• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK KEGIATAN OLAHRAGA TERHADAP FUNGSI SOSIAL SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK KEGIATAN OLAHRAGA TERHADAP FUNGSI SOSIAL SISWA."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK KEGIATAN OLAHRAGA TERHADAP FUNGSI

SOSIAL SISWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh

Riko Septian 0908901

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

2014

DAMPAK KEGIATAN OLAHRAGA TERHADAP FUNGSI

SOSIAL SISWA

Oleh

Riko Septian

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Riko Septian 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

RIKO SEPTIAN

DAMPAK KEGIATAN OLAHRAGA TERHADAP FUNGSI SOSIAL SISWA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Mulyana, M.Pd. NIP.197108041998021001

Pembimbing II

Drs. Basiran, M.Pd. NIP. 195611281986031004

Mengetahui:

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan

(4)

ABSTRAK

“DAMPAK KEGIATAN OLAHRAGA TERHADAP FUNGSI SOSIAL SISWA”

RIKO SEPTIAN

Pembimbing : 1. Dr. Mulyana, M.Pd.

2. Drs. Basiran, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa besar pengaruh olahraga terhadap fungsi sosial siswa. Permasalahan sosial yang sering terjadi dikalangan pelajar saat ini seperti tawuran dan sejumlah tindakan agresif yang negatif lainnya, dapat dicegah dengan cara melibatkan para siswa pada kegiatan positif seperti olahraga. Siswa yang giat berolahraga biasanya tidak mengalami permasalahan sosial, meskipun tidak semua ahli sepaham dengan pendapat diatas, sebagian berpendapat bahwa olahraga dianggap membuat pelakunya bertindak agresif. Dari silang pendapat diatas peneliti merasa perlu menkaji lebih dalam mengenai dampak olahraga terhadap fungsi sosial siswa.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan instrumen penelitian berupa angket diberikan kepada 40 orang sampel, yang terdiri dari anggota ekstra kulikuler futsal di SMAN 5 Bandung dengan tehnik sampling aksidental. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa olahraga membawa pengaruh terhadap fungsi sosial siswa, yaitu 1. fungsi sosio-emosional yang membuat siswa mampu mengelola ketegangan dan konflik individu, merasa memiliki komunitas, bisa mempertahankan eksistensi budaya, dan dapat melampiaskan perilaku agresif, 2. fungsi sosialisasi yang membuat siswa mampu mempelajari sikap, norma dan moral yang luhur dalam olahraga, dan 3. fungsi integrasi yang membuat siswa mampu terintegrasi (berbaur) dengan komunitas. Hal ini menunjukan bahwa olahraga memberikan dampak yang positif terhadap kehidupan sosial siswa.

(5)

ABSTRACT

SPORT ACTIVITIES IMPACT ON STUDENT SOCIAL FUNCTION

This study aims to determine how big the effect of sport to the social functioning of students . Social problems that often occur among students today as fighting and a number of other negative aggressive action , can be prevented by engaging students in positive activities such as sports . Students who actively exercise usually do not experience social problems , though not all experts agree with the above opinion , some argue that the sport is considered a culprit to act aggressively . From the above disagreement researchers feel the need know more about the impact of exercise on the social functioning of students.

This study used a descriptive method and research instrument in the form of a questionnaire given to a sample of 40 people , consisting of members of futsal in extra curricular SMAN 5 Bandung with accidental sampling technique . The conclusion of this study is that exercise had an impact on students' social function , namely 1 . socio - emotional functions that enable the child to manage tension and conflict of the individual , has a community feel , can maintain the existence of the culture , and can wreak aggressive behavior , 2 . socialization functions that enable the child to learn the attitudes , norms and moral high ground in the sport , and 3 . integration of functions that enable the child to an integrated ( blend ) with the community . This shows that sports provide a positive impact on the social life of students.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSRAK………... i

KATA PENGANTAR……... ii

UCAPAN TERIMAKASIH…... iii

DAFTAR ISI…...v

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang ……...1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah...4

C. Tujuan Penelitian………...5

D. Metode Penelitian...5

E. Manfaaat dan Signifikansi Penelitian...6

1. Manfaat Teoritis……...6

2. Manfaat Praktis……...6

F. Struktur Organisasi Penelitian…...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA...8

A. Olahraga………...8

1. Pengertian Olahraga……...8

2. Manfaat Olahraga……...9

(7)

4. Makna Olahraga...12

5. Peran Olahraga dalam Mengatasi Masalah Sosial...13

B. Karakteristik Remaja (Siswa)...14

C. Penyebab Kenakalan Remaja (Siswa)...16

D. Mengatasi Kenakalan Remaja (Siswa)...17

1. Perilaku Agresif...19

2. Memahami dan Mengendalikan Perilaku Agresif Melalui Kegiatan Olahraga...20

BAB III METODE PENELITIAN...23

A. Metode Penelitian …………...23

B. Populasi dan Sampel………...24

C. Variabel dan Definisi Oprasional………...26

D. Tehnik dan Pengumpulan Data………...28

1. Instrumen Penelitian.…………...28

2. Prosedur Pengelolaan dan Analisis Data………...30

3. Kuisioner (Angket)...30

E. Uji Validitas dan Reabilitas Angket ………...31

1. Uji Validitas...32

2. Uji Reliabilitas...35

F. Presedur Pengolahan Data...38

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN...40

A. Hasil Pengolahan Data...40

1. Deskripsi Data Ujicoba Instrumen...40

a. Uji Validitas...40

b. Uji Reliabilitas...41

2. Deskriptif Data Penelitian...41

(8)

b. Fungsi Sosialisasi...44

c. Fungsi Integrasi...46

d. Dampak Kegiatan Olahraga terhadap Fungsi Sosial Siswa Secara Keseluruhan...47

B. Pembahasan...49

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI...52

A. Kesimpulan ………...52

B. Rekomendasi……...52

DAFTAR PUSTAKA ………...54

LAMPIRAN-LAMPIRAN...56

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Angket...56

3.2 Skor untuk Soal Positif...57

3.3 Skor untuk Soal Negatif...58

3.4 Skala Sikap Model Linier...58

3.5 Hasi Analisi Item Instrumen Fungsi Sosial...59

3.6 Kisi-kisi Angket Penelitian...61

4.1 Persentase Data Sub Variabel Nilai Fungsi Sosioemosional...63

4.2 Persentase Data Sub Variabel Nilai Fungsi Sosialisasi...64

4.3 Persentase Data Sub Variabel Nilai Fungsi Integrasi...65

(10)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

4.1 Persentase Fungsi Sosioemosional Siswa Ekstrakulikuler Olahraga di SMAN 5

Bandung...66

4.2 Persentase Fungsi Sosialisasi Siswa Ekstrakulikuler Olahraga di SMAN

5 Bandung...66

4.3 Persentase Fungsi Integrasi Siswa Ekstrakulikuler Olahraga di SMAN

5 Bandung...67

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Angket Uji Coba...68

B. Uji Validitas dan Reliabilitas...71

C. Angket Penelitian...77

D. Pengolahan dan Analisis Data Fungsi Sosio-emosinal...80

E. Pengolahan dan Analisis Data Fungsi Sosialisasi...81

F. Pengolahan dan Analisis Data Fungsi Integrasi...82

G. Pengolahan dan Analisis Data Fungsi Sosial Siswa Secara Keseluruhan...83

H. SK pengesahan judul dan penunjukan dosen pembimbing...84

I. Kartu bimbingan skripsi dan rekomendasi sidang sidang skripsi...88

J. Surat ijin penelitian dari kampus...91

K. Surat ijin penelitian dari badan kesatuan bangsa dan pemberdayaan masyarakat ...92

L. Surat ijin penelitian dari dinas pendidikan...93

M. Surat keterangan sudah penelitian dari sekolah...94

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Akhir-akhir ini kita menemui banyak permasalahan sosial yang timbul

dikalangan pelajar (siswa) dari mulai kurangnya rasa toleransi, sikap hormat

terutama pada yang lebih tua, terlibat dalam kelompok yang anarkis, sampai

tawuran antar pelajar. Namun tak semua pelajar terjebak dalam masalah yang

sama, ada sebagian pelajar yang mampu menunjukan kemampuannya bahkan

menorehkan banyak prestasi diberbagai bidang seperti akademis dan olahraga.

Seandainya saja mereka yang bermasalah dalam hubungan sosial sama-sama

terlibat dalam kegiatan bermanfaat seperti olahraga, tentunya kasus pelajar yang

tidak punya teman (dikucilkan), kurangnya rasa hormat, tidak toleransi, tidak

sportif, sampai tawuran antar pelajar akan teratasi dan bisa dicegah. Karena

kegiatan olahraga diyakini memiliki manfaat yang luar biasa bagi kehidupan

bersosial. Diungkapkan oleh Sutresna et al. (2011:3) yang diadaptasi dari tulisan

Rusli Lutan bahwa Nixon dan Stevenson menyatakan :

olahraga sebagai pranata sosial mengandung potensi untuk menjalankan beberapa fungsi, yaitu a). fungsi sosio-emosional, b). fungsi sosialisasi, c). fungsi integrative, dan d). fungsi mobilitas sosial. Fungsi-fungsi tersebut diatas dapat dikatakan sebagai fungsi instrumental olahraga.

Sutresna et al. (20011:3) menambahkan mengenai Fungsi sosio-emosional

sebagai berikut:

Fungsi sosio-emosional olahraga mencangkup pemenuhan kebutuhan individu untuk mempertahankan stabilitas sosio-psikologi, meliputi tiga mekanisme yaitu ; pertama, mekanisme untuk mengelolah ketegangan dan konflik pada individu, inilah sebab mengapa orang yang rajin berolahraga lebih kebal terhadap stress. Kedua, pemberian kesempatan untuk membangkitkan perasaan adanya komunitas mempertahankan eksistensi budaya dan status social, dengan berolahraga kita berkesempatan mempertahankan budaya

Apalagi olahraga tradisional yang digeluti seperti Pencak Silat contohnya,

(13)

prilaku agresif yang aman setelah berhasil mengendalikan gerak, kepuasan untuk

mengekspresikan diri melalui olahraga. Pada dasarnya manusia memiliki sifat

agresif, dan olahraga adalah sarana dimana kita sah untuk melampiaskannya, pada

saat bermain bola teman kita bahkan tak akan marah apabila kita tackel samapai

jatuh karna itulah permainannya. Bayangkan kalau kita membuat teman terjatuh

dalam situasi diluar olahraga tentunya dia bisa marah.

Sutresna et al. (2011:3) menjelaskan mengenai fungsi sosialisasi sebagai

berikut:

Fungsi sosialisasi olahraga, tercermin dalam nilai-nilai budaya pada dasarnya adalah proses pembelajaran keterampilan, sifat-sifat, nilai, sikap, norma, dan prilaku. Olahraga berkembang dan kaya dengan nilai, tradisi dan acara ritual, termasuk aneka tatakrama yang tak bersanksi, yang menyatu sebagai budaya dan mempengaruhi prilaku olahragawan.

Salah satu contohnya adalah saat memulai dan mengakhiri pertandingan

dengan saling berjabat tangan adalah kegiatan yang sebenarnya tidak bersangsi

apabila tidak dilakukan tapi hal ini sudah jadi budaya bagi para olahragawan.

Sutresna et al. (2011:3) menjelaskan mengenai fungsi integrasi sebagai

berikut:

Fungsi Integrasi, melalui olahraga dapat dicapai integrasi yang harmonis antara individu yang tadinya terpisah, terbuang dari lingkungannya. Melalui kegiatan berolahraga, proses identifikasi individu ke dalam situasi kolektif akan tercapai. Integrasi terjadi karena kebulatan komitment untuk mencapai tujuan bersama.

Sudah jelas bahwa orang yang berolahraga akan terintegrasi dengan tim nya,

kita tahu orang seperti Mario Balotelli yang sifatnya nyeleneh dan sering

menimbulkan kontroversi mungkin akan akan sulit bergaul seandainya dia bukan

seorang pesepakbola handal. Karena dia dibutuhkan oleh club dengan tujuan

menjadi juara akhirnya ia bergabung dan terintegrasi dengan club.

Sutresna et al. (2011:3) menjelaskan mengenai fungsi mobilitas sosial sebagai berikut, ”fungsi mobilitas sosial, atlet yang tadinya berstatus ekonomi redah terjadi melalui dua mekanisme yaitu, pertama, peningkatan prestise terkait dengan

(14)

Hal ini juga sudah banyak sekali contohnya, dikancah sepakbola nasional kita

melihat Andik Vermansyah yang dulunya berasal dari keuarga kurang mampu

kini adalah pemain andalan Tim Nasional dan PERSEBAYA dengan pendapatan

yang cukup tinggi, dipersepakbolaan Internasional ada Zidane yang merupakan

seorang anak dari imigran miskin di Prancis, namun mampu berkembang sampai

sempat menjadi pemain dengan transfer termahal di dunia tentunya dengan

pendapatan yang tinggi.

Berdasarkan pernyataan di atas selain manfaat yang luarbiasa bagi kesehatan,

olahraga diyakini memiliki fungsi instrumental yang mampu memberikan dampak

yang tak kalah luarbiasanya bagi kehidupan sosial. Dengan tiga fungsi

instrumental saja (sosio-emosional, integrasi, dan sosialisasi) masalah sosial pada

pelajar mestinya bisa teratasi, olahraga bisa jadi obat bagi masalah sosial siswa.

Namun benarkah demikian?

Memang secara sederhana kita bisa melihat kedekatan antara para pemain

futsal yang bermain dalam tim untuk melawan tim lain ini, dengan begini tidak

ada lagi permasalahan anak yang tidak mempunyai kawan (fungsi integrasi). Kita

juga melihat seorang yang berlatih beladiri dengan prinsip dan budaya yang luhur

menjadikan seorang berjiwa kesatria (fungsi sosialisasi olahraga). Selain itu

dikatakan bahwa orang yang telah berolahraga bermanfaat untuk mengelola

keteganga, melampiaskan prilaku agresif yang aman setelah berhasil

mengendalikan gerak, kepuasan untuk mengekspresikan diri melalui olahraga

apabila ini sudah dilalui para pelakunya (siswa yang berolahraga) tentunya tidak

perlu berlaku anarkis lagi (fungsi sosio emosional).

Akan tetapi kita juga melihat orang yang berselisih karena olahraga, ada

konflik yang timbul saat seseorang mengunggulkan tim jagoannya kemudian

terjadi kerusuhan antar supporter (seperti kasus Viking dan The Jak), bahkan di

Mesir 17 Juli tahun 2013 kompetisi sepakbola sempat dibekukan pemerintah

karena bentrokan antar supporter terlalu banyak menelan korban jiwa. Para atlet

pun terkadang berlaku curang, kasar bahkan sampai terjadi perkelahian di arena

(15)

Akhirnya banyak pula orang yang menganggap bahwa olahraga adalah

penyebab munculnya tindak kekerasan. Dinyatakan dalam Lutan et al. (2010:111) “biasanya olahraga belajar menggunakan kekerasan dan intimidasi sebagai strategi, tetapi hal ini tidak diketahui apabila strategi tersebut dibawa keluar dari

konteks dari olahraga”.

Mungkin itulah sebab kenapa olahraga akhirnya malah memicu timbulnya

gejolak sosial, karna kekerasan memang lumrah dalam dunia olahraga seperti

yang dinyatakan diatas. Hal ini pun bisa merembet ke penonton yang

menyaksikan pertandingan, dalam Lutan et al. (2010:111) dikatakan “pengalaman berolahraga diangap kadang-kadang menciptakan rasa frustasi baik bagi pemain

maupun penonton. Khususnya bagi olahraga kontak badan seperti tinju, basket,

sepakola dsb.”

Berdasarkan silang pendapat di atas, maka perlu diperjelas isu fungsi

instrumental dalam olahraga. Apabila terbukti olahraga sangat bermanfaat bagi

kehidupan sosial siswa, kita memang harus memperbaharui sistem dan

menggerakan para pelajar dalam kegiatan olahraga, agar masalah sosial pada para

siswa bisa teratasi.

Penelitian lebih dalam tentu dibutuhkan, oleh karena itu penulis merasa perlu

mengadakan penelitian mengenai dampak kegiatan olahraga terhadap fungsi

sosial siswa. Hal ini perlu dilakukan mengingat belum ada yang melakukan hal

serupa. Sehingga peneliti mengambil topik Dampak Kegiatan Olahraga terhadap

Fungsi Sosial Siswa.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, asumsi yang dijadikan landasan untuk menetapkan

suatu hipotesis adalah Fungsi instrumental olahraga, seperti yang telah dijabarkan

pada latar belakang, olahraga memiliki fungsi sosial. Namun kenyataannya fungsi

instrumental dari olahraga belum benar-benar dirasakan oleh para siswa yang saat

ini dan cenderung mendapatkan permasalahan dalam kehidupan sosial? Dengan

(16)

Peneliti beranggapan bahwa olahraga memiliki fungsi secara sosial yang akan

membawa pengaruh positif terhadap kehidupan sosial siswa, dan fungsi

instrumental olahraga itu benar adanya. Namun tetap hal ini perlu dibuktikan

dengan penelitian yang lebih mendalam.

Penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: (1) Penelitian ini yaitu

mengenai fungsi instrumental olahraga terhadap siswa, (2) Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah siswa dan fungsi instrumental olahraga, (3) Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah berjalannya fungsi instrumental olahraga bagi siwa,(4)

Sampel dalam penelitian ini adalah 40 siswa SMAN 5 Bandung yang aktif di

ekstrakulikuler olahraga, (5) Adapun hal yang akan diteliti adalah berjalannya

fungsi instrumental olahraga bagi siswa yang suka berolahraga.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di uraikan di

atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Benarkah olahraga berfungsi sebagai alat sosioemosional, alat sosialisasi, dan

alat integrative bagi siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalah yang telah di uraikan di atas, maka tujuan penelitian

ini adalah : Ingin mendapatkan data dan informasi yang jelas mengenai dampak

kegiatan olahraga terhadap fungsi sosial siswa.

D. Metode Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu tentang Dampak Kegiatan Olahraga

Terhadap Fungsi Sosial Siswa, maka penulis merasa pelu untuk menetapkan suatu

metode penelitian yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Atas dasar

pertimbangan bahwa sifat penelitian ini bertuju pada pemecahan masalah

sekarang, maka pada penelitian ini penulis tetapkan dengan metode deskriptif.

Alasan penulis menggunakan metode deskriptif yaitu untuk memecahkan

masalah yang penulis selidiki. Menurut Silalahi (2009:29), “penelitian deskriptif bisa digunakan baik untuk menjawab pertanyaan penelitian (tidak berhipotesisi)

(17)

Lebih lanjut Silalahi (2009:29) menjelaskan mengenai penelitian deskripsi

bahwa,

tipe penelitian deskriptif digunakan jika ada pengetahuan atau informasi tentang gejala sosial yang akan diselidiki atau dipermasalahkan. Tipe utama penelitian deskriptif mencakup penilaian sikap atau pendapat tentang individu, organisasi, peristiwa, atau prosedur.

Metode deskriptif ini ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam

pelaksanaannya, diantaranya dengan teknik sampling aksidental. Menurut

Riduwan (2012:63),

Sampling aksidental adalah tehnik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan menjadi sampel (responden).

Berdasarkan pendapat diatas penulis ingin mengambil 40 siswa di SMAN 5

Bandung yang aktif di ekstrakulikuler olahraga sebagai sampel, akan tetapi karena

waktu yang mendesak akhirnya penulis hanya bisa mendapatkan siswa yang

mengikuti ekstrakulikuler futsal saja. Peneliti bertujuan mengetahui dampak

olahraga terhadap fungsi sosial 40 orang siswa tersebut.

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa khususnya

FPOK dan umumnya bagi pihak lain yang berkepentingan dalam kajian sosial

olahraga.

1. Di pandang secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan

keilmuan yang berarti bagi para akademisi dalam upaya menambah keilmuan

di bidang sosial olahraga maupun kepelatihan.

2. Di pandang secara praktis :

a. Menjadi gambaran bagi instansi pendidikan tentang peranan olahraga

bagi pelajar (siswa)

b. Khususnya bagi penulis penelitian ini dapat menambah pengetahuan

(18)

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dalam skripsi yang penulis buat berisikan urutan penulisan

dari setian bab dan bagian bab, mulai bab pertama sampai yang terakhir.

Rinciannya yaitu :

Bab I berisikan uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari

skripsi. Pendahuluan berisikan latar belakang dari penelitian , masalah penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, asumsi dasar, hipotesis,

dan struktur organisasi skripsi.

Bab II berisikan uraian tentang tinjauan teori yang menjadi landasan teoritis

dalam menyusun skripsi ini. Tinjauan teori berisikan pengertian olahraga, manfaat

olahraga, dan fungsi olahraga, dan peran olahraga dalam mengatasi masalah

sosial. Kemudian dibahas pula tentang karakterisik remaja, penyebab kenakalan

remaja, dan cara mengatasi kenakalan remaja dengan memahami dan

mengendalikan perilaku agresif melalui kegiatan olahraga.

Bab III berisikan penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk

beberapa metode lain, yaitu : lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian,

prosedur dan tehnik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas angket, dan

prosedur pengolahan data.

Bab IV merupakan bab hasil dari penelitian dan pembahasan yang terdiri dari

dua hal utama, yaitu: Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan teman

dan pembahasan atau analisi temuan.

Bab V merupakan bab kesimpulan dan sarana yang menyajikan penafsiran dan

(19)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sehubungan dengan masalah yang ingin penulis ungkapkan tentang Dampak

Olahraga terhadap Fungsi Sosial Siswa, maka penulis perlu menentukan suatu

metode penelitian yang tepat terhadap permasalahan tersebut. Untuk itu penulis

menggunakan metode penelitian yang disebut metode deskripif.

Alasan penulis menggunakan metode deskrtiptif yaitu untuk memecahkan

masalah yang penulis selidiki serta memperoleh gambaran yang lebih jelas

tentang permasalahan yang dihadapi sekarang. Kemudian menurut Silalahi (2009:29), “penelitian deskriptif bisa digunakan baik untuk menjawab pertanyaan peneelitian (tidak berhipotesisi) dan menguji hipotesisi (berhipotesis)”.

Lebih lanjut Silalahi (2009:29) menjelaskan mengenai tipe penelitian

deskriptif sebagai berikut:

tipe penelitian deskriptif digunakan jika ada pengetahuan atau informasi tentang gejala sosial yang akan diselidiki atau dipermasalahkan. Tipe utama penelitian deskriptif mencakup penilaian sikap atau pendapat tentang individu, organisasi, peristiwa, atau prosedur

Beranjak dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa metode

deskrtif adalah suatu metode yang berusaha menjelaskan atau melukiskan keadaan

subjek atau objek yang tertuju pada usaha-usaha menggambarkan suatu

gejala-gejala secara lengkap terhadap masalah yang hendak diselidiki dan

mempergunakan langkah-langkah atau prosedur yang tepat dengan maksud agar

tujuan yang dimaksud dapat dipecahkan.

Metode deskriptif ini ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam

pelaksanaannya, diantaranya dengan teknik survai. Survai ini bertujuan untuk

mengumpulkan informasi yang akan dijadikan sampel penelitian. Oleh karena itu

penelitian mengadakan survai kelapangan untuk melihat populasi dan sampel

(20)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Proses pemecahan masalah dalam penelitian memerlukan data yang diperoleh

dari subjek penelitian atau populsi yang akan diteliti. Riduwan (2012:54)

berkesimpulan bahwa :

populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah-masalah penelitian. Ada dua jenis populasi, yaitu : populasi terbatas dan populasi tidak terbatas (tak terhingga).”

1) Populasi Terbatas

Populasi terbatas adalah mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.

Contoh :

Jumlah 200 siswa yang mendapat bapak asuh di Batam 2) Populasi tidak terbatas (Tak Hingga)

Populasi tidak terbatas yaitu sumber datanya tidak dapat ditentukan batas-batasnya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah. Contoh :

Meneliti berapa liter pasang surut air laut pada bulan purnama dan lain sebagainya

Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa populasi merupakan suatu

keseluruhan objek penelitian baik benda hidup, manusia, benda mati, atau berupa

gejala maupun peristiwa-peristiwa yang dijadikan sebagai sumber data yang

memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah para siswa-siswi yang aktif ektrakulikuler

olahraga sekolah di SMAN 5 Bandung yang berjumlah 80 siswa, namun tidak

seluruh populasi tersebut akan dijadikan objek penelitian, maka penulis mengabil

beberapa sampel. Hal ini didasarkan pertimbangan efesiensi waktu dan dana yang

penulis miliki.

2. Sampel

Sedangkan yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari populasi dalam

penelitian. Riduwan (2012:56) berpendapat bahwa :

(21)

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup menggunakan sampel yang mewakilinya.

Hal tersebut didasarkan atas pertimbangan efisiensi waktu dan dana yang

penulis miliki. Terdapat beberapa keuntungan dalam suatu penelitian yang

menggunakan sampel, sebagaimana djelaskan Riduwan (2012: 56), keuntungan

jika kita menggunaka sampel antara lain:

1) Memudahkan peneliti untuk untuk sampel lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu besar dikhawatirkan akan terlewati.

2) Penelitian akan lebih efisien (dalam arti penghematan uang, waktu, dan tenaga).

3) Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, artinya jika subjek banyak dikhawatirkan adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data, karena sering dialami oleh staf bagian pengumpul data mengalami kelelahan sehingga pencatatan data tidak akurat.

4) Penelitian lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif (merusak) yang menggunakan spesemen akan hemat dan bisa dijangkau tanpa merusak semua bahan yang ada serta dapat digunakan untuk menjaring populasi yang jumlahnya banyak. Sedangkan besar kecilnya sampel yang diambil akan dipengaruhi oleh beberapa faktor antaran: besar biaya yang tersedia, tenaga (orang) yang ada, waktu dan kesempatan penelitian, serta peralatan yang digunakan dalampengambilan sampel.;

Penulis datang ke SMAN 5 Bandung untuk mengambil sampel dengan

pertimbangan bahwa penulis meyakini tidak mungkin ada suatu sekolah yang

tidak memiliki masalah sosial walaupun SMAN 5 Bandung adalah salah satu

sekolah terbaik di Bandung dan bukanlah sekolah dengan predikat jelek dan

masih banyak sekolah dengan predikat unggulan mengabaikan olahraga.

Kemudian penulis hanya bisa menemui esktrakurikuler futsal, akhirnya

diputuskan menjadi sampel karena esktrakurikuler futsal dianggap memenuhi

kriteria yang diinginkan penulis. Ini salah satut tehnik non-probablility sampling

lebih tepatnya yaitu sampling aksidental, menurut Riduwan (2012:63),

(22)

peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan menjadi sampel (responden).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, populasi adalah

keseluruhan jumlah sumber data yang hendak dipelajari atau dikenai penelitian.

Sedangkan sampel merupakan sebagian dari populasi yang dapat mewakili

populasi dan sampel merupakan dua pengertian yang harus dibedakan secara jelas

dan tegas sebab keduanya mempunyai pengertian yang berbeda sedangkan

persamaannya terletak pada objeknya.

C. Variabel dan Definisi Operasional

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau

obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang yang lain atau satu

obyek dengan obyek lain. Menurut Silalahi (2009 : 115) Variabel adalah : “suatu

konsep atau konstruk yang memiliki variasi (dua atau lebih) nilai, nilai yang

melekat dalam variabel dapat berupa angka dan kategori.”

Dinamakan Variabel karena adanya variasi. Penelitian ini terdiri dari suatu

variabel yaitu fungsi sosial olahraga, definisi dan oprasional diungkap agar tidak

terjadi salah tafsir terhadap istilah yang digunakan. Variaebel penelitian tersebut

dijabarkan kedalam konsep-konsep variabel, indikator dan skala ukur pada Tabel

3.1.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Angket

Variabel Dimensi Indikator No. Soal

(+) (-)

1.1.1 Tidak merasa cemas

1.1.2 Tidak Mudah tersinggung

1.1.3 Tidak takut pada kerumunan orang

banyak

1.1.4 Tidak sukar tidur/beristirahat dan tidak

bermimpi buruk

1.1.5 Tidak sukar berkonsentrasi

(23)

1.1.6 Perasaan Gembira

1.2.1 Mempunyai banyak teman

1.2.2 Merasa diperhatika

1.2.3 Merasa memiliki

1.2.4 Mampu mempertahankan eksisitensi

budaya

1.3.1 Merasa senang setelah berolahraga

1.3.2 Melakukan tindakan keras yang direstui

dalam olahraga (agresi non verbal)

1.3.3 Kepuasan mengendalikan gerkan tubuh

saat berolahraga

1.3.4 Mampu melampiaskan rasa frustasi

1.3.5 Mampu melampiaskan emosi

1.3.6 Tidak ingin menciderai atau mencelakai

orang lain

1.3.7 Tidak menghina orang lain (lawan main

atau tim lawang)

1.3.8 Tidak melakukan intimidasi terhadap

lawan/ tim lawan (verbal maupun non

verbal)

1.3.9 Tidak Mengintimidasi lawan

11

2.3.1 Bersalaman sebelum dan setelah

bertanding (menghargai lawan)

2.3.2 Menghargai peraturan pertandingan dan

permainan

2.3.3 Percaya diri saat bertanding

(24)

2.3.4 Disiplin dalam latihan permainan

2.3.5 Kerjasama saat bermain

23

3.1.1 Menyukai tergabung dalam suatu tim

3.1.2 Menyukai kebersamaan dalam kegiatan

tim

3.1.3 Terjalin komukasi dengan rekan satu

tim

3.1.4 Bangga menjadi anggota tim dan

menggunakan atribut tim sebagai

pembeda dengan anggota lain.

25

D. Tehnik dan Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Dalam pengambilan data variabel penelitian maka diperlukan sebuah

instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan alat yang dinilai akurat

untuk memperoleh data variabel penelitian dari sejumlah populasi dan sampel

yang telah ditentukan.

Menurut Riduwan (2012:78) mengemukakan pendapat mengenai instrumen

penelitian sebagai berikut, “Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai

variabel yang akan diteliti. Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung

pada jumlah variabel yang akan diteliti”.

Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner

(angket). Penulis menggunakan skala sikap atau skala likert, Menurut Riduwan

(2012:87) “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial”. Skala Likert

hanya menggunakan item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, tidak

dimasukan yang agar baik, yang agak kurang dan yang netral. Lebih lanjut dijelaskan Nurhasan dan Cholil (2007 : 349) bahwa : “skala likert disusun dari sejumlah pertanyaan-pertanyaan tentang suatu obyek, sebagian dari pertanyaan itu

(25)

tidak menyenagkan”. Pemberian skala skor pada setiap kategori pertanyaan tes, dilakukan dengan pemberian bobot, terhadap satu-lima alternatif pilihan jawaban.

Adapun skor tersebut menurut Nurhasan dan Cholil (2007 : 349) dapat dilihat

seperti pada tabel 3.2 dan Tabel 3.3

Tabel 3.2

Skor untuk Soal Positif

Jawaban Skor

Selalu 4

Sering 3

Jarang 2

Tidak Pernah 1

Tabel 3.3

Skor untuk Soal Negatif

Jawaban Skor

Selalu 1

Sering 2

Jarang 3

Tidak Pernah 4

Butir-butir soal atau pertanyaan yang diberikan penulis kepada responden

untuk diujicobakan berjumlah 56 butir soal, setelah dilakukan uji coba intrumen

butir soal yang dinyatakan valid berjumlah 42 butir soal atau pertanyaan untuk tes

fungsi sosial. Butir soal atau pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak terlepas dari

inti permasalahan yang ingin dipecahkan, yaitu : Dampak kegiatan olahraga

terhadap fungsi sosial siswa. Menurut Darmadi (2013:35) “untuk menskor skala

kategori likert bobot atau disamakan dengan dengan nilai kuantitatif 4,3,2,1 untuk

pertanyaan positif dan 1,2,3,4 untuk pertanyaan negatif”. Pertanyaan dibuat

demikian agar orang berpendapat, tidak bersikap netral atau tidak berpendapat.

(26)

Tabel 3.4

Skala Sikap Model Linier

No Pertanyaan

Alternatif Jawaban

Selalu Sering Jarang Tidak Pernah 1 Saya merasa bisa melampiaskan

perilaku agresif saat berolahraga √

Skor setiap alternatif jawaban berbeda-beda, mulai dari selalu diberi skor

empat, dan seterusnya dengan tidak pernah diberikan skor satu.

2. Prosedur Pengelolaan dan Analisis Data

Prosedur pengelolaan dan analisis data yan dilakukan dalam penelitian ini,

dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data tentang fungsi sosial melalui pemberian angket

kepada sampel

b. Menhitung skor dari setiap jawaban dan butir-butir soal, dengan

program-program statistik.

c. Menganalisis dan menentukan seberapa besar dampak olahraga terhadap

fungsi sosial siswa.Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya

adalah analisis data-data tersebut agar data tersebut dapat ditarik

kesimpulan. Adapun tehnik perhitungan untuk masing-masing butir dalam

angket menggunalan persentase.

3. Kuisioner (Angket)

Angket adalah pengumpulan data melalui pertanyaan yang diajukan dengan

cara tertulis, dan disebarkan pada objek tertentu secara serentak dalam waktu

(27)

Riduwan (2012:71) menjelaskan bahwa “kuisioner merupakan tehnik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk dijawab”. Kuisioner merupakan tehnik pengumpulan data yang efisien bila diteliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu

apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuisioner juga cocok digunakan

bila jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah luas. Kuisioner dapat

berupa pertanyaan-pertanyaan tertututp atau terbuka, dapat diberikan pada

responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet. Menurut

Riduwan (2012:71) menjelaskan bahwa:

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila respon memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.

Kemudian Riduwan (2012:71) menambahkan mengenai jenis angket. Angket

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: angket terbuka dan angket tertutup.

a. Angket terbuka (angket tidak berstruktur) ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya

b. Angket Tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (v).

Penulis menggunakan metode cheklis atau daftar cek seperti yang sudah

dituliskan diatas, agar lebih memudahkan penulis dalam penelitian.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket

Dalam sebuah penelitian terlebih dahulu harus dilakukan pengujian terhadap

alat ukur yang digunakan yaitu berupa kuisioner. Metode yang digunakan adalah

uji validitas dan uji reliabilitas agar data yang diperoleh dapat dipercaya atau

diakui kebenarannya. Karena menurut Silalahi (2009:236)

(28)

kejadian-kejadian empiris yang darinya data tersebut diperoleh. Reliabilitas memusatkan perhatian pada masalah konsistensi pengukuran, sedangkan validitas lebih menekankan pada ketetapan pengukuran.

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau

ketepatan suatu alat ukur. Ditegaskan Silalahi (2009:244) bahwa:

validitas adalah sejauh mana perbedaan dalam skor pada suatu instrumen (item-item dan ketegori respons yang diberikan pada suatu variabel khusus) mencerminkan kebenaran antar individu-individu, kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran.

Menurut Bailey dalam Silalahi (2009:244), “validitas mengandung dua bagian : (1) bahwa instrumen pengukuran adalah mengukur secara aktual konsep dalam

pertanyaan, dan bukan beberapa konsep lain; dan (2)bahwa konsep dapat diukur secara akurat.”

Uji validitas untuk menunjukan sejauh mana alat pengukuran yang digunakan

mengukur apa yang ingin diukur, atau sejauh mana alat pengukuran yang

digunakan tersebut mengenai sasaran pengukuran. Melaului uji validitas, apabila

hasil ujinya bermakna valid, maka hasil perhitungan dan analisis data juga akan

dimaknai valid atau diakui dan dapat diterima. Validitas alat ukur merupakan taraf

kesesuaian dan ketepatan dalam melakukan suatu penelitian, atau dengan kata lain

apakah alat ukur (kuisioner) tersebut sudah benar.

Untuk menenentukan ke validan dari item kuisioner digunakan metode

koefisien korelasi Pearson Product Moment dalam Riduwan (2012:98) yaitu

dengan mengkorelasi skor total yang dihasilkan oleh masing-masing responden

(y) dengan skor masing-masing butir (x) dengan rumus sebagai berikut :

=

Keteranga :

(29)

= Jumlah Skor Item

= Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan uji –t dengan rumus :

√ √

Keterangan

t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil t hitung

n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2)

Kaidah keputusan : Jika > berarti valid, sebaliknya jika

Jika < berarti tidak valid ;

Suatu item dikatakan valid jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama

dengan 2,011 berdasarkan t tabel dengan α = 0,05 nilai kebebasan n-2. Jadi, jika

diperoleh nilai t hitung lebih besar 2,011 maka item tersebut valid sehingga

skor-skor dari butir tersebut dapat digunakan dalam analisis selanjutnya. Lain halnya

jika nilai t hitung yang didapat lebih kecil dari 2,011 maka item tersebut tidak

valid dan dikeluarkan dari analisis.

Berdasarkan data yang terkumpul dari 50 responden yang ditunjukan dalam

tabel 3.5 maka terdapat 56 koefisien korelasi (jumlah butir 56). Hasil analisis item

ditunjukan pada tabel 3.5

Tabel 3.5

Hasi Analisi Item Instrumen Fungsi Sosial

No. Item

Pertanyaan

Keputusan

1 0,264 1,898 2,011 Tidak Valid

2 0,488 3,874 2,011 Valid

(30)
(31)

47 0,172 1,210 2,011 Tidak Valid

48 0,594 5,120 2,011 Valid

49 0,622 5,501 2,011 Valid

50 0,623 5,516 2,011 Valid

51 0,375 2,801 2,011 Valid

52 0,638 5,745 2,011 Valid

53 0,509 4,100 2,011 Valid

54 0,535 4,438 2,011 Valid

No. Item

Pertanyaan

Keputusan

55 0.191 1,347 2,011 Tidak Valid

56 0,645 5,849 2,011 Valid

Dari tabel 3.5 dapat dilihat bahwa, 42 item pertanyaan dinyatakan valid dan 14 item dinyatakan tidak valid. Sebanyak 42 item pertanyaan dapat digunakan sebagai alat ukur untuk instrumen dampak kegiatan olahraga terhadap fungsi sosial siswa dan telah mewakili dari setiap indikator yang ada.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi lebih dari sekali. Reliabilitas artinya tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu adalah pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel)

Dalam penelitian ini untuk uji reliabilitas instrumen menggunakan metode

belah dua (split half method). Riduwan (2012:102) menyatakan metode belah dua

sebagai berikut :

metode belah dua menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali (singel-test-singel-trial- method). Pada waktu membelah dua dan mengoreksi dua belahan, baru diketahui reliabilitas setengah tes saja. Jika untuk mengetahui seluruh tes harus menggunakan rumus Spearman Brown.

Keterangan :

(32)

= Korelasi product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau

(awal-Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas terdapat 42 item pernyataan

yang valid untuk dijadikan instrumen penelitian fungsi sosial siswa. Dari hasil

ujicoba instrumen, diketahui reliabilitas instrumen dampak olahraga terhadap

fungsi sosial siswa samadengan 0.897 maka dinyatakan reliabel. Berdasarkan

ujicoba instrumen ini sudah valid dan reliabel seluruh butirnya, maka intrumen

dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data. Dari hasil

ujicoba instrumen yang telah dihitung validitas dan reliabilitasnya, seluruh butir

pertanyaan yang dinyatakan valid telah mewakili 3 indikator yang ada dalam

instrumen tersebut, dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Angket Penelitian

Variabel Dimensi Indikator No. Soal

(+) (-)

1.1.1 Tidak merasa cemas

1.1.2 Tidak Mudah tersinggung

1.1.3 Tidak takut pada kerumunan orang

banyak

1.1.4 Tidak sukar tidur/beristirahat dan tidak

30

3

29

2

(33)

bermimpi buruk

1.1.5 Tidak sukar berkonsentrasi

1.1.6 Perasaan Gembira

1.2.1 Mempunyai banyak teman

1.2.2 Merasa diperhatika

1.2.3 Merasa memiliki

1.2.4 Mampu mempertahankan eksisitensi

budaya

1.3.1 Merasa senang setelah berolahraga

1.3.2 Melakukan tindakan keras yang direstui

dalam olahraga (agresi non verbal)

1.3.3 Kepuasan mengendalikan gerkan tubuh

saat berolahraga

1.3.4 Mampu melampiaskan rasa frustasi

1.3.5 Mampu melampiaskan emosi

1.3.6 Tidak ingin menciderai atau mencelakai

orang lain

1.3.7 Tidak menghina orang lain (lawan main

atau tim lawang)

1.3.8 Tidak melakukan intimidasi terhadap

lawan/ tim lawan (verbal maupun non

verbal)

1.3.9 Tidak Mengintimidasi lawan

11

2.1.1 Bersalaman sebelum dan setelah

bertanding (menghargai lawan)

2.1.2 Menghargai peraturan pertandingan dan

permainan

2.1.3 Percaya diri saat bertanding

48

50

49

(34)

2.1.4 Disiplin dalam latihan permainan

2.1.5 Kerjasama saat bermain

23

3.1.1 Menyukai tergabung dalam suatu tim

3.1.2 Menyukai kebersamaan dalam kegiatan

tim

3.1.3 Terjalin komukasi dengan rekan satu tim

3.1.4 Bangga menjadi anggota tim dan

menggunakan atribut tim sebagai

pembeda dengan anggota lain.

25

F. Prsedur Pengolahan Data

Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis data

merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Data yang sudah terkumpul

tidak berarti apa-apa bila tidak diolah, oleh karena itu perlu analisis data tersebut.

Yang dimaksud metode analisis data dalam penelitian ini adalah cara pengolahan

data yang telah terkumpul untuk disimpulkan. Untuk metode analisis data harus

melihat alat pengambilan data yang dihasilkan. Dalam penelitian ini berbentuk riset

deskriptif yang bersifat eksploratif bertujuan menggambarkan keadaan atau status

fenomena. Dalam penelitian ini untuk mengetahui dampak olahraga terhadap fungsi

sosial siswa.

Data yang dihasilkan dalam penelitian bersifat kuantitatif yaitu berupa

angka-angka untuk memperoleh kesimpulan akhir. Menurut Silalahi (2009:77), penelitian

kuantitatif adalah

merupakan sebuah penyelidikan tentang masalah sosial berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan angka, dan dianalisi dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi prediktif teori tersebut benar.

Pencarian presentase dilaksanakan untuk mengetahui status yang

dipresentasikan dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Untuk menjelaskan

permasalahan penelitian maka analisis yang digunakan adalah :

(35)

Mi + 2 Sdi s.d Mi + 3 Sdi  Sangat Tinggi

Mi + 1 Sdi s.d Mi + 2 Sdi  Tinggi

Mi – 1 Sdi s.d Mi + 1 Sdi  Sedang

Mi – 2 Sdi s.d Mi -1 Sdi  Rendah

Mi – 3 Sdi s.d Mi - 2 Sdi  Sangat Rendah

Dimana:

Mi = Mean Ideal = ½ x ( skor maksimal Ideal + skor minimal idiel)

SDi = Standar Deviasi Ideal = 1/6( skor maksimal ideal - skor minimal ideal )

Setelah diadakan interprestasi terhadap semua data yang diperoleh, maka data

sudah bisa dianalisis. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriftif presentasi (DP) dengan rumus :

DP =

Keterangan :

n = adalah nilai yang diperoleh

N = Jumlah seluruh nilai.

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah disusun dan telah diuji pada

bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan dampak olahraga terhadap fungsi sosial

siswa sebagai berikut :

1. Fungsi sosioemosional olahraga terhadap siswa SMAN 5 Bandung tahun

pelajaran 2013/2014 yang aktif di ekstrakulikuler olahraga berjalan dengan

kriteria baik.

2. Fungsi sosialisasi olahraga terhadap siswa SMAN 5 Bandung tahun pelajaran

2013/2014 yang aktif di ekstrakulikuler olahraga berjalan dengan kriteria baik.

3.Fungsi Integrasi olahraga terhadap siswa SMAN 5 Bandung tahun pelajaran

2013/2014 yang aktif di ekstrakulikuler olahraga berjalan dengan kriteria baik.

Dampak olahraga terhadap fungsi sosial siswa yang diujikan pada siswa

yanng aktif dalam ekstrakurikuler di SMAN 5 Bandung berada dalam kategori

sangat baik. Ini merupakan indikasi bahwa olahraga memang sangat membantu

siswa untuk mengatasi permasalahan sosial atau terhindar dari permasalahan

sosial.

B. Rekomendasi

Dari kesimpulan yang sudah diuraikan diatas, maka saran-saran yang diajukan

oleh penulis antara lain sebagai berikut :

1. Para siswa disarankan untuk mencari kegiatan positif seperti berolahraga

untuk mengisi waktu luang, bisa dengan cara mengikuti ektrakulikuler

olahraga disekoah atau ikut dalam club olahraga untuk menghindari

kegiatan yang kurang positif dan meningkatkan kebugaran.

2. Pihak pengelola sekolah disarankan lebih menggiatkan kegiatan olahraga

(37)

kesenian (PORAK) yang biasanya diadakan pada saat siswa selesai ujian

akhir semester jangan sampai dihilangkan, semestinya kualitas acaranya

ditingkatkan dengan hadiah yang lebih menarik, dan didukung sarana

prasarana serta perangkat pertandingan yang baik.

3. Pihak pengelola sekolah disarankan untuk mendukung kegiatan

ekstrakulikuler olahraga, dari mulai fasilitas yang memadai, sampai

bantuan dana yang cukup saat ekstrakulikuler olahraga akan mengikuti

kompetisi.

4. Pihak pengelola sekolah disarankan untuk merawat dan menambah

kualitas fasilitas olahraga sekolah, agar siswa merasa senang saat

berolahraga.

5. Pihak pengelola sekolah disarankan jangan menganggap penjaskes adalah

mata pelajaran yang kurang penting, sehingga porsinya dikurangi dan jam

pelajarannya dipindahkan pada waktu yang kurang kondusif.

6. Dinas Pendidikan atau Kementrian Pendidikan jangan pernah menghapus

mata pelajaran penjaskes dari kurikulum pelajaran siswa

7. Dinas Pendidikan disarankan untuk mempertahankan event besar olahraga

seperti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) agar miat olahraga

siswa semakin besar.

8. Kepada pihak Event Organizer (EO) yang sering menyelenggarakan event

olahraga antar sekolah disarankan untuk terus melanjutkan tren positif

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,A. dan Munadji,A. (1994). Dasar-dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta:

Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Darmadi,H. (2013). Dimensi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial.

Bandung: Alfabeta.

Giriwijoyo Santosa. (2007). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Hurlock,E.B. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Ibrahim Rusli. (2001). Pembinaan Perilaku Sosial Melalui Pendidikan Jasmani.

Jakarta Pusat : Direktorat Jenderal Olahraga.

Lutan Rusli. et al. (2010). Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Mulyana. (2013). Pendidikan Pencak Silat Menbangun Jati Diri dan Karakter Bangsa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nurhasan,H. dan Cholil,D.H. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan.

Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasan,H dan Cholil,D.H. (2008). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Pemula.

Bandung: Alfabeta.

Santrock,J.W. (2007). Remaja, Jilid 2, Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga.

Silalahi Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Sanapiah,F. (2010). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Grafindo Persada.

Sutresna,N., Erawan,B., dan Rismayadi,A. (2011). Modul Sosiologi Olahraga.

(39)

Syamsu Yusuf. (2011). Psikologi perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Usman,H. dan Purnomo,S. (2008). Metode Peneitian Sosial. Jakarta: Bumi

Aksara.

Wahjoedi. (2001). Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT.Raya

Grafindo Persalia.

Wiarto Giri. (2013). Fisiologi dan Olahraga. Jogjakarta: Graha Ilmu.

Website

www.beritaduniapendidikan.com/baca/121/2013-09-09/home.

www.pps.unud.ac.id

Gambar

Tabel
GAMBAR
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket
Tabel 3.2 Skor untuk Soal Positif
+4

Referensi

Dokumen terkait

kegiatan seni, budaya, olahraga dan sosial kemasyarakatan (lokasi seni, budaya, sarana olahraga dan kegiatan sosial yang dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan)

kegiatan seni, budaya, olahraga dan sosial kemasyarakatan (lokasi seni, budaya, sarana olahraga dan kegiatan sosial yang dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan)

kegiatan seni, budaya, olahraga dan sosial kemasyarakatan (lokasi seni, budaya, sarana olahraga dan kegiatan sosial yang dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan)

Pengungkapan sosial perusahaan perlu dilakukan sebagai wujud pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok

kegiatan seni, budaya, olahraga dan sosial kemasyarakatan (lokasi seni, budaya, sarana olahraga dan kegiatan sosial yang dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan)

Hal tersebut menjadi salah satu aspek mengapa penelitian ini kurang dapat menggambarkan pengaruh konsep diri terhadap perilaku konsumtif pembelian kosmetik pada

kegiatan seni, budaya, olahraga dan sosial kemasyarakatan (lokasi seni, budaya, sarana olahraga dan kegiatan sosial yang dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan)