• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJI EKSPERIMENTAL EFISIENSI PRODUKSI MINYAK NILAM DENGAN DUA MODEL PENYULINGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJI EKSPERIMENTAL EFISIENSI PRODUKSI MINYAK NILAM DENGAN DUA MODEL PENYULINGAN."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

KAJI EKSPERIMENTAL EFISIENSI PRODUKSI

MINYAK NILAM DENGAN DUA MODEL

PENYULINGAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tahap Sarjana

Oleh:

SEFTI MAYOFA IKHSAN

NBP : 05 971 005

JURUSAN TEKNIK MESIN

(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Pemecahan Masalah ... 2

1.4 Batasan Masalah... 2

1.5 Tujuan ... 3

1.6 Manfaat ... 3

1.7 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Nilam... 5

2.2. Minyak Nilam ... 6

2.3. Proses Penyulingan ... 10

2.3.1 Sifat Termal Uap... 12

2.3.2 Pindah panas ... 12

2.4. Peralatan Penyulingan... 14

2.4.1 Ketel Uap (Boiler)... 14

2.4.2 Ketel Suling ... 15

2.4.3 Pendingin (Kondensor) ... 16

(3)

BAB III METODOLOGI

3.1 Penelitian Pendahuluan ... 19

3.1.1 Studi Literatur ... 19

3.1.2 Diagram Alir Penelitian ... 19

3.1.3 Perancangan Ketel Suling ... 21

3.1.3.1 Desain Ketel Suling ... 22

3.1.3.2 Material Ketel Suling... 23

3.1.3.3 Pembuatan Ketel Suling... 23

3.2 Penelitian Utama ... 26

3.2.1 Pengujian Model Penyulingan ... 26

3.2.2 Parameter Pengujian Model penyulingan Minyak Nilam... 26

3.2.3 Analisa Data dan Pengambilan Kesimpulan... 27

3.2.4 Bahan dan Alat... 27

3.2.4.1 Bahan ... 27

3.2.4.2 Peralatan Penelitian... 28

3.2.5 Prosedur percobaan ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pembahasan Data Pengujian Pembandingan efisiensi dan Efektifitas kinerja Ketel Suling Tradisional dan Rancangan Sendiri ... 34

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran... 47

DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang

Indonesia memiliki kekayaan alam berupa flora dan fauna yang sangat beragam.

Diantara keragaman flora tersebut terdapat tanaman-tanaman yang mengandung

minyak atsiri dan tanaman yang menjadi bahan baku dalam pembuatan produk di

berbagai industri.

Berdasarkan perkembangan industri minyak atsiri di dunia, tanaman yang

sangat potensial sebagai tanaman penghasil minyak atsiri adalah tanaman nilam

(Pogostemon cablin Benth). Kebutuhan minyak nilam di pasar dunia semakin

meningkat sesuai dengan peningkatan penggunaannya di industri kosmetik,

obatan-obatan, dan antibiotik. Penggunaan minyak nilam di industri kosmetik dipusatkan

sebagai bahan fiksatif dalam pembuatan parfum. Nilai ekspor minyak nilam selalu

meningkat, tahun 2001 mencapai US $ 52,97 juta atau 4,4 % nilai ekspor minyak atsiri

Indonesia. Indonesia pemasok utama minyak nilam dunia (90 %). Sementara kebutuhan

minyak nilam dunia berkisar 1.500 ton/tahun dengan pertumbuhan 5 % (Ferry dan

Emmyzar, 2004). Oleh karena itu, peluang pasar minyak nilam bagi Indonesia masih

cukup besar. Hal tersebut merupakan salah satu peluang Indonesia untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat khususnya para petani dan penyuling nilam serta

meningkatkan devisa negara.

Pada umumnya minyak nilam yang dihasilkan para petani dan penyuling di

Indonesia masih perlu ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun produktivitas serta

efisiensi produksi. Peningkatan produktivitas minyak nilam dapat dilakukan dengan

memperhatikan kinerja sistem penyulingan dalam proses produksi minyak nilam yang

terkait dengan disain alat-alat penyulingan. Peningkatan kualitas minyak nilam dapat

dilakukan dengan pengendalian dan pengontrolan selama proses produksi minyak

nilam. Sedangkan untuk efisiensi produksi dapat dilakukan dengan menggunakan model–model penempatan kedudukan ketel penyulingan. Dengan asumsi seperti inilah penulis mencoba mengangkat topik ini untuk membuktikan analisa sehingga nantinya

dapat membantu petani nilam dalam peningkatan efisiensi produksi penyulingan nilam.

(5)

efisiensi sangat diperlukan, karena selama ini penyulingan hanya dilakukan secara

tradisional dan masih terdapat kelemahan dari pengerjaan dan proses dari sistem

penyulingannya.

Pada umumnya model penyulingan yang digunakan para petani nilam di

Kanagarian Kotorajo biasanya masih tradisional dengan posisi ketel suling berdiri,

Hingga timbul asumsi penulis bagamaina jika model penyulingan ini dibandingkan

dengan model desain ketel dari rancangan sendiri dengan ketel suling yang direbahkan.

Akan dihitung laju aliran minyak nilam persatuan waktu, waktu yang diperlukan untuk

proses satu kali penyulingan, juga efisiensi dan efektifitas kerja dari kedua model ketel

penyulingan tersebut.

I.2 Perumusan Masalah

Melakukan proses penyulingan, dan membandingkan dua model ketel

penyulingan untuk menentukan efisiensi, maupun efektifitas proses penyulingan yang

dilakukan.

I.3 Pemecahan masalah

Rancang bangun alat penyulingan, pengambilan data-data pengujian dan

pembahasan data pengujian. Membandingkan efisiensi dan efektifitas dari dua model

ketel suling.

I.4 Batasan Masalah.

Dalam penelitian kali ini secara aktual akan dibandingkan efisiensi produksi

dari minyak nilam yang disuling melalui dua metoda yang berbeda, dan

menganalisanya serta memberikan gambaran umum metoda mana yang lebih efisien

hingga bermanfaat bagi petani nilam pada khususnya. Parameter yang digunakan relatif

sama, diantaranya besar pengapian, bobot daun nilam pengujian, besar laju pendinginan

juga sama.

I.5 Tujuan

(6)

Beberapa tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Perancangan ketel suling.

2. Pembuatan ketel suling.

3. Pengujian ketel suling.

1.5.2 Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini yaitu :

1. Menentukan keterkaitan desain kinerja ketel suling dalam hal peningkatan

efisiensi dan efektifitas pada suatu sistem penyulingan.

2. Membandingkan dua sistem penyulingan untuk mendapatkan satu proses yang

relatif efisien dan efektif.

3. Berusaha meningkatkan kinerja dan efisiensi, efektifitas proses penyulingan minyak

nilam sehingga berdampak positif untuk petani nilam.

I.6 Sistematika Penulisan

Laporan tugas akhir ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan

Menjelaskan mengenai latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan

masalah dan sistematika penulisan.

2. Bab II Tinjauan pustaka

Menjelaskan mengenai tanaman nilam, minyak nilam, proses penyulingan, dan

peralatan penyulingan.

3. Bab III Metodologi

Menjelaskan mengenai diagram alir penelitian, perancangan dan pembuatan

ketel peralatan penyulingan, pengujian dua model penyulingan, parameter

penelitian, bahan dan peralatan pengujian, dan prosedur pengujian.

4. Bab IV Hasil dan Pembahasan

Memaparkan dan menganalisa data-data yang didapatkan dari hasil pengujian

berupa laju destilat persatuan waktu, waktu yang diperlukan satu kali proses

penyulingan, volume destilat yang dihasilkan, dan perbandingan efisiensi dari kedua

(7)

Menjelaskan mengenai kesimpulan akhir penelitian dan saran-saran yang

direkomendasikan berdasarkan pengalaman di lapangan untuk perbaikan proses

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai analisis kinerja dan efisiensi energi penyulingan minyak nilam dengan metode uap dan air dengan sistem kohobasi dan

Proses penyulingan minyak nilam memerlukan suatu alat, dan umumnya alat yang digunakan serta memerlukan energi, baik berasal dari listrik, minyak tanah atau pun bahan

rangkaian lapis tipis seng dapat digunakan untuk pemanas pada proses penyulingan minyak atsiri dari bahan serai dapur dengan biaya yang ekonomis serta dapat

Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh massa bahan terhadap kebutuhan massa uap dan energi uap pada proses penyulingan nilam

Menurut hasil pengamatan tentang minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) dengan metode penyulingan uap air yang melalui dua kali proses penyulingan

Pada tahap praktek penyulingan rimpang jahe, petani terlibat langsung mulai dari penyiapan bahan baku, penyiapan alat destilasi, pengisian ketel suling dan kondensor

Minyak nilam merupakan salah satu komoditi ekspor yang memiliki nilai jual tinggi bagi Indonesia. Pada umumnya minyak nilam diperoleh dari proses penyulingan

Interpretasi dari kedua regresi polinomial tersebut adalah tekanan uap panas yang dihasilkan dari kayu bakar untuk proses penyulingan daun nilam lebih stabil daripada bdket batu bara