PRODUKTIVITAS DAN MUTU
TANAMAN TAHUNAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
DESEMBER 2012
PEDOMAN TEKNIS
PEMBERDAYAAN PEKEBUN
TANAMAN TAHUNAN
KATA PENGANTAR
Pembangunan perkebunan telah berhasil meningkatkan produksi komoditi perkebunan, namun demikian belum memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan kesejahteraan petani pekebun. Hal tersebut sebagai akibat dari masih dijumpainya keterbatasan petani dalam kepemilikan lahan, penguasaan teknologi, akses terhadap permodalan dan berbagai peluang usaha. Sebagai upaya meningkatkan kemampuan petani untuk mengoptimalkan usahanya secara berkelanjutan dan untuk mengurangi berbagai keterbatasan yang ada, maka pemberdayaan petani dan kelembagaannya merupakan salah satu faktor yang sangat penting.
Dalam proses pemberdayaan petani dan kelembagaan dengan menggunakan Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE), pada tahap pelaksanaan diperlukan penyiapan Tim Fasilitator Daerah (FASDA) yang sangat berperan dan menentukan keberhasilan pemberdayaan petani.
Dalam upaya terwujudnya pemahaman dan persepsi yang sama untuk pelaksanaan kegiatan
ii Pelatihan Fasilitator Daerah dan Fasilitasi Pemberdayaan dan Kelembagaan Petani Tanaman Tahunan tahun 2013, maka perlu disusun Pedoman Teknis yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi penanggung jawab kegiatan baik di Pusat maupun di Daerah, sehingga kegiatan dapat dilaksanakan dengan efisien dan efektif dan pada akhirnya dapat memberdayakan petani untuk menumbuh kembangkan kelembagaan ekonomi petani yang kuat dan tangguh.
Semoga Pedoman Teknis ini dapat bermanfaat dan berguna dalam pelaksanaan pelatihan fasilitator daerah dan pemberdayaan petani tanaman tahunan, di lapangan.
Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perkebunan,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
A. PELATIHAN FASILITATOR DAERAH I. PENDAHULUAN ... 3
A. Latar Belakang ... 3
B. Sasaran Nasional ... 6
C. Tujuan ... 6
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN ... 8
A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan ... 8
B. Spesiikasi Teknis ... 10
III. PELAKSANAAN KEGIATAN ... 9
A. Ruang Lingkup ... 9
B. Pelaksana Kegiatan ... 10
C. Lokasi dan Jumlah Peserta Pelatihan ... 12
D. Simpul Kritis ... 13
IV. PROSES PENGAJUAN ANGGARAN ... 14
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN ... 15
VI. MONITORING, EVALUASI DAN
PELAPORAN ... 39
VII. PEMBIAYAAN ... 20
VIII. PENUTUP ... 21
LAMPIRAN ... 22
B. FASILITASI PEMBERDAYAAN DAN KELEMBAGAAN TANAMAN TAHUNAN... 25
I. PENDAHULUAN ... 27
A. Latar Belakang ... 27
B. Sasaran Nasional ... 28
C. Tujuan ... 29
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN ... 28
A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan ... 23
B. Spesiikasi Teknis ... 25
III. PELAKSANAAN KEGIATAN ... 33
A. Ruang Lingkup ... 34
B. Pelaksana Kegiatan ... 36
C. Lokasi, Jenis dan Volume D. Simpul Kritis ... 36
V. MONITORING, EVALUASI DAN
PELAPORAN ... 39
VI. PEMBIAYAAN ... 42
VII. PENUTUP ... 43
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pembangunan perkebunan yang dilakukan melalui berbagai pola pengembangan telah berhasil meningkatkan luas areal dan produksi, namun belum memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan kesejahteraan petani. Keterbatasan petani dalam kepemilikan lahan, penguasaan teknologi, akses terhadap permodalan dan pasar, telah menempatkan individu petani pada posisi yang kurang menguntungkan, dan mengakibatkan petani selalu terkena dampak negatif yang paling besar setiap kali terjadi perubahan pada mekanisme perdagangan baik lokal maupun global.
2
Menyadari lemahnya SDM petani dan kurangnya upaya penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani maka perlu diupayakan suatu model pemberdayaan masyarakat perkebunan yang terprogram dan utuh serta dilaksanakan secara berkesinambungan melalui suatu sistem dengan memperhatikan kearifan lokal.
3
Proses pemberdayaan petani dan kelembagaan secara utuh dalam SKE dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahap persiapan meliputi : sosialisasi program, survei lokasi (RRA atau PRA), pembentukan Tim Asistensi dan penyusunan program pemberdayaan. Tahap pelaksanaan meliputi : sosialisasi kegiatan, pembentukan Tim Fasilitator Daerah (FASDA) melalui Pelatihan FASDA, Pelatihan Petani, Pendampingan dan Asistensi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberdayaan petani melalui SKE berdasarkan manajemen kemitraan antara lain : dukungan Pemerintah Daerah setempat, peran Tim Asistensi, peran dan aktivitas Tim FASDA, berjalannya sistem dan tersedianya modul, metode serta materi pelatihan.
Untuk membentuk FASDA yang memiliki dedikasi tinggi diperlukan pelatihan melalui Pelatihan Fasilitator Daerah.
4
Tahun 2012 telah dilaksanakan pelatihan FASDA di 22 provinsi melalui anggaran Direktorat Tanaman Tahun 11 provinsi dan melalui anggaran Direktorat Tanaman Rempah Penyegar 11 provinsi.
Untuk menyegarkan kembali Tim FASDA yang ada sekaligus menyamakan persepsi mengenai pemberdayaan petani dan kelembagaan melalui SKE berdasarkan manajemen kemitraan, maka melalui dana Tugas Pembantuan (TP) provinsi tahun 2013 dialokasikan Pelatihan Fasilitator Daerah pada provinsi yang pada tahun 2012 belum teralokasikan kegiatan ini.
B. Sasaran Nasional
Sasaran dari kegiatan ini adalah tersedianya Tim FASDA di provinsi sentra komoditi tanaman tahunan yang mempunyai kemampuan sebagai fasilitator dalam memberdayakan petani tanaman tahunan melalui SKE Berdasarkan Manajemen Kemitraan.
C. Tujuan
5
dalam melaksanakan program pemberdayaan petani melalui SKE berdasarkan manajemen kemitraan
6
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan petani melalui SKE berdasarkan manajemen kemitraan adalah suatu proses merubah pola pikir dan perilaku petani yang dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu :
x Tahap persiapan, yang mencakup : sosialisasi program, penyiapan Tim Asistensi, survey lapangan (RRA atau PRA) dan menyusun program dan materi pelatihan.
x Tahap pelaksanaan, yang mencakup : sosialisasi, penyiapan Tim Asistensi, pelatihan FASDA, pelatihan petani, pendampingan dan asistensi
x Tahap evaluasi.
7
1. Pemilihan Peserta Pelatihan
Peserta Pelatihan Fasilitator Daerah adalah FASDA I yang sudah lama tidak aktif, staf Dinas (PNS), aparat desa, petugas perusahaan mitra dan tokoh masyarakat yang ada di provinsi dan atau kabupaten sejumlah 20 orang setiap provinsi, dengan kriteria sebagai berikut :
a. Mampu berkomunikasi dengan baik, b. Status sosial : tokoh masyarakat,
petani sukses, tokoh petani, mantan Camat/Kepala Desa,
c. Status non PNS dan atau PNS yang membidangi pelatihan dan pemberdayaan petani.
2. Pelatih/Fasilitator
8
provinsi/kabupaten lainnya atau yang terdekat.
B. Spesifikasi Teknis
9
III.PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
1. Pelatihan FASDA tahun 2013 dilaksanakan di 7 provinsi, yaitu : Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Banten, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo dan Sulawesi Barat.
2. Pembinaan, pengawalan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan.
B. Pelaksana Kegiatan
Secara umum organisasi pelaksana kegiatan dengan uraian tugasnya adalah sebagai berikut:
1. Pusat
a. Menyusun Pedoman Teknis Pelatihan FASDA Tahun 2013;
b. Melakukan sosialisasi, pembinaan dan pengawalan ke provinsi dalam rangka menyamakan persepsi dan pelaksanaan kegiatan;
10
2. Provinsi
a. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) mengacu kepada Pedoman Teknis dari Pusat;
b. Menginventarisir dan menetapkan calon peserta pelatihan;
c. Melakukan koordinasi dengan Tim FASDA Madya/III sebagai pelatih/fasilitator;
d. Bersama-sama dengan Tim FASDA Madya/III mengkoordinasikan materi dan modul pelatihan;
e. Melaksanakan kegiatan Pelatihan FASDA Tahun 2013 bekerjasama dengan Balai Pelatihan Daerah setempat;
f. Melakukan monitoring dan evaluasi; g. Menyusun laporan akhir kegiatan.
C. Lokasi dan Jumlah Peserta Pelatihan
11
1 Kepulauan Riau, 20 2 Sumatera Selatan 20
3 Banten 20
4 DI Yogyakarta 20
5 Nusa Tenggara Barat
20
6 Gorontalo 20
7 Sulawesi Barat 20
Jumlah 140
D. Simpul Kritis :
1. Koordinasi antara Direktorat Tanaman Tahunan dan Dinas Perkebunan Provinsi. 2. Pelatihan fasilitator daerah dilaksanakan
di provinsi baik di provinsi yang telah terbentuk Fasda maupun di provinsi yang belum memiliki Fasda.
3. Tersedianya Tim Asistensi ditingkat pusat maupun daerah sebagai “think tank” kebijakan pemberdayaan petani.
12
IV. PROSES PENGAJUAN ANGGARAN
Kegiatan Pelatihan FASDA dilakukan secara swakelola (non kontraktual) dan bukan dana Bantuan Sosial (Bansos).
13
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
Pembinaan dan pengendalian kegiatan Pelatihan FASDA tahun 2013 dilakukan oleh: Tim Pembina Pusat dan Tim Pelaksana Provinsi, sebagai berikut:
A. Tim Pembina Pusat
Tim Pembina Pusat di koordinasikan oleh Direktorat Tanaman Tahunan, bertugas/berfungsi:
1. Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat Pusat dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan;
2. Melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan Tim Pelaksana Provinsi dalam rangka pemantauan, evaluasi dan pengendalian serta membantu mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di tingkat lapangan;
x
x
x
x
14
4. Menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Direktur Jenderal Perkebunan.
B. Tim Pelaksana Provinsi
Tim Pelaksana Provinsi dikoordinasikan oleh Dinas yang membidangi perkebunan provinsi yang bertugas:
1. Melakukan koordinasi pelaksanaan yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan;
2. Melakukan sosialisasi dengan Tim Teknis kabupaten/kota dan Tim FASDA dalam rangka fasilitasi pemberdayaan petani dan pengembangan kelembagaan tahun 2013 di kabupaten/kota setempat;
3. Melakukan pengawalan, pemantauan, monitoring, evaluasi serta membantu mengupayakan penyelesaian masalah yang dihadapi di lapangan;
15
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 31/Permentan/OT.140/3/2010, tanggal 19 Maret 2010 tentang Pedoman sistem pemantauan, evaluasi dan pelaporan pembangunan pertanian. Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten dan provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berjenjang dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jenis pelaporan
a. SIMONEV yang meliputi:
x Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja;
x Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan;
x Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di tingkat Kabupaten dan Provinsi;
x Format laporan menggunakan format yang telah ditentukan;
16
kegiatan Pelatihan Fasilitator Daerah (Format Lampiran 2).
c. Laporan perkembangan kegiatan Pelatihan Fasilitator Daerah dengan materi meliputi: nama peserta, unit kerja, tempat dan tanggal pelatihan, tingkat dan nama fasilitator, permasalahan dan upaya tindak lanjut (Format Lampiran 3).
2. Waktu penyampaian laporan: a. SIMONEV yang meliputi:
x Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten kepada provinsi disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.
x Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi kepada Sekretariat Ditjen Perkebunan disampaikan paling lambat setiap tanggal 7 bulan laporan.
b. Laporan bulanan:
x Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten kepada provinsi disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.
disampaikan paling lambat setiap tanggal 7 bulan laporan.
VII. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan Pelatihan Fasilitator Daerah (FASDA) Tanaman Tahunan dialokasikan melalui dana APBN pada Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi Tahun Anggaran 2013.
19
VIII. PENUTUP
Pedoman Teknis Pelatihan Fasilitator Daerah Tahun 2013 dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan pelatihan FASDA. Pedoman Teknis ini akan ditindak lanjuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) di tingkat provinsi sesuai dengan kondisi setempat. Dengan Pedoman Teknis ini diharapkan Pelatihan FASDA tahun 2013 dapat terlaksana dengan baik, sehingga tujuan dan sasaran pelatihan dapat tercapai.
e
KEGIATAN PELATIHAN FASILITATOR DAERAH TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013
KEGIATAN UTAMA PROVINSI VOLUME ANGGARAN
(000 Rp)
PELATIHAN FASILITATOR 1 KEPRI 1,00 Keg 197.565,00
DAERAH
2 SUMSEL 1,00 Keg 192.005,00
3 BANTEN 1,00 Keg 189.590,00
4 DIY 1,00 Keg 146.077,00
5 NTB 1,00 Keg 198.295,00
6 GORONTALO 1,00 Keg 204.421,00
7 SULBAR 1,00 Keg 204.421,00
2
ESELON I : DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
PAGU DIPA
(Rp. 000 ,-) VOL SAT KEUANGAN
(Rp. 000 ,-) VOLUME SAT % SASARAN FISIK REALISASI S/D BULAN …..
KET.
% FISIK
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI MENURUT KEGIATAN
LAPORAN PERKEMBANGAN PELATIHAN FASILITATOR DAERAH
B. FASILITASI PEMBERDAYAAN DAN
KELEMBAGAAN PETANI TANAMAN
20
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pembangunan perkebunan rakyat yang diselenggarakan melalui berbagai pola pengembangan telah mampu meningkatkan luas areal dan produksi perkebunan dan pendapatan nasional, namun demikian peningkatan pendapatan petani pekebun belum sesuai dengan harapan.
Keterbatasan petani dalam kepemilikan lahan, penguasaan teknologi, akses terhadap sumber permodalan dan pasar, telah menempatkan petani pada posisi yang masih belum menguntungkan pada setiap tahapan kegiatan usahataninya, dan petani selalu berada pada pihak yang paling besar menanggung resiko setiap kali terjadi perubahan pada kebijakan yang berlaku.
21
kelembagaan berdasarkan kebersamaan maka dipandang akan mampu meningkatkan posisi petani dalam kegiatan usaha agribisnisnya.
Untuk itu dalam upaya Pemberdayaan Petani, sejak tahun 2011, pemerintah mulai kembali memfasilitasi kegiatan Pemberdayaan Petani melalui Tugas Pembantuan baik Provinsi atau Kabupaten. Kegiatan ini terus dilanjutkan pada tahun 2013.
Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Petani tahun 2013, dipandang perlu disusun Pedoman Teknis yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan.
B. Sasaran Nasional
22
C. Tujuan
23
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan
Prinsip pendekatan pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan dan kelembagaan Petani Tanaman Tahunan, dalam rangka memfasilitasi kelompok petani untuk tumbuh dan berkembang menjadi kelembagaan petani yang tangguh, maka dilakukan pendekatan sebagai berikut :
1.Daerah/wilayah sasaran kegiatan Pemberdayaan Petani Tanaman Tahunan adalah daerah/wilayah yang mendapatkan fasilitasi pembangunan kebun melalui dana Tugas Pembantuan maupun kredit perbankan seperti Kredit Program Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP) yang terpilih, atau dana APBD.
2.Petani atau kelompok tani sasaran: a. Pelatihan Dinamika Kelompok:
24
telah diseleksi ditetapkan oleh Pemerintah Daerah (Bupati) setempat atau Kepala Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten setempat. b. Pelatihan Penguatan Kelembagaan:
Pengurus kelompok tani dari Petani / pekebun / kelompok tani di daerah/wilayah sasaran seperti pada butir 1, yang telah diseleksi dan berpotensi untuk berkembang dan telah pernah mendapatkan pelatihan Dinamika Kelompok.
c. Pelatihan Pengembangan Kelembagaan dan Usaha :
Pengurus kelompok tani dari Petani / pekebun / kelompok tani di daerah/wilayah sasaran seperti pada butir 1, yang telah diseleksi dan berpotensi untuk berkembang dan telah pernah mendapatkan pelatihan Penguatan Kelembagaan.
3.Petani difasilitasi untuk dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dalam merubah sikap dan perilaku yang bersifat individual menjadi kebersamaan yang diwadahi dalam kelompok produktif.
(JUKLAK) yang disusun oleh provinsi sesuai dengan kondisi wilayah yang ada, kemudian diatur secara spesifik dalam bentuk Petunjuk Teknis (JUKNIS) oleh Kabupaten/Kota sesuai kondisi petani dan budaya setempat.
5. Seluruh tahapan kegiatan yang dilakukan oleh petani melalui kelompok tani atau kelembagaannya dilaksanakan dengan bimbingan oleh petugas daerah yang ditunjuk.
B. Spesifikasi Teknis
26
III.PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan dan Kelembagaan Petani Tanaman Tahunan adalah sebagai berikut: 1.Pemberdayaan Petani tahun 2013
dilaksanakan di wilayah seperti pada lampiran 1;
2.Pengawalan kegiatan dilaksanakan oleh Petugas Dinas yang membidangi Perkebunan baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten serta oleh Petugas Pusat;
3.Pelatihan.
Tahapan Pelatihan yang dilaksanakan dalam Pemberdayaan Petani Tanaman Tahunan meliputi :
- Penumbuhan Kebersamaan melalui pelatihan Dinamika Kelompok;
- Penguatan Kelembagaan melalui Pelatihan :
a.Strategi Pengembangan Kelembagaan Petani (SPKP);
27
c.Kepemimpinan dan Komunikasi (K&K);
d.Administrasi dan Pembukuan (A&P);
e.Pengembangan Ekonomi Rumah Tangga (PERT).
- Pengembangan Kelembagaan dan Usaha meliputi pelatihan :
a.Pembentukan Koperasi dan Penyusunan Anggaran Dasar & Rumah Tangga;
b.Perkoperasian Untuk Anggota; c.Manajemen Organisasi dan Sistem
Prosedur Koperasi;
d.Perencanaan Usaha, Pemasaran dan Penyusunan RAPB Koperasi; e.Akuntansi Dasar & Manajemen
Keuangan;
f. Pemeriksaan dan Pengawasan Koperasi.
4.Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Pemberdayaan Petani.
B. Pelaksana Kegiatan
28
1. Kegiatan Pusat meliputi: a. Menyusun Pedoman Teknis;
b. Melakukan sosialisasi dalam rangka penyamaan persepsi tentang latar belakang dan konsep rencana kegiatan serta koordinasi ke Provinsi dan Kabupaten;
c. Melakukan konsultasi, bimbingan, pembinaan dan pengawalan kegiatan; d. Melakukan monitoring dan evaluasi; e. Menyusun Laporan Akhir Kegiatan.
2. Kegiatan Provinsi/Kabupaten meliputi: a. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan
(Provinsi)/ Petunjuk Teknis (Kabupaten);
b. Melakukan sosialisasi dalam rangka penyamaan persepsi tentang latar belakang dan konsep rencana kegiatan serta koordinasi ke Provinsi dan Kabupaten;
c. Melakukan konsultasi, bimbingan, pembinaan dan pengawalan kegiatan; d. Melaksanakan kegiatan pelatihan; e. Melakukan monitoring dan evaluasi; f. Menyusun Laporan Akhir Kegiatan.
29 a. Pelaksanaan Kegiatan: Januari 2013 –
Desember 2013;
b. Penyusunan Laporan Akhir Kegiatan dan
Penggandaan Laporan: November – Desember 2013.
C. Lokasi, Jenis dan Volume
Lokasi, jenis dan volume kegiatan Pemberdayaan dan Kelembagaan Tanaman Tahunan tahun 2013 seperti pada Lampiran.
D. Simpul Kritis
1. Koordinasi antara Direktorat Tanaman Tahunan, petugas Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten dan Fasilitator Daerah.
2. Pemilihan petani peserta DK, penguatan dan pengembangan kelembagaan adalah dari calon CP/CL penerima bantuan TP APBN Tahun Anggaran 2013 atau penerima kredit Revitalisasi Perkebunan atau dana APBD.
3. Petani peserta merupakan petani yang mempunyai “pengaruh” terhadap anggota kelompok atau masyarakat yang akan diikut sertakan sebagai CP/CL.
5. Tersedianya Tim Asistensi ditingkat pusat maupun daerah sebagai “think tank” kebijakan pemberdayaan petani.
IV. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
Pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku, agar penyelenggaraan kegiatan dapat menerapkan prinsip-prinsip partisipatif, transparan dan akuntabel.
x
x
x
32
V. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 31/Permentan/OT.140/3/2010, tanggal 19 Maret 2010 tentang Pedoman sistem pemantauan, evaluasi dan pelaporan pembangunan pertanian. Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten dan provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berjenjang dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jenis pelaporan
a. SIMONEV yang meliputi:
x Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja;
x Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan;
x Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di tingkat Kabupaten dan Provinsi;
x Format laporan menggunakan format yang telah ditentukan;
33
kegiatan pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan (Format Lampiran 2).
c. Laporan perkembangan kegiatan pelatihan pemberdayaan dan kelembagaan petani tanaman tahunan dengan materi meliputi: peserta pelatihan nama petani/ kelompok tani, desa / kecamatan / kabupaten, nama fasilitator daerah, waktu dan tempat pelaksanaan, permasalahan dan upaya pemecahan masalah. (Format Lampiran 3).
2. Waktu penyampaian laporan: a. SIMONEV yang meliputi:
x Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten kepada provinsi disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.
x Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi kepada Sekretariat Ditjen Perkebunan disampaikan paling lambat setiap tanggal 7 bulan laporan.
b. Laporan bulanan:
x Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten kepada
provinsi disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.
x Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi kepada Direktorat Tanaman Tahunan disampaikan paling lambat setiap tanggal 7 bulan laporan.
.
VI. PEMBIAYAAN
36
VII. PENUTUP
Pedoman teknis ini dimaksudkan sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan dan Kelembagaan Tanaman Tahunan yang pembiayaannya bersumber dari dana APBN Tahun Anggaran 2013.
Diharapkan dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi dapat menjadikan pedoman teknis ini menjadi dasar penyusunan petunjuk pelaksanaan kegiatan di lapangan.
Akhirnya, diharapkan dengan adanya Pedoman Teknis ini maka Pemberdayaan Petani Tanaman Tahunan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4
KEGIATAN FASILITASI PEMBERDAYAAN DAN KELEMBAGAAN PETANI TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013
KEGIATAN UTAMA PROVINSI KABUPATEN VOLUME ANGGARAN
(000 Rp)
PEMBERDAYAAN DAN 1 NAD 1 Aceh Utara 100 Org 72.380,00
PENGUATAN KELEMBA-
GAAN PETANI TANAMAN 2 SUMSEL 2 Muara Enim 200 Org 144.760,00
TAHUNAN 3 Musi Rawas 300 Org 256.060,00
3 KALBAR 4 Bengkayang 200 Org 144.760,00
5 Sanggau 100 Org 72.380,00
6 Sintang 100 Org 72.380,00
4 JAMBI 7 Tebo 150 Org 103.470,00
8 Batanghari 150 Org 103.470,00
9 Bungo 150 Org 103.470,00
e
KEGIATAN UTAMA PROVINSI KABUPATEN VOLUME ANGGARAN
(000 Rp)
5 BABEL 11 Bangka 150 Org 103.470,00
6 JABAR 12 Garut 150 Org 103.470,00
7 BANTEN 13 Pandeglang 100 Org 72.380,00
14 Lebak 100 Org 72.380,00
8 KALTENG 15 Kapuas 50 Org 41.200,00
9 KALSEL 16 Tabalong 550 Org 421.710,00
10 SUMBAR 17 Padang
Pariaman
150 Org 103.470,00
11 RIAU 18 Indragiri Hilir 300 Org 175.400,00
12 KEP. RIAU 19 Kota Batam 100 Org 84.980,00
4
KEGIATAN UTAMA PROVINSI KABUPATEN VOLUME ANGGARAN
(000 Rp)
21 Wonogiri 150 Org 103.470,00
14 SULUT 22 Minahasa
Selatan
250 Org 165.650,00
15 MALUT 23 Halmahera
Utara
300 Org 208.740,00
16 DIY 24 Gunung Kidul 60 Org 74.380,00
17 JATIM 25 Sampang 150 Org 103.470,00
18 BALI 26 Karang Asem 150 Org 103.470,00
19 NTB 27 Bima 100 Org 80.380,00
28 Dompu 180 Org 245.040,00
20 NTT 29 Alor 330 Org 366.510,00
e
KEGIATAN UTAMA PROVINSI KABUPATEN VOLUME ANGGARAN
(000 Rp)
21 SULTRA 31 Muna 150 Org 109.470,00
32 Bombana 100 Org 72.380,00
22 SULSEL 33 Pangkep 150 Org 128.030,00