TERAPI ZIARAH UNTUK MENGATASI KENAKALAN SEORANG SISWI DI MTS UNGGULAN AL-JADID WARU SIDOARJO
(Studi Kasus Seorang Siswi di MTS Unggulan AL-Jadid Waru Sidoarjo) SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Ashfiyatul Baroroh B73213081
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
ABSTRAKSI
Ashfiyatul Baroroh (B73213081), Terapi Ziarah Untuk Mengatasi Kenakalan Siswi Di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.
Fokus penelitian adalah (1)Bagaimana proses terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo? (2) Bagaimana hasil terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo?
Menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, jenis penelitian studi kasus dengan analisis deskriptif komparatif. Dalam Bab III peneliti mendeskripsikan permasalahan dan cara menanganinya, dan dalam bab IV peneliti mengkomparasi kondisi konseli sebelum dan sesudah diberikan treatment. Dalam proses penanganan permasalahan konseli yaitu
kenakalan remaja konselor menggunakan Terapi Ziarah yang terdiri dari beberapa langkah yakni tahap pertama (pengarahan oleh peneliti), tahap kedua (pemberian contoh proses terapi ziarah), tahap ketiga (waktu, tempat, hari dan tanggal pelaksanaan dari terapi ziarah oleh konseli). Adapun informan penelitian adalah teman, guru, orang tua atau keluarga konseli, tetangga dan konseli sendiri. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data meliputi reduksi dan data, Display (penyajian data) dan verifikasi (pengambilan keputusan).
Hasil penelitian dari pelaksanaan terapi ziarah dapat di katakan berhasil, dilihat dari pengamatan peneliti pada saat sebelum dan sesudah proses konseling di lakukan, konseli sudah mulai menunjukkan perubahan seperti emosi konseli lebih stabil, lebih tenang dan berkurangnya pelampiasan stress konseli pada hal negative, sehingga bisa menjadi orang yang lebih baik dan berguna.
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
BAGIAN INTI BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penulisan ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Konsep ... 8
F. Metode Penelitian... 11
1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 11
2. Sasaran Dan Lokasi Penelitian ... 12
3. Jenis Dan Sumber Data ... 12
4. Tahap-Tahap Penelitian ... 14
5. Teknik Pengumpulan Data ... 16
6. Teknik Analisis Data ... 20
7. Teknik Keabsahan Data ... 21
G. Sistematika Pembahasan ... 23
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ... 25
1. Terapi Ziarah ... 25
a. Pengertian Terapi Ziarah ... 25
b. Tujuan Terapi Ziarah... 26
c. Jenis Terapi Ziarah ... 28
d. Tahap-Tahap Terapi Ziarah... 31
e. Fungsi Terapi Ziarah ... 35
2. Kenakalan Remaja ... 36
b. Karakteristik Kenakalan Remaja... 37
c. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja ... 39
d. Aspek Kenakalan Remaja ... 42
e. Faktor Yng Mempengaruhi Kenakalan Remaja ... 43
f. Akibat Dari Perilaku Kenakalan Remaja ... 46
B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 51
BAB III : PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 53
1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 53
a. Identitas Sekolah ... 53
b. Visi dan Misi MTS Unggulan Al-Jadid ... 54
c. Struktur Sekolah... 55
d. Sarana dan Prasarana MTS Unggulan Al-Jadid... 56
2. Deskripsi Konselor ... 56
a. Identitas Pribadi ... 56
b. Riwayat Pendidikan ... 57
c. Pengalaman ... 57
3. Deskripsi Konseli ... 58
a. Identitas Konseli ... 58
b. Kehidupan Sehari-Hari Konseli ... 59
c. Latar Belakang Keluarga Konseli ... 59
d. Latar Belakang Pendidikan Konseli ... 60
e. Latar Belakang Lingkungan Sosial Konseli ... 60
4. Deskripsi Masalah ... 61
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 64
1. Deskripsi Proses PelaksanaanTerapi ... 64
a. Identifikasi Masalah ... 67
b. Diagnosis ... 77
c. Prognosis ... 77
d. Terapi(Treatment)... 80
e. Evaluasi(Follow Up)... 91
2. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Terapi ... 93
BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Proses Pelaksanaan Terapi ... 95
B. Analisis Hasil Pelaksanaan Terapi ... 100
C. Kendala Selama Proses Pelaksanaan Terapi ... 101
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 103
B. Saran ... 104
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jenis data, Sumber data dan Pengumpulan Data
Tabel 3.1 Struktur Kepegawaian MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo
Tabel 3.2 Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar MTS Unggulan Al-Jadid
Waru Sidoarjo
Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo
Tabel 3.4 Jadwal Proses Penelitian
Tabel 3.5 Rencana PelaksanaanTreatment Terapi Ziarah
Tabel 3.6 Perilaku yang ditunjukkan konseli sebelum proses konseling
Tabel 3.7 Perilaku yang ditunjukkan konseli setelah proses konseling
Tabel 4.1 Perilaku yang ditunjukkan konseli sebelum proses konseling
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Disetiap kehidupan tentu ada timbal balik yang diberikan atas
setiap kejadian yang telah kita lakukan di masa lalu. Oleh sebab itu perlu
adanya pembentukan karakter dari keluarga maupun dari lingkungan agar
pribadi tersebut bisa berkembang dengan baik, kalaupun dia melakukan
kesalahan dia akan cepat berubah dan kembali pada norma yang baik.
Namun anggapan tersebut tidak selamanya sesuai dengan kenyataan yang
ada dimasyarakat, terkadang berada di lingkungan yang buruk tidak
selamanya akan membentuk pribadi yang buruk juga karena pembentukkan
karakter juga bergantung pada pondasi agama yang kokoh.1
Berkaca dari realita yang ada pondasi yang kokoh biasanya
terbentuk karena adanya ketahanan diri dalam menghadapi masalah dan
kedekatan diri terhadap penciptaNya. Karena kedekatan diri dengan
Pencipta bisa membawa kedamaian sehingga membuat kita bisa
menyelesaikan setiap masalah dengan mencari jalan keluar yang baik,
senantiasa mengambil hikmah atas masalah yang ada sehingga membuat
kita dewasa atas setiap masalah dalam hidup. Salah satu solusi yang bisa
1
2
membawa kedamaian dan ketenangan ketika menghadapi suatu
problematika adalah dengan melakukan ziarah.2
Ziarah sendiri menurut Poerwadinata adalah berkunjung atau
mengunjungi tempat yang dianggap keramat, yang di dalam berkunjung
tersebut dijadikan sebagai bentuk ketaatan seorang hamba kepada
TuhanNya yang dijadikan sebagai bentuk perenungan yang akan
menjadikannya sebagai kegiatan terapi yang bisa membantu seseorang
dalam mengurangi beban fikiran sehingga bisa menyelesaikan masalahnya.3
Selain sebagai bentuk perenungan dan kegiatan terapi, ziarah disini
juga mengingatkan kita pada kematian dan bisa memberikan beberapa
pelajaran hidup seperti senantiasa bertawwakal kepada Allah, tidak
menyombongkan apapun dan bisa menghindarkan kita dari penyakit hati.
Karena mengingatkan pada kematian, tentunya akan menebalkan rasa takut
kita untuk berbuat maksiat ataupun dosa yang akan menjadikan kita pribadi
yang lebih baik.
Dari peminat dan pelaku ziarah antara zaman dahulu dan sekarang
sudah sangat berbeda dan berkembang pesat. Dahulu pelaku ziarah hanyalah
kalangan orang tua ataupun kaum lanjut usia, namun diera modern saat ini
pelaku ziarah tidak hanya terbatas pada orang tua ataupun lansia. Para
pemuda saat ini juga telah banyak melakukan kegiatan ziarah sebagai
2
Poerwadi.Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual.(Jakarta: Kompas, 2006) Hal: 32
3
3
bentuk rekreasi ataupun tempat untuk merenung sebagai perbaikan diri
khususnya pada bulan-bulan suci seperti bulan ramadhan.4
Selain sebagai tempat rekreasi, banyak juga beberapa lembaga
pendidikan berbasis agama yang kini telah menjadikan kegiatan ziarah
sebagai kegiatan rutin setiap tahunnya.Bukan tanpa alasan mereka
mengadakan kegiatan tersebut sebagai rutinan, selain karena alasan religi,
kegiatan ziarah ini juga bisa di jadikan sebagai pengkokoh anggota sekolah
agar semakin solid dan memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi.
Beberapa lembaga pendidikan yang melakukan kegiatan ziarah
secara rutin setiap tahunnya adalah pada jenjang lembaga pendidikan SMP
dan SMA. Mengapa banyak lembaga pendidikan jenjang tersebut
melakukan kegiatan ziarah, karena siswa pada jenjang tersebut adalah
remaja awal yang baru berpindah dari transisi anak-anak menuju remaja
yang mana akan banyak hal baru yang didapatkan. Selain mendapatkan
banyak hal baru, kodrat remaja untuk mencari jati diri tentu tidak akan lepas
dari masalah, sehingga dari kegiatan ziarah tersebut remaja bisa memiliki
pondasi yang kuat terhadap dirinya dalam menghadapi masalah, dan
memberikan arahan yang tepat pada remaja untuk membuang mood dan
stresnya pada tempat yang baik misalnya dengan melakukan kegiatan
ziarah.5
4
Henri.Ziarah dan Wali Di Dunia Islam.(Depok: Komunitas Bambu: 2010) Hal: 44
5
4
Remaja disini adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada
masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat
pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari
anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa
anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 11 tahun sampai 21
tahun.6
Dalam perkembangan remaja proses pencarian jati diri merupakan
hal yang biasa, terombang-ambing dalam permasalahan serta berada
dilingkungan yang bisa membawa dampak besar untuk diri kita merupakan
hal yang wajar dalam warna-warni perkembangan kehidupan remaja.7Salah
satu permasalahan yang timbul dalam rentan kehidupan remaja adalah
kurang selektifnya remaja saat ini dalam memilih teman sebaya, hal ini bisa
berdampak negatif dan menjadikan remaja terjebak dalam permasalahan
remaja yang sudah ada sejak berabad tahun lalu.Salah satu masalah yang
tidak bisa terlepas dari perkembangan remaja adalah kenakalan remaja.
Kenakalan remaja menurut Dr.Kusumo ialah tingkah laku individu
yang bertentangan dengan syarat dan pendapat umum yaang dianggap
sebagai Acceptable dan baik oleh suatu lingkungan atau hukum yang berlaku di suatu masyarakat yang berkebudayaan.
6
https://id.wikipedia.org/wiki/Remaja
7
5
Sedangkan menurut Hurlock kenakalan anak dan remaja bersumber
dari moral yang sudah berbahaya dan berisiko. Menurutnya, kerusakan
moral bersumber dari : (1) Keluarga yang sibuk, keluarga yang retak dan
keluarga yang single parent dimana anak hanya diasuh oleh ibu; (2) Menurutnya kewibawaan sekolah dalam mengawasi anak.8
Kenakalan remaja saat ini merupakan hal yang meresahkan, terlebih
bagi para orang tua. Mereka menganggap bahwa dunia luar sangat
berbahaya dan bisa membawa dampak yang besar bagi perubahan perilaku
anak tercinta, sehingga memberikan mindset negatif bagi orang tua ketika
akan melepas buah hatinya merantau. Walaupun demikian orang tua
hendaknya memperhatikan dengan baik dan bijak perkembangan buah hati
mereka, memberikan pengamatan dan pengarahan yang lebih terutama
untuk lingkungan dan teman dekatnya sehingga meminimkan perubahan
perilaku yang buruk.Karena salah satu faktor yang mempengaruhi tingkah
laku remaja berasal dari keluarga. Selain keluarga faktor lain yang
mempengaruhi tingkah laku remaja berasal dari dalam diri individu itu
sendiri, serta lingkungan sekitar juga lingkungan pendidikan.9
Mengapa lingkungan sekitar membawa pengaruh yang besar pada
diri manusia khususnya remaja? Karena lingkungan merupakan wadah
berinteraksi antara satu individu dengan individu yang lain. Namun
lingkungan di era modern saat ini sangat membahayakan kalangan remaja
8
Sofyan S. Willis.Remaja Dan Masalahnya.(Bandung: Alfabeta: 2014) Hal : 88
9
6
yang belum terbenteng kokoh dengan ajaran agama, yang membuat mereka
masih bimbang dalam memutuskan mana yang baik dan mana buruk. Selain
dalam lingkungan, dunia pendidikan merupakan lingkungan selanjutnya
dalam perubahan perilaku remaja.
Kenakalan remaja disini perlu dilakukan intervensi dari berbagai
pihak seperti Psikolog, Konselor maupun penyuluhan agama. Salah satu
bentuk intervensi yang dilakukan sebagai upaya preventif adalah melalui Bimbingan dan Konseling Islam dimana konselor melihat gejala fisik
ataupun psikis klien serta penyebab terjadinya pola perilaku tidak sehat serta
mencari usaha kuratif untuk mengubah tingkah laku klien dengan cara islam.
Seperti dalam kasus Bunga (Nama Samaran) seorang siswi kelas IX
di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo. Dia terlahir dari keluarga yang
kurang harmonis, ayah dan ibunya sering bertengkar. Selain itu Bunga juga
sering mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari ayahnya berupa
pukulan dan pelecehan seksual. Walaupun demikian Bunga tetap taat dan
patuh terhadap perintah kedua orang tuanya. Hal tersebut membuat Bunga
sering merasa tertekan dan stress apabila berada dirumah, sehingga
membuatnya mencari bentuk kesenangan lain lewat berkumpul bersama
teman-temannya dimalam hari sambil minum-minuman keras dan hal itu
telah dilakukan Bunga selama 2 Tahun tanpa sepengetahuan keluarganya.
Selain minum-minuman keras didalam sekolah Bunga juga sering
7
Hal tersebut berdampak dari kebiasaanya saat minum-minuman keras di
malam hari yang membuatnya kurang sehat dan sering bangun terlambat.
Dari kasus yang ada peneliti ingin memberi penyadaran melalui Terapi
ziarah, dimana konselor mengajak konseli untuk berkunjung ke salah satu
tempat wisata religi serta mengajaknya berkumpul bersama lingkungan dan
orang-orang yang baik, yang diharapkan melalui terapi ziarah ini konseli
bisa kembali sadar bahwa lingkungan dan orang-orang yang baik bisa
membawa dampak yang besar pada kepribadian seseorang, dan peneliti
ingin mengarahkan pelampiasan mood negatif konseli tersebut ke arah yang
positif supaya konseli tersebut bisa mengurangi ataupun menghentikan
kebiasaan buruknya terhadap minuman beralkohol.
Dengan memperhatikan pembahasan di atas, penulis akan
melakukan penelitian dengan judul “ Terapi Ziarah Untuk Mengatasi Kenakalan Seorang Siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo. ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses pelaksanaan terapi ziarah untuk mengatasi
kenakalan seorang siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo?
2. Bagaimana hasil terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan seorang
8
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas,
maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan
seorang siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo
2. Untuk mengetahui hasil terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan
seorang siwi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap akan munculnya
pemanfaatan dari hasil penelitian ini baik secara teoritis maupun praktis
bagi para pembacanya. Diantara manfaat penelitian ini baik secara teoritis
maupun praktis dapat peneliti uraikan sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan pengetahuan dan wawasan dalam bidang keagamaan
untuk menangani kenakalan remaja yang semakin merebak.
b. Sebagai sumber informasi dan referensi bagi pembaca juga jurusan
Bimbingan dan Konseling Islam mengenai kenakalan remaja dan cara
dalam mengatasinya.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan kenakalan remaja khususnya terhadap seorang
9
b. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan peneliti
dalam melaksanakan tugas penelitian selanjutnya.
E. Definisi Konsep
Pada dasarnya, konsep merupakan unsur pokok dari sebuah penelitian,
dan suatu konsep sebenarnya adalah definisi singkat dari sejumlah fakta
atau data yang ada. Oleh karena itu, agar tidak terjadi kesalahpahaman,
penulis memberikan batasan istilah atau definisi yang digunakan dalam
penelitian ini. Dengan demikian, istilah atau definisi yang dimaksud
memiliki pengertian terbatas. Adapun batasan bagi beberapa konsep dalam
penelitian ini:
1. Terapi Ziarah
Terapi menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) adalah
usaha untuk memulihkan kesehatan seseorang yang sedang sakit.10
Sedangkan ziarah adalah serapan dari bahasa arab yang berasal dari kata
kerja(fi’il)yang memiliki makna berkunjung. Sedangkan ziarah menurut
Poerwadinata ziarah adalah berkunjung atau mengunjungi tempat yang
dianggap keramat. Selain berkunjung, ziarah juga bisa dijadikan sebagian
bentuk ketaatan seorang hamba kepada TuhanNya serta menghadirkan
sosok penting dalam agamaNya yang dijadikan sebagai bentuk
perenungan yang akan menjadikannya sebagai kegiatan terapi yang bisa
membantu seseorang mengurai masalah-masalah yang dihadapi.11
10
Tim Prima Pena, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Gita Media Press
11
10
Dari beberapa pemaparan tersebut dapat dijelaskan bahwa terapi
ziarah adalah suatu bentuk usaha seseorang dalam menghadapi
masalahnya dengan mengunjungi beberapa tempat yang dianggap
keramat seperti makam sebagai bentuk ketaatannya pada agamaNya yang
akan memberikan efek religi yang dapat memberikan efek ketenangan
sehingga seseorang bisa menyelesaikan masalahnya.
2. Kenakalan Remaja
Menurut Dr. Fuad Hasan kenakalan remaja itu ialah “Kelakuan
atau perbuatan anti sosial dan anti normatif”.Sedangkan menurut Dr.
Kusumanto kenakalan remaja adalah tingkah laku individu yang
bertentangan dengan syarat dan pendapat umum yang dianggap sebagai
acceptable dan baik oleh suatu lingkungan atau hukum yang berlaku disuatu masyarakat yang berkebudayaan.12
Dari beberapa pemaparan tersebut dapat dijelaskan bahwa
kenakalan remaja adalah tingkah laku atau perbuatan anti sosial yang
dilakukan seseorang yang perbuatan tersebut bisa merugikan dirinya,
orang lain ataupun lingkungan.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah seseorang
untuk mendapatkan suatu data tentang tujuan dan kegunaan sesuatu yang
12
11
sedang diteliti. Ada sekurangnya empat kata kunci yang perlu
diperhatikan, yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan manfaat atau
kegunaan.13
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
padafilsafat postpositivismeyang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci dan teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi. Analisis data bersifat
induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.14
Penelitian kualitatif disebut juga sebagai metode artistik (karena proses penelitiannya lebih bersifat kurang terpola) dan metode interpretive (data hasil penelitian lebih berkenaan dengan dengan interpretasi data yang ditemukan di lapangan).15
Penelitian ini dilakukan peneliti untuk mengetahui secara
mendalam mengenai terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan seorang
siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.
Sedangkan jenis atau model penelitiannya, peneliti menggunakan
penelitian studi kasus. Creswell dalam buku Sugiyono menyatakan
bahwa studi kasus (case study) adalah suatu model yang menekankan
pada eksplorasi dari suatu “sistem yang berbatas”(bounded system)pada
13
Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D,(Bandung: Alfabeta, 2014) Hal. 2
14
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D,Hal. 9
15
12
satu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan
penggalian data secara mendalam yang melibatkan beragam sumber
informasi yang kaya akan konteks.16
2. Sasaran dan Lokasi Penelitian
Sasaran dalam penelitian ini adalah “Bunga” yang merupakan
Siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo. Dan penelitian ini akan
dilakukan di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.
3. Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan oleh peneliti untuk
mendukung penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh dari sumber utama atau sumber data primer.
Sumber data primer adalah subjek penelitian yang dijadikan sebagai
sumber informasi penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau
pengambilan data secara langsung atau yang dikenal dengan istilah
interview (wawancara).Sumber data primer penelitian ini adalah siswi yang melakukan kenakalan remaja yaitu Bunga. Data primer yang akan
diambil peneliti antara lain tentang:
a. Identitas lengkap konseli
b. Latar belakang keluarga konseli
c. Latar belakang pendidikan konseli
d. Latar belakang lingkungan sosial konseli
16
13
Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak
berhubungan secara langsung dengan objek penelitian, akan tetapi
memiliki informasi yang berkaitan dengan objek penelitian antara lain :
a. Teman-teman konseli
b. Guru Bimbingan dan Konseling (BK) di MTS Unggulan Al-Jadid
Waru Sidoarjo
c. Keluarga konseli
d. Tetangga Konseli
e. Pemilik Warung Kopi
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
lain yang ada kaitannya dengan objek penelitian. Untuk data sekunder
yang akan peneliti ambil antara lain tentang :
a. Sikap atau perilaku yang ditunjukkan konseli selama di MTS, rumah
ataupun lingkungan sosialnya.
b. Pergaulan konseli selama di MTS, rumah ataupun lingkungan
sosialnya.
c. Kegiatan kereligiusitas konseli selama di MTS, rumah ataupun
lingkungan sosialnya.
4. Tahap-Tahap Penelitian
Secara umum tahapan penelitian kualitatif dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Tahap Pra-Lapangan
14
Pada tahap ini peneliti akan memahami terapi ziarah dan
faktor-faktor yang menyebabkan Bunga melakukan kenakalan
remaja. Setelah mengetahui, maka peneliti akan membuat latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi
konsep dan membuat rancangan data-data yang peneliti perlukan.
2) Memilih lapangan penelitian
Dalam hal ini peneliti memilih lapangan penelitian di MTS
Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.
3) Mengurus perizinan
Surat izin untuk penelitian dibuat secara tertulis dan
ditujukan kepada Kepala Sekolah MTS Unggulan Al-Jadid Waru
Sidoarjo.
4) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan
Peneliti akan mengenali keadaan yang sesuai dengan keadaan
di lapangan serta menyiapkan perlengkapan yang diperlukan di
lapangan, kemudian peneliti mulai mengumpulkan data yang ada di
lapangan.
5) Memilih dan memanfaatkan informan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi serta latar belakang kasus
tersebut. Informan dalam penelitian ini adalah Bunga yang
merupakan siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.
15
Dalam melakukan penelitian, peneliti menyiapkan beberapa
perlengkapan yang dibutuhkan. Seperti pedoman wawancara, alat
tulis, buku, perlengkapan fisik atau media, izin penelitian, dan
semua yang berhubungan dengan penelitian dengan tujuan untuk
mendapatkan deskripsi data lapangan.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Pada tahap pekerjaan lapangan, di tahap awal peneliti
memahami situasi dan kondisi lapangan penelitian. Menyesuaikan
penampilan fisik serta cara berperilaku peneliti dengan norma-norma,
nilai-nilai, kebiasaan, dan adat istiadat tempat penelitian. Saat
memasuki lapangan, peneliti menjalin hubungan baik dengan
subjek-subjek penelitian, sehingga akan memudahkan peneliti untuk
mengumpulkan data.
c. Tahap Analisis Data
Peneliti mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam
pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh
data.
5. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui 3
(tiga) cara yaitu, melalui observasi, wawancara dan dokumetansi yang
16
a. Observasi
Observasi adalah suatu kegiatan mencari data yang dapat
digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. Inti
dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan
yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa yang dapat
dilihat mata, dapat didengar dan dihitung serta diukur.17
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
partisipan, dimana peneliti terlibat secara langsung dengan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek. Peneliti hanya melakukan
aktivitas observasi atau pengamatan selama berjalannya proses
pertemuan dengan subjek penelitian. Adapun data-data yang diambil
dari metode observasi adalah :
1) Usaha perubahan diri konseli untuk menjadi orang yang lebih baik
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi konseli dalam melakukan
kenakalan remaja
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan pada para responden.18
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
17
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010),Hal. 131-132
18
17
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih dalam.19
Wawancara secara global dibagi menjadi dua macam yaitu
wawancara berstruktur dan wawancara tidak berstruktur. Dalam
penelitian ini, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara
tidak berstruktur, dengan tujuan agar tidak kaku dalam memperoleh
informasi dengan mempersiapkan terlebih dahulu gambaran umum
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Peneliti mengamati
kenyataan dan mengajukan pertanyaan dalam wawancara hingga
berkembang secara wajar berdasarkan ucapan dan buah pikiran yang
dicetuskan oleh orang yang diwawancarai.
Dalam metode ini penulis mengadakan wawancara langsung
baik dengan sumber data primer, yaitu Bunga maupun sumber data
sekunder yaitu dengan guru BK, teman-teman, keluarga dan tetangga
subjek yang mengetahui aktivitas subjek selama berada di sekolah
ataupun di rumahguna mendapatkan data yang berkaitan dengan terapi
ziarah untuk mengatasi kenakalan remaja subjek.
Adapun data-data yang diambil dari metode interview atau
wawancara adalah sebagai berikut :
1) Identitas dan latar belakang konseli
2) Hasil proses konseling dengan terapi ziarah
3) Semua data yang terkait dengan subjek penelitian
19
18
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu.Dokumentsi ini biasanya bisa berbentuk tulisan, gambar atau
karya monumental dari sesorang.Dokumen yang berisi tulisan
misalnya catatan harian.Sedangkan dokumen yang berbentuk gambar
seperti foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.Dokumentasi disini
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.Hasil penelitian semakin
kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik
dan seni yang telah ada.
Table 1.1
Jenis Data, Sumber Data dan Pengumpulan Data
No. Jenis Data Sumber Data TPD
1. A. Biodata Konseli
1. Identitas Konseli
2. Pendidikan Konseli
3. Usia Konseli
4. Problem dan gejala
yang dialami
5. Kebiasaan konseli
6. Kondisi lingkungan
sekitar konseli
7. Pandangan konseli
terhadap masalah
yang di alami
8. Gambaran tingkah
laku sehari-hari
19
2 Deskripsi tentang
Konselor
Konselor O + W
3 Proses Konseling Konselor + Konseli W
4 Hasil dari proses
konseling
Konselor + Konseli O + W
Keterangan:
TPD: Teknik Pengumpulan Data D : Dokumentas
O: Observasi
W: Wawancara
6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam,
dan dilakukan terus menerus sampai datanya jenuh.
Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja
keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan untuk
melakukan intelektual yang tinggi. Analisis data adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat
mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang
lain.
Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data,
20
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan
membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.20
Berikut adalah tahapan-tahapan analisis data menurut Miles dan
Huberman :
a. Tahap pertama yaitu tahap pengumpulan data yang berisi tentang
serangkaian proses pengumpulan data yang sudah dimulai ketika awal
penelitian, baik melalui wawancara awal maupun studi pre-eliminary. Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan semua data-data yang telah
diperoleh selama penelitian menjadi satu.
b. Tahap kedua yaitu tahap reduksi data yang berisi tentang proses
penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh
menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. Data yang telah peneliti peroleh dikumpulkan untuk dikelompokkan menjadi satu
sesuai jenis atau bentuk data.
c. Tahap ketiga yaitu tahap display data yang berisi tentang pengolahan
data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan
sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks
kategorisasi sesuai tema yang sudah dikelompokkan, memecah tema
tersebut menjadi bentuk lebih konkrit dan sederhana yang disebut
dengan subtema yang diakhiri dengan pemberian kode sesuai dengan
verbatim wawancara yang sebelumnya telah dilakukan.
20
21
d. Tahap terakhir yaitu tahap verifikasi atau kesimpulan yang berisi
jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan dan mengungkap
“what”dan“how”dari temuan penelitian tersebut.21
7. Teknik Keabsahan Data
Menurut Moleong untuk menetapkan keabsahan data diperlukan
teknik pemeriksaan. Dalam hal ini digunakan teknik:
a. Keikutsertaan di lapangan dalam rentang waktu yang panjang, dalam
penelitian ini untuk menguji kepercayaan terhadap data yang telah
dikumpulkan dari informan utama, maka perlu mengadakan
keikutsertaan dalam rentang waktu yang panjang. Adapun maksud
utama adanya perpanjangan di lapangan ini untuk mengecek
kebenaran data yang diberikan baik dari informan utama maupun
informan penunjang.
b. Triangulasi, untuk keabsahan data yang telah dikumpulkan agar
memperoleh kepercayaan dan kepastian data, maka peneliti
melaksanakan pemeriksaan dengan teknik mencari informasi dari
sumber lain. Menurut Patton dalam Moleong triangulasi dengan
sumber lain berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan
jalan:
21
22
1) Membandingkan data informasi hasilobservasi dengan informasi
dari hasil wawancara kemudian menyimpulkan hasilnya.
2) Membandingkan data hasil dari informan utama (primer) dengan
informasi yang diperoleh dari informan lainnya (sekunder).
3) Membandingkan hasil wawancara dari informan dengan didukung
dokumentasi sewaktu penelitian berlangsung, sehingga informasi
yang diberikan oleh informan utama pada penelitian dapat
mewakili validitas dan mendapatkan derajat kepercayaan yang
tinggi.22
G. Sistematika Pembahasan
Dalam pembahasan suatu penelitian diperlukan sistematika
pembahasan yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah-langkah
pembahasannya adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari sepuluh sub-bab antara lain: Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Definisi Konsep, Metode Penelitian,
Sistematika Pembahasan, Jadwal Penelitian dan Pedoman
Wawancara.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini terdiri dari dua sub-bab, yakni Kajian Teoritik
(menjelaskan tentang teori yang digunakan untuk menganalisis
22
23
masalah penelitian), dan Penelitian Terdahulu yang Relevan
(menyajikan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian yang hendak dilakukan).
BAB III PENYAJIAN DATA
Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni Deskripsi Umum
Objek Penelitian, dan Deskripsi Hasil Penelitian.
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni Temuan Penelitian,
bagaimana data yang ada itu digali dan ditemukan beberapa hal
yang mendukung penelitian, dan Konfirmasi Temuan dengan
Teori, dimana temuan penelitian tadi dikaji dengan teori yang
ada.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini terdiri dari Simpulan dan Rekomendasi, yang
menjelaskan hasil simpulan dari data yang dipaparkan dan
rekomendasi hasil penelitian itu dapat dipraktikkan terhadap
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik 1. Terapi Ziarah
a. Pengertian Terapi Ziarah
Terapi ziarah terdiri dari dua kata yaitu terapi dan ziarah.Terapi
sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah usaha
untuk memulihkan kesehatan seseorang yang sedang sakit.24
Sedangkan dalam bahasa yunani “Theraphy” berarti merawat atau
mengasuh dan dalam bahasa arab berarti penyembuhan tau
pengobatan.25Kartini kartonomengatakan bahwa terapi merupakan
metode penyembuhan dari gangguan-gangguan jiwa.
Sedangkan ziarah adalah serapan dari bahasa arab yang berasal
dari kata kerja (fi’il) yang memiliki makna berkunjung. Sedangkan
menurut Poerwadinata ziarah adalah berkunjung atau mengunjungi
tempat yang dianggap keramat.26 Selain berkunjung, ziarah juga bisa
dijadikan sebagian bentuk ketaatan seorang hamba kepada TuhanNya
serta menghadirkan sosok penting dalam agamaNya yang dijadikan
sebagai bentuk perenungan yang akan menjadikannya sebagai kegiatan
24
Tim Prima Pena, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Gita Media Press
25
Devitadevitaa.blogspot.co.id. 2014. definisi-psikoterapi.html. Diakses31 Maret 2017 pukul 06.00
26
25
terapi yang bisa membantu seseorang mengurai masalah-masalah yang
dihadapi.27
Dari beberapa pemaparan tersebut dapat dijelaskan bahwa terapi
ziarah adalah suatu bentuk usaha seseorang dalam menghadapi
masalahnya dengan mengunjungi beberapa tempat yang dianggap
keramat seperti makam sebagai bentuk ketaatannya pada agamaNya
yang akan memberikan efek religi yang bisa memberikan ketenangan
sehingga bisa membantu seseorang menyelesaikan masalahnya.
b. Tujuan Terapi Ziarah
Ziarah kubur mempunyai beberapa tujuan, bagi peziarah ataupun
yang diziarahi memiliki tujuan utama antara satu dengan yang lain.
Adapun bagi peziarah tujuannya sebagai berikut :
1. Mengambil pelajaran (I’tibar) dari mayit
Perintah Nabi untuk menziarahi kubur tidak lain adalah untuk
peringatan dan pelajaran. Karena kita bisa melihat bahwa
sesombong apapun manusia, kelak akan ditempatkan dalam sebuah
lubang yang tidak ada air dan udara. Kita tidak akan mampu
berbuat apapun dan tidak mempunyai kekuatan untuk
menghindarinya. Bersiap-siaplah menjadi mangsa ulat dan hancur
beserta tanah.Tidak ada yang bisa menolong kecuali ilmu dan amal
shaleh.
27
26
2. Mengingat akan kehidupan akhirat
Para ulama berpendapat bahwa menziarahi kubur adalah obat
penawar yang paling ampuh untuk melunakkan hati yang
membatu. Karena dengan ziarah kubur, manusia ingat akan
kematian yang pasti tiba. Yang mana kehidupan akhirat adalah
kehidupan yang sebenarnya. Maka, dengan sendirinya akan
membatasi kegiatan-kegiatan yang berlebihan.
3. Mengambil manfaat dan doa dan salam serta bacaan-bacaan yang
pahalanya disampaikan atau diberikan kepada mayit28
Selain mengambil pelajaran (I’tibar) dari mayit dan mengingat
terhadap kehidupan akhirat, ziarah kubur juga memiliki kaitan erat
dengan masalah psikologis. Karena antara peziarah dan yang
diziarahi biasanya memiliki hubungan emosional yang sangat
dekat, seperti anak dan orang tuanya.Maka, hubungan itu akan
menimbulkan pesan bermakna bagi psikologis seseorang.29 Dari
segi religious hal ini berarti orang yang datang berziarah tersebut
memiliki motivasi sangat penting yaitu orang yang memiliki
kepercayaan terhadap leluhurnya berdoa untuk mendapatkan
berkah, kemakmuran serta hal lain yang akan membawa kebaikan
untuk dunia dan akhirat.
Selain sebagai hubungan emosional, ziarah juga diharapkan
bisa menjadi bahan alternatif untuk mencari solusi terhadap
28
Henri.Ziarah dan Wali Di Dunia Islam.(Depok: Komunitas Bambu, 2010) Hal: 28
29
27
masalah yang terjadi dengan mengadakan serangkaian tindakan.
Tindakan yang dilakukan dibagi menjadi 2 yaitu : Usaha religi dan
usaha non religious Usaha non religious ditempuh manusia selama
ia masih sanggup memenuhi kebutuhan hidup dengan kekuatan
manusiawi. Sedangkan usaha religious ditempuh manusia apabila
mengalami ketidakmampuan serta keterbatasan kekuatan manusia
secara radikal dan total. Dengan kata lain ketika manusia tidak
berdaya sama sekali, maka manusia bukan hanya menggunakan
kekuatannya sendiri tetapi juga kekuatan tenaga lain yang
dipercayai berada di dunia lain yang tidak dijangkau oleh panca
indera manusia, namun dirasa dapat membantunya menyelesaikan
masalahnya seperti berziarah untuk menemukan ketenangan dan
kedamaian yang bisa membuatnya nyaman, tenang sehingga bisa
memutuskan solusi atas masalahnya.
c. Jenis Terapi Ziarah
Tidak semua ziarah yang dilakukan kaum muslimin sesuai dengan
syaria’t. Para ulama dalam beberapa kitab telah menerangkan berbagai
bentuk tata cara ziarah kubur yang sesuai dengan tuntunan nabi
Shallahu’alaihi wa sallam, praktek para sahabat dan ulama salaf. Tidak
luput, mereka juga menjelaskan berbagai praktek yang kliru yang
disebabkan oleh ketidaktahuan pelaku.Dengan demikian,
pengkategorian praktek ziarah kubur yang dilakukan oleh kaum
28
pengkategorian tersebut, setiap muslim mampu mempraktekan ziarah
kubur tanpa perlu diiringi berbagai kekliruan. Dari penjelasan para
ulamaziarah kubur dapat dikategorikan sebagai berikut:30
1. Terapi Ziarah Syar’iyyah
Ziarah Syar’iyyah adalah ziarah kubur yang sesuai dengan
tuntunan nabi. Dalam salah satu hadist nabi bersabda, “ Beliau
Shallahu’ alaihi wa sallam menziarahi para sahabatnya dan
mendoakan dan meminta ampun bagi mereka. Inilah praktek ziarah
kubur yang beliau tuntunkan dan syariatkan bagi umatnya. Ketika
berziarah kubur, beliau memerintahkan umatnya untuk
mengucapkan “ Semoga keselamatan tercurah bagimu penghuni
kampung kediaman kaum muslim dam muslimin. Dan kami
insyaAllah akan segera menyusul kalian. Kami memohon kepada
Allah agar mencurahkan keselamatankepada kami dan anda
sekalian.(HR. Ibnu Majah no. 1547 dengan sanad yang shahih).
2. TerapiZiarah Bid’iyyah
Ziarah Bid’iyyah adalah tata cara ziarah kubur yang
menyelisihi tuntunan Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam karena
mengandung berbagai pelanggaran yang dapat mengurangi
kesempurnaan tauhid dan dapat menghantarkan pada kesyirikan.
Diantaranya adalah bersiarah ke kuburan dengan tujuan beribadah
30
29
kepada Allah di sisi kubur, atau bertujuan untuk mendapatkan
berkah.Tidak terdapat dalil shahih yang mengutamakan beribadah
disamping kubur bahkan terdapat dalil shahih yang secara tegas
melarang peribadatan di kuburan.
Ziarah Bid’iyyah semodel dengan ziarah kubur yang dilakukan
oleh Yahudi, Nasrani dan pelaku Bid’ah yang menjadi kubur para
nabi, orang shalih sebagai tempat peribadatan.Padahal telah
tersebar luas dalam berbagai kitab shahih dan lainnya bahwa beliau
bersabda menjelang beliau wafat, “ Allah melaknat Yahudi dan
Nasrani karena menjadikan kubur para nabi sebagai sebagai tempat
peribadatan”. Beliau mengingatkan umat dari perbuatan
mereka.Aisyah berkata, “Seandainya bukan karena hal tersebut,
tentulah beliau akandimakamkan ditempat umum.”
3. Terapi Ziarah Syirkiyah
Ziarah yang mengandung penentangan terhadap tauhid dan
dapat menghilangkan keimanan.Diantaranya berziarah kubur
dengan tujuan meminta bantuan dan pertolongan pada penghuni
kubur, menyembelih kurban untuk penghuni kubur (sesajen. Hal
tersebut merupakan bentuk beribadah kepada selain Allah dan
apabila pelaku sebelumnya adalah orang islam, maka dia keluar
ataupun murtad. Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan
“adapun menyembelih pada selain Allah, maka maksudnya adalah
30
yang menyembelih berhala, seluruh perbuatan ini haram, daging
sembelihannyapun haram dimakan bagi penyembelih islam, yahudi
ataupun nasrani.31
Jadi berdasarkan pemaparan di atas peneliti akan
menggunakan jenis Ziarah Syar’iyyah sebagai bentuk terapi yang
digunakan kepada klien. Dimana Terapi Ziarah Syar’iyyah ini
dilakukan di Salah satu makam wali songo yang terletak di
Surabaya yaitu makam Sunan Ampel.
Sunan Ampel disini memiliki nama lengkap Muhammad
Ali Rahmatullah bin Ibrahim al-Samarqandy atau lebih dikenal
sebagai Raden Fatah yang merupakan cucu ke-21 Rasullulah
SAW. Dari beberapa literatur sejarah yang ada Sunan Ampel
berasal dari Campa, yang naanya hampir mirip dengan sebuah
kerjaan islam di Vietman. Beliu menginjak tanah Jawa pada tahun
1421, dan kemudian meneruskan perjuangan Maulana Malik
Ibrahim yag wafat pada 12 abiul Awwal 822 H-1419.
Setelah meneruskan perjuangan Maulana Malik Ibrahim,
Raden Fattahpun menikah dengan Nyai Ageng Teja Bupati
Tuban.Yang dikarunia 4 orang anak yaitu Maulana Makhdum
Ibrahim atau Sunan Bonang, Syarifuddin atau Sunan Drajat, Nyai
Ageng Maloka dan Dewi Sarah. Dan Raden Fattah dihadiahi tanah
31
31
perdika Ampel Denta yang pada waktu itu masih rawa-rawa. Yang
kemudian dibangun sebuah pesantren yang menjadi cikal bakal
pesantren di seluruh Nusantara.
Dalam perjalanan hidupnya Sunan Ampel selalu menjaga
falsafah yang menjadi pengajaran dalam hidupnya yaitu: ”Moh
limo” artinya: tidak melakukan lima hal tercela. Kelima hal
tersebut adalah:moh main (tidak mau berjudi),moh ngombe (tidak mau mabuk),moh maling(Tidak mau mencuri), moh madat (tidak mau ngisap candu), danmoh madon (tidak mau berzina). Falsafah ini dirasa tepat menjawab kemrosotan moral warga majapahit
waktu itu. Dalam beberapa literatur juga menjelaskan bahwa Sunan
Ampel menjadikan dakwah pokoknya dalam 4 dzikir pokok
sebagai perisai dari 5 falsafah yang telah dijelaskan yaitu
Bismillah, Alhamdulillah, Astagfirullah,danSyahadatan.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa terapi
ziarah syari’iyyah yang dilakukan di Sunan Ampel dilakukan
dengan ajaran Rasullulah dan menjadikan Sunan Ampel sebagai
panutan agar onseli bisa berubah kerarah yang lebih baik.
d. Tahap-Tahap Terapi Ziarah
Sebagaimana dalam proses konseling dalam proses pelaksanaan
terapi ziarahpun membutuhkan tahap-tahap dalam proses
pelaksanaannya. Tahap-tahap tersebut adalah:
32
Tahap ini terjadi sejak klien menemui konselor hingga
berjalan proses konseling sampai konselor dan klien menemukan
definisi masalah klien atas dasar isu, kepedulian atau masalah
klien. Adapun proses konseling yang harus dilakukan konselor
pada tahap ini adalah:
a. Membangun hubungan yang melibatkan klien
b. Memperjelas dan mendefinisikan masalah
c. Membuat penafsiran dan penjajakan
d. Menegosiasi kontrak
2. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)
Berangkat dari definisi klien yang disepakati pada tahap
awal, kegiatan selanjutnya adalah memfokuskan pada:
penjelajahan masalah klien, bantuan apa yang diberikan
berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajah tentang
masalah klien. Adapun Tujuan tahapan ini adalah :
a. Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah, isu, dan kepedulian
klien lebih jauh
b. Menjaga agar hubungan konseling selalu terpelihara
c. Proses konseling bisa berjalan sesuai kontrak
3. Tahap Akhir (Tahap Terminasi)
Pada tahap ini ditandai beberapa hal:
33
b. Adanya perubahan perilaku yang lebih positif, sehat dan
dinamis
c. Adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program
yang jelas
d. Terjadi perubahan sikap positif yaitu mulai dapat mengoreksi
diri dan meniadakan sikap yang suka menyalahkan dunia luar,
seperti: orang tua, guru, teman, keadaan tidak menguntungkan
dan sebagainya.
Selain Tahap-tahap tersebut juga bisa diberikan
langkah-langkah konseling pada umumnya diantaranya adalah:32
1) Identifikasi
Identifikasi kasus yaitu langkah yang dilakukan untuk
mengetahui masalah yang dihadapi konseli beserta
gejala-gejala yang tampak secara langsung maupun tidak nampak
memerlukan pengukuran lebih dalam untuk mengungkapkan.
2) Diagnosis
Merupakan langkah pengambilan ataupun penetapan
kesimpulan atas dasar analisis dan sintesis di atas. Kesimpulan
disini disebut kesimpulan mengenai penyebab munculnya
masalah yang di derita klien.. Diagnosis dapat dikatakan
sebagai usaha untuk mengerti masalah klien secara mendalam
meliputi:
32
34
a) Sebab-sebab masalah da nasal mula masalah timbul
b) Perkembangan masalah sejak timbul sampai saat ini
c) Keluhan yang spesifik yang dirasakan klien
d) Frekuensi keluhan yakni bertambah berat, atau berkurang
keluhan yang dirasakan
e) Faktor lain yang ikut mempengaruhi bertambahnya masalah
klien.
Secara garis besar diagnosis diklarifikasikan menjadi dua
yaitu diagnosis untuk mengerti masalah dan diagnosis untuk
mengklasifikasi masalah.
3) Prognosis
Merupakan langkah penentuan kegiatan, program-program,
tindakan yang mesti dilakukan oleh klien sehubungan dengan
masalah dan factor penyebabnya.
4) Treatment
Merupakan langkah pelaksanaan pemberian bantuan
berdasarkan hasil prognosis diatas.Treatment merupakan
pelaksanaan terapi terpilih dari berbagai alternative yang
diajukan atau ditawarkan.Pelaksanaan terapi ini berkaitan
dengan teknik yang sesuai dengan masalah yang dihadapi,
keadaan kliennya, kecenderungan konselornya, situasi
lingkungannya dan factor lainnya. Teknik yang akan dipakai
35
Disini konselor membantu konseli untuk mengarahkan dirinya
lebih dekat lagi dengan Allah.
Selanjutnya konselor membantu konseli agar dirinya
mampu menyandarkan hati kepada Allah dan merasakan
nyaman bergantung kepadaNya dan tidak berburuk sangka
terhadap ketentuan Allah.Selain bersandar kepada Allah
konselor juga membantu klien meluapkan semua emosinya
kepada hal yang dicintai Allah seperti sholat dan berdoa.
Sebagai penguat konselor memberikan film “Hijrah Cinta”
yang nantinya menceritakan seorang yang pernah ada dalam
lingkaran hitam narkoba dan alcohol, kemudian dengan
hidayah dan usahanya dia keluar dari lingkaran hitam alcohol
dan narkoba kemudian menjadi seorang pendakwah. Setelah
konseli menonton film, konselor menjelaskan cerita dari film
tersebut.
5) Evaluasi dan Follow up
Langkah yang dimaksud untuk mengatakan sejauh mana
langkah konseling yang telah dilakukan mencapai hasilnya.
Dalam langkah follow up atau tindak lanjut, dilihat
perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih
36
e. Fungsi Terapi Ziarah
Hukum ziarah termasuk sunnah Nabi SAW dan mempunyai
beberapa fungsi, sebagaimana dalam Hadist “ Berziarahlah kalian ke makam-makam, karena ziarah itu dapat mengingatkan kalian pada akhirat.”Fungsi tersebut adalah :
1. Dapat mengingat mati
2. Dapat mencegah dari perbuatan maksiat
3. Dapat melemaskan hati seseorang yang mempunyai hati keras
4. Dapat menghilangkan kegembiraan dunia
5. Dapat meringankan musibah
6. Dapat menolak kotoran hati
7. Dapat mengukuhkan hati, sehingga tidak terpengaruh dari ajakan
yang dapat menimbulkan dosa
8. Dapat merasakan bagaimana keadaan seseorang itu ketika akan
menghadapi ajal.33
2. Kenakalan Remaja
a. Pengertian Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja merupakan tingkah laku yang melampaui batas
toleransi atau lingkungan sekitar serta suatu tindakan yang dapat
melanggar norma-norma dan hukum. Secara sosial kenakalan remaja
ini dapat disebabkan oleh sebuah bentuk pengabaian sosial sehingga
remaja ini dapat mengembangkan bentuk perilaku menyimpang.
33
37
Menurut Sumiati, kenakalan remaja adalah suatu perilaku yang
dilakukan oleh remaja dengan mengabaikan nilai-nilai sosial yang
berlaku didalam masyarakat. Kenakalan remaja meliputi semua
perilaku yang menyimpang dari norma dan hukum yang dilakukan
oleh seorang remaja. Perilaku ini bisa merugikan diri sendiri ataupun
orang lain.34
Menurut Harlock, kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran
hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut bisa
membuat seseorang mendapatkan hukuman dan bisa membuatnya
masuk kedalam penjara.35
Menurut Gunarsa, Kenakalan remaja itu terjadi pada remaja yang
memiliki konsep diri lebih negative dibanding remaja lain yang tidak
bermasalah. Remaja yang dibesarkan dari keluarga yang kurang
harmonis dan memiliki kecenderungan yang lebih besar menjadi
remaja yang nakal dibanding remaja yang dibesarkan dari keluarga
yang harmonis dan memiliki konsep diri yang lebih positive.36
Berdasarkan beberapa pendapat dari tokoh diatas, jadi yang
dimaksud dengan kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja
yang melakukan pelanggaran baik norma ataupun hukum yang dapat
membawa akibat yang buruk pada dirinya ataupun orang lain.
34
Sumiati.Kesehatan Jiwa Remaja dan Konseling.(Jakarta: Trans Info Media, 2009) Hal : 38
35
Hurlock E.B.Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan.(Jakarta: Erlangga. 1999) Hal: 23
36
38
b. Karakteristik Kenakalan Remaja
Congermenyatakan bahwa remaja nakal mempunyai sifat
memberontak, mendendam, curiga, implusif dan menunjukkan control
batin yang kurang dan hal ini mendukung perkembangan konsep diri
yang negative.37
Kartono mengatakan bahwa remaja nakal mempunnyai
karakteristik umum yang sangat berbeda dengan remaja yang tidak
nakal, perbedaan kenakalan remaja itu melingkupi:
a. Struktur intelektual. Fungsi-fungsi kognitif pada ramaja yang nakal
akan mendapatkan nilai lebih tinggi untuk tugas-tugas prestasi
daripada nilai untuk keterampilan verbal. Remaja yang nakal
kurang toleran terhadap hal-hal yang ambisius dan kurang mampu
memperhitungkan tingkah laku orang lain serta menganggap orang
lain sebagai cerminan dari diri sendiri.
b. Fisik dan psikis. Remaja yang nakal lebih “idiot secara moral” dan
memiliki karakteristik yang berbeda secara jasmaniah (fisik) sejak
lahir jika dibandingkan remaja yang normal. Bentuk tubuhnya
lebih kekar, berotot, kuat dan bersikap lebih agresif. Fungsi
fisiologis dan neurologis yang khas pada remaja nakal adalah
kurang bereaksi terhadap stimulus kesakitan dan menunjukkan
ketidakmatangan jasmaniah.
37
39
c. Karakteristik individual. Remaja yang nakal mempunyai sifat
kepribadian khusus yang menyimpang seperti berorientasi pada
masa sekarang, bersenang-senang dan puas pada hari ini tanpa
memikirkan masa depan, terganggu secara emosional, kurang
bersosialisasi dengan masyarakat normal, sehingga tidak mampu
mengenl norma-norma kesusuilaan dan tidak bertanggung jawab
secara sosial sangat implusif suka tantangan serta bahaya dan
kurang memiliki disiplin serta control diri.38
Jadi yang di maksud dengan karakteristik kenakalan remaja
di sini adalahremaja yang berbeda dari remaja biasanya, yang
biasanya remaja ini mempunyai control diri yang kurang, tidak
mempunyai orientasi pada masa depan, dan kurang dalam
kematangan sosial, sehingga sulit menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial.
c. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
Menurut Gunarsa (2004), bentuk-bentuk kenakalan remaja dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Kenakalan yang bersifat amoral dan asocial yang tidak diatur
dalam undang-undang, sehingga sulit digolongkan sebagai
pelanggaran hukum.
b. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan
penyelesaiannya sesuai dengan undang-undang dan hukum yang
38
40
berlaku dengan perbuatan hukum bila dilakukan pada orang
dewasa.39
Sedangkan menurut Kartono (2003), bentuk-bentuk perilaku
kenakalan remaja dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Kenakalan Remaja Terisolir (Delinkuensi Terisolir)
Kelompok ini merupakan jumlah terbesar dari kenakalan
remaja.Pada umumnya mereka tidak menderita kerusakan
psikologis. Perbuatan nakal mereka didorong oleh factor berikut:
1) Keinginan meniru dan ingin Konform dengan gangnya, jadi tidak ada motivasi, kecemasan atau konflik batin yang tidak dapat
diselesaikan. 2) Kebanyakan berasal dari daerah kota yang
transisional sifat yang memiliki subcultural criminal. 3) Pada
umumnya remaja berasal dari keluarga berantakan, tidak harmonis,
dan mengalami banyak frustasi. 4) Remaja dibesarkan dalam
keluarga tanpa atau sedikit sekali mendapatkan supervise dan
latihan kedisiplinan yang teratur, sebagai akibatnya dia tidak
sanggup menginternalisasikan norma hidup normal.
2. Kenakalan remajaNeurotik
Pada umumnya, kenakalan remaja tipe ini menderita
gangguan kejiwaan yang cukup serius, antara lain berupa
kecemasan, merasa selalu tidak aman, merasa bersalah dan berdosa
dll.
39
41
3. Kenakalan Remaja psikotik (Delinkuensi Psikopatik)
Delinkuensi psikopatik ini sedikit jumlahnya, akan tetapi
dilihat dari kepentingan umum, dan segi keamanan, kenakalan
remaja ini merupakan oknum criminal yang paling berbahaya. Ciri
tingkah laku mereka adalah: 1) Hampir seluruh remaja ini berasal
dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang ekstrim, brutal
serta diliputi banyak pertikaian keluarga. 2) Mereka tidak mampu
menyadari arti bersalah, berdosa atau melakukan pelanggaran. 3)
Bentuk kejahatannya majemuk, tergantung pada suasana hatinya
dan tidak terduga.
4. Kenakalan remaja defek moral
Defek artinya rusak, tidak lengkap, salah, cedera, cacat,
kurang. Kenakalan remaja defek moral mempunyai ciri-ciri: selalu
melakukan tindakan anti sosial, walaupun pada dirinya tidak
terdapat penyimpangan, namun ada disfungsi pada intelegensinya.
Kelemahan remaja delinkuen tipe ini adalah mereka yang tidak
mampu mengenal dan memahami tingkah lakunya yang jahat, juga
tidak mampu mengendalikan dan mengaturnya, mereka selalu
ingin melakukan perbuatan kekerasan, penyerangan dan kejahatan,
rasa kemanusiaannya sangat terganggu, sikapnya sangat dingin
tanpa afeksi jadi ada kemiskinan afektif dan sterilitas emosional.40
40
42
Jadi, berdasarkan pemaparan di atas klien yang akan diteliti
oleh peneliti tergolong dalam kenakalan remaja terisolir. Adapun
beberapa factor yang dapat dilihat dari klien berdasarkan factor
kenakalan remaja terisolir adalah:
1. Keinginan untuk selalu bersama dengan gang yang selalu
memberi kenyamanan untuknya
2. Pada umumnya remaja berasal dari keluarga berantakan, tidak
harmonis, dan mengalami banyak frustasi
3. Remaja dibesarkan dalam keluarga tanpa atau sedikit sekali
mendapatkan supervise dan latihatan kedisiplinan yang teratur,
sehingga akibatnya dia tidak sanggup menginternalisasikan
norma hidup normal.
d. Aspek Kenakalan Remaja
Aspek kenakalan remaja menurut Hurlock adalah sebagai berikut:
a. Perilaku yang melanggar aturan dan status yaitu mengingkari status
identitas dirinya
b. Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain
c. Perilaku yang mengakibatkan korban materi
d. Perilaku yang mengakibatkan korban fisik41
Sedangkan menurut Kartono aspek kenakalan remaja dapat dibagi
menjadi:42
41
43
a. Orientasi
Pada umumnya anak pada usia remaja tidak terlalu memikirkan
masa yang akan dating, karena yang terpenting adalah masa sekarang
dan waktunya banyak digunakan untuk bersenang-senang
b. Emosi
Diusia remaja anak memiliki emosi yang belum matang, semisal
apabila keinginan sang anak tidak tersalurkan maka emosinya tidak
terkontrol dan dilampiaskan dalam bentuk reaksi kompensatoris
c. Interaksi Sosial
Remaja sebaiknya harus mampu bersosialisasi dengan
lingkungan sosialnya sehingga dapat bertanggung jawab secara
sosial terhadap lingkungannya
d. Aktivitas
Remaja menginginkan adanya pengakuan dari lingkungannya
dengan melakukan aktivitas yang terkadang menantang dan hal ini
dapat dilakukan berdasarkan dengan kompetisi dengan remaja
lainnya
Berdasarkan pendapat yang dinyatakan oleh beberapa tokoh
diatas, maka aspek-aspek dari kenakalan remaja adalah melawan
otoritas, tingkah laku agresif, impulsif, perilaku yang melanggar
42
44
identitas, dan perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri
maupun orang lain.
e. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja
Remaja yang kurang diawasi, dijaga, diberi bimbingan dan
diperhatikan oleh orang tuanya terlebih itu maka akan cenderung
berperilaku memberontak atau melakukan tindakan yang menyimpang
dari norma-norma yang berlaku dimasyarakat.
Gunarsa mengelompokkan factor-faktor penyebab kenakalan
remaja menjadi:
a. Faktor pribadi : Setiap anak memiliki kepribadian khusus, dan
keadaan khusus pada anak ini dapat menjadi sumber munculnya
perilaku menyimpang. Keadaan khusus ini adalah keadaan
konstitusi yaitu potensi bakat atau sifat dasar pada anak yang
kemudian melalui proses perkembangan, kematangan atau
perangsangan dari lingkungan menjadi actual, muncul atau
berfungsi
b. Faktor keluarga : Keluarga mempunyai peranan yang besar
terhadap perkembangan sosial anak. Keluarga secara langsung atau
tidak langsung akan berhubungan terus menerus dengan anak,
memberikan rangsangan melalui berbagai corak komunikasi antara
orang tua dengan anak, hubungan antar pribadi dalam keluarga
meliputi pula hubungan antar saudara menjadi factor yang penting
45
bertanggung jawab dalam sebuah keluarga secara umum bahwa
ayah bertugas mencari nafkah, sedangkan ibu bertugas merawat
rumah dan mendidik anak, sehingga fungsi ibu dalam proses
pengasuhan dan pndidikan terhadap anak sangat penting. Fungsi
ibu tersebut dapat mengalami hambatan jika ibu keluar dari jalur
tanggung jawab, seperti ikut bekerja di luar rumah, sehingga
pengasuhan dan pendidikan terhadap anak bisa jadi kurang
maksimal
c. Lingkungan sosial dan dinamika perubahannya : perubahan yang
terjadi di dalam masyarakat memunculkan ketidakserasian dan
ketegangan yang berdampak pada sikap dan lingkungan
pergaulan.43
Sedangkan menurut Kartono, ada beberapa factor lagi yang
juga menjadi factor kenakalan remaja antara lain:
1) Faktor Guru
2) Penerapan disiplin yang kaku tanpa menghiraukan perasaan
anak
3) Suasana sekolah yang buruk: Suasana sekolah yang buruk
menyebabkan anak menjadi suka membolos, malas belajar,
anak meninggal sekolah dan sebagainya. Suasana sekolah
yang buruk meliputi sikap guru yang tidak baik terhadap
43
46
siswa, cara mengajar guru yang tidak disenangi, adanya
musuh disekolah, dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa pendapat dari tokoh-tokoh diatas,
maka factor-faktor penyebab kenakalan dapat dibagi menjadi:
a. Faktor individu yaitu factor yang muncul dari dalam diri
individu itu sendiri, tanpa pengaruh lingkungan sekitar. Faktor
individu ini meliputi antara lain: Identitas diri, control diri,
usia, jenis kelamin, stress serta adanya masalah yang dipendam
b. Faktor keluarga : Keluarga merupakan kelompok terkecil yang
merupakan wadah aktifitas setiap anggota keluarga untuk
mencapai tujuan yang bersama, yaitu kesejahteraan keluarga.
Faktor keluarga meliputi : Dasar agama yang kurang, keluarga
broken home, status ekonomi, kurangnya kasih sayang dari
orangtua, kurangnya pengawasan dari orang tua, kurang
penerapan disiplin efektif, sikap perlindungan dari orang tua
yang berlebihan.
c. Faktor lingkungan : Faktor yang terjadi dari kejadian-kejadian
yang mempunyai hubungan dengan seseorang yang tampak dan
terdapat dalam kehidupan sehari-har. Faktor lingkungan
meliputi: Tempat tinggal, pergaulan negative, pengaruh teman
sebaya. Faktor sosiokultural: pengaruh dari teman yang tidak
47
Faktor paling berperan di dalam menimbulkan kenakalan
remaja adalah factor keluarga dan teman sebaya karena remaja
yang didalam keluarga kurang mendapat perhatian dan
bimbingan orang tua akan mencari perhatian kepada
lingkungan diluar rumah dan teman-teman sebayanya.
d. Akibat dari Perilaku Kenakalan Remaja
Menurut Haryanto, dampak atau akibat dari perilaku kenakalan
remaja antara lain:
1. Kenakalan dalam keluarga : Remaja yang labil umumnya rawan
sekali melakukan hal-hal yang negative, disinilah peran orang tua.
Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka
dengan melarang hal-hal tertentu. Namun, bagisebagian anak
remaja larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan
mengekang mereka. Akibatnya mereka akan memberontak dengan
banyak cara. Tidak menghormati, berbicara kasar pada orang tua
atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan
remaja dalam keluarga.
2. Kenakalan dalam pergaulan : Dampak kenakalan remaja yang
paling Nampak adalah dalam hal pergaulan. Sampai saat ini masih
banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik.
Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks bebas.
Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relative
48
yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas
inilah remaja, bahkan keluarganya, harus menanggung beban yang
cukup berat.
3. Kenakalan dalam pendidikan: kenakalan dalam pendidikan
memang sudah umum terjadi, namun tidak semua remaja yang
nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok kepribadian yang
buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada
hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya
membolos sekolah, tidur dalam kelas dll.
4. Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja
tersebut.