ABSTRAK
Tidak semua daerah dapat dilalui dengan transportasi darat. Oleh karena itu dibutuhkan sarana transportasi agar dapat melakukan evakuasi medis menuju kota yang fasilitas kesehatannya lebih lengkap. Sarana transportasi medis yang sering digunakan yaitu berupa mobil ambulan dan pesawat medis tetapi sering memiliki kendala yaitu waktu tempuh yang lama, terbatasnya fasilitas kesehatan yang ada dan ukuran yang cukup besar serta membutuhkan landasan yang cukup panjang untuk pesawat medis. Dengan dasar pemikiran tersebut, penulis ingin membantu PT. Dirgantara Indonesia dalam mengkaji dan mengembangkan sarana transportasi untuk keperluan medis.
Pada penelitian pendahuluan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di kabin Helikopter Super Puma NAS-332 A, yaitu perlunya sarana medis standar yang harus ada untuk digunakan sebagai helikoper medis, lingkungan dalam kabin yang optimal untuk keperluan medis, tata letak fasilitas dan ukuran yang sesuai dengan anthropometri Indonesia agar memberikan kenyamanan bagi penggunanya.
Data-data yang dikumpulkan yaitu sejarah perusahaan, sejarah perkembangan helikopter, data umum Helikopter Super Puma NAS-332 A dan dimensi ruang kabin, fasilitas yang tersedia di kabin, alat medis standar, keadaan lingkungan fisik sekitar kabin, dan fasilitas keselamatan yang ada dalam kabin helikopter. Kemudian data diolah menggunakan perbandingan antara ukuran fasilitas fisik yang sudah ada dengan ukuran anthropometri yang sesuai dengan ukuran orang Indonesia. Dari hasil pengolahan data dilakukan perbaikan untuk memperoleh lingkungan fisik dan dimensi produk yang sesuai. Penentuan dimensi produk menggunakan data anthropometri yang diambil dari buku ergonomi : Konsep Dasar Ergonomi dan Aplikasinya karya Eko Nurmianto. Faktor kesesuaian dengan anthropometri, keamanan, kekuatan, kemudahan perawatan dan keringkasan diperhatikan untuk setiap perancangan produk.
Fasilitas fisik yang ukurannya belum sesuai yaitu brankar (tinggi kaki dalam kabin pada saat dilipat, panjang dan lebar alas tandu serta panjang safety belt), lemari (tinggi dan panjang lemari), dan kursi penumpang (tinggi alas duduk, panjang alas duduk, panjang sandaran dan tinggi sandaran serta panjang seat belt). Dari hasil analisis, dilakukan perancangan fasilitas fisik masing-masing sebanyak 3 alternatif dan dilakukan pula perancangan lingkungan fisik dan tata letak sebanyak 3 alternatif. Kemudian dipilih 1 alternatif terbaik dengan menggunakan concept scoring.
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
4.5 Fasilitas yang Terdapat Dalam Kabin Super Puma NAS-332A 4 – 21 4.6 Alat Medis Standar yang Harus Ada ... 4 – 32 4.7 Keadaan Lingkungan Fisik di Kabin Helikopter Super PumaNAS – 332 A ... 4 – 36 4.8 Alat-alat Keselamatan Standar yang Ada di Kabin Helikopter
Super Puma NAS-332 A ... 4 – 39
BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
5.1 Pengolahan Data... 5 – 1 5.2 Penentuan Data Antropometri dan Persentil yang Digunakan ... 5 – 2
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
5.6.1 Kecelakaan yang Berpotensi Terjadi... 5 – 24 5.6.2 Penyebab Kecelakaan Terjadi ... 5 – 25 5.6.3 Upaya Pencegahaan dan Penanggulangan yang Dilakukan5 – 27BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS
6.1 Perancangan dan Analisis Fasilitas Fisik Helikopter Super
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
6.3.2 Konsep Penilaian untuk Produk Brankar ... 6 – 75 6.3.3 Konsep Penilaian untuk Produk Kursi ... 6 – 78 6.8 Analisis Prosedur Masuk atau Memindahkan Pasien ke
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Karakteristik Noise 2 – 20
Tabel 2.2 Tingkat Penerangan yang Disarankan untuk
Perancangan Pencahayaan 2 – 22
Tabel 2.3 Rekomendasi Iluminasi Pelayanan untuk Berbagai
Macam Pekerjaan 2 – 23
Tabel 2.4 Contoh Rekomendasi dan Natural Iluminasi
untuk Beberapa Pekerjaan 2 – 23
Tabel 2.5 Efek Psikologis Warna 2 – 24
Tabel 2.6 Analisis Penilaian Konsep 2 – 25
Tabel 2.7 Jenis Media Pemadam Kebakaran dan
Aplikasinya 2 – 27
Tabel 4.1 Tabel Tangki Bahan Bakar Helikopter Super
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
Tabel 6.13 Tabel Data Antropometri Kursi PenumpangAlternatif 1 6 – 33
Tabel 6.14 Spesifikasi Rancangan Kursi Penumpang
Alternatif 1 6 – 33
Tabel 6.15 Tabel Data Antropometri Kursi Penumpang
Alternatif 2 6 – 35
Tabel 6.16 Spesifikasi Rancangan Kursi Penumpang
Alternatif 2 6 – 35
Tabel 6.17 Tabel Data Antropometri Kursi Penumpang
Alternatif 3 6 – 37
Tabel 6.18 Spesifikasi Rancangan Kursi Penumpang
Alternatif 3 6 – 37
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
Tabel 6.29 Tabel Spesifikasi Kursi Pembanding 6 – 67 Tabel 6.30 Tabel Data Persentil Kursi Penumpang
Pembanding 6 – 67
Tabel 6.31 Tabel Spesifikasi Lemari Pembanding 6 – 69 Tabel 6.32 Tabel Data Persentil Lemari Pembanding 6 – 70
Tabel 6.33 Tabel Konsep Skoring Tandu 6 – 74
Tabel 6.34 Tabel Konsep Skoring Brankar 6 – 77
Tabel 6.35 Tabel Konsep Skoring Kursi 6 – 81
Tabel 6.36 Tabel Konsep Skoring Lemari 6 – 84
Tabel 6.37 Tabel Data Antropometri Handle 6 – 87
Tabel 6.38 Tabel Konsep Skoring Layout 6 – 92
Tabel 6.39 Tabel Space yang Terpakai 6 – 93
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Daerah Kenyamanan Suhu dan Kelembaban 2 – 21
Gambar 3.1 Flowchart 3 – 1
Gambar 4.1 Gambar Spesifikasi Penampang Helikopter
Untuk EMS 4 – 14 Gambar 4.2 Gambar Helikopter Super Puma untuk Ukuran
Short Version 4 – 16
Gambar 4.3 Gambar Tampak Depan Helikopter Super Puma
untuk Ukuran Short Version 4 – 16 Gambar 4.4 Gambar Tampak Samping Helikopter Super Puma untuk Ukuran Short Version 4 – 17 Gambar 4.5 Gambar Helikopter Super Puma untuk Ukuran
Stretched Version 4 – 18
Gambar 4.6 Gambar Tampak Depan Helikopter Super Puma
untuk Ukuran Stretched Version 4 – 19 Gambar 4.7 Gambar Tampak Samping Helikopter Super Puma untuk Ukuran Stretched Version 4 – 19 Gambar 4.8 Foto Kursi Troop Transport di Kabin Helikopter
Super Puma NAS-332 A 4 – 21
Gambar 4.9 Gambar Tampak Depan Kursi Troop Transport di Kabin Helikopter Super Puma NAS-332 A 4 – 22 Gambar 4.10 Gambar Tampak Samping Kursi Troop Transport di
Kabin Helikopter Super Puma NAS-332 A 4 – 23 Gambar 4.11 Foto Pintu Penumpang Bagian Luar 4 – 24 Gambar 4.12 Foto Pintu Penumpang Bagian Dalam 4 – 24 Gambar 4.13 Gambar Tampak Depan Pintu Penumpang
Helikopter Super Puma NAS-332 A 4 – 25 Gambar 4.14 Foto Pintu Cargo Helikopter Super Puma
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
Gambar 4.15 Foto Kabin Bagian Tengah Helikopter Super
Puma NAS-332A 4 – 26
Gambar 4.16 Foto Kabin Bagian Depan Helikopter Super
Puma NAS-332A 4 – 27
Gambar 4.17 Foto Atap Kabin Helikopter Super Puma
NAS-332A 4 – 27
Gambar 4.18 Gambar Penampang Kabin Helikopter Super
Puma untuk Ukuran Short Version 4 – 28 Gambar 4.19 Gambar Spesifikasi Penampang Kabin Helikopter
Super Puma untuk Ukuran Short Version 4 – 28 Gambar 4.20 Gambar Penampang Kabin Helikopter Super
Puma untuk Ukuran Stretched Version 4 – 28 Gambar 4.21 Gambar Spesifikasi Penampang Kabin Helikopter
Super Puma untuk Ukuran Stertched Version 4 – 29 Gambar 4.22 Gambar Spesifikasi Panjang Kabin Helikopter
Super Puma untuk Ukuran Short dan Stretched
Version 4 – 29 Gambar 4.31 Foto Lampu dan Tempat Pencahyaan pada Kabin 4 – 36
Gambar 4.32 Foto Bahan Kanvas 4 – 38
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
Gambar 4.34 Foto Alat Pemadam Kebakaran dan dimensinya 4 – 39
Gambar 4.35 Foto Jaket Pelampung 4 – 40
Gambar 4.36 Gambar Life Raft 4 – 40
Gambar 4.37 Foto Helikopter Super Puma dengan Pelampung
Luar 4 – 41
Gambar 5.1 Gambar Tata Letak Pengukuran Intensitas Cahaya
Pada Kabin Helikopter 5 – 20
Gambar 5.2 Gambar Tata Letak Pengukuran Kelembaban dan Temperatur pada Kabin Helikopter 5 – 21 Gambar 5.3 Grafik Temperatur dan Kelembaban 5 – 22 Gambar 5.4 Gambar Tata Letak Pengukuran Kebisingan pada
Kabin Helikopter 5 – 22
Gambar 5.5 Diagram Fishbone untuk Kecelakaan Helikopter
Tergelincir pada Saat Pendaratan 5 – 24 Gambar 5.6 Diagram Fishbone untuk Kecelakaan Helikopter
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
Gambar 6.13 Foto Tandu Pembanding 6 – 61
Gambar 6.14 Foto Brankar Pembanding 6 – 64
Gambar 6.15 Foto Kursi Pembanding 6 – 66
Gambar 6.16 Foto Lemari Pembanding 6 – 69
Gambar 6.17 Gambar Teknik Tempat Sampah 6 – 85
Gambar 6.18 Gambar Handle 6 – 86
Gambar 6.19 Gambar Layout Alternatif 1 6 – 88
Gambar 6.20 Gambar Layout Alternatif 2 6 – 88
Gambar 6.21 Gambar Layout Alternatif 3 6 – 89
Gambar 6.22 Foto Lampu Mobile LED Surgical Shadowless
Lamp 6 – 95
Gambar 7.1 Gambar Tandu yang Terpilih 7 – 2
Gambar 7.2 Gambar Brankar yang Terpilih 7 – 3 Gambar 7.3 Gambar Kursi Penumpang Terpilih 7 – 3
Gambar 7.4 Gambar Lemari Terpilih 7 – 4
Gambar 7.5 Gambar Layout yang terpilih 7 – 5
DAFTAR LAMPIRAN
1. Tabel Antropometri Masyarakat Indonesia
2. Tabel Antropometri Telapak Tangan Orang Indonesia 3. Surat Pengesahan Perusahaan
4. Surat Persetujuan dari Perusahaan (Acceptable Letter) 5. Surat Clearance Kegiatan dari Perusahaan
DATA PENULIS
Nama : Marlyni Masintan Pasaribu
Alamat : Jl. Baros Utama No.37 A RT 03 / RW 04 Cimahi Selatan No. Telp Rumah : 022-6649252
No. Handphone : +6281322921592
Tempat & Tgl Lahir : Pontianak, 26 Maret 1988 Alamat email : [email protected] Pendidikan : SD Santo Yusup Cimahi
SMP Santo Mikael Cimahi SMA Santa Maria 3, Cimahi
Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha Nilai Tugas Akhir : A
KOMENTAR DOSEN PENGUJI
Nama Mahasiswa : Marlyni Masintan Pasaribu
NRP : 0623056
Judul Tugas Akhir : RANCANG ULANG KABIN HELIKOPTER SUPER PUMA NAS 332-A UNTUK KEPERLUAN HELIKOPTER MEDIS DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI
Komentar-Komentar Dosen Penguji : 1. Perbaiki kesalahan pengetikan.
2. Tambahkan pembantasan masalah mengenai lingkungan dan fasilitas fisik yang diamati.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak pulau sehingga masih banyak daerah-daerah terpencil dan tertinggal yang belum merasakan perkembangan teknologi terutama dalam bidang kesehatan. Daerah-daerah terpencil belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai dan seringkali dibutuhkan penanganan medis di tempat lain yang memiliki fasilitas kesehatan yang lebih memadai. Oleh karena itu dibutuhkan sarana transportasi agar dapat melakukan evakuasi medis membawa pasien ke kota yang fasilitas kesehatannya lebih lengkap dan terjamin.
Sarana transportasi yang digunakan untuk fasilitas kesehatan pada umumnya yaitu berupa mobil ambulan. Mobil ambulan digunakan rumah sakit atau puskesmas untuk mengevakuasi pasien ke tempat yang lebih memadai fasilitas kesehatannya. Mobil ambulan sering memiliki kendala yaitu waktu tempuh yang lama karena daerah tersebut sulit terjangkau dan terbatasnya fasilitas kesehatan yang ada didalamnya dalam melakukan pertolongan pada pasien.
Fasilitas kesehatan yang terbaru sekarang ini yaitu pesawat medis. Pesawat medis merupakan sarana transportasi yang digunakan untuk mengevakuasi pasien dari daerah-daerah terpencil dan sulit dijangkau. Penggunaan pesawat medis memang lebih cepat dibandingkan dengan mobil ambulan, akan tetapi pesawat medis juga memiliki hambatan karena pesawat memiliki ukuran yang cukup besar dan membutuhkan landasan yang cukup panjang padahal belum tentu daerah tersebut memiliki wilayah terbuka yang cukup luas.
BAB 1 Pendahuluan 1-2
membutuhkan landasan yang panjang, dan hanya membutuhkan helipad. Helikopter Super Puma NAS-332 A memiliki fungsi yang banyak dan salah satunya dapat digunakan untuk keperluan medis dan dapat digunakan oleh pihak rumah sakit dalam mengevakuasi korban ke tempat yang lebih terjamin fasilitas kesehatannya. Namun fasilitas yang ada di dalamnya tidak cukup memadai dan semua fasilitas yang ada dalam kabin helikopter merupakan hasil produksi negara Eropa sehingga rancangan dan ukurannya mengikuti ukuran orang Eropa yang dapat menyebabkan kurangnya kenyamanan dan keamanan bagi pasien dan tenaga medis.
Dengan dasar pemikiran tersebut, penulis ingin membantu PT. Dirgantara Indonesia dalam mengkaji dan mengembangkan sarana transportasi untuk keperluan medis. Helikopter Super Puma NAS-332 A yang dapat dijadikan salah satu alternatif keperluan medis sebagai helikopter medis yang membutuhkan suatu rancang ulang kabin yang sudah ada agar memiliki ukuran, tata letak fasilitas dan lingkungan dalam kabin helikopter yang tepat sehingga memenuhi standar kenyamanan dan keamanan bagi pengguna helikopter ini terutama pasien dan tenaga medis yang ada di dalamnya.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas ditemukan beberapa masalah mengenai rancang ulang kabin helikoper, yaitu:
Perlunya sarana medis standar yang harus ada untuk merancang ulang kabin Helikopter Super Puma NAS-332 A yang digunakan sebagai helikoper medis yang lengkap.
Perlunya lingkungan dalam kabin yang optimal untuk keperluan medis.
BAB 1 Pendahuluan 1-3
1.3Batasan dan Asumsi
Karena adanya keterbatasan dan kemampuan penulis, maka penelitian dan perancangan yang dilakukan perlu dibatasi. Hal ini bermaksud agar penulis lebih fokus terhadap kasus yang ada, sehingga menghindari pembahasan yang terlalu luas dan yang tidak terfokus pada perancangan ini. Batasan – batasan yang digunakan dalam perancangan ini, yaitu : Perancangan yang dilakukan hanya pada kabin penumpang helikopter. Perancangan fasilitas yang dilakukan tanpa mengubah konstruksi dan
luas kabin Helikopter Super Puma NAS-332 A.
Kapasitas maksimal penumpang kabin helikopter sebanyak 7 orang (2 orang pasien, 1 orang dokter, 2 orang perawat dan 2 orang keluarga pasien)
Fasilitas fisik yang diamati adalah kursi penumpang dan kabin helikopter.
Lingkungan kerja yang diamati yaitu pencahayaan, kelembaban dan temperatur, dan kebisingan.
Panjang adalah suatu dimensi yang diukur sejajar dengan dada (horizontal)
Lebar adalah suatu dimensi tegak lurus dada (horizontal) Tinggi adalah dimensi yang diukur secara vertikal.
Perancangan yang dilakukan menggunakan acuan data antropometri yang diambil dari buku Konsep Dasar Ergonomi dan Aplikasinya karangan Eko Nurmianto.
Persentil minimum yang digunakan adalah 5 %, persentil rata – rata adalah 50 %, dan persentil maksimum adalah 95 %.
Adapun asumsi – asumsi yang digunakan dalam perancangan ini, yaitu : Perancangan yang dilakukan menggunakan acuan data antropometri
BAB 1 Pendahuluan 1-4
Kelonggaran yang diberikan untuk tinggi sepatu yang dikenakan oleh tenaga medis adalah 20 mm, sedangkan kelonggaran untuk tebal baju
2. Bagaimana rancangan yang dilakukan agar semua peralatan medis yang diperlukan dapat dibawa, mudah dijangkau dan aman bagi pasien dan tenaga medis?
3. Bagaimana merancang lingkungan fisik yang optimal dalam kabin Helikopter Super Puma NAS-332 A untuk melakukan pekerjaan medis?
4. Bagaimana usulan untuk aspek kesehatan dan keselamatan kerja dalam kabin Helikopter Super Puma NAS-332 A?
5. Bagaimana rancang ulang kabin helikopter agar memiliki keleluasaan dan kenyamanan bagi penggunanya?
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan dari rancang ulang Helikopter Super Puma NAS-332 A yang telah dirumuskan di atas, yaitu :
1. Mengetahui fasilitas medis yang harus ada pada helikopter medis dan penggunannya.
BAB 1 Pendahuluan 1-5
3. Mengetahui bagaimana merancang lingkungan fisik yang optimal dalam kabin Helikopter Super Puma NAS-332 A untuk melakukan pekerjaan medis.
4. Mengetahui bagaimana usulan untuk aspek kesehatan dan keselamatan kerja dalam kabin Helikopter Super Puma NAS-332 A.
5. Mengetahui cara rancang ulang kabin helikopter agar memiliki keleluasaan dan kenyamanan bagi penggunanya.
1.6Sistematika Penelitianan
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bagian Bab 1 diuraikan alasan – alasan atau hal – hal apa saja yang melatar belakangi mengambil topik untuk perancangan ulang kabin helikopter. Pada bagian ini juga penulis membatasi masalah yang akan dibahas dalam rumusan masalah agar hal yang dikaji lebih spesifik dan fokus. Dan pada bab ini juga dibahas tentang tujuan dari perancangan yang dilakukan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian Bab 2 ini diuraikan mengenai kerangka atau dasar teori yang dapat memperkuat penelitian dan rancang ulang helikopter Super Pumas NAS-332 A secara ergonomi.
BAB 3 MEOTODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menerangkan langkah-langkah yang diambil dalam melaksanakan penelitian dan perancangan yang akan dibuat dari awal sampai akhir. Proses ini digambarkandengan bentuk flow chart dan diberikan penjelesan dari flow chart tersebut.
BAB 4 PENGUMPULAN DATA
BAB 1 Pendahuluan 1-6
lingkungan fisik dalam kabin, dan fasilitas keselamatan yang ada dalam kabin helikopter.
BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
Bab ini berisi tentang pengolahan data berdasarkan metode yang digunakan. Kemudian data yang diolah dianalisis dan akan digunakan dalam perancangan.
BAB 6 PERANCANGAN
Pada Bab 6 diuraikan tentang rancang ulang Helikopter Super Puma NAS-332 A yang akan dirancang dengan menggunakan data – data yang telah diolah pada bab sebelumnya.
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Fasilitas medis yang harus ada pada helikopter medis dan penggunaannya:
- Sistem regulator oksigen yang penggunaannya untuk menyuplai oksigen bagi pasien yang membutuhkan.
- Tiang Infus yang penggunaannya untuk menggantung Solution for Intravenous Infusionatau cairan infus.
- Brankar yang penggunaannya sebagai tempat pasien selama dalam perjalan di dalam kabin helikopter.
- Tandu yang penggunaannya untuk mengevakuasi pasien menuju helikopter medis.
BAB 7 Kesimpulan dan Saran 7-2
Cannula, Non-rebreather Mask, Venturi Mask, Simple mask (selang oksigen dan masker oksigen), Obstetric Kit (Peralatan steril untuk digunakan dalam situasi darurat melahirkan), Oropharyngeal Airway (penyangga mulut), Pocket Mask (alat bantu pernapasan dari mulut ke mulut), Pulse Oximeter (mengukur saturasi oksigen darah dan denyut jantung) SAM Splint, Wooden Splint, Traction Splint (batang penyangga) Sphygmomanometer (pengukur tekanan darah), Stetoskop (untuk mendengar suara jantung dan pernapasan), Solution for Intravenous Infusion (cairan infus), suntikan, sarung tangan steril, dan Corpse bags (kantong mayat).
2. Rancangan yang dilakukan agar semua peralatan medis yang diperlukan dapat dibawa, mudah dijangkau dan aman bagi pasien dan tenaga medis dengan cara merancang peralatan medis dan fasilitas yang sesuai dengan anthropometri dan mudah dalam penyimpanannya. Produk yang dirancang :
- Tandu
Gambar 7.1
BAB 7 Kesimpulan dan Saran 7-3
- Brankar
Gambar 7.2
Gambar Brankar yang Terpilih
- Kursi Penumpang
Gambar 7.3
BAB 7 Kesimpulan dan Saran 7-4
- Lemari
Gambar 7.4
Gambar Lemari yang Terpilih
3. Merancang lingkungan fisik yang optimal dalam kabin Helikopter Super Puma NAS-332 A untuk melakukan pekerjaan medis dengan menambah jumlah lampu yang ada dalam kabin helikopter dan menggunakan lampu Mobile LED sebanyak 2 buah.
4. Usulan untuk aspek kesehatan dan keselamatan kerja dalam kabin Helikopter Super Puma NAS-332 A dengan menambah dan menggunakan alat-alat keselamatan standar seperti :
- Alat Pemadam Kebakaran (Fire Exinguiser) - Jaket Pelampung (Life Vest)
- Perahu (Life Raft)
- Pelampung Luar Helikopter
BAB 7 Kesimpulan dan Saran 7-5
Skala : 1 : 75 DIGAMBAR : MARLYNI M.P KETERANGAN
SATUAN : MM NRP : 0623056
DILIHAT :
TI UKM
LAYOUT 3 A4Gambar 7.5
Gambar Layout yang terpilih
Gambar 7.6
Hasil Layout yang terpilih
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Bridger, R.S., “Introduction to Ergonomics”, McGraw Hill International Editions, General Engineering Series, London, 1995.
2. Nurmianto, Eko., ”Konsep Dasar Ergonomi dan Aplikasinya”, Guna Widya, Indonesia, edisi pertama, 1996.
3. Sugiyono, Dr., ”Metode Penelitian Administrasi”, Edisi ke Sepuluh, Alfabeta, Bandung, 2003.
4. Sutalaksana, Iftikar Z., Anggawisastra, Ruhana., Tjakraatmadja, John H.,
“Teknik Tata Cara Kerja”, Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi
Bandung, 1979.
5. Weimer, Don, Ph.D., ”Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables”, PTR Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey 07632,1990. 6. Team Asisten Laboratorium APK & E., “Kumpulan Teori Praktikum
APK & E II”, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2006.
7. Yudiantyo, Wawan, ST., MT., : “Diktat Kuliah APK & E I”, Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2006
8. Yudiantyo, Wawan, ST., MT., : “Diktat Kuliah APK & E II”, Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2007.
9. Yudiantyo, Wawan, ST., MT., :“Diktat Kuliah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja”, Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen
Maranatha, Bandung.
10.Yudiantyo, Wawan, ST., MT., :“Materi Kuliah Lingkungan Fisik”, Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
11. http://www.hkfsd.gov.hk/home/images/equipment/ambulance/e_amb_equip.h tml
12.http://id.wikipedia.org/wiki/Helikopter