• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERKAITAN ANTARA PERSEPSI PESERTA PELATIHAN TERHADAP KOMPETENSI PELATIH DAN PENGALAMAN KERJA PESERTA DENGAN HASIL PELATIHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KETERKAITAN ANTARA PERSEPSI PESERTA PELATIHAN TERHADAP KOMPETENSI PELATIH DAN PENGALAMAN KERJA PESERTA DENGAN HASIL PELATIHAN."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Deskriptif pada Pelatihan yang Diselenggarakan oleh BBPP Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian Syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

Nurry Merdekasari W 1001789

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

KOMPETENSI PELATIH DAN

PENGALAMAN KERJA PESERTA

DENGAN HASIL PELATIHAN

(Studi Deskriptif pada Pelatihan yang

Diselenggarakan oleh BBPP Lembang)

Oleh

Nurry Merdekasari Wahidin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nurry Merdekasari Wahidin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

TERHADAP KOMPETENSI PELATIH DAN PENGALAMAN KERJA PESERTA DENGAN HASIL PELATIHAN

(Studi Deskriptif Pelatihan yang Diselenggarakan oleh BBPP Lembang)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof.Dr.H Ishak Abdulhak, M.Pd 19490227 197703 1 002

Pembimbing II

Dr.Yanti Shantini, M.Pd 19730128 200501 2 001

Mengetahui,

(4)

DAFTAR ISI

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 8

C.Rumusan Masalah ... 9

D.Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 11

F. Struktur Organisasi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

3. Peran Pelatih dalam Pelatihan ... 29

4. Peserta Pelatihan ... 30

5. Hasil Pelatihan ... 31

C.Pengalaman Kerja ... 32

1. Pengertian Pengalaman Kerja ... 32

(5)

3. Cara Memperoleh Pengalaman Kerja ... 33

4. Manfaat Pengalaman Kerja ... 34

D.Kerangka Pemikiran ... 35

E. Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITAN ... 40

A.Gambar Umum Objek Penelitian ... 40

1. Lokasi Penelitian ... 40

1. Penentuan Skor Data Tiap Variabel ... 45

2. Kriteria Penilaian Instrumen ... 46

3. Penyusunan Instrumen ... 47

F. Proses Pengujian Instrumen ... 48

1. Uji Validitas ... 49

2. Uji Reliabilits ... 53

G.Teknik Pengumpulan Data ... 55

1. Observasi ... 55

2. Angket/Kuisioner ... 55

3. Studi Dokumentasi ... 56

H.Analisa Data ... 56

1. Persyaratan Uji Hipotesis ... 56

2. Pengujian Hipotesis ... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 61

A.Kondisi Objektif ... 61

B.Deskripsi Variabel Penelitian ... 64

(6)

2. Pengalaman Kerja Peserta ... 69

3. Hasil Pelatihan ... 72

4. Deskripsi Umum Kecenderungan Skor ... 74

C.Pengujian Hipotesis ... 76

1. Persyaratan Uji Hipotesis ... 76

2. Pengujian Hipotesis ... 81

D.Pembahasan ... 85

1. Keterkaitan antara Persepsi Peserta terhadap Kompetensi Pelatih dengan Hasil Pelatihan ... 85

2. Keterkaitan antara Pengalaman Kerja dengan Hasil Pelatihan ... 89

3. Keterkaitan antara Persepsi Peserta terhadap Komptensi Pe latih dan Pengalaman Kerja dengan Hasil Pelatihan ... 91

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 94

A.Simpulan ... 94

1. Simpulan Umum ... 94

2. Simpulan Khusus ... 95

B.Saran ... 97

1. Bagi Lembaga ... 97

2. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 97

3. Bagi Pelatih ... 98

4. Bagi Peserta ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(7)

ABSTRAK

KETERKAITAN ANTARA PERSEPSI PESERTA PELATIHAN TERHADAP KOMPETENSI PELATIH DAN PENGALAMAN KERJA PESERTA DENGAN HASIL PELATIHAN

Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan penulis akan kualitas hasil pelatihan yang dilaksanakan di BBPP Lembang, sehingga kemudian penulis berusaha untuk meneliti aspek yang dapat mempengaruhi hasil pelatihan dan melakukan penelitian mengenai keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan yang bertujuan untuk memperoleh data mengenai besarnya pengaruh kedua aspek tersebut terhadap hasil pelatihan.

Kajian pustaka yang relevan dengan penelitian yang dilakukan yaitu mengenai konsep persepsi meliputi pengertian dan proses persepsi, konsep pelatihan meliputi kompetensi pelatih, peran pelatih dalam pelatihan, peserta pelatihan, pelatihan dan hasil pelatihan, serta pengalaman kerja meliputi pengertian, faktor-faktor yang memepengaruhi, cara memperoleh dan manfaat pengalaman kerja.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah para peserta diklat yang dilaksanakan di BBPP Lembang periode 12 Mei s.d 20 Mei 2014 dengan jumlah sampel yang digunakan sebagai responden pada penelitian adalah 60 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket/kuisioner dan studi dokumentasi. Uji validitas dihitung menggunakan teknik korelasi product moment dan uji reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach.

Hasil pelatihan ini menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dengan hasil pelatihan, dikarenakan faktor latar belakang peserta pelatihan cukup mendukung untuk mempersepsikan kompetensi yang dimiliki pelatih/instruktur di BBPP Lembang. Kemudian adanya keterkaitan antara pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan, karena dengan masa kerja yang cukup, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki serta penguasaan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan merupakan aspek pengalaman kerja yang akan mempermudah proses transfer ilmu dan pengetahuan dalam pelatihan. Maka dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan secara bersama-sama antara persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang. Artinya semakin baik persepsi pelatihan terhadap kompetensi pelatih dan semakin tinggi pengalaman kerja peserta maka kualitas hasil pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang akan meningkat.

Untuk meningkatkan kualitas hasil pelatihan, maka perlu dilakukan evaluasi kepada para pelatih agar senantiasa meningkatkan kompetensinya, sehingga pelatih dapat melakukan proses pembelajaran dengan lebih baik. Selain itu, perlu dilakukan pemberian kriteria tertentu, seperti halnya pengalaman kerja minimum, sebagai syarat kepersertaan agar proses transfer ilmu dan pengetahuan akan menjadi lebih mudah dan hasil pelatihan akan menjadi lebih bermanfaat bagi peserta.

(8)

ABSTRACT

THE CORRELATION OF BOTH TRAINEE’S PERCEPTION ON INSTRUCTOR

COMPETENCY AND TRAINEE’S WORKING EXPERIENCE TO THE RESULT OF TRAINING

This research was based on the writer’s interest into the quality of training’s result held at BBPP Lembang, therefor the writer was trying to make a research on some aspects which could affecting the result of training and then doing a research on the correlation of both trainee’s perception on instructor competency and trainee’s working experience to the result of training inorder to gain some datas on how big the influence of those aspects to the result of training itself.

Some relevant literature’s study was done on the research helds, on the concept of perception including its definitons and processes, the concept of training including instructor’s competency, instructor’s role on the training, trainee, training and the result of training itself, also the concept of working experience including its definitions, affecting factors, how to gain it and its benefit.

Descriptive study was used as the research methodology and quantitavie approach as well used on this research. Populations of the research were training attendances held at BBPP Lembang on periode 12th to 20th May 2014 with 60 people asked to be the research sample. Data collection’s technique used in this research are observation, questionnaire and documentation study. Validity test was calculated using product moment correlation’s technique and reliability test using alpha chronbach formula.

The result of this research shows a correlation between trainee’s perception on instructor competency to the result of training, it caused by the traiece’s background whom was capable enough to make a perception on instructor competency at BBPP lembang. It also shows a correlation between trainee’s working experience to the result of training, since the trainee has enough working period, possessing enough knowledge level and skill, also mastering the ability to do their job, which was the aspects of working experience, it will make science and knowledge transfering process on the training easier. Therefore it could be concluded thats simultaneously there was a correlation of both trainee’s perception on instructor competency and trainee’s working experience to the result of training held by BBPP lembang. Which means, the better trainee’s perception on instructor competency and the higher trainee’s working experience, the better quality of training’s result held by BBPP lembang will be.

In order to improve the quality of training’s result, it is necessary to evaluate the trainers, to continuously improve their competency so they could do a better training process. In addition, it needs to make a regulation such as minimum working experience as a prerequirement to the trainee, in order to make the science and knowledge transfering process easier and the more benefit training’s result will be, for the trainee.

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah merupakan faktor kunci dalam

reformasi ekonomi untuk menghadapi persaingan ekonomi global yang semakin

ketat (Ciptoningrum, 2013,hlm.1). Dalam hal ini sumber daya manusia memegang

peranan utama pada setiap kegiatan ekonomi. Meskipun suatu perusahaan atau

organisasi telah didukung oleh sarana dan prasana yang baik bahkan sumber dana

yang berlebih, akan tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang kompeten,

kegiatan perusahaan atau organisasi tersebut tidak akan terselesaikan dengan baik,

karenanya kompetensi dan kualitas sumber daya manusia merupakan kunci pokok

yang akan menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan di perusahaan.

Maka dari itu, pada saat ini kualitas sumber daya manusia menjadi fokus

penting setiap perusahaan maupun organisasi agar tetap dapat bertahan dan

berdaya saing. Sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas sangat

dibutuhkan untuk mendukung produktivitas dan aktivitas perusahaan maupun

organisasi agar visi misi perusahaan dapat berjalan dan tercapai dengan sempurna.

Berdasarkan hasil lengkap sensus pertanian 2013 (ST 2013) yang dirilis

Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal bulan ini (1 Juli) menunjukkan jumlah

petani tanaman pangan berkurang cukup signifikan selama dasawarsa terakhir.

BPS mencatat, jumlah rumah tangga usaha tani padi, jagung, dan kedelai pada

2013 mengalami penurunan masing-masing sebanyak 58,4 ribu rumah tangga

(0,41 persen), 1,3 juta rumah tangga (20,4 persen), dan 314,8 ribu rumah tangga

(31,9 persen) dibandingkan dengan kondisi pada 2003. Penurunan jumlah rumah

tangga usaha padi dan jagung yang sangat besar terjadi di wilayah Sumatera dan

Kalimantan. Sementara itu, penurunan jumlah rumah tangga usaha kedelai yang

(10)

Penurunan tersebut disebabkan oleh dua hal yaitu petani tanaman pangan

telah beralih ke subsektor lain yang lebih atraktif dan ekonomis, misalnya,

subsektor perkebunan. Hal ini tercermin dari lonjakan jumlah rumah tangga

usaha tani perkebunan dalam 10 tahun terakhir. Hasil ST 2013 mencatat, lonjakan

petani kelapa sawit, karet, dan kakao masing-masing sebanyak 779,9 ribu rumah

tangga (115 persen), 1,2 juta rumah tangga (71,7 persen), dan 286,3 ribu rumah

tangga (15,1 persen) sepanjang 2003-2013. Serta petani tanaman pangan banyak

yang pensiun sebagai petani. Hal ini terkonfirmasi dari hasil ST 2013 yang

memperlihatkan bahwa jumlah rumah tangga pertanian telah berkurang sekitar 5

juta rumah tangga dalam 10 tahun terakhir.

Diduga mutasi petani tanaman pangan ke sektor non-pertanian disebabkan

sulitnya merengkuh kesejahteraan bila hanya mengandalkan usaha tani. Hasil SPP

2013 memperlihatkan, rata-rata pendapatan rumah tangga tani tanaman pangan

dari usaha pertanian hanya sekitar Rp11 juta per tahun atau kurang dari Rp1 juta

per bulan. Itu artinya, petani bakal sulit merengkuh kesejahteraan bila hanya

mengandalkan usaha tani. Betapa tidak, garis kemiskinan di daerah pedesaan pada

Maret 2014 sebesar Rp286.097 per kapita per bulan. Artinya, rumah tangga yang

terdiri dari empat anggota bakal berkategori miskin bila dalam sebulan memiliki

pengeluaran/pendapatan lebih kecil dari Rp1,2 juta.

Rendahnya rata-rata pendapatan petani tanaman pangan bertalian erat dengan

fakta bahwa sebagian besar petani tanaman pangan mengusahakan lahan yang

sempit. Faktanya, lebih dari separuh petani tanaman pangan mengelola lahan

pertanian kurang dari 0,5 hektare (petani gurem). Alhasil, skala usaha dan

efisiensi usaha tani menjadi sulit digapai.

Maka dari itu agar sektor pertanian meningkat dan produktivitas pertanian

terjaga, serta kebutuhan para petani terpenuhi diperlukan sumber daya manusia

(11)

menciptakan tenaga kerja yang mampu memenuhi kriteria kebutuhan SDM

tersebut. Bentuk upaya peningkatan dan pengembangan kompetensi sumber daya

manusia dapat dilakukan melalui berbagai proses, baik proses pendidikan,

pengalaman, pembelajaran maupun pelatihan, karena setiap proses tersebut akan

dapat meningkatkan kemampuan seseorang.

Proses pendidikan merupakan suatu landasan dasar bagi setiap individu SDM

untuk mengembangkan diri dan merupakan dasar tolak ukur kemampuan individu

tersebut.

Menurut Undang-Undang Nomor 2 tahun 1987 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pasal 1, menyebutkan:

“Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang”.

Suatu sarana yang dapat menunjang agar seseorang dapat meningkatkan

kemampuan individu dan mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam

dirinya adalah melalui kegiatan pelatihan. Pengembangan SDM berkelanjutan

melalui pelatihan-pelatihan yang didesain sedemikian rupa, sesuai dengan

kebutuhan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga akan

diikuti oleh pertumbuhan hasil kerja sesuai dengan yang diharapkan. Menurut

Intruksi Presiden No.15 tahun 1974, menyebutkan:

“Pelatihan adalah suatu bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori”.

Friedman dan Yarbrough (dalam Sudjana, 2007, hlm. 4) mengemukakan

bahwa pelatihan adalah upaya pembelajaran yang diselenggarakan oleh organisasi

(instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, perusahaan dan lain

sebagainya) untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai tujuan organisasi.

(12)

setiap organisasi terutama dalam menghadapi perubahan-perubahan lingkungan

yang cepat terjadi. Melalui pelatihan, diharapkan karyawan akan berkembang

dengan baik sehingga mampu menghadapi tantangan perubahan.

Pelatihan yang diselenggarakan harus memperhatikan berbagai komponen,

menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009, hlm. 51) ada beberapa komponen

yang harus diperhatikan dalam pelatihan yaitu:

1. Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat terukur.

2. Para Pelatih (Trainers) harus ahlinya yang berkualitas memadai (profesional).

3. Materi pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang

hendak dicapai

4. Metode pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tingkat

kemampuan pegawai yang menjadi peserta.

5. Peserta pelatihan dan pengembangan (trainers) harus memenuhi persyaratan

yang ditentukan.

Komponen-komponen tersebut diatas merupakan faktor penting terhadap

kelangsungan suatu pelatihan, Maka dari itu, semua komponen di atas harus

benar-benar diperhatikan. Dua komponen utama yang akan menjadi penentu

keberhasilan suatu pelatihan adalah tenaga pelatih dan peserta pelatihan.

Menurut Sudjana (2007, hlm. 236) pelatih berperan sebagai pengelola

pembelajaran melalui tiga fungsi pengelolaan pembelajaran yaitu perencanaan,

pelaksanaan dan penilaian kegiatan dan hasil pembelajaran dalam pelatihan. Maka

dapat disimpulkan bahwa tenaga pelatih merupakan penentu dalam keberhasilan

penyampaian materi dalam suatu kegiatan pelatihan, sedangkan peserta akan

menjadi penentu/indikator keberhasilan kegiatan transfer materi ilmu/informasi

dalam pelatihan tersebut. Tenaga pelatih perlu menguasai metode pembelajaran

(perorangan atau kelompok), serta teknik-teknik dan media yang cocok untuk

digunakan dalam pembelajaran, sehingga kegiatan dalam pembelajaran dapat

(13)

juga memiliki kemampuan untuk mengevaluasi hasil pembelajaran sehingga dapat

membedakan perubahan perilaku peserta pelatihan pada saat sebelum dan setelah

mengikuti pelatihan. Pelatih hendaknya mampu melakukan kerjasama dan

koordinasi dengan para pelatih lainnya sehingga dapat terbentuk tim pelatih yang

dapat melakukan kerjasama sebagai satu kesatuan dalam pengelolaan

pembelajaran selama pelatihan. Seorang pelatih dituntut untuk memiliki

kemampuan (kompetensi) dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian sebagai

fungsi pengelolaan pembelajaran. Maka dapat disimpulkan bahwa instruktur/

tenaga pelatih adalah seseorang yang mengelola atau melatih seseorang untuk

mencapai keberhasilan tertentu.

Keberhasilan peserta didik bisa dilihat dari kompetensi seorang tenaga

pelatihnya. Menurut Spencer sebagaimana dikutip (Muzdalifah, 2012,hlm. 22) Kompetensi adalah „karakteristik yang mendasari seorang berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu

yang memiliki hubungan kausal atau sebagai sebab-akibat dengan kriteria yang

dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau

pada situasi tertentu. Berdasarkan pengertian kompetensi tersebut maka

kompetensi dapat dilihat dari karakteristik dasarnya, hubungan kausal dan

kriterianya. Kemudian kompetensi tersebut dapat dilihat dari aspek atau ranah

yang terkandung dalam konsep kompetensi di antaranya yaitu dari segi

pengetahuan, pemahaman dan kemampuan.

Menurut Sudjana (2007, hlm. 240) “disamping kemampuan professional, secara ideal pelatihan diisyaratkan memiliki dasar kemampuan dasar, akademik,

personal, sosial, dan vokasional. Kompetensi dasar adalah kemampuan yang

berkaitan dengan materi yang dikuasai. Termasuk kedalam kemampuan ini adalah

pengetahuan dasar yang dipersyaratkan dalam penguasaan materi pelatihan yang

menjadi tanggung jawab pelatih dan pengetahuan dasar tentang pelatihan”. Maka

(14)

kualitas dan produktivitas peserta pelatihan, karena kompetensi tenaga pelatih

sebagai salah satu strategi pengembangan SDM memerlukan fungsi evaluasi

untuk mengetahui hasil dari penyelenggaraan program pelatihan tersebut. Namun

tidak dapat dipungkiri, bahwa faktor lain yang akan sangat mempengaruhi

keberhasilan suatu pelatihan adalah peserta pelatihan, karenanya setiap pelatihan

selalu ditujukan kepada peserta dengan persyaratan kompetensi tertentu. Hal ini

bertujuan supaya tercipta keselarasan dan kesamaan persepsi antara

penyelenggara dengan peserta pelatihan, sehingga tujuan pelatihan tersebut dapat

tercapai dengan baik dan akan memberikan hasil pelatihan yang bermanfaat.

Peserta pelatihan yang telah memenuhi persyaratan, diharapkan akan

mempermudah proses transfer ilmu/informasi dalam kegiatan pelatihan. Meskipun

demikian, kondisi yang terjadi tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan.

Hal ini bisa dimungkinkan oleh berbagai sebab, seperti tingkat kemampuan

pemahaman peserta, kondisi pengalaman kerja peserta dan juga persepsi peserta

terhadap kompetensi pelatih dalam pelatihan yang diikuti.

Persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan

tanggapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia (Sobur, 2013, hlm.446).

Dengan latar belakang yang berbeda, persepsi peserta terhadap suatu pelatihan

akan berbeda-beda. Ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus masuk

dalam rentang perhatian seseorang. Faktor tersebut dibagi menjadi dua bagian

besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor

yang melekat pada objeknya, seperti: kontras, perubahan intensitas, pengulangan

(repetition), sesuatu yang baru (novelty) dan sesuatu yang menjadi perhatian orang

banyak. Faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang

mempersepsikan stimulus tersebut, seperti: pengalaman, pengetahuan, harapan,

kebutuhan, motivasi, emosi dan budaya. Perbedaan persepsi tersebut mungkin

terjadi dan akan turut mempengaruhi keberhasilan suatu pelatihan, karena faktor

(15)

Kebutuhan akan pelatihan sumber daya manusia atau tenaga kerja dan

besarnya manfaat dari pelatihan tersebut akan tetap tinggi seiring dengan

kemajuan ekonomi global. Begitupun halnya di bidang pertanian, kualitas dan

kompetensi petani, maupun penyuluh pertanian harus senantiasa ditingkatkan agar

tidak terjadi ketertinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, sehingga

produktivitas pertanian akan terjaga dan bahkan dapat ditingkatkan. Oleh karena

itu, didirikanlah sebuah lembaga pelatihan pertanian pemerintah yang dikenal

dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) di Lembang.

Balai Basar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang adalah sebuah lembaga

pelatihan yang bergerak dalam bidang pelatihan pertanian, yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas dan kompetensi para petani maupun para penyuluh

pertanian, berupa pelaksanaan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis

dan profesi, serta pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis

di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian.

Jenis dan jenjang diklat pertanian di BBPP Lembang yaitu menggunakan

teknis administrasi dan penyelenggaraan diklat teknis pertanian. Dalam

penyelenggaraan proses belajar-mengajarnya yaitu untuk meningkatkan

kompetensi kerja dan kompetensi teknis bagi aparatur non aparatur pertanian.

Tenaga kediklatan adalah widyaiswara, pengelola lembaga diklat dan tenaga

kediklatan lainnya yang menyelenggarakan diklat. Tenaga kediklatan lainnya

adalah pejabat atau seseorang yang bukan widyaiswara, bukan pengelola lembaga

diklat, tetapi karena keahlian, kemampuan atau kedudukannya diikutsertakan

dalam pencapaian tujuan diklat. Program diklatnya yaitu serangkaian tahapan

penyelenggaraan diklat yang mencakup analisis kebutuhan diklat, perumusan

kebutuhan diklat, kurikulum dan silabus, pola diklat, metodologi diklat, modul

dan atau bahan ajar, serta evaluasi pembelajaran untuk menjamin tercapainya hasil

belajar. Kemudian dilakukan analisis jabatan/pekerjaan dimana dalam prosesnya

(16)

Adapun standar kompetensi kerja yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan

kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta

sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang

ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku.

BBPP Lembang sebagai lembaga pelatihan pertanian, senantiasa berupaya

untuk memberikan pembinaan kepada para petani maupun penyuluh pertanian

yang dilakukan berdasarkan kondisi faktual dan bersifat memecahkan masalah

yang ada serta sebagai proses pembelajaran melalui penyampaian informasi

terbaru mengenai kondisi dan teknologi pertanian. Pembinaan tersebut dituangkan

dalam berbagai bentuk pelatihan yang secara berkesinambungan dilaksanakan,

sesuai dengan kondisi dan kebutuhan para petani maupun penyuluh pertanian.

Hasil belajar dalam pelatihan ini untuk mencapai tujuan yang diraih oleh peserta

diklat yang telah ditetapkan melalui perbuatan atau perilaku nyata yang harus

dilakukan oleh peserta di akhir diklat. Indikator Keberhasilan yaitu instruksional

khusus adalah ukuran keberhasilan diklat yang dicapai peserta diklat sesuai

dengan tujuan akhir untuk setiap mata diklat.

Selain sebagai media pembelajaran, pelatihan tersebut diharapkan akan dapat

meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kerja para peserta pelatihan.

Pengalaman kerja para peserta dan tambahan pengalaman yang didapat dalam

proses pelatihan, tentunya akan bermanfaat untuk mencapai produktivitas

pertanian yang lebih baik, karena semakin luas pengalaman kerja seseorang,

semakin terampil seseorang dalam melakukan pekerjaan dan semakin sempurna

pula pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Hasil pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang dinyatakan baik

karena berdasarkan hasil monitoring pelaksanaan diklat, dalam pembelajarannya

berjalan efektif, hal ini ditunjukkan berdasarkan output telah dilatihnya 90 peserta

(17)

teknis budidaya jagung dan diklat teknis perbenihan jagung, dengan hasil rata-rata

peserta menguasai pemahaman materi. Kemudian dari aspek disiplin, motivasi,

kepemimpinan, kerjasama dan prakarsa peserta tergolong baik, sehingga sikap

peserta pada pelaksanaan diklat ini berjalan efektif.

Berdasarkan urain diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji

lebih dalam mengenai kondisi tersebut dengan melakukan penelitian yang

berjudul “Keterkaitan antara Persepsi Peserta Pelatihan terhadap Kompetensi

Pelatih dan Pengalaman Kerja Peserta dengan Hasil Pelatihan”. (Studi deskriptif

pada pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang).

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini bahwa pelatihan pada periode 12 Mei s.d 20 Mei 2014

yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang menjadi perhatian peneliti untuk

menelitinya. Bahwa dalam sebuah pelatihan itu harus memenuhi 8 standar

nasional pendidikan yang terdiri dari standar kompetensi, isi, proses, pendidikan

dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan

penilaian.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dan agar tidak terjadi kesalah

pahaman tentang masalah yang diteliti maka perlu diidentifikasi masalah yang

terkait dengan judul, yakni :

1. Terdapat perbedaan persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih yang

dipengaruhi oleh perbedaan tingkat pengetahuan dan pemahaman serta

kemampuan pelatih dalam menyampaikan materi pelatihan

2. Latar belakang pendidikan terakhir tenaga pelatih yang beragam sehingga

mempengaruhi tingkat kemampuan pelatih dalam menyampaikan materi

(18)

3. Terdapat perbedaan kemampuan kompetensi tenaga pelatih yang berpengaruh

terhadap tingkat penguasaan materi sehingga turut menentukan efektivitas

proses pembelajaran dan hasil pelatihan.

4. Terdapat perbedaan latar belakang kondisi kerja dan pengalaman kerja peserta

yang disebabkan oleh perbedaan masa kerja dan asal satuan kerja setiap

peserta sehingga menimbulkan perbedaan kebutuhan individu peserta pada

pelatihan yang diikuti.

Penulis tidak akan mengkaji keseluruh permasalahan yang dihadapi oleh

BBPP Lembang, dalam penelitian ini hanya akan dikaji keterkaitan antara

persepsi peserta pelatihan terhadap komptensi pelatih dan pengalaman kerja

peserta dengan hasil pelatihan yang di selenggarakan di BBPP Lembang pada

periode 12 Mei s.d 20 Mei 2014.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan hasil temuan dilapangan maka penelitian ini menitik beratkan

kepada keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih

dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan yang dilakukan di Balai

Besar Pelatihan Pertanian Lembang.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi

pelatih dengan hasil pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang?

2. Bagaimana keterkaitan antara pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan

yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang?

3. Adakah keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi

pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan pada pelatihan

(19)

D.Tujuan Penelitian 1. Tujuam Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai

keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dan

pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan pada pelatihan yang

diselenggarakan oleh BBPP Lembang.

2. Tujuan Khusus

Secara spesifik tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

memperoleh data mengenai:

a. Keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih

dengan hasil pelatihan pada pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP

Lembang.

b. Keterkaitan antara pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan pada

pelatihan yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang.

c. Keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dan

pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan pada pelatihan yang

diselenggarakan oleh BBPP Lembang.

(20)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang sangat

berharga pada perkembangan ilmu pendidikan serta dapat memberikan kontribusi

yang berarti untuk pengembangan keilmuan pelatihan terutama dalam

kompetensinya.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan bagi lembaga untuk memperbaiki dan meningkatkan

program-program pelatihan yang diselenggarakan. Bagi peserta pelatihannya

dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas peserta pelatihan pada proses

pelatihan. Kemudian bagi tenaga pelatihnya dapat dijadikan sebagai sumber

informasi dan referensi dalam pengembangan penelitian terhadap kompetensi

tenaga pelatih terhadap hasil pelatihan. Serta bagi peneliti sebagai sarana belajar

untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan meneliti langsung

sehingga dapat melihat, merasakan praktek-praktek pelatihan sebagai sarana untuk

belajar dan mengembangkan diri.

F. Stuktur Organisasi Skripsi

Penyusunan proposal skripsi ini disusun sesuai dengan sistematika penulisan

yang ditetapkan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN : Berisi tentang latar belakang penelitian,

identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian

dan struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN : Berisi tentang Konsep Persepsi meliputi

pengertian dan proses persepsi,Konsep Pelatihan meliputi kompetensi pelatih,

peran pelatih dalam pelatihan, peserta pelatih,pelatihan dan hasil pelatihan,

Pengalaman Kerja meliputi pengertian pengalaman kerja,faktor-faktor yang

mempengaruhi pengalaman kerja, cara memperoleh pengalaman kerja dan

(21)

BAB III METODE PENELITIAN : Berisi penjabaran yang rinci mengenai:

Gambar Umum Objek Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi

Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengujian Instrumen, Teknik

Pengumpulan Data dan Analisa Data .

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN : Berisi tentang

Kondisi Objektif, Hasil Penelitian dan Pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN :Berisi tentang kesimpulan yang di

(22)

40 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)

Lembang yang terletak di wilayah sentra produksi sayuran dan tanaman hias yang

subur juga merupakan daerah agrobisnis. BBPP menjadi pusat tempat pelatihan

loka karya atau seminar bagi pengembangan SDM pertanian serta sebagai pusat

informasi teknologi pertanian khususnya sayuran tanaman hias dan buah-buahan

dengan jangkauan nasional dan internasional.

Adapun yang menjadi alasan memilih tempat penelitian ini adalah karena

BBPP Lembang merupakan lembaga pelatihan pertanian yang cukup baik,

sehingga penulis merasa tertarik untuk meneliti persepsi perserta terhadap

komptensi pelatih dan pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan.

2. Subjek Penelitian a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2013,hlm 117).

Populasi dalam penelitian ini adalah para peserta diklat yang dilaksanakan di

BBPP Lembang periode 12 mei s.d 20 mei 2014. Uji coba kuisioner dilakukan

dengan melibatkan 30 orang peserta diklat sebagai responden, sedangkan jumlah

sampel yang akan digunakan sebagai reponden pada penelitian adalah 60 orang.

(23)

41

Sampel menurut Sugiyono (2013,hlm. 18) mengemukakan sampel merupakan

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila

populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi karena apa yang dipelajari dari sampel kesimpulannya akan dapat

(24)

Sampel yang diambil adalah para peserta diklat yang dilaksanakan di BBPP

Lembang pada periode tanggal 12 Mei 2014 sampai 20 mei 2014 yang berjumlah

60 orang. Setiap peserta pelatihan diberikan 1set kuisioner yang terdiri dari 52

pernyataan.

B.Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu rancangan yang dilakukan dalam

penelitian yang dimulai dari proses persiapan dan pelaksanaan penelitian.

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini dimulai dengan menyusun angket, mempersiapkan dan

memperbanyak kuisioner tersebut sebanyak jumlah peserta diklat, kemudian

meminta izin kepada pihak lembaga untuk menyebar angket dan menentukan

harinya.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti menyebar angket dengan cara membagikan

kuisioner tersebut secara langsung kepada para responden ketika responden telah

mengikuti pembelajaran di BBPP Lembang. Pada tahap ini diberikan penjelasan

singkat mengenai tata cara pengisian kuisioner dan kemudian responden diminta

untuk mengisi kuisioner sesuai dengan petunjuk yang sudah disampaikan.

3. Tahap Pengumpulan Angket

Setiap kuisioner yang sudah selesai diisi, kemudian dikumpulkan kembali

oleh peneliti. Pelaksanaan dan pengumpulan angket dilakukan pada hari yang

sama karena pengisian dilakukan dikelas setelah para peserta mengikuti

pembelajaran di BBPP Lembang.

C.Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memberikan suatu kajian

(25)

mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keterkaitan antara persepsi peserta

pelatihan terhadap kompetensi pelatihan dan pengalaman kerja peserta dengan

hasil pelatihan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

menggunakan studi korelasional dan regresi untuk melihat hubungan dan

pengaruh variabel X terhadap Y. Variabel X terbagi menjadi dua yaitu

X1(persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih), X2 (pengalaman kerja peserta)

dan variabel Y (hasil pelatihan). Artinya penelitian ini berupaya untuk mengetahui

hubungan/ keterkaitan antara persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih dan

pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan.

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki. Adapun pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013.hlm

14) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara

random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian analisis data

bersifat kuantitatif/statistis dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan karena pendekatan yang digunakan yaitu pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian dan analisis. Menurut Sugiyono metode

kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama

digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini

merupakan metode yang ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah yang

ilmiah yaitu kongkrit/empiris,objektif, terukur, rasional dan sistematis.

(26)

Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penggunaan istilah yang ada

dalam judul penelitian ini, maka perlu di jelaskan terlebih dahulu mengenai

landasan konseptual pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Persepsi

Persepsi adalah bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan

setelah rangsangan diterapkan kepada manusia (Alex, 2013,hlm.446). Pada

penelitian ini, persepsi yang dimaksud adalah tanggapan peserta pelatihan

terhadap kompetensi pelatih yang meliputi kompetensi andragogik, kepribadian,

professional dan sosial.

2. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja adalah sebagai suatu ukuran tentang lama waktu atau masa

kerjanya yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas – tugas suatu

pekerjaan dan telah melaksanakannya dengan baik (Foster, 2001.hlm. 40). Pada

penelitian ini, pengalaman kerja yang dimaksud adalah pengalaman kerja yang

telah dimiliki sebelumnya oleh peserta pelatihan yang diukur berdasarkan lama

waktu/masa kerja, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, serta

penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan.

3. Hasil pelatihan

Hasil pelatihan merupakan evaluasi dari kegiatan pelatihan dimana harapan

dan tujuan dari pelaksanaan pelatihan diklat dapat terpenuhi. Pada penelitian ini,

hasil yang dimaksud adalah tingkat keberhasilan program pelatihan yang dapat

diketahui dari reaksi peserta terhadap kegiatan pelatihan, proses belajar,

perubahan behavior dan hasil berupa peningkatan produktivitas peserta.

Keberhasilan suatu diklat dapat meningkatkan kinerja peserta pelatihan dan

meningkatkan kualitas lembaga.

Berdasarkan definisi operasional diatas maka variabel, pengembangan aspek

(27)
(28)
(29)

2.3Penguasaan

Hasil Pelatihan 3.1 Reaksi

3.2 Belajar

1. Penentuan Skor Data Tiap Variabel

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.

Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan

tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Kemudian variabel tersebut

dikembangkan dalam bentuk pernyataan lalu di angkat permasalahan yang ada

kemudian diturunkan menjadi kisi-kisi penelitian, yang kemudian dibuat semacam

angket atau kuesioner. Pernyataan yang terdapat di angket terdiri dari beberapa

aspek dan indikator penelitian.

Pada penelitian ini skala pengukuran yang digunakan yaitu skala likert yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi variabel. Kemudian indikator tersebut

(30)

berupa pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa

kata-kata antara lain :

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Ragu-ragu

4. Tidak Setuju

5. Sangat Tidak Setuju

Dalam skala likert untuk pernyataan positif diberi bobot nilai 5,4,3,2,1 dan

untuk pernyataan negatif diberi bobot nilai 1,2,3,4,5. Bobot nilai setiap responden

dijumlahkan sehingga diperoleh skor total.

2. Kriteria Penilaian Instrumen

Hermana (dalam Sri Mulyani,2014,hlm.52) menjelaskan bahwa penentuan

kriteria nilai dilakukan untuk mengetahui makna skor yang dicapai responden

dalam pendistribusian responden terhadap instrumen. Penentuan skor disusun

berdasarkan skor ideal maupun skor total dengan menggunakan presentase.

Dengan harapan dapat diperoleh gambaran mengenai bagaimana presentase

jawaban responden terhadap item pernyataan instrumen penelitian. Adapun

langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung presentase adalah sebagai

berikut:

a. Membuat tabel penolong untuk menghitung presentase dan katagori item

instrumen dari tiap-tiap aspek dengan format sebagai berikut:

Tabel 3.2 Persentase dan Katagori Item Instrumen

(31)

b. Menghitung skor aktual dari setiap jawaban berdasarkan aspeknya dengan cara

menjumlahkan setiap skor jawaban responden

c. Menghitung nilai skor ideal dari setiap jawaban untuk setiap aspeknya dengan

persamaan:

SI = jumlah itemx n x 5 (nilai maksimum skala likert)

Keterangan:

SI = Skor Ideal

n = jumlah reponden

d. Mencari perhitungan presntase dengan menggunakan persamaan sebagai

berikut:

P= Skor Aktual/Skor Ideal x 100%

Keterangan :

P= Besar presentase yang dicari

Untuk memudahkan analisis dan interpretasi dari hasil tersebut, maka

perolehan presentase ditafsirkan ke dalam tiga rentang kategori pada tabel

dibawah ini :

Tabel 3.3 Katagori Penafsiran Skor Instrumen Penelitian

Rentang Kategori

0.00-33,33 Rendah/buruk

33,34-66,66 Sedang/cukup

66,67-100 Tinggi/baik

3. Penyusunan Instrumen

Pada proses pengembangan instrumen yang menjadi titik tolak dari

penyusunan ini adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti.

Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya dan selanjutnya

(32)

butir-butir pernyataan, kemudian untuk memudahkan penyusunan instrumen,

maka perlu digunakan kisi-kisi instrumen.

Kisi-kisi disusun secara sistematis disesuaikan dengan tujuan penelitian yang

sudah ditetapkan, kemudian kisi-kisi tersebut diuraikan berdasarkan indikatornya

sehingga dapat memudahkan dalam pembuatan angket. Dalam kisi-kisi instrumen

terdiri dari variabel, aspek, indikator dan jumlah item. Dalam penyusunan angket

tersebut kisi-kisi dijadikan sebagai pedoman dalam pembuatan angket, kemudian

dibuat petunjuk pengisian angket untuk menghindari kesalahan dalam pengisian

angket, setelah itu dibuat daftar pernyataan yang berdasarkan pada kisi-kisi yang

telah disusun, serta membuat pilihan jawaban yang terdiri dari lima pilihan yaitu

(1)Sangat Setuju, (2) Setuju, (3) Ragu-ragu, (4) Tidak Setuju dan (5) Sangat Tidak

Setuju.

Dalam penyusunan angket ini, variabel X1 (persepsi peserta terhadap

kompetensi pelatih) terdiri dari 25 pernyataan yang terdapat pada nomor 1 sampai

25 , X2 (pengalaman kerja peserta) terdiri dari 18 pernyataan yang terdapat pada

nomor 26 sampai 43 dan variabel Y (hasil pelatihan) terdiri dari 10 pernyataan

yang terdapat pada nomor 44 sampai 53.

F. Proses Pengujian Instrumen

Proses pengembangan instrumen penelitian dilakukan melalui proses

pengujian terhadap intrumen penelitian tersebut. Angket/kuisioner yang telah

disusun diuji cobakan kepada responden sebagai sampel dari penelitian, tujuannya

untuk mendapatkan data yang langsung valid, maka dari itu data yang telah

terkumpul diuji melalui pengujian validitas dan reliabilitas. Uji validitas untuk

mengetahui tingkat kesahihan, instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut

(33)

reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Uji coba instrumen dilakukan dengan melibatkan 30 orang peserta pelatihan

yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang periode 12 mei s.d 20 mei 2014. Uji

coba instrumen berupa kuisioner yang terdiri dari 53 pernyatan dengan variabel

X1 (persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih), X2(pengalaman kerja peserta)

dan variabel Y (hasil pelatihan).

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan

data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel, yang

merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan dapat

dipertanggung jawabkan kebenaran datanya.

Data yang diperoleh dari uji coba instrumen kepada 30 orang responden

kemudian diolah dengan menggunakan pengujian validitas dan pengujian

reliabilitas sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Validitas adalah satu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai

validitas tinggi sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas

yang rendah (Suharsimi Arikunto, 2010,hlm.211). Dengan demikian variabel yang

akan diteliti adalah persepsi peserta terhadap komptensi pelatih (X1) yang terdiri

dari penalaran, tanggapan dan perasaan peserta akan kompetensi pelatih yang

terdiri dari kompetensi andragogik, kompetensi kepribadian, komptensi

professional dan kompetensi sosial. Pengalaman kerja peserta (X2) yang terdiri

dari lama waktu/masa kerja, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki

dan penguasaan terhadap pekerjaan atau peralatan serta hasil pelatihan (Y) terdiri

(34)

Instrumen tersebut diuji cobakan pada sampel yang diambil dari populasi.

Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas dilakukan dengan

menggunakan teknik korelasi product moment. Teknik korelasi ini digunakan

untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel atau

lebih. Rumusnya adalah sebagai berikut :

Dimana :

rxy = koefisien korelasi product moment antara variabel X dan Y (

antara skor item dan skor total).

∑x = jumlah skor X (jumlah skor item). ∑y = jumlah skor Y (jumlah skor total). ∑x2

= jumlah Xkuadrat (jumlah skor item kuadrat).

∑y2

= jumlah Y kuadrat (jumlah skor total kuadrat).

n = jumlah responden (jumlah sampel).

Dalam pengujian validitas kuesioner ini, suatu item dapat dinyatakan valid

dengan ketentuan bahwa jika nilai r yang diperoleh dari perhitungan lebih dari

nilai item kritis product moment 5%, maka dapat dikatakan item pernyataannya

adalah valid, jika nilai r yang diperoleh dari perhitungan kurang dari

nilai item kritis product moment 5%, maka dikatakan tidak valid, atau dengan kata

lain rxy dikonsultasikan dengan harga r-tabel (df = n-k, df: derajat kebebasan, n:

jumlah responden – k: jumlah konstruk/ variabel X dan Y) dengan taraf kesalahan

(35)

< r-tabel, maka item pernyataan tidak valid (gugur). Berikut adalah hasil uji coba

instrumen:

Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Pengujian Validitas

Variabel Persepsi Peserta Pelatihan terhadap Komptensi Pelatih

No.Item r.Hitung r.Tabel Ket.

1 0.673 0, 361 Valid

2 0,628 0, 361 Valid

3 0,724 0,361 Valid

4 0,663 0,361 Valid

5 0,850 0,361 Valid

6 0,619 0,361 Valid

7 0,684 0,361 Valid

8 0,629 0,361 Valid

9 0,711 0,361 Valid

10 0,610 0,361 Valid

11 0,665 0,361 Valid

12 0,682 0,361 Valid

13 0,693 0,361 Valid

14 0, 669 0,361 Valid

15 0,459 0,361 Valid

16 0,612 0,361 Valid

(36)

18 0,681 0,361 Valid

19 0,644 0,361 Valid

20 0,675 0,361 Valid

21 0,417 0,361 Valid

22 0,512 0,361 Valid

23 0,433 0,361 Valid

24 0,702 0,361 Valid

25 0,546 0,361 Valid

Sumber: Hasil Uji Coba Angket

Berdasarkan uji coba angket mengenai persepsi peserta terhadap kompetensi

pelatihan, hasilnya menunjukkan bahwa dari 25 item pernyataan yang dijawab

oleh responden semuanya valid.

Tabel 3.5 Hasil Uji Coba Pengujian Validitas

Variabel Pengalaman Kerja Peserta Pelatihan

No.Item r.Hitung r.Tabel Ket.

26 -0,032 0, 361 Tidak

Valid

27 0,630 0, 361 Valid

(37)

29 0,858 0,361 Valid

30 0,663 0,361 Valid

31 0,423 0,361 Valid

32 0,674 0,361 Valid

33 0,852 0,361 Valid

34 0,693 0,361 Valid

35 0,791 0,361 Valid

36 0,726 0,361 Valid

37 0,712 0,361 Valid

38 0,823 0,361 Valid

39 0,730 0,361 Valid

40 0,666 0,361 Valid

41 0,754 0,361 Valid

42 0,653 0,361 Valid

43 0,657 0,361 Valid

Sumber: Hasil Uji Coba Angket

Berdasarkan uji coba angket mengenai pengalaman kerja peserta, hasilnya

menunjukkan bahwa dari 18 item pernyataan yang dijawab oleh responden,

terdapat 1 item yang tidak valid yaitu item nomor 26, karena r tabel lebih besar

daripada r hitung sehingga item nomor 26 dinyatakan gugur dan tidak bisa

digunakan untuk pengambilan data selanjutnya.

(38)

Variabel Hasil Pelatihan

No.Item r.Hitung r.Tabel Ket.

44 0,656 0,361 Valid

45 0,729 0,361 Valid

46 0,823 0,361 Valid

47 0,816 0,361 Valid

48 0,880 0,361 Valid

49 0,816 0,361 Valid

50 0,871 0,361 Valid

51 0,827 0,361 Valid

52 0,816 0,361 Valid

53 0,852 0,361 Valid

Sumber: Hasil Uji Coba Angket

Berdasarkan data dari uji coba angket mengenai hasil pelatihan, hasilnya

menunjukkan bahwa dari 10 item pernyataan yang dijawab oleh responden

semuanya valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya tingkat keandalan alat

ukur dalam penggunaannya atau dengan kata lain alat ukur tersebut memiliki hasil

yang konsisten apabila digunakan berkali-kali. Jika instrumen dapat dipercaya

maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Menguji

(39)

dengan alasan skor dalam instrumen berskala 1-5. Rumusnya adalah sebagai

berikut:

Dimana: :

r = koefisien reliabilitas yang dicari

k = jumlah butir pernyataan

σi2

= varians butir-butir pernyataan

σ2

= varians skor tes.

Untuk mencari perhitungan varians (σ2) tiap butir soal digunakan rumus berikut

ini :

Dimana:

σi2

= varians butir pernyataan ke-n (misal ke-1, ke-2, ke-3 dan seterusnya).

Xi = jumlah skor jawaban subyek untuk butir pernyataan.

n = jumlah sampel.

Hasil dari harga indeks yang didapat dengan indeks reliabilitas dari Alpha

Cronbach yaitu: “Dinyatakan reliabel jika nilai α hitung ≥ 0,60 (paling tidak

mencapai 0,60), kemudian jika α hitung < 0,60 maka dinyatakan tidak reliabel. Jika α hitung mencapai 0,85 bahkan 0,90 dikatakan reliabilitas tinggi.”Berikut adalah hasil uji reliabilitas:

(40)

Variabel α hitung α standar Keterangan

X1 0,937 0,60 Reliabel

X2 0,922 0,60 Reliabel

Y 0,939 0,60 Reliabel

Sumber: Hasil Uji Coba Angket

Berdasarkan data dari uji coba angket mengenai hasil pelatihan, hasilnya

menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan yang disampaikan dalam kuisioner

adalah reliabel, karena α hitung lebih besar dari α standar.

Dari hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen tersebut, dapat diketahui

bahwa 53 item pernyatan adalah reliabel. Hal ini menunjukkan bahwa intrumen

kuisioner dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya karena sudah teruji

validitas dan reliabilitasnya. Sehingga dari 25 item pernyataan mengenai persepsi

peserta terhadap kompetensi pelatih, 18 item pernyataan mengenai pengalaman

kerja dan 10 item pernyataan mengenai hasil pelatihan yang telah dinyatakan

reliabel, masing-masing item tersebut kemudian diurutkan kembali dan kemudian

pernyataan yang telah diurutkan, kembali disebarkan kepada 60 orang peserta di

BBPP Lembang yang mengikuti pelatihan pada periode 12 Mei-20 Mei 2014.

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Observasi

Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2013, hlm 203) mengemukakan bahwa

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah

proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan

observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses

(41)

proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi

participant observasion, selanjutnya dari segi instrumen yang digunakan, maka

observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.

2. Angket/ Kuisioner

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila

penelitian tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden. Angket atau kuisioner cocok digunakan bila jumlah

responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Angket dapat berupa

pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden

secara langsung atau tidak langsung. Uma Sakaran (dalam Sugiyono, 2013, hlm

200) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik

pengumpulam data yaitu: prinsip penulisan dan penampilan fisik.

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu digunakan untuk memperoleh data dari objek yang

akan diteliti, tentang aktivitas belajar mengajar peserta diklat.

H.Analisa Data

Analisis data pada penelitian ini, dilakukan untuk mengungkapkan

keterkaitan antara variabel (X1) persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi

pelatih, variabel (X2) pengalaman kerja peserta pelatihan, dengan variabel (Y)

hasil pelatihan. Adapun langkah-langkah pengolahan analisis data yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

1. Persyaratan Uji Hipotesis

(42)

Uji normalitas yang digunakan oleh peneliti adalah uji normalitas residual

dengan menggunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program

SPSS. Uji normalitas residual bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Uji t dan

uji F mengasumsikan nilai residual telah mengikuti distribusi normal. Jadi pada

uji normalitas ini bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai

residualnya.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel

yang dianalisis (antara variabel terikat dengan variabel bebas) itu bersifat linier,

dengan kata lain setiap peningkatan atau penurunan kuantitas disuatu variabel

akan diikuti secara linier atau lurus oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di

variabel lainnya. Uji linearitas yang digunakan adalah uji linieritas regresi. Untuk

mengetahui kelinearan regresi perlu dilakukan pengujian hipotesis yaitu

merumuskan regresi linear dibandingkan dengan regresi nonlinear. Sedangkan

untuk menguji keberartian regresi dilakukan dengan pengujian hipotesis tentang

koefisien regresi, yaitu arah b sama dengan nol dibandingkan dengan koefisien

arah regresi tidak sama dengan nol. Analisis yang digunakan yaitu analisis regresi

linier sederhana dan analisis regresi linier berganda.

1) Analisis Regresi Linear Sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu

variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi

linier sederhana adalah:

Ŷ = a + bX

Dimana:

(43)

b :Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang

didasarkan pada perubahan variabel indipenden. Bila (+) arah garis

naik, dan bila (-) maka arah garis turun.

X : subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Harga a dan b dapat dicari dengan persamaanberikut :

∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑ Dimana:

n : jumlah responden penelitian

2) Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah studi mengenai ketergantungan

variabel dependent (terikat) dengan satu atau lebih variabel independent dengan

tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata

variabel dependent berdasarkan nilai variabel independent yang diketahui.

Analisis regresi ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini, analisis regresi

berganda digunakan untuk menjawab bagaimana keterkaitan antara persepsi

peserta terhadap kompetensi pelatih dan pengalaman kerja peserta pelatihan

dengan hasil pelatihan. Persamaan yang digunakan dalam analisis regresi linear

berganda adalah sebagai berikut:

Ŷ = a + b1x1 + b2x2

(44)

Ŷ = variabel dependen (hasil pelatihan) a = konstanta nilai intersep

X1 = persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih

X2 = pengalaman kerja peserta

b1,2 = koefisien arah regresi/ koefisien variabel X1,2

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan berupa pengujian hipotesis secara parsial

(Uji t) dan pengujian hipotesis secara simultan (Uji F).

a. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Secara parsial, masing-masing variabel X akan berpengaruh terhadap variabel

Y. Adapun langkah-langkah untuk menggunakan uji statistik T adalah sebagai

berikut :

1) Merumuskan hipotesis

Ho : b1, b2 = 0 atau sig t > α (0,05), Ho diterima dan Ha ditolak (tidak ada

pengaruh signifikan variabel X1, X2 terhadap variabel Y).

Ha : b1, b2≠ 0 atau sig t < α (0,05), Ho ditolak dan Ha diterima (ada pengaruh

signifikan variabel X1, X2 terhadap Y).

2) Memilih uji statistik T karena ingin mengetahui apakah ada pengaruh

signifikan masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent.

3) Menentukan tingkat signifikan, yaitu α = 5%, derajat kebebasan (df) = n-k, n

adalah jumlah sampel, k adalah konstruk (jumlah variabel X dan Y)

untuk menentukan t tabel.

4) Menghitung t hitung dengan bantuan sarana komputer program "SPSS."

5) Membuat simpulan membandingkan t hitung dengan t tabel dan

membandingkan sig t dengan signifikan α = 5% (0,05).

(45)

Secara simultan, variabel X bersama-sama akan berpengaruh terhadap

variabel Y. Adapun langkah-langkah untuk menggunakan uji statistik F adalah

sebagai berikut :

1) Merumuskan hipotesis

Ho : b1, b2, = 0 atau sig F > α (0,05), Ho diterima dan Ha ditolak (tidak ada

pengaruh signifikan variabel X1, X2, terhadap variabel Y).

Ha : b1, b2≠ 0 atau sig F < α (0,05), Ho ditolak dan Ha diterima (ada pengaruh

signifikan variabel X1, X2 terhadap variabel Y).

2) Memilih uji statistik F karena ingin mengetahui apakah ada pengaruh

signifikan variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel

dependent.

3) Menentukan tingkat signifikan, yaitu α = 5%, derajat kebebasan (df) dengan

rumus df1(N1) = k-1, df2(N2) = n-k, k adalah konstruk (jumlah variabel X dan

Y), sedangkan n adalah jumlah sampel, untuk menentukan F tabel.

4) Menghitung F hitung dengan bantuan sarana komputer program "SPSS."

5) Membuat simpulan, membandingkan F hitung dengan F tabel, dan

membandingkan sig F dengan signifikan α = 5% (0,05 ).

c. Uji Koefisien Determinasi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui perubahan variabel terikat yang

disebabkan adanya perubahan variabel bebas dan digunakan dalam presentase.

Koefisien ini juga digunakan sebagai pendekatan atas suatu hubungan linier antara

variabel (X) lebih dari dua, digunakan rumus sebagai berikut:

R2= b1∑X1Y+ b2∑X2Y+ b3∑X3Y dst Y2

(46)

R2 = Besar koefisien determinasi.

b = Slope garis estimasi yang paling baik.

X = Nilai variabel X

Y = Nilai variabel Y

n (dst.) = Banyaknya data.

Nilai koefisien determinasi berganda ini adalah lebih besar dari 0 tetapi lebih

kecil dari 1, maka apabila:

1) Nilai koefisien determinasi menunjukkan angka mendekati 1, berarti variabel

bebas (X) memiliki pengaruh yang besar terhadap variabel terikat (Y).

2) Nilai koefisien determinasi mendekati 0, berarti bahwa perubahan variabel

terikat (Y) banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel yang

(47)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran

yang berkenaan dengan hasil penelitian. Kesimpulan tersebut merupakan

ringkasan atau rangkuman peneliti secara terpadu terhadap pembahasan hasil

penelitian yang telah dikemukakan pada bab IV.

A.Simpulan

1. Simpulan Umum

Secara umum, data hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

keterkaitan antara persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dan

pengalaman kerja peserta dengan hasil pelatihan, yang mana apabila terjadi

perubahan nilai persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dan

begitupun halnya perubahan nilai tingkat pengalaman kerja peserta pelatihan, baik

secara parsial maupun simultan, maka akan mempengaruhi nilai dari kualitas hasil

pelatihan tersebut.

Sesuai dengan definisinya, secara sederhana persepsi dapat diartikan sebagai

tanggapan akan suatu rangsangan, sehingga perubahan nilai persepsi peserta

pelatihan terhadap kompetensi pelatih akan senantiasa terjadi seiring dengan

perubahan nilai kompetensi pelatih yang merupakan agen dalam pembelajaran.

Hal tersebut berarti bahwa semakin baik kompetensi pelatih (sebagai rangsangan)

maka akan semakin baik persepsi peserta terhadap kompetensi pelatih tersebut

(tanggapan) sehingga akan semakin baik pula hasil pelatihannya. Oleh karena itu,

pelatih harus memiliki kompetensi yang baik, meliputi kompetensi andragogik,

kepribadian, professional dan sosial. Selain itu, pelatih harus senantiasa menjaga

dan bahkan meningkatkan kompetensinya sehingga nilai kualitas dari hasil

(48)

Dalam aspek pengalaman kerja peserta, data penelitian menunjukkan bahwa

pengalaman kerja peserta yang baik memiliki keterkaitan positif dengan hasil

(49)

dimiliki oleh peserta, maka akan semakin baik pula hasil pelatihannya, karena

dengan dasar pengalaman kerja yang baik maka proses transfer ilmu pengetahuan

akan menjadi lebih mudah sehingga tujuan peserta dan pelatih dalam kegiatan

pelatihan tersebut dapat tercapai dengan baik.

Secara simultan, persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih dan

pengalaman kerja peserta, keduanya memiliki keterkaitan positif dengan hasil

pelatihan, yang berarti bahwa semakin baik persepsi peserta pelatihan terhadap

kompetensi pelatih dan semakin baik pengalaman kerja peserta, maka akan

semakin baik pula hasil pelatihannya. Data dalam penelitian ini mengungkapkan

bahwa pengalaman kerja memberikan pengaruh yang sedikit lebih besar dari

persepsi peserta pelatihan terhadap kompetensi pelatih.

2. Simpulan Khusus

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan khusus dari penelitian ini sebagai

berikut:

a. Keterkaitan antara Persepsi Peserta Pelatihan terhadap Kompetensi Pelatihan

dengan Hasil Pelatihan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki persepsi yang baik mengenai kompetensi pelatih di BBPP Lembang

dimana kompetensi andragogik adalah kompetensi yang dianggap paling baik dan

kompetensi pribadi dirasa kurang apabila dibandingkan dengan kompetensi

lainnya.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana diketahui bahwa pola

korelasi yang terjadi antara variabel X1 persepsi peserta pelatihan terhadap

kompetensi pelatih dengan variabel Y hasil pelatihan adalah bersifat positif yang

berarti bahwa semakin baik persepsi peserta pelatihan terhadap kompentensi

Gambar

Tabel 3.1 Aspek dan Indikator Penelitian
Tabel 3.3 Katagori Penafsiran Skor Instrumen Penelitian
Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Pengujian Validitas
Tabel 3.5 Hasil Uji Coba Pengujian Validitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

C Ukuran kertas yang digunakan pada ensiklopedia cukup proporsional, letak teks sesuai namun gambar kurang sesuai karena kombinasi bentuk-bentuknya tidak tepat. K

Penelitian tentang bioekologi vektor malaria di Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang pernah dilakukan pada tahun 2004 tetapi data mengenai identifikasi inang yang menjadi sumber

“ Penggunaan Media Film Animasi untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri 6 Cikidang. Kabupaten

[r]

MUHAMMAD ABDULLAH SANI NASUTION : The Estimate of Carbon Stock of Ground Cover at Agroforestry Coffe (Coffea arabica L.) with the Main Plant of Suren (Toona sureni Merr.) and

[r]

[r]

Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform