• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan seorang siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan seorang siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

TERAPI ZIARAH UNTUK MENGATASI KENAKALAN SEORANG SISWI DI MTS UNGGULAN AL-JADID WARU SIDOARJO

(Studi Kasus Seorang Siswi di MTS Unggulan AL-Jadid Waru Sidoarjo) SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu

Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Ashfiyatul Baroroh B73213081

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAKSI

Ashfiyatul Baroroh (B73213081), Terapi Ziarah Untuk Mengatasi Kenakalan Siswi Di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

Fokus penelitian adalah (1)Bagaimana proses terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo? (2) Bagaimana hasil terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo?

Menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, jenis penelitian studi kasus dengan analisis deskriptif komparatif. Dalam Bab III peneliti mendeskripsikan permasalahan dan cara menanganinya, dan dalam bab IV peneliti mengkomparasi kondisi konseli sebelum dan sesudah diberikan treatment. Dalam proses penanganan permasalahan konseli yaitu

kenakalan remaja konselor menggunakan Terapi Ziarah yang terdiri dari beberapa langkah yakni tahap pertama (pengarahan oleh peneliti), tahap kedua (pemberian contoh proses terapi ziarah), tahap ketiga (waktu, tempat, hari dan tanggal pelaksanaan dari terapi ziarah oleh konseli). Adapun informan penelitian adalah teman, guru, orang tua atau keluarga konseli, tetangga dan konseli sendiri. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data meliputi reduksi dan data, Display (penyajian data) dan verifikasi (pengambilan keputusan).

Hasil penelitian dari pelaksanaan terapi ziarah dapat di katakan berhasil, dilihat dari pengamatan peneliti pada saat sebelum dan sesudah proses konseling di lakukan, konseli sudah mulai menunjukkan perubahan seperti emosi konseli lebih stabil, lebih tenang dan berkurangnya pelampiasan stress konseli pada hal negative, sehingga bisa menjadi orang yang lebih baik dan berguna.

(7)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

BAGIAN INTI BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penulisan ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Konsep ... 8

F. Metode Penelitian... 11

1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 11

2. Sasaran Dan Lokasi Penelitian ... 12

3. Jenis Dan Sumber Data ... 12

4. Tahap-Tahap Penelitian ... 14

5. Teknik Pengumpulan Data ... 16

6. Teknik Analisis Data ... 20

7. Teknik Keabsahan Data ... 21

G. Sistematika Pembahasan ... 23

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ... 25

1. Terapi Ziarah ... 25

a. Pengertian Terapi Ziarah ... 25

b. Tujuan Terapi Ziarah... 26

c. Jenis Terapi Ziarah ... 28

d. Tahap-Tahap Terapi Ziarah... 31

e. Fungsi Terapi Ziarah ... 35

2. Kenakalan Remaja ... 36

(8)

b. Karakteristik Kenakalan Remaja... 37

c. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja ... 39

d. Aspek Kenakalan Remaja ... 42

e. Faktor Yng Mempengaruhi Kenakalan Remaja ... 43

f. Akibat Dari Perilaku Kenakalan Remaja ... 46

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 51

BAB III : PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 53

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 53

a. Identitas Sekolah ... 53

b. Visi dan Misi MTS Unggulan Al-Jadid ... 54

c. Struktur Sekolah... 55

d. Sarana dan Prasarana MTS Unggulan Al-Jadid... 56

2. Deskripsi Konselor ... 56

a. Identitas Pribadi ... 56

b. Riwayat Pendidikan ... 57

c. Pengalaman ... 57

3. Deskripsi Konseli ... 58

a. Identitas Konseli ... 58

b. Kehidupan Sehari-Hari Konseli ... 59

c. Latar Belakang Keluarga Konseli ... 59

d. Latar Belakang Pendidikan Konseli ... 60

e. Latar Belakang Lingkungan Sosial Konseli ... 60

4. Deskripsi Masalah ... 61

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 64

1. Deskripsi Proses PelaksanaanTerapi ... 64

a. Identifikasi Masalah ... 67

b. Diagnosis ... 77

c. Prognosis ... 77

d. Terapi(Treatment)... 80

e. Evaluasi(Follow Up)... 91

2. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Terapi ... 93

BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Proses Pelaksanaan Terapi ... 95

B. Analisis Hasil Pelaksanaan Terapi ... 100

C. Kendala Selama Proses Pelaksanaan Terapi ... 101

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 104

(9)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jenis data, Sumber data dan Pengumpulan Data

Tabel 3.1 Struktur Kepegawaian MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo

Tabel 3.2 Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar MTS Unggulan Al-Jadid

Waru Sidoarjo

Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo

Tabel 3.4 Jadwal Proses Penelitian

Tabel 3.5 Rencana PelaksanaanTreatment Terapi Ziarah

Tabel 3.6 Perilaku yang ditunjukkan konseli sebelum proses konseling

Tabel 3.7 Perilaku yang ditunjukkan konseli setelah proses konseling

Tabel 4.1 Perilaku yang ditunjukkan konseli sebelum proses konseling

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Disetiap kehidupan tentu ada timbal balik yang diberikan atas

setiap kejadian yang telah kita lakukan di masa lalu. Oleh sebab itu perlu

adanya pembentukan karakter dari keluarga maupun dari lingkungan agar

pribadi tersebut bisa berkembang dengan baik, kalaupun dia melakukan

kesalahan dia akan cepat berubah dan kembali pada norma yang baik.

Namun anggapan tersebut tidak selamanya sesuai dengan kenyataan yang

ada dimasyarakat, terkadang berada di lingkungan yang buruk tidak

selamanya akan membentuk pribadi yang buruk juga karena pembentukkan

karakter juga bergantung pada pondasi agama yang kokoh.1

Berkaca dari realita yang ada pondasi yang kokoh biasanya

terbentuk karena adanya ketahanan diri dalam menghadapi masalah dan

kedekatan diri terhadap penciptaNya. Karena kedekatan diri dengan

Pencipta bisa membawa kedamaian sehingga membuat kita bisa

menyelesaikan setiap masalah dengan mencari jalan keluar yang baik,

senantiasa mengambil hikmah atas masalah yang ada sehingga membuat

kita dewasa atas setiap masalah dalam hidup. Salah satu solusi yang bisa

1

(11)

2

membawa kedamaian dan ketenangan ketika menghadapi suatu

problematika adalah dengan melakukan ziarah.2

Ziarah sendiri menurut Poerwadinata adalah berkunjung atau

mengunjungi tempat yang dianggap keramat, yang di dalam berkunjung

tersebut dijadikan sebagai bentuk ketaatan seorang hamba kepada

TuhanNya yang dijadikan sebagai bentuk perenungan yang akan

menjadikannya sebagai kegiatan terapi yang bisa membantu seseorang

dalam mengurangi beban fikiran sehingga bisa menyelesaikan masalahnya.3

Selain sebagai bentuk perenungan dan kegiatan terapi, ziarah disini

juga mengingatkan kita pada kematian dan bisa memberikan beberapa

pelajaran hidup seperti senantiasa bertawwakal kepada Allah, tidak

menyombongkan apapun dan bisa menghindarkan kita dari penyakit hati.

Karena mengingatkan pada kematian, tentunya akan menebalkan rasa takut

kita untuk berbuat maksiat ataupun dosa yang akan menjadikan kita pribadi

yang lebih baik.

Dari peminat dan pelaku ziarah antara zaman dahulu dan sekarang

sudah sangat berbeda dan berkembang pesat. Dahulu pelaku ziarah hanyalah

kalangan orang tua ataupun kaum lanjut usia, namun diera modern saat ini

pelaku ziarah tidak hanya terbatas pada orang tua ataupun lansia. Para

pemuda saat ini juga telah banyak melakukan kegiatan ziarah sebagai

2

Poerwadi.Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual.(Jakarta: Kompas, 2006) Hal: 32

3

(12)

3

bentuk rekreasi ataupun tempat untuk merenung sebagai perbaikan diri

khususnya pada bulan-bulan suci seperti bulan ramadhan.4

Selain sebagai tempat rekreasi, banyak juga beberapa lembaga

pendidikan berbasis agama yang kini telah menjadikan kegiatan ziarah

sebagai kegiatan rutin setiap tahunnya.Bukan tanpa alasan mereka

mengadakan kegiatan tersebut sebagai rutinan, selain karena alasan religi,

kegiatan ziarah ini juga bisa di jadikan sebagai pengkokoh anggota sekolah

agar semakin solid dan memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi.

Beberapa lembaga pendidikan yang melakukan kegiatan ziarah

secara rutin setiap tahunnya adalah pada jenjang lembaga pendidikan SMP

dan SMA. Mengapa banyak lembaga pendidikan jenjang tersebut

melakukan kegiatan ziarah, karena siswa pada jenjang tersebut adalah

remaja awal yang baru berpindah dari transisi anak-anak menuju remaja

yang mana akan banyak hal baru yang didapatkan. Selain mendapatkan

banyak hal baru, kodrat remaja untuk mencari jati diri tentu tidak akan lepas

dari masalah, sehingga dari kegiatan ziarah tersebut remaja bisa memiliki

pondasi yang kuat terhadap dirinya dalam menghadapi masalah, dan

memberikan arahan yang tepat pada remaja untuk membuang mood dan

stresnya pada tempat yang baik misalnya dengan melakukan kegiatan

ziarah.5

4

Henri.Ziarah dan Wali Di Dunia Islam.(Depok: Komunitas Bambu: 2010) Hal: 44

5

(13)

4

Remaja disini adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada

masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat

pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari

anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa

anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 11 tahun sampai 21

tahun.6

Dalam perkembangan remaja proses pencarian jati diri merupakan

hal yang biasa, terombang-ambing dalam permasalahan serta berada

dilingkungan yang bisa membawa dampak besar untuk diri kita merupakan

hal yang wajar dalam warna-warni perkembangan kehidupan remaja.7Salah

satu permasalahan yang timbul dalam rentan kehidupan remaja adalah

kurang selektifnya remaja saat ini dalam memilih teman sebaya, hal ini bisa

berdampak negatif dan menjadikan remaja terjebak dalam permasalahan

remaja yang sudah ada sejak berabad tahun lalu.Salah satu masalah yang

tidak bisa terlepas dari perkembangan remaja adalah kenakalan remaja.

Kenakalan remaja menurut Dr.Kusumo ialah tingkah laku individu

yang bertentangan dengan syarat dan pendapat umum yaang dianggap

sebagai Acceptable dan baik oleh suatu lingkungan atau hukum yang berlaku di suatu masyarakat yang berkebudayaan.

6

https://id.wikipedia.org/wiki/Remaja

7

(14)

5

Sedangkan menurut Hurlock kenakalan anak dan remaja bersumber

dari moral yang sudah berbahaya dan berisiko. Menurutnya, kerusakan

moral bersumber dari : (1) Keluarga yang sibuk, keluarga yang retak dan

keluarga yang single parent dimana anak hanya diasuh oleh ibu; (2) Menurutnya kewibawaan sekolah dalam mengawasi anak.8

Kenakalan remaja saat ini merupakan hal yang meresahkan, terlebih

bagi para orang tua. Mereka menganggap bahwa dunia luar sangat

berbahaya dan bisa membawa dampak yang besar bagi perubahan perilaku

anak tercinta, sehingga memberikan mindset negatif bagi orang tua ketika

akan melepas buah hatinya merantau. Walaupun demikian orang tua

hendaknya memperhatikan dengan baik dan bijak perkembangan buah hati

mereka, memberikan pengamatan dan pengarahan yang lebih terutama

untuk lingkungan dan teman dekatnya sehingga meminimkan perubahan

perilaku yang buruk.Karena salah satu faktor yang mempengaruhi tingkah

laku remaja berasal dari keluarga. Selain keluarga faktor lain yang

mempengaruhi tingkah laku remaja berasal dari dalam diri individu itu

sendiri, serta lingkungan sekitar juga lingkungan pendidikan.9

Mengapa lingkungan sekitar membawa pengaruh yang besar pada

diri manusia khususnya remaja? Karena lingkungan merupakan wadah

berinteraksi antara satu individu dengan individu yang lain. Namun

lingkungan di era modern saat ini sangat membahayakan kalangan remaja

8

Sofyan S. Willis.Remaja Dan Masalahnya.(Bandung: Alfabeta: 2014) Hal : 88

9

(15)

6

yang belum terbenteng kokoh dengan ajaran agama, yang membuat mereka

masih bimbang dalam memutuskan mana yang baik dan mana buruk. Selain

dalam lingkungan, dunia pendidikan merupakan lingkungan selanjutnya

dalam perubahan perilaku remaja.

Kenakalan remaja disini perlu dilakukan intervensi dari berbagai

pihak seperti Psikolog, Konselor maupun penyuluhan agama. Salah satu

bentuk intervensi yang dilakukan sebagai upaya preventif adalah melalui Bimbingan dan Konseling Islam dimana konselor melihat gejala fisik

ataupun psikis klien serta penyebab terjadinya pola perilaku tidak sehat serta

mencari usaha kuratif untuk mengubah tingkah laku klien dengan cara islam.

Seperti dalam kasus Bunga (Nama Samaran) seorang siswi kelas IX

di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo. Dia terlahir dari keluarga yang

kurang harmonis, ayah dan ibunya sering bertengkar. Selain itu Bunga juga

sering mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari ayahnya berupa

pukulan dan pelecehan seksual. Walaupun demikian Bunga tetap taat dan

patuh terhadap perintah kedua orang tuanya. Hal tersebut membuat Bunga

sering merasa tertekan dan stress apabila berada dirumah, sehingga

membuatnya mencari bentuk kesenangan lain lewat berkumpul bersama

teman-temannya dimalam hari sambil minum-minuman keras dan hal itu

telah dilakukan Bunga selama 2 Tahun tanpa sepengetahuan keluarganya.

Selain minum-minuman keras didalam sekolah Bunga juga sering

(16)

7

Hal tersebut berdampak dari kebiasaanya saat minum-minuman keras di

malam hari yang membuatnya kurang sehat dan sering bangun terlambat.

Dari kasus yang ada peneliti ingin memberi penyadaran melalui Terapi

ziarah, dimana konselor mengajak konseli untuk berkunjung ke salah satu

tempat wisata religi serta mengajaknya berkumpul bersama lingkungan dan

orang-orang yang baik, yang diharapkan melalui terapi ziarah ini konseli

bisa kembali sadar bahwa lingkungan dan orang-orang yang baik bisa

membawa dampak yang besar pada kepribadian seseorang, dan peneliti

ingin mengarahkan pelampiasan mood negatif konseli tersebut ke arah yang

positif supaya konseli tersebut bisa mengurangi ataupun menghentikan

kebiasaan buruknya terhadap minuman beralkohol.

Dengan memperhatikan pembahasan di atas, penulis akan

melakukan penelitian dengan judul “ Terapi Ziarah Untuk Mengatasi Kenakalan Seorang Siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo. ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses pelaksanaan terapi ziarah untuk mengatasi

kenakalan seorang siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo?

2. Bagaimana hasil terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan seorang

(17)

8

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas,

maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui proses terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan

seorang siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo

2. Untuk mengetahui hasil terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan

seorang siwi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap akan munculnya

pemanfaatan dari hasil penelitian ini baik secara teoritis maupun praktis

bagi para pembacanya. Diantara manfaat penelitian ini baik secara teoritis

maupun praktis dapat peneliti uraikan sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan pengetahuan dan wawasan dalam bidang keagamaan

untuk menangani kenakalan remaja yang semakin merebak.

b. Sebagai sumber informasi dan referensi bagi pembaca juga jurusan

Bimbingan dan Konseling Islam mengenai kenakalan remaja dan cara

dalam mengatasinya.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan kenakalan remaja khususnya terhadap seorang

(18)

9

b. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan peneliti

dalam melaksanakan tugas penelitian selanjutnya.

E. Definisi Konsep

Pada dasarnya, konsep merupakan unsur pokok dari sebuah penelitian,

dan suatu konsep sebenarnya adalah definisi singkat dari sejumlah fakta

atau data yang ada. Oleh karena itu, agar tidak terjadi kesalahpahaman,

penulis memberikan batasan istilah atau definisi yang digunakan dalam

penelitian ini. Dengan demikian, istilah atau definisi yang dimaksud

memiliki pengertian terbatas. Adapun batasan bagi beberapa konsep dalam

penelitian ini:

1. Terapi Ziarah

Terapi menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) adalah

usaha untuk memulihkan kesehatan seseorang yang sedang sakit.10

Sedangkan ziarah adalah serapan dari bahasa arab yang berasal dari kata

kerja(fi’il)yang memiliki makna berkunjung. Sedangkan ziarah menurut

Poerwadinata ziarah adalah berkunjung atau mengunjungi tempat yang

dianggap keramat. Selain berkunjung, ziarah juga bisa dijadikan sebagian

bentuk ketaatan seorang hamba kepada TuhanNya serta menghadirkan

sosok penting dalam agamaNya yang dijadikan sebagai bentuk

perenungan yang akan menjadikannya sebagai kegiatan terapi yang bisa

membantu seseorang mengurai masalah-masalah yang dihadapi.11

10

Tim Prima Pena, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Gita Media Press

11

(19)

10

Dari beberapa pemaparan tersebut dapat dijelaskan bahwa terapi

ziarah adalah suatu bentuk usaha seseorang dalam menghadapi

masalahnya dengan mengunjungi beberapa tempat yang dianggap

keramat seperti makam sebagai bentuk ketaatannya pada agamaNya yang

akan memberikan efek religi yang dapat memberikan efek ketenangan

sehingga seseorang bisa menyelesaikan masalahnya.

2. Kenakalan Remaja

Menurut Dr. Fuad Hasan kenakalan remaja itu ialah “Kelakuan

atau perbuatan anti sosial dan anti normatif”.Sedangkan menurut Dr.

Kusumanto kenakalan remaja adalah tingkah laku individu yang

bertentangan dengan syarat dan pendapat umum yang dianggap sebagai

acceptable dan baik oleh suatu lingkungan atau hukum yang berlaku disuatu masyarakat yang berkebudayaan.12

Dari beberapa pemaparan tersebut dapat dijelaskan bahwa

kenakalan remaja adalah tingkah laku atau perbuatan anti sosial yang

dilakukan seseorang yang perbuatan tersebut bisa merugikan dirinya,

orang lain ataupun lingkungan.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah seseorang

untuk mendapatkan suatu data tentang tujuan dan kegunaan sesuatu yang

12

(20)

11

sedang diteliti. Ada sekurangnya empat kata kunci yang perlu

diperhatikan, yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan manfaat atau

kegunaan.13

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

padafilsafat postpositivismeyang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci dan teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi. Analisis data bersifat

induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

daripada generalisasi.14

Penelitian kualitatif disebut juga sebagai metode artistik (karena proses penelitiannya lebih bersifat kurang terpola) dan metode interpretive (data hasil penelitian lebih berkenaan dengan dengan interpretasi data yang ditemukan di lapangan).15

Penelitian ini dilakukan peneliti untuk mengetahui secara

mendalam mengenai terapi ziarah untuk mengatasi kenakalan seorang

siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

Sedangkan jenis atau model penelitiannya, peneliti menggunakan

penelitian studi kasus. Creswell dalam buku Sugiyono menyatakan

bahwa studi kasus (case study) adalah suatu model yang menekankan

pada eksplorasi dari suatu “sistem yang berbatas”(bounded system)pada

13

Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D,(Bandung: Alfabeta, 2014) Hal. 2

14

Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D,Hal. 9

15

(21)

12

satu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan

penggalian data secara mendalam yang melibatkan beragam sumber

informasi yang kaya akan konteks.16

2. Sasaran dan Lokasi Penelitian

Sasaran dalam penelitian ini adalah “Bunga” yang merupakan

Siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo. Dan penelitian ini akan

dilakukan di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

3. Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan oleh peneliti untuk

mendukung penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer

adalah data yang diperoleh dari sumber utama atau sumber data primer.

Sumber data primer adalah subjek penelitian yang dijadikan sebagai

sumber informasi penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau

pengambilan data secara langsung atau yang dikenal dengan istilah

interview (wawancara).Sumber data primer penelitian ini adalah siswi yang melakukan kenakalan remaja yaitu Bunga. Data primer yang akan

diambil peneliti antara lain tentang:

a. Identitas lengkap konseli

b. Latar belakang keluarga konseli

c. Latar belakang pendidikan konseli

d. Latar belakang lingkungan sosial konseli

16

(22)

13

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak

berhubungan secara langsung dengan objek penelitian, akan tetapi

memiliki informasi yang berkaitan dengan objek penelitian antara lain :

a. Teman-teman konseli

b. Guru Bimbingan dan Konseling (BK) di MTS Unggulan Al-Jadid

Waru Sidoarjo

c. Keluarga konseli

d. Tetangga Konseli

e. Pemilik Warung Kopi

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber

lain yang ada kaitannya dengan objek penelitian. Untuk data sekunder

yang akan peneliti ambil antara lain tentang :

a. Sikap atau perilaku yang ditunjukkan konseli selama di MTS, rumah

ataupun lingkungan sosialnya.

b. Pergaulan konseli selama di MTS, rumah ataupun lingkungan

sosialnya.

c. Kegiatan kereligiusitas konseli selama di MTS, rumah ataupun

lingkungan sosialnya.

4. Tahap-Tahap Penelitian

Secara umum tahapan penelitian kualitatif dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Tahap Pra-Lapangan

(23)

14

Pada tahap ini peneliti akan memahami terapi ziarah dan

faktor-faktor yang menyebabkan Bunga melakukan kenakalan

remaja. Setelah mengetahui, maka peneliti akan membuat latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi

konsep dan membuat rancangan data-data yang peneliti perlukan.

2) Memilih lapangan penelitian

Dalam hal ini peneliti memilih lapangan penelitian di MTS

Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

3) Mengurus perizinan

Surat izin untuk penelitian dibuat secara tertulis dan

ditujukan kepada Kepala Sekolah MTS Unggulan Al-Jadid Waru

Sidoarjo.

4) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan

Peneliti akan mengenali keadaan yang sesuai dengan keadaan

di lapangan serta menyiapkan perlengkapan yang diperlukan di

lapangan, kemudian peneliti mulai mengumpulkan data yang ada di

lapangan.

5) Memilih dan memanfaatkan informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi serta latar belakang kasus

tersebut. Informan dalam penelitian ini adalah Bunga yang

merupakan siswi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

(24)

15

Dalam melakukan penelitian, peneliti menyiapkan beberapa

perlengkapan yang dibutuhkan. Seperti pedoman wawancara, alat

tulis, buku, perlengkapan fisik atau media, izin penelitian, dan

semua yang berhubungan dengan penelitian dengan tujuan untuk

mendapatkan deskripsi data lapangan.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap pekerjaan lapangan, di tahap awal peneliti

memahami situasi dan kondisi lapangan penelitian. Menyesuaikan

penampilan fisik serta cara berperilaku peneliti dengan norma-norma,

nilai-nilai, kebiasaan, dan adat istiadat tempat penelitian. Saat

memasuki lapangan, peneliti menjalin hubungan baik dengan

subjek-subjek penelitian, sehingga akan memudahkan peneliti untuk

mengumpulkan data.

c. Tahap Analisis Data

Peneliti mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam

pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh

data.

5. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui 3

(tiga) cara yaitu, melalui observasi, wawancara dan dokumetansi yang

(25)

16

a. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan mencari data yang dapat

digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. Inti

dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan

yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa yang dapat

dilihat mata, dapat didengar dan dihitung serta diukur.17

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

partisipan, dimana peneliti terlibat secara langsung dengan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek. Peneliti hanya melakukan

aktivitas observasi atau pengamatan selama berjalannya proses

pertemuan dengan subjek penelitian. Adapun data-data yang diambil

dari metode observasi adalah :

1) Usaha perubahan diri konseli untuk menjadi orang yang lebih baik

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi konseli dalam melakukan

kenakalan remaja

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan

pertanyaan-pertanyaan pada para responden.18

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

17

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010),Hal. 131-132

18

(26)

17

permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga peneliti ingin mengetahui

hal-hal dari responden yang lebih dalam.19

Wawancara secara global dibagi menjadi dua macam yaitu

wawancara berstruktur dan wawancara tidak berstruktur. Dalam

penelitian ini, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara

tidak berstruktur, dengan tujuan agar tidak kaku dalam memperoleh

informasi dengan mempersiapkan terlebih dahulu gambaran umum

pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Peneliti mengamati

kenyataan dan mengajukan pertanyaan dalam wawancara hingga

berkembang secara wajar berdasarkan ucapan dan buah pikiran yang

dicetuskan oleh orang yang diwawancarai.

Dalam metode ini penulis mengadakan wawancara langsung

baik dengan sumber data primer, yaitu Bunga maupun sumber data

sekunder yaitu dengan guru BK, teman-teman, keluarga dan tetangga

subjek yang mengetahui aktivitas subjek selama berada di sekolah

ataupun di rumahguna mendapatkan data yang berkaitan dengan terapi

ziarah untuk mengatasi kenakalan remaja subjek.

Adapun data-data yang diambil dari metode interview atau

wawancara adalah sebagai berikut :

1) Identitas dan latar belakang konseli

2) Hasil proses konseling dengan terapi ziarah

3) Semua data yang terkait dengan subjek penelitian

19

(27)

18

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu.Dokumentsi ini biasanya bisa berbentuk tulisan, gambar atau

karya monumental dari sesorang.Dokumen yang berisi tulisan

misalnya catatan harian.Sedangkan dokumen yang berbentuk gambar

seperti foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.Dokumentasi disini

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif.Hasil penelitian semakin

kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik

dan seni yang telah ada.

Table 1.1

Jenis Data, Sumber Data dan Pengumpulan Data

No. Jenis Data Sumber Data TPD

1. A. Biodata Konseli

1. Identitas Konseli

2. Pendidikan Konseli

3. Usia Konseli

4. Problem dan gejala

yang dialami

5. Kebiasaan konseli

6. Kondisi lingkungan

sekitar konseli

7. Pandangan konseli

terhadap masalah

yang di alami

8. Gambaran tingkah

laku sehari-hari

(28)

19

2 Deskripsi tentang

Konselor

Konselor O + W

3 Proses Konseling Konselor + Konseli W

4 Hasil dari proses

konseling

Konselor + Konseli O + W

Keterangan:

TPD: Teknik Pengumpulan Data D : Dokumentas

O: Observasi

W: Wawancara

6. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam,

dan dilakukan terus menerus sampai datanya jenuh.

Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja

keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan untuk

melakukan intelektual yang tinggi. Analisis data adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat

mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang

lain.

Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data,

(29)

20

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan

membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.20

Berikut adalah tahapan-tahapan analisis data menurut Miles dan

Huberman :

a. Tahap pertama yaitu tahap pengumpulan data yang berisi tentang

serangkaian proses pengumpulan data yang sudah dimulai ketika awal

penelitian, baik melalui wawancara awal maupun studi pre-eliminary. Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan semua data-data yang telah

diperoleh selama penelitian menjadi satu.

b. Tahap kedua yaitu tahap reduksi data yang berisi tentang proses

penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh

menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. Data yang telah peneliti peroleh dikumpulkan untuk dikelompokkan menjadi satu

sesuai jenis atau bentuk data.

c. Tahap ketiga yaitu tahap display data yang berisi tentang pengolahan

data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan

sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks

kategorisasi sesuai tema yang sudah dikelompokkan, memecah tema

tersebut menjadi bentuk lebih konkrit dan sederhana yang disebut

dengan subtema yang diakhiri dengan pemberian kode sesuai dengan

verbatim wawancara yang sebelumnya telah dilakukan.

20

(30)

21

d. Tahap terakhir yaitu tahap verifikasi atau kesimpulan yang berisi

jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan dan mengungkap

“what”dan“how”dari temuan penelitian tersebut.21

7. Teknik Keabsahan Data

Menurut Moleong untuk menetapkan keabsahan data diperlukan

teknik pemeriksaan. Dalam hal ini digunakan teknik:

a. Keikutsertaan di lapangan dalam rentang waktu yang panjang, dalam

penelitian ini untuk menguji kepercayaan terhadap data yang telah

dikumpulkan dari informan utama, maka perlu mengadakan

keikutsertaan dalam rentang waktu yang panjang. Adapun maksud

utama adanya perpanjangan di lapangan ini untuk mengecek

kebenaran data yang diberikan baik dari informan utama maupun

informan penunjang.

b. Triangulasi, untuk keabsahan data yang telah dikumpulkan agar

memperoleh kepercayaan dan kepastian data, maka peneliti

melaksanakan pemeriksaan dengan teknik mencari informasi dari

sumber lain. Menurut Patton dalam Moleong triangulasi dengan

sumber lain berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan

jalan:

21

(31)

22

1) Membandingkan data informasi hasilobservasi dengan informasi

dari hasil wawancara kemudian menyimpulkan hasilnya.

2) Membandingkan data hasil dari informan utama (primer) dengan

informasi yang diperoleh dari informan lainnya (sekunder).

3) Membandingkan hasil wawancara dari informan dengan didukung

dokumentasi sewaktu penelitian berlangsung, sehingga informasi

yang diberikan oleh informan utama pada penelitian dapat

mewakili validitas dan mendapatkan derajat kepercayaan yang

tinggi.22

G. Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan suatu penelitian diperlukan sistematika

pembahasan yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah-langkah

pembahasannya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari sepuluh sub-bab antara lain: Latar

Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Definisi Konsep, Metode Penelitian,

Sistematika Pembahasan, Jadwal Penelitian dan Pedoman

Wawancara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini terdiri dari dua sub-bab, yakni Kajian Teoritik

(menjelaskan tentang teori yang digunakan untuk menganalisis

22

(32)

23

masalah penelitian), dan Penelitian Terdahulu yang Relevan

(menyajikan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian yang hendak dilakukan).

BAB III PENYAJIAN DATA

Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni Deskripsi Umum

Objek Penelitian, dan Deskripsi Hasil Penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA

Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni Temuan Penelitian,

bagaimana data yang ada itu digali dan ditemukan beberapa hal

yang mendukung penelitian, dan Konfirmasi Temuan dengan

Teori, dimana temuan penelitian tadi dikaji dengan teori yang

ada.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini terdiri dari Simpulan dan Rekomendasi, yang

menjelaskan hasil simpulan dari data yang dipaparkan dan

rekomendasi hasil penelitian itu dapat dipraktikkan terhadap

(33)

24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik 1. Terapi Ziarah

a. Pengertian Terapi Ziarah

Terapi ziarah terdiri dari dua kata yaitu terapi dan ziarah.Terapi

sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah usaha

untuk memulihkan kesehatan seseorang yang sedang sakit.24

Sedangkan dalam bahasa yunani “Theraphy” berarti merawat atau

mengasuh dan dalam bahasa arab berarti penyembuhan tau

pengobatan.25Kartini kartonomengatakan bahwa terapi merupakan

metode penyembuhan dari gangguan-gangguan jiwa.

Sedangkan ziarah adalah serapan dari bahasa arab yang berasal

dari kata kerja (fi’il) yang memiliki makna berkunjung. Sedangkan

menurut Poerwadinata ziarah adalah berkunjung atau mengunjungi

tempat yang dianggap keramat.26 Selain berkunjung, ziarah juga bisa

dijadikan sebagian bentuk ketaatan seorang hamba kepada TuhanNya

serta menghadirkan sosok penting dalam agamaNya yang dijadikan

sebagai bentuk perenungan yang akan menjadikannya sebagai kegiatan

24

Tim Prima Pena, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Gita Media Press

25

Devitadevitaa.blogspot.co.id. 2014. definisi-psikoterapi.html. Diakses31 Maret 2017 pukul 06.00

26

(34)

25

terapi yang bisa membantu seseorang mengurai masalah-masalah yang

dihadapi.27

Dari beberapa pemaparan tersebut dapat dijelaskan bahwa terapi

ziarah adalah suatu bentuk usaha seseorang dalam menghadapi

masalahnya dengan mengunjungi beberapa tempat yang dianggap

keramat seperti makam sebagai bentuk ketaatannya pada agamaNya

yang akan memberikan efek religi yang bisa memberikan ketenangan

sehingga bisa membantu seseorang menyelesaikan masalahnya.

b. Tujuan Terapi Ziarah

Ziarah kubur mempunyai beberapa tujuan, bagi peziarah ataupun

yang diziarahi memiliki tujuan utama antara satu dengan yang lain.

Adapun bagi peziarah tujuannya sebagai berikut :

1. Mengambil pelajaran (I’tibar) dari mayit

Perintah Nabi untuk menziarahi kubur tidak lain adalah untuk

peringatan dan pelajaran. Karena kita bisa melihat bahwa

sesombong apapun manusia, kelak akan ditempatkan dalam sebuah

lubang yang tidak ada air dan udara. Kita tidak akan mampu

berbuat apapun dan tidak mempunyai kekuatan untuk

menghindarinya. Bersiap-siaplah menjadi mangsa ulat dan hancur

beserta tanah.Tidak ada yang bisa menolong kecuali ilmu dan amal

shaleh.

27

(35)

26

2. Mengingat akan kehidupan akhirat

Para ulama berpendapat bahwa menziarahi kubur adalah obat

penawar yang paling ampuh untuk melunakkan hati yang

membatu. Karena dengan ziarah kubur, manusia ingat akan

kematian yang pasti tiba. Yang mana kehidupan akhirat adalah

kehidupan yang sebenarnya. Maka, dengan sendirinya akan

membatasi kegiatan-kegiatan yang berlebihan.

3. Mengambil manfaat dan doa dan salam serta bacaan-bacaan yang

pahalanya disampaikan atau diberikan kepada mayit28

Selain mengambil pelajaran (I’tibar) dari mayit dan mengingat

terhadap kehidupan akhirat, ziarah kubur juga memiliki kaitan erat

dengan masalah psikologis. Karena antara peziarah dan yang

diziarahi biasanya memiliki hubungan emosional yang sangat

dekat, seperti anak dan orang tuanya.Maka, hubungan itu akan

menimbulkan pesan bermakna bagi psikologis seseorang.29 Dari

segi religious hal ini berarti orang yang datang berziarah tersebut

memiliki motivasi sangat penting yaitu orang yang memiliki

kepercayaan terhadap leluhurnya berdoa untuk mendapatkan

berkah, kemakmuran serta hal lain yang akan membawa kebaikan

untuk dunia dan akhirat.

Selain sebagai hubungan emosional, ziarah juga diharapkan

bisa menjadi bahan alternatif untuk mencari solusi terhadap

28

Henri.Ziarah dan Wali Di Dunia Islam.(Depok: Komunitas Bambu, 2010) Hal: 28

29

(36)

27

masalah yang terjadi dengan mengadakan serangkaian tindakan.

Tindakan yang dilakukan dibagi menjadi 2 yaitu : Usaha religi dan

usaha non religious Usaha non religious ditempuh manusia selama

ia masih sanggup memenuhi kebutuhan hidup dengan kekuatan

manusiawi. Sedangkan usaha religious ditempuh manusia apabila

mengalami ketidakmampuan serta keterbatasan kekuatan manusia

secara radikal dan total. Dengan kata lain ketika manusia tidak

berdaya sama sekali, maka manusia bukan hanya menggunakan

kekuatannya sendiri tetapi juga kekuatan tenaga lain yang

dipercayai berada di dunia lain yang tidak dijangkau oleh panca

indera manusia, namun dirasa dapat membantunya menyelesaikan

masalahnya seperti berziarah untuk menemukan ketenangan dan

kedamaian yang bisa membuatnya nyaman, tenang sehingga bisa

memutuskan solusi atas masalahnya.

c. Jenis Terapi Ziarah

Tidak semua ziarah yang dilakukan kaum muslimin sesuai dengan

syaria’t. Para ulama dalam beberapa kitab telah menerangkan berbagai

bentuk tata cara ziarah kubur yang sesuai dengan tuntunan nabi

Shallahu’alaihi wa sallam, praktek para sahabat dan ulama salaf. Tidak

luput, mereka juga menjelaskan berbagai praktek yang kliru yang

disebabkan oleh ketidaktahuan pelaku.Dengan demikian,

pengkategorian praktek ziarah kubur yang dilakukan oleh kaum

(37)

28

pengkategorian tersebut, setiap muslim mampu mempraktekan ziarah

kubur tanpa perlu diiringi berbagai kekliruan. Dari penjelasan para

ulamaziarah kubur dapat dikategorikan sebagai berikut:30

1. Terapi Ziarah Syar’iyyah

Ziarah Syar’iyyah adalah ziarah kubur yang sesuai dengan

tuntunan nabi. Dalam salah satu hadist nabi bersabda, “ Beliau

Shallahu’ alaihi wa sallam menziarahi para sahabatnya dan

mendoakan dan meminta ampun bagi mereka. Inilah praktek ziarah

kubur yang beliau tuntunkan dan syariatkan bagi umatnya. Ketika

berziarah kubur, beliau memerintahkan umatnya untuk

mengucapkan “ Semoga keselamatan tercurah bagimu penghuni

kampung kediaman kaum muslim dam muslimin. Dan kami

insyaAllah akan segera menyusul kalian. Kami memohon kepada

Allah agar mencurahkan keselamatankepada kami dan anda

sekalian.(HR. Ibnu Majah no. 1547 dengan sanad yang shahih).

2. TerapiZiarah Bid’iyyah

Ziarah Bid’iyyah adalah tata cara ziarah kubur yang

menyelisihi tuntunan Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam karena

mengandung berbagai pelanggaran yang dapat mengurangi

kesempurnaan tauhid dan dapat menghantarkan pada kesyirikan.

Diantaranya adalah bersiarah ke kuburan dengan tujuan beribadah

30

(38)

29

kepada Allah di sisi kubur, atau bertujuan untuk mendapatkan

berkah.Tidak terdapat dalil shahih yang mengutamakan beribadah

disamping kubur bahkan terdapat dalil shahih yang secara tegas

melarang peribadatan di kuburan.

Ziarah Bid’iyyah semodel dengan ziarah kubur yang dilakukan

oleh Yahudi, Nasrani dan pelaku Bid’ah yang menjadi kubur para

nabi, orang shalih sebagai tempat peribadatan.Padahal telah

tersebar luas dalam berbagai kitab shahih dan lainnya bahwa beliau

bersabda menjelang beliau wafat, “ Allah melaknat Yahudi dan

Nasrani karena menjadikan kubur para nabi sebagai sebagai tempat

peribadatan”. Beliau mengingatkan umat dari perbuatan

mereka.Aisyah berkata, “Seandainya bukan karena hal tersebut,

tentulah beliau akandimakamkan ditempat umum.”

3. Terapi Ziarah Syirkiyah

Ziarah yang mengandung penentangan terhadap tauhid dan

dapat menghilangkan keimanan.Diantaranya berziarah kubur

dengan tujuan meminta bantuan dan pertolongan pada penghuni

kubur, menyembelih kurban untuk penghuni kubur (sesajen. Hal

tersebut merupakan bentuk beribadah kepada selain Allah dan

apabila pelaku sebelumnya adalah orang islam, maka dia keluar

ataupun murtad. Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan

“adapun menyembelih pada selain Allah, maka maksudnya adalah

(39)

30

yang menyembelih berhala, seluruh perbuatan ini haram, daging

sembelihannyapun haram dimakan bagi penyembelih islam, yahudi

ataupun nasrani.31

Jadi berdasarkan pemaparan di atas peneliti akan

menggunakan jenis Ziarah Syar’iyyah sebagai bentuk terapi yang

digunakan kepada klien. Dimana Terapi Ziarah Syar’iyyah ini

dilakukan di Salah satu makam wali songo yang terletak di

Surabaya yaitu makam Sunan Ampel.

Sunan Ampel disini memiliki nama lengkap Muhammad

Ali Rahmatullah bin Ibrahim al-Samarqandy atau lebih dikenal

sebagai Raden Fatah yang merupakan cucu ke-21 Rasullulah

SAW. Dari beberapa literatur sejarah yang ada Sunan Ampel

berasal dari Campa, yang naanya hampir mirip dengan sebuah

kerjaan islam di Vietman. Beliu menginjak tanah Jawa pada tahun

1421, dan kemudian meneruskan perjuangan Maulana Malik

Ibrahim yag wafat pada 12 abiul Awwal 822 H-1419.

Setelah meneruskan perjuangan Maulana Malik Ibrahim,

Raden Fattahpun menikah dengan Nyai Ageng Teja Bupati

Tuban.Yang dikarunia 4 orang anak yaitu Maulana Makhdum

Ibrahim atau Sunan Bonang, Syarifuddin atau Sunan Drajat, Nyai

Ageng Maloka dan Dewi Sarah. Dan Raden Fattah dihadiahi tanah

31

(40)

31

perdika Ampel Denta yang pada waktu itu masih rawa-rawa. Yang

kemudian dibangun sebuah pesantren yang menjadi cikal bakal

pesantren di seluruh Nusantara.

Dalam perjalanan hidupnya Sunan Ampel selalu menjaga

falsafah yang menjadi pengajaran dalam hidupnya yaitu: ”Moh

limo” artinya: tidak melakukan lima hal tercela. Kelima hal

tersebut adalah:moh main (tidak mau berjudi),moh ngombe (tidak mau mabuk),moh maling(Tidak mau mencuri), moh madat (tidak mau ngisap candu), danmoh madon (tidak mau berzina). Falsafah ini dirasa tepat menjawab kemrosotan moral warga majapahit

waktu itu. Dalam beberapa literatur juga menjelaskan bahwa Sunan

Ampel menjadikan dakwah pokoknya dalam 4 dzikir pokok

sebagai perisai dari 5 falsafah yang telah dijelaskan yaitu

Bismillah, Alhamdulillah, Astagfirullah,danSyahadatan.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa terapi

ziarah syari’iyyah yang dilakukan di Sunan Ampel dilakukan

dengan ajaran Rasullulah dan menjadikan Sunan Ampel sebagai

panutan agar onseli bisa berubah kerarah yang lebih baik.

d. Tahap-Tahap Terapi Ziarah

Sebagaimana dalam proses konseling dalam proses pelaksanaan

terapi ziarahpun membutuhkan tahap-tahap dalam proses

pelaksanaannya. Tahap-tahap tersebut adalah:

(41)

32

Tahap ini terjadi sejak klien menemui konselor hingga

berjalan proses konseling sampai konselor dan klien menemukan

definisi masalah klien atas dasar isu, kepedulian atau masalah

klien. Adapun proses konseling yang harus dilakukan konselor

pada tahap ini adalah:

a. Membangun hubungan yang melibatkan klien

b. Memperjelas dan mendefinisikan masalah

c. Membuat penafsiran dan penjajakan

d. Menegosiasi kontrak

2. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)

Berangkat dari definisi klien yang disepakati pada tahap

awal, kegiatan selanjutnya adalah memfokuskan pada:

penjelajahan masalah klien, bantuan apa yang diberikan

berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajah tentang

masalah klien. Adapun Tujuan tahapan ini adalah :

a. Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah, isu, dan kepedulian

klien lebih jauh

b. Menjaga agar hubungan konseling selalu terpelihara

c. Proses konseling bisa berjalan sesuai kontrak

3. Tahap Akhir (Tahap Terminasi)

Pada tahap ini ditandai beberapa hal:

(42)

33

b. Adanya perubahan perilaku yang lebih positif, sehat dan

dinamis

c. Adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program

yang jelas

d. Terjadi perubahan sikap positif yaitu mulai dapat mengoreksi

diri dan meniadakan sikap yang suka menyalahkan dunia luar,

seperti: orang tua, guru, teman, keadaan tidak menguntungkan

dan sebagainya.

Selain Tahap-tahap tersebut juga bisa diberikan

langkah-langkah konseling pada umumnya diantaranya adalah:32

1) Identifikasi

Identifikasi kasus yaitu langkah yang dilakukan untuk

mengetahui masalah yang dihadapi konseli beserta

gejala-gejala yang tampak secara langsung maupun tidak nampak

memerlukan pengukuran lebih dalam untuk mengungkapkan.

2) Diagnosis

Merupakan langkah pengambilan ataupun penetapan

kesimpulan atas dasar analisis dan sintesis di atas. Kesimpulan

disini disebut kesimpulan mengenai penyebab munculnya

masalah yang di derita klien.. Diagnosis dapat dikatakan

sebagai usaha untuk mengerti masalah klien secara mendalam

meliputi:

32

(43)

34

a) Sebab-sebab masalah da nasal mula masalah timbul

b) Perkembangan masalah sejak timbul sampai saat ini

c) Keluhan yang spesifik yang dirasakan klien

d) Frekuensi keluhan yakni bertambah berat, atau berkurang

keluhan yang dirasakan

e) Faktor lain yang ikut mempengaruhi bertambahnya masalah

klien.

Secara garis besar diagnosis diklarifikasikan menjadi dua

yaitu diagnosis untuk mengerti masalah dan diagnosis untuk

mengklasifikasi masalah.

3) Prognosis

Merupakan langkah penentuan kegiatan, program-program,

tindakan yang mesti dilakukan oleh klien sehubungan dengan

masalah dan factor penyebabnya.

4) Treatment

Merupakan langkah pelaksanaan pemberian bantuan

berdasarkan hasil prognosis diatas.Treatment merupakan

pelaksanaan terapi terpilih dari berbagai alternative yang

diajukan atau ditawarkan.Pelaksanaan terapi ini berkaitan

dengan teknik yang sesuai dengan masalah yang dihadapi,

keadaan kliennya, kecenderungan konselornya, situasi

lingkungannya dan factor lainnya. Teknik yang akan dipakai

(44)

35

Disini konselor membantu konseli untuk mengarahkan dirinya

lebih dekat lagi dengan Allah.

Selanjutnya konselor membantu konseli agar dirinya

mampu menyandarkan hati kepada Allah dan merasakan

nyaman bergantung kepadaNya dan tidak berburuk sangka

terhadap ketentuan Allah.Selain bersandar kepada Allah

konselor juga membantu klien meluapkan semua emosinya

kepada hal yang dicintai Allah seperti sholat dan berdoa.

Sebagai penguat konselor memberikan film “Hijrah Cinta”

yang nantinya menceritakan seorang yang pernah ada dalam

lingkaran hitam narkoba dan alcohol, kemudian dengan

hidayah dan usahanya dia keluar dari lingkaran hitam alcohol

dan narkoba kemudian menjadi seorang pendakwah. Setelah

konseli menonton film, konselor menjelaskan cerita dari film

tersebut.

5) Evaluasi dan Follow up

Langkah yang dimaksud untuk mengatakan sejauh mana

langkah konseling yang telah dilakukan mencapai hasilnya.

Dalam langkah follow up atau tindak lanjut, dilihat

perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih

(45)

36

e. Fungsi Terapi Ziarah

Hukum ziarah termasuk sunnah Nabi SAW dan mempunyai

beberapa fungsi, sebagaimana dalam Hadist “ Berziarahlah kalian ke makam-makam, karena ziarah itu dapat mengingatkan kalian pada akhirat.”Fungsi tersebut adalah :

1. Dapat mengingat mati

2. Dapat mencegah dari perbuatan maksiat

3. Dapat melemaskan hati seseorang yang mempunyai hati keras

4. Dapat menghilangkan kegembiraan dunia

5. Dapat meringankan musibah

6. Dapat menolak kotoran hati

7. Dapat mengukuhkan hati, sehingga tidak terpengaruh dari ajakan

yang dapat menimbulkan dosa

8. Dapat merasakan bagaimana keadaan seseorang itu ketika akan

menghadapi ajal.33

2. Kenakalan Remaja

a. Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja merupakan tingkah laku yang melampaui batas

toleransi atau lingkungan sekitar serta suatu tindakan yang dapat

melanggar norma-norma dan hukum. Secara sosial kenakalan remaja

ini dapat disebabkan oleh sebuah bentuk pengabaian sosial sehingga

remaja ini dapat mengembangkan bentuk perilaku menyimpang.

33

(46)

37

Menurut Sumiati, kenakalan remaja adalah suatu perilaku yang

dilakukan oleh remaja dengan mengabaikan nilai-nilai sosial yang

berlaku didalam masyarakat. Kenakalan remaja meliputi semua

perilaku yang menyimpang dari norma dan hukum yang dilakukan

oleh seorang remaja. Perilaku ini bisa merugikan diri sendiri ataupun

orang lain.34

Menurut Harlock, kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran

hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut bisa

membuat seseorang mendapatkan hukuman dan bisa membuatnya

masuk kedalam penjara.35

Menurut Gunarsa, Kenakalan remaja itu terjadi pada remaja yang

memiliki konsep diri lebih negative dibanding remaja lain yang tidak

bermasalah. Remaja yang dibesarkan dari keluarga yang kurang

harmonis dan memiliki kecenderungan yang lebih besar menjadi

remaja yang nakal dibanding remaja yang dibesarkan dari keluarga

yang harmonis dan memiliki konsep diri yang lebih positive.36

Berdasarkan beberapa pendapat dari tokoh diatas, jadi yang

dimaksud dengan kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja

yang melakukan pelanggaran baik norma ataupun hukum yang dapat

membawa akibat yang buruk pada dirinya ataupun orang lain.

34

Sumiati.Kesehatan Jiwa Remaja dan Konseling.(Jakarta: Trans Info Media, 2009) Hal : 38

35

Hurlock E.B.Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan.(Jakarta: Erlangga. 1999) Hal: 23

36

(47)

38

b. Karakteristik Kenakalan Remaja

Congermenyatakan bahwa remaja nakal mempunyai sifat

memberontak, mendendam, curiga, implusif dan menunjukkan control

batin yang kurang dan hal ini mendukung perkembangan konsep diri

yang negative.37

Kartono mengatakan bahwa remaja nakal mempunnyai

karakteristik umum yang sangat berbeda dengan remaja yang tidak

nakal, perbedaan kenakalan remaja itu melingkupi:

a. Struktur intelektual. Fungsi-fungsi kognitif pada ramaja yang nakal

akan mendapatkan nilai lebih tinggi untuk tugas-tugas prestasi

daripada nilai untuk keterampilan verbal. Remaja yang nakal

kurang toleran terhadap hal-hal yang ambisius dan kurang mampu

memperhitungkan tingkah laku orang lain serta menganggap orang

lain sebagai cerminan dari diri sendiri.

b. Fisik dan psikis. Remaja yang nakal lebih “idiot secara moral” dan

memiliki karakteristik yang berbeda secara jasmaniah (fisik) sejak

lahir jika dibandingkan remaja yang normal. Bentuk tubuhnya

lebih kekar, berotot, kuat dan bersikap lebih agresif. Fungsi

fisiologis dan neurologis yang khas pada remaja nakal adalah

kurang bereaksi terhadap stimulus kesakitan dan menunjukkan

ketidakmatangan jasmaniah.

37

(48)

39

c. Karakteristik individual. Remaja yang nakal mempunyai sifat

kepribadian khusus yang menyimpang seperti berorientasi pada

masa sekarang, bersenang-senang dan puas pada hari ini tanpa

memikirkan masa depan, terganggu secara emosional, kurang

bersosialisasi dengan masyarakat normal, sehingga tidak mampu

mengenl norma-norma kesusuilaan dan tidak bertanggung jawab

secara sosial sangat implusif suka tantangan serta bahaya dan

kurang memiliki disiplin serta control diri.38

Jadi yang di maksud dengan karakteristik kenakalan remaja

di sini adalahremaja yang berbeda dari remaja biasanya, yang

biasanya remaja ini mempunyai control diri yang kurang, tidak

mempunyai orientasi pada masa depan, dan kurang dalam

kematangan sosial, sehingga sulit menyesuaikan diri dengan

lingkungan sosial.

c. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja

Menurut Gunarsa (2004), bentuk-bentuk kenakalan remaja dibagi

menjadi dua, yaitu:

a. Kenakalan yang bersifat amoral dan asocial yang tidak diatur

dalam undang-undang, sehingga sulit digolongkan sebagai

pelanggaran hukum.

b. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan

penyelesaiannya sesuai dengan undang-undang dan hukum yang

38

(49)

40

berlaku dengan perbuatan hukum bila dilakukan pada orang

dewasa.39

Sedangkan menurut Kartono (2003), bentuk-bentuk perilaku

kenakalan remaja dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Kenakalan Remaja Terisolir (Delinkuensi Terisolir)

Kelompok ini merupakan jumlah terbesar dari kenakalan

remaja.Pada umumnya mereka tidak menderita kerusakan

psikologis. Perbuatan nakal mereka didorong oleh factor berikut:

1) Keinginan meniru dan ingin Konform dengan gangnya, jadi tidak ada motivasi, kecemasan atau konflik batin yang tidak dapat

diselesaikan. 2) Kebanyakan berasal dari daerah kota yang

transisional sifat yang memiliki subcultural criminal. 3) Pada

umumnya remaja berasal dari keluarga berantakan, tidak harmonis,

dan mengalami banyak frustasi. 4) Remaja dibesarkan dalam

keluarga tanpa atau sedikit sekali mendapatkan supervise dan

latihan kedisiplinan yang teratur, sebagai akibatnya dia tidak

sanggup menginternalisasikan norma hidup normal.

2. Kenakalan remajaNeurotik

Pada umumnya, kenakalan remaja tipe ini menderita

gangguan kejiwaan yang cukup serius, antara lain berupa

kecemasan, merasa selalu tidak aman, merasa bersalah dan berdosa

dll.

39

(50)

41

3. Kenakalan Remaja psikotik (Delinkuensi Psikopatik)

Delinkuensi psikopatik ini sedikit jumlahnya, akan tetapi

dilihat dari kepentingan umum, dan segi keamanan, kenakalan

remaja ini merupakan oknum criminal yang paling berbahaya. Ciri

tingkah laku mereka adalah: 1) Hampir seluruh remaja ini berasal

dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang ekstrim, brutal

serta diliputi banyak pertikaian keluarga. 2) Mereka tidak mampu

menyadari arti bersalah, berdosa atau melakukan pelanggaran. 3)

Bentuk kejahatannya majemuk, tergantung pada suasana hatinya

dan tidak terduga.

4. Kenakalan remaja defek moral

Defek artinya rusak, tidak lengkap, salah, cedera, cacat,

kurang. Kenakalan remaja defek moral mempunyai ciri-ciri: selalu

melakukan tindakan anti sosial, walaupun pada dirinya tidak

terdapat penyimpangan, namun ada disfungsi pada intelegensinya.

Kelemahan remaja delinkuen tipe ini adalah mereka yang tidak

mampu mengenal dan memahami tingkah lakunya yang jahat, juga

tidak mampu mengendalikan dan mengaturnya, mereka selalu

ingin melakukan perbuatan kekerasan, penyerangan dan kejahatan,

rasa kemanusiaannya sangat terganggu, sikapnya sangat dingin

tanpa afeksi jadi ada kemiskinan afektif dan sterilitas emosional.40

40

(51)

42

Jadi, berdasarkan pemaparan di atas klien yang akan diteliti

oleh peneliti tergolong dalam kenakalan remaja terisolir. Adapun

beberapa factor yang dapat dilihat dari klien berdasarkan factor

kenakalan remaja terisolir adalah:

1. Keinginan untuk selalu bersama dengan gang yang selalu

memberi kenyamanan untuknya

2. Pada umumnya remaja berasal dari keluarga berantakan, tidak

harmonis, dan mengalami banyak frustasi

3. Remaja dibesarkan dalam keluarga tanpa atau sedikit sekali

mendapatkan supervise dan latihatan kedisiplinan yang teratur,

sehingga akibatnya dia tidak sanggup menginternalisasikan

norma hidup normal.

d. Aspek Kenakalan Remaja

Aspek kenakalan remaja menurut Hurlock adalah sebagai berikut:

a. Perilaku yang melanggar aturan dan status yaitu mengingkari status

identitas dirinya

b. Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain

c. Perilaku yang mengakibatkan korban materi

d. Perilaku yang mengakibatkan korban fisik41

Sedangkan menurut Kartono aspek kenakalan remaja dapat dibagi

menjadi:42

41

(52)

43

a. Orientasi

Pada umumnya anak pada usia remaja tidak terlalu memikirkan

masa yang akan dating, karena yang terpenting adalah masa sekarang

dan waktunya banyak digunakan untuk bersenang-senang

b. Emosi

Diusia remaja anak memiliki emosi yang belum matang, semisal

apabila keinginan sang anak tidak tersalurkan maka emosinya tidak

terkontrol dan dilampiaskan dalam bentuk reaksi kompensatoris

c. Interaksi Sosial

Remaja sebaiknya harus mampu bersosialisasi dengan

lingkungan sosialnya sehingga dapat bertanggung jawab secara

sosial terhadap lingkungannya

d. Aktivitas

Remaja menginginkan adanya pengakuan dari lingkungannya

dengan melakukan aktivitas yang terkadang menantang dan hal ini

dapat dilakukan berdasarkan dengan kompetisi dengan remaja

lainnya

Berdasarkan pendapat yang dinyatakan oleh beberapa tokoh

diatas, maka aspek-aspek dari kenakalan remaja adalah melawan

otoritas, tingkah laku agresif, impulsif, perilaku yang melanggar

42

(53)

44

identitas, dan perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri

maupun orang lain.

e. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja

Remaja yang kurang diawasi, dijaga, diberi bimbingan dan

diperhatikan oleh orang tuanya terlebih itu maka akan cenderung

berperilaku memberontak atau melakukan tindakan yang menyimpang

dari norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

Gunarsa mengelompokkan factor-faktor penyebab kenakalan

remaja menjadi:

a. Faktor pribadi : Setiap anak memiliki kepribadian khusus, dan

keadaan khusus pada anak ini dapat menjadi sumber munculnya

perilaku menyimpang. Keadaan khusus ini adalah keadaan

konstitusi yaitu potensi bakat atau sifat dasar pada anak yang

kemudian melalui proses perkembangan, kematangan atau

perangsangan dari lingkungan menjadi actual, muncul atau

berfungsi

b. Faktor keluarga : Keluarga mempunyai peranan yang besar

terhadap perkembangan sosial anak. Keluarga secara langsung atau

tidak langsung akan berhubungan terus menerus dengan anak,

memberikan rangsangan melalui berbagai corak komunikasi antara

orang tua dengan anak, hubungan antar pribadi dalam keluarga

meliputi pula hubungan antar saudara menjadi factor yang penting

(54)

45

bertanggung jawab dalam sebuah keluarga secara umum bahwa

ayah bertugas mencari nafkah, sedangkan ibu bertugas merawat

rumah dan mendidik anak, sehingga fungsi ibu dalam proses

pengasuhan dan pndidikan terhadap anak sangat penting. Fungsi

ibu tersebut dapat mengalami hambatan jika ibu keluar dari jalur

tanggung jawab, seperti ikut bekerja di luar rumah, sehingga

pengasuhan dan pendidikan terhadap anak bisa jadi kurang

maksimal

c. Lingkungan sosial dan dinamika perubahannya : perubahan yang

terjadi di dalam masyarakat memunculkan ketidakserasian dan

ketegangan yang berdampak pada sikap dan lingkungan

pergaulan.43

Sedangkan menurut Kartono, ada beberapa factor lagi yang

juga menjadi factor kenakalan remaja antara lain:

1) Faktor Guru

2) Penerapan disiplin yang kaku tanpa menghiraukan perasaan

anak

3) Suasana sekolah yang buruk: Suasana sekolah yang buruk

menyebabkan anak menjadi suka membolos, malas belajar,

anak meninggal sekolah dan sebagainya. Suasana sekolah

yang buruk meliputi sikap guru yang tidak baik terhadap

43

(55)

46

siswa, cara mengajar guru yang tidak disenangi, adanya

musuh disekolah, dan sebagainya.

Berdasarkan beberapa pendapat dari tokoh-tokoh diatas,

maka factor-faktor penyebab kenakalan dapat dibagi menjadi:

a. Faktor individu yaitu factor yang muncul dari dalam diri

individu itu sendiri, tanpa pengaruh lingkungan sekitar. Faktor

individu ini meliputi antara lain: Identitas diri, control diri,

usia, jenis kelamin, stress serta adanya masalah yang dipendam

b. Faktor keluarga : Keluarga merupakan kelompok terkecil yang

merupakan wadah aktifitas setiap anggota keluarga untuk

mencapai tujuan yang bersama, yaitu kesejahteraan keluarga.

Faktor keluarga meliputi : Dasar agama yang kurang, keluarga

broken home, status ekonomi, kurangnya kasih sayang dari

orangtua, kurangnya pengawasan dari orang tua, kurang

penerapan disiplin efektif, sikap perlindungan dari orang tua

yang berlebihan.

c. Faktor lingkungan : Faktor yang terjadi dari kejadian-kejadian

yang mempunyai hubungan dengan seseorang yang tampak dan

terdapat dalam kehidupan sehari-har. Faktor lingkungan

meliputi: Tempat tinggal, pergaulan negative, pengaruh teman

sebaya. Faktor sosiokultural: pengaruh dari teman yang tidak

(56)

47

Faktor paling berperan di dalam menimbulkan kenakalan

remaja adalah factor keluarga dan teman sebaya karena remaja

yang didalam keluarga kurang mendapat perhatian dan

bimbingan orang tua akan mencari perhatian kepada

lingkungan diluar rumah dan teman-teman sebayanya.

d. Akibat dari Perilaku Kenakalan Remaja

Menurut Haryanto, dampak atau akibat dari perilaku kenakalan

remaja antara lain:

1. Kenakalan dalam keluarga : Remaja yang labil umumnya rawan

sekali melakukan hal-hal yang negative, disinilah peran orang tua.

Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka

dengan melarang hal-hal tertentu. Namun, bagisebagian anak

remaja larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan

mengekang mereka. Akibatnya mereka akan memberontak dengan

banyak cara. Tidak menghormati, berbicara kasar pada orang tua

atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan

remaja dalam keluarga.

2. Kenakalan dalam pergaulan : Dampak kenakalan remaja yang

paling Nampak adalah dalam hal pergaulan. Sampai saat ini masih

banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik.

Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks bebas.

Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relative

(57)

48

yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas

inilah remaja, bahkan keluarganya, harus menanggung beban yang

cukup berat.

3. Kenakalan dalam pendidikan: kenakalan dalam pendidikan

memang sudah umum terjadi, namun tidak semua remaja yang

nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok kepribadian yang

buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada

hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya

membolos sekolah, tidur dalam kelas dll.

4. Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja

tersebut.

Gambar

 Table 1.1
 Tabel 3.2
Tabel 3.3
  Tabel 3.4Jadwal Proses Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana tujuan Kementerian Kesehatan khususnya Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit serta pengelolaan kedaruratan

8 Hasil penelitian presuposisi percakapan antar tokoh dalam Novel Kembang Turi Karya Budi Sardjono terdapat 195 tuturan yang termasuk tuturan praanggapan eksistensial,

apabila suatu negara yang berdaulat tidak bisa melindungi negaranya dari bahaya-.. bahaya yang sudah dijelaskan dalam laporan ICISS, maka sudah

Although some of the tools in the Hadoop stack offer data governance capabilities, organizations need more advanced data governance capabilities to ensure that business users and

cepae pada kombinasi perlakuan suhu dan isolate jamur pengamatan hari I sampai VIII diduga dipengaruhi oleh sifat-sifat karakterisasi khas yang dimiliki

dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” Meskipun seorang perawat merasa bahwa waktu untuk keluarganya kurang

Fungsi pengawasan yang dilakukan Badan Permusyawaratan Desa Sinaka, dalam menjalankan pengawasan pelaksanaan peraturan desa, pengawasan terhadap kinerja anggaran

I oppgavens første del presenteres de teoretiske perspektivene som ligger til grunn for studien og hvordan jeg har gått frem metodisk. I tillegg presenteres det lille som finnes