• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar

Petisah Medan

Dwi Lindarto H., Firman Eddy

Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Abstrak

Perkembangan pembangunan kawasan niaga di pusat kota selayaknya menampilkan tatanan yang mendukung urban economics. Dalam kenyataannya Pasar Petisah Medan mengindikasikan penu-runan vitalitas kawasan berupa kekacauan pemanfaatan ruang dan kehampaan aktifitas (activity flight) di malam hari yang memerlukan revitalisasi. Jelajah ini bertujuan sebagai upaya revitalisasi degradasi wilayah urban dengan mengungkap potensi tempat berkarakter sesuai ciri sense of place

(Lynch, 1981) dengan batasan lokasi square and street (Krier,1975) serta kemungkinan potensi

linkage visual (Zahnd, 1999). Dengan pendekatan metode kualitatif dilakukan observasi, interview

dan analisis skoring likert terhadap tempat berkarakter serta kemungkinan linkage kawasan. Hasil analisis menunjukkan pathway (street market jalan Nibung Baru), nodes (simpang Gatot Subroto),

district (area parkir jalan Nibung Baru) dan landmark (Pasar Petisah) sebagai square berpotensi dipadukan dengan kegiatan street sebagai suatu linkage visual. Hasil kajian ini bermanfaat sebagai data awal bagi penyusunan konsep revitalisasi guna meningkatkan urban economics Pasar Petisah Medan.

Kata-kunci : genius loci, pasar petisah medan, revitalisasi

Pengantar

Salah satu tolok ukur hasil pembangunan kota adalah perkembangan kawasan niaga dalam kecenderungan aglomerasi niaga. Dalam kenya-taannya tidak semua kawasan niaga perkotaan ini mampu menampilkan perwajahan urban economics yang menarik bahkan mengindika-sikan penurunan vitalitas kawasan yang ditandai dengan kekacauan penggunaan ruang luar untuk kegiatan perdagangan. Vitalitas menunjuk kepada kondisi keefektifan suatu tempat dalam fungsinya sebagai utilitas pendukung kegiatan masyarakat kota (Lynch, 1981). Kondisi deg-radasi vitalitas dan ketidak efektifan kawasan niaga terjadi juga di Pasar Petisah Medan yang menunjukkan suasana sprawl pemanfaatan ru-ang luar kawasan. Di malam hari Pasar Petisah menjadi kawasan kota mati yang ditinggalkan oleh penghuni (residential flight) dan keham-paan aktifitas (activity flight). Kawasan ini ter-kesan teralienasi padahal kawasan ini berada

pada posisi strategis di tengah kota dan diling-kupi oleh pusat kegiatan niaga lainnya yang cukup ramai.

Dewasa ini salah satu inovasi model pening-katan vitalitas kawasan dalam tindak revitalisasi adalah retrofitting suburban (Dunham, 2009).

Retrofitting adalah pendekatan revitalisasi yang berbasis sustainable development. Model ini me-manfaatkan potensi lingkungan (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat) dengan pene-kanan terhadap penggalian potensi kearifan lokal yang oleh Norberg-Schulz (1991) disebut sebagai genius loci atau esensi/jiwa tempat untuk nantinya diangkat sebagai urban catalyst

daya tarik kawasan. Mencermati permasalahan degradasi vitalitas pemanfaatan ruang kota di pasar Petisah maka diperlukan suatu peren-canaan pembangunan strategis yang jika di-sandarkan pada model revitalisasi retrofitting sub-urban tersebut diperlukan adanya kajian de-ngan tujuan bagaimana mengungkap potensi

(2)

kearifan tempat di Pasar Petisah. Hasil kajian ini berguna sebagai suatu data awal pendukung konsep perancangan desain revitalisasi Pasar Petisah Medan.

Metode Kajian

Sesuai dengan tujuan kajian untuk dapat meng-ungkap obyek tempat yang menarik bagi mas-yarakat untuk berniaga maka digunakan metode

mixed-method dengan strategi eksplanatoris se-kuensial (Creswell, 2014). Pengumpulan data awal dilakukan dengan observasi langsung pe-neliti terhadap variabel tempat yang mencirikan

landmark, edge, nodes, path dan district (Lynch, 1960). Tempat dengan ciri demikian dimaknai memiliki kekuatan daya tarik (sense of place) yang kuat.

Tabel 1. Variabel dan indikator obyek observasi

No Variabel Indikator

1 Landmark Bangunan khas, menjulang,

artistik, sejarah, focal point,

kedalaman/depth, ketinggian,

mencolok, penanda tempat

2 Edge Tepian, pembatas ruang/tempat,

batas antara.

3 Path Jalur sirkulasi, kegiatan berarah,

apitan bangunan, bangunan

sejajar, bangunan pengarah,

lorong

4 District Wilayah, kawasan, lingkup

daerah, nama penanda kawasan, sebutan khas wilayah

5 Node Simpul, pertemuan jalur sirkulasi,

simpang jalan

6 Event /

Celebration Kegiatan perayaan khas, kegiatan sosial khas

Sumber : Genius Loci, Norberg-Schulz (1991), diolah Dengan menempatkan peneliti sebagai alat ukur kajian, dilakukan observasi atas suatu obyek berkarakter in situ untuk melihat korelasi tingkat keramaian penggunaan tempat pada tempat yang dinilai berkarakter. Analisis dilakukan de-ngan metode skoring skala likert hingga di-peroleh tingkat daya tarik tempat berkarakter sesuai dengan keramaian pengguna tempat tersebut. Secara sekuensial dilakukan validasi dengan wawancara terstruktur model in depth interview terhadap sample sejumlah 86 res-ponden secara purposive sampling atas populasi 148 masyarakat pedagang yang mempunyai la-pak dagang di tempat tersebut. Kajian ini meru-pakan pemetaan tempat yang berdaya tarik

sesuai ciri sense of place (Lynch, 1981) dengan batasan lokasi square and street (Krier,1975) serta kemungkinan potensi linkage visual

(Zahnd, 1999). Kawasan Pasar Petisah sebagai obyek kajian merupakan salah satu pusat kegiatan ekonomi utama di kota Medan. Kawa-san pasar Petisah terletak di Jalan Kota Baru 3, Jalan Rotan, dan Jalan Rajak Baru, kawasan ini dikelilingi oleh bangunan ruko 3 lantai dengan fungsi sebagai bangunan komersil, tempat tinggal dan kantor. Kawasan ini sangat strategis terletak di pusat kota dengan akses jalan dari berbagai arah.

Gambar 1. Lokasi kajian Pasar Petisah Medan

Gambar 2. Karakter Ruko Pasar Petisah

Pasar Petisah memiliki potensi sebagai identitas atau ikon kota Medan. Kawasan pasar Petisah diapit oleh tiga kawasan niaga yaitu: kawasan pusat niaga/mobil di Jalan Nibung Raya, pusat jajanan kuliner khas kota Medan di Jalan

(3)

Mojopahit, dan Plaza Medan Fair di Jalan Gatot Subroto. Peningkatan jumlah pedagang dari berbagai daerah kota Medan mengakibatkan daya tampung Pasar Petisah tidak memadai, sehingga banyak pedagang yang berjualan di badan jalan sehingga kawasan tersebut menjadi kumuh.

Analisis dan Interpretasi Analisis Sense of Place

Sense of place atau citra kota merupakan imaji menarik yang melekat pada persepsi atau gambaran mental masyarakat yang ditimbulkan oleh daya tarik kawasan. Lynch (1981) meng-ungkapkan terdapat tiga komponen yang mem-pengaruhi ketertarikan terhadap citra kawasan yaitu pertama, potensi yang dibacakan (berupa identitas) artinya orang dapat memahami gam-baran perkotaan melalui obyek menarik, per-bedaan antar obyek, hal unik. Kedua, potensi yang disusun (struktur bangunan kota) artinya orang dapat mencermati pola melalui hubungan obyek-obyek, hubungan subyek-obyek, pola nyata yang terlihat. Ketiga, potensi yang diba-yangkan (meaning/makna) artinya orang dapat mengalami ruang perkotaan melalui pengala-man pada ruang yang bermakna.

Hasil analisis lapangan berdasar karakter sense of place sebagai berikut :

Gambar 3. Potensi Landmark Kawasan (analisis, 2016)

Landmark atau tetenger di kawasan Petisah antara lain Pusat Belanja Carefur, Kantor polisi, ruko kado dan pasar Petisah sebagai bentukan dan fungsi yang menjadi tujuan masyarakat berkegiatan di kawasan Pasar Petisah.

Gambar 4. Potensi Path Kawasan (analisis,2016) Path A adalah jalur jalan Nibung Raya- Jalan Nibung Baru. Path B adalah jalur jalan Nibung Baru3 – jalan Gatot Subroto, Path C adalah jalur sepanjang tepian antara ujung jalan Nibung Baru 3 dan jalan Gatot Subroto.

(4)

Potensi daya tarik district kawasan berada pada kawasan gedung pasar Petisah, kawasan Care-four, kawasan rukokado, Kawasan Jalan Ni-bung dan kawasan kantor Pemerintahan.

Sementara edge dalam pengertian ruang perba-tasan antara kegiatan dalam hal ini berupa tro-toar atau jalur pemisah antara kendaraan dan pejalan kaki meliputi hampir seluruh tepian ru-ang luar kawasan kajian.

Gambar 6. Potensi Node Kawasan (analisis,2016)

Simpul jalan yang disebut sebagai node meru-pakan simpangan jalan yang menarik bagi mas-yarakat sebagai tempat penentuan orientasi per-jalanan seseorang. Simpul dimaksud adalah sim-pang kantor polisi, simsim-pang parkiran jalan Ni-bung 3 dan Simpang Gatot Subroto

Gambar 7. Potensi kegiatan berkarakter khas (analisis, 2016)

Terdapat beberapa tempat dengan karakter kegiatan dagang yang khas misalnya kuliner khas Medan, India dan fashion kaki lima berada di tepian jalan Gatot Subroto, Parkiran Jalan Nibung Baru, Koridor jalan Nibung Baru.

Analisis data ketertarikan masyarakat terhadap obyek yang berdaya tarik dengan cara tabulasi berskala likert (dengan skala lajuan 1=kurang menarik, 2=cukup menarik, 3=menarik, 4=sangat menarik) menunjukkan obyek yang diminati masyarakat adalah sebagai berikut :

landmark path nodes district edge

Grafik 1. Analisis daya tarik obyek (analisis, 2016) Sebaran data menunjukkan bangunan Pasar Pe-tisah merupakan landmark menonjol (f=40%), jalan Nibung baru merupakan path yang mena-rik (f=65%), jalan Nibung baru merupakan node

yang diminati (f=38%), parkiran jalan Nibung sebagai distrik yang menarik (f=48%), trotoar jalan Gatot Subroto sebagai tepian/edge yang paling menarik (f=36). Obyek-obyek ter-sebut dinilai paling memiliki andil terhadap daya tarik ruang dagang yang diminati masya-rakat

Analisis Linkage Visual

Salah satu metode perancangan kota adalah model Linkage visual yang diteorikan oleh Ed-mund Bacon (1978) yang membahas menge-nai hubungan suatu tempat dengan tempat lainnya. Teori ini selaras dengan tujuan kajian berkaitan dengan pembentukan konsep revitalisasi

kawa-0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

(5)

san Pasar Petisah. Teori ini menegaskan hubu-ngan dan sirkulasi gerakan dinamis suatu kegi-atan di perkotaan sebagai suatu urban fabric.

Vitalitas kota dipengaruhi oleh kemunculan pu-sat kegiatan yang kerap terfragmentasi, kare-nanya diperlukan suatu arahan penghubung yang membantu perkembangan suatu wilayah.

Linkage visual berarti peng-hubungan antara pusat kegiatan (fragment kota) secara visual terbedakan menjadi linkage yang menghubung-kan dua daerah secara netral dan linkage yang menghubungkan dua daerah dengan penguta-maan pada satu daerah yang potensial. Linkage visual terciptakan dengan pemanfaatan elemen visual garis, koridor, sisi, sumbu dan irama rhy-thm. Kajian ini melihat kemungkinan potensi penguatan linkage visual antar pusat kegiatan yang dapat terdeteksi melalui tingkat keramaian di area tersebut.

Dengan analisis figure/ground diketahui pasar Petisah memiliki kepadatan relatif tinggi oleh banyaknya bangunan. Walaupun demikian tata bangunan yang ada telah membentuk adanya ruang terbuka sebagaimana gambar berikut :

Gambar 8. Gambaran figure/ground kawasan Petisah (analisis, 2016)

Dengan memadukan hasil analisis sense of place

dan hasil analisis linkage visual diperoleh gam-baran ruang yang digemari bagi perdagangan. Analisis dimaksud adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Analisis ruang berkarakter

Sumber: analisis, 2016

Analisis naratif dalam bentuk tabel diatas secara spatial digambarkan sebagai berikut :

Gambar 9. Potensi Tempat dan Linkage Visual (analisis, 2016)

Analisis Karakter Fisik Kegiatan

Temuan observasi lapangan menunjukkan feno-mena karakter kegiatan yang berpotensi sebagai pembentuk tempat dan terbentuknya linkage visual antara lain adalah bentuk lapak kegiatan pedagang kaki lima, jenis jual beli, potensi bangunan ruko yang ada, sarana pedestrian, dan infrastruktur kota.

Lokasi

Dasar Analisis Lokasi A Lokasi B Lokasi C Lokasi D Figure/Ground Ground void Ground void Ground void Ground void Sense Of place Landmark,Node,Distrik Node, Path Path Node, Path Place Concept Tempat sangat

berkarakter Suasana enclosure suatu street market dan night market

Tempat cukup berkarakter sebagai gerbang kawasan city walk

Tempat cukup berkarakter tempat berdagang street market dan night market

Tempat cukup berkarakter sebagaai gerbang kawasan city walk Linkage Visual Potensial linkage A-D

Potensi linkage A-B Linkage fokus Potensial linkage B-A Potensi linkage B-C Linkage kaitan Potensial linkage C-B Potensi linkage C-D Linkage fokus Potensial linkage D-A Potensi linkage D-C Linkage kaitan

(6)

Gambar 10. Elemen karakter fisik kegiatan

Jelajah pengungkapan ruang potensial, potensi linkage dan karakter kegiatan ini merupakan upaya kajian yang lebih mengarah kepada pe-ngungkapan wujud fisik tangible kearifan tempat dibanding genius loci dalam makna ruh tempat yang intangible (Norberg-Schulz, 1991). Kajian ini lebih sebagai suatu pengkayaan eksplorasi

genius loci sebagaimana penelitian Ekomadyo (2012) yang mengelaborasi genius loci pasar tradisional dengan penekanan perspektif ruang sosial urban. Maksud kajian ini diharapkan lebih menghasilkan data operasional untuk arahan bagi penyusunan konsep perancangan revitalisa-si firevitalisa-sik Pasar Petisah secara nyata.

Kesimpulan

Dari hasil analisis dan interpretasi diperoleh kesimpulan bahwa terdapat lima simpul ruang berkarakter sebagai tempat berdagang yaitu : parkir jalan Nibung Baru 3, Simpang jalan Nibung Baru, Simpang Kantor Polisi, Simpang jalan Nibung dan area PKL Gatot Subroto.

Sedangkan jalur jalan berkarakter adalah jalan Nibung Baru, jalur parkiran Gatot Subroto, jalan Nibung, jalan Nibung Baru 3. Variasi kegiatan berkarakter yang dapat dikembangkan di kawasan pasar Petisah ini adalah Square Street market (PKL, Fashion dan Kuliner), City Walk

(PKL, Fashion dan Kuliner) dan Night Market

(Food court, Kuliner).

Pasar Petisah yang selama ini dipandang seba-gai suatu pusat kegiatan yang solitair berdiri sendiri maka melalu kajian ini diperoleh pers-pektif baru kemungkinan penghubungan kegia-tan pasar Petisah dengan potensi kegiakegia-tan niaga

sekitarnya seperti PKL dan Plaza Medan Fair sehingga mampu memperpanjang lifetime kegi-atan niaga terfokus pada tempat yang mem-punyai karakter kuat. Hasil analisis menun-jukkan pathway (street market jalan Nibung Baru), nodes (simpang Gatot Subroto), district

(area parkir jalan Nibung Baru) dan landmark

(Pasar Petisah) sebagai square dapat dipadukan dengan kegiatan street sebagai suatu linkage visual. Dengan demikian maka hasil kajian ini dapat dijadikan sebagai data awal prioritas un-tuk pengembangan model perencanaan revita-lisasi kawasan Pasar Petisah. Kajian ini akan lebih bermakna jika dapat dilanjutkan dengan kajian sosial-ekonomi dan kebijakan publik yang berguna melengkapi konsep revi-talisasi kawa-san Pasar Petisah.

Ucapan terima kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Sumatera Utara dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI atas pendanaan dalam skema Penelitian Hibah Bersaing 2016.

Daftar Pustaka

Bacon, Edmund N, (1978). Design of Cities. New York: Penguin books.

Creswell, J.W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc.

Dunham-Jones, E., & Williamson, J. (2009). Retrofitting Suburbia: Urban Design Solutions for Redesigning Suburbs. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.

Ekomadyo A.S. (2012). Menelusuri Genius Loci pasar tradisional sebagai ruang sosial urban di Nusantara. San 121212, ref No: A.2.5.

Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Krier, Rob. (1975). Architectural Composition, versi

Indonesia oleh Ir. Effendi Setiadharma dkk. , Jakarta: Erlangga

Lynch, Kevin. (1960). The Image of The city. Cambridge, Massachusetts: The M.I.T. Press. Lynch, Kevin. (1981). The Theory of Good City Form.

Cambridge, Massachusetts: The M.I.T. Press. Moleong, Lexy. (2000). Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Norberg-Schultz, Christian. (1991). Genius Loci:

Towards a Phenomenology of Architecture. , New York: Rizolli International Publications

Gambar

Gambar 1. Lokasi kajian Pasar Petisah Medan
Gambar 3. Potensi Landmark Kawasan                     (analisis, 2016)
Gambar 6. Potensi Node Kawasan (analisis,2016)  Simpul  jalan  yang  disebut  sebagai  node   meru-pakan simpangan jalan yang menarik bagi  mas-yarakat sebagai tempat penentuan orientasi  per-jalanan seseorang
Gambar 9. Potensi Tempat dan Linkage Visual  (analisis, 2016)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan Berita Acara Pembukaan dan Evaluasi Dokumen Penawaran Harga (Sampul II) Nomor: BA-09/PPBJ/HI-L/2010 tanggal 07 Juni 2010 dan surat Kasubdit BMN I B

Sesuai dengan Berita Acara Pembukaan dan Evaluasi Dokumen Penawaran Harga (Sampul II) Nomor: BA-09/PPBJ/HI-L/2010 tanggal 07 Juni 2010 dan surat Kasubdit BMN I B

Sesuai dengan Berita Acara Pembukaan dan Evaluasi Dokumen Penawaran Harga (Sampul II) Nomor: BA-07/PPBJ/HI-L/2010 tanggal 07 Juni 2010 dan surat Kasubdit BMN I B

Sesuai dengan Berita Acara Pembukaan dan Evaluasi Dokumen Penawaran Harga (Sampul II) Nomor: BA-08/PPBJ/HI-L/2010 tanggal 07 Juni 2010 dan surat Kasubdit BMN I B

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI. SEKRETARIAT

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedia Jasa dari Pejabat Pengadaan Nomor : 24/P- Penyedia/Umum/2013 Tanggal 16 Juli 2013 untuk Pekerjaan Pengadaan Jasa Perjalanan Kunjungan

Gubernur tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun7.

[r]