TITLE
FAO:
Kontribusi Hutan Tropis Indonesia pada Tata Kelola Hutan
MENJAGA DAN MENGELOLA HUTAN INDONESIA:
KONTRIBUSI NYATA PADA KELESTARIAN ALAM DUNIA
Dick Trenchard
Perwakilan ad interim FAO untuk Indonesia Jakarta, 31 Maret 2021
HARI HUTAN INTERNASIONAL 2021
1. Yang Terhormat Ibu Menteri Siti Nurbaya, Yang Kami Hormati Sekretaris Jenderal, hadirin dari Kementerian
Lingkungan Hidup dann Kehutanan, mitra-mitra kehutanan dan bapak-ibu sekalian.
2. Saya senang sekali dapat berada di sini bersama dengan
anda semua dalam rangka Peringatan Hari Kehutanan Dunia di Indonesia.
3. Merupakan kebanggaan dan kehormatan bagi saya untuk menyampaikan Pidato Keynote mengenai “Kontribusi Hutan Tropis Indonesia terhadap Tata Kelola Hutan Global” atas nama Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia yang
4. Dan hari ini saya didampingi oleh Pak Adam Gerrand, ahli kehutanan internasional, Ibu Ivonne Melissa, ahli kehutanan nasional, kami serta beberapa rekan tim FAO yang bekerja di Indonesia.
5. Melindungi hutan Indonesia dan memastikan
pengelolaannya secara berkesinambungan merupakan hal yang sangat penting bagi lingkungan di Indonesia, untuk masyarakat Indonesia dan bagi ekonomi Indonesia. Namun arti penting tersebut tidaklah hanya berhenti dalam wilayah kepulauan Indah Indonesia yang dibatasi oleh garis pantai yang hamper tak berbatas: hutan Indonesia memiliki arti yang sangat penting juga bagi manusia di seluruh dunia, ekonomi dunia dan bahkan lingkungan dan iklim dunia.
6. Saat ini dunia sedang dilingkupi awan hitam COVID-19, tetapi kita semua memahami bahwa masa-masa sulit ini akan juga berakhir dan awan hitam segera menyingkir. Dan dalam hal ini, saya
sampaikan penghargaan saya terhadap pemerintah Republik
Indonesia atas pekerjaan besar yang dilaksanakan terus-menerus untuk meminimalisasi dampak pandemic COVID-19, dengan
melaksanakan kampanye vaksinasi besar-besaran dan memastikann bahwa pemulihan berarti “membangun kembali dengan lebih baik” dengan memastikan bahwa “tidak ada satupun yang tertinggal”. 7. Dan kita semua harus mengingat bahwa jika dilakukan dengan
benar, restorasi hutan berkelanjutan merupakan kunci dari solusi berbasis alam untuk membangun kembali dengan lebih baik dalam mencapai masa depan yang kita semua inginkan. Minggu lalu, baru saja Direktur Jenderal FAO mengingatkan kami semua bahwa
“Hutan yang sehat berarti masyarakat yang sehat; karena hutan
menyediakan udara segar, pangan bergizi, air bersih dan ruang untuk rekreasi bagi kita semua dan juga memberikan ruang bagi peradaban untuk dapat berlanjut”.
8. Hutan dunia saat ini sedang terancam. Lebih dari 10 juta hektar hutan di dunia beralih fungsi setiap tahunnya di seluruh dunia. Jumlah ini kira-kira setara dengan hutan seluas setengah pulau Sulawesi yang beralih fungsi dan ini berarti satu hektar hutan yang fungsinya dialihkan setiap 3 menit.
9. Ini sebabnya kontribusi hutan tropis Indonesia dan
pekerjaan penting pengelolaan hutan yang dipimpin oleh Pemerintah Republik Indonesia, khususnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, masyarakat setempat, utamanya masyarakat adat, LSM dan juga sektor swasta sangatlah penting bagi kelestarian alam dunia pada
umumnya dan tata kelola hutan global khususnya.
10. LIjinkan saya untuk secara singkat menyampaikan susunan besar dan kompleks mengenai tata kelola hutan secara internasional serta pengaturan kebijakan yang menjadi kerangka dari paparan saya hari ini. Munculnya kerangka kerja tata kelola internasional telah menjadi daya dorong yang sangat besar dan penting dari kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam waktu sekitar dua dekade terakhir. 11. Rangkaian pengaturan tata kelola hutan internasional
sangatlah kompleks, tetapi kesemuanya penting. Ada pengaturan-pengaturan yang mengikat secara hukum maupun yang tidak. Ada yang hanya melibatkan hanya tingkatan negara – pemerintah- seperti Konvensi
Keanekaragaman Hayati (Convention of Biodiversity - CBD) dan Konvensi Perubahan Iklim PBB (UN Climate Change Convention).
12. Ada juga yang merupakan pengaturan tata kelola gabungan, melibatkan negara maupun pihak bukan mengatasnamakan negara, seperti Program Penegakan Hukum, Tata Kelola dan Perdagangan [hasil] Hutan FAO-Uni Eropa (FAO-EU Forest Law Enforcement, Governance and Trade Programme -FLEGT), yang di dalamnya berisi peraturan mengenai legalitas hutan dan perdagangan, REDD+ yang bertujuan menurunkan emisi karbon dari penggundulan hutan dan degradasi hutan, serta Bonn Challenge yang duperuntukkan bagi restorasi hutan.
13. Dan akhirnya, pengaturan-pengaturan yang hanya
melibatkan pihak-pihak di luar negara, seperti pengaturan-pengaturan yang berhubungan dengan sertifikasi sektor swasta.
14. Dan dengan memperhatikan khususnya jalan menuju kesepakatan EU FLEGT, setelah proses 15 tahun negosiasi dengan Uni Eropa, Indonesia adalah satu-satunya negara yang menerapkan persyaratan perijinan yang dibutuhkan untuk memasukkan produk perkayuan di pasar Uni Eropa, dan kami memuji upaya ini. Enam negara tropis lainnya juga menandatangani FLEGT VPA, tetapi masih belum siap
melaksanakan implementasinya dan masih dalam tahapan negosiasi lanjutan dengan pihak Uni Eropa.
15. Pengaturan-pengaturan tersebut menggunakan berbagai pengaruh, termasuk didalamnya adalah aturan, integrase kebijakan, norma, pasar dan akses langsung. Beberapa pengaturan tersebut mengikuti beberapa pengaruh
sekaligus. FLEGT misalnya, menggunakan aturan, pasar dan akses langsung, sedangkan REDD+ menggunakan aturan, pasar, akses langsung dan integrase kebijakan.
16. Singkatnya, terdapat beberapa mekanisme dan pengaturan yang merupakan sistem yang kompleks dan saling bertautan dari sistem tata kelola hutan global dan yang paling penting, Indonesia terlibat secara langsung di dalam sejumlah sistem tersebut.
17. Mari kita kembali ke Indonesia dan kontribusinya terhadap tata kelola hutan dunia.
18. Seperti telah kita ketahui, Indonesia memiliki sumber daya hutan yang sangat besar, sekitar 93 juta hektar cakupan lahan hutan, setara dengan hamper empat kali luas negara saya, Inggris Raya. Seperti baru-baru ini disampaikan oleh Presiden COP26 Alok
Sharma, sumber daya kehutanan sebesar ini menjadikan Indonesia sebagai “sebuah negara superpower” dalam perannya
menghadapi krisis perubahan iklim dunia. Apa yang dilakukan Indonesia dan bagaimana Indonesia bertindak, “sangatlah
penting.” Hal yang baru terjadi tersebut merupakan hal yang
sangat positif, meskipun jalan tersebut masih panjang dan perjalanan yang ditempuh penuh tantangan.
19. Pemerintah Indonesia dengan ujung tombak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, telah mencapai kemajuan yang besar sekali dalam menekan laju penebangan hutan. Kita semua telah melihat tingkat penggundulan hutan di Indonesia turun hingga hamper mencapai 90% dari angka tertingginya di permulaan abad ini, ketika lebih dari 3,5 juta hektar lahan hutan dialihkan fungsinya untuk hal lain, setiap tahunnya. Beberapa tahun belakangan terlihat penurunan yang cukup mengkhawatirkan, itulah sebabnya kami merasa sangat senang melihat hasil positif yang baru-baru ini
dilaporkan oleh Ibu Menteri Siti Nurbaya yang
mengindikasikan bahwa penggundulan hutan telah menurun jumlahnya menjadi sekitar 115.000 hektar pada periode
tahun 2019/2020. Penting sekali melanjutkan tren positif tersebut.
20. Kebijakan yang cerdas, penegakan hukum yang kuat, bukti yang banyak serta ilmu dan teknologi yang inovatif telah menjadi hal-hal penting bagi kemajuan Indonesia Penegakan hukum, tentulah menjadi kuncinya. Kementerian baru-baru ini melaporkan bahwa lebih dari 1000 kejahatan dalam bidang kehutanan dan lingkungan hidup telah berhasil dituntut secara pidana, hal ini menunjukkan bahwa risiko-risiko masih tetap ada dan menggarisbawahi
pentingnya penegakan hukum dan aturan yang berlaku. 21. Demikian pula halnya dengan rekam jejak Kementerian
sehubungan dengan pembangunan basis bukti yang sangat mengesankan, termasuk misalnya pembuatand an peluncuran Simontana, Sistem Pemantauan Kehutanan Nasional.
22. Dan kami semua di FAO sangat bersemangat untuk dapat bekerja bersama dengan Kementerian dalam membantu merancang ulang inventarisasi hutan nasional yang baru sebagai bagian dari
dukungan kami yang lebih luas dalamm memperkuat Pemantauan Hutan dan Lahan Indonesia bagi Aksi Iklim, sebuah kegiatan yang didanai oleh Pemerintah Norwegia.
23. Kontribusi hutan Indonesia seharusnya tidak diukur hanya dari lingkungan dan perubahan iklim saja. Kehutanan berkontribusi terhadap apa yang kami di FAO sebut sebagai “Empat Hal yang Lebih Baik”: produksi yang lebih baik, gizi yang lebih baik,
lingkungan hidup yang lebih baik dan kehidupan yang lebih baik. Luas dan pentingnya skontribusi-kontribusi tersebutlah yang sejatinya menopang tema Peringatan Hari Hutan Internasional tahun ini.
24. Pentingnya hutan bagi mata pencaharian masyarakat, serta
perekonomian pada umumnya, sangatlah besar, itulah sebabnya FAO meningkatkan perhatiannya pada pentingnya pendekatan ekosistem dan lansekap. Itu juga sebab mengapa kami
menekankan bahwa lahan-lahan gambut di Indonesia hanya akan dapat dilindungi dan direstorasi secara berkelanjutan dan dalam skala yang besar dengan meletakkan masyarakat serta mata
pencaharian mereka sebagai pusat dari solusi yang
dikembangkan, dengan berbagai cara yang “mencakup semua
orang dan tidak ada yang tertinggal”.
27. Dan seperti juga halnya yang dilakukan di negara lain, kita semua terus menekankan sangat pentingnya meletakkan pemanenan kayu yang berkelanjutan sebagai inti dari strategi ekspor,
memastikan bahwa ekspor kayu dan lapangan pekerjaan yang dihasilkan, dibangun di atas regenerasi hutan dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan tidak pada penebangan ilegal serta penggundulan hutan yang berlebihan. Sekali lagi, kami
menyambut baik langkah-langkah yang diambil oleh Kementerian dalam hal ini serta pekerjaan yang dilakukan oleh APHI untuk
mengarahkan produksi, pengelolaan dan pemanenan hutan yang berkelanjutan.
25. Ini adalah alasan kami menyoroti kebutuhan pembuatan kerjasama internasional yang berhubungan dengan bidang kehutanan yang lebih koheren, dan untuk koherensi kebijakan yang lebih luas serta keselarasan lintas sektor baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional.
26. Ekspor kayu merupakan kontribusi penting bagi perekonomian Indonesia. Laporan waktu nyata dari pihak Kementerian
menunjukkan bahwa ekspor kehutanan Indonesia kembali ke titik positif pada awal tahun ini setelah terjadi 10 bulan pertumbuhan negative tahun sebelumnya, yang sebagian besar diakibatkann oleh pandemic COVID-19. Nilai ekspor dari bidang kehutanan pada bulan Januari berada pada angka di atas USD980 juta yang mencapai hampir USD60 juta lebih tinggi dibandingkan angka pada bulan yang sama tahun 2020. Tren positif tersebut
mendukung prakiraan optimis yang disampaikan oleh Bapak
Indro Soesilo, Ketuan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) bahwa nilai ekspor bidang kehutanan dapat mencapai
USD12 milyar pada tahun 2021.
28. Keadaan Hutan Indonesia yang Sangat Baik pada Tahun 2020 menjadikan ruang pamer yang sangat baik atas pekerjaan yang sedang dilakukan di Indonesia. Laporan ini berisi data terbaru
yang sangat besar, dan seringkali adalah data yang sangat canggih yang dikumpulkan menggunakan berbagai alat pengumpulan data dan analisa canggih. Laporan ini memberikan banyak analisa dan informasi tentang situasi hutan pada saat ini dan apa yang sedang dilakukan terutama oleh pemerintah, dan juga menandai
sejumlah arahan yang jelas dan penting ke depannya. Untuk anda yang belum membaca laporan tersebut, saya sarankan anda untuk dapat mulai membacanya.
29. Banyak pekerjaan yang disoroti dalam Keadaan Hutan di Indonesia 2020 berhubungan dengan usaha-usaha yang dilaksanakan oleh Pemerintah untuk melibatkan serta berkontribusi secara efektif terhadap tata kelola hutan
internasional dan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan untuk membangun pondasi data, bukti dan kebijakan yang kokoh yang dibutuhkan untuk mendukung pekerjaan tersebut. Pujian kami sampaikan atas usaha-usaha tersebut dan kami di FAO selalu siap, sebagaimana biasanya, untuk dapat terus memberikan kontribusi terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dalam bidang-bidang penting tersebut.
30. Dan zoominar hari ini juga memberikan pengakuan dan
penghargaan terhadap usaha perlindungan dan pengelolaan
hutan di Indonesia yang merupakan hal yang sangat penting bagi Indonesia, juga memberikan kontribusi yang sangat besar
terhadap kelestarian alam dunia. Kemajuan yang konstan dicapai oleh Indonesia dalam bidang pengelolaan hutan dan kelanjutan keterlibatan serta kontrbusi terhadap tata kelola hutan
internasional merupakan hal yang sangat penting sekali, baik melalui usaha-usaha yang hanya melibatkan negara, gabungan antara negara dan non pemerintah atau bahkan yang
non-pemerintah sekaligus.