULUAN
Seiring dengan kemajuan teknologi di segala bidang, maka catu daya utama PLN sangat berpengaruh terhadap penyedian energi listrik bagi layanan publik, baik itu daya besar maupun daya kecil [1]. Akan tetapi suplai daya utama yang berasal dari PLN tidak selamanya kontinyu dalam penyalurannya, suatu saat pasti terjadi pemadaman total yang dapat disebabkan oleh gangguan pada sistem pembangkit, atau gangguan pada sistem transmisi dan sistem distribusi. Berdasarkan hal diatas agar tidak terjadi pemadaman total pada penerangan ruangan maupun daerah penting yang harus mendapat suplai energi listrik secara terus-menerus, maka dibutuhkan generator set (Genset) sebagai back-up suplai utama (PLN) [2].
Sebagai kontrol kapan genset
mengambil alih suplai tenaga listrik ke beban ataupun sebaliknya maka diperlukan sistem
kontrol yang dapat bekerja secara otomatis untuk menjalankan genset saat terjadi pemadaman dari PLN, Kontrol otomatis ini biasanya disebut Automatic Transfer Switch (ATS), dan Automatic Main Failure (AMF) atau sistem interlok PLN-Genset. Akan tetapi, ditinjau dari segi ekonomis, modul AMF buatan pabrik harganya mahal. Hal ini disebabkan karena alat tersebut didesain khusus untuk keperluan AMF. Oleh sebab itu sebagai alternatif, dalam penelitian ini akan di desain modul AMF dan ATS menggunakan controller Ladder Diagrammable Logic Control (PLC) [3]. Dari segi ekonomis PLC harganya lebih murah dibandingkan dengan AMF buatan pabrik. Hal ini disebabkan karena PLC didesain untuk keperluan general progres. PLC pada dasarnya mempunyai fungsi tunggal yaitu, sebagai pengganti kerja relai atau kontaktor. Karena kemampuan controller
permasalahan kontrol. Sehingga
memungkinkan perangkat tersebut
mempunyai kemampuan aplikasi yang luas, baik di bidang industri, perkantoran, maupun rumah tangga.
Bagaimana menstart otomatiskan
generator portable ketika terjadi pemadaman suplai listrik PLN secara tiba-tiba, dan Bagaimana desain dan pengujian alat sistem start otomatis genset tiga fase dengan menggunakan PLC menjadi pembahasan utama mengenai Rancang Bangun alat transfer swicth pada jaringan listrik secara otomatis pada mesin generator portable tiga fase. Untuk lebih memfokuskan pembahasan penelitian ini, maka masalah yang ditangani dari penelitian ini dibatasi dengan menggunakan PLC Schneider Electric / Telemecanique SR2B121FU serta Software yang digunakan untuk menuliskan program rancangan pada PLC adalah ZelioSoft 2. TINJAUAN PUSTKA
Generator
Genset atau sistem generator
penyaluran adalah suatu generator listrik yang terdiri dari panel, berenergi solar dan terdapat kincir angin yang ditempatkan pada suatu tempat. Ketika terjadi pemadaman catu daya utama (PLN) maka dibutuhkan suplai cadangan listrik dan pada kondisi tersebut Generator-Set diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik terutama untuk beban-beban prioritas. Genset dapat digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau "off-grid" (sumber daya yang tergantung atas kebutuhan pemakai). Genset sering digunakan oleh rumah sakit dan industri yang membutuhkan sumber daya yang mantap dan handal (tingkat keandalan pasokan yang tinggi), dan juga untuk area pedesaan yang tidak ada akses untuk secara komersial dipasok listrik melalui jaringan distribusi PLN yang ada [4].
Konstruksi generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu: stator dan rotor.
a. Stator
Yaitu bagian diam yang
mengeluarkan tegangan bolak balik. Stator terdiri dari badan generator yang terbuat dari baja yang befungsi melindungi bagian dalam generator, kotak terminal dan name plate pada
generator. Inti stator yang terbuat
dari bahan ferromagnetik yang
berlapis-lapis dan terdapat alur-alur tempat meletakkan lilitan stator.
Lilitan stator tempat untuk
menghasilkan tegangan. b. Rotor
Yakni bagian bergerak yang menghasilkan medan magnet yang menginduksikan ke stator. Rotor terbentuk kutup sepatu (salient) atau kutup dengan celah udara sama rata (rotor silender).
Gambar 1: Konstruksi generator arus bolak-balik Keterangan: 1. Stator: 1. Rumah stator 2. Inti stator 3. Lilitan stator 4. Alur stator 5. Kontak hubung 6. Sikat Rotor: 1. kutub magnet 2. lilitan penguat magnet 3. cincin seret (slip ring) 4. poros
Prinsip Kerja Generator
Ketika kumparan sejajar dengan arah
medan magnet (membentuk sudut 00o), belum
terjadi arus listrik dan tidak terjadi GGL induksi. Pada saat kumparan berputar perlahan-lahan, arus dan GGL beranjak naik
sampai kumparan membentuk sudut 900o. Saat
itu posisi kumparan tegak lurus dengan arah medan magnet. Pada kedudukan ini kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai maksimum. Selanjutnya, putaran kumparan terus berputar, arus dan GGL makin berkurang. Ketika
kumparan sejajar dengan arah medan magnet, maka GGL induksi dan arus induksi menjadi nol. Putaran kumparan berikutnya arus dan tegangan mulai naik lagi dengan arah yang
berlawanan. Pada saat membentuk sudut 270o,
terjadi lagi kumparan berarus tegak lurus dengan arah medan magnet. Pada kedudukan kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai maksimum lagi, namun arahnya berbeda. Putaran kumparan selanjutnya, arus dan
tegangan turun perlahan-lahan hingga
mencapai nol dan kumparan kembali ke posisi
semula hingga membentuk sudut 360o.
Gambar 2: Prinsip kerja generator Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik. Prinsip kerja generator arus bolak-balik satu fase (alternator) pada dasarnya sama dengan generator arus bolak-balik tiga fase, akan tetapi pada generator tiga fase memiliki tiga lilitan yang sama dan tiga tegangan outputnya
berbeda fase 120o pada masing-masing fase.
Gambar 3: Skema lilitan stator generator tiga fase
Jumlah kutub generator arus bolak-balik tergantung dari kecepatan rotor dan frekuensi dari ggl yang dibangkitkan. Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan persamaan :
𝑓 = 𝑛 60𝑥 𝑝 2 … … … 2.1) 𝑓 = 𝑛𝑝 60 … … … . . (2.2) Dimana : f = frekuensi tegangan (Hz) p = jumlah kutub pada rotor n = kecepatan rotor (rpm)
𝑝 = 𝑝2= jumlah pasang kutup
Programable Logic Controller
Prinsip kerja PLC adalah menerima input dari perlatan diskrit on/off atau analog (sensor). Modul input mengidentifikasi serta mengubah sinyal tersebut kedalam bentuk tegangan yang sesuai dan mengirimkannya ke CPU (central processing Unit) [5]. Sinyal input tersebut diolah, kemudian dikirim ke modul output berdasarkan program yang telah disimpan di CPU. Selama proses operasinya, CPU sebuah PLC melakukan tiga operasi utama, yaitu: (1) Membaca data masukan melalui modul input, (2) Mengeksekusi program kontrol yang telah dirancang dan tersimpan pada memori, (3) Memperbaharui data-data pada modul output PLC [6].
Perangkat Keras PLC
PLC dapat berarti sebagai alat pengendali logika yang dapat diprogram. PLC ini merupakan perangkat kontrol yang menerima data input dari luar yang ditransfer dalam bentuk keputusan yang bersifat logika dan disimpan dalam memori [7]. PLC mempunyai beberapa perangkat keras yaitu [8]:
1. Central Processing Unit
CPU merupakan pusat pengolah dan pengontrol data dari seluruh sistem kerja PLC. Proses yang dilakukan oleh CPU ini antara lain adalah mengontrol semua operasi, mengolah program yang ada dalam memori, serta mengatur komunikasi antara input/output, memori dan CPU melalui sistem BUS. CPU juga berfungsi menjalankan dan mengolah fungsi-fungsi yang diinginkan berdasarkan program yang telah ditentukan.
2. Memori
Agar PLC dapat bekerja sesuai harapan maka dibutuhkan suatu program untuk menjalankannya. Program tersebut harus disimpan dengan cara tertentu agar PLC dapat mengakses perintah-perintah sesuai yang diinstruksikan. Disamping itu juga diperlukan untuk menyimpan data sementara selama pelaksanaan program.
3. Model Input/Output
Model input/output merupakan piranti yang
menghubungkan antara PLC dengan
peralatan yang dikendalikannya. Sebagai
contoh pada PLC OMRON rata-rata
mempunyai 16 built-in input yang terpasang pada unit 0 CH (zero channel). Namun demikian jumlah ini dapat ditambah dengan memasang unit ekspansi I/O. Model input atau output tambahan ini dapat dipasang secara bebas sesuai dengan kebutuhan.
4. Programming Console
Perangkat ini merupakan panel pemograman yang didalamnya terdapat RAM yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan semi permanen pada sebuah program yang sedang dibuat atau dimodifikasi. Program yang dituliskan ke dalam console harus dalam bentuk memonik. Perangkat ini dapat dihubungkan langsung ke CPU dengan menggunakan kabel ekstention yang dapat dipasang dan dilepas setiap saat. Apabila proses eksekusi program telah melewati satu putaran maka panel (Programming Console) ini dapat dicabut dan dipindahkan ke CPU lain, sedangkan CPU yang pertama tadi masih tetap bisa untuk menjalankan programnya, tetapi harus pada posisi RUN atau MONITOR.
5. Sourcing dan Sinking
Istilah sourcing (pensumberan) dan sinking (pembuangan) digunakan untuk
mendiskripsikan cara penghubungan
perangkat-perangkat DC ke PLC. Dengan metode sourcing, dan mengasumsikan arah aliran arus yang konvensional, dari positif ke genatif, sebuah perangkat input menerima arus dari modul input, aritnya, modul input adalah sumber (source) arus. Apabila arus mengalir dari modul output kesebuah medan output, maka modul output dikatakan berada dalam mode sourcing,
MODUL INPUT OUTPUTMODUL
(a) (b)
-Perangkat Input Perangkat Output
Gambar 4: Sourcing (Bolton, 2004).
Pada metode sinking, dengan
mengasumsikan bahwa arah aliran arus konvensional dari positif ke genatif, sebuah perangkat input memberikan arus ke modul input. Maksudnya, modul input merupakan tempat pembuangan (sink) arus. Apabila arus mengalir ke modul output dari sebuah beban output maka modul output dikatakan berada dalam metode sinking (Bolton, 2004).
Untuk memahami kerja PLC maka harus memahami terlebih dahulu prinsip kerja relai, dimana relai memiliki coil yang disuplai oleh sumber tegangan dan kontak yang menghubungkan dua terminal.
Dari prinsip kerja PLC signal dari device input on/off akan mengaktifkan semua coil input yang mencerminkan masing-masing device input (dalam hal ini disimpan dalam sebuah memori data input) semua coil ini akan mengontrol kondisi on/off internal kontak yang tersusun dalam sebuah program PLC.
Sesuai prinsip logika relai, PLC akan mengolah program secara urut dan kontinyu (loop) sehingga menghasilkan sebuah hasil program berupa kondisi on/off internal coil output-an yang disimpan dalam memori data output-an dan latch memory. Internal coil output-an ini yang sudah tersimpan dalam memori ini akan mengontrol kontak output semu yang menghubungkan device output dan sumber tegangan.
(a) PROGRAMABLE CONTROLLER PLC PROGRAM PLC SOURCE DC POWER SUPLAY OUTPUT COM 24 V DC XY 0 XY 1 Y 0 Y 1 0 V XX 0 XX 1 X 0 X 1 Y 0 X 0 X 1 (b)
Gambar 5: (a) Ladder diagram PLC, (b) Blok diagram PLC (Dunia-listrik, 2009)
a) Di dalam PLC diassosiasikan memiliki coil bayangan/semu MX dan kontak semu MY(masing-masing adalah memori data input dan output)
b) Coil MX mendapat suplai tegangan 24V DC melalui input PLC yaitu tombol X0 dan tombol X1
c) Kontak MY mendapat suplai tegangan misal 220 Volt yang memikul beban lampu Y0 dan Y1 melalui kontak bayangan MY
d) Jika tombol X0 ditekan (walaupun sebentar), maka coil bayangan MX0 akan bekerja sehingga kontak-kontaknya akan berubah status. Coil bayangan MX0 ini akan merubah status kontak yang berada dalam bahasa pemograman PLC. Dalam hal ini kontak X0 akan menjadi close (tertutup) walaupun tombol X0 dilepas, kontak Y0 akan mengunci sampai tombol X1 dilepas e) Karena kontak X tertutup, maka coil Y0
akan bekerja dan merubah status kontak MY0 menjadi tertutup, dalam hal ini lampu L1 akan mendapat suplai tegangan dan menyala
f) Jika tombol X2 ditekan, maka coil bayangan MX1 akan bekerja dan mengubah
status kontak NC dalam bahasa
pemrograman menjadi terbuka, dalam hyal ini coil Y0 menjadi tidak aktif
g) Karena coil Y0 tidak aktif, maka kontak bayangan MY0 terbuka dan lampu L1 mati, (Dunia-listrik, 2009).
METODE PENELITIAN
Dalam pelaksanaan penelitian ini,
dilakukan rancang bangun system starter
otomatis
genset
portable
dengan
menggunakan perangkat keras dan
perangkat lunak untuk menghasilkan suatu
sistem control otomatis genset berbasis
PLC.
1. Bahan Utama Rancang Bangun
a. Programamable logic Controller (PLC) Scheneider
Gambar 6: PLC schneider electric/telemecanique SR2B121FU PLC yang digunakan untuk merancang beberapa proses pengontrolan start genset otomatis tiga fase dalam penelitian ini adalah
PLC Schneider Electric/Telemecanique
Gambar diatas dan spesifikasinya [9]:
1) compact smart relay Zelio Logic - 100 - 240 V
2) Range of product: Zelio Logic
3) Product or component type: Compact smart relay
4) Local display: With
5) [Us] rated supply voltage: 240 V AC 6) Supply current: 100 mA without extension 7) Discrete input number: 8 EN/IEC 61131-2
type 1
8) Discrete input current: 4 mA 9) Analogue input number: 4 10) Number of outputs: 4 relay 11) Clock: With.
Deskripsi tersebut menunjukkan bahwa PLC yang digunakan dapat mensuplai tegangan 240 V AC selain itu, PLC ini memiliki terminal input 8 buah, dan terminal output 4 buah, sedangkan kerja tegangan internalnya sebesar 240 V AC, sehingga semua input yang digunakan bekerja pada tegangan 240 V AC.
b. Uninterruptible Power Supply (UPS)
Perangkat ini adalah perangkat yang biasanya menggunakan baterai backup sebagai catu daya alternatif, untuk dapat memberikan suplai daya yang tidak terganggu untuk perangkat elektronik yang terpasang, UPS merupakan penyedia daya listrik sangat penting dan diperlukan dalam proses pengontrolan agar PLC tetap aktif untuk menghidupkan genset secara otomatis.
c. Relay
Perangkat ini merupakan suatu piranti yang menggunakan elektromagnet untuk
mengoperasikan seperangkat kontak
sakelar. Susunan paling sederhana terdiri dari kumparan kawat penghantar yang dililit pada inti besi. Bila kumparan ini
dienergikan, medan magnet yang
terbentuk menarik armatur berporos yang digunakan sebagai pengungkit mekanisme sakelar. Prinsip kerja relai adalah jika diberi sumber tegangan kerja maka semua kontak-kontaknya akan berubah status. Kontak NO tertutup dan kontak NC terbuka.
d. Minatur Circiut Breaker
MCB adalah pengaman atau pemutus rangkaian yang di lengkapi dengan pengaman Thermis (Bimetal) untuk beban lebih dan pengaman relai untuk arus lebih dan hubung singkat. Alat pemutus otomatis yang sangat baik digunakan untuk mendeteksi besaran arus lebih. Bimetal ini dapat memulai secara langsung bila arus melebihi arus nominalnya. Dimana dalam waktu yang sangat singkat dapat beroperasi sehingga rangkaian beban terlindungi, juga dilengkapian dengan magnet tripping yang berkerja secara manual dengan menekan tombol dan
berdasarkan waktu yang diatur untuk pemutusannya.
e. Alat Ukur
Volt Meter : Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui besarnya tegangan. Cara penyambungan dari Volt-meter adalah dengan menghubungkan paralel dengan sumber daya listrik (power source).
Ampere Meter : Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui besarnya arus/aliran listrik baik berupa arus listrik yang diproduksi mesin pembangkit (genset) dan arus listrik dari PLN, cara penyambungan dari ampere meter adalah dengan menghubungkan seri dengan sumber daya lsitrik (power source). 2. Konfigurasi-konfigurasi PLC
Perencangan dan pembuatan sistem kontrol otomatis genset ini meliputi perangkat keras dan perangkat lunak, dan Konfigurasi sistem.
PLN GENSET
Kontak Relay 1 Kontak Relay 5
PLC
input
output
Kontak Relay 2 Kontak Relay 3
Genset on/off Push StarterGenset
Kontak Relay 4
BEBAN
Gambar 7: Diagram blok sistem start genset otomatis
Secara umum, konfigurasi dari sistem tersebut terdiri dari unit catu daya PLN dan catu daya satu buah genset sebagai modul ATS, dan PLC sebagai modul AMF. Dari sisi masukan (input) terdiri dari beberapa output. Sistem Kontrol yang digunakan adalah PLC
merek Telemecanique SR2B121FU.
Diagram blok sistem start genset otomatis
Pada bagian pertama adalah unit catu
daya PLN dan Genset sebagai ATS,
kemudian pada bagian kedua, adalah PLC
sebagai modul AMF, yang berfungsi untuk
menjalankan program dan mengolah data
dari deteksi input. Input/output sistem
start otomatis genset portable dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1: Konfigurasi input/output
Input Deskripsi Output Deskripsi I1(discrete input) Tegangan PLN Q1 (output relai) Switch Genset I2(discrete input) Tegangan genset Q2(output relai) Start Genset I3(discrete
input) Mode auto
Q3 (output relai)
Switch Genset
Berdasarkan konfigurasi (bentuk)
input/output pada tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa kontak relai 2 (Q1), merupakan output kontak switch-on genset yang berfungsi untuk memberikan signal pada (Q2) bahwa suplai listrik dari PLN padam dan genset siap dijalankan, lalu, start genset kontak relai 2 (Q2) merupakan output untuk memerintahkan menstarter genset. Start genset dilakukan satu kali jika, genset langsung hidup pada saat start pertama kali, akan tetapi genset belum hidup, maka output Q2 (relai kontak 3) akan terus men-starter genset sampai benar-benar aktif dan menghasilkan tegangan, setelan waktu starter genset adalah 2 detik. Setelan waktu ini dapat dirubah lewat program PLC, kemudian Output kontak relai 4 (Q3), adalah output untuk memerintahkan output (Q2) dari input-an kontak relai 5 (I3) bahwa genset telah aktif
maka kontak relai 4 (Q2) akan
memberhentikan starter-nya.
Adapun lanngkah-langkah dalam penelitian rancang bangun start otomatis genset portable tiga fase dengan cara perancangan dan perakitan start otomatis generator dengan menggunakan PLC terdiri dari perancangan dan perakitan start otomatis dengan melalui kontaktor relay PLC dari generator ke PLN, perancangan dan perakitan rangkaian untuk men-starter genset sampai genset menyala, perancangan rangkaian pengoperasian genset untuk mensuplai tegangan pada beban, perancangan program
(pembuatan ladder diagram PLC di komputer) dan mentransfer data dari software PLC (tempat pembuatan ladder diagram) ke memori PLC, setelah itu dilakukan pengujian alat rangkaian starter berbasis PLC sebagai pengontrol untuk mengetahui berhasil atau tidaknya rangkaian starter.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tahapan ini dilakukan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah alat yang dirancang sudah beroperasi sesuai dengan yang diharapkan sehingga dapat dilakukan untuk pengambilan data yang diperlukan. Sedangkan pembahasan dilakukan untuk membuktikan hasil pengoperasian secara otomatis. Simulasi start genset otomatis ini menggunakan sepeda motor.
Hasil Rancang Bangun merupakan tahap yang sangat penting dalam setiap bagian rangkaian, dan rangkaian keseluruhan dalam bentuk ladder diagram. Foto starting diperlihatkan pada Gambar di bawah ini:
Gambar 8: Hasil rancang bangun
PLC UPS 24 V DC M C B RELAI K 2 RELAI K 3 RELAI K 5 RELAI K 4 POWER SUPLAI RELAI K 1 Q1 Q2 Q3 Q4 M C B + -PLN 220V AC I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 GENSET PUSH STARTE R SWITCH ON/OFF GENSET BEBAN PLN BEBAN GENSET GENSET POWER RUN POSISI GENSET AKTIF COM COM COM COM COM NO NC NO NO NO
Gambar 9: Wiring diagram otomatis generator tiga fase
Dalam rancang bangun transfer otomatis start generator tiga fase berbasis PLC terhadap jaringan listrik yang meliputi pengujian program starting sebagai berikut:
a. Jika terjadi pemadaman pada suplai utama PLN maka I2 akan mendeteksi keadaan tersebut dan kontak relai PLN yang tadinya pada posisi saklar tertutup (NO) berubah posisi saklar terbuka (NC), dan output Q1 (genset switch on) berubah posisi saklar terbuka (NC) lampu indikator genset menyala.
(a)
(b)
(c)
Gambar 10. Switch on genset, (a)Ladder diagram, (b)Discrete input, (c)Discrete
output
b. Lampu indikator genset menyala dan memberikan signal ke output Q2 (genset push starter), kemudian output Q2 melakukan proses starter pada genset. program PLC, dan waktu yang dibutuhkan untuk men-starter genset disetting selama 2 detik. Dari hasil pengujian yang dilakukan program start genset tersebut berjalan sesuai dengan setelan.
(a)
(b)
(c)
Gambar 11. Penyalaan genset: (a) Ladder diagram starting genset (b)Discrete input starting genset (c)Discrete output starting
genset
c. Ketika PLN menyala kembali, anak kontak K1 yang tadinya pada posisi terbuka, kembali pada posisi tertutup, maka suplai dari genset terputus dan output Q1 (relai kontak 3) menstopkan kerja genset ketika PLN kembali aktif.
(a)
(c)
Gambar 12. Penghentian genset: (a) Ladder diagram stop starter.(b) Discrete input stop
starter (c) Discrete output stop starter 2. Peralatan input dan output
Peralatan input dan output terdapat 8 inputan dan 4 outputan, tegangan yang dibutuhkan 24 V DC. Karena PLC dialiri tegangan 24 V DC maka input/output-nya harus bersumber dari tegangan 24 V DC pula. PLC terpakai hanya 3 input dan 3 output yaitu:
a. Input ke PLC
1) Input-an 1 (I1) terdapat MCB sebagai on/off program
2) Input-an 2 (I2), terdapat kontak K1 220 V AC PLN yang dialiri tegangan 24 V DC melalui com kontak relai K1
3) Input-an 3 (I3), terdapat kontak relai K5 220 V yang dialiri tegangan dari genset. b. Output PLC
1) Output Q1 terdapat kontak relai K2 24 V switch on genset
2) Output Q2 terdapat kontak relai K3 24 V starter genset
3) Output Q3 terdapat kontak relai K4 untuk menyalakan beban PLN dan genset.
KESIMPULAN
Telah diranjang suatu alat rancang bangun sistem starter otomatis genset tiga fasa
berbasiskan PLC, kemudian dapat
direalisasikan dari starter generator melalui inputan PLC selama dua detik, dan start genset otomatis dilakukan dengan setelan pada program PLC karena pada saat keadaan sumber utama padam (PLN) maka PLC akan mendapat suplai dari UPS/baterai untuk menjalankan program dan men-starter generator secara otomatis.
REFERENSI
[1] M. Rais and A. Astuty, “STUDY ON SHORT CIRCUIT ELECTRICAL SYSTEM PT. PLN (Persero) SULSELBAR,” Patria Artha Technol. J., vol. 1, no. 2, pp. 95–106, 2017.
[2] Mochammad Apriyadi Hadi Sirad,
“Keandalan Jaringan Distribusi Primer 20KV Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku Dan Maluku Utara Cabang Ternate,” Patria Artha Technol. J. , vol. 1, no. 1, pp. 37–42, 2017.
[3] N. W. Rasmini, “Panel Automatic Transfer Switch (ATS)–Automatic Main Failure (AMF) DI Perumahan Direksi BTDC,” Log. J. Ranc. Bangun dan Teknol., vol. 13, no. 1, p. 16, 2017.
[4] Mochammad Apriyadi Hadi Sirad,
“OPTIMIZATION OF THE FEASIBILITY OF MICRO HYDRO POWER PLANT (PLTMH) RAMPUSA SUB DISTRICT OF LEMBANG
REGENCY PINRANG,” Patria Artha
Technol. J. , vol. 1, no. 2, pp. 107–122, 2017.
[5] B. B. Bustamin, “DESIGN OF AUTOMATIC GENERATOR START SYSTEM PORTABLE ONE PHASE BASED PLC,” Patria Artha Technol. J., vol. 2, no. 1, pp. 27–36, 2018.
[6] K. Irpan, “Simulasi Pengaturan Start-Stop Dan Pembebanan Tiga Generator Dengan Kontrol Menggunakan PLC,” Simulasi Pengaturan Start-Stop Dan Pembebanan Tiga Gener. Dengan Kontrol Menggunakan PLC, 2009.
[7] R. Aminuddin, “Optimasi Model Sistem Pembelajaran Praktikum Mikrokontroler Berbasis Kit Arduino-Uno Di Universitas Patria Artha Makassar,” Patria Artha Technol. J., vol. 1, no. 1, p. 69, 2017. [8] H. Wicaksono, “Programmable Logic
Controller,” Teor. Pemograman dan Apl. Dalam Otomasi Sist. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.
[9] I. Winarsih and R. Mahendra, “Sistem parkir otomatis menggunakan RFID berbasiskan mikro kontroler AT 89S51,” Univ. Trisakti, 2009.
Ucapan Terima Kasih, kami sampaikan kepada Kementrian Ristek Dikti atas bantuan
hibah dana penelitian melalui LPPM