• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Supervisor dalam Menerapkan Proses Actuating (Studi Kasus pada Café Roti Gempol dan Kopi Anjis Jalan Surya Sumantri Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Supervisor dalam Menerapkan Proses Actuating (Studi Kasus pada Café Roti Gempol dan Kopi Anjis Jalan Surya Sumantri Bandung)."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Bandung memiliki daya tarik tersendiri terhadap wisatawan baik itu lokal maupun mancanegara. Karena tidak hanya menawarkan objek wisata, atau trend fashion, Bandung juga terkenal dengan kota kreatif, baik dalam hal seni tapi juga menyangkut kuliner. Sehingga menyebabkan bermunculan cafe yang menawarkan berbagai varian makanan dan atmosfir yang unik.

Banyaknya cafe yang bermunculan mengakibatkan para owner harus dapat berpikir lebih kreatif dan inovatif lagi agar dapat bersaing dengan cafe-cafe lainnya untuk menjadi yang pertama dan terbaik atau menjadi yang berbeda. Kreatif dan inovatif dari segi tempat maupun makanan dan minumannya. Hal ini dilakukan tentu saja untuk menarik perhatian pengunjung. Pada umumnya para owner cafe terlebih dahulu melakukan penelitian terhadap kebiasaan-kebiasaan masyarakat masa kini. Roti Gempol dan Kopi Anjis Bandung merupakan salah satu cafe yang bergerak di bidang kuliner. Perusahaan harus bisa mempertahankan mutu yang terbaik dan memiliki sumber daya manusia yang kompeten dibidangnya. Sehingga peran supervisor harus efektif dan efisien.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Supervisor Dalam Menerapkan Proses Actuating di Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis Surya Sumantri Bandung. Metode pengolahan dan analisis data diawali dengan identifikasi fakta terkait mengenai bagaimana peran supervisor dalam menerapkan proses actuating. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Kualitatif, dengan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan observasi partisipatif pasif, wawancara mendalam, dan dokumentasi.

(2)

ABSTRACT

Bandung has its own attraction for both local and foreign tourists. As it provides not only resorts or fashion, Bandung is well-known as a creative town, both for art and culinary aspects as well. Therefore, it influences many cafes that offer a variety of foods and unique atmospheres.

Regarding the existence of many cafes, every owner has to think more creative and innovative in the same time to compete with other competitors. The competition is about being the best. It is also about being unique among others. It can be shown by providing creative and innovative menus. This way has a purpose to attract consumers. Generally, owners conduct a research to get information about people’s habit nowadays.

Roti gempol dan kopi anjis Bandung is one of the examples. The management of the café should has the best quality and provides competent human resources. Therefore, the existence of a supervisor has to be effective and efficient.

The research aims at finding out The Existence of A Supervisor in Applying Actuating Process in Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis Surya Sumantri Bandung. The method of processing and analyzing data began by identifying some facts based on how a supervisor applies the actuating process. The method used in the research is qualitative research, with descriptive analysis. The data collecting technique are passive-participative observation, deep interview, and documentation.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ...iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ...vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ...ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Definisi Manajemen ... 7

2.2 Proses Manajemen ... 8

2.3 Actuating ... 9

2.3.1 Faktor-faktor Actuating ... 10

2.4 Definisi Supervisor ... 11

2.41. Tugas Supervisor ... 13

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

3.1 Objek Penelitian ... 17

3.2 Metode Penelitian ... 18

3.3 Teknik Pengambilan Populasi dan Sampel ... 19

3.4 Jenis Penelitian Kualitatif ... 22

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.6 Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Analisis Data ... 30

4.1.1 Tahap Deskripsi ... 30

4.1.2 Tahap Reduksi ... 35

4.1.3 Tahap Seleksi ... 36

4.2 Penemuan dan Pembahasan ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

5.1 Simpulan ... 49

5.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Proses Pengambilan Sampel Sumber Data Dalam

Penelitian Kualitatif, Purposive dan Snowball ... 22

Gambar 3.2 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data ... 25

Gambar 3.3 Triangulasi “Sumber” Pengumpulan Data ... 25

(5)

DAFTAR TABEL

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bisnis Cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan (www.tribunnews.com, yang diakses pada tanggal 01 Desember 2015). Bukan hanya sekedar sebagai area makan, namun banyak masyarakat menjadikan Cafe sebagai tempat untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama (www.tribunnews.com, yang diakses pada tanggal 01 Desember 2015). Hal ini sudah menjadi gaya hidup masyarakat masa kini yang cenderung senang bersosialisasi, berkumpul bersama kerabat ataupun keluarga, hanya untuk bersantai dan bercengkrama. Jadi keberadaan Cafe ini seringkali dimaksudkan untuk merealisasikan kebutuhan masyarakat yaitu sebagai sarana untuk berkumpul, bersantai dan berbincang bersama kerabat ataupun keluarga sembari makan dan minum (www.sahabatsurgawai.net, yang diakses pada tanggal 01 Desember 2015).

(7)

Ketika masyarakat bertemu, bertatap muka dan bercengkrama dengan kerabat maupun keluarga biasanya mereka hanya membutuhkan makanan ringan dengan minuman-minuman khas Cafe tersebut.

Hal ini dijadikan sebagai alasan dasar bagi Roti Gempol dan Kopi Anjis fokus kepada makanan ringan. Bukan berarti tidak terdapat makanan berat namun makanan ringan seperti roti dan minuman seperti kopi menjadi menu utama di Roti Gempol dan Kopi Anjis. Apalagi diperkuat dengan suasana Cafe yang sangat kekeluargaan, waiters yang ramah serta makanan dan minuman yang beraneka ragam.

Roti Gempol dan Kopi Anjis ini lebih mengutamakan tempat. Menurut Manajer Marketing dari Roti Gempol dan Kopi Anjis, mereka lebih mementingkan agar setiap konsumen yang datang, mereka akan lebih menikmati tempatnya yang akan memberikan sisi emosionalnya dalam berkumpul dan berbincang dengan kerabatnya, sehingga mereka akan merasa bahwa Roti Gempol dan Kopi Anjis menjadi tempat yang nyaman dengan pelayanan yang ramah untuk dikunjungi berulang kali. Tentu saja dengan didukung makanan dan minuman yang enak serta beraneka ragam. Hal ini disadari dan diungkapkan oleh Bapak Kresna yaitu Manager Marketing di Roti Gempol Anjis dan Kopi Anjis, beliau mengatakan, “...karena kita memang si kopi anjis ini pengen ehm menyatukan para konsumen, jadi kalian kesini happy kalian kesini nongkrong dengan senang nyaman bukan karena makanan minumannya tapi ada emosional ikatan dengan tempat ini gitu. Wah saya pengen ngopi di kopi anjis bukan karena enaknya tapi nyaman pelayanannya bagus makanannya pun banyak gitu banyak pilihannya udah cocok gitu...” (Dikutip dari lampiran halaman L-17).

(8)

sering digunakan oleh anak muda sebagai kata seruan seperti “ayo ngopi”, “ngopi

dong”, “ngopi anjis”. Kopi Anjis disini bukan merupakan kata kasar melainkan kata

atau kalimat yang sering digunakan oleh anak muda, karena target pasar dari Roti Gempol dan Kopi Anjis ini adalah anak muda. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Kresna yaitu Manajer Marketing di Roti Gempol dan Kopi Anjis, beliau mengatakan,

“...sebenarnya sih untuk anjisnya sendiri kita bukan ambil ke kata kasarnya gitu, cuma kalau diliat dari market kita yang awalnya kita emang set ke market anak muda gitu ya. Untuk anak muda sendiri kata anjis itu bukan lagi kata kasar... kalau di anak muda itu anjis itu kayak ya udah lah gitu kata-kata sehari-hari mereka bergaul kata seruan. Nah yang lebih kita garis bawahi sih anjis disini adalah kata seruan untuk mengopi. “ayo ngopi” “ngopi anjis” “ngopi dong” nah kaya gitu lebih kesitu sih kalo untuk kata kopi anjisnya...” (Dikutip dari lampiran halaman L-11).

Tetapi seiring berjalannya waktu, banyak juga keluarga yang menyempatkan untuk berkumpul dengan sanak saudaranya di Roti Gempol dan Kopi Anjis. Kemudian, Kopi Anjis menggandeng Roti Gempol karena rotinya yang sudah mejadi legenda di kota Bandung. Saat ini Roti Gempol dan Kopi Anjis memiliki 3 lokasi yang berbeda, lokasi yang pertama berada di Jalan Surya Sumantri kemudian berada di Jalan Bengawan dan yang ketiga berada di Jalan Talaga Bodas. Roti Gempol dan Kopi Anjis akan terus melakukan ekspansi ke beberapa daerah bahkan sampai internasional. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Kresna yaitu Manajer Marketing di Roti Gempol dan Kopi Anjis, beliau mengatakan,

“...untuk target kedepannya sendiri sih yang pasti dari hal ekspansi kita bakalan

(9)

Agar dapat melakukan ekspansi maka perlu manajemen yang baik dan berkualitas, karena perusahaan yang melakukan ekspansi dan menjadi makin besar akan menghadapi masalah-masalah yang jauh lebih besar. Maka dari itu, perlu diadakan pelatihan bagi para karyawannya yang akan di tempatkan di outlet-outlet baru. Dengan harapan setelah mengikuti pelatihan, para karyawan terutama Supervisor mampu menjadi pemimpin yang efektif dan sempurna. Supervisor yang efektif dan sempurna menjadi hal penting dalam kelangsungan cafe tersebut, karena supervisor berhubungan langsung dengan pencapaian standar yang diharapkan. Hal yang penting adalah sambil berjalannya waktu Supervisor akan terus dilatih sampai menjadi Supervisor yang efektif dan mendapatkan wawasan yang luas. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Kresna yaitu Manajer Marketing Roti Gempol dan Kopi Anjis, beliau mengatakan,

“...makanya untuk si ehm wakil kaptennya ini, itu kita didik juga kita bentuk juga

ya minimal dia bisa memposisikan diri sebagai kapten... Nah itu, makanya kita mengkaderisasi beberapa orang pilihan kita agar bisa kita andalkan...” (Dikutip dari lampiran halaman L-14).

(10)

komunikasi yang efektif kepada bawahannya (www.tribunnews.com, yang diakses pada tanggal 03 Desember 2015).

Hal mengenai kurangnya rasa percaya diri dan adanya hubungan yang subjektif antara Supervisor dengan bawahannya terjadi pada Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis Surya Sumantri, yang menjadi objek penelitian peneliti. Hal ini senada dan dikonfirmasi oleh Saudari Rini yaitu Waiter di Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis, beliau mengatakan,

“...kayak kakak... ngga yang gimana gimana ya ngga kejam ngga jahat ngga

kayak atasan pada umumnya gitu ya yang katanya atasan begini gini gini...” (Dikutip dari lampiran halaman L-47).

Namun akibatnya yang terjadi pada Roti Gempol dan Kopi Anjis Surya Sumantri adalah adanya ketidaktegasan dan kurangnya komunikasi kepada pada waiters. Hal ini diungkapkan oleh Saudara Amron yaitu Waiter di Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis, beliau mengatakan,

“...senang sih, tapi kaptennya kurang tegas yang sekarang” (Dikutip dari lampiran halaman L-59).

Mengingat pentingnya mempunyai Supervisor yang efektif dalam kelangsungan cafe, maka judul yang diambil dari penelitian ini yaitu “Peran Supervisor Dalam Menerapkan Proses Actuating di Cafe Roti Gempol dan

Kopi Anjis Jalan Surya Sumantri Bandung”.

1.2 Rumusan Masalah

(11)

1. Bagaimanakah Peran Supervisor Dalam Menerapkan Proses Actuating di Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis Surya Sumantri Bandung ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat mencapai tujuan:

1. Untuk mengetahui Peran Supervisor Dalam Menerapkan Proses Actuating di Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis Surya Sumantri Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan adanya penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai tambahan referensi bagi calon Sarjana Ekonomi di tahun akademik selanjutnya, khususnya mengenai perkembangan topik tugas akhir yang diambil. Sedangkan bagi mahasiswa, penelitian ini bermanfaat sebagai syarat utama mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dan sebagai tolak ukur pemahaman mahasiswi atas fenomena yang terjadi sehingga dapat mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia kerja.

2. Manfaat Praktis

(12)

BAB III

METODE DAN OBJEK PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu langkah-langkah yang tepat yang harus dilakukan oleh seorang peneliti. Langkah tepat yang dilakukan dalam penelitian disebut metode penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi tentang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian. Sehingga dengan begitu, dapat diperoleh jawaban atas permasalahan-permasalahan yang menjadi objek penelitian.

Penjelasan mengenai metode penelitian dalam penulisan ini terdiri dari beberapa bagian diantaranya yaitu lokasi penelitian, pendekatan dan metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, dan tahap-tahap penelitian. Semua penjelasan mengenai langkah-langkah tersebut akan diuraikan secara rinci di bawah ini.

3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini yaitu Roti Gempol dan Kopi Anjis. Roti Gempol dan Kopi Anjis berdiri sejak Oktober 2013. Roti Gempol dan Kopi Anjis memulai usaha dalam bidang kuliner, dengan visi dan misi sebagai berikut:

Visi Roti Gempol dan Kopi Anjis

Menjadi tempat tongkrongan legenda di Bandung.

Misi Roti Gempol dan Kopi Anjis

(13)

3. Menyediakan berbagai macam pilihan makanan. 4. Menyediakan kopi dengan cara pengolahan tradisional.

Pada awalnya Roti Gempol dan Kopi Anjis Surya Sumantri memiliki 7 orang karyawan. Pesatnya perkembangan wisata kuliner Bandung, menyebabkan Roti Gempol dan Kopi Anjis saat ini membuka cabang baru yang berlokasi di Jalan Bengawan dan Jalan Talaga Bodas Bandung. Tingginya minat beli konsumen menyebabkan kebutuhan akan karyawan meningkat. Saat ini Kopi Anjis Surya Sumantri memiliki 11 orang karyawan.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna (Sugiyono, 2014).

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi

dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu:

place, actors, dan activity. Place artinya tempat atau lokasi terjadinya situasi sosial, actors berarti pelaku atau orang-orang yang terlibat di dalam objek penelitian, dan activity yaitu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dan saling berinteraksi secara sinergis (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini Roti Gempol dan Kopi Anjis

sebagai “place” penelitian, Supervisor, Waiters, Manager Marketing Roti Gempol

dan Kopi Anjis sebagai “actors” dan peran Supervisor di dalam interaksi sosial

(14)

3.3 Teknik Pengambilan Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk pengambilan sampel digunakan teknik sampling yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) untuk dipilih menjadi anggota sampel. Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi purposive sampling dan snowball sampling.

Tabel 3.1 Tahapan Pemilihan Sampel Kualitatif

Tahapan Pemilihan Sampel Kualitatif

Penentuan Populasi Kecil (Berdasarkan Situasi Sosial) Penentuan Metode Pemilihan

Sampel

Purposive sampling dan Snowball sampling

Penentuan Jumlah Sampel Berkembang selama proses penelitian informasi yang maksimum

Pemilihan Unit Sampel Aktual Redundasi (datanya telah jenuh) tidak ada permasalahan baru

Sumber : Sugiyono (2014)

(15)

dianggap paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan, atau mungkin narasumber itu sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi situasi sosial yang diteliti. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Apabila penentuan unit sampel (partisipan/ informan) dianggap telah memadai (redundasi), data telah jenuh maka tidak perlu lagi menambahkan sampel sebagai informasi baru. Snowball sampling merupakan salah satu bentuk judgement sampling yang sangat tepat digunakan bila populasinya kecil dan spesifik. Pada tingkat operasionalnya melalui teknik sampling ini, responden yang relevan di interview, diminta untuk menyebutkan responden lainnya sampai diperoleh sampel sebesar yang diinginkan peneliti, dengan spesifikasi/ spesialisasi yang sama karena biasanya mereka saling mengenal. Dibandingkan dengan teknik sampling nonprobabilitas lainnya, teknik ini memilki keunggulan terutama dalam hal biaya yang relatif lebih rendah. Kelemahannya adalah kemungkinan bias yang relatig lebih besar karena responden tidak independen.

(16)

Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif sangat tepat jika didasarkan pada tujuan atau masalah penelitian, yang menggunakan pertimbangan-pertimbangan dari peneliti, dalam rangka memperoleh ketepatan dan kecukupan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan atau masalah yang dikaji. Sehingga penarikan sampel yang tepat adalah penarikan sampel berdasarkan tujuan (purposive sampling dan snowball sampling). Penentuan sampel berdasarkan tujuan adalah untuk mengetahui peran Supervisor di Cafe Roti Gempol dan Kopo Anjis Jalan Surya Sumantri Bandung, dengan melakukan pengambilan sampel yaitu Purposive Sampling dan Snowball Sampling. Sampel yang diambil dalam peneltiian ini dengan menggunakan Purposive Sampling yaitu Bapak Ade, karena Bapak Ade sebagai Supervisor Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis Surya Sumantri Bandung dianggap paling mengetahui dan menguasai kondisi supervisi didalam Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis Surya Sumantri. Dari wawancara dengan Bapak Ade, diketahui Bapak Ade dalam pekerjaannya dibantu oleh dua Waiter dan satu Manajer Marketing dan berdasarkan pengambilan data dengan menggunakan Snowball Sampling maka peneliti melanjutkan melakukan wawancara dengan dua orang Waiter dan Manajer Marketing tersebut sebagai narasumber dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mengungkap kebenaran tentang peran Supervisor dalam menerapkan proses Actuating di Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis. Pengambilan data dilakukan sampai informasi yang diberikan telah memadai (redundasi) dan data telah jenuh maka peneliti tidak lagi menambahkan sampel sebagai informasi yang baru.

(17)

Gambar 3.1 Proses Pengambilan Sampel Sumber Data Dalam Penelitian Kualitatif, Purposive dan Snowball

Sumber: Sugiyono (2014)

3.4 Jenis Penelitian Kualitatif

Case Study (studi kasus) merupakan tipe pendekatan dalam penelitian kepada kasus yang dilakukan dengan terlibat dalam bentuk bertanya (wawancara) dan observasi partisipatif secara intensif, mendalam, dan mendetail mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian, peneliti bertujuan memberikan pandangan yang lengkap dan mendalam (mendeskripsikan) mengenai subjek yang diteliti (Mulyana, 2010).

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan penelitian studi kasus di mana pada penelitian ini peneliti terlibat dalam bentuk bertanya (wawancara) dan observasi partisipatif pasif secara intensif, mendalam, dan mendetail mengenai berbagai aspek atau suatu situasi sosial. Situasi sosial dalam penelitian ini adalah

Roti Gempol dan Kopi Anjis sebagai “place” penelitian, Supervisor, Waiters,

A

B G I

D E H J

(18)

Manajer Marketing Roti Gempol dan Kopi Anjis sebagai “actors” dan peran Supervisor di dalam interaksi sosial dengan para Waitersnya sebagai “activity” yang diteliti.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata tertulis atau lisan (tape recorder) dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, maka teknik yang digunakan untuk proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi Partisipatif

Dalam observasi peneliti melakukan observasi partisipatif pasif yaitu peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut (Sugiyono, 2014).

2. Interview (wawancara)

(19)

Dalam penelitian ini, peneliti menggabungkan teknik observasi dengan wawancara mendalam kepada Supervisor, Manajer Marketing dan Waiters yang ada di Cafe. Wawancara yang peneliti gunakan dalam penelitian kali ini adalah wawancara semiterstruktur. Dalam teknik ini peneliti melakukan wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan oleh peneliti kepada informan, yang kemudian dikembangkan dengan fokus penelitian. Hasil wawancara tersebut kemudian diolah menjadi data yang dibutuhkan.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2014).

4. Triangulasi / Gabungan

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Oleh karena itu, dengan menggunakan triangulasi maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber pengumpulan data (Sugiyono, 2014).

(20)

Berikut adalah gambar pengumpulan data Triangulasi teknik (bermacam-macam cara pada sumber yang sama) dan sumber (satu teknik pengumpulan data pada bermacam-macam sumber data A, B,C )

Gambar 3.2 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data Sumber : Sugiyono (2014)

Gambar 3.3 Triangulasi “Sumber” Pengumpulan Data Sumber : Sugiyono (2014)

Keterangan:

(21)

B: Manajer Marketing C: Waiters

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari teknik pengumpulan data triangulasi:

Kelebihan menggunakan metode triangulasi ini adalah memiliki potensi untuk menggali data yang lebih komprehensif dan data yang berwawasan, dapat menghasilkan data yang lebih banyak dan asli, meningkatkan kredibilitas data dalam, memungkinkan peneliti untuk mendapatkan kekuatan dari setiap metode dan mengatasi kekurangan dari setiap metode, dan berpotensi menciptakan metode baru.

Sedangkan kelemahan dari metode triangulasi adalah dapat terjadi benturan paradigma dan metode dari setiap peneliti, dapat terjadi kesalahan metode yang diambil, fakta yang diangkat tidak selalu mengurangi bias, peneliti gagal dalam menjelaskan bagaimana triangulasi dapat dicapai, dan hanya dapat digunakan jika alasan yang kuat telah tersedia (Casey & Murpey, 2010)

3.6 Teknik Analisis Data

(22)

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Model Analisis Interaktif (Interactive Analysis Model), dimana komponen reduksi data dan sajian data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Setelah data terkumpul, maka tiga komponen analisis (reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan) saling berinteraksi.

Pengumpulan data pada tahap awal adalah melakukan wawancara dengan Manajer Marketing untuk mengetahui fakta-fakta terkait di dalam perusahaan. Setelah melakukan pengumpulan data, semua data yang diperoleh dari lapangan kemudian direduksi untuk memilih dan memfokuskan pada hal-hal pokok, yaitu pengadaan tenaga kerja. Setelah dilakukan reduksi data dan diketahui polanya, maka dilakukan penyajian data dalam bentuk uraian singkat tentang bagaimana job description masing-masing posisi dan pekerjaan. Setelah itu barulah ditarik kesimpulan dari berbagai permasalahan yang diteliti. Sehingga, kesimpulan dalam penelitian kualitatif ini bisa menjadi temuan baru berupa deskripsi gambaran suatu obyek atau kejadian yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi lebih jelas.

(23)

Gambar 3.4 Interactive Analysis Model

Sumber : Sugiyono (2014)

1. Reduksi data (data reduction) adalah data yang diperoleh dari lapangan yang begitu banyak dan kompleks kemudian direduksi dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Melalui cara ini data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data. Dalam mereduksi data, peneliti dipandu oleh tujuan yang akan dicapai dengan cara melakukan diskusi dengan orang-orang yang peneliti anggap mampu memberikan masukan kepada peneliti.

(24)
(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan di Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis, peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu:

1. Peran Supervisor dalam menerapkan proses Actuating sudah baik dalam hal memberikan motivasi kepada bawahan, memberikan solusi jika bawahan mengalami masalah, dan membuat strategi dalam penjualan dan mengajarkan kepada bawahan.

2. Peran Supervisor dalam menerapkan proses Actuating cukup baik dalam hal memonitor aktivitas bawahan, dan memastikan bawahan tidak bingung terhadap tugas yang diberikan.

3. Peran Supervisor dalam menerapkan proses Actuating kurang baik dalam hal memimpin dan mengkoordinasikan bawahan untuk pembagian tugas pekerjaan, dan memberikan training kepada bawahan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan agar:

(26)

memberikan penghargaan bagi Supervisor karena telah melakukan perannya dengan baik.

2. Peran Supervisor dalam menerapkan proses Actuating cukup baik dalam hal memonitor aktivitas bawahan. Supervisor disarankan untuk meluangkan waktu lebih banyak di Cafe. Begitu juga dengan, memastikan bawahan tidak bingung terhadap tugas yang diberikan, Supervisor disarankan memberikan tugas kepada waiters dengan cara personal agar tugas dan pesan yang disampaikannya jelas. 3. Peran Supervisor dalam menerapkan proses Actuating kurang baik dalam hal

(27)
(28)
(29)

DAFTAR PUSTAKA

Bakkara, Wira Septiana. (2015). Potret konflik peran dan potret komitmen profesionalisme kerja pada asisten lan sebagai generasi Y (studi kasus nahasiswa berkuliah sambil bekerja sebagai asisten lab (aslab) laboratorium pasar modal kelas MG-I, MG-B, MG-G, MG-H periode ganjil tahun ajaran 2014/2015 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha). Bandung: Skripsi Universitas Kristen Maranatha.

Dessler, G. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta Barat: PT Index.

Laraswangi, Nabila. (2015). Model Manajemen Kinerja Departement Food And Beverage Service Di Restoran Sunda Sindang Reret Bandung. Bandung: Skripsi Universitas Kristen Maranatha.

Masykur, Muhhamad Syafi. (2014). Super Top Manajemen. Yogyakarta: Kobis. Sanjaya, Jesslyn Caroline. (2015). Model Pengadaan (Procurement) Tenaga Kerja

Di PT. IAS Bandung. Bandung : Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Bangsa.

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukarna. (2011). Dasar-dasar Manajemen. Cetakan ke 2. Bandung: Mandar Maju.

www.wordpress.com 09 november 2015.

www.tribunnews.com. 01 desember 2015.

www.sahabatsurgawai.net. 01 desember 2015.

Gambar

Gambar 3.3 Gambar 3.4
Tabel 3.1 Tahapan Pemilihan Sampel Kualitatif
Gambar 3.1  Proses Pengambilan Sampel Sumber Data Dalam  Penelitian Kualitatif, Purposive dan Snowball
Gambar 3.2 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data Sumber : Sugiyono (2014)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Arsitektur Aplikasi mempunyai tujuan untuk mendefi- nisikan aplikasi-aplikasi yang diperlukan untuk mengelola data dan mendukung fungsi-fungsi bisnis yang ada dalam perguruan

Usaha penggemukan sapi sudah banyak dilakukan oleh petani- peternak di NTB, namun masih banyak yang perlu dilakukan perbaikan sehingga Pertambahan Berat Badan

Sebelum pengujian kuat tekan dimulai, maka dilakukan terlebih dahulu pengukuran dimensi bata beton berlubang (standar spesifikasi bahan bangunan) dengan cara

System flow pengisian kuesioner pengguna lulusan dimulai dari pengguna lulusan memilih menu umpan balik pengguna lulusan, lalu sistem akan menampilkan pertanyaan

Untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT diambil dari persentase ketuntasan belajar peserta didik

Based on The Minister of Home Affair Regulation Number 54 of 2010 and the requirements of ISO 9001:2008 Clause 7.3.1, the DISKOPERINDAG shall plan and control the design and

Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat dibuktikan bahwa terdapat perbedaan kreativitas fisika antara kelas eksperimen yang diberikan perlakuan berupa penggunaan

Hasilnya memang tentu tidak akan sama detil dengan ketika mendatangi psikolog, namun karena buku psikolog ditulis oleh praktisi dalam bidang psikologi yang tidak