• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KONSELING KARIR PADA ANAK USIA SMP UNTUK MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA DI YAYASAN AL-MADINAH SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI KONSELING KARIR PADA ANAK USIA SMP UNTUK MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA DI YAYASAN AL-MADINAH SURABAYA."

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KONSELING KARIR PADA ANAK USIA SMP UNTUK MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA DI YAYASAN

AL-MADINAH SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

OLEH :

FITRI ASY’ARI

B03212037

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Fitri Asy’ari (B03212037), Strategi Konseling Karir pada Anak Usia SMP untuk Menumbuhkan Kemandirian Berwirausaha di Yayasan Al-Madinah Surabaya.

Dalam skripsi ini ada dua rumusan masalah yang hendak dikaji yaitu (1) apa saja strategi yang dilakukan Yayasan Al-Madinah Surabaya dalam menumbuhkan kemandirian berwirausaha pada anak usia SMP, (2) Bagaimana proses Konseling

Karir untuk anak usia SMP “KidsPrenenur Center”agar menumbuhkan kemandirian berwirausaha di Yayasan Al-Madinah Surabaya.

Untuk menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode ini dipilih agar di peroleh data penelitian yang bersifat mendalam dan menyeluruh mengenaiStrategiKonseling Karir ”KidsPreneur Center”

dalam menumbuhkan kemandirian berwirausaha di Yayasan Al-Madinah Surabaya. Melalui pendekatan ini diharapkan skripsi ini mampu memberikan kesimpulan tentang Strategi konseling karir “Kidspreneur Center” dalam menumbuhkan kemandirian berwirausaha di Yayasan Al-Madinah Surabaya, sehingga nantinya bisa memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya terkait dengan pelatihan kewirausahaan pada anak-anak.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa strategi yang digunakan Yayasan Al-Madinah untuk menumbuhkan kemandirian berwirausaha yaitu dengan

menggunakan strategi

trainingataupelatihandaritigkatdasarsampaianakmempunyaipemikiranataumaindset

pengusaha, coaching, untuk pendampingan praktik entrepreneurship, network, membukakan jaringan pengusaha (yatim) sukses, funding, pinjaman modal untuk pengembangan usaha dan sharing, pengalaman mentor dan alumni dalam berwirausaha. Selain menerima materi anak-anak di Yayasan Al-Madinah juga praktik secara langsung mengenai entrepreneur.Model konseling karir “KidsPreneur Center” yang diterapkan di Yayasan Al-Madinah Surabaya juga mempunyai keterkaitan dengan teori-teori bimbingan karir dari beberapa tokoh yaitu, Donald Super, Holland, Anne Roe dan Hoppock.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan pada semua pihak khususnya Yayasan Al-Madinah Surabaya agar lebih memaksimalkanKidsPrenenur Center,agar semakin banyak lagi anak-anak kecil yang mempunyai maindset dan berjiwa

entrepreneur.

(7)
(8)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATAPENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi operasional ... 9

F. Metode Penelitian ... 15

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 15

2. Subjek Penelitian ... 16

3. Tahap-tahap Penelitian ... 16

a. Tahap Pra-Lapangan ... 16

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian... 17

c. Tahap Pasca-Lapangan ... 17

4. Jenis dan Sumber Data... 18

5. Teknik Pengumpulan Data ... 19

6. Teknik Analisis Data ... 21

7. Teknik Keabsahan Data ... 23

G. Sistematika Pembahasan... 24

BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Bimbingan Konseling Karir ... 26

A. Pengertian Bimbingan ... 26

B. Pengertian Konseling ... 27

C. Pengertian Bimbingan Konseling karir ... 28

D. Tujuan Bimbingan Konseling Karir... 31

(9)

F. Penyelenggaraan Bimbingan Konseling Karir... 36

G. Paket-paket Bimbingan Konseling Karir ... 37

H. Materi Bimbingan Konseling Karir ... 39

I. Teori-teori Bimbingan Konseling Karir... 43

1. Teori Donald Super ... 43

2. Teori Holland ... 48

3. Teori Anne Roe ... 60

4. Teori Ginzberg ... 64

5. Teori Hoppock ... 67

2. Kemandirian Berwirausaha ... 71

A. Pengertian Kemandirian... 71

B. Pengertian Berwirausaha... 72

C. Kemandirian Berwirausaha ... 74

3. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 77

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN MODEL KONSELING KARIR DI YAYASAN AL-MADINAH SURABAYA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 82

1. Deskripsi Lokasi ... 82

a. Sejarah Berdirinya Yayasan Al-madinah Surabaya... 82

b. Keadaan Geografis ... 84

c. Visi dan Misi Yayasan Al-Madinah Surabaya... 84

d. Susunan Pengurus Yayasan Al-Madinah Surabaya ... 85

e. Sarana Prasarana ... 86

f. Jadwal kegiatan Harian ... 88

g. Data Santri... 91

h. Program KidsPreneur Center ... 97

i. Tujuan Program KidsPreneur Center ... 98

B. Strategi Konseling Karir untuk Anak SMP di Yayasan Al-Madinah Surabaya ... 101

1. Sistem Program KidsPreneur Center ... 101

2. Strategi Al-Madinah dalam Menumbuhkan Kemandirian Berwirausaha ... 108

BAB IV ANALISIS TENTANG STRATEGI KONSELING KARIR PADA ANAK USIA SMP DI YAS DENGAN TEORI BIMBINGAN KONSELING KARIR A. Analisis Strategi Konseling Karir pada Anak Usia SMP untuk Menumbuhkan Kemandirian Berwirausaha di Yayasan Al-Madinah Surabaya... 113

(10)

xii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 123 B. Saran... 125

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tugas-tugas Perkembangan Vokasional dari Super... 47

Tabel 2.2 Gaya Kesenangan Pribadi dan Lingkungan Kerja Holland ... 58

Tabel 2.3 Tahapan-tahapan atau Periode dalam Studi Ginzberg ... 67

Tabel 2.4 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 80

Tabel 3.1 Susunan Pengurus Yayasan Al-Madinah Surabaya ... 85

Tabel 3.2 Keadaan Sarana Prasarana ... 87

Tabel 3.3 Jadwal Diniyah Kelas Ula... 88

Tabel 3.4 Jadwal Diniyah Kelas Wustho ... 88

Tabel 3.5 Jadwal Diniyah Kelas Ulya... 89

Tabel 3.6 JadwalMudarrosatul Qur’an Kelas Ula... 89

Tabel 3.7 Jadwal Mudarrosatul Qur’an Kelas Wustho... 89

Tabel 3.8 Jadwal Mudarrosatul Qur’an Kelas Ulya... 90

Tabel 3.9 Kegiatan Harian Yayasan Al-Madinah Surabaya ... 90

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman modern seperti sekarang ini arus globalisasi sangatlah

mempengaruhi kehidupan setiap individu di Indonesia maupun di negara

negara lainnya entah itu dari segi teknologi, style, fashion, dan sebagainya.Berkembangnya zaman yang semakin pesat mengharuskan

manusia untuk merubah diri dan beradaptasi dengan perubahan-perubahan

yang terus mengalir dikehidupan kita.

Manusia memerlukan kecakapan dan keterampilan (life skill) guna menopang hidupnya secara mandiri dan bermanfaat bagi orang lain.

Entrepreneurship (kewirausahaan) berhubungan dengan usaha manusia meningkatkan nilai kehidupan, menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dan

meningkatkan kehidupan masyarakat.1

Dalam perkembangan zaman yang dibutuhkan bukan hanya

tenaga-tenaga yang hanya sekedar menjadi partner usaha atau karyawan/pegawai, tetapi yang benar-benar mampun terjun ke bidang wirausaha, menggeluti dan

menekuninya sampai berhasil. Untuk menjadi seorang entrepreneur perlu beberapa skill dan keterampilan yang dimilikinya, diantaranya sebagai berikut: keterampilan kreatif, keterampilan sikap dan toleransi terhadap

(13)

2

ambiguitas, keterampilan menilai usaha, keterampilan menilai lingkungan,

keterampilan strategi usaha, keterampilan menilai dimulainya usaha baru,

keterampilan menjalin kontak dan hubungan jejaring kerja, keterampilan

mengidentifikasi peluang-peluang, keterampilan memanen.2

Jiwa dan semangat wirausaha itu yang perlu ditumbuhkan di kalangan

generasi muda kita, sehingga mereka tidak tergantung pada pihak lain, tetapi

sebaliknya mereka akan hidup secara mandiri. Oleh karena itu penting bagi

Indonesia adanya pendidikan maupun pelatihan yang bertujuan untuk

menumbuh kembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan khususnya pada

anak-anak usia dini. Pendidikan keterampilan juga mendapat perhatian

diberbagai lembaga pendidikan terutama pada anak usia SMP, guna

membekali para siswa siswinya umtuk kehidupan masa depan. Pendidikan

keterampilan pada umumnya disesuaikan dengan keadaan dan potensi

lingkungan lembaga dan perkampungan, seperti keterampilan bidang

peternakan, pertanian, perkebunan dan perdagangan, tentunya materinya

disesuaikan dengan usia anak SMP agar mereka mudah memahaminya.

Siswa-siswipun juga diharapkan mampu dan siap untuk menghadapi

tantangan perkembangan zaman, baik dalam ilmu teknologi, dunia akademis

maupun dunia bisnis atau kerja.

Salah satu masalah mendasar yang hingga kini menjadi tantangan

terbesar bangsa Indonesia adalah masalah pembangunan ekonomi.

(14)

3

Pembangunan ekonomi akan memberikan pertumbuhan dan kesejahteraan

ekonomi suatu bangsa. Namun demikian, Indonesia tengah menghadapi

problem yang sangat kompleks dalam masalah pembangunan ekonomi, yang

berimplikasi pada munculnya kesenjangan ekonomi di berbagai sektor.Hal ini

disebabkan karena pembangunan tidak mampu menyerap potensi ekonomi

masyarakat, termasuk angkatan kerja sebagai kontributor bagi percepatan

pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi tersebut.

Problem yang dimiliki bangsa Indonesia itu antara lain adalah

pertumbuhan ekonomi yang tidak dibarengi dengan kesempatan tenaga kerja

yang merata, sementara angka produktif penduduk Indonesia tidak

berbanding lurus dengan besarnya jumlah peluang usaha dan investasi di

Indonesia. Ditambah lagi banyaknya peluang dan kesempatan investasi

tersebut tidak banyak didukung oleh kemampuan sumber daya manusia yang

kualified.Akibatnya timbul kesenjangan antara kebutuhan lapangan pekerjaan

dengan kesempatan yang diberikan oleh pelaku usaha kepada angkatan kerja,

yang pada akhirnya menyebabkan timbul dan banyaknya pengangguran.

Salah satu cara yang digunakan dalam membentuk jiwa

entrepreneurship bagi generasi muda khususnya anak-anak adalah pelatihan dan pembinaan dimana mereka dilatih dan didik mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan kewirausahaan. Seperti belajar dari kegagalan, belajar

(15)

4

Yayasan Al-Madinah merupakan suatu lembaga sosial khusus anak

yatim yang merealisasikan program Kidspreneur Center. Kidspreneur

merupakan gabungan dari dua kata, yaitu kids yang dalam bahasa indonesia berarti anak, sedangkan preneur berarti wirausahawan. Secara umum pengertian dariKidspreneur Centerdi Yayasan Al-Madinah Surabaya adalah sebuah kursus pembinaan kewirausahaan terpadu, dengan kurikulum yang

dibuat khusus untuk anak-anak yatim di Yayasan Al-Madinah Surabaya.

Anak-anak di Yayasan Al-Madinah Surabaya di ajarkan untuk

mandiri, mereka di ajarkan untuk berfikir secara kreatif dan inovatif.Dalam

kesehariannya mereka juga diajarkan untuk mandiri, baik dalam hal

wirausaha, financial, sosial dan intelektual. Ketika pergi ke sekolah, mereka selain diberi uang saku mereka juga dibekali dengan beberapa makanan

ringan yang nantinya makanan ringan tersebut bisa dimakan sendiri ataupun

bisa dijual kepada temannya disekolah, dari kegiatan jual beli tersebut

mereka dilatih untuk mandiri, baik dalam hal financial maupun wirausaha juga ada kemandirian sosialnya, kemandirian sosialnya bisa dilihat dari cara

dia berinteraksi dengan teman-temannya disekolah, sedangkan kemandirian

dalam hal intelektualnya dilihat ketika dia ada pekerjaan rumah (PR), mereka

dilatih untuk mengerjakannya sendiri sebisanya, jika memang sudah tidak

bisa boleh meminta bantuan pada kakak kelasnya.

Yayasan Al-Madinah Surabaya, tidak mengajarkan para anak didiknya

(16)

5

dengan belas kasihan meskipun Yayasan Al-Madinah mempunyai donatur

tetapi mereka diajarkan untuk mandiri secara financial, hal tersebut diajarkkan bukan karena ingin dikatakan pamer dan sebagainya namun hal

tersebut diajarkan karena mengikuti ajaran Rasulullah SAW.Rasulullah saja

sudah belajar mandiri sejak kecil.3

Dalam Islam Rasulullah SAW dikenal sebagai entrepreneur sejati, bahkan beliau dikenal sebagai orang yang mandiri dalam hal

financial.Kemandirian Rasulullah SAW ini sudah tumbuh sejak beliau kanak-kanak.Karena tidak mau terlalu membebani dan bergantung pada pamannya,

Rasulullah SAW menjadi penggembala untuk mendapatkan upah.Pada saat

itu Rasulullah SAW mengembalakan biri-biri milik kaum Quraisy.

Kemandirian Rasulullah SAW terus berlanjut hingga kemudian

membentuk jiwanya.Dengan berbekal kejujuran dan kekuatan dalam hal

menjaga diri untuk tidak menjadi beban pamannya yang juga memiliki

tanggung jawab besar terhadap keluarganya, Rasulullah SAW membangun

jiwa kemandiririannya.Semua itu memicu jiwa entrepreneurship Rasulullah SAW.Untuk mulai menerjuni dunia bisnis atau dagang.Semenjak saat itu,

Rasulullah SAW mulai aktif mengikuti perjalanan bisnis pamannya ke Syiria,

(17)

6

Jordan, dan beberapa Negara lainnya. Hal itu telah dimulai sejak Rasulullah

SAW berusia 12 tahun.4

Pada kenyataannya, Islam memang sangat menyadari bahwa ekonomi

adalah salah satu unsur penting dalam kehidupan dunia yang tak boleh

diabaikan begitu saja.Islam menyadari bahwa kekuatan ekonomi memiliki

pengaruh terhadap kekuatan tatanan dan eksistensi Islam itu sendiri. Ketika

kekuatan ekonomi ini merapuh maka dengan sendirinya pengaruh, kekuatan,

serta daya tahan umat akan menurun. Oleh sebab itu, Islam senantiasa

mengingatkan para pemeluknya agar selalu memperkuat diri dan menjauhkan

diri dari beragam faktor kelemahan, termasuk kelemahan ekonomi.Allah

SWT, berfirman dalam QS. An-Nisa : 9































Artinya : dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.5

Ayat tersebut memberikan dorongan agar umat Islam tidak

meninggalkan keturunan yang lemah, baik dalam hal fisik, mental, akidah

ataupun ekonomi.Secara implikatif, ayat tersebut memang mendorong agar

4

Zen Abdurrahman,Strategi Genius Marketing ala Rasulullah(Jogjakarta : DIVA Press, 2011) , hal. 54-55.

(18)

7

umat Islam harus kuat secara ekonomi.Sebab, kelemahan dalam bidang

ekonomi merupakan salah satu sumber bahaya umat Islam.Bahkan Rasulullah

menegaskan bahwa kefakiran dapat mendekatkan seseorang pada kekafiran.6

Dari model bimbingan yang ada di yayasan Al-Madinah Surabaya

“Kidspreneur Center”, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Yayasan Al-Madina Surabaya dengan judul “Strategi Konseling Karir pada Anak Usia SMP untuk Menumbuhkan Kemandirian Berwirausaha di Yayasan

Al-Madinah Surabaya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka

terdapat beberapa permasalahan yang perlu dikaji, antara lain :

1. Apa saja strategi yang dilakukan Yayasan Al-Madinah Surabaya dalam

menumbuhkan kemandirian berwirausaha pada anak usia SMP?

2. Bagaimana proses konseling karir untuk anak usia SMP “KidsPreneur Center” agar menumbuhkan kemandirian berwirausaha di Yayasan Al -Madina Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Sebagaimana fungsinya agar penelitian menjadi terarah, sesuai

pedoman yang menjadi titik akhir dari suatu penelitian, maka dalam sebuah

penelitian di butuhkan suatu tujuan. Oleh karena itu dalam penelitian ini juga

6

(19)

8

mempunyai tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang tertulis

diatas sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan Yayasan Al-Madinah

Surabaya dalam menumbuhkan kemandirian berwirausaha pada anak usia

SMP.

2. Untuk mengetahui proses konseling karir untuk anak usia SMP

“KidsPreneur Center” agar menumbuhkan kemandirian berwirausaha di

Yayasan Al-Madinah Surabaya.

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis dalam catatan akademis dan keilmuan. Adapun

uraian manfaat penelitian baik secara teoritis maupun praktis adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memperluas wacana dan menambah

pengetahuan serta mengembangkan khazanah keilmuan. Sekaligus

menjadi sumber informasi dan referensi bagi program studi Bimbingan

dan Konseling Islam khususnya dan bagi Mahasiswa umumnya.

2. Manfaat Praktis

Dari segi praktisnya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi yayasan-yayasan lain dalam melaksanakan kegiatan

(20)

9

serta sebagai bahan acuan bagi yayasan-yayasan lain dalam

mengembangkan kemandirian santrinya dalam halfinancial.

kemudian sebagai bahan aplikasi dari teori-teori yang telah diperoleh

dan bahan pengembangan dalam penulisan karya ilmiyah, serta sebagai

langkah awal untuk bisa menjadi pendidik yang cerdas dan professional.

E. Definisi Operasional

Untuk mempermudah dan menghindari kesalah fahaman mempelajari

isi, maksud dan tujuan penelitian skripsi ini. Maka perlu adanya pemaparan

definisi konsep sebagai berikut:

1. Strategi

Menurut kamus popular bahasa Indonesia strategi adalah rencana

cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.7

Secara bahasa, strategi dapat diartikan sebagai siasat, kiat, trik atau

cara, sedangkan secara umum strategi adalah suatu garis besar haluan

dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Berdasarkan uraian diatas yang dimaksud dengan strategi

merupakan suatu teknik yang disusun untuk mencapai sebuah

kemenangan atau tujuan tertentu. Sedangkan strategi dalam penelitian ini

adalah cara atau teknik konseling karir atau bimbingan karir yang di

7

(21)

10

lakukan di Yayasan Al-Madinah Surabaya untuk menumbuhkan

kemandirian berwirausaha.

2. Konseling Karir

Donald D. Super, seperti yang dikutip oleh Yeni Karneli,

mengartikan bimbingan karir sebagai suatu proses membantu pribadi

untuk mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta

peranannya dalam dunia kerja. Menurut batasan ini, ada dua hal

penting.Pertama, proses membantu individu untuk memahami dan

menerima dirinya sendiri, dan kedua, memahami dan menyesuaikan diri

dalam dunia kerja.Oleh sebab itu, hal penting dalam bimbingan karir

adalah pemahaman dan penyesuaian diri, baik terhadap dirinya sendiri

maupun dunia kerja.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa bimbingan

karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu

melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakan

karirnya dengan mantap, sesuai dengan bakat, minat, kemampuan,

pengetahuan dan kepribadian serta faktor-faktor yang mendukung

kemajuan dirinya.8

Menurut Winkel, bimbingan karir adalah bimbingan yang

mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan

8

(22)

11

pekerjaan atau jabatan (profesi) tertentu serta membekali diri supaya siap

memangku jabatan itu dan dalam menyesuaikan diri dengan

tuntutan-tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.9

Dari pengertian di atas yang dimaksud dengan bimbingan karir

merupakan suatu proses bantuan, layanan, pendekatan terhadap individu

agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerja,

merencanakan masa depan yang sesuai dengan bentuk kehidupan yang

diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara

tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya itu sehingga

mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.

Sedangkan konseling karir yang dalam penelitian ini adalah proses

pemberian bantuan berupa pelatihan, pembinaan dan bimbingan agar

anak-anak di Yayasan Al-Madinah Surabaya dapat mandiri secara

financial, karena basic mereka adalah rata-rata anak yatim, yang mereka tidak mempunyai orang tua lengkap, dan mereka dituntut harus mandiri

agar kelak menjadi orang yang sukses.

3. Kemandirian Berwirausaha

Menurut Thomas W. Zimmerer dikutip dalam Suryana

“kewirausahaan kiat dan proses menuju sukses” mengemukakan “entrepreneurship is applying creativity and innovation to solve the

9

(23)

12

problems and to exploit that people face everyday”. Kewirausahaan

adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan

upaya memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Kewirausahaan

merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi, dan keberanian menghadapi

resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan

memelihara usaha baru.10

Seorang wirausaha senantiasa menghadirkan sesuatu benda atau

hal yang sebelumnya sama sekali belum ada untuk dipergunakan. Ide

kreatif ini dapat melibatkan sebuah usaha penggabungan dua hal atau

lebih ide-ide secara langsung. Melalui ide-ide kreatif inilah maka

kewirusahaan mampu mewujudkan gagasan yang bagus ke dalam dunia

nyata secara kreatif.

Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan

harus memiliki sikap mandiri. Orang yang mandiri adalah orang yang

tidak suka mengandalkan orang lain, namun justru mengoptimalkan segala

daya dan upaya yang dimilikinya sendiri. Hal ini berarti di dalam

menjalankan usaha, seorang wirausahawan harus pandai dalam

memanfaatkan potensi diri tanpa harus diatur oleh orang lain. Potensi diri

masing-masing tentunya berbeda-beda. Ada yang memiliki potensi dalam

bidang penjualan, promosi, atau ada juga yang memiliki potensi dalam

10

(24)

13

distribusi. Yang jelas untuk bisa memanfaatkan potensi berwirausaha,

hendaknya mulailah untuk tidak mengandalkan orang lain.

Menurut Yasin Setiyawan dalam Bahara bahwa, kemandirian

adalah keadaan seseorang yang dapat berdiri sendiri, tumbuh dan

berkembang karena disiplin dan komitmen sehingga dapat menentukan

diri sendiri yang dinyatakan dalam tindakan dan perilaku yang dapat

dinilai.11

Kemandirian adalah pilihan atas prioritas ketergantungan pada

sesuatu. Ini berarti bahwa kemandirian adalah caramemandang bagaimana

hubungan ketergantungan kepada orang lain. Hubungan ketergantungan

tersebut dapat dijelaskan dengan 3 (tiga) tingkatan hubungan yaitu :

a. Bergantung pada yang lain

b. Mandiri

c. Membina hubungan saling tergantung

Jika dalam segala hal, seseorang tak mampu berbuat, kecuali ada

pertolongan orang lain, maka dia bergantung pada orang lain. Dan ini sifat

anak kecil, orang lemah, yang selalu menengadah.Jika dalam hampir

segala hal, seseorang mengandalkan kemampuan diri untuk berbuat,

11

(25)

14

sesedikit mungkin meminta pertolongan orang lain, maka seseorang sudah

mandiri.12

Monks, dkk mengatakan bahwa orang yang mandiri akan

memperlihatkan perilaku yang eksploratif, mampu mengambil keputusan,

percaya diri dan kreatif. Selain itu juga mampu bertindak kritis, tidak takut

berbuat sesuatu, mempunyai kepuasan dalam melakukan aktifitasnya,

mampu menerima realita serta dapat memanipulasi lingkungan,

berinteraksi dengan teman sebaya, terarah pada tujuan dan mampu

me-ngendalikan diri.

Tidak adanya kemandirian pada remaja akan menghasilkan

berbagai macam problem perilaku misalnya rendah diri, pemalu, kurang

punya motivasi sekolah, kebiasaan belajar yang kurang baik dan perasaan

tidak aman dan cemas.13

Kemandirian bewirausaha adalah kemampuan seseorang agar

berfikir secara kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar untuk mencari

peluang menuju sukses, intinya agar seseorang mampu menciptakan

sesuatu yang baru dan berbeda melalui kreativitas untuk menciptakan

peluang baru.

12

Alma, Buchori,Kewirausahaan(Bandung : Alfabeta, 2013) hal. 57 13

Monks, dkk, Psikologi perkembangan: pengantar dalam berbagai bagian

(26)

15

F. Metode penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian

kualitatif berusaha memahami persoalan secara keseluruhan (holistik) dan dapat mengungkapkan rahasia dan makna tertentu. Penelitian kualitatif

memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasari

perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia, atau

pola-pola yang dianalisis gejala-gejala sosial budaya dengan

menggunakan kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan untuk

memperoleh gambaran mengenai pola-pola yang berlaku.14

Jenis Pendekatan Penelitian bersifat diskripitif dapat diartikan

sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan

menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek penelitian pada saat

sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana

adanya.15 Jadi, pendekatan deskriptif kualitatif adalah jenis pendekatan

dengan memahami fenomena yang ada pada obyek penelitian dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.

14

Burhan Ashshofa,Metode Penelitian Hukum(Jakarta: PT. Rineka Karya, 1998), hal. 20-21

15

(27)

16

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah ketua Yayasan, para mentor,

para ustadz dan 5 anak SMP Al-Madinah Surabaya. Lebih jelasnya bisa

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1

Subyek penelitian peneliti

No Nama Jabatan Keterangan

1 Dr. H. Syarif Thayib, M.Si Ketua Yayasan sebagai ketua yang

menanungi dan

bertanggung jawab tentang Yayasan

2 Ust. Fathul Mubin Pengasuh Yayasan sebagai penanggung jawab santri

3 Ust. Muhtadi Direktur santri

development

sebagai penanggung jawab kegiatan santri

4 Bambang hermanto SE Direktur admin

fundaraising

sebagai penanggung jawab pembukuan, keuangan dan operasional yayasan.

5 Nila Tutor KidsPreneur Penanggung jawab dan

pelaksana kegiatan

KidsPrenenur

6 Fungky Tutor KidsPreneur Penanggung jawab dan

pelaksana kegiatan

KidsPrenenur

6 Abdul Muin Santri Yayasan

Al-Madinah

Penerima materi di Yayasan

7 Muslim Santri Yayasan

Al-Madinah

Penerima materi di Yayasan

8 Alda Wira kusuma Santri Yayasan

Al-Madinah

Penerima materi di

Yayasan

9 Aldi wira Yudha Santri Yayasan

Al-Madinah

Penerima materi di Yayasan

10 Yudi Prasetio Santri Yayasan

Al-Madinah

(28)

17

Alasan dipilih lokasi ini adalah karena yayasan Al-Madinah Surabaya

adalah satu-satunya Panti Asuhan yang mempunyai programKidsPreneur Center yang didalamnya mengajarkan anak-anak untuk berwirausaha dan menjadi mandiri dalam hal financial. Peneliti tertarik untuk meneliti Yayasan Al-Madinah Surabaya yang berlokasi di Bratang Surabaya.

3. Tahap-tahap penelitian

Adapun rincian prosedur penelitian yang dilakukan peneliti adalah:

a. Tahap Pra - Penelitian, yang meliputi:

Pra -Penelitian adalah tahap sebelum berada di lapangan, pada

tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan antara lain: mencari

permasalahan penelitian melalui bahan-bahan tertulis,

kegiatan-kegiatan ilmiah dan non ilmiah dan pengamatan atau yang kemudian

merumuskan permasalahan yang bersifat tentatif dalam bentuk konsep

awal, berdikusi dengan orang-orang tertentu yang dianggap memiliki

pengetahuan tentang permasalahan yang ada, menyusun sebuah

konsep ide pokok penelitian, berkonsultasi dengan pembimbing untuk

mendapatkan persetujuan, menyusun proposal penelitian yang

lengkap, perbaikan hasil konsultasi, serta menyiapkan surat izin

penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penelitian adalah tahap yang sesungguhnya. Selama berada

(29)

18

menyiapkan bahan – bahan yang diperlukan seperti surat izin penelitian, perlengkapan alat tulis, instrumen penelitian, dan alat

perekam lainnya, berkonsultasi dengan pihak yang berkepentingan

dengan latar penelitian untuk mendapatkan persetujuan penelitian,

mengumpulkan data atau informasi yang terkait dengan fokus

penelitian, berkonsultasi dengan dosen pembimbing, menganalisis

data, membuat draf awal konsep hasil penelitian.

c. Tahap Pasca Penelitian

Pasca penelitian adalah tahap sesudah kembali dari lapangan,

pada tahap pasca penelitian ini dilakukan kegiatan – kegiatan antara lain: menyusun konsep laporan penelitian, berkonsultasi dengan dosen

pembimbing, perampungan laporan penelitian, perbaikan hasil

konsultasi, pengurusan kelengkapan persyaratan ujian akhir dan

melakukan revisi seperlunya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

pertahapan dalam penelitian ini adalah bentuk urutan atau berjenjang

yakni dimulai pada tahap pra penelitian, tahap pelaksanaan penelitian,

tahap pasca penelitian.Namun, walaupun demikian sifat dari kegiatan

yang dilakukan pada masing-masing tahapan tersebut tidaklah bersifat

ketat, melainkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

4. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

(30)

19

kata-kata atau pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh responden,16

dan tingkah laku yang ditujukan oleh obyek penelitian.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan dan

memerlukannya.Data primer disebut juga data asli. Sumber data

primer adalah subyek penelitian yang dijadikan sebagai sumber

informasi penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau

pengambilan data secara langsung17 atau yang dikenal dengan istilah

interview (wawancara).

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah :

ketua Yayasan Al-Madinah Surabaya, segenap pengurus dan

staf-stafnya, para pengajar dan anak-anak di Yayasan Al-Madinah

Surabaya.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

dari sumber-sumber yang telah ada.Data ini biasanya diperoleh dari

perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu. Data

sekunder disebut juga data yang tersedia. Data sekunder biasa

dikatakan sebagai data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung

16

Lexi, J. Moleong,Metodelogi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1996) hal 157

17

(31)

20

diperoleh peneliti dari subyek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti

mendapatkan data melalui buku-buku yang berkaitan dengan strategi

konseling karir untuk menumbuhkan kemandirian berwirausaha.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian,

diantaranya yaitu:

a. Observasi

Menurut S. Margono observasi diartikan sebagai pengamatan

dan pencatatan secara sistematik yang tampak pada obyek

penelitian.18Metode ini digunakan untuk mengamati

fenomena-fenomena mengenai manajemen pengembangan kewirausahaan.

Observasi yang digunakan oleh peneliti yaitu observasi langsung,

dimana peneliti melakukan sebuah pengamatan langsung mengenai

aktivitas di Yayasan Al-Madinah Surabaya . Adapun data –data yang perlu diobservasi yaitu: mengenai aktivitas di Yayasan Al-madinah

Surabaya, dan data mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan oleh

anak-anak di Yayasan Al-Madinah Surabaya.

b. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua orang

atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subyek

18

(32)

21

atau sekelompok subyek penelitian untuk dijawab.19Metode ini

digunakan untuk memperoleh informasi atau data tentang strategi

konseling karir di Yayasan Al-Madinah Surabaya.

Wawancara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

wawancara mendalam, wawancara mendalam secara umum

merupakan suatu proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan

atau tanpa menggunakan pedoman wawancara dimana pewawancara

dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif

lama.20Peneliti mengamati kenyataan dan mengajukan pertanyaan

dalam wawancara hingga berkembang secara wajar berdasarkan

ucapan dan buah pikiran yang dicetuskan oleh orang yang

diwawancarai.21 Jadi, wawancara yang dilakukan peneliti disini adalah

wawancara secara intensif dan mendalam kepada ketua yayasan,

pengurus, staf dan pengajar yang ada di yayasan Al-Madinah Surabaya

agar hasil yang didapatkan relevan dan sesuai dengan apa yang

dikendaki peneliti tentang strategi konseling karir yang diterapkan di

Yayasan Al-Madinah Surabaya.

19

Sudarwan Danim,Menjadi Peneliti Kualitatif( Bandung : Pustaka Setia, 2002 ) hal. 130

20

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya(Jakarta: Kencana, 2010), hal. 108

21

(33)

22

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu meneliti berbagai dokumen serta

bahan-bahan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.Metode ini

digunakan untuk mencari data yang berupa benda-benda tertulis,

buku-buku, majalah, foto, peraturan, catatan harian, dan otobiografi.22

Dokumentasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah,

mendokumentasikan atau mengabadikan kegiatan di Al-Madinah

Surabaya seperti foto. Dokumentasi ini juga digunakan untuk

menggali data, seperti meminta anak-anak untuk menuliskan kegiatan

hariannya.

6. Teknik Analisis data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Analisis data ini dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus. Analisis data dilakukan melalui 3

tahap,yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok,

memfokuskan pada hal yang penting, dicari pola dan temanya.

Reduksi data dilakukan secara kontinyu, dalam mereduksi data setiap

22

(34)

23

peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Reduksi data

memerlukan kecerdasan dan keluasan wawasan yang tinggi. Bagi

peneliti yang masih baru dalam melakukan reduksi data dapat

mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli.

Melalui diskusi tersebut, maka wawasan peneliti akan

berkembang sehingga dapat mereduksi data yang memiliki nilai

temuan dan pengembangan teori yang signifikan.23Dalam penelitian

ini, data yang dihasilkan terlebih dahulu dikelompokkan sesuai dengan

temanya yang kemudian dipilih mana data yang digunakan dalam

laporan penelitian dan mana data yang tidak digunakan.

b. Penyajian Data

Data display berarti mendisplay data yaitu menyajikan data

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori.

Menyajikan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif

adalah bersifat naratif. Ini dimaksudkan untuk memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

dipahami.24Dalam penelitian ini, setelah data direduksi maka

selanjutnya data tersebut diolah dalam bentuk narasi sehingga mudah

23

Ismail Nawawi,Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasi Interdisipliner untuk Ilmu Sosial, Ekonomi/ Ekonomi Islam, Agama, Manajemen, dan Ilmu Sosial lainnya(Jakarta: CV. Dwiputra Pustaka Jaya, 2012), hal. 258

24

(35)

24

untuk dilakukan analisis terkait dengan permasalahan yang di

lapangan.

c. Verifikasi

Langkah terakhir dari model ini adalah penarikan kesimpulan

dan verifikasi.Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal namun juga tidak,

karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif

masih bersifat sementara dan berkembang setelah peneliti ada di

lapangan.Hasil penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum ada yang berupa deskripsi atau gambaran yang

sebelumnya belum jelas menjadi jelas.25

7. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan tingkat ketepatan antara data yang

terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh

peneliti. Data yang valid adalah data yang tidak terdapat perbedaan antara

data yang dilaporkan peneliti dengan kenyataan yang terjadi pada obyek

di lapangan. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data

menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi bersifat jamak

dan tergantung pada konstruksi manusia.26

25

Lexi, J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1996) ,hal. 259

26

(36)

25

Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan valid terhadap data

yang telah terkumpul, maka penulis menggunakan teknik triangulation, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu. Sebagai perbandingan triangulasi ini digunakan dengan

cara membandingkan dan mengecek derajat balik kepercayaan atau

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

metode penelitian, hal ini bisa membandingkan data hasil pengamatan

dengan data hasil wawancara, membandingkan hasil wawancara dengan

suatu dokumen yang berkaitan, atau juga membandingkan hasil

wawancara dari 2-3 informan yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif,

kriteria utama yang menunjukkan keabsahan sebuah hasil penilitian

adalah, valid, reliabel dan obyektif.

G. Sistematika pembahasan

Supaya mempermudah dalam memahami dan mempelajari apa yang

ada dalam penelitian ini, maka sistematika pembahasannya dapat dibagi

dalam beberapa bab. Lebih jelasnya dapat di deskripsikan dengan susunan

sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan yang berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional dan Metode Penelitian

(37)

26

penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisa

data, teknik keabsahan data dan Sistematika Pembahasan.

BAB II : Berisi Tinjauan Pustaka yang meliputi Kerangka Teoritik yang

membahas tentang pengertian bimbingan karir, fungsi bimbingan karir,

tujuan bimbingan karir serta teori-teori yang mendasari bimbingan karir

dan membahas tentang kemandirian berwirausaha.

BAB III : Berisi penyajian data yang membahas tentang gambaran umum

Yayasan Al-Madinah Surabaya, seperti kondisi fisik dan letak georafisnya,

visi dan misi, struktur organisasi, sarana dan prasarana, kemandirian

anak-anak di yayasan Al-Madinah, metode pemberian konseling karir, serta

kegiatan yang ada di yayasan Al-Madinah Surabaya.

BAB IV : Bab ini membahas tentang analisa strategi konseling karir pada

anak usia SMP untuk menumbuhkan kemandirian berwirausaha di yayasan

Al-Madinah Surabaya.

BAB V : Bab ini merupakan akhir dari pembahasan yang berisi kesimpulan

(38)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik

1. Bimbingan Konseling Karir A. Pengertian Bimbingan

Bimbingan berasal dari kata “guidance” yang kata “guide”

yang memiliki beberapa arti diantaranya menunjukkan jalan,

memimpin, memberikan petunjuk, mengatur, mengarahkan,

memberikan nasehat dan ada juga yang menerjemahkannya dengan

bantuan atau tuntutan. Secara etimologis bimbingan berarti bantuan

atau tuntutan atau pertolongan yang konteksnya sangat psikologis.1

Menurut Prayitno dan Eman Amti bimbingan adalah proses

pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada

seseorang atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja, maupun

dewasa. Tujuannya adalah orang yang dibimbing dapat

mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan

memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat

dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.2

Bimbingan merupakan bantuan terhadap individu yang

dilakukan secara berkelanjutan agar individu tersebut dapat memahami

1

Tohirin,Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 15-16

(39)

✁ ✂

dirinya, sehingga ia adapat mengarahkan diri dan dapat

bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan sekolah, keluarga

dan masyarakat.3

Dari definisi diatas, yang dimaksud dengan bimbingan adalah

proses pemberian bantuan kepada individu atau kelompok secara terus

menerus dan sistematis agar individu tersebut dapat memahami dirinya

dan mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.

B. Pengertian Konseling

Kata konseling “counseling” berasal dari kata kerja “to

counsel” yang berarti menasehati, atau menganjurkan kepada

seseorang secaraface to face.

Menurut Walgito, counseling atau konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah

kehidupannya dengan wawancara, atau dengan cara-cara yang sesuai

dengan keadaan individu yang dihadapi untuk kesejahteraan

hidupnya.4

Konseling adalah upaya membantu individu melaui proses

interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli

mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat

Ruslan A. Gani,Bimbingan Karir( Bandung : Angkasa, 1992), hal. 2 ☎

(40)

✆8

keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya

sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.5

Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada

individu (klien) dilaksanakan melalui berbagai macam layanan.

Layanan tersebut, saat zaman semakin berkembang seperti sekarang,

konseling tidak hanya dilakukan secara tatap muka secara langsung,

tapi bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi

informasi.Tujuannya adalah tetap memberikan konseling dengan

cara-cara lebih menarik, interaktif, dan tidak terbatas oleh tempat, tetapi

tetap memperhatikan asas-asas dan kode etik dalam bimbingan dan

konseling.6

Dari beberapa uraian diatas yang dimaksud dengan konseling

adalah proses pemberian bantuan yang diberikan seorang konselor

pada konseli (klien) untuk memecahkan masalahnya agar konseli

(klien) tersebut dapat memahami dan mengarahkan dirinya dan

lingkungannya.

C. Pengertian Bimbingan Konseling Karir

Karir adalah pekerjaan, profesi. Seseorang akan bekerja dengan

senang hati dan penuh kegembiraan apabila apa yang dikerjakannya

5Ahmad Juntika Nurihsan,Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan(Bandung :

Reflika Aditama, 2006), hal. 10

6

(41)

✝ ✞

itu memang sesuai dengan keadaan dirinya, kemampuannya, dan

minatnya. Agar seseorang dapat bekerja dengan baik, senang dan

tekun diperlukan adanya kesesuaian antara tuntutan dari pekerjaan

atau jabatan itu dengan apa yang ada dari dalam diri individu yang

bersangkutan. Untuk mengarah ke hal tersebut, maka diperlukan

adanya bimbingan konseling karir.7

Bimbingan karir atau jabatan(vocational guidance)merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu siswa dalam

memecahkan masalah karirnya, untuk memperoleh penyesuaian diri

yang sebaik-baiknya, baik pada waktu itu maupun masa yang akan

datang.

Bimbingan karir juga merupakan suatu program yang disusun

untuk membantu perkembangan siswa agar ia mampu memahami

dirinya, mempelajari dunia kerja untuk mendapatkan pengalaman yang

akan membantunya dalam membuat keputusan dan mendapatkan

pekerjaan.

Donald D. Super, seperti yang dikutip oleh Yeni Karneli,

mengartikan bimbingan karir sebagai suatu proses membantu pribadi

untuk mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta

peranannya dalam dunia kerja. Menurut batasan ini, ada dua hal

(42)

✠ ✡

penting.Pertama, proses membantu individu untuk memahami dan

menerima dirinya sendiri, dan kedua, memahami dan menyesuaikan

diri dalam dunia kerja.Oleh sebab itu, hal penting dalam bimbingan

karir adalah pemahaman dan penyesuaian diri, baik terhadap dirinya

sendiri maupun dunia kerja.8

Menurut B. Wetik yang dikutip dari Ruslan A.gani

mengemukakan bahwa bimbingan karir ialah program pendidikan

yang merupakan layanan terhadap siswa agar ia mampu mengenal

dirinya sendiri, mengenal dunia kerja, dapat memutuskan apa yang

diharapkan dari pekerjaan dan dapat memutuskan bagaimana bentuk

kehidupan yang diharapkannya disamping pekerjaan untuk mencari

nafkah.9

Menurut Farid Mashudi dalam bukunya “Psikologi Konseling”

konseling karir atau vokasional yaitu proses bantuan kepada individu

dalam upaya mengembangkan pemahaman tentang karakteristik

pribadi, dunia kerja (seperti jenis-jenis pekerjaan, persyaratan, kondisi

pekerjaan dan jenjang karir), pengembangan sikap positif terhadap

dunia kerja tersebut dan berbagai permasalahannya, serta pemberian

8

Anas Salahudin,Bimbingan dan Konseling(Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010), hal. 115-116

(43)

☛ ☞

pelatihan keterampilan kerja baik dilingkungan sekolah, industri

ataupun perusahaan)10

Dari beberapa pendapat ahli diatas yang dimaksudkan dengan

bimbingan konseling karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan

pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu tersebut

dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, memahami dirinya,

mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya sesuai dengan

kemampuan yang dimilikinya.

D. Tujuan Bimbingan Konseling Karir

Secara umum tujuan diselenggarakannya bimbingan karir,

ialah membantu individu (siswa) dalam pemahaman dirinya, dalam

pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarahan

kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karir dan cara hidup yang akan

memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan

dirinya dan lingkungannya.

Menurut Bimo Walgito, secara rinci tujuan dari bimbingan

karir adalah membantu para siswa agar:

1. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang

berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya mengenai

kemampuan, minat, bakat, sikap dan cita-citanya.

✌✍

(44)

✎ ✏

2. Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan

yang ada dalam masyarakat.

3. Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan

potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui jenis-jenis pendidikan

dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu, serta

memahami hubungan usaha dirinya yang sekarang dengan masa

depannya.

4. Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul, yang

disebabkan oleh dirinya sendiri dan factor lingkungan, serta

mencari jalan untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

5. Para siswa dapat merencanakan masa depannya, serta menemukan

karir dan kehidupannya yang serasi atau sesuai.11

Menurut Dewa Ketut Sukardi, tujuan dari bimbingan karir itu

sendiri adalah: pertama, bimbingan karir diberikan agar siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang dirinya sendiri. Pemahaman diri

(self consep) murupakan citra diri sendiri yang meliputi pengetahuan tentang kemampuan kerja, minat, kebutuhan hidup dan

nilai-nilai.Kedua,bimbingan karir diberikan agar siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dunia kerja.Ketiga,bimbingan karir diberikan agar siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam

✑ ✑

(45)

✒✒

menghadapi pilihan lapangan kerja serta dalam persiapan memasuki

dunia kerja.Keempat, bimbingan karir diberikan agar siswa dapat meningkatkan keterampilan dan berfikirnya sehingga mampu

mengambil keputusan tentang jabatan yang sesuai dengan keadaan

dirinya dan dunia kerja.Kelima, bimbingan karir diberikan agar siswa dapat menguasai keterampilan dasar yang penting dalam pekerjaan,

terutama keterampilan berkomunikasi dan bekerjasama.12

Dari uraian diatas, bahwa tujuan dari bimbingan karir adalah

untuk mengetahui dan memahami diri, dan untuk mengetahui dengan

baik pekerjaan apa saja yang pas atau cocok dengan potensi dirinya

serta dapat mengetahui hambatan-hambatan dalam dunia kerja dan

cara mengatasinya.

E. Fungsi Bimbingan Konseling Karir

Bimbingan karir merupakan salah satu aspek dari bimbingan

dan konseling secara keseluruhan. Oleh karena itu kurang bijaksana

apabila pelaksanaan bimbingan karir tersebut terlepas dari bimbingan

secara menyeluruh sehingga bimbingan yang lain jadi terbengkalai.

Saat ini, bimbingan karir memang sedang mendapatkan tempat

tersendiri sehingga lebih sering dilakukan. Bimbingan karir ini perlu

✓✔

(46)

✕ ✖

dan penting untuk diberikan kepada para siswa, baik SMP maupun

SMA dengan alasan sebagai berikut :

1. Para siswa pada tingkat SMA pada semester 2 perlu menjalani

pemilihan program studi atau penjurusan, apakah memilih program

A1, A2, A3 atau A4. Kenyataan menunjukkan bahwa program A5

secara praktis belum atau tidak dapat berlangsung. Walaupun ada

kata “memilih”, namun sebenarnya telah adanya batas tertentu

dalam pengambilan program karena ada persyaratan yang terkait

dengan prestasi akademik dari siswa yang bersangkutan.13

Penjurusan itu jelas akan menentukan masa depan siswa. Dalam

pemilihan ini, diperlukan kecermatan, serta penghitungan yang

matang dan tepat. Oleh karena itu siswa memerlukan adanya

bimbingan.

2. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua siswa yang tamat dari

SMA akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Siswa yang akan langsung terjun ke dunia kerja tentu memerlukan

bimbingan karir ini agar siswa dapat bekerja dengan senang dan

baik.

3. Siswa SMA merupakan angkatan kerja yang potensial. Merekalah

yang akan menentukan bagaimana keadaan negara yang akan

✗✘

(47)

✙ ✚

datang. Mereka merupakan sumber daya manusia dalam

pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang

sebaik-baiknya untuk menghadapi masa depan, serta menyiapkan dengan

baik pekerjaan-pekerjaan atau jabatan-jabatan yang sesuai dengan

potensi yang ada apada diri mereka. Untuk mempersiapkan hal

tersebut, maka diperlukannya bimbingan karir.

4. Pada kenyataannya, para siswa SMA sedang berada dalam masa

remaja yang merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa

dewasa.14 Pada umumnya, mereka belum dapat mandiri sehingga

masih memerlukan bantuan dari orang lain untuk menuju

kemandirian. Sehubungan dengan itu, mereka memerlukan

bimbingan, termasuk bimbingan karir untuk menyiapkan

kemandirian dalam pekerjaan.

5. Siswa SMP juga membutuhkan bimbingan tersebut, baik untuk

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk mencari

pekerjaan karena suatu sebab tidak dapat melanjutkan sekolahnya.

Dengan demikian jelaslah manfaat bimbingan karir.15

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus peneliti adalah anak

SMP, karena anak SMP juga memerlukan bimbingan karir untuk

✛✜

Bambang Ismaya,Bimbingan & Konseling Studi, Karir dan Keluarga(Bandung: PT. Refika Aditama, 2015), hal. 87

✛✢

(48)

✣6

melanjutkan ke SMA atau SMK yang sesuai dengan bakat, minat

dan kemampuannya.

F. Penyelenggaraan Bimbingan Konseling Karir

Penyelenggaraan bimbingan karir dapat dilakukan dengan

berbagai cara, namun Bimo Walgito merumuskannya ke dalam 5 hal,

yaitu:

1. Bimbingan karir dilaksanakan dengan cara yang disusun dalam

suatu paket tertentu, yaitu paket bimbingan karir, setiap paket

merupakan modul utuh yang terdiri dari beberapa macam topic

bimbingan. Departemen pendidikan dan kebudayaan telah

mengeluarkan 5 paket, yang dikenal dengan istilah paket

bimbingan karir. Paket I mengenai pemahaman diri, paket II

mengenai nilai-nilai, paket III mengenai pemahaman lingkungan,

paket IV mengenai hambatan dan cara mengatasi hambatan, serta

paket V mengenai merencanakan masa depan.

2. Kegiatan bimbingan karir dilaksanakan secara instruksional,

bimbingan karir tidak dilaksanakan secara khusus tetapi dipadukan

dengan kegiatan belajar-mengajar.

3. Bimbingan karir dilaksanakan dalam bentuk pengajaran unit,

bimbingan karir ini perlu disediakan jam tersendiri didalam suatu

sekolah untuk keperluan kegiatan bimbingan tersebut. Hal ini perlu

(49)

✤ ✥

4. Kegiatan bimbingan karir dilaksanakan pada hari-hari tertentu

yang disebut “hari karir” atau career day, pada hari tersebut diisi dengan seminar atau ceramah-ceramah dari seseorang yang

berkompeten dalam dunia kerja.

5. Karyawisata karir yang diprogramkan oleh sekolah, objek

karyawisata ini harus berkaitan dengan pengembangan karir siswa.

Dengan karyawista karir ini, siswa dapat mengetahui dengan tepat

apa yang ada dalam kenyataannya.16

Oleh karena itu, untuk menyelenggarakan bimbingan karir ini

dibutuhkan kreativitas dan kelincahan dari petugas bimbingan agar

pengembangan bimbingan karir dapat diterima dengan baik oleh para

siswa.

G. Paket-paket Bimbingan Karir

Paket-paket bimbingan karir yang dikeluarkan oleh

Departemen pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka realisasi

bimbingan karir tersebut terdiri dari 5 paket17, antara lain:

1. Paket I (pemahaman diri)

Paket pemahaman diri ini merupakan suatu paket yang

dimaksudkan untuk membantu siswa agar dapat mengetahui dan

✦6

Bimo Walgito,Bimbingan +Konseling Studi dan Karir(Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET, 2010), hal. 205-206

17

(50)

✧8

memahami siapa sebenarnya dirinya. Oleh karena itu paket I terdiri

dari: (a) pengantar pemahaman diri, (b) bakat, potensi dan

kemampuan, (c) cita-cita/ gaya hidup, (d) sikap.

2. Paket II (nilai-nilai)

Dengan paket ini, siswa diharapkan dapat mengetahui dan

memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan yang ada dalam

masyarakat. Paket II ini mencakup hal-hal sebagai berikut: (a)

nilai kehidupan, (b) saling mengenal dengan nilai orang lain, (c)

pertentangan nilai dalam diri sendiri, (d) pertentangan

nilai-nilai sendiri dan orang lain, (e) nilai-nilai-nilai-nilai yang bertentangan

dengan kelompok atau masyarakat, (f) bertindak atas nilai-nilai

sendiri.

3. Paket III (pemahaman lingkungan)

Dengan paket ini, siswa diharapkan dapat mengetahui

dan memahami lingkungan, agar siswa dapat mengambil langkah

yang tepat. Paket III ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan:

(a) informasi pendidikan, (b) kekayaan daerah dan

pengembangannya, (c) informasi jabatan.

4. Paket IV (hambatan dan mengatasi hambatan)

Dengan paket ini diharapkan siswa dapat memahami hambatan

dalam mencapai karirnya dan dapat mengatasinya. Paket IV ini

(51)

★ ✩

faktor lingkungan, (c) manusia dan hambatan, (d) cara-cara

mengatasi hambatan.

5. Paket V (merencanakan masa depan)

Setelah siswa mampu memahami isi dari paket I-IV maka

diharapkan siswa mampu merencanakan masa depannya, oleh

karena itu paket V ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan:

(a) menyusun informasi, (b) mengelola informasi, (c)

mempertimbangkan alternative, (d) keputusan dan rencana, (e)

merencanakan masa depan.18

Semua itu akan menjadi ideal, jika seluruh paket tersebut

diselesaikan saat kelas X dan saat pemilihan program penjurusan siswa

tidak bingung dengan pilihannya sendiri dan mantap dengan

pilihannya.

H. Materi Bimbingan Konseling karir

Mengingat pentingnya masalah karir dalam kehidupan seorang

individu, maka sejak dini anak perlu dipersiapkan dan dibantu untuk

merencanakan masa depannya dengan cara memberikan pendidikan

dan bimbingan karir yang berkelanjutan. Karena itu, layanan

bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terencana

✪8

(52)

✫ ✬

berdasarkan pengukuran kebutuhan (need assessment) yang diwujudkan dalam bentuk program bimbingan dan konseling.

Menurut Martin Handoko yang dikutip dari Anas salahudin

“Bimbingan dan Konseling”, tahap-tahap perkembangan karir dibagi

menjadi tiga tahap pokok, yaitu:

1. Tahap fantasi : 0-11 tahun (masa sekolah dasar)

Pada tahap fantasi, anak sering menyebutkan cita-cita mereka

kelak kalau sudah besar, misalnya dokter, pilot, guru, tentara dan

lain-lain, jabatan atau pekerjaan yang mereka inginkan pada

dasarnya masih dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya TV, video,

majalah, atau tokoh-tokoh yang pernah ada dalam kehidupan

mereka. Oleh karena itu, tidak heran jika pekerjaan atau jabatan

yang mereka sebutkan masih jauh dari pertimbangan rasional

maupun moral.

Dalam hal ini, orang tua atau pendidik tidak perlu cemas

karena dalam tahap ini, anak masih belum mampu memilih jenis

pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, dan potonsi mereka

sebenarnya.

2. Tahap Tentatif: 12-18 tahun (masa sekolah menengah)

Pada tahap tentatif, anak mulai menyadari bahwa mereka

memiliki minat dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Ada

(53)

✭ ✮

olahraga dan lain-lain. Mereka mulai sadar bahwa kemampuan

mereka berbeda satu sama lain. Pada tahap ini anak juga cenderung

suka melalukan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan

kemampuannya.

3. Tahap Realistis: 19-25 tahun (masa perguruan tinggi)

Pada tahap ini, mereka mengenal lebih baik lagi minat,

kemampuan dan nilai-nilai yang ingin dikejar.Mereka juga sudah

menyadari berbagai bidang pekerjaan dengan segala konsekuensi

dan tunutannya masing-masing.Oleh sebab itu, seorang remaja

sudah mampu membuat perencanaan karir secara lebih rasional

dan objektif.

Dalam buku edisi revisinya, Ginzberg dkk yang dikutip dari

Anas Salahudin “Bimbingan dan Konseling” menegaskan bahwa

proses pilihan karir itu terjadi sepanjang hidup manusia, artinya bahwa

suatu ketika dimungkinkan orang berubah pikiran. Hal ini berarti

bahwa pilihan karir tidaklah terjadi sekali saja dalam hidup

manusia.Di samping itu, Ginzberg juga menyadari faktor

peluang/kesempatan memegang peranan yang sangat penting.

Meskipun seorang remaja sudah menentukan pilihan karirnya

berdasarkan minat, bakat, dan nilai yang ia yakini, kalau

(54)

✯ ✰

tidak ada lowongan maka karir yang di cita-citakan belum bisa

terwujud.

Tokoh lain yang membahas masalah perkembangan karir

adalah Donald Super. Menurut Donald Super yang dikutip dari Anas

Salahudin “Bimbingan dan Konseling”, perkembangan karir manusia

dapat dibagi menjadi lima fase, yaitu:

1. Fase Pengembangan (growth), meliputi masa kecil sampai usia 15 tahun. Dalam fase ini, anak mengembangkan bakat, minat,

kebutuhan dan potensi yang akhirnya dipadukan dalam struktur

konsep diri(self concept structure).

2. Fase eksplorasi (exploration) antara umur 16-24 tahun, yaitu remaja mulai memikirkan beberapa alternative pekerjaan, tetapi

belum mengambil keputusan yang mengikat.

3. Fase pemantapan (establishment), antara umur 25-44 tahun. Pada fase ini remaja sudah memilih karir tertentu dan mendapatkan

berbagai pengalaman positif maupun negative dari pekerjaannya.

Dengan pengalam itu, ia akan bisa menentukan apakah ia akan

terus dengan karir yang ia jalani atau berubah haluan.

4. Fase pembinaan (maintenance) antara umur 44-65 tahun, saat seseorang sudah mantap dengan pekerjaannya dan memeliharanya

(55)

✱ ✲

5. Fase kemunduran (decline), masa sesudah pension atau melepaskan jabatan tertentu. Dalam fase ini orang membebaskan

diri dari dunia kerja formal.19

Pemaparan dua tokoh diatas Ginzberg dan Donald Super,

memberi petunjuk yang jelas bagi kita bahwa karir itu merupakan

persoalan sepanjang hidup.Ada pepatah mengatakan bahwa karir itu

merupakan persoalan sejak lahir sampai mati.

I. Teori-teori Bimbingan Konseling Karir

1) Donald Super

Pada tahun 1950-an, Super bersama sejumlah kolegannya

mulai memformulasi teori perkembangan karierinya.Suatu

perangkat dengan 10 proposisi mengenai struktur dan sifat

pengembangan karier diterbitkan pada tahun 1953.Pada tahun

1957, dilakukan lagi penambahan dua proposisi. Kedua belas

proposisi adalah sebgai berikut20:

1) Orang-orang berbeda dalam kemampuan-kemampuan,

minat-minat, dan kepribadian-kepribadiannya.

2) Setiap orang memenuhi syarat, atas dasar sifat-sifat ini, untuk

sejumlah okupasi (kedudukan).

✳✴

Anas Salahudin,Bimbingan dan Konseling(Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010), hal.120-121 ✵✶

(56)

✷✷

3) Masing-masing okupasi-okupasi ini memerlukan suatu pola

khasa mengenai kemampuan-kemampuan, minat-minat, dan

sifat-sifat kepribadian, dengan toleransi-toleransi yang cukup luas untuk

memungkinkan variasi okupasi-okupasi bagi setiap individu dan

variasi individu-individu dalam setiap okupasi.

4) Preferensi-preferensi dan kompetensi-kompetensi vokasional,

situasi-situasi dimana orang hidup dan bekerja, dan karena itu

konsep-konsep dirinya, berubah karena waktu dan pengalaman,

walaupun konsep-konsep diri pada umumnya agak stabil sejak dari

masa remaja akhir hingga masa kematangan akhir, melakukan

pilihan dan penyesuaian merupakan proses yang berlangsung terus.

5) Proses perubahan ini bisa dirangkum dalam suatu rangkaian

tahap-tahap kehidupan yang dikenal sebagai pertumbuhan,

eksplorasi, kemapanan, pemeliharaan, dan kemunduran dan

tahap-tahap ini dibagi menjadi (a) fase-fase fantasi, tentatif, dan realistik

dari tahap eksploratoris dan (b) fase percobaan dan stabil dari

tahap kemapanan.

6) Sifat dari pola karier yaitu taraf otak okupasional dicapai dan

sekuensi, frekuensi, dan lamanya pekerjaan-pekerjaan percobaan

dan yang stabil ditentukan oleh taraf sosioekonomik orang tua

individu, kemampuan mental, serta sifat-sifat kepribadian, dan

(57)

✸ ✹

7) Perkembangan melalui tahap-tahap kehidupan dapat dibimbing,

sebagian dengan memudahkan pematangan

kemampuan-kemampuan minat-minat serta sebagian dengan membantunya

dalam testing realitas dan dalam pengambilan konsep-konsep diri.

8) Proses perkembangan karier pada hakikatnya adalah

perkembangan dan implementasi konsep-konsep diri; merupakan

suatu proses melakukan sintesis dan kompromi dimana konsep diri

adalah produk dari interaksi bakat-bakat bawaan, keadaan tubuh,

kesempatan memainkan berbagai peranan, dan evaluasi-evaluasi

mengenai tingkat dimana hasil-hasil peranan yang dimainkan

mendapat persetujuan dari atasan-atasan dan kawan-kawan.

9) Proses melakukan sintesis atau kompromi antara faktor-faktor

individual dan sosial, antara konsep diri dan realitas, adalah salah

satu dari permainan peranan, baik peranan itu dimainkan dalam

fantasi, dalam wawancara konseling, maupun dalam

aktivitas-aktivitas kehidupan nyata seperti kelas-kelas, klub-klub, kerja

sambilan dan sebagainya.

10) Kepuasan-kepuasan kerja dan kepuasan-kepuasan hidup

tergantung pada tingkat di mana individu menemukan jalan-jalan

keluar yang memadai b

Gambar

  Tabel 1.1Subyek penelitian peneliti
Tabel 2.1Tugas-tugas Perkembangan Vokasional dari Super
  Tabel 2.2
Tabel 2.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memudahkan Anda dalam memahami uraian materi wujud akulturasi Kebudayaan Indonesia dengan Kebudayaan India, maka simaklah ikhtisar dari wujud akulturisasi tersebut seperti

Verba donner tidak tepat digunakan dalam konteks kalimat tersebut karena kata donner tidak menuntut obyek berupa ‘sesuatu yang buruk atau negatif’ seperti yang terdapat

Demikian pula dengan asas proporsionalitas, sebagaimana asas-asas hukum yang lain, juga diharapkan dapat menjadi titik tolak dalam pembentukan peraturan

Terlihat dari hasil diatas, setelah dilakukan tindakan berupa penerapan blended learning pada proses pembelajaran terhadap mahasiswa millenial, dan dari hasil pengamatan

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam implementasi Restorative Justice pada penegakan hukum tindak pidana pencabulan oleh anak di Direktorat Reserse

Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah Model Learning Cycle dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis dan peningkatan Kemampuan koneksi

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan dan perhitungan dengan menggunakan menggunakan SPSS dengan rumus regresi linear bahwa Ho ditolak dan Ha diterima itu

Hasil uji tarik dan impact untuk spesimen dengan variasi metode Vacuum infusion memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan metode hand lay up.. Proses vacuum