• Tidak ada hasil yang ditemukan

Directory UMM :Laporan:Laporan_WS:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Directory UMM :Laporan:Laporan_WS:"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PELAKSANAAN WORKSHOP II

A. Waktu dan Tempat

Workshop II dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Malang Jln. Raya Tlogomas No. 246 Malang, pada hari Kamis, 11 Juni 2009. Agenda kegiatan secara rinci tampak pada tabel berikut :

Tabel 1. Agenda Workshop II Ketahanan Pangan Di Wilayah Jawa Timur

Universitas Muhammadiyah Malang, 11 Juni 2009

NO

. WAKTU ACARA PESERTA

PEMAND U 1. 08.00 – 09.00 Registrasi Peserta Panitia 2. 09.00 – 09.20 Opening Ceremony

1) Laporan Ketua Panitia Oleh: Drs. Wiyono, M.M.

2) Sambutan Rektor UMM sekaligus Membuka Acara Workshop II

Oleh: Dr. Muhadjir Effendy, MAP.

3) Sambutan Deputi II Menko Kesra Bidang Koordinasi Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat Keynote Speech

Oleh: Dr. Adang Setiana, M.Sc.

4) Penutup

a. Pembantu Rektor I dan II

b. Kepala BAU dan BAA c.Pakar Ketahanan f. Ketua HKTI Propinsi dan

Daerah Jawa Timur g. Kepala Ketahanan

Pangan Daerah di Jawa Timur

h. Kepala Bagian Perekonomian Daerah di Jawa Timur.

MC

3. 09.20 – 09.30 Rehat Kopi dan Snack Panitia 09.30-10.30 Penyampaian Materi:

“Diversifikasi Pangan Dalam Rangka Peningkatan Ketahanan Pangan”

Oleh: Dr. Jabal Tarik Ibrahim, Msi. (UMM)

Pembahas:

1. Kemenko Kesra (Asisten Deputi II)

2. Perum Bulog (Kadiv. Penyaluran)

3. Anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Nasional

a. Pakar Ketananan Pangan

b. Dosen Fak.: Pertanian, Peternakan, Ekonomi. c. Kepala Dinas

Ketahanan Pangan di Wilayah Jawa Timur d. Ketua HKTI Propinsi

dan Daerah Jawa Timur e. Kepala Ketahanan

Pangan Daerah di Jawa Timur

f. Kepala Bagian

(2)

NO

. WAKTU ACARA PESERTA

PEMAND U (Dr. Nuhfil Hanani)

4. Kepala Badan Ketahanan Pangan Jatim

5. Ketua HKTI Jatim

Perekonomian Daerah di Jawa Timur.

4. 11.45 – 12.30 Tanggapan Peserta Panitia 5. 12. 30 –

13.00

Penutupan:

1. Kesimpulan Hasil Workshop II Oleh: Tim Pakar UMM

2. Penutupan

Oleh: Pembantu Rektor I UMM

a. Pakar Ketananan Pangan

b. Dosen Fak.: Pertanian, Peternakan, Ekonomi. c. Kepala Dinas

Ketahanan Pangan di Wilayah Jawa Timur d. Ketua HKTI Propinsi

dan Daerah Jawa Timur e. Kepala Ketahanan

Pangan Daerah di Jawa Timur pakar baik nasional, regional, dan lokal sebagai berikut:

a. Nara Sumber Nasional:

1. Keynote Speech: Dr. Adang Setiana, MSc. (Deputi II Menko Kesra Bidang Koordinasi Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat)

2. Dr. Nuhfil Hanani AR. (Anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Nasional)

3. Ir. Bakri (Kepala Divisi Penyaluran Perum Bulog).

4. Dr. Ir. Dodo Rusnanda Sastra, M.Si. (Asisten Deputi Urusan Kompensasi Sosial Kedeputian Bidang Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia).

b. Nara Sumber Regional:

(3)

c. Nara Sumber Lokal:

1. Dr. Jabal Tarik Ibrahim (Pakar Produksi Pangan UMM) 2. Dr. Damat, M.P (Pakar Penganekaragaman Pangan UMM) 3. Ir. Sutawi, M.P (Pakar Ekonomi Pertanian UMM)

C. Peserta

Workshop II melibatkan para pakar ketahanan pangan baik nasional, regional, maupun lokal. Pakar nasional yang dilibatkan yaitu Anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Nasional, Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi Perlindungan Sosial Dan Perumahan Rakyat, dan Kadiv. Penyaluran Perum Bulog. Sedangkan para pakar dan praktis regional yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Kepala Bidang Penganekagaman dan Konsumsi Pangan Badan Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Timur, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Timur, dan Wakadivre. Bulog Jawa Timur. Sementara praktisi daerah adalah para kepala ketahanan pangan, kepala bagian perekonomian, dan ketua HKTI kota/kabupaten di wilayah Propinsi Jawa Timur.

D. Tahapan

1. Opening Ceremonial

(4)

dapat dijadikan sebagai acuan dalam perumusan Grand Design Ketahanan Pangan secara nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

2. Pemaparan dan Pembahasan Position Paper

Kegiatan inti workshop II adalah pemaparan dan pembahasan position paper hasil workshop I dalam bentuk makalah yang disampaikan oleh nara sumber. Makalah position paper dimaksud berjudul: ”Diversifikasi Pangan Dalam Rangka Peningkatan Ketahanan Pangan” disampaikan oleh nara sumber: Dr. Jabal Tarik Ibrahim dari Universitas Muhammadiyah Malang. Position paper tersebut dibahas oleh 5 (lima) orang, yaitu: Dr. Ir. Dodo Rusnanda Sastra, MSi. (Asisten Deputi Urusan Kompensasi Sosial, Kedeputian Bidang Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia), Ir. Bakri (Kepala Divisi Penyaluran Perum Bulog), Dr. Nuhfil Hanani AR. (Anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Nasional), Ir. Apriyanto, MM. (Kepala Bidang Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan, Badan Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Timur), dan Ir. Herri S. Aryo (Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Wilayah Jawa Timur). Setelah pemaparan dan pembahasan position paper, acara dilanjutkan dengan diskusi bersama peserta.

Pemaparan, pembahasan dan diskusi di sini diarahkan untuk memperoleh kesepahaman terkait dengan permasalahan ketahanan pangan di wilayah Jawa Timur yang meliputi aspek-aspek: produksi, distribusi, dan konsumsi atau aksesibilitas pangan. Dalam workshop II, aspek-aspek tersebut mengerucut ke dalam permasalahan pokok, yaitu: diversifikasi atau penganekaragaman pangan. Diskusi tentang diversifikasi pangan di wilayah Jawa Timur, selanjutnya diharapkan memberikan simpulan yang dapat dijadikan acuan dalam perumusan kebijakan ketahanan pangan secara nasional.

3. Diskusi

(5)

Jawa Timur, Ketua HKTI Propinsi dan Daerah Jawa Timur, Kepala Ketahanan Pangan Daerah di Jawa Timur, dan Kepala Bagian Perekonomian Daerah di Jawa Timur. Berdtindak sebagai moderator diskusi yaitu: Dr. Ir. Damat, MP., pakar ketahanan pangan dari Universitas Muhammadiyah Malang.

Hasil diskusi memberi pengetahuan bahwa tingkat ketergantungan masyarakat Indonesia pada bahan pangan beras semakin tinggi. Ketergantungan tersebut disebabkan beralihnya makanan pokok masyarakat dari non beras menjadi beras. Penduduk Pacitan yang dulu makan dari bahan gaplek dan penduduk Maluku maupun Irian yang dulu makan sagu, sekarang beralih ke beras. Begitu juga dengan penduduk pulau Madura, dulu mereka makan jagung, sekarang juga beralih ke beras. Tingkat ketergantungan tersebut memberi petunjuk diperlukannya diversifikasi pangan ke bahan-bahan pangan yang memiliki kandungan karbohidrat dan vitamin lainnya setara dengan beras. Kesetaraan dimaksud diperlukan untuk menjaga pemenuhan kebutuhan kalori dan gizi masyarakat. Dengan demikian, diversifikasi atau penganekaragaman pangan dapat diartikan sebagai upaya pengalihan bahan pangan pokok masyarakat dari beras menjadi non beras dalam rangka peningkatan ketahanan pangan.

4. Pembacaan Kesimpulan dan Rekomendasi

Gambar

Tabel 1. Agenda Workshop II Ketahanan Pangan Di Wilayah Jawa Timur   Universitas Muhammadiyah Malang, 11 Juni 2009

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Aksi NTT Food Summit 2008 Dalam Rangka Penanganan Kerawanan Pangan, Pengurangan Kemiskinan, dan Peningkatan Ketahanan Pangan di Propinsi Nusa Tenggara

Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Surabaya.. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

dan Jawa Timur 3.5%. Proporsi keragaman indikator kerawanan pangan kabupaten di Propinsi Sumatera Utara dan Jawa Timur yang dapat dijelaskan oleh jarak antar kabupaten,

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah dituangkan dalam 3 (tiga) program yaitu: Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Manajemen

Sasaran pembangunan pangan adalah memantapkan ketahanan pangan yang dicirikan dengan meningkatnya ketersediaan pangan serta meningkatnya diversifikasi konsumsi pangan. Untuk

Cakupan pembahasan meliputi: isu ketahanan pangan nasional dalam perpektif sejarah, ketahanan pangan regional penduduk eks-Karesidenan Besuki, pandangan etnik Jawa dan

Cakupan pembahasan meliputi: isu ketahanan pangan nasional dalam perpektif sejarah, ketahanan pangan regional di wilayah eks- Karesidenan Besuki, pandangan etnik Jawa dan

Ketahanan pangan rumah tangga adalah kemampuan setiap rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan konsumsi pangan bagi anggota keluarganya dan memiliki kemampuan untuk