• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /enm/images/dokumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /enm/images/dokumen"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Pendahuluan

• Amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun

1996 tentang Pangan, menyebutkan bahwa Ketahanan

Pangan sebagai : “Kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau”.

(3)

• Kondisi internal di Indonesia : “Disamping terkena dampak perubahan iklim global/pemanasan global dan meningkatnya harga komoditas pangan, diperparah lagi oleh masih tingginya pertambahan penduduk, sekitar 1,5 persen per tahun dari 235 juta orang atau sekitar 3,5 juta jiwa per tahun dengan daya beli masyarakat relatif rendah, maka akses masyarakat kepada pangan menjadi lemah. Hal ini menyebabkan tidak

terpenuhinya pangan bagi rumah tangga, sehingga amanat Undang-Undang nomor 7 tahun 1996 tidak dapat dilaksanakan dengan baik.

Maka PEMERINTAH dan MASYARAKAT berkewajiban

memperbaiki kondisi ketahanan pangan saat ini dan di masa – masa mendatang, agar Ketahanan Pangan bagi

(4)

Kesimpulan

1. Pangan merupakan kebutuhan pokok, merupakan hak asasi

manusia, penentu kehidupan, merupakan pencaharian pokok, makanan pokok dalam pengentasan kemiskinan, serta merupakan martabat bangsa.

Oleh karena itu, Kadin menghimbau kepada Pemerintah

agar memantapkan pelaksanaan Revitalisasi Pertanian dan mengadakan penyesuaian strategi pangan menghadapi

global warming dan keterbatasan bahan bakar melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan bagi kesejahteraan

(5)

Kesimpulan (contd)

2. Peranan swasta dalam ketahanan pangan bagi

kesejahteraan masyarakat sangat strategis. Oleh karena itu Kadin menyarankan seluruh jajarannya agar lebih banyak dan lebih fokus terjun ke dalam bisnis pangan, terutama beras, jagung dan kedelai dan biofuel.

Dan Pemerintah mendukung melalui regulasi, perkreditan, kebijakan moneter dan fiskal untuk mencapai maksud tersebut agar terdapat solusi yang saling menguntungkan untuk food, fuel dan feeds, antara lain melalui pembukaan perkebunan pangan (rice estate, corn estate, soybean

estate, cassava estate, jatropha estate)

(6)

Kesimpulan (contd)

3. Dalam kegiatan sistem agribisnis pangan, maka nilai tambah merupakan kunci insentif yang secara proporsional diterima oleh pelaku hulu, tengah, dan hilir.

Maka KADIN menyarankan agar perusahaan anggota Kadin bermitra dengan kelompok tani dalam proses produksi, baik on farm maupun di hilir, bermitra dengan pengguna teknologi / alat mesin pertanian on farm dan pasca panen, bermitra

(7)

Kesimpulan (contd)

4. Isu pangan bukanlah isu sektoral, melainkan multi-sektoral. Maka koordinasi kelembagaan merupakan persyaratan

pokok.

Pemerintah perlu memberdayakan kembali Kelembagaan Nasional yang menangani Ketahanan Pangan Nasional yang dapat melaksanakan secara baik Amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan, khususnya tentang Ketahanan Pangan, sehingga dapat mewujudkan Ketahanan Pangan Bagi Kesejahteraan Masyarakat dengan meningkatkan kepedulian sektor

swasta, lembaga pemerintah dan masyarakat di tingkat daerah sampai pusat.

(8)

Kesimpulan (contd)

5. Kadin berpendapat Pemerintah mengefektifkan dan lebih

menajamkan peran Dewan Ketahanan Pangan dimana Ketua DKP adalah Presiden, sehingga koordinasi

(9)

Kesimpulan (contd)

6. Pengamanan stok dan harga khususnya beras tetap

diperlukan, maka KADIN berpendapat BULOG perlu

dimantapkan status saat ini sebagai PERUM dengan fungsi mengawal stok, harga dan raskin dan memisahkan fungsi pelayanan publik (PSO = Public Service Obligation), fungsi komersial, serta kontribusinya dalam pengentasan

kemiskinan dan mengurangi pengangguran.

(10)

Kesimpulan (contd)

7. Ketahanan Pangan juga memiliki dimensi kecukupan gizi

pangan asal nabati dan hewani yang seimbang demi

tercapainya bangsa yang tangguh dan berdaya saing serta menghindari kehilangan generasi penerus bangsa (lost

generations). Selain pangan sumber karbohidrat seperti

(11)

Kesimpulan (contd)

8. Dunia Usaha/Swasta aktif berpartisipasi dan diikut sertakan di dalam membangun ketahanan pangan dan ketahanan energi bagi kesejahteraan masyarakat, terutama melalui peningkatan produksi dan distribusi pangan dan energi dalam negeri.

Pemerintah perlu mengatur kebijakan jangka pendek,

menengah dan panjang untuk Bahan Bakar Nabati (BBN) dan memfasilitasi infrastruktur yang dibutuhkan (berupa lahan-lahan dan sarana).

(12)

Kesimpulan (contd)

9. KADIN bersama seluruh lapisan bangsa siap berpartisipasi

dalam menyatukan persepsi, pikiran, rencana dan implementasi mewujudkan Ketahanan Pangan bagi

Referensi

Dokumen terkait

Menjadi sarana Menjadi sarana pengembangan profesi pengembangan profesi tenaga kerja bidang tenaga kerja bidang industri pangan/ hasil pertanian.. industri pangan/

clan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah l-reLreraPa kali aiuUuL t.tun it tlengar Uuclang-Undang Norinor 28 Tahuu 1007' perlu nenetapkan Peratulan lvlenteri

Bahwa Pasal 50 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi menetapkan undang-undang yang dapat dimohonkan untuk diuji adalah undang-undang yang

Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik tndonesia, dan Ketua Umum

Beberapa ketentuan dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 44, Tambahan

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang

bahwa untuk melaksanakan ketentuan PasaI 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan NiIai Barang dan Jasa dan Pajak PenjuaIan atas Barang Mewah