Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
SATLANTAS POLRESTABES Bandung sebagai pihak berwajib selaku pelaksana penegakan hukum di Negara Indonesia berwenang menerbitkan SIM-C kepada pemohon SIM-C dan sebagai pihak yang melakukan pengawasan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas umumnya disebabkan oleh pelanggaran lalu lintas. Angka kecelakaan lalu lintas dan pelanggaran lalu lintas di Kota Bandung tergolong tinggi. Penyebab kecelakaan lalu lintas berdasarkan faktor pengemudi dikarenakan pengemudi sepeda motor belum sepenuhnya memiliki perilaku safety riding dan juga minimnya pendidikan safety riding yang menyulitkan pengemudi sepeda motor menerima pemahaman mengenai safety riding. Tujuan tugas akhir ini adalah untuk mengembangkan materi safety riding yang berguna untuk mengurangi angka pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas di Kota bandung.
Faktor yang diteliti adalah faktor pengemudi yang dijabarkan ke dalam 6 dimensi yang meliputi : etika berlalu lintas, keterampilan mengemudi, kepatuhan terhadap hukum dalam berlalu lintas, kesadaran terhadap hukum dalam berlalu lintas, kebiasaan dalam berupaya mengurangi terjadinya pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas, dan bertanggung jawab dalam berlalu lintas. Masing-masing dimensi dikembangkan menjadi variabel-variabel yang berhubungan dengan perilaku safety riding. Data-data pendukung lainnya diberikan oleh SATLANTAS POLRESTABES Bandung. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan cross sectional study yang menggunakan teknik random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang. Kuesioner disebarkan kepada 97 pengemudi sepeda motor secara acak di Kota Bandung. Pengolahan data menggunakan regresi linier berganda. Metode ini digunakan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara variabel-variabel bebas (variabel-variabel X) dengan variabel-variabel terikat (variabel-variabel Y) yaitu perilaku safety riding. Tingkat kepercayaan yang digunakan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%. Variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku safety riding dianalisis dengan pendekatan Swiss Cheese Model.
Hasil dari kuesioner adalah gambaran kondisi aktual perilaku safety riding yang dimiliki oleh pengemudi sepeda motor di Kota Bandung. Hasil dari pengolahan data diperoleh 30 variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat perilaku safety riding, diantaranya : mampu menghindari tabrakan beruntun, tidak melawan arus lalu lintas, menggunakan helm SNI, memarkirkan kendaraan lain tanpa menghalangi kendaraan lain, menggunakan jalur di sebelah kiri, berboncengan tidak lebih dari satu orang, dan lain-lain.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Cover
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ... i
PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ... ii
PERNYATAAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ... iii
ABSTRAK ... iv
PRAKATA ... v
Daftar Isi ... viii
Daftar Tabel ... xii
Daftar Gambar ... xiv BAB 1 PENDAHULUAN ... 1-1
1.1 Latar Belakang ... 1-1
1.2 Identifikasi Masalah ... 1-3
1.3 Batasan dan Asumsi ... 1-3
1.4 Perumusan Masalah ... 1-4
1.5 Tujuan Penelitian ... 1-5
1.6Sistematika Penulisan ... 1-5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 2-1
2.1 Human Factor ... 2-1
2.2 Materi Safety Riding ... 2-2
2.3 UU. No. 22 Tahun 2009 ... 2-6
2.4 Regresi Linier Berganda ... 2-9
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 3-1
3.1 Flowchart ... 3-1
3.2 Penelitian Pendahuluan ... 3-3
3.3 Tinjauan Pustaka ... 3-4
Universitas Kristen Maranatha
3.5 Batasan dan Asumsi ... 3-4
3.6 Perumusan Masalah ... 3-4
3.7 Tujuan Penelitian ... 3-4
3.8 Mengidentifikasi dan Menyusun Variabel Penelitian ... 3-5
3.9 Penyusunan Kuesioner Penelitian ... 3-5
3.10 Penyusunan Variabel Penelitian ... 3-6
3.11 Penentuan Jumlah Sampel Kuesioner Penelitian ... 3-9
3.12 Validitas Konstruk ... 3-10
3.13 Pengumpulan Data ... 3-10
3.14 Pengolahan Data dan Analisis ... 3-11
3.15 Usulan ... 3-14
3.16 Kesimpulan dan Saran ... 3-14
BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... 4-1
4.1 Pengumpulan Data ... 4-1
4.1.1 Sejarah POLRESTABES Bandung ... 4-1
4.1.2 Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab SAT LANTAS
POLRESTABES Bandung ... 4-1
4.1.3 Definisi Operasional Safety Riding, Perilaku Safety Riding, dan
Materi Safety Riding ... 4-2
4.1.4 Data Pelanggaran Lalu Lintas dan Kecelakaan Lalu Lintas... 4-2
4.1.5 Data Kuesioner ... 4-5
4.1.5.1 Bagian 1 : Data Umum Karakteristik Responden ... 4-6
4.1.5.2 Bagian 2 : Nilai Safety Riding (Variabel Y) ... 4-8
4.1.5.3 Bagian 3 : Variabel - Variabel X ... 4-9
4.2 Pengolahan Data ... 4-29
4.2.1 Uji Validitas ... 4-29
4.2.2 Uji Reliabilitas ... 4-38
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 4-39
Universitas Kristen Maranatha
4.2.3.2 Uji Linearitas ... 4-39
4.2.3.3 Uji Autokorelasi ... 4-42
4.2.3.4 Uji Multikolinearitas ... 4-43
4.2.3.5 Uji Heteroskedastisitas ... 4-44
4.2.4 Regresi Linier Berganda ... 4-45
BAB 5 ANALISIS DAN USULAN ... 5-1
5.1 Analisis Uji Validitas ... 5-1
5.2 Analisis Uji Reliabilitas ... 5-1
5.3 Analisis Uji Asumsi Klasik ... 5-2
5.4 Analisis Kondisi Aktual Pengemudi Sepeda Motor di Kota bandung . 5-3
5.5 Analisis Regresi Linier Berganda dan Usulan ... 5-4
5.5.1 Analisis variabel memotong jalur kendaraan lain secara
tiba-tiba tanpa member tanda (X3) ... 5-6
5.5.2 Usulan variabel memotong jalur kendaraan lain secara
tiba-tiba tanpa member tanda (X3) ... 5-7
5.5.3 Analisis variabel mengemudi dengan menggunakan
satu tangan (X19) ... 5-7
5.5.4 Usulan variabel mengemudi dengan menggunakan
satu tangan (X19) ... 5-9
5.5.5 Analisis variabel berbelok dengan normal (tidak melebar) dan
Mengikuti antrian ketika melintasi persimpangan (X20) ... 5-9
5.5.6 Usulan variabel berbelok dengan normal (tidak melebar) dan
Mengikuti antrian ketika melintasi persimpangan (X20) ... 5-11
5.5.7 Analisis variabel memastikan kecepatan dan kendaraan yang
memadai sebelum mendahului kendaraan yang di depan (X21) 5-13
5.5.8 Usulan variabel memastikan kecepatan dan kendaraan yang
memadai sebelum mendahului kendaraan yang di depan (X21) 5-14
5.5.9 Analisis variabel melewati segala kondisi jalan dengan
Universitas Kristen Maranatha
5.5.10 Usulan variabel melewati segala kondisi jalan dengan
hati-hati (jalan berlubang, licin, tanjakan) (X48) ... 5-17
5.5.11 Analisis variabel mengatur jarak kendaraan dengan kendaraan
lain dalam jarak yang aman baik dengan cara maju atau
mengurangi kecepatan (X23) ... 5-18
5.5.12 Usulan variabel mengatur jarak kendaraan dengan kendaraan
lain dalam jarak yang aman baik dengan cara maju atau
mengurangi kecepatan (X23) ... 5-19
5.5.13 Analisis variabel memarkirkan kendaraan tanpa
menghalangi kendaraan lain (X25) ... 5-20
5.5.14 Usulan variabel memarkirkan kendaraan tanpa
menghalangi kendaraan lain (X25) ... 5-21
5.5.15 Analisis variabel menyalakan lampu sein sesuai kondisi
(X26), mematikan lampu sein setelah berbelok (X35),
Menyalakan lampu sein sebelum berbelok (X36) ... 5-22
5.5.16 Usulan variabel menyalakan lampu sein sesuai kondisi
(X26), mematikan lampu sein setelah berbelok (X35),
Menyalakan lampu sein sebelum berbelok (X36) ... 5-24
5.5.17 Analisis variabel mematuhi rambu-rambu lalu lintas, isyarat
lampu lalu lintas, dan marka jalan (X30) ... 5-25
5.5.18 Usulan variabel mematuhi rambu-rambu lalu lintas, isyarat
lampu lalu lintas, dan marka jalan (X30) ... 5-27
5.5.19 Analisis variabel memperlambat kecepatan pada
tempat penyeberangan pejalan kaki, tikungan, tempat
keramaian, persimpangan, dan perlintasan kereta api (X31) ... 5-28
5.5.20 Usulan variabel memperlambat kecepatan pada
tempat penyeberangan pejalan kaki, tikungan, tempat
keramaian, persimpangan, dan perlintasan kereta api (X31) ... 5-29
5.5.21 Analisis variabel tidak melawan arus lalu lintas (X32) ... 5-30
Universitas Kristen Maranatha
5.5.23 Analisis variabel memperhatikan lampu tanda sein, stop,
hazard) dari kendaraan lain (X51), mampu menghindari
tabrakan beruntun (X27), serta melihat keadaan di belakang
melalui kaca spion (kiri/kanan) pada saat hendak
menyalip kendaraan lain dan pada saat berbelok (X28) ... 5-32
5.5.24 Usulan variabel memperhatikan lampu tanda sein, stop,
hazard) dari kendaraan lain (X51), mampu menghindari
tabrakan beruntun (X27), serta melihat keadaan di belakang
melalui kaca spion (kiri/kanan) pada saat hendak
menyalip kendaraan lain dan pada saat berbelok (X28) ... 5-34
5.5.25 Analisis variabel menggunakan jalur di sebelah kiri (X34) ... 5-35
5.5.26 Usulan variabel menggunakan jalur di sebelah kiri (X34) ... 5-36
5.5.27 Analisis variabel berboncengan tidak lebih dari 1 orang (X34) 5-37
5.5.28 Usulan variabel berboncengan tidak lebih dari 1 orang (X34) . 5-38
5.5.29 Analisis variabel mengangkut barang tidak melebihi
kapasitas (X38) ... 5-38
5.5.30 Usulan variabel mengangkut barang tidak melebihi
kapasitas (X38) ... 5-40
5.5.31 Analisis variabel tidak menerobos jalur kereta api ketika
palang pintu kereta api sudah ditutup (X39)... 5-41
5.5.32 Usulan variabel tidak menerobos jalur kereta api ketika
palang pintu kereta api sudah ditutup (X39)... 5-43
5.5.33 Analisis variabel menggunakan kelengkapan sesuai standard
Kendaraan yang disarankan UU. No. 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (X40) ... 5-43
5.5.34 Usulan variabel menggunakan kelengkapan sesuai standard
Kendaraan yang disarankan UU. No. 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (X40) ... 5-44
5.5.35 Analisis variabel membawa SIM dan surat kendaraan saat
Universitas Kristen Maranatha
5.5.36 Usulan variabel membawa SIM dan surat kendaraan saat
berkendara (X41) ... 5-46
5.5.37 Analisis variabel menyadari sanksi-sanksi ketika
peraturan-peraturan dalam berlalu lintas dilanggar (X43) ... 5-46
5.5.38 Usulan variabel menyadari sanksi-sanksi ketika
peraturan-peraturan dalam berlalu lintas dilanggar (X43) ... 5-47
5.5.39 Analisis variabel menyadari kepentingan pengendara
lain (tidak egois) (X44) ... 5-47
5.5.40 Usulan variabel menyadari kepentingan pengendara
lain (tidak egois) (X44) ... 5-48
5.5.41 Analisis variabel menggunakan helm SNI (X45) ... 5-48
5.5.42 Usulan variabel menggunakan helm SNI (X45) ... 5-49
5.6 Analisis Sensitivitas ... 5-50
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 6-1
6.1 Kesimpulan ... 6-1
6.2 Saran... 6-12
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1.1 Perkembangan Jumlah kendaraan Bermotor Menurut Jenis
di Indonesia 1-1
1.2 Pelanggaran Lalu Lintas di Kota Bandung Tahun 2012-2016 1-2
1.3 Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Bandung Tahun 2012-2016 1-2
3.1 Kuesioner Penelitian 3-7
3.2 Kuesioner Penelitian (lanjutan) 3-8
3.3 Kuesioner Penelitian (lanjutan) 3-9
4.1 Pelanggaran Lalu Lintas Jenis Roda Dua 4-3
4.2 Pelanggaran Lalu Lintas Ditinjau dari Golongan Profesi 4-4
4.3 Pelanggaran Lalu Lintas Ditinjau dari Segi Usia 4-5
4.4 Kerugian Akibat dari Kecelakaan Lalu Lintas 4-5
4.5 Data Umum Jenis Kelamin Pengemudi Sepeda Motor 4-6
4.6 Data Umum Usia Pengemudi Sepeda Motor 4-7
4.7 Data Umum Lamanya Pengalaman Mengemudi Sepeda Motor 4-7
4.8 Data Umum Pengalaman Mengendarai Mobil 4-8
4.9 Data Umum Nilai Safety Riding Pengemudi Sepeda Motor 4-9
4.10 Pertanyaan Tentang Etika berlalu Lintas 4-10
4.11 Pertanyaan Tentang Keterampilan Mengemudi 4-14
4.12 Pertanyaan Tentang Kepatuhan Terhadap Hukum 4-18
4.13 Pertanyaan Tentang Kesadaran Terhadap Hukum dalam
Berlalu Lintas 4-23
4.14 Pertanyaan Tentang Kebiasaan dalam Berupaya Mengurangi
Terjadinya Pelanggaran dan Kecelakaan Lalu Lintas 4-24
4.15 Validitas Seluruh Variabel 4-31
4.16 Validitas Seluruh Variabel (lanjutan) 4-32
Universitas Kristen Maranatha Tabel Judul Halaman
4.18 Validitas Seluruh Variabel Setelah Buang Data Tahap 1
(lanjutan) 4-35
4.19 Validitas Seluruh Variabel Setelah Buang Data Tahap 2 4-37
4.20 Rangkuman Uji Linearitas 4-40
4.21 Output Uji Multikolinearitas 4-43
4.22 Output Uji Multikolinearitas (lanjutan) 4-44
4.23 Rangkuman Nilai Probabilitas Variabel X dengan Variabel Y 4-46
4.24 Output Analisis Regresi Linier Berganda (3) 4-49
4.25 Output Analisis Regresi Linier Berganda (3) (lanjutan) 4-50
5.1 Pencegahan Tindakan yang Tidak Aman Berdasarkan Aturan,
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Swiss Cheese Model 2-2
3.1 Flowchart Metodologi Penelitian 3-1
3.2 Flowchart Metodologi Penelitian (lanjutan) 3-2
3.3 Flowchart Metodologi Penelitian (lanjutan) 3-3
3.4 Flowchart Uji Asumsi Klasik 3-12
3.5 Flowchart Uji Asumsi Klasik (lanjutan) 3-13
4.1 Struktur Organisasi SAT LANTAS POLRESTABES
Bandung 4-1
4.2 Pelanggaran Lalu Lintas Jenis Roda Dua 4-3
4.3 Jumlah Pelanggaran Lalu Lintas Jenis Roda Dua 4-4
4.4 Pelanggaran Lalu Lintas Ditinjau dari Golongan Profesi 4-4
4.5 Pelanggaran Lalu Lintas Ditinjau dari Segi Usia 4-5
4.6 Jenis Kelamin Pengemudi Sepeda Motor 4-6
4.7 Usia Pengemudi Sepeda Motor 4-7
4.8 Lamanya Pengalaman Mengemudi Sepeda Motor 4-8
4.9 Berpengalaman Mengemudi Mobil 4-8
4.10 Nilai Safety Riding Pengemudi Sepeda Motor 4-9
4.11 Komposisi Jawaban Variabel 1 4-10
4.12 Komposisi Jawaban Variabel 2 4-11
4.13 Komposisi Jawaban Variabel 3 4-11
4.14 Komposisi Jawaban Variabel 4 4-11
4.15 Komposisi Jawaban Variabel 7 4-12
4.16 Komposisi Jawaban Variabel 9 4-12
4.17 Komposisi Jawaban Variabel 11 4-12
4.18 Komposisi Jawaban Variabel 12 4-13
Universitas Kristen Maranatha Gambar Judul Halaman
4.20 Komposisi Jawaban Variabel 19 4-14
4.21 Komposisi Jawaban Variabel 20 4-14
4.22 Komposisi Jawaban Variabel 21 4-15
4.23 Komposisi Jawaban Variabel 22 4-15
4.24 Komposisi Jawaban Variabel 23 4-15
4.25 Komposisi Jawaban Variabel 24 4-16
4.26 Komposisi Jawaban Variabel 25 4-16
4.27 Komposisi Jawaban Variabel 26 4-16
4.28 Komposisi Jawaban Variabel 27 4-17
4.29 Komposisi Jawaban Variabel 28 4-17
4.30 Komposisi Jawaban Variabel 29 4-17
4.31 Komposisi Jawaban Variabel 30 4-18
4.32 Komposisi Jawaban Variabel 31 4-19
4.33 Komposisi Jawaban Variabel 32 4-19
4.34 Komposisi Jawaban Variabel 33 4-19
4.35 Komposisi Jawaban Variabel 34 4-20
4.36 Komposisi Jawaban Variabel 35 4-20
4.37 Komposisi Jawaban Variabel 36 4-20
4.38 Komposisi Jawaban Variabel 37 4-21
4.39 Komposisi Jawaban Variabel 38 4-21
4.40 Komposisi Jawaban Variabel 39 4-21
4.41 Komposisi Jawaban Variabel 40 4-22
4.42 Komposisi Jawaban Variabel 41 4-22
4.43 Komposisi Jawaban Variabel 42 4-23
4.44 Komposisi Jawaban Variabel 43 4-23
4.45 Komposisi Jawaban Variabel 44 4-23
4.46 Komposisi Jawaban Variabel 45 4-25
4.47 Komposisi Jawaban Variabel 46 4-25
Universitas Kristen Maranatha Gambar Judul Halaman
4.49 Komposisi Jawaban Variabel 48 4-26
4.50 Komposisi Jawaban Variabel 49 4-26
4.51 Komposisi Jawaban Variabel 50 4-26
4.52 Komposisi Jawaban Variabel 51 4-27
4.53 Komposisi Jawaban Variabel 53 4-27
4.54 Komposisi Jawaban Variabel 54 4-27
4.55 Komposisi Jawaban Variabel 55 4-28
4.56 Komposisi Jawaban Variabel 56 4-28
4.57 Komposisi Jawaban Variabel 57 4-28
4.58 Komposisi Jawaban Variabel 58 4-29
4.59 Komposisi Jawaban Variabel 60 4-29
4.60 Output Pengujian Validitas 4-30
4.61 Output Pengujian Validitas (lanjutan) 4-31
4.62 Output Pengujian Validitas Setelah Buang Data Tahap 1 4-33
4.63 Output Pengujian Validitas Setelah Buang Data Tahap 1
(lanjutan) 4-34
4.64 Output Pengujian Validitas Setelah Buang Data Tahap 2 4-36
4.65 Output Pengujian Reliabilitas 4-38
4.66 Output Uji Normalitas 4-39
4.67 Output Pengujian Reliabilitas 4-41
4.68 Output Uji Normalitas 4-42
4.69 Output Uji Autokorelasi 4-42
4.70 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas 4-45
4.71 Output Analisis Regresi Linier Berganda (1) 4-48
4.72 Output Analisis Regresi Linier Berganda (2) 4-49
5.1 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 105 dan Pasal
106 ayat 1 5-7
5.2 Pengemudi Mengemudi dengan menggunakan Satu Tangan 5-8
Universitas Kristen Maranatha Gambar Judul Halaman
106 ayat 1 5-8
5.4 Kondisi Persimpangan Jalan Surapati dengan Jalan Merak 5-9
5.5 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 105 5-11
5.6 Pembatas Jalan 5-11
5.7 Rambu Larangan Berbelok ke Arah Kanan 5-12
5.8 Kondisi Persimpangan Jalan Surapati dengan Jalan Merak
Yang Dilengkapi dengan Pembatas Jalan dan Rambu 5-12
5.9 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 109 ayat 1 5-14
5.10 Pengemudi Terjatuh di Perlintasan Kereta Api 5-16
5.11 Rambu-Rambu yang Menggambarkan Kondisi Jalan 5-17
5.12 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 106 ayat 1 5-17
5.13 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 105 dan Pasal
106 ayat 1 5-19
5.14 Jarak Aman dengan Kendaraan Lain 5-19
5.15 Rambu Zona Bebas Parkir 5-21
5.16 Rambu Larangan Parkir 5-21
5.17 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 120 dan 105 5-21
5.18 Parkir Sepeda Motor Tanpa Menghalangi Kendaraan lain 5-22
5.19 Menyalakan Lampu Sein yang Tidak Sesuai Kondisi 5-22
5.20 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 112 ayat 1 5-23
5.21 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 105 5-24
5.22 Rambu-Rambu Lalu Lintas 5-25
5.23 Marka Jalan 5-25
5.24 Lampu Isyarat Lalu Lintas 5-25
5.25 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 105 dan Pasal
106 ayat 4 5-27
5.26 Rambu-Rambu Lalu Lintas 5-29
5.27 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 116 Ayat 1 dan 2 5-29
Universitas Kristen Maranatha Gambar Judul Halaman
5.29 Rambu Lalu Lintas Dilarang Masuk 5-31
5.30 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 105 5-31
5.31 Kondisi Jalan Surya Sumantri 5-32
5.32 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 105 dan Pasal
106 ayat 1 5-34
5.33 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 112 Ayat 1 5-34
5.34 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 108 Ayat 3 5-36
5.35 Berboncengan Lebih dari 1 Orang 5-37
5.36 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 106 Ayat 9 5-38
5.37 Mengangkut Barang Melebihi Kapasitas 5-38
5.38 Pengemudi Menerobos palang Pintu Kereta Api 5-41
5.39 Isyarat Lampu, Rambu, dan Palang Pintu Kereta Api 5-42
5.40 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 114 5-42
5.41 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 57 Ayat 1 5-44
5.42 Sepeda Motor Menggunakan Kelengkapan Sesuai Standard 5-45
5.43 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 106 Ayat 5 5-46
5.44 SIM dan STNK Disimpan Di Dalam Dompet 5-46
5.45 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 57 Ayat 2 5-49
5.46 Helm SNI (Standard Nasional Indonesia) 5-49
6.1 Rambu Larangan Berbelok Ke Arah Kanan 6-12
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
1. Output Analisis Regresi Linier Berganda ... L-1
2. Tabulasi Data ... L-2
3. Materi Safety Riding ... L-4
4. Surat Keterangan ... L-14
1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki
populasi penduduk ke - 5 terbanyak di dunia setelah negara Brazil. Jumlah
penduduk Negara Indonesia mencapai 255,993,674 jiwa (menurut CIA
World Factbook Tahun 2015). Pertumbuhan penduduk di Negara Indonesia
sangat cepat sehingga memicu pertumbuhan penduduk yang sangat pesat.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk maka penggunaan transportasi juga
akan semakin meningkat. Berdasarkan keterangan dari Kepolisian Republik
Indonesia bahwa peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya
mengalami peningkatan.
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis di Indonesia
Sumber : Badan Pusat Statistik,2016
Berdasarkan data WHO tahun 2011 diketahui bahwa kecelakaan lalu
lintas merupakan salah satu pembunuh terbesar ke-3, di bawah penyakit
jantung koroner dan tuberculosis / TBC. Sebanyak 67% korban kecelakaan
lalu lintas berada pada usia produktif, yakni 22-50 tahun. Terdapat sekitar
400.000 korban di bawah usia 25 tahun yang meninggal di jalan raya,
dengan rata-rata angka kematian 1.000 anak-anak dan remaja setiap harinya.
Bahkan, kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama kematian anak-anak
di dunia, dengan rentang usia 10-24 tahun (BIN,2013).
Di Negara Indonesia, jumlah kendaraan bermotor yang meningkat
setiap tahunnya dan kelalaian manusia (human error) menjadi faktor utama
Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah
Bab 1 Pendahuluan 1-2
Universitas Kristen Maranatha
terjadinya peningkatan angka kecelakaan lalu lintas. Dari data kepolisian
Republik Indonesia, pada tahun 2012 terjadi 109.038 kasus kecelakaan
dengan korban meninggal dunia sebanyak 27.441 orang, dengan potensi
kerugian sosial ekonomi sekitar Rp. 203 trilliun – Rp. 217 trilliun per tahun
(2,9% - 3,1% dari Pendapatan Domestik Bruto/PDB Indonesia).
Dari data Kepolisian Resor Kota Besar Bandung diketahui bahwa grafik
data peningkatan pelanggaran lalu lintas di Kota Bandung dari tahun 2013 –
2015 mengalami kenaikan.
Tabel 1.2
Pelanggaran Lalu Lintas di Kota Bandung Tahun 2012 - 2016
Sumber : Satuan Lalu Lintas POLRESTABES Bandung, 2016
Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kota Bandung mengalami
peningkatan setiap tahun. Data peningkatan angka kecelakaan lalu lintas
yang terjadi di Kota Bandung disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini :
Tabel 1.3
Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Bandung Tahun 2012 - 2016
Sumber : Satuan Lalu Lintas POLRESTABES Bandung, 2016
Faktor – faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas berdasarkan
buku yang berjudul “Safety Riding & Sosialisasi UU NO. 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan” yang diterbitkan oleh Satuan Lalu Lintas POLRESTABES Kota Bandung adalah faktor pengemudi, faktor
kendaraan, faktor jalan, dan faktor cuaca. Berdasarkan situs Badan
Helm Kelengkapan
Surat-3160 465 94 3463 Rp 5,682,390,000.000
No Tahun Jumlah Kecelakaan
Akibat
Bab 1 Pendahuluan 1-3
Universitas Kristen Maranatha
Inteligensi Negara (BIN) dikatakan bahwa faktor kelalaian pengemudi yang
menjadi penyebab utama tingginya angka kecelakaan lalu lintas. dan
Kepolisian Republik Indonesia berupaya menekan angka tingginya
kecelakaan lalu lintas dengan menerapkan perilaku safety riding dan safety
driving kepada masyarakat. Penelitian ini akan fokus membahas mengenai
perilaku safety riding pengemudi sepeda motor.
1.2. Identifikasi Masalah
Faktor pengemudi merupakan penyebab utama tingginya angka
kecelakaan lalu lintas. Perilaku safety riding belum sepenuhnya dimiliki
oleh pengemudi sepeda motor di kota Bandung, hal ini terbukti dari
tingginya angka pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Kota Bandung
dimana terdapat berbagai macam pelanggaran-pelanggaran lalu lintas.
Pengemudi kendaraan di Kota Bandung taat akan aturan lalu lintas apabila
bertemu dengan polisi yang sedang bertugas di lalu lintas, bukan karena
keselamatan diri sendiri maupun oranglain. Pengemudi sepeda motor yang
belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM-C) sudah melakukan aktivitas
mengemudi di lalu lintas. SATLANTAS POLRESTABES Bandung
memiliki program-program dalam meminimalisir angka pelanggaran dan
kecelakaan lalu lintas. Pendidikan safety riding merupakan salah satu
program pendidikan yang diberikan oleh SATLANTAS POLRESTABES
Bandung kepada pelajar kelas 1 SMA sampai mahasiswa-mahasiswa dan
instansi-instansi. Program pendidikan safety riding ini tidak rutin dilakukan
di sekolah, instansi-instansi seperti perkantoran, dan universitas yang ada di
Kota Bandung.
1.3. Batasan dan Asumsi
Batasan : 1. Pengamatan dilakukan di Kota Bandung.
2. Faktor yang diteliti adalah faktor pengemudi yaitu perilaku
yang berhubungan dengan safety riding. Terdapat banyak
Bab 1 Pendahuluan 1-4
Universitas Kristen Maranatha
dikelompokkan ke dalam 6 dimensi yang meliputi : yaitu :
etika berlalu lintas, keterampilan mengemudi, kepatuhan
terhadap hukum dalam berlalu lintas, kesadaran terhadap
hukum dalam berlalu lintas, kebiasaan dalam berupaya
mengurangi terjadinya pelanggaran dan kecelakaan lalu
lintas, dan bertanggung jawab dalam berlalu lintas.
Perilaku-perilaku tersebut didapat berdasarkan hasil
wawancara dengan Brigadir Geldy sebagai staff Unit
DIKYASA Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota
Besar Bandung.
3.Pengolahan data menggunakan program SPSS versi
22.0.0.0
4.Tidak membahas mengenai tindakan yang dilakukan
petugas pada saat menindak pengemudi yang melanggar
lalu lintas.
Asumsi : 1. Tingkat kepercayaan 95%.
2. Tingkat ketelitian 5%.
1.4. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja variabel-variabel bebas (X) yang memiliki hubungan signifikan
dengan variabel terikat perilaku safety riding?
2. Bagaimana hubungan antara variabel-variabel bebas (X) dengan
variabel terikat perilaku safety riding ?
3. Bagaimana kondisi aktual pengemudi sepeda motor di Kota Bandung ?
4. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seseorang pengemudi
sepeda motor supaya dapat memenuhi kriteria berperilaku safety riding?
5. Bagaimana usulan pengembangan materi safety riding dalam berlalu
Bab 1 Pendahuluan 1-5
Universitas Kristen Maranatha 1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis variabel-variabel bebas (X)
yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat perilaku
safety riding.
2. Untuk menganalisis hubungan antara variabel-variabel bebas (X) yang
diteliti dengan variabel terikat perilaku safety riding.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis kondisi aktual pengemudi sepeda
motor di Kota Bandung.
4. Untuk menganalisis hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seseorang
pengemudi sepeda motor supaya dapat memenuhi kriteria berperilaku
safety riding?
5. Untuk mengusulkan sebuah usulan pengembangan materi safety riding
dalam berlalu lintas.
1.6. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan
Latar Belakang
Latar belakang masalah menunjukkan gambaran permasalahan dan
alasan pemilihan permasalahan, mengapa tertarik untuk mengambil
topik ini.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah dirumuskan dalam bentuk deklaratif atau
kalimat-kalimat tanya yang tegas dan jelas.
Pembatasan Masalah
Merupakan batasan atau ruang lingkup pembahasan pada penelitian
Tugas Akhir.
Tujuan
Berisi beberapa hal yang akan dicapai melalui penelitian tersebut.
Manfaat
Bab 1 Pendahuluan 1-6
Universitas Kristen Maranatha Sistematika Penulisan
Menjelaskan sistematika penulisan, misalnya bab per bab berisi
topik-topik yang sesuai dengan isi Tugas Akhir.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Merupakan suatu daftar yang terperinci dan sistematis dari semua
karya ilmiah yang dipergunakan oleh penulis dalam penulisan Tugas
Akhirnya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Bab III : Metodologi Penelitian
Berisi uraian rinci tentang desain, metoda atau pendekatan yang
digunakan dalam menjawab permasalahan penelitian untuk mencapai tujuan
penelitian. Uraian dapat meliputi parameter penelitian, model yang
digunakan, rancangan penelitian, teknik, teknik pengumpulan data (cara
pengukuran dan alat yang digunakan), teknik analisis data, cara penafsiran
dan pengumpulan data bila menggunakan metode kualitatif.
Bab IV Pengumpulan Data
Berisi tentang bagaimana cara pengumpulan data yang digunakan
dan berhubungan dengan penelitian.
Bab V :Pengolahan Data dan Analisis
Memuat data hasil penelitian dan pembahasan yang bersifat terpadu.
Data hasil pengujian dari alat yang dibuat atau data hasil penelitian yang
dilakukan data sedapat-dapatnya disajikan dalam bentuk daftar (tabel),
grafik, persamaan matematik, foto atau bentuk lain. Analisis dan
Pembahasan Analisis dan Pembahasan tentang hasil yang diperoleh berupa
Bab 1 Pendahuluan 1-7
Universitas Kristen Maranatha Bab VI :Penutup (Isi : Kesimpulandan Saran)
Kesimpulan berasal dari hasil analisis dan merupakan pernyataan
singkat, jelas dan tepat tentang apa yang diperoleh atau dapat dibuktikan
6-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan ini adalah :
1. Variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan
variabel terikat perilaku safety riding dan arah hubungan, yaitu :
Memotong jalur kendaraan lain secara tiba-tiba tanpa memberi
tanda (X3).
Mengemudi dengan menggunakan satu tangan (X19).
Berbelok dengan normal (tidak melebar) dan mengikuti antrian ketika melintasi persimpangan (X20).
Memastikan ruang dan kecepatan kendaraan yang memadai
sebelum mendahului kendaraan yang di depan (X21).
Mengatur jarak kendaraan dengan kendaraan lain dalam jarak
yang aman baik dengan cara maju atau mengurangi kecepatan
(X23).
Memarkirkan kendaraan tanpa menghalangi kendaraan lain
(X25).
Menyalakan lampu sein sesuai kondisi (lampu sein kiri berarti
akan berbelok ke kiri, lampu sein kanan berarti akan berbelok ke
kanan) (X26).
Mampu menghindari tabrakan beruntun (X27).
Melihat keadaan di belakang melalui kaca spion (kiri/kanan) pada
saat hendak menyalip kendaraan lain dan pada saat berbelok
(X28).
Mematuhi rambu-rambu lalu lintas, isyarat lampu lalu lintas, dan
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2
Universitas Kristen Maranatha Memperlambat kecepatan pada tempat penyeberangan pejalan
kaki, tikungan, tempat keramaian, persimpangan, dan perlintasan
kereta api (X31).
Tidak melawan arus lalu lintas (X32).
Menggunakan jalur di sebelah kiri (X34).
Mematikan lampu sein setelah berbelok (X35).
Menyalakan lampu sein sebelum berbelok (X36).
Berboncengan tidak lebih dari 1 orang (X37).
Mengangkut barang tidak melebihi kapasitas (X38).
Tidak menerobos jalur kereta api ketika palang pintu kereta api
sudah ditutup (X39).
Menggunakan kelengkapan sesuai standard kendaraan yang disarankan Undang-Undang No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan (X40).
Membawa SIM dan surat kendaraan saat berkendara (X41).
Menyadari sanksi - sanksi ketika peraturan-peraturan dalam
berlalu lintas dilanggar (X43).
Menyadari kepentingan pengendara lain (Tidak egois) (X44).
Menggunakan helm SNI (X45).
Melewati segala kondisi jalan dengan hati-hati (jalan berlubang, licin, tanjakan) (X48).
Memperhatikan lampu tanda (sein, stop, hazard) dari kendaraan
lain (X51).
2. Hubungan masing-masing variabel bebas yang memiliki hubungan
signifikan dengan variabel terikat perilaku safety riding, yaitu :
Memotong jalur kendaraan lain secara tiba-tiba tanpa memberi
tanda (X3). Variabel ini memiliki hubungan positif dengan
perilaku safety riding. Sangat sering memiliki bobot sebesar 1 dan
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-3
Universitas Kristen Maranatha artinya semakin tidak pernah pengemudi memotong jalur
kendaraan lain secara tiba-tiba tanpa memberi tanda. Semakin
besar nilai skor maka pengemudi semakin berperilaku safety
riding. Semakin kecil nilai skor maka pengemudi semakin tidak
berperilaku safety riding
Mengemudi dengan menggunakan satu tangan (X19). Variabel ini
memiliki hubungan positif dengan perilaku safety riding. Sangat
sering memiliki bobot sebesar 1 dan tidak pernah memiliki bobot
sebesar 5. Semakin besar nilai skor artinya semakin tidak pernah
pengemudi mengemudi dengan menggunakan satu tangan.
Semakin besar nilai skor maka pengemudi semakin berperilaku
safety riding. Semakin kecil nilai skor maka pengemudi semakin
tidak berperilaku safety riding.
Berbelok dengan normal (tidak melebar) dan mengikuti antrian
ketika melintasi persimpangan (X20). Variabel ini memiliki
hubungan negatif dengan perilaku safety riding. Untuk variabel
X20 ini perlu penelitian yang lebih lanjut supaya dapat
menggambarkan hubungan yang lebih tepat sesuai dengan arah
hubungan.
Memastikan ruang dan kecepatan kendaraan yang memadai
sebelum mendahului kendaraan yang di depan (X21). Variabel ini
memiliki hubungan positif dengan perilaku safety riding. Sangat
sering memiliki bobot sebesar 5 dan tidak pernah memiliki bobot
sebesar 1. Semakin besar nilai skor artinya semakin sangat sering
pengemudi memastikan ruang dan kecepatan kendaraan yang
memadai sebelum mendahului kendaraan yang di depan. Semakin
besar nilai skor maka pengemudi semakin berperilaku safety
riding. Semakin kecil nilai skor maka pengemudi semakin tidak
berperilaku safety riding.
Mengatur jarak kendaraan dengan kendaraan lain dalam jarak
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-4
Universitas Kristen Maranatha (X23). Variabel ini memiliki hubungan negatif dengan perilaku
safety riding. Untuk variabel X23 ini perlu penelitian yang lebih
lanjut supaya dapat menggambarkan hubungan yang lebih tepat
sesuai dengan arah hubungan.
Memarkirkan kendaraan tanpa menghalangi kendaraan lain
(X25). Variabel ini memiliki hubungan negatif dengan perilaku
safety riding. Untuk variabel X25 ini perlu penelitian yang lebih
lanjut supaya dapat menggambarkan hubungan yang lebih tepat
sesuai dengan arah hubungan.
Menyalakan lampu sein sesuai kondisi (lampu sein kiri berarti akan berbelok ke kiri, lampu sein kanan berarti akan berbelok ke
kanan) (X26). Variabel ini memiliki hubungan positif dengan
perilaku safety riding. Sangat sering memiliki bobot sebesar 5 dan
tidak pernah memiliki bobot sebesar 1. Semakin besar nilai skor
artinya semakin sangat sering pengemudi menyalakan lampu sein
sesuai kondisi (lampu sein kiri berarti akan berbelok ke kiri,
lampu sein kanan berarti akan berbelok ke kanan). Semakin besar
nilai skor maka pengemudi semakin berperilaku safety riding.
Semakin kecil nilai skor maka pengemudi semakin tidak
berperilaku safety riding.
Mampu menghindari tabrakan beruntun (X27). Variabel ini
memiliki hubungan positif dengan perilaku safety riding. Sangat
sering memiliki bobot sebesar 5 dan tidak pernah memiliki bobot
sebesar 1. Semakin besar nilai skor artinya semakin sangat sering
pengemudi mampu menghindari tabrakan beruntun. Semakin
besar nilai skor maka pengemudi semakin berperilaku safety
riding. Semakin kecil nilai skor maka pengemudi semakin tidak
berperilaku safety riding.
Melihat keadaan di belakang melalui kaca spion (kiri/kanan) pada
saat hendak menyalip kendaraan lain dan pada saat berbelok
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-5
Universitas Kristen Maranatha
safety riding. Untuk variabel X28 ini perlu penelitian yang lebih
lanjut supaya dapat menggambarkan hubungan yang lebih tepat
sesuai dengan arah hubungan.
Mematuhi rambu-rambu lalu lintas, isyarat lampu lalu lintas, dan
marka jalan (X30). Variabel ini memiliki hubungan positif
dengan perilaku safety riding. Sangat sering memiliki bobot
sebesar 5 dan tidak pernah memiliki bobot sebesar 1. Semakin
besar nilai skor artinya semakin sangat sering pengemudi
mematuhi rambu-rambu lalu lintas, isyarat lampu lalu lintas, dan
marka jalan. Semakin besar nilai skor maka pengemudi semakin
berperilaku safety riding. Semakin kecil nilai skor maka
pengemudi semakin tidak berperilaku safety riding.
Memperlambat kecepatan pada tempat penyeberangan pejalan
kaki, tikungan, tempat keramaian, persimpangan, dan perlintasan
kereta api (X31). Variabel ini memiliki hubungan positif dengan
perilaku safety riding. Sangat sering memiliki bobot sebesar 5 dan
tidak pernah memiliki bobot sebesar 1. Semakin besar nilai skor
artinya semakin sangat sering pengemudi memperlambat
kecepatan pada tempat penyeberangan pejalan kaki, tikungan,
tempat keramaian, persimpangan, dan perlintasan kereta api.
Semakin besar nilai skor maka pengemudi semakin berperilaku
safety riding. Semakin kecil nilai skor maka pengemudi semakin
tidak berperilaku safety riding.
Tidak melawan arus lalu lintas (X32). Variabel ini memiliki hubungan positif dengan perilaku safety riding. Sangat sering
memiliki bobot sebesar 5 dan tidak pernah memiliki bobot
sebesar 1. Semakin besar nilai skor artinya semakin sangat sering
pengemudi tidak melawan arus lalu lintas. Semakin besar nilai
skor maka pengemudi semakin berperilaku safety riding. Semakin
kecil nilai skor maka pengemudi semakin tidak berperilaku safety
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-6
Universitas Kristen Maranatha Menggunakan jalur di sebelah kiri (X34). Variabel ini memiliki
hubungan positif dengan perilaku safety riding. Sangat sering
memiliki bobot sebesar 5 dan tidak pernah memiliki bobot
sebesar 1. Semakin besar nilai skor artinya semakin sangat sering
pengemudi menggunakan jalur di sebelah kiri. Semakin besar
nilai skor maka pengemudi semakin berperilaku safety riding.
Semakin kecil nilai skor maka pengemudi semakin tidak
berperilaku safety riding.
Mematikan lampu sein setelah berbelok (X35). Variabel ini
memiliki hubungan positif dengan perilaku safety riding. Sangat
sering memiliki bobot sebesar 5 dan tidak pernah memiliki bobot
sebesar 1. Semakin besar nilai skor artinya semakin sangat sering
pengemudi mematikan lampu sein setelah berbelok. Semakin
besar nilai skor maka pengemudi semakin berperilaku safety
riding. Semakin kecil nilai skor maka pengemudi semakin tidak
berperilaku safety riding.
Menyalakan lampu sein sebelum berbelok (X36). Variabel ini
memiliki hubungan positif dengan perilaku safety riding. Sangat
sering memiliki bobot sebesar 5 dan tidak pernah memiliki bobot
sebesar 1. Semakin besar nilai skor artinya semakin sangat sering
pengemudi menyalakan lampu sein sebelum berbelok. Semakin
besar nilai skor maka pengemudi semakin berperilaku safety
riding. Semakin kecil nilai skor maka pengemudi semakin tidak
berperilaku safety riding.
Berboncengan tidak lebih dari 1 orang (X37). Variabel ini
memiliki hubungan negatif dengan perilaku safety riding. Untuk
variabel X37 ini perlu penelitian yang lebih lanjut supaya dapat
menggambarkan hubungan yang lebih tepat sesuai dengan arah
hubungan.
Mengangkut barang tidak melebihi kapasitas (X38). Variabel ini
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-7
Universitas Kristen Maranatha variabel X38 ini perlu penelitian yang lebih lanjut supaya dapat
menggambarkan hubungan yang lebih tepat sesuai dengan arah
hubungan.
Tidak menerobos jalur kereta api ketika palang pintu kereta api
sudah ditutup (X39). Variabel ini memiliki hubungan negatif
dengan perilaku safety riding. Untuk variabel X39 ini perlu
penelitian yang lebih lanjut supaya dapat menggambarkan
hubungan yang lebih tepat sesuai dengan arah hubungan.
Menggunakan kelengkapan sesuai standard kendaraan yang
disarankan Undang-Undang No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan (X40). Variabel ini memiliki
hubungan positif dengan perilaku safety riding. Sangat sering
memiliki bobot sebesar 5 dan tidak pernah memiliki bobot
sebesar 1. Semakin besar nilai skor artinya semakin sangat sering
pengemudi menggunakan kelengkapan sesuai standard kendaraan
yang disarankan Undang-Undang No.22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Semakin besar nilai skor maka
pengemudi semakin berperilaku safety riding. Semakin kecil nilai
skor maka pengemudi semakin tidak berperilaku safety riding.
Membawa SIM dan surat kendaraan saat berkendara (X41).
Variabel ini memiliki hubungan positif dengan perilaku safety
riding. Sangat sering memiliki bobot sebesar 5 dan tidak pernah
memiliki bobot sebesar 1. Semakin besar nilai skor artinya
semakin sangat sering pengemudi membawa SIM dan surat
kendaraan saat berkendara. Semakin besar nilai skor maka
pengemudi semakin berperilaku safety riding. Semakin kecil nilai
skor maka pengemudi semakin tidak berperilaku safety riding.
Menyadari sanksi - sanksi ketika peraturan-peraturan dalam
berlalu lintas dilanggar (X43). Variabel ini memiliki hubungan
positif dengan perilaku safety riding. Sangat sering memiliki
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-8
Universitas Kristen Maranatha Semakin besar nilai skor artinya semakin sangat sering
pengemudi menyadari sanksi - sanksi ketika peraturan-peraturan
dalam berlalu lintas dilanggar. Semakin besar nilai skor maka
pengemudi semakin berperilaku safety riding. Semakin kecil nilai
skor maka pengemudi semakin tidak berperilaku safety riding.
Menyadari kepentingan pengendara lain (Tidak egois) (X44).
Variabel ini memiliki hubungan negatif dengan perilaku safety
riding. Untuk variabel X44 ini perlu penelitian yang lebih lanjut
supaya dapat menggambarkan hubungan yang lebih tepat sesuai
dengan arah hubungan.
Menggunakan helm SNI (X45). Variabel ini memiliki hubungan
positif dengan perilaku safety riding. Sangat sering memiliki
bobot sebesar 5 dan tidak pernah memiliki bobot sebesar 1.
Semakin besar nilai skor artinya semakin sangat sering
pengemudi menggunakan helm SNI. Semakin besar nilai skor
maka pengemudi semakin berperilaku safety riding. Semakin
kecil nilai skor maka pengemudi semakin tidak berperilaku safety
riding.
Melewati segala kondisi jalan dengan hati-hati (jalan berlubang,
licin, tanjakan) (X48). Variabel ini memiliki hubungan negatif
dengan perilaku safety riding. Untuk variabel X48 ini perlu
penelitian yang lebih lanjut supaya dapat menggambarkan
hubungan yang lebih tepat sesuai dengan arah hubungan.
Memperhatikan lampu tanda (sein, stop, hazard) dari kendaraan
lain (X51). Variabel ini memiliki hubungan positif dengan
perilaku safety riding. Sangat sering memiliki bobot sebesar 5 dan
tidak pernah memiliki bobot sebesar 1. Semakin besar nilai skor
artinya semakin sangat sering pengemudi memperhatikan lampu
tanda (sein, stop, hazard) dari kendaraan lain. Semakin besar nilai
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-9
Universitas Kristen Maranatha kecil nilai skor maka pengemudi semakin tidak berperilaku safety
riding.
3. Kondisi aktual pengemudi sepeda motor di Kota Bandung dapat dilihat
dari variabel-variabel bebas yang berhubungan siginifikan terhadap
variabel Y yang dijabarkan berdasarkan komposisi hasil kuesioner,
diantaranya :
Membunyikan klakson kendaraan yang berlebihan saat terhalangi (X2)
diketahui bahwa sebesar 33% dari 97 responden sering dan bahkan
sangat sering membunyikan klakson kendaraan yang berlebihan saat
terhalangi.
Memotong jalur kendaraan lain secara tiba-tiba tanpa memberi tanda (X3) diketahui bahwa sebesar 9% dari 97 responden sering dan bahkan
sangat sering memotong jalur kendaraan lain secara tiba-tiba tanpa
memberi tanda.
Mematuhi rambu-rambu lalu lintas, isyarat lampu lalu lintas, dan
marka jalan (X30) diketahui bahwa sebesar 17% dari 97 responden
jarang dan tidak pernah mematuhi peraturan ini.
Memperlambat kecepatan pada tempat penyeberangan pejalan kaki,
tikungan, tempat keramaian, persimpangan, dan perlintasan kereta api
(X31) diketahui bahwa sebesar 15% dari 97 responden jarang dan tidak
pernah mematuhi peraturan ini.
Tidak melawan arus lalu lintas (X32) diketahui bahwa sebesar 39%
dari 97 responden jarang dan tidak pernah mematuhi peraturan ini.
Menggunakan lampu sein apabila akan mendahului kendaraan sejalur
di depan (X33) diketahui bahwa sebesar 32% dari 97 responden jarang
dan tidak pernah mematuhi peraturan ini.
Menggunakan jalur di sebelah kiri (X34) diketahui bahwa sebesar 40%
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-10
Universitas Kristen Maranatha Mematikan lampu sein setelah berbelok (X35) diketahui bahwa sebesar
12% dari 97 responden jarang dan tidak pernah mematuhi peraturan
ini.
Menyalakan lampu sein sebelum berbelok (X36) diketahui bahwa
sebesar 17% dari 97 responden jarang dan tidak pernah mematuhi
peraturan ini.
Berboncengan tidak lebih dari 1 orang (X37) diketahui bahwa sebesar 39% dari 97 responden jarang dan tidak pernah mematuhi peraturan
ini.
Mengangkut barang tidak melebihi kapasitas (X38) diketahui bahwa
sebesar 37% dari 97 responden jarang dan tidak pernah mematuhi
peraturan ini.
Tidak menerobos jalur kereta api ketika palang pintu kereta api sudah ditutup (X39) diketahui bahwa sebesar 36% dari 97 responden jarang
dan tidak pernah mematuhi peraturan ini.
Menggunakan kelengkapan sesuai standard kendaraan yang disarankan
Undang-Undang No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (X40) diketahui bahwa sebesar 14% dari 97 responden
jarang dan tidak pernah mematuhi peraturan ini.
Membawa SIM dan surat kendaraan saat berkendara (X41) diketahui
bahwa sebesar 16% dari 97 responden jarang dan tidak pernah
mematuhi peraturan ini.
Berdasarkan komposisi jawaban responden di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pengemudi-pengemudi sepeda motor di Kota
Bandung belum sepenuhnya menerapkan perilaku safety riding pada
saat mengemudi. Pengemudi-pengemudi sepeda motor yang belum
menerapkan perilaku safety riding berpotensi menyebabkan kecelakaan
lalu lintas. Kondisi aktual pengemudi sepeda motor di Kota Bandung
dalam menerapkan perilaku safety riding masih jauh dari yang
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-11
Universitas Kristen Maranatha LANTAS POLRESTABES Bandung mengharapkan terciptanya budaya
tertib berlalu lintas di Kota bandung.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pengemudi sepeda motor
supaya dapat memenuhi kriteria berperilaku safety riding adalah dengan
menerapkan tindakan-tindakan safety yang ada pada 25 variabel-variabel
bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku safety riding
berdasarkan hasil penelitian ini.
5. Usulan yang diberikan penulis pada penelitian ini dalam meminimalisasi
angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas yaitu dengan
mengembangkan materi safety riding. Pengembangan materi safety
riding dengan memprioritaskan 25 variabel-variabel bebas yang
memiliki hubungan signifikan dengan perilaku safety riding yang
disusun oleh SATLANTAS POLRESTABES Bandung.
Variabel-variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku safety
riding dikelompokkan ke dalam 5 dimensi, yaitu :
1. Etika berlalu lintas yang dimiliki seorang pengemudi.
2. Keterampilan mengemudi yang dimiliki seorang pengemudi.
3. Kepatuhan terhadap hukum dalam berlalu lintas yang dimiliki
seorang pengemudi.
4. Kesadaran terhadap hukum dalam berlalu lintas yang dimiliki
seorang pengemudi.
5. Kebiasaan dalam berupaya mengurangi terjadinya pelanggaran
dan kecelakaan lalu lintas yang dimiliki seorang pengemudi.
Usulan-usulan yang diberikan untuk mencegah terjadinya pelanggaran
lalu lintas berdasarkan variabel berbelok dengan normal (tidak melebar)
dan mengikuti antrian ketika melintasi persimpangan (X20), yaitu
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-12
Universitas Kristen Maranatha Gambar 6.1
Rambu Larangan Berbelok Ke Arah Kanan
50 cm
100 cm
80 cm
Gambar 6.2 Pembatas Jalan
6.2 Saran
Berikut saran yang diberikan kepada pihak SATLANTAS
POLRESTABES Bandung dan laporan tugas akhir ini :
SATLANTAS Polrestabes Bandung : disarankan untuk mengembangkan materi safety riding dengan memprioritaskan 25
variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan
perilaku safety riding pada penelitian ini.
Saran untuk tugas akhir ini adalah dilakukan penelitian yang lebih
lebih lanjut mengenai arah gambaran arah hubungan yang lebih tepat
ddari variabel X20, X23, X25, X28, X37, X38, X39, X44, dan X48.
Penelitian lebih lanjut mengenai perancangan simulasi tempat
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PERILAKU SAFETY RIDING
PADA MASYARAKAT KOTA BANDUNG TAHUN 2016
DENGAN PENDEKATAN HUMAN FACTOR
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademi Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata I (S1) Pada Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik,
Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Disusun oleh : Felix Sandro Sianipar
1223118
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yesus Kristus, karena
berkat dan penyertaanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir
yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Safety Riding pada Masyarakat Kota Bandung Tahun 2016 dengan Pendekatan
Human Factor”. Penyusunan laporan tugas akhir ini bertujuan untuk membantu
pihak POLRESTABES Bandung saat ini dan penyusunan laporan tugas akhir ini juga
digunakan untuk memenuhi persyaratan akademik dalam mencapai gelar Strata I (S1)
di Program Studi Universitas Kristen Maranatha.
Dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini penulis banyak mendapat
dukungan moril dan materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
penyelesaian laporan tugas akhir ini, yaitu :
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberikan kesempatan
serta kemampuan untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini dari awal
hingga selesainya. Terima kasih atas peyertaanMu selama ini.
2. Kedua orangtua yaitu Bapak P.Sianipar dan Ibu B. Simangunsong serta
adik saya Fourenty Exaudia Sianipar, kakak saya Grace Pradetta Sianipar,
dan abang saya Febrian Mangoloi Sianipar yang selalu memberikan
dukungan dan semangat sehingga penyelesaian laporan tugas akhir ini ini
dapat terlaksana dengan baik.
3. Ketua Program Studi Teknik Industri Ibu Christina, S.T., M.T. dan
dosen-dosen jurusan teknik industri yang senantiasa memberikan arahan dan
dukungan.
4. Bapak Andrijanto, ST., M.Eng. selaku pembimbing tugas akhir yang
selalu membimbing dan mengingatkan penulis dalam penulisan serta
kasih untuk saran dan kritikan maupun usulan yang telah diberikan selama
ini.
5. Bapak Wawan Yudiantyo, S.T., M.T. selaku Koordinator Tugas Akhir
Program Studi Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha dan juga
sebagai narasumber pada seminar tugas akhir ini yang memberikan
nasehat dan arahan kepada penulis. Terimakasih bapak atas masukannya
dan dukungannya.
6. Ibu Elty Sarvia, S.T., M.T. yang telah menjadi narasumber pada saat
seminar tugas akhir ini. Terima kasih ibu atas masukannya dan
dukungannya.
7. Ibu Novi, S.T., M.T. yang telah menjadi narasumber pada saat seminar
tugas akhir ini. Terima kasih ibu atas masukannya dan dukungannya.
8. Ibu Winda Halim, S.T., M.T. yang telah menjadi narasumber pada saat
seminar tugas akhir ini. Terima kasih ibu atas masukannya dan
dukungannya.
9. Bapak Arif Suryadi, S.T., M.T. yang selalu mengingatkan penulis untuk
menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
10.Kepada Bapak AKBP Kristiadi Nugroho yang menjabat sebagai
KASATLANTAS POLRESTABES Bandung beserta para staff.
11.Kepada Ibu AKP Dewi Hotijah, S.Sos sebagai KANIT DIKYASA dan
Bapak Brigadir Geldy selaku staff Unit DIKYASA yang telah
memberikan arahan dan masukan kepada penulis.
12.Teman-teman kos di Jalan Ciumbuleuit yaitu : Abdi, Deo, Alfonzo, Azis,
Ivo, Alex, Sintongi, William, Juhery yang selalu mengingatkan penulis
dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini.
13.Kepada sahabat-sahabat seperjuangan, yaitu : Tulus, Andre, Evendy,
David, Samuel, Hendra yang membantu dalam penyelesaian laporan tugas
akhir ini.
14.Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan selama penyelesaian laporan
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
[1] World Health Organization, “Status Keselamatan Jalan di WHO Regional
Asia Tenggara Tahun 2013”,
http://www.searo.who.int/entity/disabilities_injury_rehabilitation/documen
ts/roadsafety-factsheetino.pdf, diakses pada tanggal 29 Maret 2016.
[2] Central Intelligence Agency, “Populasi Penduduk Negara Indonesia”,
https://www.cia.gov/library/publications/resources/the-world
factbook/rankorder/2119rank.html, diakses pada tanggal 29 Maret 2016.
[3] Badan Pusat Statistik, “Peningkatan Jumlah Kendaraan Bermotor di
Indonesia”,
http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1413, diakses pada tanggal
29 Maret 2016.
[4] Badan Intelijen Negara, “Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas”,
http://www.bin.go.id/awas/detil/197/4/21/03/2013/kecelakaan-lalu-lintas-menjadi-pembunuh-terbesar-ketiga, diakses pada tanggal 29 Maret 2016.
[5] Sarja Adam, “Tingkat Pelanggaran Lalu Lintas Kota”,
http://adamsarja.blogspot.co.id/2016/02/tingkat-pelanggaran-lalu-lintas-kota.html, diakses pada tanggal 29 Maret 2016.
[6] Dawai Simfoni, “Uji Asumsi Klasik”,
https://dawaisimfoni.wordpress.com/karya-tulis-ilmiah-2/metodologi-penelitian/pengujian-asumsi-klasik-model-regresi/, diakses pada tanggal
24 April 2016.
[7] Nanang Budi Anas, “Uji Asumsi Klasik”,
http://nanangbudianas.blogspot.co.id/2013/02/uji-asumsi-klasik.html,
diakses pada tanggal 24April 2016.
[8] Cucu Sukmana, “Human Factor terhadap Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi”,
https://cucusukmana.wordpress.com/2011/09/20/human-factor-terhadap-ilmu-pengetahuan-atau-teknologi/, diakses pada tanggal 17
Universitas Kristen Maranatha
[9] Adil Kurnia, “Human Factor dan Pengaruhnya Terhadap Beban Kerja”,
https://adilkurnia.com/2010/03/13/human-factor-dan-pengaruhnya-terhadap-beban-kerja/, diakses pada tanggal 17 Oktober 2016.
[10] Ergonomic, “Human InformationProcessing”,
http://ergonomicsblog.uk/human-information-processing/, diakses pada
tanggal 17 Oktober 2016.
[11] Dimas A.R. Kambuna, “Tips dan Trik Berkendara Jarak Jauh dengan
Sepeda Motor (On the Road)”,
http://www.meanwhileunme.com/2013_03_01_archive.html, diakses pada
tanggal 9 november 2016.
[12] Ayasora Vanilla, “Rangkuman Teori Penyebab Kecelakaan”,
http://ayasoravanila.blogspot.co.id/2014/04/rangkuman-teori-penyebab-kecelakaan.html, diakses pada tanggal 10 November 2016.
[13] Rizky Fauzan, “Kecelakaan Faktor Manusia”,
http://kecelakaanfaktormanusia.blogspot.co.id/2013/06/human-factor.html,
diakses pada tanggal 10 November 2016.
[14] Sudjana. 2001. Teknik Analisis Korelasi Bagi Para Peneliti, Jakarta :
Tarsito.
[15] Trihendradi. 2012. Step by Step SPSS 20 Analisis Data Statistik,
Yogyakarta : Andi.
[16] Isni Alfia, “Swiss Cheese Model”,
https://isnialfia.wordpress.com/swiss-cheese-model-of-accident/, diakses pada tanggal 30 November 2016.
[17] Safety Riding dan Sosialisasi UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas