• Tidak ada hasil yang ditemukan

buku pegangan guru matematika sma kelas 11 kurikulum 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "buku pegangan guru matematika sma kelas 11 kurikulum 2013"

Copied!
566
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Hak Cipta © 2014 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN

Disklaimer: Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka

implementasi Kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Matematika : Buku Guru / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.

xx, 544 hlm. : ilus. ; 25 cm.

Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI ISBN 978-602-282-026-0 (jilid lengkap)

ISBN 978-602-282-028-4 (jilid 2)

1. Matematika — Studi dan Pengajaran I. Judul II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

510

Kontributor Naskah : Bornok Sinaga, Pardomuan N.J.M. Sinambela, Andri Kristianto Sitanggang, Tri Andri Hutapea, Lasker Pangarapan Sinaga, Sudianto Manullang, Mangara Simanjorang, dan Yuza Terzalgi Bayuzetra.

Penelaah : Agung Lukito, Turmudi, dan Dadang Juandi.

Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Cetakan Ke-1, 2014

(3)

Matemaika adalah bahasa universal untuk menyajikan gagasan atau pengetahuan secara formal dan presisi sehingga idak memungkinkan terjadinya muli tafsir. Penyampaiannya adalah dengan membawa gagasan dan pengetahuan konkret ke bentuk abstrak melalui pendeinisian variabel dan parameter sesuai dengan yang ingin disajikan. Penyajian dalam bentuk abstrak melalui matemaika akan mempermudah analisis dan evaluasi selanjutnya.

Permasalahan terkait gagasan dan pengetahuan yang disampaikan secara matemais akan dapat diselesaikan dengan prosedur formal matemaika yang langkahnya sangat presisi dan idak terbantahkan. Karenanya matemaika berperan sebagai alat komunikasi formal paling eisien. Perlu kemampuan berpikir kriis-kreaif untuk menggunakan matemaika seperi uraian diatas: menentukan variabel dan parameter, mencari keterkaitan antar variabel dan dengan parameter, membuat dan membukikan rumusan matemaika suatu gagasan, membukikan kesetaraan antar beberapa rumusan matemaika, menyelesaikan model abstrak yang terbentuk, dan mengkonkretkan nilai abstrak yang diperoleh.

Buku Guru Matemaika Kelas XI untuk Pendidikan Menengah ini disusun dengan tujuan memberi pengalaman konkret-abstrak kepada peserta didik seperi uraian diatas. Pembelajaran matemaika melalui buku ini akan membentuk kemampuan peserta didik dalam menyajikan gagasan dan pengetahuan konkret secara abstrak, menyelesaikan permasalahan abstrak yang terkait, dan berlaih berikir rasional, kriis dan kreaif.

Sebagai bagian dari Kurikulum 2013 yang menekankan peningnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan, kemampuan matemaika yang dituntut dibentuk melalui pembelajaran berkelanjutan: dimulai dengan meningkatkan pengetahuan tentang metode-metode matemaika, dilanjutkan dengan keterampilan menyajikan suatu permasalahan secara matemais dan menyelesaikannya, dan bermuara pada pembentukan sikap jujur, kriis, kreaif, telii, dan taat aturan.

Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang dipergunakan dalam Kurikulum 2013, peserta didik diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat pening untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik dengan ketersedian kegiatan pada buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Implementasi terbatas pada tahun ajaran 2013/2014 telah mendapat tanggapan yang sangat posiif dan masukan yang sangat berharga. Pengalaman tersebut dipergunakan semaksimal mungkin dalam menyiapkan buku untuk implementasi menyeluruh pada tahun ajaran 2014/2015 dan seterusnya. Walaupun demikian, sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan untuk penyempurnaan. Oleh karena itu, kami mengundang para pembaca memberikan kriik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).

Jakarta, Januari 2014

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(4)

Bapak, Ibu guru kami yang terhormat, banyak hal yang sudah kita lakukan sebagai usaha membelajarkan peserta didik dengan harapan, mereka berketuhanan, berperikemanusiaan, berpengetahuan, dan berketerampilan melalui pendidikan matematika. Harapan dan tugas mulia ini cukup berat, menuntut tanggung jawab yang tidak habis-habisnya dari generasi ke generasi.

Banyak masalah pembelajaran matematika yang kita hadapi, bagaikan menelusuri sebuah lingkaran dengan titik-titik masalah yang tak berhingga banyaknya. Tokoh pendidikan matematika Soedjadi dan Yansen Marpaung menyatakan, kita harus berani memilih/menetapkan tindakan dan menghadapi resiko untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika di setiap sekolah tempat guru melaksanakan tugas profesionalitasnya. Artinya, guru sebagai orang yang pertama dan yang utama bertindak sebagai pengembang kurikulum yang mengenal karakteristik siswa dengan baik, dituntut bekerjasama memikirkan jalan keluar permasalahan yang terjadi. Pola pembelajaran yang bagaimana yang sesuai dengan karakteristik matematika dan karakteristik peserta didik di sekolah Bapak/Ibu ?.

Salah satu alternatif, kita akan mengembangkan pembelajaran matematika berbasis paham konstruktivisme. Buah pikiran ini didasari prinsip bahwa: (1) setiap anak lahir di bumi, mereka telah memiliki potensi, (2) cara berpikir, bertindak, dan persepsi setiap orang dipengaruhi budaya, (3) matematika adalah produk budaya, yaitu hasil konstruksi sosial dan sebagai alat penyelesaian masalah kehidupan, dan (4) matematika adalah hasil abstraksi pikiran manusia. Untuk itu diperlukan perangkat pembelajaran, media pembelajaran, asesmen otentik dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas.

Model pembelajaran yang menganut paham konstruktivistik yang relevan dengan karakteristik matematika dan tujuan pembelajaran matematika cukup banyak, seperti (1) model pembelajaran berbasis masalah, (2) pembelajaran kontekstual, (3) pembelajaran kooperatif dan banyak model pembelajaran lainnya. Bapak/Ibu dapat mempelajarinya secara mendalam melalui aneka sumber pembelajaran.

Pokok bahasan yang dikaji dalam buku petunjuk guru ini, antara lain: (1) program linier, (2) matriks, (3) fungsi komposisi dan fungsi invers, (4) persamaan garis lurus, (5) barisan dan deret tak hingga, (6) trigonometri, (7) statistika, (8) aturan pencacahan, (9) lingkaran, (10) transformasi, (11) turunan, dan (12) integral yang tertera dalam kurikulum 2013. Berbagai konsep, aturan dan sifat-sifat dalam matematika ditemukan melalui penyelesaian masalah nyata, media pembelajaran, yang terkait dengan materi yang diajarkan. Seluruh materi yang diajarkan berkiblat pada pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum matematika 2013. Semua petunjuk yang diberikan dalam buku ini hanyalah pokok-pokoknya saja. Oleh karena itu, Bapak dan Ibu guru dapat mengembangkan dan menyesuaikan dengan keadaan dan suasana kelas saat pembelajaran berlangsung.

Akhirnya, tidak ada gading yang tak retak. Rendahnya kualitas pendidikan matematika adalah masalah kita bersama. Kita telah diberi talenta yang beragam, seberapa besar buahnya yang dapat kita persembahkan padaNya. Taburlah rotimu di lautan tanpa batas, percayalah kamu akan mendapat roti sebanyak pasir di tepi pantai. Mari kita lakukan tugas mulia ini sebaik-baiknya, semoga buku petunjuk guru ini dapat digunakan dan bermanfaat dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika di sekolah.

(5)

Surat untuk Guru ... iv

Daftar Isi ... v

Deskripsi Singkat Model Pembelajaran Berbasis Konstruktivistik ... x

Pedoman Penyusunan Rencana Pembelajaran ... xv

Fase Konstruksi Matematika ... xviii

Contoh Analisis Topik ... xix

Peta Konsep Matematika SMP Kelas XI ... xxi

Bab 1 Program Linear ... 1

A. Kompetensi Dasar dan Pengalaman Belajar ... 1

B. Peta Konsep ... 2

C. Materi Pembelajaran ... 3

1. Model Matematika ... 3

2. Program Linear dengan Metode Graik ... 13

Uji Kompetensi 1.1 ... 17

3. Daerah Bersih dan Garis Selidik ... 21

Uji Kompetensi 1.2 ... 41

Penutup ... 45

Bab 2 Matriks ... 47

A. Kompetensi Dasar dan Pengalaman Belajar ... 47

B. Peta Konsep ... 48

C. Materi Pembelajaran ... 49

1. Operasi Pada Matriks Dan Sifat-Sifatnya ... 49

a. Operasi Penjumlahan Matriks dan Sifat-sifatnya ... 49

b. Sifat Komutatif Penjumlahan Matriks ... 59

c. Sifat Asosiatif Penjumlahan Matriks ... 65

2. Pengurangan Dua Matriks ... 68

3. Perkalian Suatu Bilangan Real dengan Matriks ... 70

4. Operasi Perkalian Dua Matriks dan Sifat-sifatnya ... 72

a. Sifat Asosiatif dan Distributif Operasi Perkalian Matriks ... 79

Uji Kompetensi 2.1 ... 83

5. Determinan Dan Invers Matriks ... 86

a. Determinan Matriks. ... 86

b. Sifat-Sifat Determinan.. ... 88

(6)

d. Metode Kofaktor. ... 99

e. Sifat-Sifat Invers Matriks. ... 102

Uji Kompetensi 2.2 ... 104

Penutup ... 108

Bab 3 Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linear ... 111

A. Kompetensi Dasar dan Pengalaman Belajar ... 111

B. Peta konsep ... 112

C. Materi Pembelajaran ... 113

1. Operasi Aljabar Pada Fungsi ... 113

2. Menemukan Konsep Fungsi Komposisi ... 118

3. Sifat-sifat Operasi Fungsi Komposisi ... 128

Uji Kompetensi 3.1 ... 132

4. Fungsi Invers ... 134

5. Menentukan Rumus Fungsi Invers ... 140

Uji Kompetensi 3.2 ... 151

Penutup ... 153

Bab 4 Persamaan Garis Lurus ... 157

A. Kompetensi Dasar dan Pengalaman Belajar ... 157

B. Peta Konsep ... 158

C. Materi Pembelajaran ... 159

1. Garis dan Gradien ... 159

Uji Kompetensi 4.1 ... 169

2. Hubungan Antar Garis ... 173

a. Garis Garis Sejajar ... 173

b. Garis-Garis Tegak Lurus ... 182

Uji Kompetensi 4.2 ... 186

Penutup ... 188

Bab 5 Barisan Dan Deret Tak Hingga ... 191

A. Kompetensi Dasar dan Pengalaman Belajar ... 191

B. Peta Konsep ... 192

C. Materi Pembelajaran ... 193

1. Menemukan Konsep Barisan dan Deret Tak Hingga. ... 193

2. Barisan Konstan, Naik, dan Turun ... 209

Uji Kompetensi 5.1 ... 214

(7)

Bab 6 Trigonometri ... 219

A. Kompetensi Dasar dan Pengalaman Belajar ... 219

B. Peta Konsep ... 220

C. Materi Pembelajaran ... 221

1. Aturan Sinus ... 221

2. Aturan Cosinus ... 227

3. Luas Segitiga ... 232

Uji Kompetensi 6.1 ... 239

Penutup ... 242

Bab 7 Statistika ... 243

A. Kompetensi Dasar dan Pengalaman Belajar ... 243

B. Peta Konsep ... 244

C. Materi Pembelajaran ... 245

1. Ukuran Pemusatan ... 245

2. Ukuran Letak Data ... 256

3. Ukuran Penyebaran Data ... 265

Uji Kompetensi 7 ... 271

D. Penutup... ... 275

Bab 8 Aturan Pencacahan ... 279

A. Kompetensi Dasar dan Pengalaman Belajar ... 279

B. Peta Konsep ... 281

C. Materi Pembelajaran ... 282

1. Menemukan Konsep Pecahan (Perkalian, Permutasi, dan Kombinasi) ... 282

Uji Kompetensi 8.1 ... 317

2. Peluang ... 319

Uji Kompetensi 8.2 ... 327

D. Penutup ... 331

Bab 9 Lingkaran ... 333

A. Kompetensi Dasar dan Pengalaman Belajar ... 333

B. Peta konsep ... 334

C. Materi Pembelajaran ... 335

1. Menemukan Konsep Persamaan Lingkaran ... 335

2. Bentuk Umum Persamaan Lingkaran ... 341

(8)

3. Kedudukan Titik terhadap Lingkaran ... 349

4. Kedudukan Garis terhadap Lingkaran ... 354

5. Persamaan Garis Singgung Lingkaran ... 361

Uji Kompetensi 9.2 ... 371

D. Penutup ... 374

Bab 10 Transformasi ... 375

A. Kompetensi Dasar dan Pengalaman Belajar ... 375

B. Peta Konsep ... 376

C. Materi Pembelajaran ... 377

1. Memahami dan Menemukan Konsep Translasi (Pergeseran) ... 377

2. Memahami dan Menemukan Konsep Releksi (Pencerminan) ... 385

Uji Kompetensi 10.1 ... 400

3. Memahami dan Menemukan Konsep Rotasi (Perputaran) ... 402

4. Memahami dan Menemukan Konsep Dilatasi (Perkalian) ... 412

Uji Kompetensi 10.2 ... 420

D. Penutup ... 423

Bab 11 Turunan ... 425

A. Kompetensi Dasar dan Pengalaman Belajar ... 425

B. Peta Konsep ... 427

C. Materi Pembelajaran ... 428

1. Menemukan Konsep Turunan Suatu Fungsi ... 428

1.1 Menemukan Konsep Garis Sekan dan Garis Tangen ... 428

1.2 Turunan sebagai Limit Fungsi ... 432

1.3 Turunan Fungsi Aljabar ... 436

Uji Kompetensi 11.1 ... 442

2. Aplikasi Turunan ... 444

2.1 Fungsi Naik dan Turun ... 444

2.2 Aplikasi Turunan dalam Permasalahan Fungsi Naik dan Fungsi Turun ... 445

2.3 Aplikasi Konsep Turunan dalam Permasalahan Maksimum dan Minimun ... 454

2.4 Aplikasi Konsep Turunan dalam Permasalahan Kecepatan dan Percepatan ... 467

3. Sketsa Kurva Suatu Fungsi dengan Konsep Turunan ... 470

Uji Kompetensi 11.2 ... 476

(9)

Bab 12 Integral ... 483

A. Kompetensi Dasar dan Pengalaman Belajar ... 483

B. Peta Konsep ... 484

C. Materi Pembelajaran ... 485

1. Menemukan Konsep Integral tak Tentu sebagai Kebalikan dari Turunan Fungsi ... 485

Uji Kompetensi 12.1 ... 491

2. Notasi Integral dan Rumus Dasar Integral Tak Tentu ... 493

Uji Kompetensi 12.2 ... 512

D. Penutup ... 516

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan ... 517

A. Petunjuk pelaksanaan penilaian ... 517

B. Petunjuk pelaksanaan remedial dan pengayaan ... 540

(10)

A. PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU GURU

Dalam bagian ini diuraikan hal-hal penting yang perlu diikuti guru, saat guru menggunakan buku ini. Hal-hal esensial yang dijabarkan, antara lain: (1) pentingnya guru memahami model pembelajaran berbasis konstruktivis dengan

pendekatan scientiic learning terkait sintaksis model pembelajaran yang diterapkan,

sistem sosial, prinsip reaksi pengelolaan (perilaku guru mengajar di kelas), sistem pendukung pemeblajaran yang harus dipersiapkan (berbagai fasilitas, misalnya buku siswa, lembar aktivitas siswa, media pembelajaran, instrumen penilaian, tugas-tugas yang akan diberikan), serta dampak intruksional dan dampak pengiring (sikap) yang harus dicapai melalui proses pembelajaran; (2) mengorganisir siswa belajar (di dalam dan luar kelas) dalam memberi kesempatan mengamati data, informasi, dan masalah, kerja kelompok dalam memecahkan masalah, memberi bantuan jalan keluar bagi siswa; (3) memilih model, strategi, dan metode pembelajaran untuk tujuan pembelajaran yang efektif; (4) memilih sumber belajar yang melibatkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran yang dipicu melalui pengajuan masalah, pemberian tugas produk, projek; (5) petunjuk penggunaan asesmen otentik untuk mengecek keberhasilan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan; (6) petunjuk pelaksanaan remedial dan pemberian pengayaan.

Isi buku guru ini, memuat petunjuk pembelajaran di setiap bab yang berdampingan dengan aktivitas yang ada di buku siswa. Pertanyaan-pertanyaan kritis dan latihan memiliki kunci jawaban dan arahan pembelajaran dari guru untuk pemecahannya. Di samping proses pembelajaran yang tertuang dalam penjelasan singkat model pembelajaran konstruktivis, tersedi petunjuk pelaksanaan pembelajaran remedial dan pengayaan serta pelaksanaan penilaian berbasis proses.

B. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

KONSTRUKTIVISTIK DENGAN PENDEKATAN

SCIENTIFIC LEARNING.

(11)

mempengaruhi aktiitas dan perkembangan mental siswa selama proses pembelajaran

dengan prinsip bahwa, (1) setiap anak lahir, tumbuh dan berkembang dalam matriks sosial tertentu dan telah memiliki potensi, (2) cara berpikir, bertindak, dan persepsi setiap orang dipengaruhi nilai budayanya, (3) matematika adalah hasil konstruksi sosial dan sebagai alat penyelesaian masalah kehidupan, dan (4) matematika adalah hasil abstraksi pikiran manusia.

Metode pembelajaran yang diterapkan, antara lain: metode penemuan, pemecahan masalah, tanya-jawab, diskusi dalam kelompok heterogen, pemberian tugas produk, unjuk kerja, dan projek. Pembelajaran matematika yang diharapkan dalam praktek pembelajaran di kelas adalah (1) pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa, (2) siswa diberi kebebasan berpikir memahami masalah, membangun strategi penyelesaian masalah, mengajukan ide-ide secara bebas dan terbuka, (3) guru melatih dan membimbing siswa berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah, (4) upaya guru mengorganisasikan bekerjasama dalam kelompok belajar, melatih

siswa berkomunikasi menggunakan graik, diagram, skema, dan variabel, (5) seluruh

hasil kerja selalu dipresentasikan di depan kelas untuk menemukan berbagai konsep, hasil penyelesaian masalah, aturan matematika yang ditemukan melalui proses pembelajaran.

Rancangan model pembelajaran yang diterapkan mengikuti 5 (lima) komponen utama model pembelajaran yang dijabarkan sebagai berikut.

1. Sintaks

Pengelolaan pembelajaran terdiri 5 tahapan pembelajaran, yaitu:

a. Apersepsi

(12)

b. Interaksi Sosial di antara Siswa, Guru, dan Masalah

Pada tahap orientasi masalah dan penyelesaian masalah, guru meminta siswa mencoba memahami masalah dan mendiskusikan hasil pemikiran melalui belajar kelompok. Pembentukan kelompok belajar menerapkan prinsip kooperatif, yakni keheterogenan anggota kelompok dari segi karakteristik (kemampuan dan jenis kelamin) siswa, berbeda budaya, berbeda agama dengan tujuan agar siswa terlatih bekerjasama, berkomunikasi, menumbuhkan rasa toleransi dalam perbedaan, saling memberi ide dalam penyelesaian masalah, saling membantu dan berbagi informasi. Guru memfasilitasi siswa dengan buku siswa, Lembar Aktivitas Siswa (LAS) dan Asesmen Otentik. Selanjutnya guru mengajukan permasalahan matematika yang bersumber dari lingkungan kehidupan siswa. Guru menanamkan nilai-nilai matematis (jujur, konsisten, tangguh menghadapi masalah) dan nilai-nilai budaya agar para siswa saling berinteraksi secara sosio kultural, memotivasi dan mengarahkan jalannya diskusi agar lebih efektif, serta mendorong siswa bekerjasama.

Selanjutnya, guru memusatkan pembelajaran pada siswa dalam kelompok belajar untuk menyelesaikan masalah. Guru meminta siswa memahami masalah secara individu dan mendiskusikan hasil pemikirannya dalam kelompok, dan dilanjutkan berdialog secara interaktif (berdebat, bertanya, mengajukan ide-ide, berdiskusi) dengan kelompok lain dengan arahan guru. Antar anggota kelompok saling bertanya-jawab, berdebat, merenungkan hasil pemikiran teman, mencari ide dan jalan keluar penyelesaian masalah. Setiap kelompok memadu hasil pemikiran dan menuangkannya dalam sebuah LAS yang dirancang guru. Jika semua anggota kelompok mengalami kesulitan memahami dan menyelesaikan masalah, maka salah seorang dari anggota kelompok bertanya pada guru sebagai panutan. Selanjutnya guru memberi scaffolding, yaitu berupa pemberian petunjuk, memberi kemudahan pengerjaan siswa, contoh analogi, struktur, bantuan jalan keluar sampai saatnya siswa dapat mengambil alih tugas-tugas penyelesaian masalah.

c. Mempresentasikan dan Mengembangkan Hasil Kerja

(13)

Tujuan tahapan ini adalah untuk mengetahui keefektifan hasil diskusi dan hasil kerja kelompok pada tahapan sebelumnya. Dalam penyajiannya, kelompok penyaji akan diuji oleh kelompok lain dan guru tentang penguasaan dan pemahaman mereka atas penyelesaian masalah yang dilakukan. Dengan cara tersebut dimungkinkan tiap-tiap kelompok mendapatkan pemikiran-pemikiran baru dari kelompok lain atau alternatif jawaban yang lain yang berbeda. Sehingga pertimbangan-pertimbangan secara objektif akan muncul di antara siswa. Tujuan lain tahapan ini adalah melatih siswa terampil menyajikan hasil kerjanya melalui penyampaian ide-ide di depan umum (teman satu kelas). Keterampilan mengomunikasikan ide-ide tersebut adalah salah satu kompetensi yang dituntut dalam pembelajaran berdasarkan masalah, untuk memampukan siswa berinteraksi/berkolaborasi dengan orang lain.

d. Temuan Objek Matematika dan Penguatan Skemata Baru

Objek-objek matematika berupa model (contoh konsep) yang diperoleh dari proses dan hasil penyelesaian masalah dijadikan bahan inspirasi dan abstraksi konsep melalui penemuan ciri-ciri konsep oleh siswa dan mengkonstruksi konsep secara ilmiah. Setelah konsep ditemukan, guru melakukan teorema pengontrasan melalui pengajuan contoh dan bukan contoh. Dengan mengajukan sebuah objek, guru meminta siswa memberi alasan, apakah objek itu termasuk contoh atau bukan contoh konsep.

Guru memberi kesempatan bertanya atas hal-hal yang kurang dipahami. Sesekali guru menguji pemahaman siswa atas konsep dan prinsip yang ditemukan, serta melengkapi hasil pemikiran siswa dengan memberikan contoh dan bukan contoh konsep. Berdasar konsep yang ditemukan/direkonstruksi, diturunkan beberapa sifat dan aturan-aturan. Selanjutnya siswa diberi kesempatan mengerjakan soal-soal tantangan untuk menunjukkan kebergunaan konsep dan prinsip matematika yang dimiliki.

e. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses dan Hasil Penyelesaian Masalah

Pada tahapan ini, guru membantu siswa atau kelompok mengkaji ulang hasil penyelesaian masalah, menguji pemahaman siswa dalam proses penemuan konsep dan prinsip. Selanjutnya, guru melakukan evaluasi materi akademik dengan pemberian kuis atau meminta siswa membuat peta konsep atau memberi tugas dirumah atau membuat peta materi yang dipelajari.

2. Sistem Sosial

(14)

dalam kelompok saling bekerjasama dalam menyelesaikan masalah, saling bertanya/ berdiskusi antara siswa yang lemah dan yang pintar, kebebasan mengajukan pendapat, berdialog dan berdebat, guru tidak boleh terlalu mendominasi siswa, bersifat membantu dan gotong royong) untuk menghasilkan penyelesaian masalah yang disepakati bersama. Dalam interaksi sosio kultural, para siswa diizinkan berbahasa daerah dalam menyampaikan pertanyaan, kritikan, pendapat terhadap temannya maupun pada guru.

3. Prinsip Reaksi

Model pembelajaran yang diterapkan dalam buku ini dilkamusi teori konstruktivis dan nilai budaya dimana siswa belajar yang memberi penekanan pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga fungsi guru sebagai fasilitator, motivator dan mediator dalam pembelajaran. Tingkah laku guru dalam menanggapi hasil pemikiran siswa berupa pertanyaan atau kesulitan yang dialami dalam menyelesaikan masalah harus bersifat mengarahkan, membimbing, memotivasi dan membangkitkan semangat belajar siswa.

Untuk mewujudkan tingkah laku tersebut, guru harus memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan hasil pemikirannya secara bebas dan terbuka, mencermati pemahaman siswa atas objek matematika yang diperoleh dari proses dan hasil penyelesaian masalah, menunjukkan kelemahan atas pemahaman siswa dan memancing mereka menemukan jalan keluar untuk mendapatkan penyelesaian masalah yang sesungguhnya. Jika ada siswa yang bertanya, sebelum guru memberikan penjelasan/bantuan, guru terlebih dahulu memberi kesempatan pada siswa lainnya memberikan tanggapan dan merangkum hasilnya. Jika keseluruhan siswa mengalami kesulitan, maka guru saatnya memberi penjelasan atau bantuan/memberi petunjuk sampai siswa dapat mengambil alih penyelesaian masalah pada langkah berikutnya. Ketika siswa bekerja menyelesaikan tugas-tugas, guru mengontrol jalannya diskusi dan memberikan motivasi agar siswa tetap berusaha menyelesaikan tugas-tugasnya.

4. Sistem Pendukung

(15)

5. Dampak Instruksional dan Pengiring yang Diharapkan

Dampak langsung penerapan pembelajaran ini adalah memampukan siswa merekonstruksi konsep dan prinsip matematika melalui penyelesaian masalah dan terbiasa menyelesaikan masalah nyata di lingkungan siswa. Pemahaman siswa terhadap obek-objek matematika dibangun berdasarkan pengalaman budaya dan pengalaman belajar yang telah dimiliki sebelumnya. Kebermaknaan pembelajaran yang melahirkan pemahaman, dan pemahaman mendasari kemampuan siswa mentransfer pengetahuannya dalam menyelesaikan masalah, berpikir kritis dan kreatif. Kemampuan menyelesaikan masalah tidak rutin menyadarkan siswa akan kebergunaan matematika. Kebergunaan akan menimbulkan motivasi belajar secara internal dari dalam diri siswa dan rasa memiliki terhadap matematika akan muncul sebab matematika yang dipamami adalah hasil rekonstruksi pemikirannya sendiri. Motivasi belajar secara internal akan menimbulkan kecintaan terhadap dewi matematika. Bercinta dengan dewi matematika berarti penyatuan diri dengan keabstrakan yang tidak memiliki batas atas dan batas bawah tetapi bekerja dengan simbol-simbol.

Selain dampak di atas, siswa terbiasa menganalisis secara logis dan kritis memberikan pendapat atas apa saja yang dipelajari menggunakan pengalaman belajar yang dimiliki sebelumnya. Penerimaan individu atas perbedaan-perbedaan yang terjadi (perbedaan pola pikir, pemahaman, daya lihat dan kemampuan), serta berkembangnya kemampuan berkolaborasi antara siswa. Retensi pengetahuan matematika yang dimiliki siswa dapat bertahan lebih lama sebab siswa terlibat aktif di dalam proses penemuannya.

Dampak pengiring yang akan terjadi dengan penerapan model pembelajaran berbasis konstruktivistik adalah siswa mampu menemukan kembali berbagai konsep dan aturan matematika dan menyadari betapa tingginya manfaat matematika bagi kehidupan sehingga dia tidak merasa terasing dari lingkungannya. Matematika sebagai ilmu pengetahuan tidak lagi dipandang sebagai hasil pemikiran dunia luar tetapi berada pada lingkungan budaya siswa yang bermanfaat dalam menyelesaikan permasalahan di lingkungan budayanya. Dengan demikian terbentuk dengan sendirinya rasa memiliki, sikap, dan persepsi positif siswa terhadap matematika dan budayanya. Siswa memkamung bahwa matematika terkait dan inklusif di dalam budaya. Jika matematika bagian dari budaya siswa, maka suatu saat diharapkan siswa memiliki cara tersendiri memeliharanya dan menjadikannya Landasan Makna

(16)

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN

Penyusunan rencana pembelajaran berpedoman pada kurikulum matematika 2013 dan sintaksis Model Pembelajaran. Berdasarkan analisis kurikulum matematika ditetapkan hal-hal berikut

1. Kompetensi dasar (lihat Permendikbud Nomor 69 dan 70 Tahun 2013) dan indikator pencapaian kompetensi dasar untuk tiap-tiap pokok bahasan. Rumusan indikator dan kompetensi dasar harus disesuaikan dengan prinsip-prinsip pembelajaran matematika berdasarkan masalah, memberikan pengalaman belajar bagi siswa, seperti menyelesaikan masalah otentik (masalah bersumber dari fakta dan lingkungan budaya), berkolaborasi, berbagi pengetahuan, saling membantu, berdiskusi dalam menyelesaikan masalah.

2. Materi pokok yang akan diajarkan, termasuk analisis topik, dan peta konsep (contoh disajikan di bawah).

3. Materi prasyarat, yaitu materi yang harus dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk mempelajari materi pokok. Dalam hal ini perlu dilakukan tes kemampuan awal siswa.

4. Kelengkapan, yaitu fasilitas pembelajaran yang harus dipersiapkan oleh guru, misalnya: rencana pembelajaran, buku petunjuk guru, buku siswa, lembar aktivitas siswa (LAS), objek-objek budaya, kumpulan masalah-masalah yang bersumber dari fakta dan lingkungan budaya siswa, laboratorium, dan alat peraga jika dibutuhkan.

5. Alokasi waktu: banyak jam pertemuan untuk setiap pokok bahasan tidak harus sama tergantung kepadatan dan kesulitan materi untuk tiap-tiap pokok bahasan. Penentuan rata-rata banyak jam pelajaran untuk satu pokok bahasan adalah hasil bagi jumlah jam efektif untuk satu semester dibagi banyak pokok bahasan yang akan diajarkan untuk semester tersebut.

6. Hasil belajar yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran antara alain: Produk : Konsep dan prinsip-prinsip yang terkait dengan materi pokok Proses : Apersepsi budaya, interaksi sosial dalam penyelesaian

masalah, memodelkan masalah secara matematika, merencanakan penyelesaian masalah, menyajikan hasil kerja dan menganalisis serta mengevaluasi kembali hasil penyelesaian masalah.

(17)

Keterampilan : Keterampilan menyelesaikan masalah, ketrampilan berkolaborasi, kemampuan berkomunikasi.

Afektif : Menghargai budaya, penerimaan individu atas perbedaan yang ada, bekerjasama, tangguh menghadapi masalah, jujur mengungkapkan pendapat, berlatih berpikir kritis, kreatif, dan senang belajar matematika.

Sintaksis pembelajaran adalah langkah-langkah pembelajaran yang dirancang dan dihasilkan dari kajian teori yang melandasi model pembelajaran berbasis konstruktivistik. Sementara, rencana pembelajaran adalah operasional dari sintaks. Sehingga skenario pembelajaran yang terdapat pada rencana pembelajaran disusun mengikuti setiap langkah-langkah pembelajaran (sintaks). Sintaks model pembelajaran terdiri dari 5 langkah pokok, yaitu: (1) apersepsi budaya, (2) orientasi dan penyelesaian masalah, (3) persentase dan mengembangkan hasil kerja, (4) temuan objek matematika dan penguatan skemata baru, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil penyelesaian masalah. Kegiatan yang dilakukan untuk setiap tahapan pembelajaran dijabarkan sebagai berikut:

1. Kegiatan guru pada tahap apersepsi budaya antara lain: a. Menginformasikan indikator pencapaian kompetensi dasar.

b. Menciptakan persepsi positif dalam diri siswa terhadap budayanya dan matematika sebagai hasil konstruksi sosial.

c. Menjelaskan pola interaksi sosial, menjelaskan peranan siswa dalam menyelesaikan masalah.

d. Memberikan motivasi belajar pada siswa melalui penanaman nilai matematis, soft skill dan kebergunaan matematika.

e. Memberi kesempatan pada siswa menanyakan hala-hal yang sulit dimengerti pada materi sebelumnya.

2. Kegiatan guru pada tahap penyelesaian masalah dengan pola interaksi edukatif antara lain:

a. Membentukan kelompok

b. Mengajukan masalah yang bersumber dari fakta dan lingkungan budaya siswa c. Meminta siswa memahami masalah secara individual dan kelompok

d. Mendorong siswa bekerjasama menyelesaikan tugas-tugas e. Membantu siswa merumuskan hipotesis (dugaan).

f. Membimbing, mendorong/mengarahkan siswa menyelesaikan masalah dan mengerjakan LKS

(18)

h. Mengkondisikan antar anggota kelompok berdiskusi, berdebat dengan pola kooperatif

i. Mendorong siswa mengekspresikan ide-ide secara terbuka

j. Membantu dan memberi kemudahan pengerjaan siswa dalam menyelesaikan masalah dalam pemberian solusi

3. Kegiatan guru pada tahap persentasi dan mengembangkan hasil kerja antara lain: a. Memberi kesempatan pada kelompok mempresentasikan hasil penyelesaian

masalah di depan kelas

b. Membimbing siswa menyajikan hasil kerja

c. Memberi kesempatan kelompok lain mengkritisi/menanggapi hasil kerja kelompok penyaji dan memberi masukan sebagai alternatif pemikiran Membantu siswa menemukan konsep berdasarkan masalah

d. Mengontrol jalannya diskusi agar pembelajaran berjalan dengan efektif e. Mendorong keterbukaan, proses-proses demokrasi

f. Menguji pemahaman siswa

4. Kegiatan guru pada tahap temuan objek matematika dan penguatan skemata baru antara lain:

a. Mengarahkan siswa membangun konsep dan prinsip secara ilmiah

b. Menguji pemahaman siswa atas konsep yang ditemukan melalui pengajuan contoh dan bukan contoh konsep

c. Membantu siswa mendeinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar

yang berkaitan dengan masalah

d. Memberi kesempatan melakukan konektivitas konsep dan prinsip dalam mengerjakan soal tantangan

e. Memberikan scaffolding

5. Kegiatan guru pada tahap menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil penyelesaian masalah antara lain:

a. Membantu siswa mengkaji ulang hasil penyelesaian masalah

b. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam penyelesaian masalah yang selektif c. Mengevaluasi materi akademik: memberi kuis atau membuat peta konsep atau

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

Kompetensi Dasar Pengalaman Belajar

Kompetensi Dasar Pengalaman Belajar

A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

1. Memiliki motivasi internal, ke mampuan bekerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah. 2. Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa

ingin tahu, jujur dan perilaku peduli lingkungan. 3. Mendeskripsikan konsep sistem per-samaan

dan pertidaksamaan linear dua variabel dan menerapkannya dalam pemecahan masalah program linear.

4. Menerapkan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan masalah program linear terkait masalah nyata dan menganalisis kebenaran langkah langkahnya.

5. Menganalisis bagaimana menilai validitas argumentasi logis yang digunakan dalam matematika yang sudah dipelajari terkait pemecahan masalah program linear.

6. Merancang dan mengajukan masalah nyata berupa masalah program linear, dan menerapkan berbagai konsep dan aturan penyelesaian system pertidaksamaan linear dan menentukan nilai optimum dengan menggunakan fungsi selidik yang ditetapkan

Melalui pembelajaran Program Linear, siswa mem-peroleh pengalaman belajar:

• mengamati secara cermat aturan susunan objek.

• berpikir mandiri mengajukan ide secara bebas dan terbuka.

• menemukan hubungan-hubungan di antara objek-objek.

• melatih berpikir kritis dan kreatif. • bekerjasama menyelesaikan masalah.

PROGRAM LINEAR

• Kendala/Keterbatasan (Constraint)

• Optimum (Maksimum atau minimum)

• Daerah Layak, Daerah Jawab, Daerah Penyele -saian

• Garis Selidik • Titik Optimum

Bab

(24)

B. PETA KONSEP

Sistem Persamaan dan

Pertidaksamaan Linear

Masalah Otentik

MateriPrasyarat

Masalah Program Linear

Fungsi Objektif

Garis Selidik Daerah

Penyelesaian Kendala Program

Linear

Solusi Masalah Program Linear

Nilai Maksimum

(25)

C. MATERI PEMBELAJARAN

1. Model Matematika

Pada subbab ini, kita akan mengajarkan bagaimana masalah dalam kehidupan sehari-hari dapat diselesaikan dengan menggunakan program linear.

Guru diperkenankan jika memulai suatu masalah program linear yang dapat dijumpai oleh siswa dalam lingkungan sekitarnya. Selanjutnya, guru membimbing siswa menyelesaikan/merumuskan masalah berikut ini.

Masalah-1.1

Sekelompok tani transmigran mendapatkan 10 hektar tanah yang dapat ditanami padi, jagung, dan palawija lain. Karena keterbatasan sumber daya petani harus menentukan berapa bagian yang harus ditanami padi dan berapa bagian yang harus ditanami jagung, sedangkan palawija lainnya ternyata tidak menguntungkan. Untuk suatu masa tanam, tenaga yang tersedia hanya 1550 jam-orang, pupuk juga terbatas, tak lebih dari 460 kilogram, sedangkan air dan sumber daya lainnya cukup tersedia. Diketahui pula bahwa untuk menghasilkan 1 kuintal padi diperlukan 10 jam-orang tenaga dan 5 kilogram pupuk, dan untuk 1 kuintal jagung diperlukan 8 jam-orang tenaga dan 3 kilogram pupuk. Kondisi tanah memungkinkan menghasilkan 50 kuintal padi per hektar atau 20 kuintal jagung per hektar. Pendapatan petani dari 1 kuintal padi adalah Rp 40.000 sedang dari 1 kuintal jagung Rp 30.000, dan dianggap bahwa semua hasil tanamnya selalu habis terjual.

Masalah bagi petani ialah bagaimanakah rencana produksi yang memaksimumkan pendapatan total? Artinya berapa hektar tanah harus ditanami padi dan berapa hektar tanah harus ditanami jagung.

Memulai bab ini, guru diharapkan memperke-nalkan aplikasi program linear dalam kehidupan sehari-hari melalui con-toh-contoh yang mu-ngkin ditemui/dialami oleh siswa. Misalnya, bagaimana seorang calon perwira mengikuti program nutrisi untuk menjaga berat badan yang ideal.

Ajak siswa untuk bernalar dalam masalah yang se-dang dikaji, terumata me-mikirkan batasan dalam masalah yang sedang di-kaji.

(26)

Perumusan Masalah

Mari kita mengkaji jika hasil padi dan jagung dinyatakan per kuintal.

Berdasarkan masalah di atas, diketahui bahwa setiap 1 hektar menghasilkan 50 kuintal padi. Artinya, untuk 1 kuintal padi diperlukan 0,02 hektar. Demikian juga, untuk 1 kuintal jagung diperlukan 0,05 hektar.

Cermati angka-angka yang tersaji pada tabel berikut ini!

Tabel 1.1: Alokasi setiap sumber yang tersedia

Sumber

Padi (per kuintal)

Jagung (per kuintal)

Batas

sumber Satuan

Tanah 0,02 0,05 10 hektar

Tenaga 10 8 1550 jam-orang

Pupuk 5 3 460 kilogram

Pendapa -tan

40 30 Ribuan

Catatan:

1. Satuan jam-orang (man-hour) adalah banyak orang kali banyak jam bekerja.

Kita anggap (asumsi) bahwa setiap transmigran memiliki tenaga dan waktu yang relatif sama.

2. Air dianggap berlimpah sehingga tidak menjadi kendala/keterbatasan. Jika ada kendala air maka satuannya adalah banyak jam membuka saluran tersier untuk mengalirkan air ke sawah.

3. Batas ketersediaan dalam soal ini kebetulan semuanya berupa batas atas.

Alternatif Penyelesaian

Besarnya pendapatan kelompok petani dipengaruhi banyak (kuintal) padi dan jagung yang diproduksi. Tentunya, besar pendapatan tersebut merupakan tujuan kelompok

Guru memberikan pen-jelasan tambahan jika ter-dapat siswa yang belum terbiasa dengan satuan jam-orang.

(27)

tani, tetapi harus mempertimbangkan keterbatasan sumber (luas tanah, tenaga dan pupuk).

Misalkan :

x banyak kuintal padi yang diproduksi oleh kelompok tani

y banyak kuintal jagung yang diproduksi oleh kelompok tani.

Untuk memperoleh pendapatan terbesar, harus dipikirkan keterbatasan-keterbatasan berikut:

a. Banyak hektar tanah yang diperlukan untuk x kuintal padi dan untuk y kuintal jagung tidak melebihi 10 hektar. Pernyataan ini dalam notasi matematika dinyatakan dengan:

0,02x + 0,05y ≤ 10 atau 2x + 5y ≤ 1000

b. Untuk ketersediaan waktu (jam-orang), tiap-tiap padi dan jagung hanya tersedia waktu tidak lebih dari 1550 jam-orang. Berdasarkan ketersedian waktu untuk setiap kuintal padi dan jagung, dirumuskan:

10x + 8y ≤ 1550

c. Jumlah pupuk yang tersedia untuk padi dan jagung tidak lebih dari 460 kilogram. Padahal untuk menghasilkan 1 kuintal padi dan jagung masing-masing membutuhkan 5 kilogram dan 3 kilogram. Pernyataan ini dinyatakan dalam model matematika:

5x + 3y ≤ 460

d. Dengan semua keterbatasan (kendala) (a), (b), dan (c), kelompok tani ingin mengharapkan pendapatan Rp 40.000 per kuintal padi dan Rp 30.000 per kuintal jagung. Oleh karena itu, besar pendapatan kelompok per kuintal adalah 40.000x + 30.000y. Rumusan ini disebut sebagai fungi tujuan/sasaran; sebut Z(x, y). Oleh karena itu, fungsi tujuan/sasaran masalah kelompok tani transmigran, dinyatakan sebagai berikut:

Z(x, y) = 40.000x + 30.000y atau Z(x, y) = 40x + 30y

(dalam ribuan rupiah).

Beri kesempatan kepada siswa untuk memaparkan hasil pemikiran mereka, dan minta siswa lain un-tuk memberi masukan. Motivasi siswa untuk mengajukan ide-ide da-lam merumuskan model matematika seperti yang disajikan pada bagian a), b), c) dan d).

Pastikan siswa paham akan penggunaan tanda “ pertidaksamaan” dalam setiap rumusan kendala, melalui mengajukan per-tanyaan berikut:

Mengapa harus

menggu-nakan tanda ”” bukan

(28)

Melihat uraian di atas, masalah kelompok tani transmigran dapat diubah bentuk menjadi suatu sistem pertidaksamaan linear dua variabel. Pemecahan sistem tersebut dapat dikerjakan dengan metode graik (dibahas pada subbab berikutnya). Hal ini merupakan pengembangan konsep pertidaksamaan linear satu variabel yang telah kamu pelajari pada Kelas X.

Adapun sistem pertidaksamaan linear yang dimaksud adalah sebagai berikut:

(1) 0 02 0 05 10

10 8 1550

5 3 460

, ,

atau

x y

x y

x y

+ ≤

+ ≤

+ ≤

  

 

10 1550 460

2 5 1000

atau

x+ y≤ →kendaala lahan

x y kendala waktu

x y kendala pupuk

10 8 1550

5 3 460

+ ≤ →

+ ≤ →

  

 

Karena luas tanah/lahan, banyak waktu, dan banyak pupuk tidak mungkin negatif, kendala ini sebagai kendala nonnegatif, yaitu:

(2)

x

y kendalanonnegatif

≥ ≥

  

0 0

Untuk pendapatan, tentu dimaksimumkan dan sebaliknya untuk biaya tentu diminimumkan. Untuk masalah kelompok tani ini, kita memiliki tujuan, disebut fungsi tujuan/sasaran, yaitu:

Maksimumkan:

Z(x, y) = 40x + 30y (dalam satuan ribuan rupiah). (3)

Selain dua variabel, masalah program linear dalam kehidupan sehari-hari banyak juga yang memuat tiga variabel atau lebih. Seperti masalah yang ditemui seorang pengrajin perabot rumah tangga berikut ini.

(29)

Masalah-1.2

Pak Toni, seorang pengrajin perabot rumah tangga mendapat pesanan membuat rak buku yang kerangkanya terbuat dari besi siku lubang yang dipotong-potong kemudian dirangkai dengan sekrup. Untuk membuat rak itu, diperlukan potongan besi sepanjang 250 cm sebanyak 8 potong, sepanjang 70 cm sebanyak 12 potong, dan sepanjang 37,5 cm sebanyak 20 potong. Ternyata batangan besi siku lubang yang dijual di toko mempunyai panjang standar 3 m, sehingga Pak Toni harus berpikir, cukup berapa potong besi batangan yang akan dibeli dan bagaimana caranya mengatur pemotongannya supaya panjang total sisa pemotongan menjadi minimal (dengan demikian kerugian Pak Toni minimal). Dapatkah kamu membantu Pak Toni untuk memotong besi batangan tersebut?

Alternatif Penyelesaian

Pola Pemotongan I

Panjang Besi Batangan : 3 meter

250 cm 37,5 cm 12,5 cm = sisa Pola Pemotongan II

Panjang Besi Batangan : 3 meter

20 cm = 70 cm

70cm 70cm 70cm 70cm 20cm = sisa

Pola Pemotongan III

Panjang Besi Batangan : 3 meter

37, 15 cm = 70 cm 70 cm 37,5 cm 37,5 cm

Pola Pemotongan IV

Panjang Besi Batangan : 3 meter

10 cm = 70 cm 37,5 cm 37,5 cm 37,5 cm 37,5 cm

15 = sisa

10 = sisa 70cm

70cm

70cm

70cm

70cm 37,5cm 37,5cm

37,5cm 37,5cm 37,5cm 37,5cm

Setelah miminta siswa memahami Masalah 1.2, beri motivasi kepada siswa akan kebermak-naan matematika, bahkan dapat membantu untuk memaksimumkan peng-hasilan seseorang.

Berikan apresiasi kepada siswa yang mengajukan ide-ide cemerlang untuk menyelesaikan Masalah 1.2.

(30)

Pola Pemotongan V

Panjang Besi Batangan : 3 meter

5 cm5 cm = 37,5 cm

37,5 cm 37,5 cm 37,5 cm

Pola Pemotongan VI

Panjang Besi Batangan : 3 meter

37,5 cm 37,5 cm 37,5 cm 37,5 cm 37,5 cm

37,5 cm 37,5 cm 37,5 cm

70cm 37,5cm

37,5cm 37,5cm 37,5cm 37,5cm 37,5cm 37,5cm 37,5cm 37,5cm

37,5cm 37,5cm 37,5cm 37,5cm 37,5cm 5cm = sisa

0cm = sisa

Secara lengkap, semua pola pemotongan besi batangan dengan panjang 3 m pada masalah di atas, dinyatakan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1.2: Pola pemotongan besi batangan

Pola pemotongan

ke-300 1 2 3 4 5 6 dipesan

Panjang Potongan

Kawat

250 1 0 0 0 0 0 8

70 0 4 3 2 1 0 12

37,5 1 0 2 4 6 8 20

sisa 12,5 20 15 10 5 0

Kolom 1, mengatakan besi sepanjang 300 cm dapat dipotong dengan ukuran 250 cm sebanyak 1 potong dan 1 potong untuk ukuran 37,5 cm serta menghasilkan sisa 12,5 cm. Setiap sisa harus kurang dari 37,5 cm. Kolom 2, mengatakan pola pemotongan yang kedua dengan menghasilkan sisa 20 cm, demikian seterusnya arti angka-angka yang tersaji dalam tabel di atas.

Dengan demikian terdapat 6 peubah yang muncul, yaitu

x1, x2, x3, x4, x5, dan xi denganx6 : banyak batang besi yang dipotong menurut kombinasi pola ke-i. Oleh karena itu, kita temukan rumusan berikut ini:

x

x x

1

2 3

8

4 3 2

+ + xx x

x x x x x

4 5

1 3 4 5 6

12

2 4 6 8 20

+ ≥ + + + + ≥

(4)

Bersama dengan siswa, guru menyimpulkan pola pemotongan besi bata- ngan dalam Tabel 1.2. Hal ini bertujuan menyepakati rumusan sistem kendala yang dibentuk.

(31)

dengan meminimumkan:

12, 5x1 + 20x2 + 15x3 + 10x4 + 5x5 + 0x6 (5) Persamaan (5) dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi yang tergantung pada nilai x1, x2, x3, x4, x5, dan x6; sebut fungsi

Z(x1, x2, x3, x4, x5, x6) = 12, 5x1 + 20x2 + 15x3 + 10x4 + 5x5 + 0x6

atau

Z(x1, x2, x3, x4, x5, x6 ) = 12, 5x1 + 20x2 + 15x3 + 10x4 + 5x5 + 5x5

merupakan fungsi sisa pemotongan dari semua pola pemotongan besi. Fungsi Z merupakan tujuan pola pemotongan besi batangan yang dibutuhkan Pak Toni. Sedangkan apa yang dinyatakan pada bagian (4) merupakan kendala atau keterbatasan untuk mencapai tujuan tersebut. Cermati tanda yang digunakan pada bagian (4) di atas, merupakan salah satu karakteristik yang digunakan pada kajian materi program linear.

Masalah-1.3

Suatu perusahaan kertas memiliki dua pusat penggilingan yang harus memasok persediaan tiga pusat percetakan kertas koran secara mingguan. Setiap minggu, Penggilingan I dan II, berturut-turut menghasilkan 350 ton dan 550 ton bubur kertas koran. Sebagai bahan baku, Percetakan I, II, dan III berturut-turut memerlukan 275 ton/minggu, 325 ton/minggu, 300 ton/minggu bubur kertas. Ongkos pengiriman (dalam ratus ribu rupiah/ton) adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3: Rincian biaya pengiriman

Percetakan I

Percetakan II

Percetakan III

Penggilingan I 17 22 15

Penggilingan II 18 16 12

Masalah pada perusahaan tersebut adalah menentukan kapasitas bubur kertas koran setiap pengiriman (ton) ke setiap percetakan agar biaya pengiriman minimal.

Beri penjelasan kepada siswa bahwa pada sub bab ini, kompetensi yang diba-ngun adalah bagaimana merumuskan model suatu masalah-masalah prog-ram linear belum untuk menyelesaikan.

Untuk menyelesaikan model matematika Masalah 1.2

menggu-nakan metode simpleks. Oleh karena itu, motivasi siswa bahwa batasan ma-salah kajian dalam bab ini hanya untuk 2 variabel saja.

(32)

Alternatif Penyelesaian

Langkah awal kita untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan merumuskan model matematika masalah pengiriman bubur kertas koran perusahaan tersebut.

Coba perhatikan gambar berikut ini.

Rp120.000,00 Rp150.000,00

Rp160.000,00 Rp220.000,00

Rp180.000,00 Rp170.000,00

Penggilingan I Percetakan I

Percetakan II

Percetakan III Penggilingan II

Gambar 1.2: Diagram rute pengiriman serta biaya pengiriman a) Penggilingan I mampu menghasilkan 350 ton/minggu

merupakan pasokan ke Percetakan I, II, dan III. Misalkan xij: kapasitas pengiriman (ton) setiap minggu dari Penggilingan (i = 1,2) ke Percetakan (j = 1,2,3). Jadi dapat dituliskan: x11 + x12 + x13 = 350

b) Penggilingan II mampu menghasilkan 550 ton/minggu, merupakan pasokan ke Percetakan I, II, dan III. Analog dengan bagian a), kondisi b) dapat kita tuliskan sebagai berikut: x11 + x12 + x13 = 550

c) Jumlah bahan bubur kertas koran yang diperlukan Percetakan I sebesar 275 ton/minggu harus dipasok oleh Penggilingan I dan II. Kondisi ini dituliskan:

x11 + x12 + x13 = 250

d) Jumlah bahan bubur kertas koran yang diperlukan Percetakan II sebesar 325 ton/minggu harus dipasok oleh Penggilingan I dan II. Kondisi ini dituliskan:

x11 + x12 + x13 = 325

Pastikan siswa memaha-mi rute pengiriman ba-han perusahaan tersebut dengan mengajukan per-tanyaan-pertanyaan, mi- salnya. Sebutkan rute dengan biaya terkecil.

(33)

e) Jumlah bahan bubur kertas koran yang diperlukan Percetakan III sebesar 300 ton/minggu harus dipasok oleh Penggilingan I dan II. Kondisi ini dituliskan:

x11 + x12 + x13 = 300

Demikian selanjutnya, sehingga kita dapat menyimpulkan secara lengkap sebagai berikut:

Model matematika pasokan bubur kertas koran dari dua Penggilingan ke Percetakan I, II, dan III.

(6)

(7)

x x x

x x x Mode

11 12 13

2 1 22 23

350

550

+ + =

+ + =

  

Mode

x x

x x

x x

11 21

12 22

13 23 275

325

300

+ =

+ =

+ =

  

 

Model matematika pasokan bubur kertas

Model matematika permintaan bubur kertas

xij≥0,i=1 2, dan j=1 2 3, ,

Dengan model pengiriman bubur kertas dari dua pusat penggilingan ketiga pusat percetakan menimbulkan biaya pengiriman. Dengan memperhatikan Gambar 1.2, tentu kamu dapat memahami bahwa, setiap minggu, biaya pengiriman setiap ton bubur kertas dari Penggilingan I ke Percetakan II adalah Rp220.000,00, kondisi ini dituliskan: 220.000x12.

Demikian hal yang sama 170.000 x11 memiliki arti bahwa, setiap minggu, biaya pengiriman setiap ton bubur kertas dari Penggilingan I ke Percetakan II adalah Rp 170.000,00.

Secara kumulatif total biaya pengiriman perusahaan tersebut, dituliskan sebagai berikut:

Z(x11, x12, x13, x21, x22, x23) 17x11 + 22x12 + 15x13 + 18x21 + 16x22 + 12x23

(34)

Fungsi Z merupakan fungsi biaya, tentu pihak perusahaan ingin biaya tersebut minimal. Oleh karena itu, untuk kajian program linear, fungsi Z merupakan fungsi tujuan/sasaran, dituliskan:

Meminimumkan:

Z(x11, x12, x13, x21, x22, x23) 17x11 + 22x12 + 15x13 + 18x21 + 16x22 + 12x23

(dalam puluh ribu rupiah).

Fungsi biaya total Z memiliki nilai paling minimal jika ditemukan nilai xij yang memenuhi semua kondisi batasan pada model permintaan dan suplai bubur bahan kertas koran.

Dari Masalah 1.1, 1.2, dan 1.3, kita belum menyelesaikan masalah secara lengkap. Khususnya untuk menentukan semua nilai variabel yang memenuhi setiap kondisi. Hal ini disebabkan, untuk sebagian masalah diperlukan pengetahuan lebih lanjut agar mampu menyelesaikannya; misalnya pada Masalah 1.1 dan 1.3. Sedangkan untuk Masalah 1.2 akan kita kaji pada subbab berikutnya.

Selain itu, dari Masalah 1.1 dan 1.2, khususnya pada rumusan yang terbentuk pada persamaan (1), (2), (3), (4), (5), (6), dan (7), serta fungsi tujuan yang terbentuk dapat kita simpulkan beberapa ciri model matematika dalam program linear, yaitu:

1) Adanya fungsi tujuan/sasaran dari setiap masalah yang dikaji. Misalnya,

▪ Maksimumkan: Z (x, y) = 40x + 30y (dalam satuan ribuan rupiah).

▪ Minimumkan:

Z(x11, x12, x13, x21, x22, x23) 12,5x1 + 20x2 + 15x3 + 10x4

+ 5x5

▪ Minimumkan:

Z(x11, x12, x13, x21, x22, x23) 17x11 + 22x12 + 15x13 + 18x21 + 16x22 + 22x23

(dalam puluh ribu rupiah).

(35)

2) Kendala atau keterbatasan utama masalah dinyatakan sebagai suatu sistem pertidaksamaan linear atau sistem persamaan linear.

3) Terdapat juga kendala nonnegatif sebagai syarat dasar nilai setiap variabel yang akan ditentukan.

Dari tiga ciri di atas, dapat kita simpulkan masalah Program Linear dirumuskan sebagai berikut:

Deinisi 1.1

Masalah program linear adalah menentukan nilai x1, x2,

..., xn yang memaksimumkan (atau meminimumkan)

fungsi sasaran/tujuan,

z x x

x

n

C x

C x

C x

n n 1

,

2

,...,

1 1 2 2

...

(

)

=

+

+

+

dengan kendala/keterbatasan:

a x a x a x b

a x a x a x

n n

n n

11 1 12 2 1 1

21 1 22 2 2

+ + +

(

≤ = ≥

)

+ + +

(

≤ = ≥

)

... , ,

... , , bb

a x a x a x b

x x x

m m mn n m

n

2

1 1 2 2

1 0 2 0 0 

+ + +

(

≤ = ≥

)

≥ ≥ ≥

... , ,

, ,.., .

Namun, dalam kajian bab ini kita akan mengkaji masalah program linear hanya untuk dua variabel. Untuk tiga variabel atau lebih dibutuhkan pengetahuan lanjutan tentang teknik menyelesaikan sistem persamaan atau pertidaksamaan linear.

Pembahasan kita selanjutnya, mengkaji graik setiap kendala yang terbentuk dari masalah program linear. 2. Program Linear dengan Metode Graik

Kajian masalah program linear dua variabel dapat diselesaikan melalui graik sistem kendala dari masalah tersebut. Oleh karena itu, langkah awal dalam menyelesaikan masalah tersebut, yaitu dengan menggambarkan sistem pertidaksamaan yang terbentuk

Cermati setiap tanda tidaksamaan atau per-samaan yang digunakan dalam model matematika sehingga disimpulkan

da-lam Deinisi 1.1.

Guru diperbolehkan menyajikan atau me- ngajak siswa untuk mene-mukan masalah-masalah lain, terutama masalah yang berbasis kedaera-han yang terkait dengan masalah program linear dan meminta siswa men-coba merumuskan model matematika untuk setiap masalah.

Beri penjelasan kepada siswa bahwa ada bebe- rapa cara untuk menyele-saikan sistem pertidaksa-man linear. Salah satu di-antaranya adalah dengan

(36)

pada kendala/keterbatasan masalah program linear. Berikut ini diberikan 1 pertidaksamaan dengan kombinasi syarat variabelnya.

a) x + y ≥ 5

b) x + y ≥ 5 dengan x ≥ 0 dan y ≥ 0.

c) x + y ≥ 5 dengan x ≥ 0 dan y ≤ 0.

d) x + y ≥ 5 dengan x ≤ 0 dan y ≥ 0.

e) x + y ≥ 5 dengan x ≤ 0 dan y ≤ 0.

Ø Dengan pengetahuan tentang cara menggambarkan daerah penyelesaian suatu pertidaksamaan linear pada Kelas X, coba diskusikan bersama temanmu, apa perbedaan kelima pertidaksamaan di atas.

10 y

x

-10

10 -10

5

-5

5 -5

10 y

x

-10

10 -10

5

-5

5 -5

b). x + y ≥ 5 dengan x ≥ 0 dan y ≥ 0

a). x + y ≥ 5

Oleh karena itu, moti-vasi siswa untuk mampu menyelesaikan masalah program linear secara tuntas.

Dengan mencermati

graik pada Gambar 1.3,

beri jesempatan kepada siswa untuk mampu

meng-gambar graik dengan

pertidaksamaan bagian c), d) dan e), seperti yang disajikan pada gambar di samping.

Beri penjelasan kepada siswa, bagaimana

meng-gambarkan setiap graik

secara manual dan meng-gunakan softwore. Banyak software yang dapat di-gunakan untuk

meng-gambarkan graik sistem

(37)

10 y

x

-10

10 -10

5

-5

5 -5

10 y

x

-10

10 -10

5

-5

5 -5

e). x + y ≥ 5; ≤ 0, y ≥ 0

d). x + y ≥ 5 ; ≤ 0, y ≥ 0

Gambar 1.3: Graik a). x + y ≥ 5 dan b). x + y ≥ 5 dengan x + y ≥ 5 dengan x ≥ 0 dan y ≥ 0

Dalam buku ini, untuk semua graik persamaan linear atau sistem pertidaksamaan linear, Daerah Bersih

merupakan daerah penyelesaian pertidaksamaan atau sistem pertidaksamaan yang dikaji.

(38)

Pada gambar a), dapat kita pahami bahwa semua titik yang terletak pada daerah yang tidak diarsir (bersih) memenuhi pertidaksamaan x + y ≥ 5 Hal ini berbeda dengan syarat nilai x dan y pada Gambar 2.3 b). Hanya pada saat x ≥ 0 dan y ≥ 0 yang memenuhi daerah penyelesaian pertidaksamaan x + y ≥ 5.

2 6

5 5

0

2 4

x y

x y

x y − ≤ + ≥

≥ ≤ ≤

  

  

x y

x y

x + ≤

− + ≥

≤ ≤   

 

2

3 2 6

3 4

a

)

b

)

Contoh 1.1

Gambarkan daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan berikut ini.

Alternatif Penyelesaian

Ø Guru mengkoordinir siswa untuk mendiskusikan

langkah-langkah menggambarkan graik suatu sistem

pertidaksamaan linear.

10 y

x

-10

10

-10

-5

5 5

-5

Gambar 1.5: Daerah penyelesaian pertidaksamaan

Guru mengkoordinasikan siswa dalam menyusun langkah-langkah

meng-gambarkan graik sistem

pertidaksamaan linear. Ajak siswa berdiskusi da-lam merumuskan lang-kah-langkah tersebut. Selanjutnya, untuk setiap

graik suatu sistem perti -daksamaan linear pasti-kan siswa memahami dan

membaca graik terse -but dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Misalnya, tentukan titik potong kedua garis.

Ajak siswa memahami hubungan daerah bersih

pada graik dengan sistem

(39)

10 y

x

-10

10 -10

-5

5 5

-5

Gambar 1.6: Suatu sistem pertidaksamaan linear yang tidak daerah penyelesaian

Uji Kompetensi 1.1

1. PT Lasin adalah suatu pengembang perumahan di daerah pemukiman baru. PT tersebut memiliki tanah seluas 12.000 meter persegi berencana akan membangun dua tipe rumah, yaitu tipe mawar dengan luas 130 meter persegi dan tipe melati dengan luas 90 m2. Jumlah rumah yang akan dibangun tidak lebih 150 unit. Pengembang merancang laba tiap-tiap tipe rumah Rp2.000.000,00 dan Rp 1.500.000,00.

Modelkan permasalahan di atas!

2. Klinik “Dewi” akan membuka cabang baru di daerah padat penduduk. Untuk itu, pemilik klinik merancang sebuah jadwal jaga perawat yang akan bertugas, seperti berikut ini.

24.00 - 04.00

04.00 - 08.00

08.00 - 12.00

12.00 - 16.00

16.00 - 20.00

20.00 - 24.00

Ketersedian 1 2 3 4 5 6

Banyak Perawat yang

dibu-tuhkan

6 8 11 9 18 11

untuk setiap pertidak-samaan linear yang ter-dapat dalam sistem pertidaksamaan linear. Sehingga mampu me- nyimpulkan bahwa mungkin suatu sistem

per-tidaksamaan linear tidak memiliki daerah bersih.

Beri motivasi kepada siswa untuk mengasah pengetahuan dan ke- terampilannya melalui mengejakan soal dan ma-salah yang disajikan pada Uji Kompetensi 1.1.

(40)

Rumuskan masalah penjadwalan perawat tersebut dalam model matematika.

3. Tentukanlah pertidaksamaan yang memenuhi setiap daerah penyelesaian di bawah ini.

10 y

x

-10

10 -10

5

-5

5 -5

10 y

x

-10

10 -10

5

-5

5 -5

(a)

(b)

4. Gambarkanlah daerah penyelesaian setiap sistem pertidaksamaan di bawah ini.

a x y x

) 2 24

5 + ≥ ≥

b y x

y

) 2 5 6

1 6

(41)

5. Cermati pertidaksamaan ax + byc.

Untuk menentukan daerah penyelesaian (bersih) pada bidang koordinat, selain dengan menggunakan uji titik, selidiki hubungan tanda koeisien x dan y terhadap daerah penyelesaian (bersih) pertidaksamaan.

6. Perhatikan graik-graik di bawah ini.

Nyatakan pertidaksamaan-pertidaksamaan yang memenuhi setiap daerah yang memenuhi.

10 y

x

-10

10 -10

5

-5

5 -5

10 y

x

-10

10 -10

5

-5

5 -5

(i)

(42)

7. Seorang atlet diwajibkan makan dua jenis tablet setiap hari. Tablet pertama mengandung 5 unit vitamin A dan 3 unit vitamin B, sedangkan tablet kedua mengandung 10 unit vitamin A dan 1 unit vitamin B. Dalam satu hari, atlet itu memerlukan 20 unit vitamin A dan 5 unit vitamin B. Harga tiap-tiap 1 tablet, Rp1.500,00 dan Rp2.000,00.

Modelkan masalah di atas.

8. Dengan persediaan kain polos 20 meter dan kain bergaris 10 meter, seorang penjahit akan membuat 2 model pakaian jadi. Model I memerlukan 1 meter kain polos dan 1,5 meter kain bergaris. Model II memerlukan 2 meter kain polos dan 0.5 meter kain bergaris. Bila pakaian tersebut dijual, setiap model I memperoleh untung Rp15.000,00 dan model II memperoleh untung Rp10.000,00. (UAN 2004 No. 22)

Nyatakan masalah di atas dalam model matematika

9. Sebuah toko bunga menjual 2 macam rangkaian bunga. Rangkaian I memerlukan 10 tangkai bunga mawar dan 15 tangkai bunga anyelir, Rangkaian II memerlukan 20 tankai bunga mawar dan 5 tangkai bunga anyelir. Persediaan bunga mawar dan bunga anyelir masing -masing 200 tangkai dan 100 tangkai. Rangkaian I dijual seharga Rp200.000,00, dan Rangkaian II dijual seharga Rp100.000,00 per rangkaian. (UN 2006 No. 21)

Modelkan masalah di atas dalam bentuk model matematika.

10. Perhatikan masalah yang dihadapi seorang penjaja buah-buahan berikuti ini.

(43)

modal Rp2.000.000,00, sedangkan muatan gerobak tidak lebih dari 450 kilogram. Padahal keuntungan tiap kilogram apel 2 kali keuntungan tiap kilogram pisang. Rumuskanlah model matematika masalah di atas.

3. Daerah Bersih dan Garis Selidik

Penggunaan istilah daerah bersih merupakan daerah yang memenuhi suatu pertidaksamaan. Pada referensi lain, daerah bersih disebut juga daerah suci. Untuk konsistensi pada buku ini, kita menggunakan istilah daerah bersih, artinya semua titik (x, y) yang memenuhi suatu pertidaksamaan linear atau suatu sistem pertidaksamaan linear.

Sekarang, yang menjadi pokok permasalahan pada bagian subbab ini adalah menentukan daerah bersih suatu pertidaksamaan linear atau sistem pertidaksamaan linear. Mari kita mulai daerah bersih yang terdapat pada Gambar 1.3 b). Untuk setiap nilai x dan y yang memenuhi x + y

5 dengan x ≥ 0 dan y ≥ 0, disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 1.4: Uji Titik dengan Nilai pertidaksamaan dan Arah Daerah Bersih

(x, y) Nilai x + y ≥ 5 Arah Daerah Bersih

(5, 4) Benar (9 > 5) Sebelah kanan (atas)

garis x + y = 5

(6, 1) Benar (7 > 5) Sebelah kanan (atas)

garis x + y = 5

(2, 1) Salah (3 > 5) Sebelah kiri (bawah)

garis x + y = 5

(0, 0) Salah (0 > 5) Sebelah kiri (bawah)

garis x + y = 5

Sekarang, kita uji pemahaman kita menggambarkan daerah bersih yang dihasilkan masalah berikut ini.

Beri penjelasan kepada siswa, pada sub bab ini, kita akan menyelesaikan sistem pertidaksamaan linear dari masalah program linear secara tuntas.

Pastikan siswa sudah menguasi langkah-lang-kah menggambarkan

graik suatu pertidaksa -maan linear.

Ajak siswa berdiskusi memahami Tabel 1.4 dan

sandingkan dengan graik

(44)

Masalah-1.4

Suatu pabrik farmasi menghasilkan dua jenis kapsul obat lu yang diberi nama Fluin dan Fluon.

Tiap-tiap kapsul memuat tiga unsur (ingredient)

utama dengan kadar kandungannya tertera dalam Tabel 1.5. Menurut dokter, seseorang yang sakit lu akan sembuh jika dalam tiga hari (secara rata-rata) minimal menelan 12 grain aspirin, 74 grain bikarbonat dan 24 grain kodein. Jika harga Fluin Rp500,00 dan Fluon Rp600,00 per kapsul, bagaimana rencana (program) pembelian seorang pasien lu (artinya berapa kapsul Fluin dan berapa kapsul Fluon harus dibeli) supaya cukup untuk menyembuhkannya dan meminimumkan ongkos pembelian total.

Table 1.5: Kandungan Unsur (dalam grain)

Unsur Banyak grain perkapsul

Fluin Fluon

Aspirin 2 1

Bikorbonat 5 8

Kodein 1 6

Alternatif Penyelesaian

Data pada masalah di atas, dapat disajikan seperti tabel berikut ini.

Tabel 1.6: Tabel persiapan

Unsur Batas

Minimum

Fluin Fluon

Aspirin 2 1 12

Bikarbonat 5 6 74

Kodein 1 6 24

Harga 500 600

(45)

Dengan tabel tersebut, dapat kita misalkan:

x : banyak kapsul Fluin yang dibeli.

y : banyak kapsul Fluon yang dibeli.

Selanjutnya, kita dengan mudah menemukan bentuk masalah program linear masalah di atas.

Mencari x, y yang memenuhi:

2 12

5 8 74

6 24

0 0 x y

x y

x y x

y + ≥ + ≥ + ≥

≥ ≥ 

  

   

(a)

dan meminimumkan Z = 500x + 600y. (b)

software Autograph merupakan salah satu software yang digunakan unttuk menggambarkan daerah penyelesaian suatu sistem pertidaksamaan linear. Autograph juga dapat digunakan untuk menggambarkan berbagai graik fungsi, misalnya fungsi kuadrat, dan fungsi logaritma.

15

10

-10

15 10

-10

5

5

-5 5

y=Banyak Fluon yang dibeli

x=Banyak Fluin yang dibeli

2x+y≥12

x+6y≥24 5x+8y≥74 III

IV V

II

Gambar 1.7: Daerah V adalah irisan daerah bersih sistem pertidaksamaan (a).

Daerah no. V merupakan irisan daerah bersih keenam pertidaksamaan, juga disebut daerah layak, atau daerah penyelesaian atau daerah optimum.

Ajukan pertanyaan-per-tanyaan kepada siswa untuk menyelidiki penge-tahuan dan keterampilan mereka dalam

menggam-barkan graik suatu sistem

pertidaksaman linear. Misalnya, mengapa bukan daerah II yang merupa-kan irisan daerah bersih pertidaksamaan?

Keterampilan siswa da-lam menggambarkan

(46)

Dalam buku ini kita sepakati untuk menggunakan istilah daerah penyelesaian. Jika keenam pertidaksamaan di atas, dinyatakan sebagai suatu sistem pertidaksamaan, maka daerah penyelesaian dapat kita deinisikan sebagai berikut:

Deinisi 1.2

(Daerah Layak/Daerah Penyelesaian/Daerah Optimum)

Daerah Penyelesaian Masalah Program Linear

merupakan himpunan semua titik (x, y) yang memenuhi

kendala suatu masalah program linear.

Daerah penyelesaian untuk masalah ini merupakan suatu daerah yang tak terbatas (unbounded). Tentu terdapat juga daerah penyelesaian yang terbatas (bounded).

Guru juga tentunya harus mampu menggambarkan dan menjela

Gambar

gambar graik
Gambar 1.3: Graik a). x + y ≥ 5 dan  b). x + y ≥ 5 dengan x + y ≥ 5
Tabel 1.7: Tabel nilai Z = 500x + 600y
Gambar 1.5: Daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan (1).
+7

Referensi

Dokumen terkait

Percetakan I, II, dan III. Dengan memperhatikan Gambar 1.2, tentu kamu dapat memahami bahwa, setiap minggu, biaya pengiriman setiap ton bubur kertas dari Penggilingan I ke

(2) Guru menjelaskan bahwa mengetahui peristiwa sejarah tidak hanya sebatas proses transformasi pengetahuan mengenai fakta masa lalu belaka, tetapi yang terpenting

Guru memberi contoh 4 (empat) dialog dalam bahasa Inggris yang di dalamnya terdapat GZRTGUUKQPU QH PGEGUUKV[ CPF GZRGEVCVKQPU Guru membimbing siswa menganalisis

Pengamatan dalam proses penilaian dilakukan saat peserta didik melakukan pembelajaran menganalisis, merancang, dan mengevaluasi rangkaian gerak senam lantai.. Aspek-

Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses belajar berlangsung. Penilaian dapat dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini

Dalam Bab V “Mengulas Berbagai Karya Sastra”, kegiatan membangun konteks pada materi teks ulasan dilakukan dengan menyajikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan topik

Siswa diminta memahami pemangkatan pada suatu perpangkatan di Contoh 1.6. Pastikan siswa dapat melakukan operasi pemangkatan pada suatu perpangkatan. Pastikan siswa

Hal-hal esensial yang dijabarkan, antara lain: (1) pentingnya guru memahami model pembelajaran berbasis konstruktivis dengan pendekatan scientiic learning terkait sintaksis