• Tidak ada hasil yang ditemukan

Website Inspektorat Kabupaten Serang - Document | Pemerintah Kabupaten Serang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Website Inspektorat Kabupaten Serang - Document | Pemerintah Kabupaten Serang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENTINGNYA PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Oleh : IIN NIDA’UL HASANAH, S.Ag., MH.

Setiap organisasi pasti menghadapi berbagai risiko, baik berasal dari

dalam maupun luar organisasi. Dengan perkembangan lingkungan yang semakin

cepat dan kompleks, serta persaingan yang semakin keras, maka risiko-risiko

yang dihadapi suatu organisasi untuk mencapai tujuannya akan semakin

kompleks pula. Guna mengantisipasi dan mengatasi risiko-risiko tersebut,

diperlukan fungsi manajemen risiko yang baik agar risiko-risiko yang ada tidak

menimbulkan “kejutan” dan tujuan organisasi dapat diyakini tidak terganggu

pencapaiannya.

Tuntutan perubahan dan peningkatan kapabilitas organisasi memunculkan

risiko (risk) dan sekaligus peluang (opportunities) bagi organisasi. Risiko

berkenaan dengan kemungkinan terjadinya kegagalan dan kerugian bagi

organisasi. Risiko berskala rendah tidak akan mengkhawatirkan bagi organisasi.

Namun, risiko berskala besar dapat berdampak pada tidak tercapainya tujuan

dan misi organisasi.

Pemerintah Kabupaten Serang sebagai bagian integral dari organisasi

pemerintahan di Provinsi Banten tidak dapat lepas dari risiko-risiko yang dapat

mengganggu pencapaian tujuan. Tidak dapat disangkal bahwa masing-masing

unit pemerintahan seringkali dihadapkan dengan berbagai risiko. Dari risiko

tersebut kemudian beralih menjadi sebuah masalah. Hal ini tentu saja

(2)

Kegagalan tujuan dan misi bagi organisasi publik dapat mengakibatkan

ketidakpercayaan (distrust) dari publik atas pelayanan yang diberikan. Dalam

kondisi terburuk dan sebagaimana yang pernah terjadi, distrust dapat

menyebabkan hilangnya organisasi yang bersangkutan.

Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah menegaskan unsur-unsur sistem pengendalian,

salah satunya adalah unsur penilaian risiko. Penilaian risko mencakup identifikasi

dan analisis risiko. Proses identifikasi, analisis risiko dan pengelolaan

penanganan risiko disebut dengan manajemen risiko.

Sebelum memahami mengenai manajemen risiko lebih jauh, terlebih

dahulu perlu dipahami istilah risiko. Hal ini dimaksudkan agar istilah risiko

menjadi pemahaman satu kata yang seragam. Istilah risiko terkadang orang

menyebutnya dengan resiko. Kedua istilah tersebut sama-sama memiliki

keterkaitan dengan ketidakpastian. Namun sebagian besar para ahli seringkali

menggunakan istilah risiko. Risiko dalam Bahasa Inggris berasal dari kata Risk

atau sama dengan risiko. Dalam Kamus Jerman Indonesia (Adolf Heuken SJ) risiko

diartikan dengan kemungkinan bahaya. Risiko tidak lebih dari kemungkinan

kejadian buruk yang tidak diinginkan sehingga berdampak pada pencapaian

tujuan.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 dinyatakan: “Risiko

adalah suatu kejadian yang mungkin terjadi dan apabila terjadi akan

memberikan dampak negatif pada pencapaian tujuan instansi pemerintah.

Menurut Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (2007), definisi risiko adalah

peluang terjadinya bencana, kerugian atau hasil yang buruk. Risiko terkait

dengan situasi dimana hasil negatif dapat terjadi dan besar kecilnya

(3)

Untuk memahami risiko, paling tidak terdapat tiga unsur:

1. Kemungkinan kejadian atau peristiwa

2. Dampak atau konsekuensi (jika terjadi, risiko akan membawa akibat atau

konsekuensi)

3. Kemungkinan kejadian (risiko masih berupa kemungkinan atau diukur

dalam bentuk probabilitas)

Apabila salah satu dari ketiga unsur risiko tidak terpenuhi, maka suatu

pernyataan tidak dapat dikategorikan sebagai risiko, melainkan suatu masalah.

Jadi dengan kata lain, sesuatu dikategorikan sebagai risiko, jika kemungkinan itu

belum terjadi, jika kemungkinan itu memiliki dampak pada pencapaian tujuan

apabila terjadi, dan jika tingkat kemungkinannya dapat diukur dalam bentuk

probabilitas. Sedangkan pengertian manajemen risiko sebagaimana penulis kutip

dari http//id.wikipedia.org//Manajemen_risiko adalah suatu pendekatan

terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan

ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk penilaian risiko,

pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan

menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya.

Manajemen risiko (risk management) menjadi kebutuhan strategis dalam

menentukan perbaikan kinerja bagi organisasi. Risiko yang dikelola dengan

optimal bahkan akan memunculkan peluang bagi organisasi yang bersangkutan.

Namun demikian, dalam pelaksanaannya, penerapan manajemen risiko juga

tidaklah mudah. Penerapan manajemen risiko dimungkinkan akan menghadapi

berbagai hambatan. Hambatan tersebut antara lain :

1. Risiko pada sektor publik seringkali dipandang sebagai sesuatu yang

negatif, jadi jika ditampilkan dikhawatirkan akan memberi kesan buruk.

Padahal, jika risiko tersebut benar terjadi, maka dampaknya bisa jadi lebih

(4)

2. Risiko dipandang sebagai sumber pemborosan biaya. Meskipun pada

umumnya pimpinan instansi menyadari bahwa biaya/kerugian yang timbul

akibat kegagalan dalam mengatasi/memitigasi risiko yang harus

ditanggung mungkin lebih besar

3. Daya tarik terhadap potensi untuk melakukan penyimpangan yang

menjurus kepada perbuatan fraud (kecurangan) maupun abuse

(ketidakpatutan) dianggap lebih memberikan keuntungan besar, sehingga

mereka cenderung mengabaikan peringatan terhadap dampak risiko.

Contohnya adalah risiko “saving dana taktis” mempunyai risiko terjadinya

fraud, abuse, maupun ketidakpatuhan terhadap Peraturan

Perundang-undangan, atau pemilihan langsung dalam pemilihan penyedia barang

dan jasa memiliki risiko terjadinya kecurangan, namun kebiasaan dan cara

seperti ini justru banyak dipilih oleh pembuat kebijakan

4. Tata kelola pemerintahan yang lemah, karena kontrol dari unit

pengawasan baik internal maupun eksternal masih sangat lemah dan

mudah dikompromikan.

Ada beberapa elemen yang perlu diperhatikan dalam menerapkan

manajemen risiko, yaitu :

a. Komunikasi dan Konsultasi

Proses ini bertujuan memperoleh informasi yang relevan serta

mengkomunikasikan setiap tahapan proses manajemen risiko sehingga

pihak-pihak terkait dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik. b. Penetapan Konteks

Penetapan konteks bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis

organisasi sebagai lingkungan tempat manajemen risiko akan diterapkan.

Penetapan konteks dapat dipahami pula sebagai bagian proses penetapan

tujuan, sasaran, strategi, atau kebijakan. Penetapan konteks dapat

(5)

penetapan konteks ini, perlu disusun kriteria untuk menganalisis dan

Proses analisis risiko dilakukan dengan cara mencermati sumber risiko dan

tingkat pengendalian yang ada serta dilanjutkan dengan menilai risiko dari

sisi konsekuensi dan kemungkinan terjadinya. Untuk menentukan nilai

suatu risiko yaitu dengan mengukur nilai kemungkinan dan dampaknya.

Rumus penghitungannya adalah sebagai berikut:

mendadak dan persistent baik pada tingkat risiko maupun arah risiko yang

berdampak negatif pada profil risiko. Proses monitoring dan reviu

dilakukan dengan cara memantau efektivitas rencana penanganan risiko,

strategi, dan sistem manajemen risiko.

Dari uraian sebagaimana tersebut di atas tampak dengan jelas bahwa

(6)

sistematis dan terstruktur. Hal ini penting dilakukan, karena manajemen risiko

yang dilaksanakan secara efektif dan efisien dapat memberikan manfaat bagi

organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perangkat daerah yang

ada di Kabupaten Serang selaku penggerak pemerintahan perlu memahami dan

melaksanakan manajemen risiko agar tujuan masing-masing unit dalam

pemerintahan dapat mencapai tujuan sebagaimana diharapkan. Ungkapan ini

didasarkan pada pemikiran penulis dimana penerapan manajemen risiko di

lingkup Pemerintahan Kabupaten Serang masih berada pada level risk naïve,

dimana organisasi belum menerapkan Manajemen Risiko secara formal. Oleh

karenanya langkah kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Serang

melalui lembaga Inspektorat adalah dengan mendorong dan memfasilitasi

perangkat daerah untuk membangun manajemen risiko. Untuk dapat mencapai

level risk managed (Risk manajemen telah diterapkan dan dikomunikasikan ke

seluruh anggota organisasi) dan level Risk enabled (organisasi telah

mengintegrasikan manajemen risiko dan pengendalian intern), dibutuhkan

waktu dan sumber daya yang memadai. Untuk dapat mencapai level tersebut,

paling tidak, Pemerintah Kabupaten Serang perlu melakukan strategi agar dapat

menghapuskan semua hambatan-hambatan penerapan manajemen risiko

sebagaimana telah penulis kemukakan pada alenia terdahulu. Dengan demikian,

jika hal tersebut dapat diimplementasikan secara efektif, maka tingkat

kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan dapat dipertahankan

bahkan menjadi lebih baik. Ke depan diharapkan, seluruh perangkat daerah

tanpa terkecuali, perlu mendalami manajemen risiko dan menerapkannya secara

efektif dan efisien.

Uraian singkat mengenai manajemen risiko ini sengaja penulis uraikan

dalam Edisi kali ini guna merefresh pengetahuan yang telah penulis pelajari pada

(7)

RI pada tanggal 28 April sampai dengan 22 Maret 2016. Selain itu, diharapkan

pula tulisan ini dapat menjadi nilai tambah dalam membangun media informasi

yang informatif, inspiratif serta inovatif bagi semua pihak khususnya Aparatur

Sipil Negara yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Serang. Semoga

dapat bermanfaat.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan dengan hasil penetapan pemenang seleksi dan tidak adanya sanggahan set elah masa sanggah t er hadap pengumuman pemenang ber akhir untuk :.. Kegiatan :

[r]

- Referensi Personil Tenaga Ahli dari Pengguna jasa (Team Leader / Ahli Kebijakan Publik, Ahli Kesehatan, Ahli Gender, Ahli Infrastruktur, Ahli Perencanaan Pembangunan, Ahli Ekonomi,

[r]

Catatan : Agar membawa dokumen perusahaan asli sesuai dalam isian kualifikasi serta menyerahkan rekaman/copy-nya. Demikian undangan dari kami dan atas perhatiannya

Selanjutnya penggusuran tanah- tanah petani, irigasi dan sumber-sumber air petani hilang karena dikuasai perusahaan air minum, benih pertanian diambil alih oleh perusahaan

Peserta seleksi yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada POKJA 2 ULP Kabupaten

[r]