• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINOPSIS CERITA SITAGANDERA DALAM BAHASA INDONESIA. dahulu bagi orang Pakpak jika tidak berlentik/berkikir gigi seorang gadis tidak akan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SINOPSIS CERITA SITAGANDERA DALAM BAHASA INDONESIA. dahulu bagi orang Pakpak jika tidak berlentik/berkikir gigi seorang gadis tidak akan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

SINOPSIS CERITA SITAGANDERA DALAM BAHASA INDONESIA

Jaman dahulu ada seorang raja yang memiliki tujuh orang putri. Sibungsu dengan nama Nan Tampuk Emas dan sibungsu ini adalah kesayangan sang raja. Jaman dahulu bagi orang Pakpak jika tidak berlentik/berkikir gigi seorang gadis tidak akan laku atau tidak akan dipinang oleh pria, dengan alasan : “siapa yang mau digigit ?”.

Suatu hari sang raja memerintahkan ketujuh putrinya agar berangkat kehutan mencari baja pada hari yang telah dipilih dan ditentukan oleh raja.Kata raja : “ kalian bertujuh ambillah baja hari ini putriku, karna hari ini sudah memasuki hari anggara peltak (hari pengambilan rejeki,memanjatkan doa).Kepada Nantampuk emas diberikan tugas yang sedikit berbeda dari keenam kakaknya.”Bajamu baja tunggal, tetapi keenam kakakmu tidak kutentukan mereka bisa mengambil baja yang manapun. Artinya putriku, kamu harus berdoa dengan hati yang tulus pada saat memotong kayu baja tersebut’’. ”Ya, kata Nantampuk Emas”.

Berangkatlah ketujuh putri raja itu, sesampainya dihutan keenam putri (kakak Nantampuk Emas) langsung menebangi bajanya masing-masing. Tetapi Nantampuk Emas masih belum mendapatkan baja tunggal meskipun sudah mencari dan melewati dua bukit dihutan itu. Dan akhirnya pada bukit ketiga Nantampuk Emas menemukan baja tunggal itu .

Setelah menemukan baja tunggal itu, yang pas dengan syarat yang raja pesankan Nantampuk Emas pun sangat bahagia. Dan berkata dalam hati : “ternyata aku akan jadi berlentik gigi seperti yang ayahanda raja janjikan sehingga suatu hari aku akan dipinang seorang pria dan menikah”.

(2)

Sanggar berru Tubuhen laki

Tubuhen berru (sambil menebang pohon baja tunggal)

Dan setelah memotong kayu baja tersebut bersilalah Nantampuk Emas dan berdoa. Dengan doa : “inilah aku pencari baja tunggal, permohonan untuk masa depanku : mendapatkan pria berpangkat , tampan, baik hati , dan seorang yang pintar bijaksana”.

Saat Nantampuk Emas berdoa ada seekor monyet yang mendekatinya. Baja yang ditemukan Nantampuk Emas kira-kira ada enam batang dan yang membuat nantampuk emas bingung adalah cara membawanya. ”Aku ingin pulang ke istana karna bajaku sudah ada, sedangkan aku tidak mampu membawa baja ini. Jika aku meninggalkan pergi takutnya baja tunggal dirusak oleh monyet itu”. Kata Nantampuk Emas. Namun simonyet mulai menjauh dari Nantampuk Emas tetapi tak lama kemudian terdengar suara jejak sesuatu yang menyeramkan.

“ Harimau…….! “ teriak Nantampuk Emas. Saat suara jejak itu masih terdengar, datanglah simonyet (Sitagandera) dari sebelah kanan Nantampuk Emas dan duduk disamping Nantampuk Emas. Sehingga membuat Nantampuk Emas ketakutan dan menggigil karna baru kali ini Nantampuk Emas melihat Monyet besar seperti itu. Sebab baru kali ini dia ke hutan dan tidak pernah keladang sekalipun.

MONYET (SITAGANDERA) MENDEKATI DAN MENCURI HATI NANTAMPUK EMAS

(3)

Mulailah simonyet atau Si Tagan Dera mencoba mengambil hati Nan Tampuk Emas dengan segala cara hingga akhirnya hati NanTampuk Emas luluh dan mereka

membuat sebuah perjanjian . Tagan Dera : “ janji kita berdua , jangan menyesal hidup bersamaku karna

kita adalah dua rupa yang berbeda dan jangan pernah berubah pikiran saat sudah berada diistana”.

Nan Tampuk Emas : “ iya , tetapi ada juga yang akan aku katakan. Tagan Dera : “ katakanlah “.

Nana Tampuk Emas : “ bagaimana pun miskinnya kami, seperti apapun rupa dan wajah kami jeleknya tak ada yang pernah diberi nama monyet, kalau bisa kugantilah namamu.

Tagan Dera : “ Bisa , apapun namaku yang penting ada nama “.

Nan Tampuk Emas: “ Sitaganderalah kubuat namamu”. Dan ketika kita akan pergi ke istana maka buatlah nditak (kue dari tepung beras/ makanan khas Pakpak). Karna begitulah adat kami untuk mengganti sebuah nama.

Setelah berjanjiSi Tagan Dera meminta pengajaran dari Nan Tampuk Emas dan Nan Tampuk Emas pun bersedih karnaSi Tagan Dera (monyet) itulah jodohnya. Mereka berdua tinggal dihutan yaitu dibukit Si Pitu Cundut disanaNan Tampuk Emas mengajari Si Tagan Dera bagaimana adat manusia agar Si Tagan Dera bisa belajar selama satu tahun bagaimana adat manusia. Lama sudah Nan Tampuk Emas hidup dihutan hanya dengan memakan buah dari hutan siang dan malam hingga akhirnya ada rasa sedih mengingat orangtuanya diistana.

Segala curahan hatinya disampaikan lewat nangen “ keluhan yang dinyanyikan seperti menangis) bagaimana kehidupannya sekarang dibandingkan dengan

(4)

kehidupan semasa bersama keluarganya diistana. Si Tagan Dera selalu setia menemani dan mencarikan buah untuk makananNan Tampuk Emas.

Namun lama kelamaan Nan Tampuk Emas semakin kurus dan jelek sehingga malu melihat orang-orang. Karena merasa sangat ingin memakan nasi, memakai tudung, dan makan sirih makaNan Tampuk Emas menyuruh Si Tagan Dera pergi mencuri nasi, sirih dan kain orang yang lagi menjaga padi diladang.

Pendek cerita Si Tagan Dera pun bergegas pergi untuk melakukan permintaanNan Tampuk Emas , dan setelah mendapatkan tiga tas sirih, tiga kain untuk tudung, dan tiga bungkus nasi diberikannyalah kepada Nan Tampuk Emas hingga badannya kembali berisi lagi. Namun Nan Tampuk Emas belum puas dengan semua itu,Nan Tampuk Emas menyuruhSi Tagan Dera untuk pergi keistana raja yaitu rumah ayahnya sendiri untuk mengambil baju merapi-api dan sarung belayan dan kain oleh sori-sori sampur. Nan Tampuk Emas menceritakan bagaimana cara untuk mengambil dan mendapatkan barang yang dibutuhkan setra waktu yang tepat dimana anjing dan penduduk tidak berada dirumah. Nan Tampuk Emas juga menceritakan bentuk rumah raja yaitu dengan tujuh cawan junjungannya, tujuh jendelanya, dan satu mejan (patung besar yang terbuat dari batu) didepan istana tersebut. Yang harus diambil Si Tagan Dera adalah mengambil baju dan kujur abang Nan Tampuk Emas untuk dipakai olehSi Tagan Dera namun setelah kembali keistana harus dikembalikan karna begitulah adat manusia.

Setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan kembalilah Si Tagan Dera ke hutan yaitu bukit Si Pitu Cundut serta memperlihatkan apa yang telah didapatkannya sehingga memuaskan hatiNan Tampuk Emas.

(5)

Sampai Nan Tampuk Emas memilih hari yang tepat yang cocok dan bagus untuk mengunjungi orangtuanya. Ternyata hari yang cocok itu dibutuhkan waktu sepuluh hari lagi. Dalam waktu yang sepuluh hari ini disinilah Si Tagan Dera diajari Nan Tampuk Emas dipangkuannya sambil mencari kutu monyet tersebut. Nan Tampuk Emas mengajari Si Tagan Dera bagaimana rencana pertemuan dengan keluarganya di istana, bagaimana cara duduk, memberikan sirih sebagai syarat adat dan menceritakan setiap cirri ibu ayah dan saudaranya . Ayahnya yang memakai tikar yang berambu-rambu, ubanan, ibunya yang giginya sudah banyak yang patah. Abang sulungnya yang bernama Gindar Mataniari tempatnya bagian kanan ruangan istana dan abangnya kedua yang memakai kalung bunglon emas satu bulatan, yaitu bunglon terbalik. Tempat abang ini poisinya dikiri ruangan istana serta abang bungsunya yaitu abang yang ketiga memakai gelang keroncong. Nan Tampuk Emas juga mengajarkan banyak adat istiadat manusia serta bagaimana peraturan bagi orang yang baru kawin seperti mereka.

Setelah hari yang ditentukan itu tiba, yaitu cukera 20, turunlah mereka berdua dari pohon hutan dibukit Si Pitu Cundut dan memakaikan pakaian adat kebesaran kepada Si Tagan Dera yang ternyata setelah dikenakan Si Tagan Dera tidak bisa berjalan dengan pakaian beserta perlengkapannya seperi sarung, golok, kujur dan tas yang harus dipakainya denan lengkap. Sehingga Nan Tampuk Emas memberikan pilihan untu memakainya setelah dekat halaman istana agar tidak malu pada ayahnya. Nan Tampuk Emas menjinjing pakaian Si Tagan Dera dengan berjalan danSi Tagan Dera melompat-lompat dari atas kayu mengikutinya karna itu adalah kebiasaan seekor monyet.

(6)

Sesampainya dekat halaman istana yaitu perbatasan kampung yang dikelilingi oleh pohon-pohon bambuNan Tampuk Emasmenjumpai keluarganya dan Si Tagan Dera menunggu diperbatasan sampai dijemput olehNan Tampuk Emas nantinya. Sesampainya dirumah istana ternyata raja ayahnya telah semakin tua dan menyambut kedatangan putri bungsunya, putri kesayangannya yang telah menghilang selama satu tahun. IbuNan Tampuk Emas yang sudah lumpuh dan tidak bergerak dari tempat tidur karna setiap hari menangisi Nan Tampuk Emas yang dikira telah meninggal menjadi sehat dan sembuh kembali saat Nan Tampuk Emas hadir dan memeluk sang ibu.

Setelahu Nan Tampuk Emas menyampaikan semua yang terjadi pada dirinya dan suaminya yang ikut bersamanya yaitu seekor monyet. Tidak disangka ternyata sang raja menyetujuinya dan memerintahkan semua penduduk untuk mengurung semua anjing di desa itu agar calon menantunya Si Tagan Dera (monyet) tidak ketakutan. Raja pun menyambut menantunya sesuai adat Pakpak dengan kata-kata yang sangat sopan dan makanan adat, diantaranya: 1 piring pisang, satu piring tebbu, 2 buah kelapa muda dan sirih beserta pelengkapannya.

Didalam istana banyak kejadian lucu yang dilakukan oleh Si Tagan Dera seperti yang dilakukannya di bukit Si Pitu Cundut, Si Tagan Dera membuka semua pakaian yang dipakainya, menyantap semua makanan yang disediakan dan mengambil pucuk tebu dari dapur serta memanjat ditiang rumah istana sambil mengambil labah-labah dan memakannya hingga sarang labah-labah itupun berjatuhan. Si Tagan Dera memakani tebu diatas dn menyemburkannya ketengah semua orang yang ada diruangan itu. Sampai kesabaran Nan Tampuk Emas pun mulai berkurang. Namun

(7)

seperti yang dipesankan oleh raja tak satu pun penduduk dan keluarga menertawakan tingkahSi Tagan Dera.

Nan Tampuk Emas pun mulai lagilah melantunkan nangennya untuk mengingatkan Si Tagan Dera, dan ternyata Si Tagan Dera mengerti, turunlah ia dan segera meminta maaf pada raja. Raja pun memaafkan kelakuan sang menantu dengan senang hati dan menyuruhnya keatas, maksud raja keatas tahta kursi raja. Namun Si Tagan Dera mengira raja menyuruhnya kembalai keatas tiang istana.Nan Tampuk Emas pun semakin emosi dan mohon pamit untuk kembali kehutan kepada Raja. Raja pun menyetujuinya asalkan Si Tagan Dera juga setuju dengan permintaan Nan Tampuk Emas. Kembalilah Nan Tampuk Emas melantunkan nangennya dan mengajak Si Tagan Dera kembali kehutan bukit Si Pitu Cundut. Akan tetapi Si Tagan Deratidak mau dan mengajak Nan Tampuk Emas ikut naik keatas tiang istana.

Kemudian raja pun menyiapkan pesta besar-besaranNan Tampuk Emas, dan Si Tagan Dera mengira untuk merayakan pesta perkawinan mereka. Pada hari itu juga raja memanggil Nan Tampuk Emas dan menyuruhnya kesungai mengambil seekor ikan sebagai syarat perkawinan dan tanpa ada pertanyaan,Nan Tampuk Emas pun langsung bergegas pergi kesungai. Setelah Nan Tampuk Emas berangkat dari istana mulailah raja menyusun rencana jahat untuk membunuh monyet (Si Tagan Dera) menantunya tersebut.

Dengan segala akal-akalan mereka raja pun menipuSi Tagan Dera dengan mengatakan Nan Tampuk Emas telah mengalami demam parah dan mengatakan bahwa dialahyang berselimut tebal didapur yang ternyata adalah dua ekor anjing ganas yang disediakan untuk membunuhSi Tagan Dera.

(8)

Si Tagan Dera pun percaya kepada kata-kata mertuanya tersebut, saat Si Tagan Dera membuka selimut tersebut, habislah tubuh monyet tersebut diterkam oleh kedua anjing itu sampai kehabisan nafas dan mati.

Tak lama setelah kejadian ini berlangsung, Nan Tampuk Emas pun pulang dan ternyata dia merasakan kematianSi Tagan Dera hingga Nan Tampuk Emas tidak sampai kesungai karna firasat buruknya mengenaiSi Tagan Dera (rohSi Tagan Dera) yang mengikuti langkah kakinya dari rumah. Segala cara dan kata-kata diusahakan raja untuk mengelabuiNan Tampuk Emas. Namun ternyata tetap saja pada kenyataannyaNan Tampuk Emas menemukanSi Tagan Dera suaminya (monyet) yang terluka dan telah mati walaupun matanya masih terbuka dan tergletak diatas kandang ayam tepatnya dibelakang istana. Nan Tampuk Emas pun mengusap mata itu agar tertutup dan kemudian membawa mayat Si Tagan Dera keruangan atas istana yaitu tempat putrid bungsu (Nan Tampuk Emas) degan kain oles dan meletakkan Si Tagan Dera diatas tikar adat berwarna putih dan dengan tujuh lembar sirih selama tujuh hari tujuh malam Nan Tampuk Emas menangisi Si Tagan Dera berharap penuh untuk hidup kembali.

Pada hari yang terakhir yaitu pada hari yang ketujuh Si Tagan Dera pun hidup kembali. Sebelumnya selama tujuh hari tujuh malam Nan Tampuk Emas berusaha memanjatkan doa-doa permohonan agar Si Tagan Dera hidup kembali karna mengingat janji yang telah terucap di hutan bukit Si Pitu Cundut. Dimalam pertama, Nan Tampuk Emas mulai memangku Si Tagan Dera dan menciuminya mengingat cinta dan kasih sayangnya. Dia pun mengobati luka-luka ditubuh monyet tersebut. Kemudian dimalam kedua, luka ditubuh monyet itu mulailah sembuh tetapi tetap saja Nan Tampuk Emas meratapinya dengan semua harapannya agar monyet itu hidup

(9)

kembali. DIpikirannya jika memang nanti bau busuk monyet itu telah tercium maka Nan Tampuk Emas akan membuangnya kesungai. Pada malam ketiga dan malam keempat, masih belum ada bau busuk mayat monyet itu.

Kemudian dimalam kelima dan keenam, luka ditubuh Si Tagan Dera semakin pulih dan Nan Tampuk Emas tetap menciumu tubuh monyet itu dan menangisinya dengan lantunan Nangen. Pada malam terakhir yaitu malam ketujuh Si Tagan Dera menjawab tangisan Nan Tampuk Emas, monyet itu hidup kembali dan meminta untuk mandi uap selama tiga hari hingga kesetannya pulih kembali.

Mulai lagilah Nan Tampuk Emas mengiramakan kata-katanya yaitu kesabarannya terhadap Si Tagan Dera. Saat Si Tagan Dera dan Nan Tampuk Emas berbalas kata-kata mencullah secara tiba-tiba seorang ibu tua yang mandul dihadapan mereka dengan menceritakan derita yang dirasakan karna tidak bisa memiliki seorang anakpun.

Si Tagan Dera sangat mengerti dan memahami perasaan ibu mandul itu. Mereka banyak berbincang-bincang dengan ibu itu yang ternyata ibu tersebut juga mengalami kebutaan.

Nenek adalah sebutan nereka berdua kepada ibu mandul tersebut. Nenek itu pun mengajari mereka berdua dan menyuruh Si Tagan Dera untuk membawa tiga lembar sirih dan pergi kesungai dengan syarat siapapun yang bertanya padanya mau kemana tidak perlu dijawab. Sinenek menyuruh Si Tagan Dera untuk pergi kesungai tujuh aliran dan Si Tagan Dera pun mengikuti semua kata-kata nenek tersebut tanpa bertanya apapun. Sesampainya disungai tujuh aliran itu makanlah daun sirihit dan telan sambil berendam disungai tersebut agar memberikan rejeki, keselamatan, segala ilmu, keberanian dan semua yang baik ucap nenek mandul tersebut.

(10)

Pendek cerita, selama tujuh malam disungaitujuh aliran tersebut tibalah Si Tagan Dera pada aliran ketujuh yaitu tempat pemandian Raja. Kira-kira pada jam empat pagi, keluarlah Si Ttagan Dera dari air tersebut dan dia punsudah berubah menjadi seorang manusia. Akan tetapi semua bulu badannya semasa dia seekor monyet masih ada disekitarnya dan dengan cepat Si Tagan Dera pun mengumpulkannya dalam sebuah kain dan kembali ke istana menjumpai Nan Tampuk Emas kekasihnya.

Sesampainya di istana tempat Nan Tampuk Emas, Nana Tampuk Emas pun sangat heran bercampur bahagia dan mengucap syukur kepada Tuhan dan nenek mandul yang telah hilang tanpa jejak itu.

Akhirnya dibuatlah pesta perkawinan yang sangat besar dan meriah dengan menyembelih limabelas ekor kerbau didesa tersebut. Dan yang tidak pernah diduga oleh mereka, raja pun memberikan tahtanya kepada Si Tagan Dera untuk menjadi seorang raja muda yang tampan, baik dan bijaksana.

Lampiran 2

(11)

Arnia lot mo sada raja, pitu berruna. Siampun-ampun Nan Tampuk Emas, kesayangen deket kekelengen ate orang tuana . Arnia mula oda merlentik simerbaju oda ikusoken anak perana. Cudalihenna, ise nola kalak lako sarutenna. Jadi ipas bagidi, roh mo bapana raja mendokken mi berruna si pitu en, asa laus muat baja mi delleng. I tenggen bapana raja mo ari , roh bapana raja mendokken mi berruna si pitu en “ki baja mo ke ari en berru”, kumerna enggo anggara peltak. Tapi

mendahiken berruna ampun ampunidokken raja I mendahisa asa memuat baja tonggal iakum kakamu en tokona I idah.

Asa ko nan Nan Tampuk Emas mersodip nan mertabah , mersodip ma merkabus, rundung pak kepeltaken, sadasa sangkundulen, imo asa baja tonggal. Enget dok bapana, ue pa dok Nan Tampuk Emas.

Nai laus mo mi delleng berruna si pitu en.soh mi delleng, si enem kalak soh kessa menabahi mo, janah oda pella pilihen pokokna selloh belgahna. Ia Nan Tampuk Emas idalani sada uru malot jumpa, idalani dua uruk malot. Kessa uruk peteluken dapet ma mo.

Dapet kessa mo baja sini dokken bapana ndai, soh mo senangna ukur Nan Tampuk emas en ndai. Kata Nan Tampuk Emas ibagasen ukurna, saut ma mo aku merlentik bage ni dokken bapa ndaboi,sampesijahe seggen aku katena.

Sanggar laki Sanggar berru Tubuhen laki Tubuhen berru

(12)

Kembang sila mo ia bakune kin tennah janah mersodip: “im bajangken baja tonggal, pengidonku seggen sijahe mang aku bana daholi si merpangkat, maholi, bana dubalang, bana guru deng”.

Sintor bagidi dahke ia mersodip lotmo sada nambodik (bodat) menjolmitisa. Baja sini buat Nan Tampuk Emas lot mo kira-kira enem batang, odane mo ibettoh lako merembah bja en ndai. “aku naing laus mi rumah kerna nggo lot bajangku, laus aku nan tah iortori nambodik en katena”.

Laus mo bengkala si kedek en,enggo kessa laus bengkala si kedek-kedek enda, gumeddek ipodina. “biahat…” dok mo Nan Tampuk Emas en ndai, geddekgeddek…… nina sikali nai baru roh mo ia, roh mo ia kan kamuhun ia dogok imo sentabi kata nambodik jonggol mbellen. Jogok kan kamuhun Nan Tampuk Emas . jadi ipas bagidi, Nan Tampus Emas en pe menggirgir engket kumettek. Oda pernah idah bagi. I jerro kin ngo bekasna, oda ngo lot mi juma, kerna berru kesayangen, berru ampun-ampun.

Si Tagan Dera Mengririt Nan Tampuk Emas

Itebennai Si Tagan Dera en mo memuat ukur Nan Tampuk Emas en, soh ngo mendena ibain Nambodik en ndai mendahisa ,sampe dapetsa ukur Nan Tampuk Emas idindai janah merbulaban mo kalak en sidua.

Tagan Dera : “ janjinta sidua , ulang kono mensal nggelluh rebakku, kumerna kita en dua rupa si oda boi iperdosken, janah ulang pernah merobah pikirenmu mula enggo kita soh i istana”.

Nan Tampuk Emas : “ iya ue maleh, tapi lot mango si naing kudokken bamu. Tagan Dera : “ dokken mo…!“.

(13)

Nan Tampuk Emas : “ bakune pe mpogosna kami, bakune pe meroha ni abe name, oda pernah lot gelarna bodat, mula boi kugancihi mo gelarmu”.

Tagan Dera : “ boi, kade pe ibaing ko gelarku yang penting lot gelar“. Nan Tampuk Emas : “ Si Tagan Dera mo kubain gelarmu”. Janah nahan pas lako laus kita mi sapo bapa bain mo nditak. Kerna bagimo adat nami lako menggancih gelar.

Enggo kessa merjanji marang pe merbulaban mido pengajaren moSi Tagan Dera bai Nan Tampuk Emas en ndai.Ndaoh kalohon mo ate Nan Tampuk Emas en ndai kumerna kepeken bodat en mo jodohna. Kalak en si dua tading mo I peldang si pitu cundut, isi mo Nan Tampuk Emas mengajari Si Tagan Dera bakune adat manusia asa boi ibettoh adat jelma selam sada. Enggo mo ndekkah Nan Tampuk Emas nggelluh I rambah pelin mangan buah kayu ceggen cibon sampe ndaoh atena ienget nola mo orang tuana i sapo.

Karina ndaoh atena i, itangiskin mo ibagasen nangenna. Bakune

kenggeluhenna bagendari ibandingken dekket kenggeluhenna isapo orang tuana. Si Tagan Dera genep ari mo mendenganisa deket muat buah kayu mahan panaganen selalu Nan Tampuk Emas.

Namun dekah ni dekahna makin merung jjanah mroha mo Nan Tampuk Emas sehingga mela nola mo ia mengidah kalak. Kerna mpot iakap mangan nakan,

mersaong, janah mapurun, kumerna na idi isuruh mo Si Tagan Dera laus menangko nakan, mapuren, deket abit ni deba si muro ijuma-juma.

Si Tagan Dera en ndai laus mo lako mengkrejoken pengidon Nan Tampuk Emas en ndai. Janah enggo kessa dapetsa tellu ucang mapurun,tellu oles mahan tudung, dekket tellu baka nakan ibreken mo mendahi Nan Tampuk Emas sehinnga

(14)

terdah mo nggo mrisi ma balik daging Nan Tampuk. Tapi laju ngo oda puas den ukur Nan Tampuk Emas, isuuruh Nan Tampuk Emas mo bodat en ndai laus mi sapo bapana lako muat baju merapi-api dekket sarung belayan deketma oles sori-sori sampur. Iceritajken Nan Tampuk Emas en mo bakune carana lako muat karina sipidona idi dekket dahari waktu si pasna oda lot biang isapo dekket jelma pe oda isapo. Iceritaken Nan Tampuk Emas en mo bakune rupa sapo bapana raja i si berbawan pitu jujungenna, pitu ganjelana dekket lot sada mejan ijolo sapo na idi. Sikennah ibuat imo muat abit deket kujur turang Nan Tampuk Emas nalako pakeen Si Tagan Dera. Tapi nahan mula mulak mi istana kennah ngo iulakken kerna bgingo adat manusia.

Enggo kessa dapetsa kade sini perluken kalak idi mulak mo Si Tagan Dera mi peldang si pitu cundut janah ipecidah mo sini buatna sampe puas ukur Setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan kembalilah STD ke hutan yaitu bukit Si Pitu Cundut serta memperlihatkan apa yang telah didapatkannya sehingga memuaskan hati NTE.

Ipilih mo ari simendena na lako mendahi orang tuana idi. Lako mendapetken ari si mende I kepeken ipeluken mo sipuluh ari nai. Ibagasen sisipuluh ari en mo iajari Nan Tampuk Emas iabingenna Si Tagan Dera sambil muat kutu bodat en ndai. Iajari Nan Tampuk Emas mo bakune rencana pejumpa deket karina pamilina i istana bakune carana kundul, bakune menduduri, dekket menceritaken bakune rupa bapa dekket inangna dekket turang-turangna. Bapana merbelagen mbulan merambu-rambu, ubanen, inangna sienggo lobang-lobangen. Turanna situaen mergelar Gindar Mataniari bekkasna ikamuhun mbengket dekket turangna sipeduaken si memakke bura kelang emas sada kalto-kalto, imo kelang tangkep gelarna. Bekkas

(15)

abangna en imo ikambirang mbengket janah turangna siampunen simemakke gelang keroncong. Iajarken ma mo mbue adat jelma manusia janah bakune peraturen mendahiken kalak si baru merunjuk bage kalak idi.

Enggo kessa dapet ari sinitentukenna imo cukera 20, turunmo kalak I sidua ibabo kayu mbelgah idi nai imo ipeldang si pitu cundut janah ipakkeken mo pakken adat mbelgah mendahiken Si Tagan Dera, tapi enggo kessa ipakke, odanola mo keppe boi merdalan bodat en ndai kumerna abit dekket golok bak kujur deketpe ucang sinipakkena. Isa ibre Nan Tampuk Emasmo pilihen mendahisa asa ipakke karina idi mula enggo njolmit kasean sapo bapana asa ulang mela ia mendahi bapana idi. Ijujung Nan Tampuk Emas en mo karina pakeen idi ndai. Nan Tampuk Emas en merdalan mo ia tapi ukum bodat idi ndai mangkat-mangkat mo ia ibabo kayu nai mengekuti kumerna idiom kebiasaen bodat.

Enggo kessa njolmi mi kasean sapo bapana, imo perbatasen kuta sini

kelilingi batang buluh, ijumpai Nan Tampuk Emas mo bapana janah ipema SI Tagan Dera mo iperbatasen kuta i asa ialengi nahan ia. Enggo kessa soh isapo bapana ndai kepeken enggomo makin ntua bapana en imo menambut pekiroh berru ampun-ampunna i ndai, berru kekelengenna, si enggo mbalang sada tahun dekkahna. Kpeken inang Nan Tampuk Emas enggo mo oda nenge boi keke ipedemenna nai kumerna genep ari tangis idok enggo mate berruna idi, janah langsung mo keke ia njuah kumerna mengidah berruna I janah isanggohi mo berruna ndai.

Enggo kessa ibagahken Nan Tampuk Emas karinana si enggo terjadi mendahisa dekket bapa dukakna si dekket rebaksa imo sada bodat. Si oda isangka-sangka isetujui bapana idimo karina janah idokken mendahi karina sitading ikuta I asa ikurungi karina biangna asa ulang mbiar kelana i.

(16)

Mende ngo ibain raja i kelana siroh en ndai sesuai adat kalak Pakpak, kirana sopan mende deket ibreken mo panganen imo galuh, tebbu, dua kelapa menguda dekket ibremo mapuren.

Ibagasen sapo en ndai, mbue mo kejadien sioda bage iukur Nan Tampuk Emas si oda bge niajarkenna ipeldang si Pitu Cundut. Ibuka bodat idi mo karina abitna, ipangani mo karina panganen silot isi janah ibuat mo pucuk tebbu idapur nai, ipenangkih mo pandak sapo i janah ipenghemburken mo mitengah jelma mbellang si lot isienggo habis kesabaren Nan Tampuk Emas idi Ndai tapi bage sini tenahken raja idi sada kalak pe oda lot tertaba mengidah ulah-ulah bodat idi ndai.

Itebennai Nan Tampuk Emasen nola mo nangenna lako mengengetken Si Tagan Dera, tapi iantusi bodat en ndai mango keppeken, turun mo ia ibabo pandak inai. Mido maaf mo ia mendahi rajai janah imaafken raja ingo ia, isuruh mo ia ballik menangkih mi babo. Maksud raja mi babo tahta kursi raja.tapi idok bodat en mo isuruh baliklako menangkih mi babo pandak sapo i. makin odane mo terpesip Nan Tampuk Emas janah iarahken mo bodat en mulak mirambah, ipengido mo bana bapana asa berkat ia mirambah. Isetujui Raja idi ngo, asalken nggeut ma kelana i. balik mo itebenai Nan Tampuk Emas mernangearahken bodat en ndai mulak balik mi peldang si pitu cundut. Tapi tong ngo oda nggeut bodat I ndai janah iarahken nolango Nan Tampuk Emas dekket menangkih mi babo.

Nai isiapken raja en mo pesta mbelgah kalohon, idok Nan Tampuk Emas en mo deket bapa dukakna lako kipestaken peradaten kalak i. itenggoi raj mo berruna en ndai janah isuruh mo mi lae lakomuat ikan nalako siarat peradaten. Janah langsung mo laus berru ampun-ampun nen ndai. Enggo kessa laus ia isapo bapana ndai nai mulaimo raja en menusun rencana njahatna lako memunuh bodat imo

(17)

kelana ndai. Ibain raja en mo taktikna lako mengakali Si Tagan Dera, idokken mo enggo mersakit mparah beru ampun-ampunna ndai janah ia mo nina simerselimut ntebal igembar ketaring padahalbiang pemburu si melaga kalohon ngo itogong isi.

Percaya mo Si Tagan Dera mendahiken rana simatuana en ndai, enggo kessa ibuka selimut ndai,ihantam biang imo bodat ndai sampe mate.

Oda ndekah sidung i, mulak mo berru ampun-ampun raja en ndai janah iakapken ngo keppe permate bodat en ndai asa oda saut ia soh mi lae kumerna iperakapken iekuti tendi bapa dukakna idi ia. Karina rana mo ipendokkenni bapana mendahi berruna idi nalako mengakali Nan Tampuk Emas, tapi odango percaya berru nen janah iidah mo bodat ndai nggo ugahen janah mate ibabo kandang manuk tapi oda den tutup matana. Iapus Nan Tmpuk Emas mo mata bodat en ndai asa tutup matana i. iembah mo mibabo mibekkas berru ampun-ampun, ibain mo oles janah ibain mo ia ibabo belagen mbettar janah ibain mamo pitu lambar gatap. Selama pitu ari pitu berngin itangisi mo bodat en isi janah merharap asa nggelluh balik ia.

Iari pepituken iari perpodi nggeluh mo balik Si Tagan Dera. Selama si pitu ari I gennep ari genep bon ngo Nan Tampuk Emas mersodip janah kitangisi

nambodik idi ndai asa balik keke katena ia mengenget janjina sidua I Peldan Si Pitu Cundut. Boon perjolo, mulai mo Nan Tampuk Emas kiabingisa janah isanggohi ngo nambodik en ndai mengenget kesayangenna i. janah itambari ngo karina ugah sini daging bodat I ndai, iboon peduaken enggo ma mo mulai kerrah ugah idaging bodat I tapi dak tong ngo itangisi Nan Tampuk Emas ia Janah mengharap kalohon ngo ia asa balik nggeluh kesayangenna i. mula enggo nan mbau bangkena teranggoh mak

(18)

kuambongken nahan mi lae katena. Iboon peteluken deket peempatken, oda den mango lot teranggoh mbau bangkena i.

Tapi iboon pelimaken deket boon peenemken, ugah sinidaging bodat en enggomo makin njuah janah dak tong ma ngo isanggohi Nan Tampuk Emas daging bodat en ndai dekket itangisken ngo i ibagasen nangenna. Iboon perpodi imo boon pepituken ialoi Si Tagan Dera mo nangen Nan Tampuk Emas i, nggeluh mo balik bodat ndai janah ipidoken mo bana kesayangenna i asa merukup ia tellu ari dekahna asa makin njuah iakap.

Itebenai Nan Tampuk Emas nola mo mernangenken kesabarenna mendahiken Si Tagan Dera. Tupung mernangen kalak i si dua roh mo simpusta sada kalak inang-inang nggempus si enggo ntua ijolo kalak i si dua. Janah isukutken mo kimpersah siniakapkenna kumerna oda boi ia merdukak.

Merpengantusi ngo kalak i memegeken sukuten daberru nggempus en ndai. Mengranai mo kalak i samahsa janah kepeken daberru nggempus endai oda mango merpendidah ia.

Itenggoi kalak i sidua mo mpung bai daberru nggempus i ndai. Iajari mpung ndaimo kalak i janah isuruh mo Si Tagan Dera asa merembah tellu lambar gatap janah laus ia mi lae si lot itu alirenna tapi mula lot kalak mengkusoisa lako mike ia ulang mo pella ialoi. Iueken janah iulaken mo karina sinidokken mpung i ndai, oda pella lot kuso-kusona. Idokken daberru nggempus i mamo asa mula enggo soh mi lae piton aliren i asa ipangan mo bulung gatap i ndai janah i bendut sambil igebukken bana ilea i ndai asa roh rejeki bana, keselamaten, karina nasa kepandeen, janah karina si mende dok mo mpung i ndai.

(19)

Singkat cerita, pitu berngin merndam i lae pitu aliren imo bekkas peridiin Raja simatuana i. kira-kira maga jam empat siceggen, keke mo Si Tagan Dera i lae i nai janah enggo mo merobah rupana gabe sakalak jelma. Tapi ukum buk ni

dagingna tupung gabe nambodik i den ia igembar ni deng ngo, ipepulung moi janah isantum ibagasen mandar janah ijumpai mo misapo Nan Tampuk Emas.

Enggo kessa soh iistana ibekkas Nan Tampuk Emas , soh ngo senangna mercampur heran Nan Tampuk Emas janah mendokken lias ate mbelgah mendahi Tuhan Permende basa i deket daberru nggempus i si enggo laju oda teridah ne.

Perpodi kalohon ibain raja i nola mo pesta peradaten mbelen janah meriah kalohon. Iseket mo lima bellas kerbona ikuta i. janah simaing tersengget kalak i, ibaingken Raja bapa Nan Tampuk Emas i mo kelana SI Tagan Dera gabe Raja si menguda, maholi, berju janah bijak.

Lampiran 3

(20)

Nama : Cimo Br.Bancin Jenis kelamin : Perempuan Umur : 85 Tahun Agama : Islam Pekerjaan : Petani

(21)
(22)
(23)

Foto

(24)
(25)

Gambar

Foto 1.  informan: Cimo Br. Bancin.
Foto penulis bersama informan Cimo Br. Bancin.

Referensi

Dokumen terkait