• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PROSI D I NG

Konsultasi Publik Hasil Pengkajian Kerangka

Kebijakan dan Insentif Ekonomi Pengelolaan

Cendana di Nusa Tenggara Timur

I TTO PD 459/ 07 Rev.1 ( F) ;

I mproving the Enabling Conditions for Sustainable M anagement of

Sandalwood Forest Resources in East N usa T enggara Province

Kerjasama antara

I TTO, Direktorat Bina Pengembangan Hutan Alam – Ditjen BPK

Kementerian Kehutanan dan

Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Timur

(2)

DAFTAR ISI

Hal

Daftar isi

Kerangka Acuan (TOR) Daftar Acara

Laporan Koordinator Proyek ITTO PD 459/07 Rev.1 (F) Sambutan Direktur Bina Pengembangan Hutan Alam Sambutan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTT

Presentasi :

1. Anaysis of Policies and Economic Incentives for Improving People Participation on Sustaining Sandalwood Resource Management at East Nusa Tenggara Province (Case Study at Alor District)

2. Analisa Kebijakan untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Lokal dalam Upaya Pelestarian Kayu Cendan di Kabupaten Timor Tengah Selatan

3. Studi Kerangka Kebijakan dan Ekonomi Insentif Pengelolaan Cendana di Kabupaten Flores Timur

4. Overview from East Sumba District

5. Penyajian Hasil Inventarisasi Pohon Plus di Kabupaten Timor Tengah Selatan

6. Studi Kasus Cendana di Kabupaten Timor Tengah Selatan by Don Gilmour

(3)

Kerangka Acuan (TOR)

Pertemuan Konsultansi

Hotel Silvia, Kupang 22 April 2010

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Cendana (Santalum album) merupakan spesies endemik Nusa Tenggara Timur yang sangat penting dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Cendana dari NTT merupakan komoditas cendana terbaik didunia karena mempunyai keunggulan kadar minyak dan produksi kayu teras yang tinggi. Kayu cendana menghasilkan minyak atsiri dengan aroma yang harum sehingga mempunyai nilai pasaran yang cukup baik di dunia. Nilai ekonomi yang tinggi dari cendana dihasilkan dari kandungan minyak (santalo) dalam kayu yang beraroma wangi yang khas. Minyak cendana dihasilkan dari hasil penyulingan kayu, dan digunakan sebagai bahan obat-obatan dan bahan minyak wangi (parfum). Kayunya dipergunakan sebagai bahan industri kerajinan seperti ukir-ukiran, patung, kipas, tasbih, dan lain-lain.

Sejak puluhan tahun lalu komoditi tersebut telah menjadi andalan dalam perdagangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur serta memberikan kontribusi penting kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun demikian beberapa tahun yang lalu telah terjadi eksploitasi cendana yang memanfatkan potensi pohon/tegakan alami yang kurang diikuti oleh upaya penanaman dan pemulihan potensi dan mengkesampingan upaya pelestarian. Selain itu kebijakan pengelolaan cendana yang belum sempurna dan tidak effective sehingga belum dapat memberikan manfaat optimal terhadap daerah dan masyarakatnya.

Keberadaan populasi cendana saat ini sangat berkurang bahkan memprihatinkan. Tidak ada lagi kontribusi penerimaan cendana terhadap PAD Provinsi NTT bahkan populasinya pun terus mengalami penurunan dan beresiko terancam punah/ ”vulnerable”. Masyarakat di NTT terutama di Pulau Timor dan Sumba merasa trauma untuk kembali menanam cendana akibat kebijakan yang tidak effective di masa lalu. Kondisi yang demikian mendorong kepedulian banyak pihak khususnya Kementerian Kehutanan untuk melakukan upaya bersama dengan Pemerintah daerah mengembalikan NTT sebagai provinsi penghasil Cendana yang memberikan manfaat ekonomi dan kelestarian lingkungan secara berkesinambungan.

Untuk mendukung upaya tersebut tersebut, ITTO PD 459/07 Rev.1 (F) bersama dengan Kementerian Kehutanan dan Dinas Kehutanan Provinsi NTT telah melakukan study analisa kebijakan dan ekonomi insentive pengelolaan cendana di NTT. Kegiatan ini dimulai dengan mapping kegiatan terkait Cendana baik di tingkat provinsi maupun di Kabupaten. Selanjutnya dilakukan penjaringan data di empat Kabupaten target yaitu TTS, Sumba Timur, Flores Timur dan Alor. Hasil study ini telah dikonsultasikan di tingkat Pusat pada tanggal 11 April 2010 di Bogor. Hasil tersebut dan menjadi bahan masukan untuk menyempurnakan hasil yang akan di konsultasikan di tingkat provinsi. Selanjutnya akan menjadi bahan masukan untuk penyempurnaan kebijakan pengelolaan cendana di tingkat Kabupaten

(4)

B. Tujuan dan Output Pertemuan Tujuan:

1) Presentasi hasil studi (sementara) di 4 Kabupaten target (Alor, Timor Tengah Selatan, Sumba Timur dan Flores Timur) di tingkat provinsi

2) Diskusi untuk menjaring input/masukan dalam penyusunan analisa kebijakan dan ekonomi insentive pengelolaan cendana di NTT di tingkat provinsi

Output/luaran:

1. Draft hasil study analisa kebijakan dan ekonomi insentive pengelolaan cendana di NTT

2. Rekomendasi dari hasil konsultasi untuk bahan konsultasi publik di Kupang

II. PELAKSANAAN Pertemuan A. Waktu dan Tempat

Konsultasi dilaksanakan pada tanggal 22 April 2010 bertempat di Hotel Silvia Kupang. Acara konsultasi ini merupakan lanjutan acara konsultasi tingkat pusat yang telah dilaksanakan di Bogor pada tanggal 9 April 2010

A. Peserta

Peserta pertemuan direncanakan berjumlah + 15 orang terdiri dari:

 Eselon I lingkup Departemen Kehutanan (Dirjen BPK, Dirjen RLPS dan Badan Litbang Kehutanan) yang terkait langsung dengan study kebijakan dan ekonomi insetive pengelolaan Cendana di NTT

 Pemda Provinsi NTT

 Dinas Kehutanan Provinsi NTT  Dinas Kehutanan Kabupaten TTS

 Dinas Kehutanan Kabupaten Alor, Sumba Timur dan Flores Timur  Konsultan ITTO PD 459/07 Rev.1 (F)

 Balai Penelitian Kehutanan Kupang  Balai Diklat Kehutanan Kupang  Project Coordinator/Field Coordinator  Lain-lain

B. Pelaksana

Penyelenggaraan pertemuan dikoordinasikan oleh Dinas Kehutanan Provinsi NTT (Collaborating Agency) cq. Project ITTO PD 459/07 Rev.1 (F)

Metoda pelaksanaan

Metoda pertemuan akan berjalan dengan alur sebagai berikut :  Laporan progress kegiatan study oleh Project Coordinator  Sambutan Direktur Bina Pengembangan Hutan Alam

 Sambutan dari Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTT (Collaborating Agency)

 Pemaparan hasil study kebijakan dan ekonomi insentive di 4 Kabupaten target oleh Konsultan ITTO PD 459/07 Rev.1 (F)

 Pembahasan

(5)

C. Fasilitator / Pakar

Proses pertemuan dimoderatori oleh Ir. Agus Widiarto (Biro Perencanaan Kementerian Kehutanan) dan Ir. Marthen Mesakh (Dinas Kehutanan Provinsi NTT). Tim Konsultan juga sebagai nara sumber.

D. Biaya

Biaya untuk penyelenggaraan dari Proyek ITTO PD 459/07 Rev 1 (F)

E. Contact Person :

Informasi lebih lanjut terhadap kegiatan ini dapat menghubungi :

Yani Septiani

Proyek ITTO PD 459/07 Rev.1 (F)

Gedung Manggala Wanabhakti Blok IV lt 7 Ruang 715 Jl. Gatot Subroto Jakarta

Elizabeth Lukas

(6)

ACARA PRESENTASE HASIL STUDY dan ANALISA KEBIJAKAN dan KERANGKA INSENTIF EKONOMI TERKAIT PENGELOLAAN CENDANA

PROYEK ITTO PD 459/07 Rev.1 (F)

NO WAKTU URAIAN PENYAJI MATERI MODERATOR

1. 09.00 – 09.15

(7)

Laporan Koordinator Proyek (F) Rev 1. dengan Executing Agency Direktorat Pengembangan Hutan Alam (BPHA), Ditjen BPK dan Collaborating Agency Dishut Provinsi NTTT Kabupaten. Selanjutnya dilakukan penjaringan data di empat Kabupaten taget yaitu TTS, Sumba Timur, Flores Timur dan Alor.

3. Untuk mengeffisienkan pekerjaan, maka pelaksanaan kegiatan pengkajian kebijakan ( Kegiatan 1.1 Development study and analysis in policy framework of management sandalwood resources in province and district level) dan ekonomi insentive (kegiatan 2.1 Development of study and analysis in kegiatan tersebut adalah terbagi dua yaitu Tim Kebijakan diketuai oleh Ir. Dede Rohadi, MSc( Peneliti Badan Litbang diperbantukan di CIFOR), dengan anggota Dr. Titiek Setyawati Peneliti pada Pusat Penelitian Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam dan dibantu oleh seorang tenaga ahli dari Kupang yaitu DR. Ir. L. Michael Riwu Kaho Msi ; Dosen Universitas Nusa Cendana. Sedangkan Tim ekonomi terdiri dari 2 (dua) orang ; yaitu Dr. Retno Maryani; Peneliti Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan; dan Ir. Palulun Boroh, Ketua Lembaga Pengembangan Sumber Daya Eden Kupang. Dan Internatonal expert dari Australia Dr. Don Gilmour yang membantu mengenai economic assesment di ITTS.

5. Pendekatan metoda yang dilakukan dalam study analisa tersebut akan dilakukan dengan Content Analysis yaitu menganalisa muatan dari kebijakan yang ada, Stakeholder Analysis atau analisa multipihak , analisa Discourse untuk mengetahui dan memahami cara berfikir semua aktor yang terlibat dalam permasalahan yang terkait kebijakan dan ekonomi pengelolaan cendana.

(8)

7. Selanjutnya Team konsultan dengan ITTO 459/07 mengadakan rapat internal pada tanggal 1 Februari 2010 untuk membahas methoda pengambilan data dan draft formulir questioner terkait kebijakan dan ekonomi insentive pengelolaan Cendana yang akan dibagikan kepada masyarakat pada saat dilakukan penjaringan data di empat Kabupaten target.

8. Pada tanggal 23 Februari 2010 dilakukan pertemuan untuk couching tentang methoda interview dan pengisian questioner data untuk para petugas dari Dinas Kehutanan Provinsi NTT yang akan melakukan pengambilan data bersama sama dengan konsultan di empat Kabupaten target

9. Kegiatan penjaringan data di Kabupaten Alor dilakukan oleh Tim konsultan bersama dengan pendamping dari Dishut Provinsi NTT pada tanggal 24-28 Februari 2010, Tim penjaring yang ke TTS tanggal 24-28 Februari 2010, Tim Penjaring data di Sumba Timur dilakukan pada tanggal 18-22 Maret 2010 dan penjaringan data di Flores timur tanggal 19-24 April 2010.

10. Khusus untuk Kabupaten TTS , sesuai dengan rekomendasi Tim Pengarah pada rapat PSC pertama november 2009 di Kupang, maka dilakukan complimentary assesment tentang sosial ekonomi guna menjaring informasi dari masyarakat TTS terkait pengelolaan dan pemanfaatan cendana yang dilakukan oleh Internasioanl Expert Dr. Don Gilmour dari Brisbane Australia bulan April 2010 ini, yang akan berkerjasama dengan Tim konsultan nasional

11. Selain itu dukungan ITTO untuk kegiatan terkait pengembangan cendana ini adalah mendukung kegaiatan inventarisasi tegakan cendana di TTS. Kegiatan ini telah dimuali pada bulan Maret 2010 dilakukan oleh Tim Dishut Kabupaten TTS dengan penanggung jawab Sdr. Cristian koenun. Hasil awal dari kegiatan ini akan di presentasikan pada rapat pertemuan hari ini.

12. Pertemuan hari ini adalah untuk mendengarkan hasil preliminary studi analisa Tim konsultan tentang kebijakan dan ekonomi insentive pengelolaan cendana di NTT. Hasil awal study analisa ini telah di konsultasikan pada pertemuan di Bogor pada tanggal 11 April 2010. Di harapkan pada pertemuan ini kita mendapatkan masukan dan input yang lebih konstruktif dari pihak terkait yang hadir hari ini dari provinsi dan kabupaten target. Output Hasil studi akan berupa working paper yang merupakan gabungan hasil analysa semua tim dan akan dijadikan sebagai guidline untuk Pokja Pengkajian Regulasi dan implementasi pengelolaan Cendana Pemda NTT untuk selanjutnya ditindak lanjuti dengan perbaikan kebijakan pengelolaan cendana yang lestari.

Demikian, akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada peserta yang telah hadir Wasalamualakum warahmatullohiwabarakatuh

.

Kupang 22 April 2010

(9)

Kata Sambutan

Direktur Bina Pengembangan Hutan Alam

Direktorat Jenderal BPK – Departemen Kehutanan

Hotel Silvia, Kupang 22 April 2010

Cendana (Santalum Album Linn.) merupakan jenis tanaman yang tergolong

sangat penting di Provinsi Nusa Tenggara Timur karena mempunyai nilai ekonomi

tinggi dan merupakan species endemik yang terbaik di dunia.

Aturan dan kebijakan cendana di masa lalu banyak diidentifikasi menjadi

penyebab utama menurunnya populasi tanaman cendana terutama di Pulau Timor.

Aturan dan kebijakan yang menafikan masyarakat telah menciptakan kelangkaan

sumber daya alam tersebut. Saat ini Departemen Kehutanan dengan bantuan ITTO

(International Tropical Timber Organization) melalui Proyek PD 459/07 Rev.1 (F);

“Improving the Enabling Conditions for Sustainable Management of Sandalwood Forest

Resources in East Nusa Tenggara” mendukung upaya program pelestarian cendana

di Provinsi NTT, melalui penguatan kerangka kerja kebijakan, economic insentive dan

kelembagaan lokal untuk pengelolaan cendana yang lestari. Ini adalah program

prioritas yang diambil untuk menanggulangi permasalahan yang terkait dengan

cendana di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Sebagai langkah awal dukungan melalui ITTO, telah dilakukan study analisa

kebijakan dan ekonomi insentive pengelolaan cendana di NTT yang merupakan

pelaksanaan dari Rencana Aksi dan Master Plan pengelolaan cendana di NTT yang di

inisiasi oleh Badan Litbang Kehutanan. Kegiatan studi dilakukan oleh Tim Konsultan

dibantu dengan petugas dari BPK dan Dishut Provinsi dan Kabupaten di NTT.

Kegiatan ini dimulai dengan mapping kegiatan terkait Cendana baik di tingkat provinis

maupun di Kabupaten. Selanjutnya dilakukan penjaringan data di empat Kabupaten

taget yaitu TTS, Sumba Timur, Flores Timur dan Alor. Pertemuan hari ini adalah untuk

mendengarkan preliminary hasil studi analisa Tim konsultan tentang kebijakan dan

ekonomi insentive pengelolaan cendana di NTT. Dan kami harapkan masukan input

dari pihak terkait terutama peserta pertemuan yang hadir hari ini supaya hasil studi ini

menghasilkan output berupa working paper yang merupakan gabungan hasil analysa

semua tim dan nantinya dijadikan sebgai guidline untuk penyempurnaan pengelolaan

cendana yang lestari di NTT.

Kupang, 22 April 2010,

(10)

POINT-POINT SAMBUTAN KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

1. Pengurusan cendana selama ini diatur diatur dengan Perda Provinsi NTT yang

intinya bahwa cendana yang tumbuh alami atau hasil budidaya baik di dalam

kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan termasuk di lahan milik dikuasai

oleh Pemda. Dengan Perda no. 2 Tahun 1996, baru mulai diatur kepemilikannya

yaitu cendana yang tumbuh dan ditanam di lahan milik adalah milik perorangan

dengan pembagian penghasilan 60% untuk pemilik dan 40% disetor ke Pemda.

2. Tercatat dari hasil penjualan cendana pernah memberikan kontribusi bagi PAD

Provinsi NTT dan menopang pembangunan NTT namun saat ini terancam punah.

3. Cendana merupakan tanaman endemik Provinsi NTT dengan kualitas terbaik maka

harus ada upaya pemulihan kembali potensinya dan harus ada langkah-langkah

strategis.

4. Arah kebijakan strategis pengembangan cendana yaitu :

a. Penyempurnaan kebijakan

b. Perlindungan dan pelestarian tegakan cendana sisa

c. Pembuatan dan pengembangan tanaman cendana

5. Gubernur NTT dengan salah satu program adalah menjadikan NTT Provinsi

Cendana haruslah disambut baik oleh semua komponen masyarakat sebagai

upaya mengembalikan harumnya cendana di bumi Flobamora ini.

6. Salah satu arah kebijakan adalah penyempurnaan kebijakan yang diarahkan pada

upaya untuk memberi peluang secara wajar dan berkeadilan kepada semua pihak

untuk berkontribusi.

7. Untuk mendukung upaya tersebut maka salah satu lembaga internasional yang

telah mulai melakukan kegiatan terkait pengelolaan cendana adalah ITTO dengan

judul kegiatan adalah Perbaikan Kondisi Pemungkin Untuk Mendukung

Pengelolaan Cendana Lestari di Provinsi NTT. Kehadirannya adalah untuk

mendukung Pemda, dalam pengembangan cendana.

8. Beberapa output yang merupakan target yang harus dicapai oleh ITTO adalah

review kerangka kebijakan dan ekonomi innsentif, peningkatan kapasitas staf dan

kelompok masyarakat/kelembagaan lokal merupakan langkah strategis dalam

mendukung program Pemda NTT terkait cendana.

9. Sub kegiatan yang sementara dilaksanakan ITTO saat ini adalah kegiatan

Inventarisasi Pohon Plus, studi dan analisa terkait kebijakan dan ekonomi insentif

(11)

benar-benar memberi ruang dan kesempatan bagi masyarakat untuk menyampaikan

pengalaman dan pengetahuan lokal mereka terkait masalah cendana.

10. Diharapkan semua pihak yang mendukung kegiatan pembangunan di NTT

khususnya cendana (ITTO, CSIRO, GEF) hendaknya melibatkan masyarakat dan

menjawab kebutuhan masyarakat.

11. Hari ini ITTO dengan kegiatan presentasi draf hasil studi dan analisa kerangka

kebijakan dan ekonomi insentif, hasil inventarisasi pohon plus oleh para konsultan,

diharapkan mendapat masukan/sharing dari peserta yang hadir untuk

penyempurnaan draf hasil studi dan analisa tersebut.

12. Akhirnya dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan

resmi saya membuka kegiatan presentase hasil studi dan analisa kerangka

kebijakan dan ekonomi insentif serta inventarisasi pohon plus di kabupaten TTS.

Kupang, 22 April 2010

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTT

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi Umum : Setelah menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan konsep Akuntansi Sektor Publik.. Secara menyeluruh kompetensi yang akan

(SIUP, TDP, NPWP, Pajak, Akte Perusahaan, SBU, Surat Izin Domisili Perusahaan) - Seluruh dokumen asli yang dicantumkan dalam isian kualifikasi. -

Scanned by CamScanner... Scanned

Considering: that in order to implement the stipulations of Article 9 paragraph (3) of Indonesian Ministerial Decree of Energy and Mineral Resources Number 09 Year 2016 on

[r]

[r]

Dari grafik 1 diatas dapat dilihat bahwa tiap – tiap komposisi mengalami peningkatan kuat tekan seiring dengan bertambahnya umur benda uji, sedangkan perbandingan

Berdasarkan Berita Acara Hasil Penilaian Dokumen Penawaran Nomor : 027/PLPPJ.05/BAEDP/PPBJ/DBMTR/X/2012 Tanggal 24 Oktober 2012, dengan ini Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi