Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
ABSTRAK
WIWIT KAHIRUNISA PRATIWI (1104578) Peningkatan Kesadaran Hukum Pemilik Tanah untuk Memiliki Sertifikat Hak Milik Sebagai Wujud Warga Negara yang Baik (Studi Kasus Pemilik Tanah di Kelurahan Tarikolot Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka)
Tanah merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam kehidupan manusia baik sebagai sumber penghidupan maupun sebagai tempat berpijak manusia untuk kelangsungan hidup manusia. Tanah sangat rentan oleh berbagai sengketa dan penyalahgunaan oleh pihak lain yang ingin menguasai tanah tersebut. Untuk menjaga tanah yang di miliki oleh masyarakat, maka pemilik tanah di kelurahan Tarikolot perlu mendaftarkan tanah mereka agar mendapatkan Sertifikat tanah sebagai alat pembuktian yang paling kuat bagi pemilik tanah di kelurahan Tarikolot. Namun pemilik tanah di kelurahan Tarikolot masih belum memiliki kesadaran hukum untuk memiliki sertifikat hak milik. Ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka belum memiliki Sertifikat Hak Milik yaitu faktor yang paling utama karena alasan ekonomi, yang mana dalam proses pembuatan Sertifikat Hak Milik memerlukan biaya yang besar, sedangkan pendapatan masyarakat kelurahan Tarikolot masih kecil dimana mayoritas penduduknya hanya bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Masyarakat tidak mengetahui syarat dan prosedur dalam membuat Sertifikat Hak Milik, dan masyarakat kelurahan Tarikolot tidak mengetahui hukum formal yang mengatur masalah pertanahan, hal tersebut di akibatkan karena tingkat pendidikan masyarakat kelurahan Tarikolot masih rendah, alasan lainnya adalah karena waktu untuk memproses Sertifikat Hak Milik membutuhkan waktu yang lama sehingga masyarakat malas untuk untuk memprosesnya. Untuk memudahkan dalam memahami penelitian ini dirumuskan dalam 4 rumusan masalah yaitu: 1) Apakah dengan tingkat pendapatan yang memadai pemilik tanah akan membuat Sertifikat Hak Milik?, 2) Apakah dengan tingkat pendidikan yang tinggi pemilik tanah akan membuat sertifikat hak milik?, 3) Apakah dengan waktu yang relatif singkat pemilik tanah akan membuat Setrifikat Hak Milik?, 4) Apakah dengan biaya murah pemilik tanah akan membuat Sertifikat Hak Milik?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Adapun teknik yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi literatur. Subjek penelitian yang di pakai adalah pemilik tanah yang tidak memiliki sertifikat Hak Milik, kepala kelurahan Tarikolot dan Pihak kantor Badan Pertanahan Kabupaten Majalengka. Hasil dari penelitian ini adalah 1) pendapatan masyarakat kelurahan Tarikolot tidak memadai sehingga pemilik tanah belum memiliki Sertifikat Hak Milik, 2) masyarakat kelurahan Tarikolot banyak yang tidak mengetahui prosedur dan syarat-syarat dalam proses pembuatan sertifikat hak milik yang disebabkan oleh tingkat pendidikan yang masih rendah, 3) jika dalam pembuatan sertifikat hak milik tersebut tidak memerlukan waktu yang lama dan proses yang rumit maka pemilik tanah di kelurahan Tarikolot akan membuat sertifikat Hak Milik, 4) faktor biaya yang mahal menjadi alasan para pemilik tanah belum membuat sertifikat Hak Milik. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bahwa tingkat kesadaran pemilik tanah di kelurahan Tarikolot untuk memiliki Sertifikat Hak Milik masih rendah atau kurang. Masyarakat kelurahan Tarikolot belum memiliki Sertifikat Hak Milik disebabkan oleh beberapa alasan yaitu karena tingkat pendapatan masyarakat di kelurahan Tarikolot masih rendah, tingkat pendidikan masyarakat di kelurahan Tarikolot masih rendah, waktu dalam proses pembuatan Sertifikat Hak Milik memerlukan waktu yang lama dan karena faktor biaya dalam proses pembuatan Sertifikat Hak Milik memerlukan biaya yang sangat mahal.
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Peningkatan Kesadaran Hukum Pemilik Tanah Untuk Memiliki Sertifikat Hak Milik Sebagai Wujud Warga Negara Yang Baik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
WIWIT KAHIRUNISA PRATIWI (1104578) Increasing Awareness of the Legal Owner of The Land as Good Citizens (Case Study About the the legal Owner of the land in Tarikolot Village Majalengka Sub-district Majalengka Regency)
Land is one of the most important factors in human life as source of life and human place for people survival. Land is very susceptible to lawsuit and abused by people who want to have the land. For saving societies’ land, the legal owner of land in Tarikolot should have a certificate as the strongest proof. But, they have low awareness about law for having a certificate. There are some factors that make them have not had a certificate yet. First of all, economy. Economy is the main factor that makes them have no certificate because for making a certificate they should have much money. Besides, the major of them who are farmer have low income. They do not know about requirement and procedure for making a certificate. Afterwards, the society of Tarikolot does not know about formal law that organize about land affair. It is because they have low education level. Second, time. They need much time for making a certificate which makes them lazy for processing it. For making it easy to be understood, the writer identifies 4 research questions, such as: 1) Will high income make the legal owners of lands have a certificate?, 2) Will high education make the legal owners of lands have a certificate?, 3) Will the legal owner of lands make a certificate if it do not waste time?, 4) Will the legal owner of lands make a certificate if the cost is not expensive?. This research uses qualitatif as the research design and case study as the research method. For collecting the data the writer uses observation, interview, documentation and literary study. The writer takes the legal owner of land that have no certificate, head of Tarikolot village and party of Land Corporation of Majalengka as the research subject. The results of this study are; 1) The income of society of Tarikolot is low, so they have not had a certificate yet, 2) The major of society of Tarikolot do not know about requirement and procedure for making a certificate because of low education, 3) If make a ceritificate is not complicated and do not need much time, the legal owners of lands will make a certificate 4) They have not had a certificate yet because the cost for making it is expensive. The conclusion of this research is the awareness of Tarikolot’s society to make a certificate is low. Some factors that make them have not had a certificate yet are low income, low education, need much time for making certificate and the cost which is expensive.
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Tinjauan Umum Tentang Kesadaran Hukum ... 8
1. Pengertian Tentang Kesadaran ... 8
2. Pengertian Tentang Hukum ... 10
3. Pengertian Tentang Kesadaran Hukum ... 12
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Hukum ... 16
B. Tinjauan Umum Tentang Sertifikat Hak Milik ... 18
1. Pengertian Tentang Sertifikat Hak Milik ... 18
2. Pengertian Hak Milik ... 20
a. Siapa yang Mempunyai Hak Milik ... 21
b. Terjadinya dan Tata Cara Mendapatkan Hak Milik ... 21
c. Hapusnya Hak Milik ... 22
3. Urgensi Sertifikat Hak Milik... 23
4. Isi Sertifikat ... 24
5. Cara Memperoleh Sertifikat Hak Milik ... 24
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Peningkatan Kesadaran Hukum Pemilik Tanah Untuk Memiliki Sertifikat Hak Milik Sebagai Wujud Warga Negara Yang Baik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Pendaftaran Tanah ... 28
b. Asas-Asas Pendaftaran tanah ... 29
7. Fungsi dan Tujuan Srtifikat Hak Milik ... 30
8. Waktu dan Proses Pendaftaran Tanah Hingga Penerbitan Sertifikat ... 31
9. Biaya Proses Pendaftaran Tanah ... 32
C. Tinjauan Tentang Warga Negara yang Baik ... 37
1. Pengertian Warga Negara ... 37
2. Karakteristik Warga Negara yang Baik ... 39
BAB III METODE PENELITIAN ... 43
A. Desain Penelitian ... 43
1. Metode Penelitian ... 43
2. Pendekatan Penelitian ... 45
B. Penjelasan Istilah ... 46
C. Teknik Pengumpulan Data ... 48
1. Wawancara ... 49
2. Observasi ... 49
3. Studi Dokumentasi ... 50
4. Studi Literatur ... 51
5. Catatan Lapangan (Fieldnotes) ... 52
D. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 52
1. Partisipan Penelitian ... 52
2. Tempat Penelitian ... 53
E. Tahap-tahap Penelitian ... 53
F. Teknik Analisis Data ... 55
G. Kode Etik ... 58
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 59
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 59
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
a. Pola Pemukiman ... 60
b. Kependudukan ... 60
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62
1. Hasil Observasi ... 62
2. Hasil Wawancara ... 63
a. Tingkat Pendapatan yang Memadai Pemilik Tanah Akan Membuat Sertifikat Hak Milik ... 63
b. Tingkat Pendapatan yang Tinggi Pemilik Tanah Akan Membuat Sertifikat Hak Milik ... 68
c. Waktu yang Relatif singkat Pemilik Tanah Akan Membuat Sertifikat Hak Milik ... 71
d. Biaya yang Murah Pemilik Tanah Akan Membuat Sertifikat Hak Milik ... 73
C. Analisis Hasil Penelitian ... 76
1. Tingkat Pendapatan yang Memadai Pemilik Tanah Akan Membuat Sertifikat Hak Milik ... 76
2. Tingkat Pendapatan yang Tinggi Pemilik Tanah Akan Membuat Sertifikat Hak Milik ... 78
3. Waktu yang Relatif singkat Pemilik Tanah Akan Membuat Sertifikat Hak Milik ... 81
4. Biaya yang Murah Pemilik Tanah Akan Membuat Sertifikat Hak Milik ... 85
D. Pembahasan Hasil Penelitian... 89
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 94
A. Simpulan ... 94
1. Simpulan Umum ... 94
2. Simpulan Khusus ... 94
B. Rekomendasi ... 95
DAFTAR PUSTAKA ... 98
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Peningkatan Kesadaran Hukum Pemilik Tanah Untuk Memiliki Sertifikat Hak Milik Sebagai Wujud Warga Negara Yang Baik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tanah merupakan salah satu sumber daya alami penghasil barang dan jasa,
tanah merupakan kebutuhan yang hakiki dan berfungsi sangat penting bagi
kehidupan dan penghidupan manusia, bahkan menentukan peradaban suatu
bangsa.
Tanah adalah kebutuhan manusia yang paling penting dan mendasar. Dalam
kehidupannya manusia memiliki hubungan yang sangat erat dengan tanah.
Manusia hidup dan melakukan aktivitas sehari-hari diatas tanah sehingga manusia
baik secara langsung maupun tidak langsung membutuhkan tanah. Bagi manusia
tanah merupakan hal yang sangat penting maka setiap orang pasti akan selalu
berusaha untuk memiliki tanah.
Tanah dengan manusia memiliki hubungan yang sangat erat, yang mana
tanah merupakan tempat tinggal manusia dan memberikan kehidupan bagi
manusia bahkan sampai manusia tersebut meninggal pasti akan membutuhkan
tanah. Tanah merupakan benda yang tetap, yang akan selalu utuh dan abadi di
permukaan bumi.
Hubungan manusia dengan tanah bersifat hakiki magis-religius itu
merupakan hubungan penguasaan dan penggunaan tanah dalam rangka
memperoleh manfaat bagi kepentingan kehidupan dan penghidupan manusia, baik
untuk kepentingan bersama sebagai makhluk sosial maupun kepentingan
perorangan. Sejalan dengan pernyataan di atas Bushar Muhammad (1986, hlm. 103) mengemukakan bahwa “di dalam hukum adat, maka antara masyarakat hukum sebagai kesatuan tanah yang didudukinya, terdapat hubungan sangat erat
sekali; hubungan yang bersumber pada pandangan yang bersifat religio-magis”.
Tanah merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam kehidupan
manusia baik sebagai sumber penghidupan maupun sebagai tempat berpijak
manusia untuk kelangsungan hidup manusia. Tanah memiliki nilai ekonomis yang
tinggi bagi aspek kehidupan manusia dalam rangka untuk menciptakan
2
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Peningkatan Kesadaran Hukum Pemilik Tanah Untuk Memiliki Sertifikat Hak Milik Sebagai Wujud Warga Negara Yang Baik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai Sumber Daya Alam yang dapat dinilai keberadaannya terbatas untuk
menampung berbagai aktifitas manusia yang terus berkembang, sehingga
berpotensi menimbulkan konflik kepentingan mengenai penggunaan dan
penguasaannya.
Pemilikan tanah merupakan Hak Asasi bagi setiap warga Negara Indonesia
yang di atur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, khususnya pada pasal 28 H ayat 4 yang berbunyi “setiap orang berhak
mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh di ambil alih
secara sewenang-wenang oleh siapapun”.
Setiap perbuatan hukum yang berhubungan dengan tanah, contohnya dalam
pembuatan akta tanah, diperlukan suatu instansi yang mengurusnya seperti lurah,
camat, PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah) dam BPN (Badan Pertanahan
Nasional), adanya instansi tersebut agar tidak terjadi peristiwa hukum dalam
penggunaan hak atas tanah misalnya sengketa tanah, perebutan hak atas tanah
peristiwa tersebut sering terjadi di Indonesia.
Sengketa atas hak tanah banyak sekali terjadi di berbagai tempat baik di
desa maupun di perkotaan, sengketa atas hak tanah yang terjadi disebabkan oleh
kurangnya kesadaran pemilik tanah untuk memiliki Sertifikat Hak Milik atas
tanah. Terjadinya sengketa hak tanah disebabkan oleh kurang jelasnya hak atau
kepemilikan terhadap hak milik atas tanah.
Agar tidak terjadi peristiwa hukum dalam pengunaan hak atas tanah maka
pemerintah menegluarkan Undang No. 5 Tahun 1960 tentang
Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA). UUPA ini berisikan mengenai dasar hukum
pendaftaran tanah. Tujuan dari dikeluarkannya UUPA adalah untuk penertiban
pengunaan tanah karena banyak masyarakat yang tidak tahu tentang hak atas
tanah yang mana hal tersebut merupakan hal yang sangat penting diketahui.
Dalam PP No. 24 tahun 1997 pasal 1 angka (1) menjelaskan bahwa:
3
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Tanah sangat rentan oleh berbagai sengketa dan penyalahgunaan oleh pihak
lain yang ingin menguasai tanah tersebut. Untuk menjaga tanah yang di miliki
oleh masyarakat, maka masyarakat kelurahan Tarikolot perlu mendaftarkan tanah
mereka agar mendapatkan Sertifikat tanah.
Setifikat Hak Milik atas tanah merupakan hal yang sangat penting karena
akan menjadi bukti otentik kepemilikan tanah oleh masyarakat. Menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 sertifikat adalah
Surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf c UUPA untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan. Kalau dilihat Pasal 19 ayat (2) huruf c UUPA, maka sertifikat itu merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat bukti yang kuat.
Sedangkan menurut pasal 32 ayat (1) peraturan pemerintah no 24 tahun
1997 sertifikat adalah:
Surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan.
Menurut K Wantjik (1977, hlm.64) menyatakan sertifikat adalah “salinan
buku tanah dan surat ukurnya setelah dijilid menjadi satu bersama-sama dengan
suatu kertas sampul yang entuknya ditetapkan oleh Menteri”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Sertifikat Hak Milik atas
tanah adalah surat tanda bukti hak yang dijilid dan diterbitkan oleh Kantor
Pertanahan, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik
dan data yuridis yang termuat di dalamnya, dimana data tersebut sesuai dengan
data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan.
Adapun tujuan dari pendaftaran tanah tercantum dalam PP No. 24 tahun
1997 tentang pendaftaran tanah dalam pasal 3 yaitu:
1. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak atas tanah yang bersangkutan.
4
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Peningkatan Kesadaran Hukum Pemilik Tanah Untuk Memiliki Sertifikat Hak Milik Sebagai Wujud Warga Negara Yang Baik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah yang sudah terdaftar.
3. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.
Seperti kita ketahui untuk membuat Sertifikat Hak Milik pada saat sekarang
ini diperlukan usaha, waktu yang cukup banyak dan biaya yang cukup besar.
Untuk itu pemerintah dituntut untuk menangani permasalahan pertanahan dengan
cara memberikan penyuluhan kepada masyarakat betapa pentingnya sertifikat
tanah dalam kepentingan hukum. Dengan memiliki sertifikat tanah maka dapat
mengurangi terjadinya sengketa tanah di masyarakat.
Penulis mengamati keadaan tempat yeng menjadi objek penelitian yaitu di
Kelurahan Tarikolot Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka masih
kurangnya kesadaran hukum pemilik tanah tentang pentingnya kepemilikan
Sertifikat Hak Milik. Di kelurahan Tarikolot masih minim yang sudah memiliki
Sertifikat Hak Milik dari jumlah penduduk 2381 orang yang terdiri dari 752
Kepala Keluarga (KK), sedangkan dilihat dari data Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Majalengka yang sudah mensertifikasi tanahnya hanya berjumlah 94
lokasi tanah yang sudah berstatus menjadi hak milik.
Menurut masyarakat Kelurahan Tarikolot ada beberapa faktor yang
menyebabkan mereka belum memiliki Sertifikat Hak Milik yaitu faktor yang
paling utama karena alasan ekonomi, yang mana dalam proses pembuatan
Sertifikat Hak Milik memerlukan biaya yang besar, sedangkan pendapatan
masyarakat kelurahan Tarikolot masih kecil dimana mayoritas penduduknya
hanya bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Masyarakat tidak
mengetahui syarat dan prosedur dalam membuat Sertifikat Hak Milik, dan
masyarakat kelurahan Tarikolot tidak mengetahui hukum formal yang mengatur
masalah pertanahan, hal tersebut di akibatkan karena tingkat pendidikan
masyarakat kelurahan Tarikolot masih rendah, dari data di kelurahan Tarikolot
penduduk kelurahan Tarikolot mayoritas hanya tamatan SD/sederajat dan
SMP/sederajat, alasan lainnya adalah karena waktu untuk memproses Sertifikat
Hak Milik membutuhkan waktu yang lama sehingga masyarakat malas untuk
5
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Menurut masyarakat Kelurahan Tarikolot mereka hanya memiliki SPPT
(Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang) Akta Waris, dan Akta Jual Beli (AJB)
sebagai bukti kepemilikan tanah, sedangkan untuk kepemilikan Sertifikat Hak
Milik di Kelurahan Tarikolot masih sangat minim sekali . Masyarakat kelurahan
Tarikolot memperoleh tanah yang mereka tempati berdasarkan hasil jual beli
dengan pihak lain dan ada sebagian masyarakat yang memiliki tanah hasil
pembagian warisan dari orang tuanya.
Berangkat dari latar belakang sebagaimana diuraikan di atas penulis
mengangkat judul penelitian “Peningkatan Kesadaran Hukum Pemilik Tanah
untuk Memiliki Sertifikat Hak Milik Sebagai Wujud Warga Negara yang Baik (Studi Kasus Pemilik Tanah di Kelurahan Tarikolot Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka)”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini dapat
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan “Bagaimana Kesadaran Hukum Pemilik
Tanah Untuk Memiliki Sertifikat Hak Milik (Studi Kasus Terhadap Pemilik
Tanah di Kelurahan Tarikolot Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka)”?
Untuk mempermudah langkah penelitian maka masalah dalam penelitian ini
dapat dibuat ke dalam sub-sub pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah dengan tingkat pendapatan yang memadai pemilik tanah akan
membuat Sertifikat Hak Milik?
2. Apakah dengan tingkat pendidikan yang tinggi pemilik tanah akan membuat
sertifikat hak milik?
3. Apakah dengan waktu yang relatif singkat pemilik tanah akan membuat
Setrifikat Hak Milik?
4. Apakah dengan biaya murah pemilik tanah akan membuat Sertifikat Hak
Milik?
6
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Peningkatan Kesadaran Hukum Pemilik Tanah Untuk Memiliki Sertifikat Hak Milik Sebagai Wujud Warga Negara Yang Baik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat kesadaran hukum pemilik tanah untuk memiliki Sertifikat Hak
Milik di Kelurahan Tarikolot Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka.
a. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1. tingkat pendapatan masyarakat dengan kesadaran pemilik tanah untuk memiliki
Sertifikat Hak Milik.
2. tingkat pendidikan masyarakat dengan kesadaran pemilik tanah untuk memiliki
Sertifikat Hak Milik.
3. waktu yang singkat dalam proses pembuatan sertifikat hak milik dengan
kesadaran pemilik tanah untuk memiliki Sertifikat Hak Milik.
4. biaya yang murah dalam membuat Sertifikat Hak Milik dengan kesadaran
masyarakat pemilik tanah untuk memiliki Sertifikat Hak Milik.
D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis
Manfaat teoritis yaitu dalam mengembangkan keilmuan PKn, khususnya
penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang wawasan
keilmuan bagi penulis dan juga dapat memberikan sumbangan konsep-konsep
baru bagi ilmu pengetahuan terutama bagi pengembangan ilmu hukum Agraria
mengenai kesadaran hukum pemilik tanah untuk memiliki Sertifikat Hak Milik.
2. Secara Praktis a. Bagi Pemilik Tanah
Bagi masyarakat khususnya bagi pemilik tanah penelitain ini dapat
dijadikan sebagai referensi untuk menambah wawasan keilmuan, dan memberikan
stimulus kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran hukum kepemilikan
akta tanah serta penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk pengurusan
Sertifikat Hak Milik atas tanah.
7
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Bagi aparat pemerintahan Kelurahan Tarikolot penelitian ini dapat dijadikan
pedoman bagi aparat kelurahan agar dapat memberikan pelayanan yang baik
kepada masyarakat dan agar para aparat pemerintahan kelurahan dapat
mengetahui kesulitan warganya dalam mengurus kepemilikan Sertifikat Hak
Milik.
c. Bagi Kantor Pertanahan Kabupaten Majalengka
Bagi pemerintah khususnya bagi kantor Badan Pertanahan Kabupaten
Majalengka penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi pemerintah agar lebih
sering melakukan sosialisasi mengenai pentingnya kepemilikan Sertifikat Hak
Milik atas tanah bagi masyarakat.
3. Kebijakan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atau
ide-ide bagi perumusan kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Badan Pertanahan
Nasional sebagai instansi pemerintahan yang secara langsung terlibat dengan
pengurusan kepemilikan Sertifikat Hak Milik. Hal ini bertujuan agar
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional dapat lebih
mendukung para pemilik tanah sehingga akan menumbuhkan kesadaran hukum
pemilik tanah untuk memilikan Sertifikat Hak Milik.
4. Isu Serta Aksi Sosial
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap isu-isu sosial
mengenai pengurusan pembuatan Sertifikat Hak Milik yang beredar di
masyarakat, sehingga dapat memberikan informasi dan rujukan yang baik bagi
para pemilik tanah untuk meningkatkan kesadaran hukum dalam kepemilikan
Sertifikat Hak Milik.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan di dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab,
yaitu:
1. Bab I Pendahuluan
8
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Peningkatan Kesadaran Hukum Pemilik Tanah Untuk Memiliki Sertifikat Hak Milik Sebagai Wujud Warga Negara Yang Baik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Latar belakang masalah, yang menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut
diteliti.
b. Rumusan masalah, berisi rumusan dan analisis masalah sekaligus identifikasi
variabel-variabel penelitian beserta definisi operasionalnya. Rumusan masalah
dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya.
c. Tujuan penelitian, menyajiakan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian
tersebut selesai dilaksanakan.
d. Manfaat penelitian, berisi tentang manfaat yang diperoleh setelah penelitian
selesai dilaksanakan yang dilihat dari bererapa aspek yaitu manfaat secara
teoritis, manfaat secara praktis, kebijakan dan isu serta aksi sosial.
e. Struktur organisasi skripsi, berisi tentang urutan penulisan setiap bab dan
bagian bab dalam skripsi mulai dari bab satu sampai bab lima.
2. Bab II Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah landasan teoritik dalam analisis penelitian. Melalui
kajian pustaka penulis dapat membandingkan kedudukan masing-masing
penelitian yang dikaji dengan masalah yang sedang diteliti.
3. Bab III Metode Penelitian
Metode penelitian berisi penjelasan secara rinci tentang metodologi yang
ingin digunakan dalam penelitian dan jenis penelitian. Termasuk beberapa
komponen seperti tempat penelitian dan partisipan penelitian, definisi operasional,
teknik pengumpulan data, analisis data, dan isu etik.
4. Bab IV Temuan dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang pengolahan atau analisis data atau analisis temuan.
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan prosedur penelitian
kualitatif. Pembahasan atau analisis temuan dikaitkan dengan dasar teoritik yang
telah dibahas da;am bab II.
5. Bab V Simpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang penafsiran penulis terhadap hasil temuan penelitian
9
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Peningkatan Kesadaran Hukum Pemilik Tanah Untuk Memiliki Sertifikat Hak Milik Sebagai Wujud Warga Negara Yang Baik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan data data dan fakta hasil penelitian yang telah dipaparkan
dalam bab IV, maka pada bab V ini akan dirumuskan simpulan dan saran.
Kesimpulan dan saran diperlukan sebagai bahan pertimbangan dan masukan
kepada pihak yang membutuhkannya. Penulis merumuskan beberapa simpulan
dan saran dari penelitian yang telah dilaksanakan yaitu sebagai berikut:
A. Simpulan
1. Simpulan Umum
Berdasarkan deskripsi dan analisis penelitian maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa tingkat kesadaran pemilik tanah di kelurahan Tarikolot untuk memiliki
Sertifikat Hak Milik masih rendah atau kurang. Hal tersebut di buktikan dengan
masih sedikitnya pemilik tanah di kelurahan Tarikolot yang sudah memiliki
Sertifikat Hak Milik. Alat bukti kepemilikan tanah di kelurahan Tarikolot yang
dimiliki pemilik tanah hanya berupa SPPT, Akta Jual Beli (AJB), dll.
Masyarakat kelurahan Tarikolot belum memiliki Sertifikat Hak Milik
disebabkan oleh beberapa alasan yaitu karena tingkat pendapatan masyarakat di
kelurahan Tarikolot masih rendah, tingkat pendidikan masyarakat di kelurahan
Tarikolot masih rendah, waktu dalam proses pembuatan Sertifikat Hak Milik
memerlukan waktu yang lama dan yang paling menonjol yaitu karena faktor biaya
dalam proses pembuatan Sertifikat Hak Milik memerlukan biaya yang sangat
mahal sehingga sangat memberatkan masyarakat.
2. Simpulan Khusus
Secara khusus, dari hasil penelitian ini dapat dirumuskan beberapa simpulan
sebagai berikut:
a. Alasan warga Kelurahan Tarikolot belum memiliki Sertifikat Hak Milik yaitu
disesabkan oleh Tingkat pendapatan masyarakat kelurahan Tarikolot masih
rendah. Dimana jika dilihat dari data di kelurahan Tarikolot pendapatan
perkapita perkepala keluarga sekitar 1,5 juta/bulan. Masyarakat kelurahan
Tarikolot mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Pendapatan
95
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
kebutuhan hidup sehari-hari. Hal tersebut berimbas pada tingkat kesadaran
masyarakat untuk memiliki Sertifikat Hak Milik di kelurahan Tarikolot masih
rendah.
b. Tingkat pendidikan masyarakat di kelurahan Tarikolot masih rendah sehingga
banyak para pemilik tanah yang tidak mengetahui penting nya memiliki
Sertifikat Hak Milik. Masyarakat kelurahan Tarikolot jika dilihat dari data
kelurahan hanya sampai batas pendidikan tamat SMP. Masyarakat kelurahan
Tarikolot tidak mengetahui prosedur atau syarat-syarat dalam mengurus
sertifikat hak milik dan masyarakat tidak mengetahui hukum nasional yang
membahas masalah pertanahan. Masih rendahnya tingkat pemahaman
masyarakat tentang pentingnya memiliki Sertifikat Hak Milik yang
mengakibatkan kesadaran hukum untuk memiliki Sertifikat Hak Milik di
Kelurahan Tarikolot masih rendah.
c. Proses pembuatan Sertifikat Hak Milik memerlukan waktu yang lama yaitu
98 hari dari mulai proses pendaftaran tanah sampai pada penyerahan
Sertifikat Haik Milik kepada pemohon. Masyarakat kelurahan Tarikolot tidak
segera melakukan sertifikasi atas tanah yang dimilikinya karena proses yang
rumit dan lama. Masyarakat tidak memiliki waktu luang untuk memprosesnya
karena berbagai alasan yaitu karena waktu pada siang hari mereka habiskan
untuk berkerja mencari nafkah untuk keluarganya.
d. Alasan yang paling utama masyarakat kelurahan Tarikolot belum memiliki
Sertifikat Hak Milik atas tanahnya yaitu karena faktor biaya. Proses
pembuatan Sertifikat Hak Milik memerlukan biaya yang besar sehingga
sangat memberatkan masyarakat. Tarif pelayanan pendaftaran tanah sudah di
atur dalam PP No. 13 Tahun 2010 tentang jenis dan tarif atau jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Pertanahan
Nasional (PNBP).
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dilapangan maka
penulis mengajukan beberapa rekomendasi, berupa rekomendasi pada pihak-pihak
96
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Peningkatan Kesadaran Hukum Pemilik Tanah Untuk Memiliki Sertifikat Hak Milik Sebagai Wujud Warga Negara Yang Baik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meningkatkan kesadaran hukum pemilik tanah di kelurahan Tarikolot untuk
memiliki Sertifikat Hak Milik.
Pada bagian ini merupakan bentuk pertanggungjawaban peneliti setelah
melaksanakan penelitian untuk memberikan kontribusi berupa saran pada
pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun rekomendasi yang dapat diajukan peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Kepala Kelurahan Tarikolot
a. Sehubungan dengan masih rendahnya kesadaran hukum pemilik tanah di
Kelurahan Tarikolot untuk memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM), pihak
Kelurahan Tarikolot selaku lembaga pemerintahan yang ada di Kelurahan
Tarikolot dapat membuat program sosialisasi khusus mengenai kewajiban
masyarakat untuk memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM) atas tanah.
b. Pihak Kelurahan Tarikolot sebaiknya mengajukan program-program yang
berhubungan dengan pertanahan kepada pemerintah, dalam hal ini kepada
Kantor Pertanahan Kabupaten Majalengka. Salah satu program yang dapat di
ajaukan pada pemerintah yaitu program PRONA. PRONA ini dapat
membantu masyarakat ekonomi lemah untuk mensertifikasi tanahnya.
c. Aparatur Kelurahan Tarikolot dapat membantu warganya untuk memiliki
Sertifikat Hak Milik (SHM) yaitu dengan membantu melengkapi
dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai syarat-syarat untuk membuat Sertifikat
Hak Milik (SHM). Kepala kelurahan Tarikolot sebaikanya melakukan
pengawasan yang menyeluruh agar tidak ada oknum-oknum yang mengambil
keuntungan dari proses sertifikasi tanah dengan menggunakan biaya jasa yang
tinggi .
d. Sehubungan dengan masih adanya warga yang belum mengetahui
program-program yang diselenggarakan oleh Kantor Pertanahan kabupaten
Majalengka, pihak kelurahan Tarikolot sebaiknya lebih aktif mencari
informasi mengenai sertifikasi tanah dan menginformasikannya pada
masyarakat kelurahan Tarikolot.
e. Pihak Kelurahan Tarikolot sebaiknya memiliki kerjasama dan koordinasi
yang baik dengan pemerintah terkait dalam hal ini Kantor Pertanahan
97
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Sertifikat Hak Milik. Sehingga masyarakat lebih mudah dalam mengatasi
berbagai permasalahan yang dihadapi ketika akan membuat Sertifikat Hak
Milik.
2. Kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Majalengka
a. Pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Majalengka sebaiknya senantiasa
mengingatkan masyarakat akan kewajibannya sebagai warga negara
Indonesia yang baik untuk memiliki Sertifikat Hak Milik, serta
mengsosialisasikan manfaat yang didapatkan secara pribadi dan manfaat
untuk kepentingan umum dari memiliki Sertifikat Hak Milik, sehingga dapat
meningkatkan kesadaran hukum pemilik tanah untuk memiliki Sertifikat Hak
Milik.
b. Dihaparkan Kantor Pertanahan Kabupaten Majalengka lebih sering
mendatangi desa/kelurahan untuk melakukan penyuluhan dan melakukan
sosialisasi mengenai program-program pemerintah tentang sertifikat tanah
seperti PRONA (Proyek Nasional Agraria).
3. Kepada Masyarakat Kelurahan Tarikolot
a. Sehubungan dengan alasan masyarakat kelurahan Tarikolot belum memiliki
Sertifikat Hak Milik karena pendapatan masyarakat kelurahan Tarikolot
masih rendah maka diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kualitas
hidupnya dengan cara lebih giat lagi dalam bekerja sehingga pendapatan
masyarakat dapat meningkat. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat
diharapakan dapat meningkatkan kesadaran hukum masyarakat untuk
memiliki Sertifikat Hak Milik.
b. Diharapakan masyarakat Kelurahan Tarikolot dapat memperkaya
pengetahuannya tentang pentingnya memiliki Sertifikat Hak Milik, dengan
cara aktif mencari informasi mengenai pertanahan khususnya menganai
sertifikasi tanah dengan cara memahami hukum-hukum formal pertanahan
yang berlaku di Indonesia.
c. Dalam proses sertifikasi tanahnya sebaiknya masyarakat Kelurahan Tarikolot
mengurus sendiri proses pendaftaran tanahnya dengan tidak meminta bantuan
pihak ketiga dalam proses sertifikasinya. Maka biaya yang akan dikeluarkan
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Peningkatan Kesadaran Hukum Pemilik Tanah Untuk Memiliki Sertifikat Hak Milik Sebagai Wujud Warga Negara Yang Baik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Ali Achmad, (2009). Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicial Prudence) Termasuk Interprestasi Undang-undang. Kencana.
Aly, Dr. Abdullah. (2007). Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Basrowi, Dr. M.Pd, Suwandi, Dr. M.Si. (2008). Memahami Metoda Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Darwis,Ranidar.(2003). Pembinaan Hukum dalam Konteks Sosial Budaya Bagi Pembinaan Kesadaran Hukum Warga Negara. Depdik Indonesia: UPI.
Denial, Endang dan Nanan Warsiah. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung. Laboraturium pendidikan kewarganegaraan.
Djhiri, Achmad Kosasih (1985). Strategi Pelajaran Afektif Nilai-Nilai Moral Vct Dan Game Dalam Vct. BANDUNG: Jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan Kewargaan Negara, FPIPS, IKIP.
Friedman,L. Penerjemah Basuki, W. (2001). Hukum Amerika, Sebuah Pengantar. Jakarta: PT. Tatanusa.
Gunawan, ilham.(1993). Penegak Hukum Dan Penegakan Hukum. Bandung: Angkasa.
Harsono, Boedi. (1994). Hukum Agraria Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Hermawan, Iyep Candra.(2008). Membentuk Good Citizens Sebagai Tujuan civic education (dalam jurnal Civicus Vol. II no 11). Bandung: Jurusan PKn UPI.
Hermit, Herman. (2004). Cara Memperoleh Sertifikat Tanah Hak Milik, Tanah Negara, Dan Tanah Pemda. Bandung: Mandar Maju.
99
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Kansil, C.S.T. (1986). Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Komalasari, Kokom dan Syaifullah. (2009). Kewarganegaraan Indonesia:
Konsep, Perkembangan, dan Masalah Kontemporer. Bandung:
Laboratorium PKn FPIPS UPI.
Masyhuri, M dan Zainuddin. (2008). Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: PT. Refika Aditama.
Meleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mertikusumo, soedikno. (1985). Mengenal Hukum (Suatu Pengantar). Jakarta: Rineka Cipta.
Mertokusumo, Sudikno. (1984). Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat. Jakarta: Liberty.
Muhammad, Bushar. (1986). Pokok-pokok hukum adat. Jakarta: Pradnya Paramita.
Mulyana,D.(2010). Metodologi Penelitian Kualitatif, paradigm baru ilmu komunikasi dan ilmu sosial lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution, M.A. Prof. Dr. S. (2001). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistic Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Nawawi dan Martini, Hadari. (1991). Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press.
Nazir, mohammad.(1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurmalina, Komala dan Syaifulah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Lab PKn UPI.
Perangin, Effendi.(1986). Peraktek Pengurusan Sertifikat Hak Atas Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.
Perlindungan, A.P. (2009). Pendaftaran Tanah Di indonesia. Bandung: CV Maju Mundur.
100
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Peningkatan Kesadaran Hukum Pemilik Tanah Untuk Memiliki Sertifikat Hak Milik Sebagai Wujud Warga Negara Yang Baik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rahardjo Satjipto,(1991). Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti. Edisi Revisi.
Rayyan, A.(2001). Upaya Panti Sosial Bina Wyata dalam Mendidik Anak Usaha Menjadi Warga Negara yang Baik. Bandung: Jurusan PMPKN UPI.
Saifulah.(2010). Refleksi Sosiologi Hukum.Bandung: Rafika Aditama.
Saleh. K. Wantjik S.H. (1977). Hak Anda atas Tanah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Salman, Otje, dan Anthon F. Susanto. (2008). Beberapa Aspek Sosiologi Hukum. Bandung : PT Alumni.
Sanusi, Achmad. (1984). Masalah Kesadaran Hukum Dalam Masyarakat
Indonesia Dewasa Ini. Dalam “Seminar Hukum Nasional Ke-4 Tahun
1979, Buku III”. Jakarta: Bina Cipta.
Sanusi, Achmad. (2002). Pengantar Ilmu Hukum Dan Pengantar Tata Hukum Indonesia. Bandung: Tarsito.
Sangsun, Florianus S.P. (2007). Tata Cara Mengurus Sertifikat Tanah. Jakarta: Visimedia.
Soedjono,D.(1982). Pokok-Pokok Sosiologi Sebagai Penumpang Studi Hukum. Bandung: Alumni.
Soekanto, soerjono. (1982). Kesadaran Hukum Dan Kepastian Hukum. Jakarta: CV Rajawali.
Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Wahid, Muchtar. (2008). Memaknai Kepastian Hukum Hak Milik atas Tanah. Jakarta: Republika.
Winarno. (2010). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Widjaya, AW. (1984). Kesadaran Hukum Manusia Dan Masyarakat Pancasila. Jakarta: CV. Era swasta.
Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegraan (civics). Bandung: Laboratorium PKn FPIPS UPI.
101
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Zuriah, Nurul. (2006). Metodologi Pendidikan Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
SKRIPSI:
Christianingsih (2007). Kajian Tentang Kesadaran Hukum Masyarakat (Studi Kasus Dalam Proses Penyelesaian Sertifikat Gnda Hak Milik Atas Tanah Adat Dan Tanah Negara Pada Masyarakat Desa Panjalin Kidul Kecamatan Suberjaya Kabupaten Majalengka). (Skripsi). Pkn FPIPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
Gustianingrum,Pratiwi Wulan.(2013). Kajian Tingkat Kesadaran Hukum Pedagang Kaki Lima untuk Menjadi Warga Negara yang Baik (Studi Deskriftif pada Pedagang Kaki Lima di Kab. Sumedang). (Skripsi). PKn FIPIP. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Melyawaty, Melly.(2012). Pembinaan perilaku narapidana wanita untuk meningkatkan kesadaran hukum( studi kasus di lembaga pemesyarakatan kelas II B sukabumi). (Skripsi). PKn FIPIP. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Muhammad, Angki Aulia. (2013). Kesadaran Hukum Masyarakat Kampung Mahmud Untuk Memiliki Sertifikat Atas Hak Ulayat (Studi Kasus Di Kampung Adat Mahmud Desa Mekarrahayu Kecamatan Marga Asih Kabupaten Bandung). (Skripsi). PKn FIPIP. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
SUMBER PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang No. 5 tahun 1960 Tentang Undang-Undang Pokok Agraria
Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi
PP No 13 Tahun 2010 Tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional
PP No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah
102
Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015
Peningkatan Kesadaran Hukum Pemilik Tanah Untuk Memiliki Sertifikat Hak Milik Sebagai Wujud Warga Negara Yang Baik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keputusan Meneg Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 4 Tahun 1995
Tentang Perubahan Besarnya Pungutan Biaya Dalam Rangka Pemberian Sertifikat
Hak Tanah Yang Berasal Dari Pemberian Hak Atas Tanah Negara, Penegasan
Hak Tanah Adat, Dan Konversi Bekas Hak Atas Tanah Adat, Yang Mejadi Objek
Proyek Operasi Nasional Agraria.
Peraturan Menteri Keuangan No. 132/PMK.02/2010 Tentang Indeks Dalam
Rangka Penghitungan Penetapan Tariff Pelayanan PNBP Pada Badan Pertanahan
Nasional
INTERNET
www.bpn.go.id
Ingrassia, Luria.(2012). Konsep Dasar Pengetahuan, Sikap, dan Penyuluhan.
[online]. Tersedia: