• Tidak ada hasil yang ditemukan

SNI & Safety Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat melalui peralatan dan sistem plambing yang memenuhi standar dan bermutu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SNI & Safety Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat melalui peralatan dan sistem plambing yang memenuhi standar dan bermutu"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

sistem plambing yang memenuhi standar dan bermutu

diperlukan agar dapat menjamin kesehatan, keselamatan dan lingkungan, serta memperoleh kesamaan kualitas produk yang sama.

sistem plambing merupakan standar yang ‘smart’ karena dengan memenuhi SNI ini dapat melakukan pengelolaan Terpadu akan kebutuhan air bersih, air siap minum dan penyaluran limbah.

Kualitas air selain ditentukan oleh sumber mata airnya, juga ditentukan dari sistem perpipaan (plambing) yang sesuai standar kesehatan dan keselamatan. Oleh sebab itu, Indonesia membutuhkan standar untuk pengembangan sistem plambing yang aman.

Informasi SNI terseleksi (Selective Disemination of SNI Information)

Vol. 4 No. 1 Tahun 2016

(2)

Merencanakan sistem plambing

dalam suatu gedung, guna

memenuhi kebutuhan air bersih

sesuai kebutuhan serta

penyaluran air kotor secara

efesien dan efektif (drainase)

merupakan tindakan yang pintar

dan bijaksana.

Saat ini, persentase air bersih (fresh water) di dunia hanya berkisar tiga persen, sedangkan sisanya 97 persen adalah air asin (salt water). Oleh sebab itulah, mengapa kita harus menjaga dengan baik melalui sistem plambing yang terstandardisasi, . (Ken Wijaya, Senior Vice President The International Association of Plumbing and Mechanical Officials (IAPMO) ).

Standardisasi sistem plambing, yang dikenal sebagai SNI plambing, dibutuhkan untuk memberikan informasi dalam mendukung penyediaan air bersih, sanitasi, serta pengumpulan dan transportasi air limbah agar tidak mencemari air bersih.

Mengapa SNI ?

SNI plambing, digunakan sebagai acuan bagi perencana, pelaksana, dan pengawasan mutu dalam pemasangan sistem plambing pada bangunan gedung.

Standar ini memuat ketentuan tentang spesifikasi peralatan plambing dan perencanaan, pemasangan, perubahan, perbaikan, penggantian, penambahan, dan perawatan sistem plambing sesuai dengan peraturan yang berlaku dengan memperhatikan peraturan lain yang berhubungan. (Sumber: SNI 8153:2015 Sistem plambing pada bangunan gedung).

Apa yang dimaksud sistem

plambing

Di beberapa kota besar, misal saja Singapura, masyarakat telah dapat langsung minum dan mengkonsumsi air langsung dari air kran. Bahkan di Indonesia, tepatnya di Kantor Pelayanan Terpadu

Prima Kota Administrasi Jakarta Utara, masyarakat saat ini bisa menikmati air bersih siap minum. Hal ini karena pemerintah telah memasang sistem perpipaan di lokasi kantor pelayanan tersebut. Fasilitas pemipaan air bersih siap minum tersebut rencananya akan dipasang dibeberapa lokasi di Jakarta.

(Sumber: http://bppspam.com/Jakarta utara punya-kran air siap minum/Download berita: 21 Juni 2016/pukul 11.00 WIB)

Sistem plambing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri. Hal ini diperlukan untuk penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung atau lingkungan sekitarnya. (Sumber: http://arsitekdansipil.blogspot.com/ 2014/05/ pengertian plambing pemipaan)

Plambing merupakan seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas maupun kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuangan air bekas atau kotor-tanpa mencemari bagian penting lain untuk mencapai kondisi higienis dan kenyamanan yang diinginkan. Oleh sebab itu, penerapan sistem plambing dianggap sebagai tindakan yang ‘’smart’’. Penerapan sistem plambing berdasarkan SNI 8153:2015 -- Sistem plambing pada bangunan gedung, mengacu kepada Uniform Plumbing Code (UPC®) 2012 dan UPC Study Guide 2012. Standar ini merupakan penggabungan dan revisi dari SNI 03-6481-2000 tentang Sistem plambing dan SNI 03-7065-2005 tentang Tata cara perencanaan sistem plambing yang selama ini telah digunakan sebagai rujukan dalam merencanakan sistem plambing dalam bangunan gedung.

Perencanaan yang tepat sejak awal, akan menentukan langkah pengembangan dampak positif dan pengendalian dampak negatif sedini mungkin.

Dalam perencanaan sistem plambing suatu gedung, untuk memenuhi kebutuhan air bersih harus

disesuaikan dengan jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara efisien dan efektif (drainase), agar menjamin tidak terjadinya kerancuan dan pencemaran yang mungkin saja terjadi ketika saluran mengalami gangguan.

Apa keuntungan dari penerapan

Sistem Plambing ?

Ketersediaan air bersih yang mencukupi, menggambarkan kemajuan suatu negara dalam memenuhi kebutuhan konsumsi pangan rakyatnya. Penerapan sistem plambing, memberi perlindungan kesehatan dan keamanan bagi konsumen.

Dengan adanya kepercayaan dari konsumen terhadap sistem plambing yang memenuhi standar berkualitas, akan meningkatkan kepercayaan konsumen kepada produsen, yang akhirnya akan meningkatkan permintaan konsumen.

Pemerintah dapat mengandalkan solusi harmonis internasional terpercaya dan praktek terbaik, yang secara kontinyu ditinjau dan diperbaiki, sebagai dasar teknis untuk peraturan kesehatan dan keamanan konsumen yang memenuhi harapan masyarakat. Pemerintah dapat menggunakan standar SNI sebagai alat untuk mencapai tujuan mereka.

Melalui penerapan sistem plambing berdasarkan SNI 8153:2015, berarti kita sudah dapat merencanakan kebutuhan air bersih, air minum, serta pengelolaan limbah dengan lebih efektif, efisien dan cerdas.

Apa fungsi utama plambing?

Fungsi utama peralatan plambing gedung adalah menyediakan air bersih dan/atau air panas ke tempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan air sebagai proteksi kebakaran dan menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari lingkungan sekitarnya.

(Sumber: http://arsitekdansipil.blogspot.com/2014/05/ pengertian-plumbingpemipaan)

Dengan kata lain, fungsi dan tujuan sistem plambing adalah untuk menciptakan suatu bangunan yang memenuhi kesehatan dan sanitasi yang baik dengan suatu sistem pemipaan yang dapat mengalirkan air bersih ke tempat yang dituju dan membuang air kotor ke saluran pembuangan tanpa mencemari serta dengan tidak melupakan kenyamanan dan keindahan. Fasilitas sistem plambing yang baik, merupakan suatu fasilitas sistem pemipaan yang mengatur dengan baik terpenuhinya kebutuhan air bersih dan sehat di lingkungan gedung tempat bekerja atau bermukim ataupun penyaluran air buangan dengan cepat, sehingga dapat menjamin terjaganya manusia.

Secara luas, manfaat sistem plambing / pemipaan dalam gedung/tata kota adalah sebagai penyediaan dan pengelolaan baik untuk kebutuhan air pada sistem pemadam kebakaran, pengolahan air kotor,

penyediaan gas, penyediaan fasilitas pencucian (laundry), pengolahan sampah, maupun berbagai instalasi pemipaan lainnya.

Sistem drainase merupakan bagian dari sistem plambing itu sendiri, terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain) dan bagian penerima air (receiving waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai bagian lainnya seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando (penyimpan air), dan stasiun pompa. Bangunan terjun yaitu suatu bangunan pelengkap sistem drainase yang dibangun untuk mengurangi kemiringan saluran yang terlalu curam dan untuk menurunkan kecepatan aliran air agar tidak merusak saluran atau bangunan lainnya. stasiun pompa merupakan struktur yang berisi pompa dan pipa appurtenant, katup, serta peralatan mekanik dan listrik untuk memompa air limbah atau cairan lain. Sistem plambing berdasarkan SNI 8153:2015 merupakan sistem yang “Smart”. Hal ini karena melalui sistem plambing:

1) Dapat terpisahkan antara air bersih dan air limbah;

2) Dapat terpisahkan antara air besih siap pakai dan air bersih siap minum;

3) Dapat terhitung penggunaan air sesuai dengan kebutuhannya;

4) Sistem pemipaan sudah terpadu pengelolaannya.

Faktor-faktor apa yang penting

dalam pelaksanaan sistem

plambing?

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan peraturan turunannya, mengamanatkan bahwa setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan keandalan yang

meliputi keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Sistem Plambing pada bangunan gedung bergantung kepada 3 (tiga) faktor utama, yaitu regulasi, sumber daya manusia, dan industri. Faktor regulasi, terkait sistem plambing Pemerintah telah menetapkan SNI 8153:2015 tentang Sistem Plambing pada bangunan gedung. Di dalam sistem plambing, dibutuhkan faktor sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam setiap bidang pekerjaan mulai dari perencana bangunan sampai dengan pekerja bangunan. Sedangkan, untuk faktor industri diharapkan mampu memproduksi peralatan-peralatan saniter yang memenuhi standar.

Lembaga Penilaian Kesesuaian

(LPK)

Untuk menjamin keselamatan dan keamanan, maka tentunya sistem dan peralatan pendukung keselamatan tersebut perlu diuji dan disertifikasi secara berkala oleh lembaga penilaian kesesuaian (laboratorium penguji dan lembaga sertifikasi produk). Informasi lebih lengkap mengenai lembaga penilaian kesesuaian dapat diakses melalui:

http:\\sisni.bsn.go.id

Peraturan perundangan dan SNI terkait keselamatan, kesehatan dan keamanan masyarakat melalui konsumsi pangan • Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

• Kep-02/Men KLH/I/1998 tentang Baku Mutu Perairan Darat, Laut dan Udara, dan sistem plambing standart nasional Indonesia;

• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/Prt/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan

Gedung dan Lingkungan;

• Permenkes No.907/PERMENKES/VII/2002 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum,

• Peraturan Daerah (PERDA) setempat, seperti: Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, No. 38 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung Hijau;

Produk yang proses produksinya telah menerapkan SNI dan telah lulus uji sertifikasi berhak mencantumkan Tanda SNI (Mark SNI) pada produk atau kemasan produknya Tanda SNI sebagaimana contoh di bawah meliputi logo SNI dan Nomor SNI untuk produk yang bersangkutan

Sistem plambing

adalah bagian yang

tidak dapat dipisahkan

dari bangunan gedung

sehingga

perencanaannya harus

dilakukan bersamaan

Tanda/ Mark SNI Nomor SNI Nomor Lembaga Sertifikasi Produk SNI 01-3553-1996 LSPr-001-IDN

(3)

itulah, mengapa kita harus menjaga dengan baik melalui sistem plambing yang terstandardisasi, . (Ken Wijaya, Senior Vice President The International Association of Plumbing and Mechanical Officials (IAPMO) ).

Standardisasi sistem plambing, yang dikenal sebagai SNI plambing, dibutuhkan untuk memberikan informasi dalam mendukung penyediaan air bersih, sanitasi, serta pengumpulan dan transportasi air limbah agar tidak mencemari air bersih.

Mengapa SNI ?

SNI plambing, digunakan sebagai acuan bagi perencana, pelaksana, dan pengawasan mutu dalam pemasangan sistem plambing pada bangunan gedung.

Standar ini memuat ketentuan tentang spesifikasi peralatan plambing dan perencanaan, pemasangan, perubahan, perbaikan, penggantian, penambahan, dan perawatan sistem plambing sesuai dengan peraturan yang berlaku dengan memperhatikan peraturan lain yang berhubungan. (Sumber: SNI 8153:2015 Sistem plambing pada bangunan gedung).

Apa yang dimaksud sistem

plambing

Di beberapa kota besar, misal saja Singapura, masyarakat telah dapat langsung minum dan mengkonsumsi air langsung dari air kran. Bahkan di Indonesia, tepatnya di Kantor Pelayanan Terpadu

bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri. Hal ini diperlukan untuk penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung atau lingkungan sekitarnya. (Sumber: http://arsitekdansipil.blogspot.com/ 2014/05/ pengertian plambing pemipaan)

Plambing merupakan seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas maupun kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuangan air bekas atau kotor-tanpa mencemari bagian penting lain untuk mencapai kondisi higienis dan kenyamanan yang diinginkan. Oleh sebab itu, penerapan sistem plambing dianggap sebagai tindakan yang ‘’smart’’. Penerapan sistem plambing berdasarkan SNI 8153:2015 -- Sistem plambing pada bangunan gedung, mengacu kepada Uniform Plumbing Code (UPC®) 2012 dan UPC Study Guide 2012. Standar ini merupakan penggabungan dan revisi dari SNI 03-6481-2000 tentang Sistem plambing dan SNI 03-7065-2005 tentang Tata cara perencanaan sistem plambing yang selama ini telah digunakan sebagai rujukan dalam merencanakan sistem plambing dalam bangunan gedung.

Perencanaan yang tepat sejak awal, akan menentukan langkah pengembangan dampak positif dan pengendalian dampak negatif sedini mungkin.

Dalam perencanaan sistem plambing suatu gedung, untuk memenuhi kebutuhan air bersih harus

(drainase), agar menjamin tidak terjadinya kerancuan dan pencemaran yang mungkin saja terjadi ketika saluran mengalami gangguan.

Apa keuntungan dari penerapan

Sistem Plambing ?

Ketersediaan air bersih yang mencukupi, menggambarkan kemajuan suatu negara dalam memenuhi kebutuhan konsumsi pangan rakyatnya. Penerapan sistem plambing, memberi perlindungan kesehatan dan keamanan bagi konsumen.

Dengan adanya kepercayaan dari konsumen terhadap sistem plambing yang memenuhi standar berkualitas, akan meningkatkan kepercayaan konsumen kepada produsen, yang akhirnya akan meningkatkan permintaan konsumen.

Pemerintah dapat mengandalkan solusi harmonis internasional terpercaya dan praktek terbaik, yang secara kontinyu ditinjau dan diperbaiki, sebagai dasar teknis untuk peraturan kesehatan dan keamanan konsumen yang memenuhi harapan masyarakat. Pemerintah dapat menggunakan standar SNI sebagai alat untuk mencapai tujuan mereka.

Melalui penerapan sistem plambing berdasarkan SNI 8153:2015, berarti kita sudah dapat merencanakan kebutuhan air bersih, air minum, serta pengelolaan limbah dengan lebih efektif, efisien dan cerdas.

Apa fungsi utama plambing?

Fungsi utama peralatan plambing gedung adalah menyediakan air bersih dan/atau air panas ke tempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan air sebagai proteksi kebakaran dan menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari lingkungan sekitarnya.

(Sumber: http://arsitekdansipil.blogspot.com/2014/05/ pengertian-plumbingpemipaan)

memenuhi kesehatan dan sanitasi yang baik dengan suatu sistem pemipaan yang dapat mengalirkan air bersih ke tempat yang dituju dan membuang air kotor ke saluran pembuangan tanpa mencemari serta dengan tidak melupakan kenyamanan dan keindahan. Fasilitas sistem plambing yang baik, merupakan suatu fasilitas sistem pemipaan yang mengatur dengan baik terpenuhinya kebutuhan air bersih dan sehat di lingkungan gedung tempat bekerja atau bermukim ataupun penyaluran air buangan dengan cepat, sehingga dapat menjamin terjaganya manusia.

Secara luas, manfaat sistem plambing / pemipaan dalam gedung/tata kota adalah sebagai penyediaan dan pengelolaan baik untuk kebutuhan air pada sistem pemadam kebakaran, pengolahan air kotor,

penyediaan gas, penyediaan fasilitas pencucian (laundry), pengolahan sampah, maupun berbagai instalasi pemipaan lainnya.

Sistem drainase merupakan bagian dari sistem plambing itu sendiri, terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain) dan bagian penerima air (receiving waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai bagian lainnya seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando (penyimpan air), dan stasiun pompa. Bangunan terjun yaitu suatu bangunan pelengkap sistem drainase yang dibangun untuk mengurangi kemiringan saluran yang terlalu curam dan untuk menurunkan kecepatan aliran air agar tidak merusak saluran atau bangunan lainnya. stasiun pompa merupakan struktur yang berisi pompa dan pipa appurtenant, katup, serta peralatan mekanik dan listrik untuk memompa air limbah atau cairan lain. Sistem plambing berdasarkan SNI 8153:2015 merupakan sistem yang “Smart”. Hal ini karena melalui sistem plambing:

1) Dapat terpisahkan antara air bersih dan air limbah;

2) Dapat terpisahkan antara air besih siap pakai dan air bersih siap minum;

3) Dapat terhitung penggunaan air sesuai dengan kebutuhannya;

4) Sistem pemipaan sudah terpadu pengelolaannya.

Faktor-faktor apa yang penting

dalam pelaksanaan sistem

plambing?

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan peraturan turunannya, mengamanatkan bahwa setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan keandalan yang

meliputi keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Sistem Plambing pada bangunan gedung bergantung kepada 3 (tiga) faktor utama, yaitu regulasi, sumber daya manusia, dan industri. Faktor regulasi, terkait sistem plambing Pemerintah telah menetapkan SNI 8153:2015 tentang Sistem Plambing pada bangunan gedung. Di dalam sistem plambing, dibutuhkan faktor sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam setiap bidang pekerjaan mulai dari perencana bangunan sampai dengan pekerja bangunan. Sedangkan, untuk faktor industri diharapkan mampu memproduksi peralatan-peralatan saniter yang memenuhi standar.

Lembaga Penilaian Kesesuaian

(LPK)

Untuk menjamin keselamatan dan keamanan, maka tentunya sistem dan peralatan pendukung keselamatan tersebut perlu diuji dan disertifikasi secara berkala oleh lembaga penilaian kesesuaian (laboratorium penguji dan lembaga sertifikasi produk). Informasi lebih lengkap mengenai lembaga penilaian kesesuaian dapat diakses melalui:

http:\\sisni.bsn.go.id

Beberapa SNI terkait Plambing

SNI 8153:2015 Sistem plambing pada bangunan gedung;

SNI ISO 15874-2:2012 Sistem perpipaan plastik untuk instalasi air panas dan dingin - Polipropilena (PP) - Bagian 2: Pipa;

SNI 03-6373-2000 Tata cara pemilihan dan pemasangan ven pada

sistem plambing;

SNI 2547:2008 Spesifikasi meter air;

SNI 03-0797-2006 Kloset duduk;

SNI 06-0084-2002 Pipa PVC untuk saluran air minum;

SNI 05-6900-2002 Spesifikasi katup pipa penyalur;

SNI 03-6799-2002 Spesifikasi pipa saluran dari tanah lempung;

SNI 07-6404-2000 Spesifikasi flensa pipa baja untuk penyediaan air

ukuran 110 mm- 366 mm;

SNI 03-1745-2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem

pipa tegak dan slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung;

SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi

tuang kelabu

SNI 06-0162-1987 Pipa PVC untuk saluran air buangan di dalam dan di

luar bangunan;

SNI 06-0178-1987 Pipa PVC untuk saluran air buangan di luar dan di

dalam bangunan, Sambungan ;

SNI 01-0220-1987 Air minum yang boleh dialirkan ke alat plambing

Melalui penerapan

sistem plambing berarti

kita sudah dapat

merencanakan

kebutuhan air bersih air

minum sesuai

kebutuhan, serta

pengelolaan limbah

dengan efektif, efisien

(4)

INFORMASI

INFORMASI INFORMASI INFORMASI standar standar standar standar standar standar standar standar standar standar standar standar standar pelatihan pelatihan pelatihan pelatihan kualitas kualitas kualitas produk produk produk produk produk daya saing daya saing daya saing daya saing daya saing daya saing daya saing pendidikan perdagangan industri internasional regulasi ekspor ekspor ekspor ekspor ekspor sertifikasi akreditasi akreditasi akreditasi akreditasi akreditasi akreditasi INFORMASI INFORMASI INFORMASI INFORMASI

INFORMASI

INFORMASI INFORMASI INFORMASI standar standar standar standar standar standar standar standar standar standar standar standar standar pelatihan pelatihan pelatihan pelatihan kualitas kualitas kualitas produk produk produk produk produk daya saing daya saing daya saing daya saing daya saing daya saing daya saing pendidikan perdagangan industri internasional regulasi ekspor ekspor ekspor ekspor ekspor sertifikasi akreditasi akreditasi akreditasi akreditasi akreditasi akreditasi INFORMASI INFORMASI INFORMASI INFORMASI

INFORMASI

INFORMASI INFORMASI INFORMASI standar standar standar standar standar standar standar standar standar standar standar standar standar pelatihan pelatihan pelatihan pelatihan kualitas kualitas kualitas produk produk produk produk produk daya saing daya saing daya saing daya saing daya saing daya saing daya saing pendidikan perdagangan industri internasional regulasi ekspor ekspor ekspor ekspor ekspor sertifikasi akreditasi akreditasi akreditasi akreditasi akreditasi akreditasi INFORMASI INFORMASI INFORMASI INFORMASI

INFORMASI

INFORMASI INFORMASI INFORMASI standar standar standar standar akreditasi standar akreditasi standar standar standar standar standar standar standar standar standar standar sertifikasi standar sertifikasi standar INFORMASI standar INFORMASI standar pelatihan pelatihan pelatihan pelatihanstandarpelatihanstandar kualitas INFORMASI kualitas INFORMASI kualitas kualitas produk produk produk produk produk daya saing daya saing daya saing daya saing standar daya saing standar daya saing daya saing daya saing pendidikan standar pendidikan standar ekspor pendidikanekspor perdagangan industri internasional produkinternasional produk regulasi ekspor ekspor ekspor ekspor ekspor sertifikasi akreditasipelatihan akreditasipelatihan akreditasi sertifikasi akreditasi sertifikasi akreditasi akreditasi akreditasi akreditasi INFORMASI INFORMASI INFORMASI INFORMASI

Merencanakan sistem plambing

dalam suatu gedung, guna

memenuhi kebutuhan air bersih

sesuai kebutuhan serta

penyaluran air kotor secara

efesien dan efektif (drainase)

merupakan tindakan yang pintar

dan bijaksana.

Saat ini, persentase air bersih (fresh water) di dunia hanya berkisar tiga persen, sedangkan sisanya 97 persen adalah air asin (salt water). Oleh sebab itulah, mengapa kita harus menjaga dengan baik melalui sistem plambing yang terstandardisasi, . (Ken Wijaya, Senior Vice President The International Association of Plumbing and Mechanical Officials (IAPMO) ).

Standardisasi sistem plambing, yang dikenal sebagai SNI plambing, dibutuhkan untuk memberikan informasi dalam mendukung penyediaan air bersih, sanitasi, serta pengumpulan dan transportasi air limbah agar tidak mencemari air bersih.

Mengapa SNI ?

SNI plambing, digunakan sebagai acuan bagi perencana, pelaksana, dan pengawasan mutu dalam pemasangan sistem plambing pada bangunan gedung.

Standar ini memuat ketentuan tentang spesifikasi peralatan plambing dan perencanaan, pemasangan, perubahan, perbaikan, penggantian, penambahan, dan perawatan sistem plambing sesuai dengan peraturan yang berlaku dengan memperhatikan peraturan lain yang berhubungan. (Sumber: SNI 8153:2015 Sistem plambing pada bangunan gedung).

Apa yang dimaksud sistem

plambing

Di beberapa kota besar, misal saja Singapura, masyarakat telah dapat langsung minum dan mengkonsumsi air langsung dari air kran. Bahkan di Indonesia, tepatnya di Kantor Pelayanan Terpadu

Prima Kota Administrasi Jakarta Utara, masyarakat saat ini bisa menikmati air bersih siap minum. Hal ini karena pemerintah telah memasang sistem perpipaan di lokasi kantor pelayanan tersebut. Fasilitas pemipaan air bersih siap minum tersebut rencananya akan dipasang dibeberapa lokasi di Jakarta.

(Sumber: http://bppspam.com/Jakarta utara punya-kran air siap minum/Download berita: 21 Juni 2016/pukul 11.00 WIB)

Sistem plambing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri. Hal ini diperlukan untuk penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung atau lingkungan sekitarnya. (Sumber: http://arsitekdansipil.blogspot.com/ 2014/05/ pengertian plambing pemipaan)

Plambing merupakan seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas maupun kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuangan air bekas atau kotor-tanpa mencemari bagian penting lain untuk mencapai kondisi higienis dan kenyamanan yang diinginkan. Oleh sebab itu, penerapan sistem plambing dianggap sebagai tindakan yang ‘’smart’’. Penerapan sistem plambing berdasarkan SNI 8153:2015 -- Sistem plambing pada bangunan gedung, mengacu kepada Uniform Plumbing Code (UPC®) 2012 dan UPC Study Guide 2012. Standar ini merupakan penggabungan dan revisi dari SNI 03-6481-2000 tentang Sistem plambing dan SNI 03-7065-2005 tentang Tata cara perencanaan sistem plambing yang selama ini telah digunakan sebagai rujukan dalam merencanakan sistem plambing dalam bangunan gedung.

Perencanaan yang tepat sejak awal, akan menentukan langkah pengembangan dampak positif dan pengendalian dampak negatif sedini mungkin.

Dalam perencanaan sistem plambing suatu gedung, untuk memenuhi kebutuhan air bersih harus

disesuaikan dengan jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara efisien dan efektif (drainase), agar menjamin tidak terjadinya kerancuan dan pencemaran yang mungkin saja terjadi ketika saluran mengalami gangguan.

Apa keuntungan dari penerapan

Sistem Plambing ?

Ketersediaan air bersih yang mencukupi, menggambarkan kemajuan suatu negara dalam memenuhi kebutuhan konsumsi pangan rakyatnya. Penerapan sistem plambing, memberi perlindungan kesehatan dan keamanan bagi konsumen.

Dengan adanya kepercayaan dari konsumen terhadap sistem plambing yang memenuhi standar berkualitas, akan meningkatkan kepercayaan konsumen kepada produsen, yang akhirnya akan meningkatkan permintaan konsumen.

Pemerintah dapat mengandalkan solusi harmonis internasional terpercaya dan praktek terbaik, yang secara kontinyu ditinjau dan diperbaiki, sebagai dasar teknis untuk peraturan kesehatan dan keamanan konsumen yang memenuhi harapan masyarakat. Pemerintah dapat menggunakan standar SNI sebagai alat untuk mencapai tujuan mereka.

Melalui penerapan sistem plambing berdasarkan SNI 8153:2015, berarti kita sudah dapat merencanakan kebutuhan air bersih, air minum, serta pengelolaan limbah dengan lebih efektif, efisien dan cerdas.

Apa fungsi utama plambing?

Fungsi utama peralatan plambing gedung adalah menyediakan air bersih dan/atau air panas ke tempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan air sebagai proteksi kebakaran dan menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari lingkungan sekitarnya.

(Sumber: http://arsitekdansipil.blogspot.com/2014/05/ pengertian-plumbingpemipaan)

Dengan kata lain, fungsi dan tujuan sistem plambing adalah untuk menciptakan suatu bangunan yang memenuhi kesehatan dan sanitasi yang baik dengan suatu sistem pemipaan yang dapat mengalirkan air bersih ke tempat yang dituju dan membuang air kotor ke saluran pembuangan tanpa mencemari serta dengan tidak melupakan kenyamanan dan keindahan. Fasilitas sistem plambing yang baik, merupakan suatu fasilitas sistem pemipaan yang mengatur dengan baik terpenuhinya kebutuhan air bersih dan sehat di lingkungan gedung tempat bekerja atau bermukim ataupun penyaluran air buangan dengan cepat, sehingga dapat menjamin terjaganya manusia.

Secara luas, manfaat sistem plambing / pemipaan dalam gedung/tata kota adalah sebagai penyediaan dan pengelolaan baik untuk kebutuhan air pada sistem pemadam kebakaran, pengolahan air kotor,

SNI Resources

BSN website www.bsn.go.id Publikasi Standardisasi www.bsn.go.id/main/bsn/ publikasi Dokumen SNI http://sisni.bsn.go.id/ SNI Video http://www.youtube.com/ user/snibsn Facebook SNI www.facebook.com/Pecinta Standar

Badan Standardisasi Nasional

Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi - BSN Gedung 1 BPPT Lantai Dasar

Jl. MH. Thamrin no 8, Kebon Sirih - Jakarta Pusat 10340 Telp. 021 391 7300 (Hunting) Fax . 021 3927528 e-mail: dokinfo@bsn.go.id; web: www.bsn.go.id

penyediaan gas, penyediaan fasilitas pencucian (laundry), pengolahan sampah, maupun berbagai instalasi pemipaan lainnya.

Sistem drainase merupakan bagian dari sistem plambing itu sendiri, terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain) dan bagian penerima air (receiving waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai bagian lainnya seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando (penyimpan air), dan stasiun pompa. Bangunan terjun yaitu suatu bangunan pelengkap sistem drainase yang dibangun untuk mengurangi kemiringan saluran yang terlalu curam dan untuk menurunkan kecepatan aliran air agar tidak merusak saluran atau bangunan lainnya. stasiun pompa merupakan struktur yang berisi pompa dan pipa appurtenant, katup, serta peralatan mekanik dan listrik untuk memompa air limbah atau cairan lain. Sistem plambing berdasarkan SNI 8153:2015 merupakan sistem yang “Smart”. Hal ini karena melalui sistem plambing:

1) Dapat terpisahkan antara air bersih dan air limbah;

2) Dapat terpisahkan antara air besih siap pakai dan air bersih siap minum;

3) Dapat terhitung penggunaan air sesuai dengan kebutuhannya;

4) Sistem pemipaan sudah terpadu pengelolaannya.

Faktor-faktor apa yang penting

dalam pelaksanaan sistem

plambing?

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan peraturan turunannya, mengamanatkan bahwa setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan keandalan yang

meliputi keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Sistem Plambing pada bangunan gedung bergantung kepada 3 (tiga) faktor utama, yaitu regulasi, sumber daya manusia, dan industri. Faktor regulasi, terkait sistem plambing Pemerintah telah menetapkan SNI 8153:2015 tentang Sistem Plambing pada bangunan gedung. Di dalam sistem plambing, dibutuhkan faktor sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam setiap bidang pekerjaan mulai dari perencana bangunan sampai dengan pekerja bangunan. Sedangkan, untuk faktor industri diharapkan mampu memproduksi peralatan-peralatan saniter yang memenuhi standar.

Lembaga Penilaian Kesesuaian

(LPK)

Untuk menjamin keselamatan dan keamanan, maka tentunya sistem dan peralatan pendukung keselamatan tersebut perlu diuji dan disertifikasi secara berkala oleh lembaga penilaian kesesuaian (laboratorium penguji dan lembaga sertifikasi produk). Informasi lebih lengkap mengenai lembaga penilaian kesesuaian dapat diakses melalui:

http:\\sisni.bsn.go.id

Issuer Identification Number (IIN)

LAYANAN INFORMASI TERPADU

Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian

1. Penyediaan Dokumen SNI, Standar Internasional, dsb.

2. Layanan Penelusuran Informasi

3. Layanan Diklat Standardisasi

4. Layanan Proses Akreditasi LPK

5. Layanan Issuer Identification Number (IIN)

(5)

Referensi

Dokumen terkait