PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP
BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING
ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN
SUBANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Oleh :
Chandra Sandika
NIM : 1006092
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP
BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING
ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN
SUBANG
Oleh
Chandra Sandika
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Chandra Sandika2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY
SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI
DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing
Dr. H. Memen Kustiawan, SE., M.Si., Ak., CA.
NIP. 197005212003121002
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi
Dr. H. Nono Supriatna, M.Si.
PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh
Anggaran Partisipatif terhadap Budgetary Slack dengan Variabel
Moderating Asimetris Informasi di Pemerintah Kabupaten Subang” beserta
seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Mei 2015
Yang membuat pernyataan,
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap Budgetary Slack dengan Variabel Moderating Asimetris Informasi di Pemerintah Kabupaten Subang
Oleh:
Chandra Sandika
Pembimbing:
Dr. H. Memen Kustiawan, SE., M.Si., Ak., CA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack dengan variabel moderating asimetris informasi di Pemerintah Kabupaten Subang. Responden dalam penelitian ini adalah staf/pegawai yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan analisis regresi dengan pendekatan Nilai Selisih Mutlak untuk menguji variabel moderasi asimetris informasi. Yang kemudian hipotesis ini diuji menggunakan T-test dengan IBM SPSS 20 for windows.
Pada tingkat signifikansi 0.05 dan uji 2 pihak menunjukan hasil nilai Thitung
sebesar 3,334 dengan signifikansi sebesar 0,001. Sedangkan Ttabel diketahui
nilainya adalah 2,000. Sehingga nilai Thitung 3,334 > Ttabel 2,000 dan besarnya
p-value 0,001 lebih kecil dari 0,005 yang berarti H01 ditolak. Dengan perkataan lain
bahwa partisipasi anggaran (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
budgetary slack (Y).
Untuk hasil pengujian statistik hipotesis kedua, pada tingkat signifikansi 0.05 dan uji 2 pihak menunjukan hasil nilai Thitung sebesar 2,418 dengan
signifikansi sebesar 0,000. Sedangkan Ttabel diketahui nilainya 2,000. Dengan
demikian H02 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa, pengaruh partisipasi
anggaran terhadap budgetary slack (senjangan anggaran) dimoderasi oleh asimetris informasi.
ABSTRACT
Budget Participation Influence on Budgetary Slack with Moderating Variable Asymmetric Information in Subang Regency Government
By:
Chandra Sandika
Supervisor:
Dr H. Memen Kustiawan, SE., M.Sc., Ak., CA.
This study aimed to determine the effect of budget participation on budgetary slack with moderating variables asymmetric information in Subang Regency Government. Respondents in this study were the staff / employees involved in the budgeting process. The data used is primary data obtained through questionnaires. Data analysis method used is a simple regression analysis and regression analysis with Absolute Difference Value approach to test the moderating variable asymmetric information. These hypotheses are then tested using a t-test with IBM SPSS 20 for windows.
At the 0.05 significance level and test 2 shows the results T value of 3.334 with a significance of 0.001. While T known value is 2.000. So the value of T 3,334 > 2,000 T and magnitude of p-value less than 0.005 0.001 which means the alternative hypothesis (Ha1) previously filed acceptable and reject H01. So based
on the outcome of these tests, it can be concluded that the budgetary participation (X1) positive and significant impact on the budgetary slack (Y).
For the second hypothesis statistical tests, the significance level of 0.05 and test 2 shows the results T value of 2.418 with a significance of 0.000. While the known value T 2,000. That means H02 rejected. It can be concluded that, the
effect of budget participation on budgetary slack moderated by asymmetric information.
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI 1.1. Maksud dan Tujuan Penelitian 9 1.3.1. Maksud Penelitian 9 1.3.2. Tujuan Penelitian 9 1.4. Manfaat Penelitian 9 1.4.1. Aspek Teoritis 9 1.4.2. Aspek Praktis 10 BAB IITINJAUAN PUSTAKA 11 2.1. Kajian Pustaka 11 2.1.1. Anggaran 11 2.1.1.1.Pengertian Anggaran ... 11
2.1.1.2.Fungsi dan Manfaat Anggaran ... 12
2.1.1.3.Jenis Anggaran Sektor Publik ... 13
2.1.1.4.Prinsip Anggaran Sektor Publik ... 14
2.1.1.5.Proses Penyusunan Anggaran ... 16
2.1.4. Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap Budgetary Slack 32 2.1.5.Pengaruh Moderasi Asimetris Informasi terhadap Anggaran
Partisipatif dan Budgetary Slack Informasi Asimetri 33
2.2. Penelitian Terdahulu 34
2.3. Kerangka Pemikiran 36
2.4. Hipotesis 39
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN 40
3.1. Objek Penelitian 40
3.2. Metode Penelitian 40
3.3. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 41
3.3.2. Operasionalisasi Variabel 43
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 44
3.4.1. Populasi Penelitian 44
3.4.2. Sampel Penelitian 45
3.5. Metode Pengumpulan Data 45
3.6. Instrumen Penelitian 46
3.7. Teknik Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis 49
3.7.1.Teknik Analisis Data 49
3.7.2. Pengujian Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian 51
3.7.3. Uji Asumsi Klasik 51
3.7.4. Rancangan Pengujian Hipotesis 55
BAB IVMETODOLOGI PENELITIAN 60
4.1. Hasil Penelitian 60
4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Subang 60
4.1.1.1. Visi Kabupaten Subang 67
4.1.1.2. Misi Kabupaten Subang 67
4.1.1.3.Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Subang Tahun
2013 – 2017 68
4.1.1.4.Gambaran Umum Responden 69
4.1.2. Deskripsi Data Variabel Penelitian 71
4.1.2.1.Gambaran Umum Variabel Partisipasi Anggaran 71 4.1.2.2. Gambaran Umum Variabel Budgetary Slack 78 4.1.2.3. Gambaran Umum Variabel Asimetris Informasi 85
4.1.3. Analisis Data 89
4.1.3.1. Uji Kualitas Data 89
4.1.3.2. Uji Asumsi Klasik 92
4.1.2.3. Uji Hipotesis 98
4.2. Pembahasan 107
4.2.1.Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Budgetary Slack 107 4.2.2. Pengaruh Asimetris Informasi sebagai Variabel Moderasi dalam
Mempengaruhi Anggaran Partisipatif dengan Budgetary Slack 110
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 117
5.1. Simpulan 117
5.2. Saran 118
DAFTAR PUSTAKA viii
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Subang
Tahun Anggaran 2009- 2013 4
Tabel 2.1. Tabel Penelitian Terdahulu 34
Tabel 3.1. Tabel Operasionalisasi Variabel 43
Tabel 3.3. Kriteria Nilai Durbin-Watson 53
Tabel 4.1. Demografi Responden 69
Tabel 4.2. Jawaban Angket Variabel X1 Pernyataan No. 1 72 Tabel 4.3. Jawaban Angket Variabel X1 Pernyataan No. 2 73 Tabel 4.4. Jawaban Angket Variabel X1 Pernyataan No. 3 74 Tabel 4.5. Jawaban Angket Variabel X1 Pernyataan No. 4 75 Tabel 4.6. Jawaban Angket Variabel X1 Pernyataan No. 5 76 Tabel 4.7 Jawaban Angket Variabel X1 Pernyataan No. 6 77 Tabel 4.8. Jawaban Angket Variabel Y Pernyataan No. 1 79 Tabel 4.9. Jawaban Angket Variabel Y Pernyataan No. 2 80 Tabel 4.10. Jawaban Angket Variabel Y Pernyataan No. 3 81 Tabel 4.11. Jawaban Angket Variabel Y Pernyataan No. 4 82 Tabel 4.12. Jawaban Angket Variabel Y Pernyataan No. 5 83 Tabel 4.13. Jawaban Angket Variabel Y Pernyataan No. 6 84 Tabel 4.14. Jawaban Angket Variabel Asimetris Informasi 85
Tabel 4.15. Validitas Instrumen Penelitian 89
Tabel 4.16. Realibilitas Instrumen Penelitian 91
Tabel 4.17. Nilai VIF Variabel 92
Tabel 4.18. Nilai Durbin Watson 93
Tabel 4.19. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 97
Tabel 4.20. Hasil Uji Determinasi antara Partisipasi Anggaran terhadap
Budgetary Slack 99
Tabel 4.21. Hasil Uji F Statistik Antara Partisipasi Anggaran terhadap
Budgetary Slack 99
Tabel 4.22. Hasil Uji T Statistik Antara Partisipasi Anggaran terhadap
Budgetary Slack 101
Tabel 4.23. Hasil Uji Determinasi Asimetris Informasi dalam Memoderasi Partisipasi Anggaran terhadap Budgetary Slack 102 Tabel 4.24. Hasil Uji F Statistik Asimetris Informasi dalam Memoderasi
Partisipasi Anggaran terhadap Budgetary Slack 103 Tabel 4.25. Hasil Uji T Statistik Asimetris Informasi dalam Memoderasi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik 18
Gambar 2.2. Arah Aliran Data Partisipasi Anggaran 25
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran 38
Gambar 4.1. Lambang Kabupaten Subang 64
Gambar 4.2. Scatterplot Variabel Dependen 94
Gambar 4.3. Histogram Normalitas Data 96
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Proses perencanaan dan realisasi anggaran memerlukan partisipasi dan
perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka
menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah. Sejalan dengan berlakunya
UndangUndang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang
-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Daerah, lahirlah peraturan yang lebih rinci misalnya PP No.20/2004 tentang
Rencana Kerja Pemerintah, PP No. 21/2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementrian Negara/Lembaga, PP No. 56/2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah dan PP No. 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Anggaran merupakan sebuah alat bantu manajemen dalam menjalankan fungsi
perencanaan, koordinasi, komunikasi dan pengendalian. Anggaran merupakan alat
manajemen yang sangat penting untuk mengkomunikasikan rencana-rencana manajemen
di dalam suatu organisasi, mengalokasikan sumber daya dan mengkoordinasikan aktivitas
(Harefa, 2008). Selain itu, anggaran juga berfungsi sebagai alat perencanaan dan
pengendalian agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif
dan efisien. Anggaran sebagai alat perencanaan mempunyai peranan dalam hal
merencanakan pembiayaan dan pendapatan pada suatu pusat pertanggungjawaban yang
berbagai kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan sebagai alat
pengendalian, anggaran berperan dalam hal penilaian kinerja manajer dengan melihat
sejauh mana manajer dapat mencapai target yang sudah ditetapkan dalam anggaran.
Proses penyusunan anggaran pada beberapa waktu lalu dilakukan dengan
sistem top-down, artinya atasan yang menentukan anggaran yang akan dijalankan
kedepannya dan bawahan hanya menjalankan apa yang sudah ditetapkan dalam
anggaran. Hal ini mengakibatkan tidak efektifnya kinerja bawahan. Dengan
adanya perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi
memberikan konsekuensi perlunya perubahan pendekatan pada manajemen keuangan
daerah.
Namun otonomi daerah yang terbentuk menciptakan kesenjangan dalam
penganggaran daerah dimana kesenjangan terjadi antara divisi - divisi yang ada
dalam pemerintahan atau antara bawahan dengan atasan. Berdasarkan pada kondisi
tersebut di atas, maka kemudian munculah sistem penganggaran yang diharapkan
dapat meningkatkan kinerja manajer atau bawahan yaitu penganggaran pastisipasi
(participatory budgeting). Anggaran partisipatif adalah sebuah proses yang
menggambarkan dimana individu-individu terlibat dalam penyusunan anggaran dan
mempunyai pengaruh terhadap target anggaran, dan perlunya penghargaan atas
pencapaian anggaran tersebut (Brownell, 1982 dalam Falikhatun, 2007). Semakin
tinggi keterlibatan individu dalam hal ini manajer tingkat bawah maka semakin tinggi
pula rasa tanggung jawab mereka untuk melaksanakan keputusan yang dihasilkan
bersama tersebut. Namun, keterlibatan manajer tingkat bawah dalam penyusunan
anggaran terkadang menimbulkan masalah lain yaitu kesenjangan anggaran atau
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perbedaan/selisih antara sumber daya yang sebenarnya dibutuhkan untuk
melaksanakan sebuah pekerjaan dengan sumber daya yang diajukan dalam anggaran
(Anggraeni, 2008).
Salah satu alasan diterapkannya anggaran partisipatif yaitu karena adanya
informasi asimetri, yaitu perbedaan informasi yang dimiliki bawahan dengan
atasan. Hal ini disebabkan karena ada beberapa alasan di antaranya yaitu karena
penetapan anggaran tidak dapat dilakukan seoptimal mungkin ketika subordinat atau
manajemen tingkat bawah memiliki informasi yang lebih baik tentang faktor
-faktor yang mempengaruhi kinerjanya dibandingkan superior atau manajemen tingkat
atas.
Oleh karena itu, diterapkanlah sistem anggaran partisipatif agar informasi
yang dimiliki bawahan dapat dikomunikasikan dengan atasan. Namun, perbedaan
informasi antara bawahan dan atasan menjadi faktor utama terjadinya budgetary
slack, faktor lain yang juga mempunyai pengaruh yaitu penekanan anggaran dan
penilaian kinerja. Penerapan anggaran partisipatif diharapkan dapat mengurangi
perbedaan informasi yang dimiliki antara bawahan dengan atasan karena dalam
anggaran partisipatif, informasi yang dimiliki bawahan dapat dikomunikasikan
dengan atasan. Namun, kondisi tersebut juga dapat menyebabkan terjadinya
senjangan anggaran jika bawahan memberikan informasi yang bias kepada atasan
(Falikhatun, 2007). Beberapa peneliti menemukan bahwa senjangan anggaran akan
menjadi lebih besar dalam kondisi informasi asimetri. Informasi asimetri adalah
kondisi dimana bawahan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan atasan.
Makna anggaran partisipasi di swasta dan di sektor publik akan
penyusunan anggaran daerah (APBD) (Abdullah, 2008). Melalui sistem ini,
semua pelaksana anggaran dilibatkan dalam penyusunan anggaran sehingga
tercapai kesepakatan mengenai penganggaran.
Anggaran Pemerintah Kabupaten Subang memiliki perencanaan yang
sesuai dengan yang diharapkan dan menjawab kebutuhan masyarakat.
Optimalisasi pendapatan daerah melalui upaya penggalian potensi pajak dan
retribusi sedangkan prioritas kebijakan belanja tidak akan terlepas dari Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sesuai dengan arah pembangunan daerah
Kabupaten Subang. Implementasi dari kebijakan dalam proses penyusunan dan
realisasi anggaran Pemerintah Kabupaten Subang dapat tercermin melalui
Laporan Realisasi Anggaran tahun 2009 – 2013 (terlampir) di pos pendapatan dan
belanja yang dirilis oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
Tabel 1.1
Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Subang
Tahun Anggaran 2009 – 2013
Tahun
Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih
Pendapatan Pendapatan lebih/kurang Belanja Belanja lebih/kurang
2009 1,085,841 1,111,836 -25,995 1,092,411 1,074,026 18,384 2010 1,237,131 1,186,278 50,853 1,293,739 1,239,355 54,384 2011 1,410,432 1,405,974 4,458 1,420,963 1,351,795 69,168 2012 1,554,839 1,566,137 11,297 1,596,380 1,481,609 -114,771 2013 1,771,192 1,815,830 44,638 1,895,731 1,778,350 -117,380 (dalam jutaan rupiah)
Tabel tersebut menunjukkan kinerja para manajer pemerintah kurang
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
selisih kurang antara anggaran yang ditetapkan dengan anggaran sesungguhnya.
Dicermati dari data tersebut, Laporan Realisasi Anggaran APBD tahun
2009-2013, menunjukkan bahwa jumlah anggaran yang ditetapkan ada yang kurang dari
100% dan ada yang lebih dari 100% terealisasikan. Berdasarkan data tersebut
terlihat anggaran diestimasi dengan sengaja agar jumlah yang tertera lebih
tinggi atau bahkan lebih kurang dari yang seharusnya, sehingga dapat
menimbulkan senjangan anggaran.
Dilihat dari data tersebut dapat diketahui estimasi anggaran di tahun
berikutnya tidak memperhatikan realisasi anggaran tahun sebelumnya. Hal ini
terlihat dari rencana yang telah ditetapkan bahwa realisasi anggaran yang
dialokasikan cenderung mengalami peningkatan tetapi secara presentasi
realisasinya cenderung tidak stabil dari tahun 2009 sampai dengan 2013. Hal ini
menunjukan bahwa belum seluruhnya realisasi anggaran dapat terserap oleh
alokasi belanja rutin maupun belanja pembangunan yang mengakibatkan sisa
lebih perhitungan pada setiap tahun anggaran.
Senjangan anggaran timbul apabila manajer sengaja menetapkan
pendapatan terlalu rendah atau menetapkan biaya terlalu besar. Salah satu kondisi
yang dapat menyebabkan timbulnya senjangan anggaran adalah adanya informasi
asimetri. Penelitian Armaeni (2012) menunjukkan bahwa partisipasi anggaran,
informasi asimetri dan penekanan anggaran berpengaruh terhadap budgetary
slack.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Apriyandi (2011) hasil
signifikan terhadap budgetary slack sehingga dapat disimpulkan bahwa informasi
asimetri memoderasi hubungan antara anggaran partisipatif dengan budgetary
slack. Artinya perbedaan informasi yang dimiliki bawahan dengan atasan sangat
mempengaruhi hubungan antara anggaran partisipatif dengan budgetary
slack. Afiani (2010) juga membuktikan bahwa informasi asimetri memiliki
pengaruh terhadap senjangan anggaran, asimetri informasi tinggi maka
senjangan anggaran juga akan tinggi.
Secara parsial, masing-masing variabel partisipasi anggaran, informasi
asimetris dan penekanan anggaran juga berpengaruh secara signifikan terhadap
timbulnya budgetary slack. Berdasarkan hasil penelitian ini dikatakan apabila
partisipasi anggaran, informasi asimetris dan penekanan anggaran pada SKPD
Pemerintah Kabupaten Pinrang tersebut tinggi, maka budgetary slack juga akan
tinggi. Berbagai penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Dunk (1993) dalam Falikhatun (2007) dalam hasil penelitiannya mengatakan
bahwa interaksi antara partisipasi, informasi asimetri dan budget emphasis
mempunyai hubungan yang negatif dengan budgetary slack tetapi korelasinya
signifikan, halini ketika partisipasi, informasi asimetri dan budget emphasis tinggi
maka budgetary slack rendah dan begitu juga sebaliknya.
Partisipasi anggaran dinilai mempunyai konsekuensi terhadap sikap dan perilaku
anggota organisasi (Murray,1990 dalam Sumarno, 2005). Utomo (2006) mengemukakan
bila partisipasi anggaran tidak dilaksanakan dengan baik dapat mendorong
bawahan/pelaksana anggaran melakukan senjangan anggaran. Hal ini mempunyai
implikasi negatif seperti kesalahan alokasi sumber daya dalam evaluasi kinerja bawahan
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fisher, Frederickson dan Peffer (2002) menemukan bahwa senjangan anggaran akan
menjadi lebih besar dalam kondisi asimetri informasi. Hal ini sejalan dengan Utomo
(2006) dimana asimetri informasi mendorong bawahan/pelaksana anggaran membuat
senjangan anggaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa asimetri informasi merupakan
pemicu (antecedent) senjangan anggaran.
Hasil penelitian – penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak
konsisten. Falikhatun (2007) mengatakan bahwa anggaran partisipatif berpengaruh
positif signifikan terhadap budgetary slack. Penelitian terhadap pengaruh anggaran
partisipatif dengan budgetary slack juga dilakukan oleh Hafsah (2005) yang
mengatakan bahwa anggaran partisipatif berpengaruh secara signifikan terhadap
kesenjangan anggaran. Antle dan Eppen (1985) dan Lukka (1988) dalam Muhammad
(2001) berpendapat bahwa semakin tinggi partisipasi, maka semakin tinggi
kecenderungan menciptakan slack, ini disebabkan oleh asimetris informasi. Afiani
(2010) juga membuktikan bahwa informasi asimetri memiliki pengaruh terhadap
senjangan anggaran, asimetri informasi tinggi maka senjangan anggaran juga
akan tinggi.
. Sedangkan, Camman (1976), Merchant (1985) dan Onsi (1973) dalam
Muhammad (2001) menunjukan hasil yang berlawanan, hasil penelitian mereka
menunjukan bahwa partisipasi dapat mempengaruhi penurunan dalam slack yang
ditandai dengan adanya komunikasi yang positif antara para manajer sehingga
bawahan tidak menciptakan budgetary slack.
Penelitian ini mengacu kepada penelitian yang pernah dilakukan oleh Supanto
yang dipengaruhi oleh informasi asimetri, motivasi dan budaya organisasi sebagai
variabel moderasi. Namun dalam penelitian ini variabel budaya organisasi dan motivasi
tidak dimasukkan sebagai variabel moderasi karena penelitian Supanto menunjukkan
bahwa kedua variabel tersebut tidak memoderasi hubungan antara anggaran partisipatif
dengan budgetary slack. Oleh karena itu penulis mencoba memasukan asimetris
informasi sebagai variabel moderasi.
Penelitian mengenai hubungan antara anggaran partisipatif dengan
budgetary slack belum banyak dilakukan di sektor publik, sebagian besar
dilakukan pada sektor swasta khususnya manufaktur. Padahal organisasi sektor
publik yang meliputi pemerintah pusat, pemerintah daerah, yayasan, BUMN,
BUMD dan LSM memiliki karakteristik anggaran yang sangat berbeda dengan
sektor swasta terutama pada proses penyusunan anggaran dan pelaporan
keuangannya. Anggaran pada sektor publik terkait dengan proses penentuan
jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter
yang menggunakan dana milik masyarakat.
Karena adanya inkonsistensi hasil dari berbagai penelitian di atas maka
penulis tertarik melakukan penelitian yang berkaitan dengan terjadinya
budgetary slack yang disebabkan oleh anggaran partisipatif dan variabel lain
yang mempengaruhi hubungan keduanya yaitu informasi asimetri. Judul
penelitian yang penulis pilih yaitu “Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap
Budgetary Slack dengan Variabel Moderating Asimetris Informasi di
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Apakah anggaran partisipatif mempunyai pengaruh negatif terhadap
budgetary slack?
2. Apakah asimetris informasi tidak memoderasi pengaruh anggaran
partisipatif terhadap senjangan anggaran?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1. Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar anggaran
partisipatif mempengaruhi senjangan anggaran yang dimoderasi oleh asimetris
informasi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah.
1.3.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah adalah:
1. Untuk menguji apakah anggaran partisipatif berpengaruh negatif
terhadap budgetary slack.
2. Untuk menguji apakah asimetris informasi tidak memoderasi pengaruh
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Aspek Teoritis
Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya keilmuan
akuntansi terutama dalam bidang sektor publik, akuntansi keperilakuan, dan
akuntansi manajemen terkait dengan hubungan anggaran partisipatif dengan
budgetary slack. Diharapkan juga hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan
untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2. Aspek Praktis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi
Pemerintah Kabupaten Subang dalam rangka penyusunan anggaran dan hal-hal
yang terkait di dalamnya. Bagi penulis sendiri, melalui penelitian ini memberikan
kesempatan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman terutama terkait
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Obyek penelitian merupakan suatu entitas dalam melakukan berbagai macam
hal yang akan diteliti. Penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh partisipasi
anggaran Pemerintah Kota Subang dalam menciptakan senjangan anggaran yang
dimoderasi oleh asimetris informasi. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek
penelitian adalah partisipasi anggaran Pemerintah Kota Subang berdasarkan
pengaruhnya terhadap senjangan anggaran yang dimoderasi oleh asimetris informasi.
Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kabupaten Subang.
Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh anggaran partisipatif terhadap budgetary
slack belum banyak dilakukan di sektor publik, kebanyakan hanya melakukan
penelitian di sektor swasta. Oleh karena itu penulis mencoba melakukan penelitian di
sektor publik yaitu di Pemerintah Kabupaten Subang.
3.2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analisis dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Menurut M. Nazir
(1983:54) mengatakan bahwa:
fakta-fakta, sifat, hubungan serta pengaruh antar fenomena yang diselidiki.
Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian korelasional.
Korelasional sebagaimana yang diungkapkan oleh Husein Umar (2008: 47)
bahwa:
Metode korelasional adalah riset yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Perbedaan utama dengan metode yang lain adalah adanya usaha untuk menaksir hubungan dan bukan sekedar deskripsi. Periset dapat mengetahui berapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya serta besarnya arah hubungan.
Metode korelasional digunakan dalam penelitian ini dikarenakan untuk
mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap kesenjangan anggaran
dengan variabel moderating asimetris informasi yang kemudian diambil
kesimpulan.
3.3. Definisi dan Operasionalisasi Variabel
3.3.1. Definisi Variabel
Informasi asimetri adalah perbedaan informasi yang dimiliki antara
bawahan dengan atasan tentang suatu pusat pertanggungjawaban. Informasi
asimetri tersebut diantaranya yaitu pertama, manajer mengetahui lebih baik
mengenai kegiatan pusat pertanggungjawabannya dibanding dengan atasannya
atau sebaliknya dan kedua, manajer mengetahui lebih baik apa yang bisa dicapai
oleh pusat pertanggungjawabannya atau sebaliknya. Informasi asimetri dalam
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikembangkan oleh Dunk (1993) yang dikutip dari Anggraeni (2008) terdiri dari
enam item pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala likert 1-5
Anggaran partisipatif adalah proses penyusunan anggaran yang melibatkan
manajer pusat pertanggungjawaban dalam penyusunan anggaran. Anggaran
partisipatif dapat berupa keikutsertaan manajer pusat pertanggungjawaban dalam
penyusunan anggaran, keterlibatan dalam memberikan pendapat dan seringnya
manajer puncak menanyakan pendapat manajer pusat pertanggungjawaban dalam
menyusun anggaran. Untuk mengukur variabel anggaran partisipatif digunakan
kuesioner yang merupakan kuesioner yang dikembangkan oleh Milani (1975) yang
dikutip dari Anggraeni (2008) yang terdiri dari enam item pertanyaan yang diukur
dengan menggunakan skala likert 1-5.
Budgetary slack adalah perbedaan jumlah anggaran yang disusun manajer
pusat pertanggungjawaban dengan estimasi terbaik perusahaan. Budgetary slack
biasanya dilakukan dengan menetapkan pendapatan lebih rendah daripada
estimasi terbaik yang bisa dicapai dan menetapkan biaya yang terlalu tinggi dari
estimasi yang seharusnya bisa lebih rendah atau menyatakan jumlah input terlalu
tinggi dari yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu unit output. Indikator
adanya budgetary slack antara lain yaitu sulit atau tidaknya target anggaran
dicapai, pengeluaran yang terjadi dalam pusat pertanggungjawaban tidak dibatasi
oleh anggaran, ada tidaknya tuntutan khusus dalam anggaran, dan target umum
yang ditetapkan dalam anggaran sulit untuk dicapai. Untuk mengukur variabel
dikembangkan oleh Dunk (1993) yang dikutip dari Anggraeni (2008) yang terdiri
dari 6 (enam) item pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala likert 1-5.
3.2. Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan sebuah pengukuran variabel, berkaitan
dengan fungsi variabel yang dapat diukur ke dalam indikator tertentu untuk
memberi gambaran yang lebih kongkret mengenai abstraksi variabel yang
diwakilinya. Hal ini dilakukan sebagai pedoman bagi peneliti dalam mengumpulkan
data untuk menjawab masalah-masalah yang dikaji dalam penelitian ini.
Variabel-variabel yang akan diteliti akan diberi batasan-batasan secara operasional, agar
menghindari kekeliruan dalam menafsirkan masalah.
Penelitian ini menggunakan tiga variabel penelitian yaitu partisipasi anggaran
(variabel independen), asimetris informasi (variabel moderasi) dan senjangan
anggaran (variabel dependen).
Keikutsertaan ketika anggaran sedang disusun
O Alasan atasan membuat revisi anggaran
Frekuensi meminta pendapat dan usulan tentang anggaran kepada atasan
Pengaruh yang dirasakan atas anggaran final
Pandangan atasan/tim atas kontribusinya terhadap angaran
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Asimetris Informasi (Variabel X2)
Informasi yang dimiliki bawahan dibandingkan dengan atasan
Hubungan input-output yang ada dalam operasi internal
Kinerja potensial
Teknis pekerjaan
Mampu menilai dampak potensial
Pencapaian bidang kegiatan
Kemampuan standar anggaran dalam mendorong produktivitas yang tinggi Sulit tidaknya target anggaran di dalam pusat
pertanggungjawaban dicapai/diwujudkan
Pengeluaran yang terjadi dalam pusat
pertanggungjawaban tidak dibatasi anggaran
Ada tidaknya tuntutan khusus dalam anggaran
Target anggaran mendorong pihak manajemen untuk meningkatkan efisiensi dalam pusat pertanggungjawaban
Target umum yang ditetapkan dalam anggaran sulit dicapai
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1. Populasi Penelitian
Sugiyono (2013) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Pemerintah Daerah
(SKPD) Kabupaten Subang. Jumlah SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah ) di
Kabupaten Subang berjumlah 62 SKPD yang terdiri atas ; 32 SKPD Badikan (Badan,
Dinas, Kantor) dan 30 SKPD Kecamatan. Kelompok yang menjadi responden yang
akan diambil adalah pejabat setingkat kepala bidang/bagian/subbagian dengan masa
melalui metode survei serta distribusi langsung (direct distribution method) yaitu
mendatangi responden secara langsung untuk menyerahkan dan mengumpulkan
kembali kuesioner.
3.4.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Sedangkan menurut Umar (2008) sampel
merupakan bagian kecil dari suatu populasi. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan sampel jenuh, dimana semua populasi dijadikan sebagai sampel
penelitian. Kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu pegawai yang mempunyai
jabatan struktural dalam SKPD sehingga yang menjadi responden adalah pegawai
setingkat kepala bidang/bagian/subbagian yang mengerti tentang proses
penganggaran pada wilayah tanggung jawabnya.
Adapun yang ditentukan oleh peneliti dalam pengambilan sampel
adalah manajer tingkat menengah dan tingkat bawah di pemerintah daerah yaitu
anggota SKPD setingkat kepala bidang/bagian/subbagian dari badan, dinas dan
kecamatan Kabupaten Subang yang berkaitan dengan penyusunan anggaran.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan mekanisme dalam memperoleh data
yang sesuai dengan apa yang diperlukan dalam fungsi-fungsi tertentu. Hal
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Penggunaan Kuesioner
Penggunaan kuesioner adalah cara-cara pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pernyataan (angket) atau daftar isian terhadap objek yang
diteliti (populasi).
2. Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan langsung tanya jawab
kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan
terkait dengan objek yang diteliti.
Metode yang digunakan untuk memperoleh data dari responden yaitu
metode survey dengan menggunakan kuisioner yang berisi sejumlah pertanyaan
yang berkaitan dengan anggaran partisipatif, informasi asimetri dan budgetary
slack. Penyebaran kuisioner dilakukan dengan mendatangi satu per satu
responden, kemudian mengecek apakah sesuai kriteria kemudian menanyakan
kesediaannya dalam mengisi kuisioner. Prosedur ini penting untuk menjaga agar
responden mengisi kuisioner dengan sungguh-sungguh. Kuisioner yang diberikan
terdiri dari 2 bagian pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui identitas
responden dan persepsi responden mengenai anggaran partisipatif, informasi
asimetri dan budgetary slack. Teknik skala pengukuran menggunakan skala
pengukuran ordinal. Dengan skala ordinal maka jawaban setiap item instrumen
dinilai dari sangat positif sampai sangat negatif yaitu dari skala 1 sampai skala 5.
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang akan disebarkan ke setiap
responden yang menjadi objek penelitian dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Partisipasi Anggaran (X1)
Pengukuran keterlibatan dan pengaruh seorang pemimpin dan
bawahan/pegawai dalam proses penyusunan anggaran digunakan intrumen yang
dikembangan oleh Milani (1975). Jawaban pertanyaan disusun dengan
menggunakan skala Likert dengan rentang satu sampai lima. Setiap responden
diminta untuk menjawab enam butir pertanyaan yang mengukur tingkat partisipasi
responden, pengaruh yang dirasakan dan kontribusi responden dalam proses
penyusunan anggaran, dengan cara memilih satu nilai dalam skala satu sampai
lima. Skala rendah (nilai 1) menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah (sangat
tidak setuju), sebaliknya skala tinggi (nilai 5) menunjukkan tingkat partisipasi
yang tinggi (sangat setuju). Nilai skala menunjukkan nilai skor jawaban setiap
butir pernyataan. Penggunaan skala tersebut dapat digunakan untuk mengukur
reliabilitas dan validitas instrumen, dengan syarat tingkat reliabilitas instrumen
penelitian yang dapat diterima yakni skor cronbach alpha di atas 0,06 (Nunnally,
1967 dalam Ghozali, 2007:42).
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penentuan ukuran senjangan anggaran mengacu pada penelitian yang
dilakukan Latuheru (2005:80). Item-item pertanyaan yang dipakai dalam pengukuran
senjangan anggaran menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Dunk, 1993
(dalam Latuheru 2005:80) dengan enam item pertanyaan. Jawaban pertanyaan
disusun dengan menggunakan skala Likert dengan rentang satu sampai lima.
Responden diminta untuk menyatakan pendapat yang mengukur kecenderungan
penciptaan senjangan dengan cara memilih satu nilai dari skala satu sampai lima.
Skala rendah (nilai 1) menunjukkan pendapat sangat tidak setuju, sebaliknya skala
tinggi (nilai 5) menunjukkan pendapat sangat setuju.
3. Asimetris Informasi (X2)
Asimetris informasi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai suatu
kondisi yang terjadi ketika bawahan memliki informasi lebih dibanding atasan
mengenai suatu unit organisasi atau pusat pertanggungjawaban bawahan. Untuk
mengukur persepsi responden atas asimetris informasi, digunakan instrumen yang
dikembangkan Dunk (1993) dalam Widiastuti (2006) yang terdiri dari 6
pertanyaan. Jawaban pertanyaan disusun dengan menggunakan skala Likert
dengan rentang satu sampai lima. Responden diminta untuk menyatakan pendapat
yang mengukur besarnya peran informasi antara atasan dan bawahan dalam suatu
organisasi yang mempengaruhi saat melakukan partisipasi pada pembuatan
(nilai 1) menunjukkan pendapat sangat tidak setuju, sebaliknya skala tinggi (nilai
5) menunjukkan pendapat sangat setuju.
3.7. Teknik Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis
3.7.1. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini terdapat tiga kelompok variabel yaitu variabel dependen
(Y) yakni senjangan anggaran, variabel independen (X1) yaitu partisipasi anggaran,
serta variabel moderating (X2) asimetri informasi.
Data di lapangan diperoleh dengan cara peneliti menyediakan instrumen
penelitian. Instrumen penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam suatu
penelitian, karena dengan instrumen ini peneliti dapat dengan mudah mengumpulkan
data yang diperlukan guna pengujian terhadap hipotesis.
Setelah instrumen penelitian dianggap akurat dan pasti maka dilakukan penentuan
sampel. Langkah selanjutnya penyebaran angket kepada responden yang telah
ditetapkan. Kemudian setelah data diperoleh dari lapangan, maka langkah selanjutnya
adalah pengolahan data. Untuk pengolahan data dikelompokkan menjadi tiga tahap
persiapan, tabulasi dan penerapan data/analisis data.
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari hasil kuesioner dan memberikan nilai/pembobotan (scoring) sesuai dengan
pedoman/sistem penilaian yang diterapkan.
Penerapan data/analisis data dilaukan dengan menggunakan stastistik untuk
menguji hipotesis yaitu melalui Regresi sederhana (simple regression) digunakan
penulis untuk menghubungkan anatara partisipasi anggaran dengan senjangan
anggaran. Selain itu, penulis juga menggunakan analisa regresi dengan selisih mutlak
(pengurangan) dengan menggunakan standrized score untuk melihat pentingnya
masing-masing variabel bebas secara relatif dalam mengeliminasi perbedaan atau
mempertemukan kondisi (matching condition) unit ukuran variabel bebas (Frucot and
Sheron, 1991 dalam Imam Ghozali, 2007:167-168). Teknik analisis ini mensyaratkan
data berskala sekurang-kurangnya data berskala interval. Oleh sebab itu melalui
Methods of Succesive Internal (MSI) dilakukan transformasi data berskala ordinal
menjadi data berskala interval dengan langkah sebagai berikut:
1. Perhatikan setiap item pertanyaan.
2. Tentukan frekuensi setiap skor pertanyaan. Untuk semua item pertanyaan dihitung frekuensi jawabannya, berapa responden yang menjawab untuk mendapatkan masing-masing skor 1, 2, 3, 4, atau 5.
3. Tentukan proporsi (P) tiap skor jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.
4. Tentukan proporsi (p) tiap skor jawaban secara kumulatif.
5. Hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif dari tiap skor dengan menggunakan tabel distribusi normal.
6. Tentukan nilai densitas yang diambil dari nilai Z untuk setiap skor dengan menggunakan tabel Densitas atau menghitung nilai fungsi kepadatan dengan menggunakan rumus:
7. Menghitung SV (Skala Value) untuk masing-masing kategori responden, dengan rumus:
��� � � �
= �� � � � � �� �� � − �� � � � �� � � � �� � − �� � � � �� �� �� �� �
Keterangan:
Dencity at Upper Limit : Kepadatan Batas Atas
Area Bellow Upper Limit : Daerah di Bawah Batas Atas Area Below Lower Limit : Daerah di Bawah Batas Bawah 8. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus:
NT = NS + (1+|NSmin|)
Dimana |NSmin| adalah harga mutlak NS yang paling kecil dari skor yang tersedia.
Untuk memudahkan interpretasi, posisi awal diberi nilai skala 1 (satu), kemudian bobot pada kategori respon lainnya disesuaikan (adjusted). 9. Menyiapkan pasangan data variabel independen dan dependen dari semua
sampel penelitian untuk pengujian hipotesis. (Husein Umar, 2008:168-169) Agar lebih mempermudah, maka pengolahan dilakukan dengan bantuan Microsoft Office Excel.
3.7.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat, yaitu valid dan reliabel.
Namun, mengingat instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner,
maka kesungguhan responden dalam mengisi kuesioner sangat dibutuhkan agar
kedua syarat tersebut terpenuhi.
Instrumen atau pengukuran yang digunakan pada penelitian terdahulu
yang lebih teruji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dilakukan untuk
menggambarkan tingkat kemampuan suatu instrumen dalam mengukur apa yang
hendak diukurnya. Pengujian validitas setiap item pernyataan dilakukan dengan
menghitung korelasi Product Moment Pearson dengan syarat minimum suatu
item dianggap valid adalah nilai r ≥ 0,30 (Sugiyono, 2013:116). Uji validitas pada
penelitian ini dilakukan dengan analisa item antara skor satu item dengan skor
total yang dilakukan dengan rumus Product Moment Pearson, (Husein Umar,
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dimana:
r = korelasi
N = skor item
n = banyaknya responden
Y = skor total
Sedangkan Reliabilitas pengukuran ditentukan dengan menghitung
koefisien Cronbach Alpha dari masing-masing instrumen dalam satu variabel.
Instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) bila memiliki koefisien Cronbach
Alpha yang semakin mendekati 1 (>0,60), semakin tinggi koefisien internal
reliabilitasnya (Nunnally, 1967, dalam Imam Ghozali, 2007:42).
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji kekonsistenan alat ukur dalam
mengukur gejala yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus koefisien
Cronbach Alpha (Husein Umar, 2008:58) sebagai berikut:
Dimana:
α = Cronbach’s coefficient alpha
k = jumlah pecahan
∑ ���2 = total dari varian masing-masing pecahan
3.7.3. Uji Asumsi Klasik
a. Pengujian Multikolinearitas
Multikolinearitas akan mengakibatkan koefisien regresi tidak pasti atau
mengakibatkan kesalahan standarnya menjadi tidak terhingga sehingga
menimbulkan bias spesifikasi. Multikolinearitas dilihat dari (1) nilai korelasi dan
(2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai
cutoff yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai
Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Imam Ghozali, 2007:91-92).
Selain itu, dilihat juga pada besaran korelasi antar variabel independen tidak lebih
di atas 0,90 akan menunjukkan regresi yang bebas multikolinearitas dan melihat
nilai koefisien korelasi tiap variabel (Santoso, 2005:240).
Menurut Imam Ghozali (2007:91) Suatu regresi yang baik yaitu model
regresi yang nonmultikolinearitas, artinya antara variabel independen yang satu
dengan yang lain dalam model regresi tidak saling berhubungan secara sempurna.
Jika suatu model regresi mengandung multikolinearitas maka kesalahan standar
estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen.
b. Pengujian Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara untuk
mendekteksi adanya autokorelasi dalam peneitian ini adalah dengan menggunakan
Durbin-Watson (DW) Statistic (Santoso, 2005).
Tabel 3.2
Kriteria Nilai Durbin-Watson
Durbin Watson Kesimpulan
Kurang dari 1,10 Ada Korelasi
1,10-1,54 Tanpa Kesimpulan
1,55-2,45 Tidak ada autokorelasi
2,46-2,90 Tanpa Kesimpulan
Lebih dari 2,91 Ada Korelasi
c. Pengujian Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari redusial satu pengamatan ke pengamatan yang
lain (Imam Ghozali, 2007:105). Lebih lanjut dikatakan Imam Ghozali bahwa jika
variance dari redusial satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas dan model regresi
yang baik adalah homoskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya
heteroskedastisitas dalam penelitian ini, yaitu dengan melihat Grafik Plot antara
nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diperdiksi, dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Imam Ghozali, 2007:105).
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heterosdastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas atau di
bawah 0 pada sumbu Y, maka hal ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Pengujian Normalitas Data
Uji normalitas menurut Imam Ghozali (2007:110) bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Dalam penelitian ini pengujian normalitas data dilakukan
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif
dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal
dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi
data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya (Imam Ghozali, 2007:110).
Selanjutnya pengujian dilanjutkan dengan uji statistik non-parametrik One
Sample Kolomogrov-Smirnov (K-S). Apabila nilai probabilitas melebihi taraf
signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 maka data yang dijadikan dalam penelitian
ini berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka
data yang dijadikan dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal.
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi
setelah bebas dari pelanggaran asumsi klasik, agar hasil pengujian dapat
diinterpretasikan dengan tepat. Regresi sederhana (simple regression) digunakan
penulis untuk menghubungkan antara partisipasi anggaran dengan senjangan
anggaran. Selain itu, penulis juga menggunakan analisa regresi yang disebut
sebagai model nilai selisih mutlak untuk menguji pengaruh moderasi dari variabel
asimetris informasi.
Metode ini digunakan untuk menguji partisipasi anggaran dengan variabel
moderasi (asimetris informasi) dalam hal mempengaruhi meningkatnya senjangan
anggaran. Dalam hal ini model regresi yang digunakan adalah uji nilai selisih
mutlak (pengurangan) dengan menggunakan standarized score untuk melihat
pentingnya masing-masing variabel bebas secara relatif dalam mengeliminasi
perbedaan atau mempertemukan kondisi (matching condition) unit ukuran
variabel bebas (Frucot and Sheron, 1991 dalam Imam Ghozali, 2007:167- 168).
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Hipotesis pertama: Partisipasi anggaran berpengaruh negatif terhadap
senjangan anggaran.
Karena itu secara statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:
H01 : b0 = 0, yang berarti partisipasi anggaran berpengaruh negatif
terhadap senjangan anggaran.
Ha1 : Sekurang-kurangnya ada satu bi ≠ 0, yang berarti bahwa partisipasi
Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama (1)
dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi (Sugiyono, 2013:270).
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
SA = a + b0AP + e...(1)
Dimana :
SA = senjangan anggaran
AP = anggaran partisipatif
a = harga konstan
b0 = koefisien regresi
e = faktor kesalahan (error)
Hipotesis pertama diuji dengan menggunakan regresi linear sederhana
(simple regression) dengan melihat nilai thitung dan ttabel atau p-value dengan
ketentuan hipotesis alternatif diterima jika:
1. thitung > ttabel
2. atau p-value kurang dari 0,05.
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi secara parsial pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen dalam model regresi yang sudah
dihasilkan. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 5% (α = 0,05).
Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut:
1. H01 ditolak jika Sig thitung < α (tingkat signifikansi yang digunakan)
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Hipotesis kedua: Asimetris informasi dapat memoderasi pengaruh
partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran.
Karena itu secara statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:
H02 : b0,1 = 0, yang berarti bahwa partisipasi anggaran terhadap senjangan
anggaran tidak dimoderasi oleh asimetris informasi.
Ha2 : Sekurang-kurangnya ada satu bi ≠ 0, yang berarti bahwa partisipasi
anggaran terhadap senjangan anggaran dimoderasi oleh asimetris
informasi.
Untuk menguji hipotesis kedua, maka dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi dengan pendekatan Nilai Selisih Mutlak (pengurangan) partisipasi
anggaran dengan asimetris informasi. Hipotesis kedua ini diuji dengan
membandingkan pada nilai t atau p-value. Hipotesis alternatif diterima jika:
1. thitung > ttabel
2. atau p-value kurang dari 0,05.
Berdasarkan satu pengujian terhadap hipotesis kedua tersebut diatas, maka
model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
SA = a + b0AP + b1AI + b3 [PA – AI] + e………..(2)
Dimana:
SA = Senjangan Anggaran
AP = Anggaran Partisipatif
AI = Asimetris Informasi
b0,b1,b3 = koefisien regresi
e = faktor kesalahan (error)
Uji t digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi secara parsial
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian uji t
adalah sebagai berikut: Apabila nilai signifikan thitung lebih rendah dibandingkan
dengan alpha yang digunakan (5%) maka dapat dikatakan bahwa variabel
moderasi dapat menguatkan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dalam model yang digunakan, demikian juga sebaliknya, apabila thitung
lebih besar dari alpha yang digunakan (5%) maka dapat dikatakan bahwa
variabel moderasi tidak dapat menguatkan pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen dalam model yang digunakan. Kriteria pengujian Uji
t adalah sebagai berikut:
1. H02 ditolak jika Sig thitung< α (tingkat signifikansi yang digunakan)
2. H02 diterima jika Sig thitung> α (tingkat signifikan yang digunakan)
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam analisis adalah 0,05 (5%).
Untuk mempermudah menganalisis dan menguji hipotesis yang diajukan, maka
data-data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan bantuan komputer
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, yang didukung oleh data dan
teori dalam pembahasan, penulis memberikan simpulan, sebagai berikut:
1. Partisipasi anggaran berpengaruh positif dan langsung terhadap munculnya
budgetary slack (senjangan anggaran). Dengan perkataan lain bahwa semakin
tinggi tingkat partisipasi dalam penyusunan anggaran maka akan semakin
tinggi senjangan anggaran yang terjadi.
2. Informasi asimetris berpengaruh secara signifikan terhadap senjangan
anggaran dengan arah positif. Ketika informasi asimetri meningkat dalam
proses penyusunan anggaran, akan memicu meningkatnya senjangan
anggaran. Semakin tinggi informasi asimetri akan semakin tinggi senjangan
anggaran yang terjadi pada Pemerintah Kabupaten Subang. Terjadinya
asimetri informasi karena adanya ketidakseimbangan dalam kepemilikan
informasi antara manajer atas dan bawah. Hal itu terjadi karena manajer
bawah lebih terlibat langsung dalam operasional sehari-hari organisasi jika
5.2 Saran
Berdasarkan uraian teori, pengolahan data, pembahasan pada bab
sebelumnya, dan kesimpulan di atas maka peneliti menyampaikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Senjangan anggaran yang terjadi dalam ruang lingkup SKPD Pemerintah
Kabupaten Subang yang merupakan konsekuensi disfungsional anggaran
dalam sebuah organisasi yang disebabkan oleh partisipasi anggaran, sejatinya
dapat dihindari dengan selalu mengontrol bagaimana para pejabat di
pemerintah dapat melaksanakan tugas pokok yang berlandaskan kinerja,
bukan target angka semata. Para pemangku kebijakan di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Subang diharapkan dapat memberikan keikutsertaan
yang jelas akan tujuan dan sasaran anggaran yang akan ditetapkan.
2. Asimetris informasi di lingkup Pemerintah Kabupaten Subang, yang menjadi
kajian variabel moderating dalam penelitian mengenai hubungan antara
partisipasi anggaran terbukti berpengaruh. Informasi yang dimiliki bawahan
akan sangat bermanfaat bagi penetapan anggaran agar tidak terjadi budgetary
slack dalam penyusunan anggaran. Jika manajer tingkat bawah
mengungkapkan semua informasi yang dimiliki tentang wilayah
tanggungjawab mereka maka penyusunan anggaran menjadi akurat dalam
mencapai tujuan bersama. Maka dari itu, pemerintah daerah perlu melihat dan
menyesuaikan metode kerja, dan integritas dari perubahan yang terjadi dalam
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
selalu mengevaluasi antara efektivitas metode, arus informasi, dan hasil kerja
di setiap instansi.
3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya lebih memperluas kajian dari aspek
organisasi yang dapat mempengaruhi fenomena senjangan anggaran yang
diteliti seperti gaya kepemimpinan, komitmen organisasi dan lain sebagianya.
Kemudian juga dapat menggunakan sampel yang lebih banyak pada obyek
penelitian yang lebih luas dan instrumen penelitian yang lebih konstektual
DAFTAR PUSTAKA
Afiani, Dina Nur. 2010. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Penekanan Anggaran dan
Asimetri Informasi terhadap Senjangan Anggaran. Jurnal Akuntansi
Universitas Diponegoro. Semarang.
Anggraeni, Rika Sari. 2008. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Information Asymetry,
dan Budget Emphasis terhadap Slack Anggaran (Studi Pada PT. Jasa Raharja
(Persero) Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta). Skripsi. Universitas Islam
Indonesia.Yogyakarta
Anissarahma, Dini. 2008. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetris,
Budget Emphasis dan Komitmen Organisasi Terhadap Timbulnya Slack
Anggaran (Studi Kasus Pada PT. Telkom Yogyakarta). Skripsi.
Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta
Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian
Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
Apriyandi. 2011. Pengaruh Informasi Asimetri Terhadap Hubungan Antara
Anggaran Partisipatif dengan Budgetary Slack. Skripsi. Universitas
Chandra Sandika, 2015
PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Armaeni. 2012. Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetri Dan
Penekanan Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran (Budgetary Slack)
(Studi Pada SKPD Pemerintah Kabupaten Pinrang). Skripsi. Jurusan akuntansi
Fakultas ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar
Asriningati. 2006. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpasian Lingkungan
Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dengan Senjangan
Anggaran (Studi Kasus Pada Perguruan Tinggi Swasta di Daerah Istimewa
Yogyakarta). Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Erlangga.
Departemen Dalam Negeri.2008. Pedoman Penyusunan Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD). Jakarta
Brownell, P. dan M. McInnes. 1986. Budgetary Participation, Motivation, and
Managerial Performance. The Acccounting Review. Vol. LXI(4). October:
587-600.
Darlis, Edfan. 2002. Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian
Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi dengan Senjangan
Dunk, Alan S. 1993. The Effect of Budget Emphasis and Information Asymmetry on
the Relation Between Budgetary Participation and Slack. TheAccounting
Review.
Falikhatun, 2007. Interaksi Informasi Asimetri, Budaya Organisasi dan Group
Cohensiveness Dalam Hubungan Antara Partisipasi Penganggaran dan
Budgetary Slack (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah Se-Jawa
Tengah). Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X, Makassar
Falikhatun, 2007. Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary Slack
dengan Variabel Pemoderasi Ketidakpastian Lingkungan dan Kohesivitas
Kelompok. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 6, no. 2. Surakarta
Fitri, Yulia. 2007. Senjangan Anggaran : Pengaruh Informasi Asimetri, Partisipasi
Penganggaran dan Komitmen Organisasi (Studi Empiris pada Universitas
Swasta di Kota Bandung). Jurnal Ichsan Gorontalo Volume 2 no. 3. Gorontalo
Garrison, Ray H, dan Eric W. Norren. 2000. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba
Empat
Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.