1 SALINAN
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2011
TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib, efisien, dan efektifitas administrasi penyelenggaraan pemerintahan, perlu dilakukan penyesuaian dan penyeragaman tata naskah dinas di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup; b. bahwa dengan berlakunya Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pedoman Administrasi Umum di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup perlu dilakukan penyesuaian kembali;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Lingkungan Hidup;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
3. Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas;
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Naskah Dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan.
2. Tata Naskah Dinas adalah pengelolaan informasi tertulis yang meliputi pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan penyimpanan naskah dinas serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.
3. Surat Dinas adalah naskah dinas pelaksaaan tugas pejabat dalam menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, penyampaian naskah dinas atau barang, atau hal kedinasan lainnya kepada pihak lain di luar instansi/organisasi yang bersangkutan. 4. Nota Dinas adalah naskah dinas intern yang dibuat oleh pejabat dalam
melaksanakan tugas guna menyampaikan laporan, pemberitahuan, pernyataan, permintaan, atau penyampaian kepada pejabat lain. Nota dinas memuat hal yang bersifat rutin, berupa catatan ringkas yang tidak memerlukan penjelasan yang panjang, dan dapat langsung dijawab dengan disposisi oleh pejabat yang dituju.
5. Naskah Akademik adalah naskah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang ingin diwujudkan dan lingkup, jangkauan, objek, atau arah pengaturan substansi rancangan peraturan perundang-undangan.
6. Memorandum/memo adalah naskah dinas intern yang bersifat mengingatkan suatu masalah, menyampaikan arahan, peringatan, saran, dan pendapat kedinasan.
7. Surat Edaran adalah naskah dinas yang berisi pemberitahuan, penjelasan dan/atau petunjuk cara melaksanakan hal tertentu yang dianggap penting dan mendesak.
3 9. Surat Tugas adalah naskah dinas dari atasan yang ditujukan kepada bawahan yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
10.Surat Perintah adalah naskah dinas dari atasan yang ditujukan kepada bawahan yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.
11.Surat Perjanjian adalah naskah dinas yang berisi kesepakatan bersama antara dua belah pihak atau lebih untuk melaksanakan tindakan atau perbuatan hukum yang telah disepakati bersama.
12.Surat Perintah Perjalanan Dinas adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang kepada bawahan atau pejabat tertentu untuk melaksanakan perjalanan dinas.
13.Surat Kuasa adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang kepada bawahan berisi pemberian wewenang dengan atas namanya untuk melakukan suatu tindakan tertentu dalam rangka kedinasan.
14.Surat Undangan adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi undangan kepada pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara kedinasan.
15.Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi pernyataan bahwa seorang pegawai telah menjalankan tugas.
16.Surat Panggilan adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi panggilan kepada seorang pegawai untuk menghadap.
17.Lembar Disposisi adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi petunjuk tertulis kepada bawahan.
18.Telaahan Staf adalah naskah dinas dari bawahan kepada atasan antara lain berisi analisis pertimbangan, pendapat, dan saran-saran secara sistematis. 19.Pengumuman adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi
pemberitahuan yang bersifat umum.
20.Laporan adalah naskah dinas dari bawahan kepada atasan yang berisi informasi dan pertanggungjawaban tentang pelaksanaan tugas kedinasan. 21.Surat Rekomendasi adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi
keterangan atau catatan tentang sesuatu hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan kedinasan.
22.Surat Pengantar adalah naskah dinas berisi jenis dan jumlah barang yang berfungsi sebagai tanda terima.
23.Berita Acara adalah naskah dinas yang berisi keterangan atas sesuatu hal yang ditandatangani oleh para pihak.
24.Piagam adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi penghargaan atas prestasi yang telah dicapai atau keteladanan yang telah diwujudkan.
25.Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan disingkat STTPP adalah naskah dinas yang merupakan tanda bukti seseorang telah lulus pendidikan dan pelatihan tertentu.
26.Sertifikat adalah naskah dinas yang merupakan tanda bukti seseorang telah mengikuti kegiatan tertentu.
BAB II
TATA PERSURATAN DINAS Pasal 2
Penyelenggaraaan naskah dinas meliputi: a. pengelolaan surat masuk;
b. pengelolaan surat keluar; c. tingkat keamanan;
d. kecepatan proses;
e. pengetikan naskah dinas; dan f. warna dan kualitas kertas.
Pasal 3
Pengelolaan surat masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a dilakukan dengan tahapan:
a. penerima surat masuk menindaklanjuti surat yang diterima dengan cara: 1.pengagendaan dan pengklasifikasian sesuai sifat surat serta
didistribusikan ke unit pengelola;
2.unit pengelola menindaklanjuti sesuai dengan klasifikasi surat dan arahan pimpinan; dan
3.surat masuk diarsipkan pada unit tata usaha.
b. salinan surat jawaban yang mempunyai tembusan disampaikan kepada yang berhak; dan
c. alur surat menyurat diselenggarakan melalui mekanisme dari tingkat pimpinan tertinggi hingga ke pejabat struktural terendah yang berwenang.
Pasal 4
Pengelolaan surat keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b dilakukan dengan tahapan:
a. konsep surat keluar diparaf secara berjenjang dan terkoordinir sesuai tugas dan kewenangannya dan diagendakan oleh masing-masing unit tata usaha dalam rangka pengendalian;
b. surat keluar yang telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang diberi nomor, tanggal, dan stempel oleh unit persuratan di Kementerian lingkungan hidup;
c. surat keluar sebagaimana dimaksud pada huruf b wajib segera dikirim; dan d. surat keluar diarsipkan pada unit kearsipan dan tata usaha.
Pasal 5
Tingkat keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c, dilakukan dengan mencantumkan kode pada amplop naskah dinas meliputi:
5 b. surat penting disingkat P, merupakan surat yang sifat materinya memiliki tingkat keamanan tinggi erat hubungannya dengan keamanan dan keselamatan negara, yang perlu segera ditindaklanjuti; dan
c. surat biasa disingkat B, merupakan surat yang sifat materinya memiliki tingkat keamanan biasa dan disampaikan kepada yang berhak.
Pasal 6
Kecepatan proses sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d, meliputi:
a. amat segera/kilat, dengan batas waktu 24 jam setelah surat diterima dapat diberi tanda XXX pada pojok kanan atas surat atau pojok kanan atas lembar disposisi;
b. segera, dengan batas waktu 2 x 24 jam setelah surat diterima dapat diberi tanda XX pada pojok kanan atas surat atau pojok kanan atas lembar disposisi;
c. penting, dengan batas waktu 3 x 24 jam setelah surat diterima; dan
d. biasa, dengan batas waktu maksimum 5 hari kerja setelah surat diterima. Pasal 7
Pengetikan naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e, menggunakan spasi 1 atau 1,5 sesuai kebutuhan dan menggunakan jenis huruf: a. Bookman old style 12 untuk naskah dinas dalam bentuk dan susunan
produk hukum; dan
b. Arial 12 untuk naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat kecuali untuk produk hukum.
Pasal 8
Warna dan kualitas kertas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf f, berwarna putih dengan kualitas baik.
BAB III NASKAH DINAS
Bagian Kesatu
Bentuk dan Susunan Naskah Dinas Pasal 9
Bentuk dan susunan naskah dinas Kementerian Lingkungan Hidup meliputi: a. bentuk dan susunan produk hukum;
b. bentuk dan susunan surat: 1.khusus; dan
2.korespondensi.
Pasal 10
(1)Naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a meliputi: a. peraturan Menteri;
b. peraturan bersama Menteri;
1. izin lingkungan;
2. izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; 3. sanksi administrasi;
4. pemberian penghargaan; dan
5. pemberhentian, pengangkatan, dan mutasi pegawai. d. memorandum of understanding (MoU); dan
e. letter of intent.
(2)Naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 1 meliputi:
a. keputusan, terdiri atas:
1. pendelegasian wewenang;
2. penetapan organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis; 3. penetapan ketatalaksaan organisasi; dan
4. program kerja dan anggaran. b. instruksi;
c. surat edaran; d. surat perjanjian;
e. surat kuasa, terdiri atas: 1. surat kuasa umum; dan 2. surat kuasa khusus. f. berita acara;
1. berita acara umum; dan 2. berita acara khusus. g. surat panggilan, meliputi:
1. surat panggilan umum; dan 2. surat panggilan khusus. h. surat rekomendasi;
i. naskah akademis/latar belakang pengaturan; j. laporan, meliputi:
1. laporan umum; dan 2. laporan khusus. k. telaahan staf;
l. pengumuman; m. surat keterangan; n. surat peringatan; o. surat pengantar; p. surat perintah;
q. surat perintah perjalanan dinas; r. surat tugas;
s. surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan; t. sertifikat; dan
u. piagam, meliputi:
1. piagam umum; dan 2. piagam khusus.
(3)Naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 2 meliputi:
7 b. memorandum;
c. nota dinas; dan
d. surat/kartu undangan.
(4)Naskah dinas yang disusun dalam bahasa inggris antara lain meliputi: a. surat korespondensi;
b. memorandum of understanding (MoU); c. letter of intent (LoI);
d. memorandum of cooperation (MoC); dan e. implementing agreement (IA).
(5)Naskah dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) disusun sesuai dengan format yang tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 11
(1)Surat kuasa khusus, berita acara pengawasan penaatan lingkungan hidup, surat panggilan khusus, surat perintah dimulainya penyidikan, surat teguran tertulis, surat penangkapan dan laporan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf e angka 2, huruf f angka 2, huruf g angka 2 dan huruf j angka 2 dalam rangka pengawasan dan/atau penyidikan diterbitkan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri.
(2)Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan, Sertifikat Kompetensi dan Piagam dalam rangka pendidikan dan pelatihan diterbitkan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri.
(3)Naskah dinas yang berkaitan dengan pengelolaan anggaran yang meliputi antara lain daftar isian pelaksana anggaran (DIPA), surat perintah perjalanan dinas, surat perintah membayar, dan surat perintah kerja diterbitkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai keuangan negara.
Bagian Kedua Penggunaan Kertas
Pasal 12
(1) Kertas untuk naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum menggunakan jenis kertas dengan kualitas tinggi misalnya concorde atau kertas lain yang sejenis.
(2) Kertas untuk naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat menggunakan: a. HVS 80 gram atau disesuaikan dengan kebutuhan; dan
b. HVS diatas 80 gram atau jenis lain yang mempunyai nilai keasaman (PH) paling rendah 7 hanya terbatas untuk jenis naskah dinas tertentu.
Pasal 13
Ukuran kertas untuk naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat meliputi: a. surat menyurat menggunakan kertas A4 (210 x 297 mm);
Bagian Ketiga Logo Kementerian
Pasal 14
(1)Logo kementerian berbentuk kalpataru dengan susunan lingkaran alam semesta berwarna biru galaksi, bagian atas berbentuk batang dan cabang pohon berwarna hijau zamrud dan bagian bawah berbentuk akar pohon berwarna emas.
(2)Logo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan pada naskah dinas kementerian.
(3)Ketentuan mengenai penggunaan logo dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai logo Kementerian Lingkungan Hidup.
BAB IV
PARAF, PENULISAN NAMA, PENANDATANGANAN DAN PENDELEGASIAN PENANDATANGANAN, OTENTIKASI, PENOMORAN DAN PENGARSIPAN, SERTA
PENGGUNAAN TINTA Bagian Kesatu
Paraf Pasal 15
(1) Setiap naskah dinas sebelum ditandatangani terlebih dahulu diparaf yang merupakan tanda tangan singkat sebagai bentuk pertanggungjawaban atas materi muatan, substansi, redaksi, dan pengetikan naskah dinas.
(2) Paraf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. paraf hirarki; dan
b. paraf koordinasi.
(3) Paraf hirarki sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dibubuhkan searah jarum jam atau berbentuk matriks oleh pejabat sesuai dengan jenjang jabatan.
(4) Paraf koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan paraf pejabat sesuai substansi tugasnya pada masing-masing unit kerja yang berbentuk matriks.
Bagian Kedua Penulisan Nama
Pasal 16
(1) Penulisan nama menteri pada naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum tidak menggunakan gelar.
(2) Penulisan nama menteri pada naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat disesuaikan dengan kebutuhan.
9 Bagian Ketiga
Penandatanganan dan Pendelegasian Penandatanganan Pasal 17
(1) Menteri menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a meliputi:
a. peraturan Menteri;
b. peraturan bersama Menteri;
c. keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf c;
d. nota kesepahaman (MoU); dan e. letter of intent (LoI).
(2) Menteri menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 1 meliputi: a. keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf
a;
b. instruksi Menteri; c. surat edaran; d. surat perjanjian; e. surat rekomendasi; f. surat kuasa; g. berita acara; h. surat panggilan; i. lembar disposisi; j. laporan;
k. surat keterangan; l. surat tugas;
m. surat peringatan;
n. surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan; o. sertifikat; dan
p. piagam.
(3) Menteri menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat korespondensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 2 meliputi:
a. memorandum; b. nota dinas; c. surat dinas; dan
d. surat/kartu undangan.
(4) Dalam hal berhalangan, Menteri dapat mendelegasikan penandatanganan naskah dinas kepada Sekretaris Kementerian atau Deputi.
Pasal 18
(1) Sekretaris Kementerian menandatangani naskah dinas berupa surat khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 1 meliputi:
a. perjanjian kerjasama dengan pihak lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
1. pendelegasian wewenang;
2. penetapan organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis; 3. penetapan ketatalaksaan organisasi; dan
4. program kerja dan anggaran. c. berita acara umum;
d. lembar disposisi; e. telaahan staf; f. laporan;
g. pengumuman; h. surat keterangan; i. surat teguran; j. surat panggilan; k. surat tugas; dan l. piagam.
(2) Sekretaris Kementerian menandatangani naskah dinas berupa surat korespondensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 2 meliputi:
a. memorandum; b. nota dinas; c. surat dinas; dan d. surat undangan.
Pasal 19
(1) Deputi menandatangani naskah dinas berupa surat khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 1 meliputi:
a. perjanjian kerjasama dengan pihak lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
b. keputusan Deputi meliputi: 1. pendelegasian wewenang;
2. penetapan organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis; 3. penetapan ketatalaksaan organisasi;
4. pemberian penghargaan; dan 5. program kerja dan anggaran.
c. surat kuasa sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; d. berita acara;
e. lembar disposisi; f. telaahan staf; g. laporan;
h. surat keterangan; i. surat panggilan; j. surat teguran; k. surat tugas;
l. surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; dan
m. piagam.
11 a. memorandum;
b. nota dinas; c. surat dinas; dan d. surat undangan.
Pasal 20
(1) Kepala Pusat dan Kepala Biro menandatangani naskah dinas berupa surat khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b meliputi:
a. berita acara; b. surat keterangan; c. lembar disposisi; d. telaahan staf; e. laporan;
f. pengumuman; g. surat tugas; h. surat panggilan; i. surat teguran;
j. surat rekomendasi;
k. surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan; dan l. sertifikat.
m. piagam.
(2) Kepala Pusat selain mempunyai kewenangan untuk menandatangani naskah dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a juga mempunyai kewenangan untuk menandatangani surat keputusan Kepala Pusat yang terdiri dari:
1. pendelegasian wewenang;
2. penetapan organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis; 3. penetapan ketatalaksaan organisasi;
4. pemberian penghargaan; dan 5. program kerja dan anggaran.
(3) Surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k ditandatangani oleh deputi yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang pendidikan dan pelatihan dan Kepala Pusat Pendidikan Dan Pelatihan.
(4) Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k hanya dapat ditandatangani oleh kepala pusat pendidikan dan pelatihan.
(5) Kepala Pusat dan Kepala Biro menandatangani naskah dinas berupa surat korespondensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c meliputi:
a. memorandum; b. nota dinas; c. surat dinas; dan d. surat undangan.
Pasal 21
(1) Asisten Deputi menandatangani naskah dinas berupa surat khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 1 meliputi:
b. lembar disposisi; c. telaahan staf; d. laporan;
e. surat teguran;
f. surat panggilan; dan g. surat tugas;
(2) Asisten deputi menandatangani naskah dinas berupa surat korespondensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 2 meliputi:
a. memorandum; b. nota dinas;
c. surat dinas dalam hal:
1. deputi berhalangan; dan/atau 2. berdasarkan penugasan deputi. d. surat undangan.
Pasal 22
(1) Kepala Bagian dan Kepala Bidang menandatangani naskah dinas berupa surat khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 1 meliputi:
a. lembar disposisi; b. telaahan staf; c. laporan; dan
(2) Kepala Bagian dan Kepala Bidang menandatangani naskah dinas berupa surat korespondensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 2 meliputi:
a. memorandum; dan b. nota dinas;
c. surat dinas berdasarkan penugasan eselon I; Pasal 23
Kepala Sub Bagian dan Kepala Sub Bidang menandatangani naskah dinas berupa surat khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b angka 1 meliputi:
a. nota dinas;
b. lembar disposisi; c. telaahan staf; dan d. laporan.
Pasal 24
Setiap pejabat yang menandatangani naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2), Pasal 18 ayat (2), Pasal 19 ayat (2), Pasal 20 ayat (2), dan Pasal 21 ayat (2) wajib menyampaikan tembusan kepada:
a. atasannya sebagai laporan; dan/atau
13 Bagian Keempat
Otentikasi Pasal 25
Otentikasi terhadap Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri yang ditandatangani oleh Menteri dilakukan oleh Kepala Biro Hukum dan Humas.
Bagian Kelima
Penomoran dan Pengarsipan Pasal 26
(1)Penomoran dan pengarsipan naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a dilakukan oleh unit kerja yang membidangi penyusunan peraturan perundang-undangan.
(2)Penomoran dan pengarsipan naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b dilakukan oleh unit kerja yang membidangi persuratan.
Pasal 27
Pembubuhan paraf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) dan ayat (4) serta tata cara dan kode penomoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) dan ayat (2) dilakukan sesuai dengan Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Bagian Keenam Penggunaan Tinta
Pasal 28
(1) Tinta yang digunakan untuk mencetak naskah dinas berwarna hitam.
(2) Tinta yang digunakan untuk penandatanganan dan paraf naskah dinas berwarna biru tua.
(3) Tinta stempel yang digunakan untuk naskah dinas berwarna ungu.
(4) Tinta stempel yang digunakan untuk keperluan keamanan naskah dinas berwarna merah.
BAB V
PENGGUNAAN ATAS NAMA, UNTUK BELIAU, UNTUK PERHATIAN, PELAKSANA TUGAS, DAN PELAKSANA HARIAN
Pasal 29
(1) Atas nama yang disingkat a.n. merupakan jenis pelimpahan wewenang dalam hubungan internal antara atasan kepada pejabat setingkat di bawahnya. (2) Untuk beliau yang disingkat u.b. merupakan jenis pelimpahan wewenang
dalam hubungan internal antara atasan kepada pejabat dua tingkat di bawahnya.
(4) Atas nama dan untuk beliau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pejabat yang digunakan namanya melalui naskah dinas.
(5) Tanggung jawab pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tetap berada pada pejabat yang melimpahkan wewenang.
(6) Pejabat yang menerima pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus mempertanggungjawabkan kepada pejabat yang melimpahkan.
Pasal 30
(1) Pelaksana tugas yang selanjutnya disebut Plt. merupakan pejabat sementara pada jabatan tertentu yang mendapat pelimpahan wewenang penandatanganan naskah dinas karena tidak ada pejabat definitif.
(2) Plt. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan Menteri dan berlaku paling lama 3 (tiga) tahun.
(3) Plt. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab atas naskah dinas yang dilakukannya.
Pasal 31
(1) Pelaksana tugas harian yang selanjutnya disebut Plh. merupakan pejabat sementara pada jabatan tertentu yang mendapat pelimpahan kewenangan penandatanganan naskah dinas karena pejabat definitif berhalangan paling sedikit 3 (tiga) hari kerja.
(2) Plh. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan: a. memorandum atau Keputusan Menteri untuk jabatan eselon I; b. memorandum eselon I untuk jabatan eselon II di bawahnya; c. memorandum eselon II untuk jabatan eselon III di bawahnya; dan
(3) Memorandum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku paling lama 3 (tiga) bulan dan dapat diperpanjang.
(4) Plh. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempertanggungjawabkan naskah dinas yang dilakukan kepada atasannya.
Pasal 32
Penggunaan Atas Nama, Untuk Beliau, Untuk Perhatian, Pelaksana Tugas, Dan Pelaksana Harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 sampai dengan Pasal 31 sesuai dengan contoh dalam Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB VI STEMPEL Bagian Kesatu
Jenis, Bentuk, Ukuran dan Isi Pasal 33
(1) Jenis stempel untuk naskah dinas di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup terdiri atas:
15 b. stempel kementerian;
c. stempel Pusat di Kementerian Lingkungan Hidup;
(2) Stempel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk lingkaran. Pasal 34
Ukuran stempel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) meliputi: a. ukuran garis tengah lingkaran luar stempel 40 mm;
b. ukuran garis tengah lingkaran tengah stempel 39 mm; dan c. ukuran garis tengah lingkaran dalam stempel 30 mm.
Pasal 35
(1) Stempel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf a, berisi tulisan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia dengan pembatas tanda bintang dan lambang negara di dalamnya.
(2) Stempel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf b berisi tulisan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan logo Kementerian dengan pembatas tanda bintang.
(3) Stempel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf c berisi tulisan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia pada bagian atas dan nomenklatur Pusat pada bagian bawah dengan pembatas tanda bintang dan didalamnya terdapat logo Kementerian.
Pasal 36
Jenis, bentuk, ukuran dan isi stempel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33
sampai dengan Pasal 35 sesuai dengan contoh dalam Lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Bagian Kedua Penggunaan
Pasal 37
(1) Stempel jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf a digunakan oleh Menteri.
(2) Stempel kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf b digunakan oleh:
a. pejabat eselon I dan eselon II untuk kebutuhan korespondensi; b. pelaksana atau pengelola anggaran; dan
c. pejabat yang ditunjuk untuk menandatangani surat perjalanan dinas dari instansi lain.
(3) Stempel Pusat Pengelolaan Ekoregion Kementerian Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf c digunakan oleh:
a. Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregion Kementerian Lingkungan Hidup untuk kebutuhan korespondensi;
b. pelaksana atau pengelola anggaran di Pusat Pengelolaan Ekoregion Kementerian Lingkungan Hidup; dan
(4) Pembubuhan stempel dilakukan pada bagian kiri dan mengenai tanda tangan pejabat yang menandatangani naskah dinas.
Bagian Ketiga
Penyimpanan dan Tanggung Jawab Penggunaan Stempel Pasal 38
(1) Stempel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf a disimpan pada unit kerja yang membidangi persuratan di sekretariat Kementerian Lingkungan Hidup.
(2) Stempel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf b disimpan pada unit kerja yang membidangi persuratan di sekretariat Kementerian Lingkungan Hidup, pusat sarana pengendalian dampak lingkungan, serta pusat pendidikan dan pelatihan.
(3) Stempel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf c disimpan pada unit kerja yang membidangi ketatausahaan Pusat Pengelolaan Ekoregion Kementerian Lingkungan Hidup.
BAB VII
KOP NASKAH DINAS Bagian Kesatu
Jenis Pasal 39
Jenis Kop naskah dinas di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup terdiri atas:
a. kop naskah dinas jabatan menteri; b. kop naskah dinas kementerian; dan c. kop naskah dinas pusat.
Bagian Kedua Ukuran dan Isi
Pasal 40
(1) Kop naskah dinas jabatan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf a, menggunakan:
a. lambang negara berwana kuning emas ukuran 25 mm simetris dan ditempatkan di bagian tengah atas, untuk naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum; dan
b. lambang negara berwarna kuning emas dengan perisai berwarna ukuran 25 mm dibawahnya bertuliskan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia dengan ukuran huruf 12, ditempatkan di bagian tengah atas dengan alamat di bagian tengah bawah untuk naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat khusus dan korespondensi.
17 sebelah kanan bertuliskan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia beserta alamatnya.
(3) Kop naskah dinas kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf c, menggunakan logo kementerian ditempatkan bagian kiri atas dan di sebelah kanan bertuliskan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan nomenklatur Pusat beserta alamatnya.
(4) Tulisan pada kop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf c, untuk Kementerian Lingkungan Hidup menggunakan huruf kapital dengan jenis huruf Arial dengan ukuran 16 dan untuk alamat dengan ukuran 10.
Pasal 41
Jenis, bentuk, ukuran dan isi kop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dan Pasal 40 sesuai dengan contoh dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Bagian Ketiga Penggunaan
Pasal 42
(1) Kop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf a, digunakan untuk naskah dinas yang ditandatangani oleh Menteri.
(2) Kop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf b, digunakan untuk naskah dinas yang ditandatangani oleh pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 23.
(3) Kop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf c, digunakan untuk naskah dinas yang ditandatangani oleh pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 21, Pasal 22, dan Pasal 23.
BAB VIII
SAMPUL, AMPLOP, DAN MAP NASKAH DINAS Bagian Kesatu
Klasifikasi Pasal 43 (1) Sampul naskah dinas terdiri atas:
a. sampul naskah dinas Menteri;
b. sampul naskah dinas kementerian; dan c. sampul naskah dinas Pusat.
(2) Amplop naskah dinas terdiri atas: a. amplop naskah dinas Menteri;
b. amplop naskah dinas kementerian; dan c. amplop naskah dinas Pusat.
(3) Map naskah dinas terdiri atas: a. map naskah dinas Menteri;
Bagian Kedua
Bentuk, Warna, Jenis, Ukuran, Isi dan Huruf Pasal 44
(1) Sampul naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1), menggunakan kertas ukuran folio/F4 berwarna putih.
(2) Amplop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2), berbentuk empat persegi panjang dan berwarna putih.
(3) Map naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3), berbentuk empat persegi panjang dan berwarna kuning gading.
Pasal 45
(1)Ukuran amplop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) meliputi:
a. amplop kantong dengan ukuran panjang 39 cm dan lebar 28 cm; dan b. amplop seperempat folio dengan ukuran panjang 25 cm dan lebar 12 cm. (2)Ukuran map sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3), panjang 37 cm
dan lebar 26 cm.
Pasal 46
(1) Amplop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf a berisi lambang negara kuning emas dengan perisai berwarna dan tulisan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia di bagian pojok kiri atas.
(2) Amplop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf b berisi logo kalpataru berwarna, tulisan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia di bagian pojok kiri atas dan alamat serta laman dibagian bawah simetris.
(3) Amplop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf c berisi logo kalpataru berwarna, tulisan Kementerian lingkungan Hidup Republik Indonesia dan nomenklatur Pusat beserta alamatnya.
Pasal 47
(1) Halaman depan map naskah dinas Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) huruf a berisi lambang negara kuning emas dengan perisai berwarna dan tulisan Menteri Negara Lingkungan Hidup di bawahnya ditempatkan pada bagian tengah atas.
(2) Halaman depan map naskah dinas kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) huruf b berisi logo kalpataru berwarna hitam dengan tulisan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia di bagian bawah simetris.
19 Pasal 48
(1) Huruf pada amplop naskah dinas Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf a, Arial berukuran 30.
(2) Huruf pada amplop naskah dinas Kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf b, untuk tulisan:
a. Kementerian Lingkungan Hidup dengan jenis huruf Arial berukuran 30; dan
b. alamat dengan jenis huruf Arial berukuran 16.
(3) Huruf pada amplop naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf c untuk tulisan:
a. Kementerian Lingkungan Hidup dengan jenis huruf Arial berukuran 30; b. Pusat Pengelolaan Ekoregion dengan jenis huruf Arial berukuran 20; dan c. alamat dengan jenis huruf Arial berukuran 16.
Pasal 49
(1) Huruf pada map naskah dinas Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) huruf a, Arial Narrow berukuran 30 dan dicetak tebal.
(2) Huruf pada map naskah dinas Kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) huruf b, untuk tulisan Kementerian Lingkungan Hidup dengan jenis huruf Arial Narrow berukuran 30 dan dicetak tebal; dan
(3) Huruf pada map naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) huruf c untuk tulisan:
a. Kementerian Lingkungan Hidup dengan jenis huruf Arial Narrow berukuran 30 dan dicetak tebal; dan
b. Pusat Pengelolaan Ekoregion dengan jenis huruf Arial Narrow berukuran 20 dan dicetak tebal.
BAB IX
PERUBAHAN, PEMBATALAN DAN PENCABUTAN Pasal 50
(1) Perubahan, pembatalan, dan pencabutan naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dilakukan oleh Menteri.
(2) Perubahan naskah dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) dan ayat (3) dilakukan oleh pejabat yang menandatangani.
BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 51
(1) Menteri Negara Lingkungan Hidup melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan naskah dinas.
Dengan berlakunya Peratur Hidup Nomor 02 Tahun Lingkungan Kementerian berlaku.
Peraturan Menteri ini mula Agar setiap orang mengetah Menteri ini dengan penemp
Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 21 November MENTERI HUKUM DAN HA REPUBLIK INDO
ttd AMIR SYAMSU
BERITA NEGARA RE Sa Kep
BAB XI PENUTUP
Pasal 52
uran Menteri ini, Peraturan Menteri N n 2005 tentang Pedoman Admini Lingkungan Hidup, dicabut dan
Pasal 53
lai berlaku pada tanggal ditetapkan. ahuinya, memerintahkan pengundang
patannya dalam Berita Negara Republ
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 November 201 MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, ttd
BALTHASAR KAMBUAYA
r 2011
AK ASASI MANUSIA ONESIA,
UDDIN
EPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 N Salinan sesuai dengan aslinya
epala Biro Hukum dan Humas,
Inar Ichsana Ishak
Negara Lingkungan nistrasi Umum di dinyatakan tidak
gan Peraturan blik Indonesia.
011
1 LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
Kop Naskah Dinas
1. Naskah dinas jabatan menteri.
a. naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum
b. naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat khusus dan korespondensi
Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
Gedung B lantai 2, Jalan DI Panjaitan, Kebon Nanas Jakarta 13410 Tel. 021-8580102-3, Fax. 021-8580101 Website: www.menlh.go.id
3
2. Naskah dinas kementerian.
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
3. Kop naskah dinas pusat.
PUSAT (sesuai dengan nomenklatur)
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
5 PERATURAN MENTERI
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN … TENTANG
(Nama Peraturan Menteri)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: a. bahwa …;
Menetapkan: PERATURAN MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK
INDONESIA TENTANG …. (nama
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal …
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
(tanda tangan)
NAMA MENTERI
Diundangkan di Jakarta pada tanggal …
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
(tanda tangan)
NAMA MENTERI
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN….. NOMOR…..
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Humas,
(tanda tangan)
Nama Kepala Biro
Tanda Tangan Menteri Lingkungn Hidup
Tanda Tangan Menteri Hukum dan Ham
7 PERATURAN BERSAMA MENTERI
PERATURAN BERSAMA
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA DAN
MENTERI .... REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: ... NOMOR: ...
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP DAN MENTERI .... REPUBLIK INDONESIA
Menetapkan: PERATURAN BERSAMA MENTERI
NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA DAN
MENTERI .... REPUBLIK INDONESIA
TENTANG …. (nama Peraturan negara di tiap halaman telah di cetak
Pasal…
Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal ...
MENTERI ... MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
(tanda tangan) (tanda tangan)
... NAMA MENTERI
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
(tanda tangan)
NAMA MENTERI
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN….. NOMOR…..
9 KEPUTUSAN MENTERI
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
NOMOR .... TAHUN .... TENTANG
(Nama Peraturan Menteri)
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: a. bahwa …;
Menetapkan: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP TENTANG
KESATU: ... ... ... ... ... ... REPUBLIK INDONESIA,
(tanda tangan)
Salinan sesuai dengan aslinya NAMA MENTERI
Kepala Biro Hukum dan Humas,
(tanda tangan)
Nama Kepala Biro
SURAT KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN/DEPUTI
KEPUTUSAN SEKRETARIS/DEPUTI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP (NOMOR ESELON I) TAHUN ....
TENTANG (Nama Keputusan)
SEKRETARIS/DEPUTI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: a. bahwa …; b. bahwa …;
c. dan seterusnya …;
Mengingat: 1. …;
2. …;
3. dan seterusnya …;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: SEKRETARIS/DEPUTI KEMENTERIAN
LINGKUNGAN HIDUP TENTANG
KESATU: ... ... ... ... ... ... ...
KEDUA: ... ... ... .... ...
...
KETIGA: ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...dst.
SEKRETARIS/DEPUTI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP,
(tanda tangan)
11 MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU)
MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN
THE ... REPUBLIK OF INDONESIA
AND
THE ... CONCERNING
...
The ..., Republic of Indonesian and the ... here in after referred to as the Parties;
Desiring to promote favourable relations of partnership and cooperation between ...;
Recognizing the importance of the principles of equality and mutual benefits;
Referring to the Letter of Intent between ..., the Republic of Indonesian and ... concerning ..., signed in ... on ...
Pursuant to the prevailing laws and regulations in the respective countries;
Have agreed as follows :
Article 1
Objective and Scope of Cooperation
... ... ... ... ...
a. ... b. ... c. ... d. ... e. ...
LETTER OF INTENT
LETTER OF INTENT BETWEEN
DEPARTMENT OF LAW AND HUMAN RIGHT OF THE REPUBLIK INDONESIA
AND THE ... CONCERNING ...
Department of Law and Human Right of the Republic Indonesia and the ... and the ... here in after referred to as ”the Parties”;
Desining to promote goodwill and understanding as well as favourable cooperation between ...;
Recognizing the importance of the principles of the equality and mutual benefits;
Do hereby declare our intention to ... ... ... ... ... .. ... ..., in ... ...:
a. ...; b. ...; c. ...; d. ...; e. etc.
The implemention of such cooperation shall be concluded in appropriate measures in in due course.
DONE in duplicate at ..., on this ...,, day of ..., in the year ...,, in Indonesian, ..., and English languages, all text being equally authentic.
For Department of Law and Human Right For ...,
of the Republic of Indonesian
13 SURAT EDARAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia • Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 • Faks 021-8517147 • Laman: www.menlh.go.id
Nomor : .../.../.../(tahun) (tanggal) (bulan) (tahun)
Hal. : ...
Kepada Yth. 1...
2...
di seluruh Indonesia
SURAT EDARAN
Dalam rangka (dasar pertimbangan dikeluarkannya surat
edaran)..., dengan hormat disampaikan hal-hal sebagai berikut:
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
(tanda tangan)
NAMA MENTERI
Tembusan:
a. Sekretariat Negara
SURAT PERJANJIAN
KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Gusti Muhammad Hatta : Menteri Negara Lingkungan Hidup,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Lingkungan Hidup yang berkedudukan di Jalan D.I. Panjaitan, Kav. 24 Jakarta Timur, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
2. …. : ...., dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama ... yang berkedudukan di Jalan ...., selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
(alternatif 1)
Dasar pertimbangan
1. terkait dengan tupoksi PIHAK PERTAMA
2. terkait dengan tupoksi PIHAK KEDUA
sepakat untuk melakukan kerja sama dengan ketentuan sebagai berikut:
(alternative 2)
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya disebut PARA PIHAK, sepakat untuk melakukan kerja sama dalam pelaksanaan program dan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan ketentuan sebagai berikut:
Lambang negara di tiap halaman telah di cetak
15 Pasal 1
Tujuan Tujuan dilakukan kerjasama:
a...; dan b....
Pasal 2 Ruang Lingkup Ruang lingkup Kesepakatan Bersama:
a. …;
b. …; dan
c. dst
Pasal 3
Kewajiban Para Pihak
(1) kewajiban PIHAK PERTAMA:
a. …;
b.…; dan
c. dst.
(2) Kewajiban PIHAK KEDUA:
a. …;
b.…; dan
c. dst.
Pasal 4 Pelaksanaan
(1) pelaksanaan kesepakatan bersama.
(2) dst.
Pasal 5
(1) pelaksana untuk melaksanakan kesepakatan bersama.
(2) dst.
Pasal 6 Jangka Waktu
(1) masa berlaku kesepakatan, perpanjangan, dan pengakhiran
kesepakatan bersama.
Pasal 7
Berakhirnya Kesepakatan Bersama
(1)kewajiban para pihak dalam hal kesepakatan bersama tidak
diperpanjang.
(2)Kesepakatan Bersama ini berakhir seketika apabila terjadi
perubahan terhadap peraturan perundang-undangan atau perubahan kebijakan pemerintah yang mengakibatkan tidak dapat dilakukannya Kesepakatan Bersama ini.
Pasal 7
Penyelesaian Perselisihan
Apabila di kemudian hari terjadi perbedaan pendapat, baik dalam penafsiran maupun dalam pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini, penyelesaiannya dilakukan secara kekeluargaan dan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 8 Pendanaan
Dana yang diperlukan dalam pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini dibebankan kepada PARA PIHAK sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Pasal 9
Ketentuan Penutup
Kesepakatan Bersama ini dibuat rangkap 2 (dua), bermaterai cukup, masing-masing sama bunyinya dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, 1 (satu) rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 1 (satu) rangkap untuk PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
(tanda tangan) (tanda tangan)
Nama Menteri Nama Pihak Kedua
Memuat substansi perjanjian
17 INSTRUKSI
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR .... TAHUN ....
TENTANG
(Nama Peraturan Menteri)
Menimbang: a. bahwa …;
Kepada: 1. Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup
2. dst.
Dalam lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup untuk:
a. Meningkatkan pembinaan pegawai Negeri Sipil untuk
menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna.
b. dst,
Instruksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : ...
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
(tanda tangan)
NAMA MENTERI Keputusan ini disampaikan kepada:
a. Sekretariat Negara
SURAT KUASA
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia • Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 • Faks 021-8517147 • Laman: www.menlh.go.id
SURAT - KUASA No.: SKU-../Ro.U/../....
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ...
dengan ini menerangkan bahwa:
Nama : ...
Demikian surat kuasa ini dibuat, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ... Pemberi kuasa,
Penerima kuasa, Kepala Biro Umum,
(tanda tangan) (materai dan tanda tangan)
Nama lengkap Nama Kepala Biro
NIP………. NIP. ………. ……… .. …..
Tembusan :
1. ... 2. ...
Catatan :Tembusan jika dianggap perlu
19 BERITA ACARA
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia • Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 • Faks 021-8517147 • Laman: www.menlh.go.id
BERITA ACARA SERAH TERIMA No.: ……../BAPB/PAN/LH/…./(tahun)
Pada hari Senin tanggal (tanggal) (bulan) (tahun) beralamat di Kementerian Lingkungan Hidup Jl. DI Panjaitan Kebon Nanas, Jakarta Timur, berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Kementerian LH Nomor: KEP-..../SES/LH/..../(tahun) tanggal (tanggal) (bulan) (tahun) tentang ..., yang bertanda tangan di Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
N a m a : ... Jabatan : ... Alamat : ...
dalam hal ini bertindak atas nama dan untuk ..., yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK KEDUA telah menyerahkan barang-barang pekerjaan kepada
PIHAK PERTAMA, sesuai dengan SPK Nomor:
..../SPK/Ro.U/LH/.../(tahun) tanggal (tanggal) (bulan) (tahun).
PIHAK PERTAMA telah menerima penyerahan barang-barang dari PIHAK KEDUA dengan baik sesuai rencana, yang selanjutnya PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA sebesar Rp...,- (... ...)
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
SURAT PANGGILAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia • Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 • Faks 021-8517147 • Laman: www.menlh.go.id
Jakarta, ...
21 NASKAH AKADEMIS/LATAR BELAKANG PENGATURAN
NASKAH AKADEMIK PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG
...
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan dan Kegunaan yang ingin dicapai
3. Metode Pendekatan
4. Materi Muatan
5. Inventarisasi Peraturan Perundang-undangan
B. RUANG LINGKUP NASKAH AKADEMIK (materi yang hendak diatur)
1. Umum
a. Pengertian-pengertian
b. Asas-asas
2. Materi
3. Sanksi
4. Peralihan
5. Penutup
C. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Perlunya pengaturan
2. Jenis/bentuk pengaturan
3. Pokok-pokok materi yang perlu diatur
D. LAMPIRAN
1. Daftar kepustakaan
2. Inventarisasi Peraturan Perundang-undangan
3. Hasil kajian atau penelitian atau makalah-makalah yangmembahas
materi hukum yang bersangkutan.
LAPORAN/TELAAHAN STAF
LAPORAN/TELAAHAN STAF TENTANG
...
A. Latar Belakang
... ...
B. Kegiatan Yang Dilaksanakan
... ...
C. Hasil Yang Dicapai
... ...
D. Kesimpulan dan Saran
... ...
E. Penutup
...
Dibuat di : …….……… Pada tanggal : ………
Pejabat pembuat Laporan
(Tanda tangan dan Cap Instansi)
Nama lengkap
23 PENGUMUMAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia • Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 • Faks 021-8517147 • Laman: www.menlh.go.id
PENGUMUMAN
Dikeluarkan di Jakarta pada tanggal: ………. Kepala Biro Umum,
(Tanda tangan dan Cap Instansi)
SURAT KETERANGAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia • Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 • Faks 021-8517147 • Laman: www.menlh.go.id
SURAT KETERANGAN No.: KET-../Ro.U/LH/../(tahun)
Yang bertanda tangan di bawah ini :
nama :
NIP :
jabatan :
dengan ini menerangkan bahwa:
nama :
NIP :
pangkat/golongan :
jabatan :
dan seterusnya
Surat keterangan ini diberikan untuk keperluan ... ...
Demikian untuk digunakan seperlunya.
Dikeluarkan di ... pada tanggal …... Kepala Biro Umum,
(Tanda tangan dan Cap Instansi)
25 SURAT PERINGATAN
Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor : ... tanggal ...
Lampiran : ... ( jika ada)
Hal : ...
Yth, ... ... ...
...
...(alinea pembuka)... ... ... ... ... ... ... ...
...( alinea isi)... ... ... ... ... ... ... ...
...( alinea penutup)... ... ... ... ... ... ... ...
Menteri,
(Cap dan tandatangan)
Nama Lengkap Tembusan :
1. ……….. 2. ……….. 3. ………..
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
Gedung B lantai 2, Jalan DI Panjaitan, Kebon Nanas Jakarta 13410 Tel. 021-8580102-3, Fax. 021-8580101 Website: www.menlh.go.id
Tanggal penanda - Tanganan
Prihal surat Tanggal dikeluarkan
Ditujukan kepada
Memuat prihal Peringatan
Tanggal penanda - Tanganan
SURAT PENGANTAR
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia • Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 • Faks 021-8517147 • Laman: www.menlh.go.id
PENGUMUMAN
Nomor:…../Ro.U/..../(tahun)
TENTANG
……….
... ... ... ...
... ... ... ...
... ... ... ...
Dikeluarkan di Jakarta pada tanggal: ………. Kepala Biro Umum,
(Tanda tangan dan Cap Instansi)
Nama Lengkap
Nama dan alamat Kementerian Lingkungan Hidup yang telah dicetak
Perihal pengumuman
Memuat uraian singkat prihal
27 TANDA TERIMA
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia • Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 • Faks 021-8517147 • Laman: www.menlh.go.id
TANDA TERIMA
NO. DISAMPAIKAN KEPADA NOMOR SURAT/BERUPA
Yang menyampaikan, Jakarta, ………..
Yang menerima,
Tanda tangan : Tanda tangan :
Nama lengkap : Nama Lengkap :
Waktu/jam : Waktu/jam :
Nama dan alamat Kementerian Lingkungan Hidup yang telah dicetak
SURAT PERINTAH
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia • Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 • Faks 021-8517147 • Laman: www.menlh.go.id
SURAT PERINTAH No.: SP-.. /SES/LH/../(tahun)
Menimbang : a. bahwa ... b. bahwa ...
Mengingat : 1. Undang-undang No…………..tentang ... 2. Peraturan Presiden R.I. No…………tentang ... 3. Peraturan Menteri ………….. No…………tanggal...
Memberi Perintah :
Kepada : 1. ... 2. ... 3. ...
4. dan seterusnya
Untuk : 1. ... 2. ...
3. dan seterusnya
Surat Perintah ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk digunakan sebagaimana mestinya.
29 SURAT TUGAS
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia • Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 • Faks 021-8517147 • Laman: www.menlh.go.id
SURAT TUGAS
No.: …….. /SES/LH/12/2010
Menimbang : a. bahwa ... b. bahwa ...
Mengingat : 1. Undang-undang No…………..tentang ... 2. Peraturan Presiden R.I. No…………tentang ... 3. Peraturan Menteri ………….. No…………tanggal ...
Memberi Tugas :
Kepada : 1. ... 2. ... 3. ...
4. dan seterusnya
Untuk : 1. ... 2. ...
3. dan seterusnya
Surat Tugas ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk digunakan sebagaimana mestinya.
SURAT DINAS MENTERI
Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor : B…./MENLH/KKA/.../(tahun) Jakarta, ...
Sifat : ……….. Lampiran : ………. Hal : ……….
Yth. ... ...
...
... ... ...
... ... ...
... ...
Menteri Negara Lingkungan Hidup,
(Tanda tangan dan Cap Jabatan)
Nama Lengkap
Tembusan:
1. ………
2. ………
3. ………
Tanggal di buat
Penomoran berurutan dalam satu tahun takwin
Sifat
penyampaian surat
Jumlah lampiran surat
Prihal pembuatan surat
Ditujukan kepada
31 SURAT DINAS KEMENTERIAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia • Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 • Faks 021-8517147 • Laman: www.menlh.go.id
Nomor : B…./SES/LH/KKA/..../(tahun) Jakarta, ...
(Tanda tangan dan Cap Jabatan)
MEMORANDUM MENTERI
Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
Gedung B lantai 2, Jalan DI Panjaitan, Kebon Nanas Jakarta 13410 Tel. 021-8580102-3, Fax. 021-8580101 Website: www.menlh.go.id
33 MEMORANDUM KEMENTERIAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
MEMORANDUM
Nomor : M- …/MENLH/KKA/../(tahun)
NOTA DINAS
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
NOTA DINAS
NOMOR : .../ADM/KKA/../(tahun)
Yth : ... Dari : ... Hal : ... Tanggal : ...
... ... ...
... ... ...
... ... ...
(Tanda tangan)
Nama Lengkap Tembusan :
1. ... ... 2. ... ...
Penomoran berurutan dalam satu tahun takwin
Memuat petunjuk, pemberitah uan, pernyataan atau permintaan, bersifat rutin, berupa
35 SURAT UNDANGAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
Jl. DI. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta 13410, Indonesia • Kotak Pos/PO Box 7777 JAT 13000 Telepon : 021-8517148 (hunting), 8580067-69 • Faks 021-8517147 • Laman: www.menlh.go.id
Nomor : B- /SES/LH/KS/../.... Jakarta, ...
... yang akan diselenggarakan pada:
hari/tanggal : Senin, 20 Desember 2010
waktu : 10.00 WIB - Selesai
tempat : Ruang Rapat Kalpataru, Gedung B Lt. 2
Kementerian Lingkungan Hidup
Jl. DI. Panjaitan, Kebun Nanas, Jakarta 13410 acara : 1. ...
2. ... 3. dst
Mengingat pentingnya acara tersebut, kami harap kehadiran Saudara tepat pada waktunya. Atas perhatiannya, diucapkan terima kasih.
Sekretaris Kementerian,
(Tanda tangan)
Nama Lengkap
NIP. ... ... .. ... Tembusan :
Menteri Negara Lingkungan Hidup
LAMPIRAN SURAT UNDANGAN
Lampiran Surat ………..………..
Nomor : B…./SES/LH/KS/../(tahun)
Tanggal : … ………
DAFTAR PEJABAT/PEGAWAI YANG DIUNDANG
1. ... 2. ... 3. ... 4. ... 5. ... 6. ... 7. ... 8. ... 9. ... 10. ...
Nama Jabatan,
(Tanda tangan & cap Instansi)
Nama Lengkap
Tanggal pembuatan Surat
Penomoran berurutan dalam satu tahun takwin
37 KARTU UNDANGAN
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
ttd
BALTHASAR KAMBUAYA
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Humas,
Inar Ichsana Ishak
Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
mengharapkan dengan hormat kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada acara
……… ………
………
hari…………/ (tanggal) ……….. pukul ……….WIB bertempat di ………..
• Harap hadir 30 menit sebelum acara Pakaian : ……….
dimulai dan undangan dibawa Laki-laki : ……….
• Konfirmasi ……….. Perempuan : ……….
TNI/Polri : ……….
Prihal acara undangan
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
PARAF DAN PENOMORAN
I. PARAF
1. Paraf Hirarki
Adibubuhkan searah jarum jam
Berbentuk matriks
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal:
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
NAMA MENTERI
Paraf
Paraf Paraf
Paraf Paraf
Paraf Paraf
2
2. Paraf Koordinasi
Jumlah sesuai dengan kebutuhan
II. PENOMORAN
1. Surat Dinas
a. Penomoran surat dinas dilakukan dengan mencantumkan kode
derajat pengamanan, nomor surat, kode jabatan
penandatanganan, kode instansi, kode klasifikasi arsip (Keputusan
Sekretaris Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
19A/SES/LH/11/2005 tentang Klasifikasi, Kode dan Indeks Relatif Arsip di lingkungan KLH), bulan dan tahun sebagaimana contoh berikut :
B-1234 /DEP.I/LH/HK/05/2010
Kode Derajat Pengamanan Surat Dinas, yang Bersifat
Biasa
Nomor Naskah Dinas
Unit Pemrakarsa
Singkatan/Akronim Instansi
Kode Klasifikasi Arsip
Bulan
Tahun Terbit (Jabatan sesuai substansi
tugasnya pada masing-masing unit kerja)
Paraf
(Nama pejabat)
(Jabatan sesuai substansi tugasnya pada
masing-masing unit kerja)
Paraf
(Nama pejabat)
(Jabatan sesuai substansi tugasnya pada
masing-masing unit kerja)
Paraf
(Nama pejabat)
(Jabatan sesuai substansi tugasnya pada
masing-masing unit kerja)
Paraf
Pengkodean surat berdasarkan sifat surat :
1. Surat Biasa : B
Contoh : Surat Menteri Negara Lingkungan Hidup
B-01/MENLH/LH/KKA/01/2010
2. Surat Biasa Bahasa Inggris : B- E
Contoh : Surat Menteri Negara Lingkungan Hidup
B-01E/MENLH/LH/KKA/01/2010
3. Surat Rahasia: R
Contoh : Surat Menteri Negara Lingkungan Hidup
R- 01/MENLH/LH/KKA/01/2010
b. Permohonan nomor surat kepada TU Persuratan dilakukan oleh
pegawai KLH terkecuali untuk Pusat Pengelolaan Ekoregion diperoleh di Bagian TU Pusat Pengelolaan Ekoregion masing-masing.
c. TU Persuratan diberikan 1 (satu) copy surat untuk arsip dan
khusus surat yang ditandatangani oleh Menteri, TU Persuratan mendapat 2 (dua) copy surat untuk arsip (salah satu diantaranya terdapat paraf pejabat unit pengusul).
2. Memorandum
a. Penomoran Memorandum dilakukan dengan mencantumkan kode
memorandum (M), nomor memo, kode jabatan penandatanganan, kode klasifikasi arsip, bulan dan tahun sebagaimana contoh berikut :
M-1234 / DEP.I-4/PDAL/05/2010
Nomor urut Memorandum
dalam Satu Tahun
Takwin/Kalendar
Kode Jabatan Asisten Deputi Pengkajian Dampak
Lingkungan pada Deputi I
Kode Klasifikasi Arsip
Bulan ke-5 (Mei)
Tahun 2010
b. Penomoran memorandum dilakukan oleh TU unit kerja
4
a. Penomoran Nota Dinas dilakukan dengan mencantumkan kode
nota dinas (ND), nomor nota dinas, kode jabatan
penandatanganan, kode klasifikasi arsip, bulan dan tahun sebagaimana contoh berikut:
ND-1234 / DEP.I/PDAL/05/2010
Nomor urut Nota Dinas
dalam Satu Tahun
Takwin/Kalendar
Kode Jabatan Deputi MENLH Bidang Tata Lingkungan
Kode Klasifikasi Arsip
Bulan ke-5 (Mei)
Tahun 2010
b. Penomoran Nota Dinas dilakukan oleh TU unit kerja
masing-masing sampai di tingkat pejabat Eselon IV.
4. Pengkodean Asal Surat
MENLH : Menteri Negara Lingkungan Hidup
SES : Sekretaris Kementerian
Dep.I : Deputi Bidang Tata Lingkungan
Dep.II : Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran
Lingkungan
Dep. III : Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan
Lingkungan dan Perubahan Iklim
Dep.IV : Deputi Bidang Pengelolaan B3, Limbah B3 dan
Sampah
Dep.V : Deputi Bidang Penaatan Hukum Lingkungan
Dep.VI : Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Dep.VII : Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis
Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas
SA.LG : Staf Ahli Bidang Lingkungan Global
SA.SBKL : Staf Ahli Bidang Sosial, Budaya & Kesehatan
Lingkungan
SA.EBT : Staf Ahli Bidang Energi Bersih & Terbarukan
SA.PPB : Staf Ahli Bidang Perekonomian dan
Pembangunan Berkelanjutan
SA.HHAL : Staf Ahli Bidang Hukum dan Hubungan Antar
Lembaga
Ro.U : Biro Umum
Ro.PKLN : Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri
Ro.Hkm & Hms : Biro Hukum dan Humas
Pusdiklat : Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pusarpedal : Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan
PPEJ : Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa
PPEK : Pusat Pengelolaan Ekoregion Kalimantan
PPES : Pusat Pengelolaan Ekoregion Sumatera
PPEBN : Pusat Pengelolaan Ekoregion Bali Nusra
PPESP : Pusat Pengelolaan Ekoregion Sumapapua
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
ttd
BALTHASAR KAMBUAYA
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Humas,
1 LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
PENGGUNAAN ATAS NAMA, UNTUK BELIAU, UNTUK PERHATIAN, PELAKSANA TUGAS, DAN PELAKSANA HARIAN
Pada hakekatnya setiap surat keluar menjadi tanggung jawab pimpinan unit kerja yang bersangkutan. Surat ditandatangani oleh pejabat yang mempunyai kewenangan atau mendapat pelimpahan wewenang sesuai dengan tanggung jawabnya berdasarkan ketentuan kedinasan yang berlaku.
1. Atas nama (a.n.)
Atas nama dipergunakan jika yang berwenang menandatangani surat/dokumen melimpahkan kepada pejabat satu tingkat di bawahnya.
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : a.Pelimpahan wewenang tersebut dalam bentuk tertulis.
b.Materi wewenang yang dilimpahkan benar-benar menjadi tugas dan tanggung jawab pejabat yang melimpahkan.
c. Tidak menyangkut hal-hal yang bersifat penetapan kebijaksanaan. d.Tanggung jawab sebagai akibat penandatanganan surat berada pada
pejabat yang diatasnamakan.
Surat Dinas yang ditandatangani oleh pejabat eselon I atas nama Menteri Negara Lingkungan Hidup, diketik sebagaimana contoh berikut:
Contoh:
a.n. Menteri Negara Lingkungan Hidup Deputi Bidang Tata Lingkungan,
ttd
2. Untuk beliau (u.b)
Untuk beliau yang disingkat (u.b.) digunakan jika pejabat yang diberi kuasa memberi mandat kepada bawahannya. Oleh sebab itu, u.b. digunakan setelah a.n.
Contoh:
a.n. Menteri Negara Lingkungan Hidup Sekretaris Kementerian,
u.b.
Kepala Biro Hukum dan Humas,
……….. NIP.
3. Pelaksana Tugas (Plt.)
Contoh:
Plt. Sekretaris Kementerian,
……….. NIP.
4. Pelaksana Harian (Plh.)
Contoh:
Plh. Sekretaris Kementerian,
……….. NIP.
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
ttd
BALTHASAR KAMBUAYA Salinan sesuai dengan aslinya