• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE MIND MAP DALAM PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PENGENDALIAN ELEKTROMAGNETIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE MIND MAP DALAM PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PENGENDALIAN ELEKTROMAGNETIK."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE MIND MAP DALAM PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PENGENDALIAN ELEKTROMAGNETIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh

YA’ HEDI SAPUTRA

E. 0451. 0707302

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN METODE MIND MAP DALAM PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PENGENDALIAN ELEKTROMAGNETIK

Oleh

Ya’ Hedi Saputra

E. 0451. 0707302

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Jurusan

Pendidikan Teknik Elektro

© Ya’ Hedi Saputra 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)
(4)

ABSTRAK

(5)

ABSTRACT

This study aim to describe the learning process and student learning outcomes for mind mapping learning method applied in teaching and learning activities. This study used a quantitative approach with quasi-experimental method. Research conducted at SMK Al Falah Bandung. The results showed that on the affective domain, the average of experimental class outcomes for three learning cycle was 75.86 that was conducted to positive category, while the average of controlled class outcome was 68.75 which included to netral category. On the cognitive domain, student learning outcomes of experimental class has increased (gain) by an average of 0.682, while the student learning outcomes of controlled class has increased (gain) by an average of 0.605. On the psychomotor domain, student learning outcomes of experimental class has increased (gain) by an average of 0.746, while the student learning outcomes of controlled class has increased (gain) by an average of 0.622. Result of t-tes analysis in improving student learning outcome of cognitive domain obtained t = 2.79 > ttable(95%)(57)=2.00, while result of t-tes analysis in improving student learning outcome of psychomotor domain obtained t = 4.56 > ttable(95%)(57)=2.00. Based on this study, the result showed that whole was a significant increase in learning outcomes between students of experimental class and students of controlled class in cognitive, affective and psychomotor domains. From the result it can be concluded that mind mapping method is better than conventional method.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………. i

KATA PENGANTAR……….. ii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iii

DAFTAR ISI………. v

DAFTAR TABEL………. vi

DAFTAR GAMBAR……… vii

DAFTAR LAMPIRAN……… viii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Rumusan Masalah………... 5

1.3 Tujuan Penelitian……… 5

1.4 Manfaat Penelitian……….. 6

1.5 Batasan Masalah………. 6

1.6 Anggapan Dasar……….. 7

1.7 Hipotesis……….. 7

1.8 Struktur Organisasi Skripsi………. 7

BAB II LANDASAN TEORI……….. 9

2.1 Metode Mind Map……….. 9

2.1.1 Manfaat dan Kegunaan Mind Map………..……… 11

2.1.2 Kelemahan Mind Map…..………... 12

2.1.3 Langkah-Langkah Membuat Mind Map…………..……… 13

2.1.4 Penggunaan Mind MapPada Proses Pembelajaran……….…….... 14

2.2 Konsep dan Pemahaman Konsep………...………. 15

2.3 Hasil Belajar……… 16

BAB III METODE PENELITIAN………. 19

3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian……… 19

3.2 Alur Penelitian……… 20

(7)

3.7.1 Pengujian Validitas………..…………..……….. 26

3.7.2 Pengujian Realibilitas….………. 27

3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran……… 28

3.7.4 Uji Daya Pembeda………... 29

3.8 Metode Analisis Data……….. 30

3.8.1 Analisis Data Ranah Kognitif dan Ranah Psikomotor……… 30

3.8.1.1 Skor Data………... 30

3.8.1.2 Uji Normalitas Data………... 31

3.8.1.3 Uji Homogenitas Data……… 33

3.8.1.4 Uji Hipotesis…………...……….. 33

3.8.2 Analisis Data Ranah Afektif……….………... 34

3.8.2 Analisis Data Angket………... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 36

4.1 Observasi Awal………... 36

4.2 Tahapan Pembelajaran……… 39

4.2.1 Tahapan Pembelajaran Siklus I Pada Kelas Kontrol Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional………... 39

4.2.2 Tahapan Pembelajaran Siklus I Pada Kelas Eksperimen Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Mind Map………..……….. 41

4.2.3 Tahapan Pembelajaran Siklus II Pada Kelas Eksperimen Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Mind Map……….... 43

4.2.4 Tahapan Pembelajaran Siklus II Pada Kelas Kontrol Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional………... 44

4.2.5 Tahapan Pembelajaran Siklus III Pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen……….. 45

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Dari Kedua Metode Pembelajaran……….. 47

4.4 Pengolahan Data Penelitian………. 48

4.4.1 Uji Coba Instrumen Penelitian…….………... 48

4.4.1.1 Uji Validitas Instrumen Penelitian………. 48

4.4.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian………...……….. 49

4.4.1.3 Penafsiran Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda………... 50

4.4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian………..………. 51

4.4.2.1 Data Ranah Kognitif………...………... 51

4.4.2.2 Data Ranah Afektif………...………. 54

4.4.2.3 Data Ranah Psikomotor………...……….. 56

4.4.2.4 Data Angket (Kuesioner)………...……… 59

4.4.3 Analisis Data Hasil Penelitian……..………... 62

4.4.3.1 Uji Normalitas……… 63

4.4.3.1.1 Uji Normalitas Data Pre-test dan Post-test Ranah Kognitif……… 63

4.4.3.1.2 Uji Normalitas Data Gain Ranah Kognitif…………... 64

4.4.3.1.3 Uji Normalitas Data Pre-test dan Post-test Ranah Psikomotor……… 64

4.4.3.1.4 Uji Normalitas Data Gain Ranah Psikomotor….……. 65

4.4.3.2 Uji Homogenitas...………. 65

4.4.3.2.1 Uji Homogenitas Data Ranah Kognitif……… 66

4.4.3.2.2 Uji Homogenitas Data Ranah Psikomotor…………... 67

4.4.3.3 Uji Hipotesis Data……….. 67

(8)

4.4.3.3.2 Uji Hipotesis Data Psikomotor……….……… 70

4.5 Temuan dan Pembahasan Hasil Analisi Data……….. 72

4.5.1 Temuan Hasil Analisis……….………... 72

4.5.1.1 Temuan Hasil Analisis Data Ranah Kognitif……… 72

4.5.1.2 Temuan Hasil Analisi Data Ranah Afekif………. 73

4.5.1.3 Temuan Hasil Analisis Data Ranah Psikomotor……… 74

4.5.2 Pembahasan Hasil Analisis…….……… 74

4.5.2.1 Pembahasan Hasil Analisis Ranah Kognitif……….. 74

4.5.2.2 Pembahasan Hasil Analisis Ranah Afektif……… 75

4.5.2.3 Pembahasan Hasil Analisis Ranah Psikomotor………. 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 78

5.1 Kesimpulan………. 78

5.2 Saran……… 79

DAFTAR PUSTAKA………... 80

LAMPIRAN……….. 82

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Mind Map Dengan Catatan Biasa……….…. 10

Tabel 3.1 Non Equivalent Control Group Design……….….. 19

Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas…..………... 27

Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran…..……….…...……….. 29

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda…..……….….……….. 29

Tabel 3.5 Klasifikasi Nilai Gain…..……….……….. 31

Tabel 3.6 Kategori Tafsiran IPK Untuk Aspek Afektif…..……… 35

Tabel 3.7 Kategori Tafsiran IPK Untuk Aspek Psikomotor…..………. 35

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian…..……….…. 36

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen…..……….………... 49

Tabel 4.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran………... 50

Tabel 4.4 Hasil Uji Daya Pembeda………. 50

Tabel 4.5 Deskripsi Data Pre-test Aspek Kognitif Berdasarkan Kelas……….. 51

Tabel 4.6 Deskripsi Data Post-test Aspek Kognitif Berdasarkan Kelas………. 52

Tabel 4.7 Deskripsi Data Gain Aspek Kognitif Berdasarkan Kelas…………... 54

Tabel 4.8 Deskripsi Data Aspek Afektif Kelas Eksperimen……….. 55

Tabel 4.9 Deskripsi Data Aspek Afektif Kelas Kontrol………. 55

Tabel 4.10 Deskripsi Data Pre-test Aspek Psikomotor Berdasarkan Kelas……. 57

Tabel 4.11 Deskripsi Data Post-test Aspek Psikomotor Berdasarkan Kelas…… 58

Tabel 4.12 Deskripsi Data Gain Aspek Psikomotor Berdasarkan Kelas……….. 59

Tabel 4.13 Data Angket……… 60

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test dan Post-test Aspek Kognitif….. 63

Tabel 4.15 Uji Normalitas Data Gain Aspek Kognitif……….. 64

Tabel 4.16 Uji Normalitas Data Pre-test dan Post-test Aspek Psikomotor…….. 64

Tabel 4.17 Uji Normalitas Data Gain Aspek Psikomotor………. 65

Tabel 4.18 Uji Homogenitas Data Aspek Kognitif………... 66

Tabel 4.19 Uji Homogenitas Data Aspek Psikomotor……….. 67

Tabel 4.20 Uji Persamaan Dua Rata-Rata Data Pre-test Aspek Kognitif………. 68

Tabel 4.21 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Post-test Aspek Kognitif………. 69

Tabel 4.22 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Gain Aspek Kognitif…………... 69

Tabel 4.23 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Pre-test Aspek Psikomotor…….. 70

Tabel 4.24 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Post-test Aspek Psikomotor…… 71

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Mental Otak Manusia………. 3 Gambar 2.1 Contoh Mind Map Pada Konsep Sistem Pengendalian

Elektromagnetik………. 14

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian………...………... 21 Gambar 3.2 Paradigma Penelitian……….. 22 Gambar 3.3 Langkah-Langkah Penyusunan Dan Uji Coba Instrumen……….. 25 Gambar 4.1 Grafik Sebaran Data Pre-Test Aspek Kognitif Berdasarkan

Kelas………... 52

Gambar 4.2 Grafik Sebaran Data Post-Test Aspek Kognitif Berdasarkan

Kelas………...……….... 53 Gambar 4.3 Grafik Sebaran Data Gain Aspek Kognitif Berdasarkan

Kelas……...……….... 54 Gambar 4.4 Grafik Sebaran Data Pre-Test Aspek Psikomotor Berdasarkan

Kelas…...……….... 57 Gambar 4.5 Grafik Sebaran Data Post-Test Aspek Psikomotor Berdasarkan

Kelas……...……….... 58 Gambar 4.6 Grafik Sebaran Data Gain Aspek Psikomotor Berdasarkan

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A. INSTRUMEN PENELITIAN

A.1. Kisi-kisi Uji Coba Instrumen... Lamp. A1.

A.2. Uji Coba Instrumen Penelitian………. Lamp. A2.

A.3. Lembar Jawaban dan Kunci Jawaban Uji Coba Instrumen…. Lamp. A3.

A.4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian……….. Lamp. A4.

A.5. Instrumen Penelitian (Pre test dan Post test)………... Lamp. A5.

A.6. Lembar Jawaban Kunci Jawaban Instrumen……… Lamp. A6.

A.7. Angket Penelitian………. Lamp. A7.

A.8. Kriteria Penilaian Aspek Afektif……….. Lamp. A8.

A.9. Kriteria Penilaian Aspek Psikomotor………... Lamp. A9.

A.10. Lembar Wawancara Tertulis Dengan Guru Mata Pelajaran

(Observasi Awal)………. Lamp. A10.

A.11. Lembar Wawancara Tertulis Dengan Guru Mata Pelajaran

(Tanggapan Terhadap Metode Pembelajaran Mind Map)….. Lamp. A11.

LAMPIRAN B. DOKUMEN-DOKUMEN

B.1. Silabus……….. Lamp. B1.

B.2. Job Sheet (Rangkaian Kontrol Motor Tiga Fasa Menggunakan

Satu Buah Kontaktor Magnet………... Lamp. B2.

B.3. Daftar Nama Kelompok Belajar Siswa Kelas XI Listrik 1 Tahun

Ajaran 2012/2013……….. Lamp. B3.

B.4. Daftar Nilai Kelas XI Listrik 1 Tahun Ajaran 2011/2012…... Lamp. B4.

B.5. Daftar Nilai Kelas XI Listrik 2 Tahun Ajaran 2011/2012…... Lamp. B5.

LAMPIRAN C. ANALISIS DATA PENELITIAN

C.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas……… Lamp. C1.

C.2. Skor Batas Atas dan Batas Bawah………... Lamp. C2.

C.3. Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda………. Lamp. C3.

C.4. Data Hasil Pre test Kelas Eksperimen (Ranah Kognitif)... Lamp. C4.

C.5. Data Hasil Pre test Kelas Kontrol (Ranah Kognitif)... Lamp. C5.

C.6. Data Hasil Post test Kelas Eksperimen (Ranah Kognitif)... Lamp. C6.

C.7. Data Hasil Post test Kelas Kontrol (Ranah Kognitif)... Lamp. C7. C.8. Data Hasil Pre test dan Post test Kelas Eksperimen (Ranah

Psikomotor)... Lamp. C8. C.9. Data Hasil Pre test dan Post test Kelas Kontrol (Ranah

Psikomotor)... Lamp. C9.

C.10. Data Peningkatan Gain Kelas Eksperimen (Ranah Kognitif).. Lamp. C10.

C.11. Data Peningkatan Gain Kelas Kontrol (Ranah Kognitif)... Lamp. C11.

C.12. Data Peningkatan Gain Kelas Eksperimen (Ranah

Psikomotor)... Lamp. C12.

C.13. Data Peningkatan Gain Kelas Kontrol (Ranah Psikomotor)... Lamp. C13.

C.14. Data Hasil Penilaian Ranah Afektif Kelas Eksperimen... Lamp. C14.

C.15. Data Hasil Penilaian Ranah Afektif Kelas Kontrol... Lamp. C15. C.16. Interpretasi Indeks Prestasi Kelompok (IPK) Pada Ranah

(12)

C.17. Data Hasil Angket... Lamp. C17. C.18. Uji Normalitas Pre test Ranah Kognitif... Lamp. C18. C.19. Uji Normalitas Post test Ranah Kognitif... Lamp. C19. C.20. Uji Normalitas Pre test dan Post test Ranah Psikomotor (Kelas

Eksperimen)... Lamp. C20. C.21. Uji Normalitas Pre test dan Post test Ranah Psikomotor (Kelas

Kontrol)... Lamp. C21. C.22. Uji Normalitas Gain Ranah Kognitif... Lamp. C22. C.23. Uji Normalitas Gain Ranah Psikomotor... Lamp. C23. C.24. Uji Homogenitas Pre test, Post test dan Gain Ranah

Kognitif... Lamp. C24. C.25. Uji Homogenitas Pre test, Post test dan Gain Ranah

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Dengan pendidikan, manusia selalu berusaha mengembangkan dirinya untuk dapat menghadapi tantangan dan segala perubahan yang terjadi akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti saat ini. Oleh sebab itu masalah pendidikan merupakan masalah serius yang membutuhkan perhatian dan penanganan lebih baik menyangkut berbagai masalah yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas dan relevansinya. Pendidikan merupakan sesuatu yang bersifat dinamis dan akan selalu menuntut perubahan dan perbaikan secara terus menerus agar tujuan dari pendidikan tercapai dengan maksimal.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan yang selalu berusaha melakukan perubahan untuk menciptakan generasi muda dengan kuantitas yang berkualitas, serta memiliki keterampilan dan keahlian yang unggul dibidangnya, sehingga nantinya diharapkan mampu untuk memenuhi tuntutan dunia kerja dan membawa perubahan besar bagi bangsa kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam isi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

(14)

2

memahami dan memiliki keterampilan yang memadai dalam memilih berbagai metode mengajar yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMK Al Falah Bandung ditemukan bahwa:

1. Nilai akhir siswa belum maksimal yang rata-rata di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 75 dari skala 100. (Lampiran B4 dan B5). 2. Proses belajar mengajar dinilai lebih banyak didominasi oleh guru (teacher

centered) atau bersifat konvensional. (Lampiran A10).

3. Materi pembelajaran Standar Kompetensi Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromagnetik dianggap sulit untuk dipahami oleh para siswa. (Lampiran A7).

4. Siswa belum mengetahui bagaimana cara yang mudah untuk memahami pelajaran ini. (Lampiran A7).

5. Suasana kelas terlihat sangat pasif. (Lampiran A10).

Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromagnetik adalah Standar Kompetensi praktikum, jika di dalam proses belajar mengajar tidak didasari dengan teori dasar yang benar, dikhawatirkan pada saat melakukan praktikum siswa tidak mampu dan tidak mengerti apa yang seharusnya mereka lakukan di saat praktikum. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil pengamatan peneliti ketika siswa melakukan praktikum. Tidak sedikit siswa yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam praktikum karena kurangnya pemaham siswa terhadap teori dasar yang diberikan.

(15)

3

pelajaran sehingga segala informasi yang diserap tersebut tersimpan di dalam otak mereka dalam jangka waktu yang lama.

Teknik mind map ditemukan dan dipopulerkan oleh Tony Buzan pada tahun 1974 seorang ahli pengembangan potensi manusia dari Inggris. Hasil penelitian Rogger Sperry pada tahun 1960 menunjukan bahwa otak tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel syaraf, melainkan dikumpulkan pada sel-sel syaraf yang bercabang yang apabila dilihat sekilas tampak seperti cabang-cabang pohon. Dengan demikian, apabila kita menyimpan informasi di dalam otak sesuai dengan cara kerja otak alami, maka akan semakin baik informasi tersebut tersimpan dan hasil akhirnya proses belajar akan semakin mudah.

Tony Buzan (2006) mengemukakan bahwa:

“Otak manusia bekerja mengolah informasi melalui mengamati, membaca,

atau mendengar tentang sesuatu hal berbentuk hubungan fungsional antar bagian (konsep, kata kunci), tidak parsial terpisah satu sama lain dan tidak pula dalam bentuk narasi kalimat lengkap”.

Marsh (2007:1) mengungkapkan bahwa “sekitar 80-90% informasi yang di terima dari lingkungan dalam bentuk visual serta setiap jam otak mengolah 36.000 gambar”.

Otak manusia secara mental dibagi menjadi dua yaitu otak kiri dan otak kanan. Berikut ini adalah gambaran mental otak manusia.

Gambar 1.1 Peta Mental Otak manusia

(16)

4

Dari gambar 1.1 di atas, tampak bahwa belahan otak kiri terutama berhubungan dengan aktifitas-aktifitas seperti bahasa, menulis, membaca, mendengar, menghitung, logika, analisis, urutan dll. Sementara belahan otak kanan berhubungan dengan hal-hal seperti kreatifitas, konseptual, seni/warna, musik, emosi, imajinasi dan sebagainya. Dalam menyimpan informasi, belahan otak kiri cenderung memiliki sifat memori jangka pendek sedangkan belahan otak kanan justru dapat menyimpan informasi dalam jangka waktu yang lama.

Pada umumnya sekolah-sekolah mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi lebih mengutamakan keterampilan otak kiri dalam belajar ketimbang menggunakan keterampilan otak kanan. Oleh karena itu, ketika siswa belajar, sering merasa kesulitan dalam meyerap pelajaran. Pelajaran yang telah dipelajari terkadang hilang begitu saja dalam waktu yang singkat. Kondisi di atas disebabkan karena tidak ada keseimbangan dalam mengoptimalkan potensi kedua belah otak, dan penyimpanan informasi yang telah di serap tidak sejalan dengan cara kerja alami otak.

Mind map merupakan pembaharuan cara belajar dan teknik mencatat yang

tepat jika dibandingkan dengan cara belajar dan teknik mencatat yang selama ini dilakukan, hal ini dikarenakan metode mind map memiliki konsep yang sesuai dengan cara kerja alami otak dalam mengolah informasi. Struktur alamiah mind map berupa radial yang memancar keluar dari gambar sentral, penggunaan garis

(17)

5

penting yaitu mind map yang di buat siswa akan lebih mudah dipahami dan di ingat oleh siswa itu sendiri.

Dengan melihat asumsi-asumsi tersebut di atas, peneliti mencoba untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode mind map untuk meningkatan pemahaman siswa mengenai konsep materi kontrol motor sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pemikiran tersebut kemudian dituangkan dalam judul penelitian “Penerapan Metode Mind Map Dalam Pemahaman Konsep

Sistem Pengendalian Elektromagnetik”.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini didasari atas pengkajian mengenai kesulitan siswa terhadap pemahaman materi tentang sistem pengendalian elektomagnetik pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromagnetik. Berdasarkan pemaparan pada latar belakang dan pemikiran di atas maka perlu dilakukan perumusan masalah sebagai acuan yang hendak dikaji pada penelitian ini.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perbandingan aktifitas belajar mengajar di kelas menggunakan

metode mind map dan metode konvensional?

2. Bagaimana perbandingan hasil belajar siswa yang menggunakan metode mind map dan hasil belajar siswa yang menggunakan metode

konvensional?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode mind map dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi kontrol motor.

Adapun secara khusus tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui perbandingan aktifitas belajar mengajar menggunakan metode mind map dan metode konvensional.

2. Mengetahui perbandingan hasil belajar siswa yang menggunakan metode mind map dan hasil belajar siswa yang menggunakan metode

(18)

6

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:

1. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini akan memberikan pengalaman, wawasan dan pelajaran yang berharga tentang bagaimana menerapkan strategi belajar mengajar dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga tujuan dari pembelajaran tercapai dengan maksimal, khususnya dalam penggunaan metode mind map terhadap hasil belajar siswa pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromagnetik.

2. Bagi siswa, melalui metode pembelajaran ini diharapkan siswa lebih mudah dalam memahami pelajaran yang mereka terima dari guru, sehingga belajar akan lebih menyenangkan, komunikatif, aktif dan kreatif. Selain itu, belajar dengan metode mind map diharapkan dapat membangun kepercayaan diri siswa mengenai potensi yang ada pada dirinya sehingga dapat memacu siswa untuk terus berkembang.

3. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat, sesuai dengan tujuan, jenis dan sifat materi yang diajarkan sehingga dapat mengurangi permasalahan yang muncul pada kegiatan belajar mengajar.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi kepala sekolah kepada para guru untuk menggunakan metode pembelajaran yang sesuai demi tercapainya tujuan dan peningkatan mutu pendidikan, khususnya dalam kegiatan belajar mengajar.

(19)

7

2. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Al Falah Bandung pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromagnetik. 3. Hasil belajar belajar yang diungkap pada penelitian ini yaitu pada ranah

kognitif (pengetahuan, pemahaman dan penerapan), ranah afektif (penerimaan, partisifasi, penilian, dan pengorganisasian) dan ranah psikomotor (kesiapan, gerakan terbimbing, dan gerakan terbiasa).

1.6 Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran memegang peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar dan membawa pengaruh besar pada hasil belajar.

2. Ketidaktepatan dalam memilih metode pembelajaran akan mempengaruhi minat dan keinginan siswa dalam belajar.

3. Menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran adalah tugas seorang guru yang profesional.

1.7 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran mind map dan siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.

H1 : Terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran mind map dan siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.

1.8 Struktur Organisasi Skripsi

BAB I Pendahuluan, dalam bab ini mengemukakan tentang: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, anggapan dasar, hipotesis dan struktur organisasi skripsi. BAB II Landasan Teori, pada bab ini menguraikan teori-teori tentang: metode

(20)

8

map, langkah-langkah membuat mind map, penggunaan mind map

pada proses pembelajaran, konsep dan pemahaman konsep, serta teori hasil belajar.

BAB III Metodologi Penelitian, pada bab ini menguraikan tentang: metode penelitian, desain penelitian, alur penelitian, paradigma penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan data serta uji instrumen penelitian dan metode analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini menguraikan tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan, hasil analisis dan pembahasannya.

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Ada dua bentuk design yang termasuk dalam kategori quasi

experimental design yaitu time series design dan non equivalent control group design. Adapun desain yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu non

equivalent control group design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest

control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak diperhatikan ranah kesetaraan maupun grup kontrol.

Desain dari metode penelitian ini dapat digambarkan pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Non Equivalent Control Group Design Group Tes awal

(Pre-test) Treatmen

Tes akhir (Post-Test)

Eksperimen O1 Metode Mind Map O2

Kontrol O3 Metode Konvensional O4

Penggunaan pre-test and post-test group design pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui besarnya perbedaan skor rata-rata hasil belajar siswa sebelum treatment dan sesudah treatment. Perbedaan skor rata-rata hasil belajar siswa yang

(22)

20

3.2 Alur Penelitian

Alur Penelitian adalah langkah-langkah yang diterapkan seorang peneliti dalam melakukan penelitian. Alur penelitian sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, karena merupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian sehingga penelitian lebih sistematis dan terarah sesuai dengan rancana yang telah ditetapkan.

(23)

21

Observasi Lapangan

Masalah

Identifikasi Masalah

Merumuskan Masalah

Menentukan Tujuan

Menetukan Hipotesis

Pengumpulan Data Menentukan Metode Penelitian

Observasi

Wawancara

Dokumentasi

Menetukan Populasi dan Sampel

Analisis Data: 1. Uji Normalitas 2. Uji Homogenitas 3. Uji-t

Pembahasan

Kesimpulan

Penyusunan Laporan Mulai

Penyusunan Instrumen

(24)

22

3.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini termasuk dalam kategori hubungan sebab akibat antara variabel bebas atau variabel independen dan variabel terikat atau variabel dependen. Didalam penelitian, variabel bebas atau variabel independen

sering juga disebut dengan variabel X dan variabel terikat sering juga disebut dengan variabel Y. Pada penelitian ini yang menjadi varibel X dan variabel Y adalah sebagai berikut.

1. Variabel X: Motode pembelajaran mind map dan metode konvensional.

2. Variabel Y: Hasil belajar siswa pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromagnetik di SMK Al Falah Bandung.

3.4 Paradigma Penelitian

(25)

23

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa Jurusan Listrik di SMK Al Falah Bandung yang mendapatkan mata pelajaran Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromagnetik (MSPE).

Dari populasi tersebut di atas, selanjutnya diambil sampel penelitian sebagai wakil dari populasi yang diteliti. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh, dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Pengambilan sampel dengan teknik ini di rasa cukup sesuai dengan keadaan yang ada di lapangan mengingat populasi yang ada merupakan populasi dengan jumlah yang kecil dan semua anggota populasi di anggap homogen.

Dari penjelasan tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Listrik 1 dan XI Listrik 2 di SMK Al Falah Bandung. Sebagai kelas eksperimen yaitu siswa kelas XI Listrik 1 dengan jumlah siswa sebanyak 29 siswa dan sebagai kelas kontrol yaitu siswa kelas XI Listrik 2 dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa.

3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Bicara mengenai data penelitian sangat indentik dengan melakukan pengukuran, oleh karena itu diperlukan alat ukur yang baik sehingga dapat digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian. Alat ukur dalam penelitian tersebut kemudian dikenal dengan instrumen penelitian.

Berikut ini merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini.

3.6.1 Observasi

(26)

24

metode pembelajaran, sikap belajar, dan hubungan antara siswa dan guru. Untuk mendapatkan data tertulis pada saat observasi tersebut, maka pada penilitian ini digunakan lembar wawancara tertulis yang terdapat pada lampiran A10 dan A11.

3.6.2 Tes

Jenis tes yang akan digunakan untuk mendapatkan data pada penelitian ini merupakan jenis tes prestasi. Tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur pencapaian siswa pada aspek kognitif sebelum dan setelah mengalami tindak belajar. Tes yang akan diberikan berupa item-item soal berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban. Tes akan dilaksanakan pada saat pre-test dan post-test. Pre-test atau tes awal diberikan dengan tujuan mengetahui kemampuan

awal siswa, sementara post-test atau test akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat kemajuan dan perbandingan peningkatan hasil belajar siswa.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen tes ini adalah: 1. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan sebagai bahan penelitian

yang diambil dari KTSP yaitu pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromagnetik.

2. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian. Kisi-kisi tersebut kemudian dikembangkan pada pembuatan berupa tes pilihan berganda dengan lima alternatif jawaban dengan kisi-kisi terlampir.

3. Melaksanakan uji coba instrumen terhadap sejumlah siswa yang mempunyai tingkat kemampuan dan kematangan yang relatif sama dengan siswa dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(27)

25

Gambar 3.3 Langkah-Langkah Penyusunan dan Uji Coba Instrumen Tes

3.6.3 Lembar Penilain Afektif dan Psikomotor

(28)

26

3.6.4 Angket atau Kuesioner

Jenis angket yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah jenis angket tertutup dengan sepuluh pertanyaan. Tujuan digunakannya angket tersebut yaitu untuk mengetahui respon atau pendapat siswa mengenai standar kompetensi mengoperasikan sistem pengendalian elektromagnetik dan pembelajaran yang dilakukan dengan metode mind map. Adapun format angket yang digunakan dapat dilihat pada lampiran A7.

3.6.5 Dokumentasi

Metode dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk menentukan atau memilih sumber belajar berupa buku-buku paket atau lainnya sebagai acuan dalam pembelajaran.

3.7 Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen harus menguji/menilai secara objektif, ini berarti bahwa nilai atau informasi yang diberikan individu tidak dipengaruhi oleh orang yang menilai. Instrument penelitian yang baik ialah instrumen yang memiliki tingkat kesahihan dan kehandalan (validitas dan reliabilitas) yang tinggi, agar diperoleh data yang akurat untuk menjawab sejumlah pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis. Mengingat instrumen yang digunakan belum merupakan alat ukur yang baku, maka perlu dilakukan pengujian terhadap instrument tersebut agar terpenuhi syarat instrumen penelitian yang baik. Pada penelitian ini, pengujian instrumen hanya dilakukan pada instrument tes, sedangkan instrumen angket dan lembar observasi didapatkan dan dikembangkan dari penelitian-penelitian sebelumnya sehingga sudah dianggap memenuhi syarat sebuah instrumen penelitian.

(29)

27

Keterangan:

= Koefisien antara variabel X dan variabel Y

= Skor tiap item dari responden uji coba variabel X = Skor tiap item dari responden uji coba variabel Y = Jumlah responden

Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas Rentang Nilai r Klasifikasi

0,800 – 1,000 Sangat Tinggi 0,600 – 0,799 Tinggi 0,400 – 0,599 Cukup 0,200 – 0,399 Rendah 0,000 – 0,199 Sangat Rendah

(Riduwan, 2012:98)

Setelah didapatkan nilai korelasi rxy setiap item soal, selanjutnya digunakan rumus uji-t untuk pengujian signifikansi validitas, sebagai berikut:

(Riduwan, 2012:98)

Kemudian hasil perhitungan uji-t tersebut dibandingkan dengan harga ttabel. Apabila didalam perhitungan didapat , maka item soal tersebut valid. Harga ttabel didapatkan dari tabel distribusi t-student pada taraf signifikansi 0,05 (taraf kepercayaan 95%) dengan derajat kebebasan (dk) = n-2.

3.7.2 Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan alat dalam mengukur apa yang akan diukur. Untuk mengukur reliabilitas item pertanyaan dengan skor 1 dan 0 digunakan rumus K-R 20 sebagai berikut.

(30)

28

Dimana:

= Reliabilitas instrumen

= Banyaknya butir pertanyaan atau soal = Varians total

= Proporsi subjek yang menjawab benar pada item soal = 1-p

Harga varians total ( ) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2009:173)

Dimana:

= Jumlah skor total = Jumlah responden

Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai dari tabel product moment yang terdapat pada tabel. Jika maka instrumen tersebut reliabel sehingga dapat digunakan sebagai pengumpul data pada penilitian ini. Sebaliknya jika maka instrumen tersebut tidak reliabel.

3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran

Untuk menentukan tingkat kesukaran setiap item soal digunakan rumus sebagai berikut:

(31)
[image:31.595.195.431.116.194.2]

29

Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Rentang Nilai TK Klasifikasi

P < 0,30 Soal Sukar 0,30 ≤ P ≤ 0,70 Soal Sedang

P > 0,7 Soal Mudah

(Sumarna Surapranata, 2004:21)

3.7.4 Uji Daya Pembeda

Daya pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal. Untuk menghitung daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2009:177)

Keterangan:

= Indeks diskriminasi (daya pembeda) = Banyaknya peserta kelompok atas

= Banyaknya peserta kelompok bawah

= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Sebagai acuan untuk mengklasifikasikan daya pembeda instrumen penelitian dapat melihat table 3.4 dibawah ini:

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Rentang Nilai D Klasifikasi

D < 0,20 Jelek 0,20 ≤ D < 0,40 Cukup 0,40 ≤ D < 0,70 Baik 0,70 ≤ D ≤ 1,00 Baik Sekali

[image:31.595.114.513.246.686.2]
(32)

30

3.8 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dalam suatu penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian.

3.8.1 Analisis Data Ranah Kognitif dan Ranah Psikomotor

Pada penelitian ini, data ranah kognitif dan ranah psikomotor di analisis menggunakan statistik parametrik dengan melakukan uji normalitas dan uji homogenitas data. Hasil analisis tersebut akan digunakan untuk menguji hipotesis sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.

3.8.1.1Skor Data

Pencapaian hasil belajar siswa pada ranah kognitif didapatkan melalui hasil pre-test dan post-test siswa pada saat mengerjakan soal instrument penelitian. Skor untuk data ranah kognitif ditentukan berdasarkan metode Rights Only, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang

tidak dijawab diberi skor nol. Penskoran data pada ranah psikomotor dilakukan berdasarkan kriteria penilaian yang telah dibuat pada lampiran A9.

a. Pemberian skor tes

Pemberian skor dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: S = ƩR

Keterangan: S = Skor siswa

R = Jawaban siswa yang benar

b. Perhitungan skor gain yang dinormalisasi

(33)

31

[image:33.595.112.514.167.658.2]

Tingkat perolehan gain skor ternormalisasi dikategorikan ke dalam tiga kategori sebagai berikut:

Tabel 3.5 Klasifikasi Nilai Gain Nilai (g) Klasifikasi (g) < 0,3 Rendah 0,3 ≤ (g) < 0,7 Sedang (g) ≥ 0,7 Tinggi

(Hake, 1998)

3.8.1.2Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data pada penelitian ini digunakan uji distribusi chi-kuadrat. Adapun langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut:

Langkah 1. Mencari skor terbesar dan terkecil

Langkah 2. Mencari nilai rentangan (R)

R = skor terbesar - skor terkecil (Riduwan, 2012:121)

Langkah 3. Menentukan banyak kelas interval (BK)

BK = 1 + 3,3 log n (Riduwan, 2012:121)

Langkah 4. Menentukan panjang kelas interval (i)

(Riduwan, 2012:121)

Keterangan:

= kelas interval = rentang = banyak kelas

(34)

32

Langkah 6. Menghitung rata-rata (mean)

̅ (Riduwan, 2012:122)

Keterangan :

̅ = Mean (rata- rata x ) = Frekuensi

= Nilai tengah dari kelas interval

Langkah 7. Mencari simpangan baku (standar deviasi)

(Riduwan, 2012:122)

Langkah 8. Menentukan batas bawah dan batas atas kelas

Batas bawah = angka skor kiri kelas interval dikurangi 0,5 Batas atas = angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5

Langkah 9. Menghitung nilai Z-score (harga baku) (Riduwan, 2012:122)

Langkah 10. Mencari luas 0 – Z dari tabel (Ztabel) berdasarkan nilai Zhitung

Langkah 11. Menghitung luas tiap kelas interval (Li) dengan cara mengurangkan

luas 0 – Z dari baris atas dikurangi dengan baris bawahnya.

Langkah 12. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan

luas interval dengan jumlah responden.

(35)

33

Langkah 14. Membandingkan χ2 hitung dengan χ2 tabel

Dengan menggunakan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3, akan diperoleh besarnya χ2 tabel. Selanjutnya kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

Jika χ2 hitung ≥ χ2 tabel, artinya distribusi data tidak normal, sebaliknya, jika χ2 hitung < χ2 tabel, artinya data berdistribusi normal.

3.8.1.3Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians dalam populasi tersebut homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut:

Langkah 1. Mencari nilai F dengan rumus, sebagai berikut :

(Budi Susetyo, 2010:160)

Langkah 2. Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan.

;

Langkah 3. Penentuan keputusan, adapun kriteria pengujian, sebagai berikut.

Varians dianggap homogen bila Fhitung < Ftabel. Pada taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan dan maka kedua varians dianggap sama (homogen), apabila sebaliknya maka tidak homogen.

3.8.1.4Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t yaitu untuk mengetahui hubungan perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata pada tes awal (pre-test), tes akhir (post-test) dan gain dari kelompok eksperimen dan kelompok

(36)

34

Ada beberapa rumus uji-t yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis, mengingat jumlah kedua sampel pada penelitian berbeda dan varians sampel homogen, maka digunakan rumus uji-t polled varians sebagai berikut.

̅ ̅

Dimana:

(Sugiyono, 2012:273)

Keterangan :

̅̅̅ = nilai rata – rata kelompok eksperimen ̅̅̅ = nilai rata – rata kelompok kontrol

= simpangan baku (standar deviasi)

= jumlah responden kelompok eksperimen = jumlah responden kelompok kontrol

Setelah melakukan perhitungan uji-t, hasil thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel pada taraf signifikan 0,05 atau taraf kepercayaan sebesar 95% dengan derajat kebebasan (dk) sebagai berikut:

(Sugiyono, 2012:272)

Pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan ketentuan berikut ini:

(37)

35

Menurut Luhut Panggabean (1989:29) “Indeks prestasi kelompok (IPK) dapat dihitung dengan membagi nilai rata-rata untuk seluruh ranah penilaian, dengan skor maksimal yang mungkin dicapai dalam tes”.

Keterangan:

[image:37.595.118.511.189.638.2]

IPK = Indeks Prestasi Kelompok M = Indeks Prestasi Rata-Rata SM = Skor Maksimal

Tabel 3.6. Kategori Tafsiran IPK Untuk Ranah Afektif No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi

1. 0,00 ≤ IPK  30,00 Sangat negatif 2. 30,00≤ IPK  55,00 Negatif 3. 55,00 ≤ IPK  75,00 Netral 4. 75,00 ≤ IPK  90,00 Positif 5. 90,00 ≤ IPK ≤ 100,00 Sangat positif

(Luhut Panggabean, 1989:32)

Tabel 3.7. Kategori Tafsiran IPK Untuk Ranah Psikomotor No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi

1. 0,00 ≤ IPK  30,00 Sangat kurang terampil 2. 30,00≤ IPK  55,00 Kurang terampil 3. 55,00 ≤ IPK  75,00 Cukup terampil 4. 75,00 ≤ IPK  90,00 Terampil 5. 90,00 ≤ IPK ≤ 100,00 Sangat terampil

(Luhut panggabean, 1989:32)

3.8.3 Analisis Data Angket

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Aktifitas kegiatan belajar mengajar yang berlangsung pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode mind map dari setiap siklus mengalami peningkatan yang baik. Hal tersebut terlihat dari rata-rata hasil belajar ranah afektif siswa pada siklus I yang dikategorikan netral, mampu mencapai kategori positif pada siklus II dan siklus III. Sementara itu, aktifitas kegiatan belajar mengajar yang berlangsung pada kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional dari setiap siklus mengalami peningkatan yang cukup. Hal tersebut terlihat dari rata-rata hasil belajar ranah afektif siswa pada siklus I sampai dengan siklus III yang dikategorikan netral.

2. Setelah dilakukan penelitian terhadap perbedaan hasil belajar siswa pada ranah kognitif dan ranah psikomotor antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol, dapat dilihat bahwa peningkatan (gain) siswa kelas eksperimen lebih besar dari peningkatan (gain) siswa kelas kontrol. Hal ini diperkuat dengan hasil uji-t yang dilakukan terhadap data gain pada ranah kognitif didapat nilai thitung = (2,79) > ttabel(95%)(57) = (2,00). Sementara itu, hasil uji-t pada ranah psikomotor didapat nilai thitung = (4,56) > ttabel(95%)(57) = (2,00). Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

(39)

79

5.2 Saran

Berdasarkan pada analisis dan pembahasan hasil temuan pada penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut.

1. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang manggunakan subjek penelitian yang terbatas dan dalam pokok bahasan tertentu, oleh sebab itu alangkah baiknya bagi yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut, menggunakan subjek penelitian yang lebih banyak dan mencakup pokok bahasan yang lebih luas.

2. Pembelajaran praktik seharusnya tidak hanya ditekankan pada kegiatan praktikum saja, akan tetapi pemahaman siswa mengenai materi pelajaran juga sangat mendukung dalam pencapaian hasil praktikum yang lebih baik. Metode pembelajaran mind map dapat menjadi salah satu alternatif yang patut di coba dan dikembangkan di sekolah guna meningkatkan hasil belajar siswa.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, M. (2009). Kiat Jitu Meningkatkan Pretasi Dengan Mind Mapping. Jogjakarta: Mitra Pelajar.

Arikunto, S. (1990). Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2003). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Buzan, T dan Barry. (2008). Memahami Peta Pikiran. Bandung: Interaksara.

Buzan, T. (2006). Buku Pintar Mind Map (Terjemahan Susi Purwoko). Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Buzan, T. (2006). Use Your Head (Gunakan Kepala Anda) Edisi Milenium. Jakarta: Interaksara.

Dimyati dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudaya.

Hake, R.R (1998). Interactive-Engagement Methods in Introductory Mechanics Courses. Departement of Physics, Indiana University, Bloomingtoon. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/hake [19 Desember 2012].

Ibrahim, R dan Sukmadinata, N.S. (1993). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Marsh, L. (2007). Digital Media Center (DMC), Mind Map. (Online). Tersedia: http://dmc.edu//activities/mindmap/. [26 Desember 2012].

(41)

81

Ratna W, Dahar. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Riduwan. (2012). Belajar Mudah penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula (Cetakan Ke-8). Bandung: Alfabeta.

Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana, N. (1990). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Surapranata, S. (2004). Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpratasi Hasil Tes (Implementasi kurikulum 2004). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Susanto, E. (2012). Manfaat Mind Mapping Dalam Peningkatan Belajar-Study Skill & Sukses Kehidupan - Life Skill. [Online]. Tersedia:

http://mindmapclubindonesia.blogspot.com/2012/02/manfaat-mind-mapping-dalam-peningkatan.html [24 Desember 2012].

Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003). Jakarta: CV Mini Jaya Abadi.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Widura. (2008). Mind Map Langkah Demi langkah. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Gambar

gambar”. Otak manusia secara mental dibagi menjadi dua yaitu otak kiri dan otak
Tabel 3.1  Non Equivalent Control Group Design
Gambar 3.1 berikut ini merupakan alur atau langkah-langkah penelitian
Gambar 3.2 Paradigma Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

ada penyakit lain yang disertai stigma dan ketakutan. Keadaan ini nampaknya berhubungan dengan kenyataan bahwa kusta menimbulkan kecacatan dan ketidakmampuan tetapi jarang

Setelah serangkaian tahap telah selesai dilakukan, maka menghasilkan sebuah karya dokumenter berjudul “Marak” merupakan sebuah karya film dokumenter yang menceritakan

Formulir Pengalihan Unit Penyertaan dari REKSA DANA BNP PARIBAS INFRASTRUKTUR PLUS yang diterima secara lengkap dan benar oleh Manajer Investasi atau Agen Penjual Efek REKSA DANA

Kuliah Kerja Nyata ini mahasiswa wajib mengisi buku harian yang disediakan oleh LPM yang bertujuan untuk memantau setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa,

Model yang digunakan dalam pengambilan keputusan ini adalah menggunakan aplikasi sistem pendukung keputusan dengan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) untuk

Melakukan Penebangan secara konservatif adalah penebangan dengan cara menebang pohon yang sudah tidak berproduktif lagi di hutan tersebut, sehingga tidak terjadinya

Ia juga tidak menjelaskan kepada para pelajar mengenai aplikasi yang dapat diperolehi dengan menggunakan kamera lubang pin ini dalam kehidupan seharian seperti wayang gambar dan juga

Betonun kırılma mekaniğinde yaygın olarak kiriş numuneler kullanılmakla birlikte son zamanlarda taşınabilirlik ve hafiflik özelliklerinden dolayı küp ve silindir