KONTRAK PEMBELAJARAN
KONTRAK PEMBELAJARAN
1.PERKULIAHAN, MINIMUM MENGIKUTI
1.PERKULIAHAN, MINIMUM MENGIKUTI
PERKULIAHAN/TATAP MUKA 75%
PERKULIAHAN/TATAP MUKA 75%
2. KETERLAMBATAN KEHADIRAN
2. KETERLAMBATAN KEHADIRAN
DITOLERANSI 15 MENIT
DITOLERANSI 15 MENIT
3. PENILAIAN = TUGAS TERSTRUKTUR +
3. PENILAIAN = TUGAS TERSTRUKTUR +
UTS + UAS
UTS + UAS
4. TUGAS TERSTRUKTUR :
4. TUGAS TERSTRUKTUR :
* BOOK REPORT -> UTS
* BOOK REPORT -> UTS
* MAKALAH INDIVIDU -> UAS
* MAKALAH INDIVIDU -> UAS
TEMA MAKALAH INDIVIDU SESUAI NOMOR AKHIR TEMA MAKALAH INDIVIDU SESUAI NOMOR AKHIR
NIM NIM NIM
NIM TEMATEMA 0
0 Upaya mewujudkanUpaya mewujudkan tujuan Pendidikan Pancasila tujuan Pendidikan Pancasila 1
1 Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan Bangsa Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan Bangsa Indonesia
Indonesia 2
2 Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar NegaraSejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara 3
3 Pancasila sebagai sitem filsafatPancasila sebagai sitem filsafat 4
4 Pancasila sebagai etika politikPancasila sebagai etika politik 5
5 Pancasila sebagai ideologi NasionalPancasila sebagai ideologi Nasional 6
6 Pancasila dalam konteks ketetanegaraan Republik Pancasila dalam konteks ketetanegaraan Republik Indonesia
Indonesia 7
7 Pancasila sebagai paradigma dalam bermasyarakat, Pancasila sebagai paradigma dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
berbangsa dan bernegara 8
8 Islam dan PancasilaIslam dan Pancasila 9
Landasan Pendidikan Pancasila Landasan Pendidikan Pancasila
1. Landasan Historis Pendidikan Pancasila 1. Landasan Historis Pendidikan Pancasila
Proses sejarah pembentukan bangsa Proses sejarah pembentukan bangsa
Indonesia (Prasejarah, Kerajaan Kuno, Indonesia (Prasejarah, Kerajaan Kuno,
Kerajaan Islam, penjajahan, perjuangan Kerajaan Islam, penjajahan, perjuangan
kemerdekaan, kemerdekaan dstnya) kemerdekaan, kemerdekaan dstnya)
Sejarah Perumusan Pancasila sebagai dasar Sejarah Perumusan Pancasila sebagai dasar
negara (sejak sidang BPUPKI I hingga negara (sejak sidang BPUPKI I hingga
sekarang) sekarang)
2. Landasan Kultural 2. Landasan Kultural
Fakta budaya dan falsafah hidup bangsa Fakta budaya dan falsafah hidup bangsa
Indonesia yang merupakan suatu Indonesia yang merupakan suatu
pandangan hidup, tujuan hidup bersama pandangan hidup, tujuan hidup bersama dalam suatu negara, yang setiap bangsa dalam suatu negara, yang setiap bangsa
3. Landasan Filosofis 3. Landasan Filosofis
Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan
pandangan filosofis bangsa Indonesia, merupakan pandangan filosofis bangsa Indonesia, merupakan suatu keharusan moral untuk secara konsisten
suatu keharusan moral untuk secara konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Landasan juridis 4. Landasan juridis
Pembukaan UUD 1945 alinea II (Cita-cita bangsa Pembukaan UUD 1945 alinea II (Cita-cita bangsa
Indonesia) dan alinea IV ( tujuan dan aspirasi Indonesia) dan alinea IV ( tujuan dan aspirasi kemerdekaan)
kemerdekaan)
UU no. 2 tahun 1989 tentang Sisdiknas jo UU No. 20 UU no. 2 tahun 1989 tentang Sisdiknas jo UU No. 20
tahun 2003 tahun 2003
PP No. 60 tahun 1999 tentang Dikti pasal 13 ayat (2) PP No. 60 tahun 1999 tentang Dikti pasal 13 ayat (2) SK Ditjen Dikti No. 265/DIKTI/kep/2000 SK Ditjen Dikti No. 265/DIKTI/kep/2000
(Penyempurnaan Kurikulum) (Penyempurnaan Kurikulum)
SK Ditjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep/2002 tentang SK Ditjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep/2002 tentang
Rambu-rambu Pelaksanaan Matakuliah Rambu-rambu Pelaksanaan Matakuliah Pengembangan Kepribadian
Tujuan Pendidikan Pancasila Tujuan Pendidikan Pancasila
1.Tujuan Nasional bangsa Indonesia 1.Tujuan Nasional bangsa Indonesia
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
tumpah darah Indonesia
Memajukan kesejahteraan umumMemajukan kesejahteraan umum Mencerdaskan kehidupan bangaMencerdaskan kehidupan banga
Ikut melaksanakan ketertiban dunia (Pembukaan Ikut melaksanakan ketertiban dunia (Pembukaan UUD 1945 alinea keempat)
UUD 1945 alinea keempat) 2. Tujuan Pendidikan Nasional 2. Tujuan Pendidikan Nasional
Berkembangnya potensi peserta didik agar Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:
menjadi manusia yang:
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YMEberiman dan bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak muliaberakhlak mulia
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandirisehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
Tujuan Pendidikan Pancasila
Tujuan Pendidikan Pancasila
Mengarahkan perhatian pada moral yang Mengarahkan perhatian pada moral yang
diharapkan terwujud dalam kehidupan
diharapkan terwujud dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman
hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman
dan taqwa terhadap Tuhan YME dalam
dan taqwa terhadap Tuhan YME dalam
masyarakat yang terdiri atas berbagai
masyarakat yang terdiri atas berbagai
golongan agama kebudayaan dan beraneka
golongan agama kebudayaan dan beraneka
ragam kepentingan , perilaku yang
ragam kepentingan , perilaku yang
mendukung kerakyatan yang mengutamakan
mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan
kepentingan bersama di atas kepentingan
perorangan dan golongan sehingga perbedaan
perorangan dan golongan sehingga perbedaan
pemikiran, diarahkan pada perilaku yang
pemikiran, diarahkan pada perilaku yang
mendukung upaya mewujudkan keadilan
mendukung upaya mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia(SK Ditjen
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia(SK Ditjen
Dikti No. 265/DIKTI/Kep./200)
Pendidikan Pancasila bertujuan menghasilkan Pendidikan Pancasila bertujuan menghasilkan
peserta didik bersikap dan berperilaku : peserta didik bersikap dan berperilaku :
1. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME 1. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME 2. berperikemanusian yang adil dan beradab 2. berperikemanusian yang adil dan beradab
3. mendukung persatuan bangsa 3. mendukung persatuan bangsa 4. mendukung kerakyatan yang 4. mendukung kerakyatan yang
mengutamakan
mengutamakan kepentingan bersama di kepentingan bersama di atas kepentingan
atas kepentingan individu maupun golonganindividu maupun golongan 5. mendukung upaya untuk mewujudkan suatu 5. mendukung upaya untuk mewujudkan suatu
Kompetensi pendidikan Pancasaila bertujuan Kompetensi pendidikan Pancasaila bertujuan untuk menguasai
untuk menguasai
a. kemampuan berpikira. kemampuan berpikir b. bersikap rasional
b. bersikap rasional
c. dinamis
c. dinamis
d. berpandangan luas sebagai manusia
d. berpandangan luas sebagai manusia
intelektual
intelektual
e. mengantarkan mahasiswa memiliki
e. mengantarkan mahasiswa memiliki
kemampuan
kemampuan untuk untuk mengambil sikap mengambil sikap bertanggungjawab sesuai
bertanggungjawab sesuai hati nuraninyahati nuraninya
f. mengenali masalah hidup dan kesejahteraan
f. mengenali masalah hidup dan kesejahteraan
serta
serta cara-cara pemecahannyacara-cara pemecahannya
g. mengenali perubahan-perubahan dan
g. mengenali perubahan-perubahan dan
perkembangan ipteks
perkembangan ipteks
h. memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai
h. memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai
budaya
budaya bangsa guna menggalang bangsa guna menggalang persatuan Indonesia
BAB II
BAB II
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Umum
Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan
Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan
memahami Pancasila dalam Konteks Sejarah
memahami Pancasila dalam Konteks Sejarah
Perjuangan Bangsa Indonesia
Perjuangan Bangsa Indonesia
Tujuan Pembelajaran KhususTujuan Pembelajaran Khusus
Mahasiswa diharapkan dapat melakukan telaah
Mahasiswa diharapkan dapat melakukan telaah
kritis tentang sejarah perjuangan bangsa
kritis tentang sejarah perjuangan bangsa
Indonesia, kronologis sejarah perumusan
Indonesia, kronologis sejarah perumusan
Pancasila dasar filsafat negara, Pembukaan UUD
Pancasila dasar filsafat negara, Pembukaan UUD
dan Pasal-pasal UUD 1945
dan Pasal-pasal UUD 1945
Menjelaskan dinamika pelaksanaan UUD 1945
A. Kronologis Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
A. Kronologis Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
1. Kejayaan zaman Sriwijaya, Majapahit dan
1. Kejayaan zaman Sriwijaya, Majapahit dan
kerajaan-kerajaan Islam
kerajaan Islam
2. Perjuangan bangsa sebelum abad XX
2. Perjuangan bangsa sebelum abad XX
3. Perjuangan nasional
3. Perjuangan nasional
4. Kronologis Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
4. Kronologis Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
5. Perjuangan mempertahankan dan mengisi
5. Perjuangan mempertahankan dan mengisi
Kemerdekaan
Kemerdekaan
Periode 1945-1949 -> Revolusi Fisik (UUD 1945)Periode 1945-1949 -> Revolusi Fisik (UUD 1945) Periode 1949-1950 -> RIS (Konstitusi RIS 1949)Periode 1949-1950 -> RIS (Konstitusi RIS 1949)
Periode 1950-1959 -> Demokrasi Liberal (UUDS 1950)Periode 1950-1959 -> Demokrasi Liberal (UUDS 1950) Periode 1959-1966 -> Demkrs Terpimpin, Orla (UUD Periode 1959-1966 -> Demkrs Terpimpin, Orla (UUD
1945)
1945)
Periode 1966-1998 -> Orde Baru (UUD1945)Periode 1966-1998 -> Orde Baru (UUD1945) Periode 1998- sekarang -> Reformasi (UUD 45 Periode 1998- sekarang -> Reformasi (UUD 45
amandemen)
6. Proses perumusan dan Pengesahan 6. Proses perumusan dan Pengesahan
Pancasila dasar negara Pancasila dasar negara
Kronologis perumusan Pancasila Kronologis perumusan Pancasila
Sidang BPUPKI Pertama ( 29 Mei – 1 Juni Sidang BPUPKI Pertama ( 29 Mei – 1 Juni
1945) 1945)
Tampil 3 orang menyampaikan usul dasar Tampil 3 orang menyampaikan usul dasar
negara : negara :
a). Muh. Yamin (29 Mei 1945) a). Muh. Yamin (29 Mei 1945)
Dalam Pidatonya ia mengusulkan :Dalam Pidatonya ia mengusulkan : Peri Kebangsaan
Peri Kebangsaan Peri Kemanusiaan Peri Kemanusiaan
Peri Ketuhanan Peri Ketuhanan
Peri Kerakyatan (A.Permusyawaratan, B. Peri Kerakyatan (A.Permusyawaratan, B.
Perwakilan, C. Kebijaksanaan) Perwakilan, C. Kebijaksanaan)
Pada akhir pidatonya ia menyerahkan
Pada akhir pidatonya ia menyerahkan
naskah :
naskah :
Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kebangsaan, Persatuan Indonesia
Kebangsaan, Persatuan Indonesia
Rasa kemanusiaan yang adil dan
Rasa kemanusiaan yang adil dan
beradab
beradab
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
perwakilan
Mewujudkan keadilan sosial bagi
Mewujudkan keadilan sosial bagi
b. Prof Dr. Soepomo (31 Mei 1945)
b. Prof Dr. Soepomo (31 Mei 1945)
Ia mengemukakan teori-teori negara
Ia mengemukakan teori-teori negara
:
:
1). Teori Negara Perorangan
1). Teori Negara Perorangan
(Individualis)/Hobbes,
(Individualis)/Hobbes,
Rousseau,H.Spencer,
Rousseau,H.Spencer,
Laski
Laski
2). Paham Negara Kelas (Class
2). Paham Negara Kelas (Class
theory)/Marx
theory)/Marx
Engels, Lenin
Engels, Lenin
3). Paham Negara
3). Paham Negara
Integralistik/Spinoza, Adam
Integralistik/Spinoza, Adam
Muller,Hegel
c. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
c. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Ia mengusulkan dasar negara :
Ia mengusulkan dasar negara :
Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia) Internasionalisme (Peri kemanusiaan)Internasionalisme (Peri kemanusiaan) Mufakat (Demokrasi)Mufakat (Demokrasi)
Kesejahteraan sosialKesejahteraan sosial
Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan Yang Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan Yang
berkebudayaan)
berkebudayaan)
Lima prinsip tersebut agar diberi nama
Lima prinsip tersebut agar diberi nama
“Pancasila”. Lima sila tersebut dapat diperas
“Pancasila”. Lima sila tersebut dapat diperas
menjadi Trisila yang meliputi : a. Sosio
menjadi Trisila yang meliputi : a. Sosio
nasionalisme, 2) Sosio Demokrasi, dan 3)
nasionalisme, 2) Sosio Demokrasi, dan 3)
Ketuhanan.
Ketuhanan.
Ia juga mengusulkan “Tri Sila” dapat diperas
Ia juga mengusulkan “Tri Sila” dapat diperas
menjadi “Eka Sila” yang intinya “gotong
menjadi “Eka Sila” yang intinya “gotong
royong”
2. Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945)
2. Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945)
Ada penambahan 6 anggota baru BPUPKI
Ada penambahan 6 anggota baru BPUPKI
Panitia Kecil telah menghasilkan rancangan
Panitia Kecil telah menghasilkan rancangan
dasar negara (Piagam Jakarta):
dasar negara (Piagam Jakarta):
I. Ketuhanan dengan Kewajiban menjalankan
I. Ketuhanan dengan Kewajiban menjalankan
syariat
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya Islam bagi pemeluk-pemeluknya II. Kemanusiaan yangadil dan beradab
II. Kemanusiaan yangadil dan beradab
III. Persatuan indonesia
III. Persatuan indonesia
IV. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
IV. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan
permusyawaratan/ perwakilan
V. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
V. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
3. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 3. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 4. Sidang PPKI Pertama (18 Agustus 1945)
4. Sidang PPKI Pertama (18 Agustus 1945) -Mengesahkan UUD 1945 yang meliputi -Mengesahkan UUD 1945 yang meliputi
Pembukaan UUD 1945 (dari Piagam Pembukaan UUD 1945 (dari Piagam
Jakarta ada perubahan pada sila pertama) Jakarta ada perubahan pada sila pertama)
- Menetapkan rancangan hukum dasar, - Menetapkan rancangan hukum dasar,
yang kemudian menjadi UUD yang kemudian menjadi UUD
-Memilih Presiden dan Wapres pertama -Memilih Presiden dan Wapres pertama
-Menetapkan berdirinya KNIP sbg badan -Menetapkan berdirinya KNIP sbg badan
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
A.
A.
Pengertian Filsafat
Pengertian Filsafat
Secara etimologis berasal dari bahasa
Secara etimologis berasal dari bahasa
Yunani
Yunani
“
“
philein”
philein”
= cinta
= cinta
“
“
sophos”
sophos”
= hikmah, kebijaksanaan,
= hikmah, kebijaksanaan,
wisdom
wisdom
Filsafat
Cabang-cabang Filsafat Yang Utama
Cabang-cabang Filsafat Yang Utama
1.1.
Metafisika, membahas tentang yang
Metafisika, membahas tentang yang
bereksistensi di balik fisis, meliputi
bereksistensi di balik fisis, meliputi
bidang ontologis, kosmologi dan
bidang ontologis, kosmologi dan
antropologi
antropologi
2.2.
Epistimologi, berkaitan dengan persoalan
Epistimologi, berkaitan dengan persoalan
hakikat pengetahuan
hakikat pengetahuan
3.3.
Metodologi, berkaitan dengan persoalan
Metodologi, berkaitan dengan persoalan
hakekat metode dalam ilmu pengetahuan
hakekat metode dalam ilmu pengetahuan
4.4.
Etika, berkaiatan dengan moralitas,
Etika, berkaiatan dengan moralitas,
tingkah laku manusia
tingkah laku manusia
5.5.
Estetika, betrkaitan dengan persoalan
Estetika, betrkaitan dengan persoalan
hakekat keindahan
B. Rumusan Kesatuan sila-sila Pancasila
B. Rumusan Kesatuan sila-sila Pancasila
Sebagai suatu Sistem
Sebagai suatu Sistem
* Pancasila yang terdiri atas lima sila
* Pancasila yang terdiri atas lima sila
pada
pada
hakikatnya merupakan suatu
hakikatnya merupakan suatu
sitem filsafat
sitem filsafat
*Sistem adalah suatu kesatuan
*Sistem adalah suatu kesatuan
bagian-bagian
bagian-bagian
yang : saling
yang : saling
berhubungan, saling bekerja
berhubungan, saling bekerja
sama, untuk suatu tujuan tertentu,
sama, untuk suatu tujuan tertentu,
dan
dan
secara keseluruhan merupakan
secara keseluruhan merupakan
suatu
Ciri-ciri suatu sistem :
Ciri-ciri suatu sistem :
1.
1.
Suatu kesatuan bagian-bagian
Suatu kesatuan bagian-bagian
2.
2.
Bagian-bagian mempunyai fungsi
Bagian-bagian mempunyai fungsi
sendiri
sendiri
3.
3.
Saling berhubungan dan
Saling berhubungan dan
ketergantungan
ketergantungan
4.
4.
Keseluruhannya dimaksudkan untuk
Keseluruhannya dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tertentu (tujuan
mencapai tujuan tertentu (tujuan
sistem)
sistem)
5.
5.
Terjadi dalam suatu lingkungan yang
Terjadi dalam suatu lingkungan yang
kompleks
Jadi Pancasila yang terdiri atas
Jadi Pancasila yang terdiri atas
bagian-bagian, yaitu sila-sila
bagian-bagian, yaitu sila-sila
Pancasila, setiap sila pada
Pancasila, setiap sila pada
hakikatnya :
hakikatnya :
* merupakan suatu asas sendiri
* merupakan suatu asas sendiri
* fungsi sendiri-sendiri
* fungsi sendiri-sendiri
Namun secara keseluruahan
Namun secara keseluruahan
merupakan suatu kesatuan yang
merupakan suatu kesatuan yang
sistematis.
Susunan Kesatuan Sila-sila
Susunan Kesatuan Sila-sila
Pancasila bersifat Organis
Pancasila bersifat Organis
• Isi Sila-sila Pacasila merupakan suatu asas Isi Sila-sila Pacasila merupakan suatu asas peradaban
peradaban
• Pancasila merupakan suatu kesatuan yang Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal
majemuk tunggal
• Bersumber pada hakikat manusia Bersumber pada hakikat manusia “monopluralis”:
“monopluralis”:
-susunan kodrat, jasmani rohani -susunan kodrat, jasmani rohani
-sifat kodrat, individu- makhluk sosial -sifat kodrat, individu- makhluk sosial
-kedudukan kodrat, pribadi berdiri -kedudukan kodrat, pribadi berdiri
sendiri-makhluk
Susunan Pancasila Bersifat Hirarchis,
Susunan Pancasila Bersifat Hirarchis,
Berbentuk Piramidal
Berbentuk Piramidal
1.
1.
Dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila
Dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila
menunjukkan suatu rangkaian tingkat
menunjukkan suatu rangkaian tingkat
dalam luasnya, dan isi sifatnya
dalam luasnya, dan isi sifatnya
merupakan pengkhususan dari sila-sila di
merupakan pengkhususan dari sila-sila di
mukanya.
mukanya.
2.
2.
Sila I menjadi basis dari Sila II, III,IV dan
Sila I menjadi basis dari Sila II, III,IV dan
V
V
3.
3.
Ketuhanan YME adalah Ketuhanan yang
Ketuhanan YME adalah Ketuhanan yang
berkemanusiaan, berpersatuan,
berkemanusiaan, berpersatuan,
berkerakyatan, serta berkeadilan sosial,
berkerakyatan, serta berkeadilan sosial,
sehingga setiap sila terkandung sila-sila
sehingga setiap sila terkandung sila-sila
lainnya.
Rumusan Pancasila yang bersifat
Rumusan Pancasila yang bersifat
Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal
Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal
1.