• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN

Nomor : SK. 400/ Menhut-I I / 2008

TENTANG

PENETAPAN RENCANA PRODUKSI KAYU BULAT SECARA NASI ONAL PERI ODE

TAHUN 2009 YANG BERASAL DARI PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI ALAM

YANG DI BEBANI I UPHHK YANG SAH

MENTERI KEHUTANAN,

Menimbang : a. bahwa pemanfaatan hutan produksi yang berlebihan dan tidak

terkendali akan mengakibatkan terancamnya sumber daya hutan, oleh karena itu dalam pemanfaatannya perlu dilakukan perencanaan dan pengaturan secara berimbang;

b. bahwa untuk mendorong tercapainya pengelolaan hutan alam

produksi secara lestari, perlu dilakukan pengaturan penetapan rencana produksi kayu bulat dengan memperhitungkan Jatah Produksi Tahunan pada tingkat produksi yang lestari;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

huruf a dan b, perlu Penetapan Rencana Produksi Kayu Bulat Secara Nasional Untuk Periode Tahun 2009 Yang Berasal Dari Pemanfaatan Hutan Produksi Alam Yang Dibebani I UPHHK Yang Sah dengan Keputusan Menteri Kehutanan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup;

2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 jo. Nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2002 jo. Nomor 58 Tahun 2007 tentang Dana Reboisasi;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan

Hutan;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo. Nomor 3 Tahun 2008

tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfataan Hutan;

(2)

2

8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/ M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet I ndonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Nomor 31/ P Tahun 2007;

9. Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 20 Tahun 2008;

10. Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik I ndonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 50 Tahun 2008;

11. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 4795/ Kpts-I I / 2002 tentang

Kriteria dan I ndikator Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari pada Unit Pengelolaan ;

12. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 149/ Kpts-I I / 2003 tentang Tata Cara Penilaian Kelangsungan I zin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (I UPHHK) pada Hutan Alam;

13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13/ Menhut-I I / 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.15/ Menhut-I I / 2008;

14. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.30/ Menhut-VI / 2005 tentang

Standar Sistem Silvikultur pada Hutan Alam Tanah Kering dan atau Hutan Alam Tanah Basah/ Rawa;

15. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/ Menhut-I I / 2007, jo Nomor P.40/ Menhut-I I / 2007 tentang Rencana Kerja dan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem Pada Hutan Produksi.

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG PENETAPAN RENCANA PRODUKSI HASI L HUTAN KAYU SECARA NASI ONAL PERI ODE TAHUN 2009 YANG BERASAL DARI PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI ALAM YANG DI BEBANI I UPHHK YANG SAH

PERTAMA : Menetapkan rencana produksi hasil hutan kayu secara nasional untuk periode tahun 2009 yang berasal dari pemanfaatan hutan alam produksi yang dibebani I UPHHK sebesar 9.100.000 m3 ( sembilan juta seratus ribu meter kubik), dengan toleransi kurang lebih 5 % (lima per seratus).

(3)

3

KEDUA : Rencana Produksi hasil hutan kayu yang berasal dari pemanfaatan hutan

alam produksi yang dibebani hak I UPHHK yang sah sebagaimana tersebut pada AMAR PERTAMA tidak termasuk rencana produksi hasil hutan kayu bagi :

1. Pemegang HPH/ I UPHHK yang telah memperoleh Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL) berdasarkan skema mandatory dan atau skema voluntary dengan nilai minimal Baik.

2. Pemegang HPH/ I UPHHK yang melaksanakan model Silvikultur TPTI I ntensif (SI LI N) yang memperoleh Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL) berdasarkan berdasarkan skema mandatory dan atau skema voluntary dengan nilai minimal Baik.

KETI GA : Memerintahkan kepada Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan untuk

mengatur/ menetapkan pembagian rencana produksi hasil hutan kayu pada hutan alam periode tahun 2009 kepada masing-masing Provinsi seluruh I ndonesia dengan berpedoman pada rencana produksi sebagaimana dimaksud dalam AMAR PERTAMA;

KEEMPAT : Memerintahkan kepada Kepala Dinas Kehutanan atau yang membidangi

Kehutanan Provinsi untuk mendistribusikan Jatah Produksi Tahunan kepada setiap I UPHHK di wilayah kerjanya secara bertanggung jawab. Apabila terjadi penyimpangan pendistribusian Jatah Produksi Tahunan tersebut, maka pejabatnya agar dikenakan sanksi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 oleh Gubernur yang bersangkutan;

KELI MA : Apabila dalam tahun 2009 terdapat penerbitan I UPHHK baru dan atau

pembaharuan I UPHHK termasuk I UPHHK yang diterbitkan oleh Bupati/ Gubernur yang telah diverifikasi Departemen Kehutanan, maka Rencana Produksi bagi I UPHHK dimaksud akan ditetapkan secara periodik setiap 4 (empat) bulan sekali oleh Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan.

KEENAM : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : J A K A R T A

Pada tanggal : 20 November 2008

Salinan sesuai dengan aslinya

Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

MENTERI KEHUTANAN

Ttd.

TTD.

Suparno, SH.

NI P. 080068472

H. M.S. KABAN

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada: 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri Perindustrian;

3. Menteri Perdagangan; 4. Menteri Dalam Negeri;

5. Pejabat Eselon I lingkup Departemen Kehutanan; 6. Gubernur di seluruh I ndonesia;

7. Bupati/ Walikota di seluruh I ndonesia;

8. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi di seluruh I ndonesia;

9.

Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten/ Kota di seluruh I ndonesia;

Referensi

Dokumen terkait

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN TENTANG PENETAPAN RENCANA PRODUKSI HASIL KAYU BULAT NASIONAL. PERIODE TAHUN 2008 YANG BERASAL DARI IUPHHK-HA/HPH DI

Permohonan persetujuan pemindahtanganan I UPHHK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, diajukan oleh Direksi atau pengurus perusahaan I zin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

Pemungutan hasil hutan bukan kayu pada hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf b, dapat berupa pemungutan rotan, madu, getah, buah atau biji, daun, gaharu,

Rekapitulasi Produksi Kayu Bulat dari Hutan Rakyat yang Beredar di Provinsi D.I .Yogayakarta Tahun

Kontrak Kerjasama Suplai Dengan Pemilik Atau Pedagang Hasil Hutan Kayu Bulat Dari Asal Usul Yang Sah, atas nama :. (*) : Dicoret yang tidak diperlukan atau dipilih yang sesuai

Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri Dalam Hutan Tanaman (IUPHHK HTI) merupakan izin yang diberikan oleh Menhut pada kawasan hutan produksi yang

Kawasan hutan produksi Sulawesi Barat juga berpotensi untuk dimanfaatkan melalui pola Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Rakyat (IUPHHK HTR).. Izin ini

REALISASI PRODUKSI KAYU BULAT PER JENIS IUPHHK/HPH HUTAN ALAM PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN