• Tidak ada hasil yang ditemukan

Print this article 118 557 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Print this article 118 557 1 PB"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

JURNAL ILMU KEPERAWATAN

Volume 5 No. 1, M ei 2017

SUSUNAN REDAKSI

JURNAL ILM U KEPERAWATAN

Penanggung Jaw ab

Ns. Set yoadi, M .Kep., Sp.Kep.Kom

Edit or Kepala

Ns. Bint ari Rat ih K, M .Kep

Penyunt ing/Edit or

Ns. Tina Handayani, M .Kep

Desain Graf is

Ns. Ahmad Hasyim W., M .Kep, M N

Sekret ariat

Ns. Annisa Wuri Kart ika., M .Kep

Alam at Redaksi Gedung Biomedik Lt . 2

Fakult as Kedokt eran Universit as Braw ijaya

Jalan Vet eran M alang 65145 Telepon (0341) 551611, 569117, 567192

Pesaw at 126;

Fax (62) (0341) 564755 Email: jik@ub.ac.id Websit e: w w w.jik.ub.ac.id

DAFTAR ISI

PENGARUH TERAPI M USIK M OZART TERHADAP PERUBAHAN POTENSI KREATIVITAS ANAK AUTIS USIA 5-6 TAHUN DI KLINIK TERAPI WICARA FASTABIKUL KHOIROT BEDALI LAWANG

Ari Damayant i Wahyuningrum...1-5

PENINGKATAN KENYAM ANAN LANSIA DENGAN NYERI RHEUM ATOID

ARTHRITIS M ELALUI M ODEL Comf ort Food For The Soul

Dhina Widayat i, Farida Hayat i...6-15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESILIENSI ORANG TUA ANAK RETARDASI M ENTAL (DOWN SYNDROM E) STUDI DI SDLB-C YAYASAN BHAKTI LUHUR KOTA M ALANG

Dian Pit aloka Priasmoro, Nunung Ernaw at i...16-24

FAKTOR YANG M EM PENGARUHI PENGETAHUAN POLISI LALU LINTAS TENTANG BASIC LIFE SUPPORT (BLS) DI KABUPATEN PONOROGO

Filia Icha Sukamt o...25-33

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI GEJALA NYERI DADA KARDIAKISKEM IK PADA PASIEN INFARK M IOKARD AKUT DI RSUD dr. SAIFUL ANWAR M ALANG

Ika Set yo Rini, Dini Widya Ayuningt yas, Ret t y Rat naw at i...34-41

FENOM ENOLOGI : PENGALAM AN CARING PERAWAT PADA PASIEN TRAUM A DENGAN KONDISI KRITIS (P1) DI IGD RSUD TARAKAN-KALIM ANTAN UTARA

M erry Januar F., Ret t y Rat naw at i, Ret no Lest ari...42-56

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEM ASAN PADA PASIEN PRE OPERASI TERENCANA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR M ALANG

M if t akhul Ulf a...57-60

ANALISIS FAKTOR YANG M EM PENGARUHI KEM ANDIRIAN PADA PASIEN CEDERA KEPALA YANG PERNAH DIRAWAT DI IGD RSUD DR. R. KOESM A TUBAN

M oh. Ubaidillah Faqih, Ahsan, Tina Handayani Nasut ion...61-73

GAM BARAN PENGETAHUAN SAYUR ANAK USIA 5-12 TAHUN DI YAYASAN ELEOS INDONESIA DESA SUKODADI KECAM ATAN WAGIR KABUPATEN M ALANG

Ronasari M ahaji Put ri, Susmini, Hari Sukamt o Hadi...74-80

STUDI FENOM ENOLOGI: POST TRAUM ATIC GROWTH PADA ORANG TUA ANAK PENDERITA KANKER

Zidni Nuris Yuhbaba, Indah Winarni, Ret no Lest ari...81-95

PERBEDAAN KEBERHASILAN TERAPI FIBRINOLITIK PADA PENDERITA

ST-ELEVATION M YOCARDIAL INFARCTION (STEM I) DENGAN DIABETES

DAN TIDAK DIABETES BERDASARKAN PENURUNAN ST-ELEVASI

(3)
(4)

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN PADA PASIEN CEDERA

KEPALA YANG PERNAH DIRAWAT DI IGD RSUD DR. R. KOESMA TUBAN

Moh. Ubaidillah Faqih1, Ahsan2, Tina Handayani Nasution3

1,2,3Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Cedera kepala akibat kecelakaan lalulint as merupakan penyebab ut ama disabilit as dan mort alit as. Funct ional Independence M easure (FIM ) merupakan salah sat u pengukuran kemandirian pasien cedera kepala. Beberapa f akt or yang dicurigai adalah usia, mekanisme cedera, skor aw al GCS, hipot ensi, diamet er pupil dan reaksi cahaya, CT scan, konsumsi alkohol, dan lama peraw at an. Tujuan penelit ian ini adalah menget ahui f akt or yang mempengaruhi kemandirian pasien cedera kepala. Penelit ian ini bersif at analit ik observasional dengan menggunakan rancangan ret rospekt if t erhadap 107 sampel rekam medis RSUD dr. R. Koesma Tuban dari periode Januari-April 2016. Teknik sampling yang digunakan adalah t eknik clust er random sampling dengan krit eria inklusi dan ekslusi. Inst rumen yang digunakan lembar checklist dan lembar FIM . Analisis menggunakan uji koef isien kont ingensi dan regresilogist ik. Hasil uji regresi logist ik menunjukan f akt or yang mempengaruhi adalah GCS (p=0,996) dan Pupil (p=0,077). Persamaan yang didapat y = 0,357 + 19,434 (GCS) + 2,041 (Pupil). Hasil uji Hosmer and Lameshow menunjukan kalibrasi yang baik (p=1,000), nilai AUC menunjukan bahw a 93,6% persamaan regresi yang diperoleh mampu membedakan kemandirian pasien cedera kepala berdasarkan variabel GCS dan pupil, sisanya yait u 6,4% dipengaruhi oleh f akt or lain. Skor GCS yang rendah pada aw al cedera berhubungan dengan prognosa yang buruk, sedangkan abnormalit as f ungsi pupil, gangguan gerakan ekst raokular, pola-pola respons mot orik yang abnormal sepert i post ur f leksor dan post ur ekst ensor, juga memprediksikan out come yang buruk set elah cedera kepala. Kesimpulan dari penelit ian ini adalah Skor aw al GCS dan Pupil menjadi f akt or yang dominan berpengaruh t erhadap kemandirian. Oleh karena it u, peraw at perlu meningkat kan manajemen pasien cedera kepala pada f ase emergency dengan t idak mengabaikan pengukuran GCS dan Pupil. Kat a Kunci: Kemandirian, Cedera Kepala, Funct ional Independence M easure (FIM )

ABSTRACT

A head injury caused by t raf f ic accident s are t he main cause of disabilit y and mort alit y. Funct ional Independence M easure (FIM ) is one of independence measurement head injury pat ient s. Several f act ors are suspect ed of is age, mechanism of injury, init ial GCS score, hypot ension, pupil diamet er and t he light react ions, CT scan, alcohol consumpt ion, and durat ion of t reat ment . The purpose of t his st udy w as t o det ermine t he f act ors t hat af f ect t he independence of head injury pat ient s.The st udy w as an observat ional analyt ic st udy using a ret rospect ive design of t he 107 samples of medical records dr. R. KoesmaTuban f rom t he period of January t o April 2016. The sampling t echnique used w as clust er random sampling t echnique w it h t he inclusion and exclusion crit eria. Inst rument s used sheet s and sheet s FIM checklist , analysis using cont ingency coeff icient t est and logist ic regression. Logist ic regression analysis show ed t hat f act ors aff ect ing is GCS (p = 0.996) and Pupil (p = 0.077). The equat ion obt ained y = 0.357 + 19.434 (GCS) + 2,041 (Pupil). Hosmer and Lameshow t est result s show ed good calibrat ion (p = 1.000), AUC value of 93.6% indicat es t hat t he regression equat ion obt ained capable of dist inguishing t he independence of head injury pat ient s based on variables GCS and pupils, t he remaining 6.4% is inf luenced by ot her f act ors. GCS scores w ere low at t he beginning of injury associat ed w it h poor prognosis, w hile t he pupil f unct ion abnormalit ies, impaired ext raocular movement s, pat t erns of abnormal mot or responses such as post ure f lexor and ext ensor post ure, also predict poor out come af t er head injury.The conclusion of t his st udy is t he init ial GCS score and pupil is a dominant f act or inf luence on independence. Theref ore, nurses need t o improve t he management of head injury pat ient s in t he emergency phase by not ignoring t he GCS and Pupil measurement . Keyw ords: Independence, Head Injury, Funct ional Independence M easure (FIM )

(5)

PENDAHULUAN

Kecelakaan lalu lint as dapat mengakibat

-kan berbagai cedera. Cedera yang paling

banyak t erjadi pada saat kecelakaan lalu

lint as adalah cedera kepala. Cedera kepala

akibat kecelakaan lalu lint as merupakan

penyebab ut ama disabilit as dan mort alit as

d i n eg ar a b er k em b an g . Kead aan i n i

umumnya t erjadi pada pengemudi mot or

t anpa helm at au memakai helm yang kurang

t epat dan yang t idak memenuhi st andar

(Wijayant i, 2012). 30-60% pasien cedera

kepala dengan Int ra Cranial Pressure (ICP)

t idak t erkont rol meninggal dan berbeda

dengan penelit ian besar lainnya dijumpai

hasil out come yang lebih baik dengan cacat

sedang (M oult on & Pit t s, 2005).

Wilayah Kabupat en Tuban dilew at i jalur

u t am a Pan t u r a yan g m en g h u b u n g k an

Su r ab aya Sem ar an g Jak ar t a. Ti n g g i n ya

volume kendaraan dapat mengakibat kan

t i m b u l n ya k em acet an d an d ap at

menimbulkan masalah lain sepert i halnya

kejadian kecelakaan lalu lint as. Jalur Pant ura

Wilayah Tuban yang meliput i ruas jalan

Tuban Widang, Jl. M anunggal, Jl. Panglima

Sudirman, Jl. RE. M art adinat a dan Jl. Tuban

Sem ar an g m em i l i k i m asal ah k ej ad i an

kecelakaan yang cenderung meningkat .

Ber d asar k an d at a t ah u n 2009-2013,

kejadiankecelakaan lalu lint as pada jalur

Pan t u r a yan g m el ew at i W i l ayah Tu b an

cenderung mengalami peningkat an. Jumlah

kecelakaan lalu lint as selama t ahun

2009-2013 sebanyak 1.107 kejadian. Akibat dari

kecelakaan yait u korban meninggal dunia

208 jiw a, korban luka berat 249 dan korban

luka ringan sebanyak 1.147 jiw a. Tahun2012

m em i l i k i j u m l ah k ecel ak aan l al u l i n t as

t ert inggi yait u sebanyak 348 at au 31,4%

kejadian dengan rinciankorban meninggal

dunia 45 jiw a, korban luka berat 65 jiw a dan

korban yang mengalami luka ringan sebanyak

411 j i w a. Secar a g ar i s b esar, j u m l ah

kecelakaan lalulint as selama t ahun 2009-2013

rat a-rat a mengalami peningkat an 17,03% per

t ahun (Rosyida, Daryono, & Praset yo, 2015).

M enent ukan prognosa pada penderit a

dengan cedera kepala terutama yang berat

seringkali sulit, sedangkan sebuah prognosa

yang akurat sangat penting untuk memberikan

suatu informed consent. Hal ini disebabkan

karena ket erbat asan penilaian klinik aw al,

lamanya penyembuhan pada pasien cedera

kepala, serta banyaknya faktor dan variabel

yang mempengaruhinya (Hadi, 2014).

Beberapa f akt or yang dicurigai adalah

usia, mekanismecedera, skor aw al Glasgow

Coma Scale (GCS), hipot ensi, diamet er pupil

dan reaksi cahaya, comput ed t omography

(CT) scan, penggunaan alkohol dan obat

-obat (Jiang, 2012). Fakt or-f akt or sepert i usia,

jenis kelamin, keparahan cedera, kemat ian

di rumah sakit , jenis asuransi dan lokasi

rumah sakit sebagai predikt or biaya rumah

sakit dan lama peraw at an unt uk cedera

(Gar d n er, Sm i t h , Ch an y, Fer n an d ez, &

M cKenzie, 2007). Penilaian out come secara

t epat diperoleh pada 3, 6 dan 12 bulan

set elah cedera ot ak. Kondisi pasien yang

membaik signif ikan secara klinis t erut ama

6 bulan set elah cedera ot ak (Arnold, 2013).

Banyak macam skala pengukuran outcome

dari cedera kepala, di ant aranya Glasgow

Out come Scale (GOS), Bart hel Index (BI), Funct ional Independence M easure (FIM )

(Had i , 2014).Fu n ct i o n al i n d ep en d en ce

measure (FIM ) merupakan alat ukur yang

(6)

pasien. Alat ukur ini bisa dipakai secara

umum oleh semua pihak, yait u dokt er,

peraw at , f isiot erapis, pasien at au keluarga.

Penilaiannya meliput i kemampuan f isik at au

mot orik t ermasuk f ungsi veget at if , dan

kemampuan kognisi berupa komunikasi sert a

int eraksi dengan orang di sekit arnya (Van

M iddendorp, et al., 2011). Tujuan penelit ian

i n i ad al ah m en g et ah u i f ak t o r yan g

mempengaruhi kemandirian pada pasien

cedera kepala yang pernah diraw at di IGD

RSUD dr. R. Koesma Tuban.

M ETODE

Penelit ian ini adalah st udi yang bersif at

analit ik observasional dengan menggunakan

rancangan ret rospekt if t erhadap 107 sampel

rekam medis RSUD dr. R. Koesma Tuban dari

periode Januari-April 2016 yang kemudian

dilakukan kunjungan rumah unt uk menilai

k em an d i r i an b er d asar k an Fu n ct i o n al

In d ep en d en ce M easu r e (FIM ). Teh n i k

sampling yang digunakan adalah t ehnik

clust er random sampling.

Krit eria inklusi dalam penelit ian ini

adalah: 1) Pasien masih hidup, 2) Pasien

dengan gangguan imobilisasi, 3) Pasien yang

≤ 6 bulan, 3) Pasien yang berdomisili di Kabupat en Tuban, 4) Pasien bersedia menjadi

r esp o n d en . Sed an g k an k r i t er i a i n k l u si

penelit ian ini adalah rekam medis pasien

cedera kepala dengan rujukan > 48 jam dari

kejadian cederadan pasien cedera kepala

disert ai gangguan lainya.

Inst rumen yang akan digunakan lembar

pengumpulan dasar, checklist dan lembar

FIM . Analisis bivariat menggunakan uji

koef isien kont ingensi, sedangkan analisis

mult ivariat menggunakan uji regresi logist ik.

HASIL PENELITIAN

Ber d asar k an d at a IGD RSUD d r. R.

Koesma Tuban angka kejadian t rauma dan

kegaw at darurat an akibat kecelakaan di

Daerah Pant ai Ut ara (Pant ura) meningkat

sebesar 5% dari Tahun 2014 dan pada Bulan

Jan u ar i sam p ai d en g an A p r i l 2016,

kunjungan pasien karena cedera kepala

secara umum berjumlah 175 (100% ) kasus;

kasus yang t erbanyak karena kecelakaan

lalu lint as berjumlah 86 (55,8% ) kasus dan

responden yang berdomisili di Kabupat en

Tu b an b er j u m l ah 146 (83,4% ) yan g

sel an j u t n ya m en j ad i p o p u l asi d al am

penelit ian ini.

Tabel 1 Dist ribusi Frekuensi Karakt erist ik

Responden

Sumber: Dat a Primer (2016)

Penelit ian ini dilaksanakan pada bulan

M ei sampai Juli 2016 di RSUD dr. R. Koesma

Tuban unt uk mengumpulkan dat a aw al

t ent ang usia, mekanisme cedera, hipot ensi,

GCS, k ead aan k ead aan p u p i l , h asi l

pemeriksaan CTscan, konsumsi alcohol, lama

hari raw at di Rumah Sakit dari Rekam M edis

dan unt uk menet apkan populasi cedera

Karakteristik n %

JenisKelamin

Laki-laki 59 55,1

Perempuan 48 44,9

Usia

1-4 tahun 1 0,9

5-14 tahun 17 15,9

15-24 tahun 26 24,3

25-44 tahun 29 27,1

45-59 tahun 21 19,6

>59 tahun 13 12,1

CederaKepala

Ringan 78 72,9

Berat 29 27,1

(7)

kepala yang pernah diraw at di IGD sebanyak

146 responden. Penyajian hasil penelit ian

dianalisis berdasarkan analisis univariat ,

analisis bivariat dan analisis mult ivariat .

Berdasarkan t abel 1, dapat diket ahui

bahw a jumlah responden yang mengalami

cedera kepala dan yang pernah diraw at di

IGD RSUD dr. R. Koesma Tuban, t erbanyak

adalah laki-laki dengan jumlah 59 (55,1% )

responden, usia 15-24 t ahun dengan jumlah

29 (27,1% ) responden dan cedera kepala

ringan dengan jumlah 78 (72,9% ) responden.

Tabel 2 Hasil Analisa Bivariat Koef isien

Kont ingensi

Sumber: Dat a Primer (2016)

Berdasarkan t abel 2, dapat diket ahui

bahw a variabel yang t idak berhubungan

d en g an FIM ad al ah Usi a (p =0,953),

m ek an i sm e ced er a (p =0,223), Hi p o t en si

(0,744), Pemeriksaan CT scan (p=0,492),

Konsumsi alcohol (p=0,174). Sedangkan

variabel yang berhubungan adalah GCS

(p<0,001), Diamet er pupil (p<0,001), dan

Lama peraw at an di Rumah Sakit (p<0,001).

Berdasarkan Tabel 3, dapat diket ahui

bahw a variabel yang berpengaruh t erhadap

kemandirian pasien cedera kepala adalah

GCS (p=0,996) dan Pupil (p=0,077). Kekuat an

hubungan dari yang t erbesar ke yang t erkecil

adalah GCS (OR=275390993,19) dan Pupil

(OR=7,70).

Tabel 3 Hasil Analisa M ult ivariat Regresi

Logist ik

Sumber: Dat a Primer (2016)

Unt uk menilai probalit as kemandirian

pasien cedera kepala dalam penelit ian ini,

dihit ung menggunakan rumus persamaan:

y = konst ant a + a1x1 + a2x2 + …. + aixi

dan

p = 1/(1+e-y)

Ket erangan:

a = nilai koef isien t iap variabel

x = nilai variabel bebas

p = probabilit as

e = bilangan nat ural = 2,7

Cat egorical dependent variable coding:

GCS : 1 “ Ringan” ; 0 “ Berat ”

Pupil : 1 “ Isokor” ; 0 “ Anisokor”

Lama raw at : 1 “ <3” ; 0 “ >3”

dengan demikian, probabilit as responden

unt uk mandiri apabila pengukuran GCS aw al

Variabel n r p

Usia 107 0,101 0,953

Cedera 107 0,117 0,223

Hipotensi 107 0,032 0,744

GCS 107 0,423 0,000

Pupil 107 0,360 0,000

CTscan 107 0,066 0,492

Alkohol 107 0,130 0,174

Lama Rawat 107 0,351 0,000

Variabel Koefisien P OR

Step 1 GCS

Ringan 18,454 0,996 103401604,41

Pupil

Isokor 1,435 0,227 4,20

Lama

Rawat<3 16,437 0,997 13751925,87

Konstanta 0,357 0,469 1,429

Step 2 GCS

Ringan 19,434 0,996 275390993,19

Pupil

Isokor 2,041 0,077 7,70

(8)

menunjukan hasil yang ringan dan pupil

isokor adalah 100% . Sedangkan apabila

pasien cedera kepala dengan GCS berat dan

pupil anisokor, maka probabilit as pasien

t ersebut unt uk menjadi mandiri adalah

58,8% .

Tabel 4. Hasil Uji Hosm er and Lam eshow

Ber d asar k an h asi l u j i Ho sm er an d

Lameshow pada t abel 4, persamaan y =

0,357 + 19,434 (GCS) + 2,041 (Pupil) memiliki

k u al i t as p er sam aan yan g m en u n j u k an

kalibrasi yang baik dengan nilai signif ikansi

yang didapat kan (1,000), dimana lebih dari

0,05. Hal ini menunjukan bahw a uji Hosmer

an d Lam esh o w d i p en u h i , m ak a m o d el

persamaan yang didapat kan melalui hasil

p er k al i an an t ar a n i l ai r eg r esi (19,434)

dengan f akt or GCS yang bernilai 1 apabila

GCS ringan dan bernilai 0 apabila GCS berat ,

dit ambah dengan hasil perkalian nilai regresi

(2,041) dengan f akt or pupil yang bernilai 1

apabila pupil isokor dan bernilai 0 apabila

anisokor dit ambah dengan nilai konst ant a

sebesar 0,357 dinilai dapat memprediksi

kemandirian pasien cedera kepala.

Tabel 5. Hasil Uji Kurva ROC

Berdasarkan t abel 5, maka didapat kan

nilai Area Under Curve (AUC) sebesar 93,6%

yang berart i bahw a nilai diskriminan dari

model persamaan ini sangat kuat . Hal ini

m en u n j u k an b ah w a 93,6% p er sam aan

regresi yang diperoleh mempu membedakan

kemandirian pasien cedera kepala

berdasar-kan variabel GCS dan pupil, sisanya yait u

6,4% dipengaruhi oleh f akt or lain yang t idak

dit elit i dalam penelit ian ini.

PEM BAHASAN

Hubungan Usia dengan Kem andirian

Berdasarkan t abel 2, dapat diket ahui

b ah w a var i ab el u si a (p =0,953) t i d ak

mempunyai hubungan t erhadap

kemandi-rian pasien cedera kepala. Hal ini disebakan

kerena penyebaran kat egori FIM baik yang

t er g an t u n g m au p u n m an d i r i m er at a

diseluruh kelompok usia yang art inya semua

golongan usia t idak mempunyai ket

ergan-t ungan kompleergan-t .

Ber b ed a h al d en g an p er n yat aan

Sast rodiningrat (2006) bahw a usia adalah

f akt or yang kuat dalam mempengaruhi

prognosa, pada umumnya diket ahui

anak-anak lebih baik daripada orang t ua berusia

lanjut . Pengaruh yang bermakna dari usia

bukan karena adanya komplikasi sist emik

at au h em at o m a i n t r aser eb r al t et ap i

p er t am b ah an u si a. M en i n g k at n ya u si a

ad al ah f ak t o r i n d ep en d en d i d al am

prognosa; t erjadi peningkat an out come

buruk yang bermakna pada usia >60 t ahun

(Sast rodiningrat , 2006).

Tampak adanya korelasi negat if ant ara

usiayang bert ambah dan penyembuhan pada

cederakepala berat . Dalam penyelidikan

t erhadap 1000 penderit a yang dibagi dalam

masa 5 t ahun penelit ian kelompok (cohort

st udies), dit emukan bahw a mort alit as dan

morbidit as berat meningkat secara linier.

Pada usia diat as 60 t ahun out come buruk

Chi-square df Sig

0,000 3 1,000

0,000 2 1,000

Area Std. Errora

Asymp Sig.b

Asymptotic 95% Confidence interval

Lower

Bound

Upper

Bound

(9)

adalah 87% sedangkan pada usia diant ara

40-60 t ahun out come buruk 56% . Angka

mort alit as 22% unt uk penderit a cedera

kepala berat di baw ah umur 21 t ahun dan

57% unt uk usia di at as 65 t ahun. Penderit a

cedera kepala berat diat as umur 65 t ahun

akan mempunyai angka mort alit as dua kali

lebih besar ketimbang penderita yang berumur

di baw ah 65 t ahun (Sast rodiningrat , 2006).

Hubungan M ekanism e Cedera dengan

Kem andirian

Berdasarkan t abel 2, dapat diket ahui

bahw a variabel mekanisme cedera (p=0,223)

t i d ak m em p u n yai h u b u n g an t er h ad ap

Kemandirian pasien cedera kepala. Hal ini

disebabkan kerena penyebaran kat egori FIM

baik yang t ergant ung maupun mandiri

merat a diseluruh kelompok mekanisme yang

art inya bahw a disemua mekanisme cedera

kesempat an unt uk mandiri sangat lah besar.

Ber b ed a d en g an p en d ap at t en t an g

mekanisme dari cedera kepala mempunyai

beberapa pengaruh t erhadap prognosis;

penderit a yang mengalami cedera pada

kecelakaan kenderaan bermot or kecepat an

t inggi cenderung unt uk menderit a DAI

dengan prognosa yang relat if baik. Dalam

beberapa st udi, hanya 17% penderit a cedera

kepala berat karena kecelakaan kendaraan

beromot or mempunyai hemat oma yang

harus dioperasi dan diant ara penderit a yang

t an p a h em at o m a, 53% sem b u h secar a

f ungsional dan 35% meninggal. Berbeda

dengan penderit a yang cedera karena jat uh,

t abrakan sepeda mot or dengan pejalan kaki

at au cedera lain lebih sering mendapat kan

k o n t u si o d an ek st r a-ak si al h em at o m a

dengan out come yang lebih buruk. Penderit a

dengan DAI cenderung lebih muda daripada

penderit a dengan cedera ot ak lokal dan

hemat oma int rakranial dan sedikit

kecende-rungannya unt uk memperoleh peningkat an

t ekanan int racranial (Sast rodiningrat , 2006).

Hubungan Hipotensi dengan Kemandirian

Berdasarkan t abel 2, dapat diket ahui

bahw a variabel hipot ensi (p=0,744) t idak

mempunyai hubungan t erhadap

kemandi-rian pasiencederakepala. Hal ini disebabkan

kerena penyebaran kat egori FIM baik yang

t er g an t u n g m au p u n m an d i r i m er at a

diseluruh kelompok hipot ensi yang art inya

semua keadaan hipot ensi at aupun t idak

memungkinan unt uk mandiri sangat besar.

Selain it u keadaan hipot ensi yang dialami

b i sa saj a k ar en a f ak t o r l ai n k ar en a

mengingat hasil pengukuran GCS dan CTscan

yang t ergolong dalam bat as normal.

Berbeda dengan pernyat aan Bow ers

(1980), yan g m en j el ask an b ah w a n i l ai

t ekanan darah sist olik aw al pada pasien

cedera kepala, dianggap sebagai f akt or

predikt or kuat t erhadap prognosis out come.

Terdapat nya cedera sist emik ganda t erut ama

yang berhubungan dengan hipoksia sist emik

dan hipot ensi (t ekanan sist olik <90 mmHg),

m em p er b u r u k p r o g n o si s p en yem b u h an

(Bow ers, 1980).

Hipot ensi yang dit emukan mulai dari

aw al ced er a sam p ai sel am a p er aw at an

p en d er i t a m er u p ak an f ak t o r yan g

menent ukan out come penderit a cedera

kepala berat , dan merupakan sat u-sat unya

f akt or penent u yang dapat dikoreksi dengan

m ed i k am en t o sa. A d an ya sat u ep i so d e

h i p o t en si d ap at m en g g an d ak an an g k a

mort alit as dan meningkat kan morbidit as;

(10)

menurunkan morbidit as dan mort alit as.

Hipoksia sist emik sering t erdapat pada

penderit a dengan cedera kepala berat dan

mempunyai pengaruh t erhadap prognosa.

Kat surada dkk melaporkan bahw a diant ara

p en d er i t a ced er a k ep al a b er at d al am

keadaan koma, 43% mendapat hipoksia

art erial dibaw ah 70 mmHg, 51% mempunyai

perbedaan oksigen alveolar-art erial lebih

dari 30% ; 14% mendapat hiperkarbia lebih

dari 45 mmHg. M iller dkk mendapat kan

bahw a 30% dari penderit a ada aw alnya

sudah menderit a hipoksia. Hipoksia sist emik

dapat t erjadi karena apnea yang t iba-t iba

at au karena pola pernaf asan abnormal

lainnya, hipovent ilasi karena cedera sumsum

t ulang belakang at au obst ruksi jalan naf as

karena cedera kepala at au cedera leher,

juga karena cedera lansung pada dinding

dada at au paru, at au oleh emboli lemak di

sirkulasi pulmonal karena f rakt ur t ulang

panjang. Sangat sulit unt uk menjelaskan

ef ek hipoksia sist emik pada manusia, t et api

t ampaknya juga memegang peranan di dalam

memperburuk prognosa (Sast rodiningrat ,

2006).

Hubungan GCS dengan Kem andirian

Berdasarkan t abel 2, dapat diket ahui

bahw a variabel GCS (p<0,001) mempunyai

hubungan t erhadap Kemandirian pasien

cedera kepala, dengan korelasi sedang

(r=0,432), dan arah korelasi posit if yang

berart i semakin berat GCS maka kemandirian

sem ak i n t i n g g i (t er g an t u n g ). Hal i n i

disebabkan karena t erdapat perbedaan

jumlah GCS ringan yang lebih t inggi dengan

kemandirian dengan kat egori mandiri yang

lebih dominan, yang berart i variasi dat a

yang beragam.

M en u r u t Ud ek w u et al ., n i l ai GCS

sebelum resusit asi berhubungan dengan

angka kemat ian dan out come f ungsional

pada pasien cedera kepala, t api ket erbat asan

karakt erist ik yang melekat harus disesuaikan

dengan kondisi prognosis klinis di set iap

pasien dengan prediksi out come di berbagai

group populasi. Skor GCS sebagai indikat or

sp esi f i k p ad a ced er a k ep al a ser i n g

d i k ab u r k an o l eh b er ag am h al sep er t i

kesenjangan suplai dan kebut uhan oksigen

sepert i disebabkan oleh keadaan anemia,

hipot ensi, at au hipoksia. Juga diakibat kan

ef ek depresi susunan saraf pusat akibat obat

-obat an (Udekw u, Kromhout -Schiro, Vaslef ,

Baker, & Oller, 2004).

Glasgow coma scale (GCS) merupakan

t olok ukur klinis yang digunakan unt uk

menilai berat nya cedera pada cedera kepala

berat . Glasgow coma scale seharusnya t elah

diperiksa pada penderit a pada aw al cedera

t erut ama sebelum mendapat obat -obat

paralit ik dan sebelum int ubasi; skor ini

disebut skor aw al GCS. Derajat kesadaran

t ampaknya mempunyai pengaruh yang kuat

t erhadap kesempat an hidup dan

penyem-buhan. Glasgow coma scale juga merupakan

f akt or prediksi yang kuat dalam menent ukan

prognosis, suat u skor GCS yang rendah pada

aw al cedera berhubungan dengan prognosis

yang buruk (Arif in & Henky, 2012).

M en u r u t Sast r o d i n i n g r at (2006),

melaporkan bahw a 82% dari penderit a

dengan skor GCS 11 at au lebih, dalam w akt u

24 jam set elah cedera mempunyai good

out come at au moderat ely disabled dan

hanya 12% yang meninggal at au mendapat

severedisabilit y. Out come secara progresif

(11)

menurun. Di ant ara penderit a dengan skor

aw al GCS 3 at au 4 dalam 24 jam pert ama

set elah cedera hanya 7% yang mendapat

good out come at au moderat e disabilit y.

Diant ara penderit a dengan skor GCS 3 pada

w akt u masuk diraw at , 87% akan meninggal.

Kehilangan kesadaran yang lama, dalam

banyak hal t idak predikt if t erhadap out

-come yang buruk.

Hu b u n g a n Re f l e k Pu p i l d e n g a n

Kem andirian

Berdasarkan t abel 2, dapat diket ahui

bahw a variabel kondisi pupil (p<0,001)

mempunyai hubungan t erhadap

Keman-dirian pasien cedera kepala, dengan korelasi

lemah (r=0,360), dan arah korelasi posit if

yang berart i semakin buruk kondisi pupil

m ak a k em an d i r i an sem ak i n t i n g g i

(t ergant ung). Hal ini disebabkan karena

t erdapat perbedaan jumlah pupil isokor yang

lebih t inggi dengan kemandirian dengan

kat egori mandiri yang lebih dominan, yang

berart i variasi dat a yang beragam.

Ref lek pupil t erhadap cahaya merupakan

pengukuran secara t idak langsung t erhadap

adanya herniasi dan cedera brainst em. Secara

umum, dilat asi dan f iksasi dari sat u sisi pupil

m en an d ak an ad an ya h er n i asi , d i m an a

gambaran dilat asi dan t erf iksasinya kedua

pupil dijumpai pada cedera brainst em yang

irreversible. Ket erbat asan penilaian prognosis

t erjadi pada pupil yang mengalami dilat asi

dan t erf iksasi akibat t rauma langsung ke

bola mat a t anpa mencederai saraf ket iga

int rakranial at au disert ai cedera brainst em.

Penelit ian klinis unt uk mengamat i prognosis

t erhadap ref lek cahaya pupil t elah dilakukan

d al am b er b ag ai m et o d o l o g i . Seb ag i an

penelit ian t ersebut menelit i ukuran dan

reaksi pupil t erhadap cahaya. Sebagian

penel i t i an t er sebut hanyam encat at ada

t idaknya dilat asi t anpa memandang ukuran

pupil (Arif in & Henky, 2012).

Dengan demikian, gangguam gerakan

ekst raokular dan ref leks pupil yang negat if

juga berhubungan dengan prognosis buruk.

Diamet er pupil dan reaksi pupil t erhadap

cahaya adalah dua paramet er yang banyak

diselidiki dan dapat menent ukan prognosis.

Di dalam mengevaluasi pupil, t rauma orbit a

langsung harus disingkirkan dan hipot ensi

t elah diat asi sebelum mengevaluasi pupil,

d an p em er i k saan u l an g h ar u s ser i n g

d i l ak u k an set el ah evak u asi h em at o m a

int raserebral (Guf ron, 2013).

Hubungan Pem eriksaan CTscan dengan

Kem andirian

Berdasarkan t abel 2, dapat diket ahui

bahw a variabel pemeiksaan CTscan (p=0,492)

t i d ak m em p u n yai h u b u n g an t er h ad ap

kemandirian pasien cedera kepala. Hal ini

disebabkan kerena penyebaran kat egori FIM

baik yang t ergant ung maupun mandiri

merat a diseluruh kelompok hasil

pemeriksa-an CTscpemeriksa-an ypemeriksa-ang art inya semua keadapemeriksa-an

CTscan at aupun t idak memungkinan unt uk

mandiri sangat besar, yang berart i variasi

dat a kecil.

Ber b ed a d en g an p er n yat aan b ah w a

penemuan aw al pada CT Scan pent ing dalam

memperkirakan prognosis cedera kepala.

Suat u CT scan yang normal pada w akt u

masuk diraw at pada penderit a cedera kepala

berat berhubungan dengan mort alit as yang

lebih rendah dan penyembuhan f ungsional

yang lebih baik bila dibandingkan dengan

(12)

w alaupun pada penderit a dengan skor GCS

aw al 3 at au 4 (Sist er, 2014). Sast rodiningrat

(2006), melaporkan di ant ara 95 penderit a

cedera kepala berat , 39% mempunyai CT

scan normal; 79% dari penderit a ini mencapai

penyembuhan yang baik, hanya 7% yang

mengalami cacat berat (Arif in & Henky, 2012).

Terdapat nya hemat oma int raserebral

yang harus dioperasi berhubungan dengan

prognosis yang lebih buruk sama halnya

bila sist em basal t idak t ampak at au adanya

kompresi t erhadap sist em basal. Lesi massa

t er u t am a h em at o m a su b d u r al d an

hematoma intraserebral berhubungan dengan

meningkat nya mort alit as dan menurunnya

kemungkinan penyembuhan f ungsional.

Demikian juga halnya didapat 26% -53%

t SAH pada penderit a dengan cedera kepala

b er at d an k eb an yak an b er l o k asi p ad a

konveksit as ot ak. Dengan adanya t SAH,

angka mort alit as akan meningkat dua kali

lipat ; t SAH di dalam sist erna basal

menye-babkan unf avorable out comepada 70% dari

penderit a. t SAH adalah f akt or independen

yang bermakna di dalam menent ukan

prog-nosis (Sast rodiningrat , 2006).

Hubungan Konsum si Alkohol dengan

Kem andirian

Ber d asar k an h asi l p en el i t i an , d ap at

diket ahui bahw a variabel konsumsi alkohol

(p =0,174) t i d ak m em p u n yai h u b u n g an

t erhadapkemandirianpasiencederakepala.

Hal i n i d i seb ak an k er en a p en yeb ar an

kat egori FIM baik yang t ergant ung maupun

m an d i r i m er at a d i sel u r u h k el o m p o k

k o n su m si al k o h o l yan g ar t i n ya sem u a

keadaan konsumsi alkohol at aupun t idak

memungkinan unt uk mandiri sangat besar,

yang berart i variasi dat a kecil.

Ber b ed a d en g an p er n yat aan b ah w a

k ad ar al k o h o l yan g t i n g g i p ad a saat

t erjadinya cedera kepala berat berhubungan

dengan skor GCS aw al yang rendah dan

memperburuk neuropsychologic out come

d i b an d i n g k an d en g an p en d er i t a t an p a

al k o h o l p ad a saat t er j ad i n ya ced er a.

Keadaaan ini menunjukkan adanya ef ek

adiksi dari obat-obat terhadap neuropsychologic

o u t co m e(Sast r o d i n i n g r at , 2006). Hal i n i

disebabkan karena pasien yang mengalami

ced er a k ep al a t i d ak d i ser t ai g an g g u an

kesadaran, mengalami penurunan kesadaran

sesaat set elah cedera kepala dan pada saat

diperiksa sudah sadar kembali, kesadaran

disoriented atau not obey command, t anpa

def isit f okal serebral yang biasa dit emukan

pada pasien dengan int oksikasi alkohol.

M ajorit as pasien yang dat ang ke UGD

dengan cedera kepala berada pada kat egori

ringan. Pasien dalam keadaan bangun saat

diperiksa dokt er namun mungkin amnest ik

at as kejadian sekit ar saat cedera. M ungkin

t er dapat r i w ayat k ehi l angan k esadar an

sebent ar yang mungkin dikacaukan oleh

alkohol at au int oksikans lain. 3% pasien

secara t idak disangka memburuk dan gaw at

neurologis bila kelainan st at us ment alnya

t idak segera diket ahui (Saf rizal, Saanin, &

Bacht iar, 2013).

Hu b u n g a n La m a Ra w a t d e n g a n

Kem andirian

Ber d asar k an h asi l p en el i t i an , d ap at

d i k et ah u i b ah w a var i ab el l am a r aw at

(p<0,001) mempunyai hubungan t erhadap

k em andi r i anpasi enceder ak epal a, dengan

korelasi lemah (r=0,351), dan arah korelasi

(13)

di Rumah Sakit maka kemandirian semakin

t inggi (t ergant ung). Hal ini disebabkan

karena t erdapat perbedaan jumlah lama

raw at <3 hari yang lebih t inggi dengan

kemandirian dengan kat egori mandiri yang

lebih dominan, yang berart i variasi dat a

yang beragam.

Lengt h of St ay adalah lama peraw at an

yang diberikan kepada pasien oleh suat u

t em p at p el ayan an k eseh at an . Lam a

peraw at an pasien di rumah sakit t ent unya

d i p en g ar u h i o l eh b an yak f ak t o r, sal ah

sat unya adalah manajemen aw al pasien yang

baik dan t epat akan menent ukan out come.

Penelit ian mengenai out come dari cedera

k ep al a m en u n j u k k an b ah w a GCS ak an

m en i n g k at k an an g k a m o r b i d i t as d an

mort alit as yang akan mempengaruhi Lengt h

of St ay pasien di rumah sakit (Sast rodiningrat ,

2006)

Set iap t ahun sebanyak 200.000 kejadian

cederakepala membut uhkan peraw at an di

rumah sakit dimana 1,74 jut a orang pasien

d en g an ced er a 280 k ep al a sed an g

mengalami kecacat an sement araminimal 1

hari. Lama peraw at an pasiencedera kepala

d i IGD b er b ed a-b ed a t er g an t u n g p ad a

keparahan cedera pasien (Bet hel, 2012).

Pasien cedera kepala ringan selama 3 hari

dengan lama peraw at an minimum 1 hari

dan maksimum 7 hari dan f akt or yang paling

b er p en g ar u h d al am m em p r ed i k si l am a

peraw at an pasien cedera kepala adalah GCS

(Sipayung & Syapit ri, 2015).

Fa k t o r y a n g D o m i n a n Te r h a d a p

Kem andirian

Berdasarkan t abel 3, dapat diket ahui

bahw a variabel yang berpengaruh t erhadap

kemandirian pasien cedera kepalaadalah GCS

(p=0,996) dan Pupil (p=0,077). Kekuat an

hubungan dari yang t erbesar ke yang t erkecil

adalah GCS (OR=275390993,19) dan Pupil

(OR=7,70). Probabilit as responden unt uk

mandiri adalah 100% . Dengan kualit as

p er sam aan yan g d i p er o l eh m em p u n yai

kalibrasi yang baik yait u p=1,000 pada hasil

Ho sm er an d Lam esh o w , sed an g k an n i l ai

diskriminasi adalah 93,6% dengan int epret asi

secara st at ist ic adalah sangat kuat .

Derajat kesadaran t ampaknya mempunyai

pengaruh yang kuat t erhadap kesempat an

h i d u p d an p en yem b u h an . GCS j u g a

merupakan f akt or prediksi yang kuat dalam

menent ukan prognosa, suat u skor GCS yang

rendah pada aw al cedera berhubungan

dengan prognosa yang buruk. Jennet dkk.,

melaporkan bahw a 82% dari penderit a

dengan skor GCS 11 at au lebih, dalam w akt u

24 jam set elah cedera mempunyai good

out come at au moderat ely disabled dan

hanya 12% yang meninggal at au mendapat

severe disabilit y. Out come secara progresif

ak an m en u r u n k al au sk o r aw al GCS

m en u r u n . Di an t ar a p en d er i t a–p en d er i t a

dengan skor aw al GCS 3 at au 4 dalam 24

jam pert ama set elah cedera hanya 7% yang

mendapat good out come at au moderat e

disabilit y. Diant ara penderit a dengan skor

GCS 3 pada w akt u masuk diraw at , 87%

akan meninggal (Sast rodiningrat , 2006).

Terdapat beberapa kont roversi didalam

saat menent ukan GCS. Penent uan skor GCS

sesudah resusit asi kardiopulmonal, dapat

m en g u r an g i n i l ai p r ed i k si GCS. Pad a

beberapa penderit a, skor mat a dan skor

verbal sulit dit ent ukan pada mat a yang

(14)

Skor mot orik dapat menjadi prediksi yang

kuat ; penderit a dengan skor mot orik 1

(bilat eral f laksid) mempunyai mort alit as

90% . Adanya skor mot orik yang rendah pada

aw al cedera dan usia diat as 60 t ahun

m er upak an k om bi nasi yang m em at i k an

(Kelly, Kordist ani, & M art in, 1996).

Kehilangan kesadaran yang lama, dalam

b an yak h al t i d ak p r ed i k t i f t er h ad ap

out comeyang buruk. Grosw asser dan Sazbon

melakukan t injauan penyembuhan f ungsional

d ar i 134 p en d er i t a d en g an g an g g u an

k esad ar an sel am a 30 h ar i . Ham p i r

separuhnya mempunyai ket ergant ungan

t ot al didalam akt if it as kehidupan sehari-hari,

dan 20% yang lain mempunyai ket

ergan-t ungan ergan-t erbaergan-t as. Biasanya penderiergan-t a yang

sembuh adalah pada usia dibaw ah 30 t ahun

d en g an f u n g si b at an g o t ak yan g b ai k

(Grosw asser & Sazbon, 1990).

Abnormalit as f ungsi pupil, gangguan

gerakan ekst raokular, pola-pola respons

mot orik yang abnormal sepert i post ur f leksor

dan post ur ekst ensor, semuanya

mempredik-sikan out come yang buruk set elah cedera

kepala berat (NINDS, 2015). Sast rodiningrat

(2006) menyat akan bahw a anisokor, ref leks

pupil yang t idak t erat ur at au pupil yang

t idak bereaksi t erhadap rangsang cahaya

b i asan ya d i seb ab k an k ar en a k o m p r esi

t erhadap saraf ot ak ket iga at au t erdapat

cedera pada bat ang ot ak bagian at as,

biasanya karena herniasi t ranst ent orial.

Dal am su at u t i n j au an t er h ad ap 153

p en d er i t a d ew asa d en g an h er n i asi

t ranst ent orial, hanya 18% yang mempunyai

penyembuhan yang baik. Diant ara penderit a

dengan anisokori pada w akt u masuk diraw at

dengan bat ang ot ak yang t idak cedera, 27%

mencapai penyembuhan yang baik, akan

t et api bila dit emukan pupil yang t idak

bergerak dan berdilat asi bilat eral, secara

bermakna dit emukan hanya 3.5% yang

sem b u h . Pen d er i t a d en g an p u p i l yan g

anisokor yang mendapat penyembuhan baik

cenderung berumur lebih muda, dan ref

leks-ref leks bat ang ot ak bagian at as yang t idak

t erganggu. 10 dari 40 (25% ) penderit a

dengan sat u pupil berdilat asi ipsilat eral

t erhadap suat u perdarahan subdural (PSD)

mencapai penyembuhan f ungsional. Seelig

dkk melaporkan hanya 6 dari 61 (10% )

penderit a dengan dilat asi pupil bilat eral

yang mencapai penyembuhan f ungsional

(NINDS, 2015).

KESIM PULAN

Dari hasil penelit ian yang didapat , maka

d ap at d i si m p u l k an b ah w avar i ab el yan g

t i d ak b er h u b u n g an d en g an k em an d i r i an

pasien cedera kepala pada pasien cedera

kepala yang pernah diraw at di IGD RSUD dr.

R. Koesma Tuban adalah usia, mekanisme

cedera, hipot ensi, pemeriksaan CT Scan,

konsumsi alkohol, sedangkan f akt or yang

berpengaruh adalah Skor GCS aw al dan

Ref lek Pupil.

Berdasarkan hal t ersebut , maka saran

yang dapat diberikan: 1) Peraw at

mengguna-kan hasil penelit ian ini sebagai bahan

p em b u at an m ed i a i n f o r m asi t en t an g

p en t i n g n ya p en g u k u r an GCS d an

p em er i k saan r ef l ek p u p i l yan g d ap at

digunakan oleh peraw at IGD sebagai upaya

p en i n g k at an m an aj em en p asi en ced er a

kepala pada f ase emergency; 2) Penelit i

selanjut nyamenggunakan hasil penelit ian ini

(15)

mengembangkan penelit ian dalam ruang

l i n g k u p k asu s ced er a k ep al a d en g an

memperhit ungkan f akt or-f akt or lainya yang

t idak dit elit i dalam penelit ian ini sepert i

derajat keparahan cedera kepala, lokasi

cedera kepala, dan peraw at an selama di

rumah sehingga hasil yang diperoleh akan

lebih akurat .

DAFTAR PUSTAKA

Alligood. (2014). Nursing t heorist s and t heir

w ork, 8t h Edit ion. M osby Elsevier, Inc.:

St . Louis.

Arif in, M ., & Henky, J. (2012). Analisis nilai

f u n ct i o n al i n d ep en d en ce m easu r e

p en d er i t a ced er a ser vi k al d en g an

p er aw at an k o n ser vat i f . M ak ar a,

Kesehat an, Vol. 16, No. 1, Juni 2012,

17-22.

Arnold, C. D. (2013). Fakt or-Fakt or Yang

Berhubungan Dengan Out come Pasien

Pasca Operasi Hemat oma Epidural (EDH).

Padang: Fakult as Kedokt eran Universit as

Andalas.

Bet hel. (2012). Emergency Care of Children

and Adult s Wit h Head Injury. Nursing

St andard. (43), 49-56.

Blumbergs, P. (2011). Neuropat hology of

t raumat ic brain injury. in: Winn HR, ed.

Youmans Neurological Surgery, 6t h ed.

Vol 4. Philadelphia: Elsevier Saunders.

Canadian Part nership f or St roke Recovery.

(2016). Funct ional Independence M easure

(FIM ) Evaluat ion Summary. Ret rieved

f rom ht t p://w w w.st rokengine.ca

Gar d n er, Sm i t h , Ch an y, Fer n an d ez, &

M cKenzie. (2007). Fact ors associat ed w it h

hospit al lengt h of st ay and hospit al

charges of mot or vehicle crash relat ed

hospit alizat ions among children in t he

Unit ed St at es. Arch Pediat r Adolesc M ed

2007, 161(9), 889–895.

Grosw asser, Z., & Sazbon, L. (1990). Out come

in 134 pat ient s w it h prolonged post

traumatic unawareness. Part 2 : Functional

o u t co m e o f 72 p at i en t s r eco ver i n g

consciousness. J. Neurosurg, 72 : 81-4.

Guf ron, A. (2013). Hubungan gambaran hasil

CT scan dengan nilai glasgow coma scale

pada pasien cedera kepala. Yogyakart a:

Universit as M uhammadiyah Yogyakart a.

Had i , J. (2014). Pen g ar u h k o ag u l o p at i

t er h ad ap g l asg o w o u t co m e scal e

penderit a cedera kepala berat yang t idak

mempunyai indikasi operasi. Padang:

Universit as Andalas.

Jiang, J. (2012). Head t rauma in China.

Injury, Int . J.Care Injured 44 (2013) , 1453–

1457.

Kelly, D., Kordist ani, R., & M art in, N. (1996).

Hyperemia f ollow ing t raumat ic brain

i n j u r y. Rel at i o n sh i p t o i n t r acr an i al

hypert ension and out come. J Neurosurg,

85 : 762 – 71.

Kement erian Kesehat an Republik Indonesia.

(2015). Report Kunjungan RS. Ret rieved

f rom ht t p://sirs.buk.depkes.go.id/

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

(2015). Perhubungan darat dalam angka

2014. Jakart a: Kement erian Perhubungan

Republik Indonesia.

NINDS. (2015). Tr au m at i c Br ai n In j u r y.

M aryland: NIH Publicat ion No. 16-158.

Pu t r i , R. (2013). A n al i si s p r ak t i k k l i n i k

(16)

perkot aan pada. Jakart a: Universit as

Indonesia.

Rosyida, S. N., Daryono, & Praset yo, K. (2015).

Kajian Kecelakaan Lalu Lint as Di Jalan

Art eri Pada Jalur Pant ura Wilayah Tuban.

Sw ara Bhumi Vol 1, No 1, (2015).

Saf rizal, Saanin, S., & Bacht iar. (2013).

Hubungan nilai oxygen delivery dengan

out come raw at an pasien cedera kepala sedang. Padang: Universit as Andalas.

Sast rodiningrat , A. G. (2006). M emahami

Fak t o r -Fak t o r yan g M em p en g ar u h i

Prognosa Cedera Kepala Berat . Suplemen

M ajalah Kedokt eran Nusant ara Volume

39 No. 3 Sept ember 2006.

Sipayung, N. P., & Syapit ri, H. (2015). GCS

sebagai predikt or lenght of st ay pasien

CKR di RSU Pringadi M edan. INJEC Vol 2

No 2 Okt 2015.indd.

Sist er, F. (2014). Gambaran Kadar Nat rium

Dan Kalium Penderit a Kont usio Serebri

Di Inst alasi Gaw at Darurat Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2012.

Sumat ra Ut ara: Universit as Sumat ra Ut ara.

Udekw u, P., Kromhout -Schiro, S., Vaslef , S.,

Baker, C., & Oller, D. (2004). Glasgow

coma scale score, mort alit y, and f

unc-t ional ouunc-t come in head-injured paunc-t ienunc-t s.

J Trauma, 56: 1084-1089. doi:10.1097/

01.TA.0000124283.02605.A5.

Van M iddendorp, J., Hosman, A., Donders,

A ., Po u w , M ., Di t u n n o , J., & Cu r t ,

A. (2011). A clinical predict ion rule

f o r am b u l at i o n o u t co m es af t er

t r au m at i c sp i n al co r d i n j u r y: a

longit udinal cohort st udy. The Lancet ,

377(9770), 1004-1010.

WHO. (2015, Okt ober). Road t raff ic injuries.

Sw i t zer l an d . Ret r i eved f r o m h t t p ://

w w w.w h o .i n t /m ed i acen t r e/f act sh eet s/

f s358/en/

Wijayant i. (2012). Asuhan keperaw at an pada

Tn . S d en g an g an g g u an si st em

p er syar af an : ced er a k ep al a p o st

kraniot omi hari ke-2 di Ruang Sof a

Rumah Sakit PKU M uhammadiyah .

Surakart a: Universit as M uhammadiyah

Gambar

Tabel 1 Distribusi Frekuensi KarakteristikResponden
Tabel 2 Hasil Analisa Bivariat KoefisienKontingensi
Tabel 5. Hasil Uji Kurva ROC

Referensi

Dokumen terkait

Karena pentingnya acara dimaksud maka diharapkan hadir tepat waktu dan jika Direktur/Pimpinan perusahaan berhalangan hadir, dapat diwakilkan kepada

Telah memenuhi poin Satuan Kredit Kegiatan Mahasiswa (SKKM), minimal telah mengumpulkan 100 poin, dari berbagai kegiatan/prestasi/pengalaman/penghargaan/peran- serta,

Demikian pengumuman ini kami sampaikan sebagai bahan untuk diketahui, atas perhatiannya diucapkan banyak terima kasih. Tanggal, 5 September

Surat undangan ini disamping dikirimkan melalui email juga ditayangkan pada website SPSE Kabupaten Bolaang Mongondow, oleh karenanya Pokja tidak dapat menerima

[r]

Memperhatikan ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 Sebagaimana di ubah terakhir dengan peraturan presiden nomor 4 tahun 2015 tentang pengadaan barang

Dengan ini kami mengundang Saudara untuk mengikuti Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya e-Lelang Jasa Konsultasi Untuk pengadaan jasa konsultan dengan Sistem

Maksud dan tujuan didirikannya Perkumpulan LAM-PTKes adalah sebagai berikut : 1) untuk menjamin mutu proses pendidikan dan lulusan pendidikan tinggi kesehatan; 2) untuk