• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA LEMBAGA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD (BSC) (Studi kasus : LPK ALFABANK Cabang Slamet Riyadi Surakarta ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISA PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA LEMBAGA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD (BSC) (Studi kasus : LPK ALFABANK Cabang Slamet Riyadi Surakarta )."

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISA PERANCANGAN

PENGUKURAN KINERJA LEMBAGA PENDIDIKAN

MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD (BSC)

(Studi kasus : LPK ALFABANK Cabang Slamet Riyadi Surakarta )

Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :

Ibnu Suffah D 600 030 061 03.6.106.03064.5.061

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISA PERANCANGAN

PENGUKURAN KINERJA LEMBAGA PENDIDIKAN

MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD (BSC)

(Studi kasus : LPK ALFABANK Cabang Slamet Riyadi Surakarta )

Tugas Akhir Ini Telah Diterima dan Disyahkan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Studi S-1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik

Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Hari : ... Tanggal : ...

Disusun Oleh: NAMA : Ibnu Suffah NIM : D 600 030 061 NIRM : 03.6.106.03064.5.061 JURUSAN : Teknik Industri

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISA PERANCANGAN

PENGUKURAN KINERJA LEMBAGA PENDIDIKAN

MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD (BSC)

(Studi kasus : LPK ALFABANK Cabang Slamet Riyadi Surakarta )

Telah dipertahankan pada sidang pendadaran tingkat Sarjana Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hari : ... Tanggal : ...

Menyetujui,

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Much. Djunaidi, ST. MT ______________

(Ketua)

2. Hafidh Munawir, ST. ______________

(Anggota)

3. Siti Nandiroh, ST. ______________

(Anggota)

4. Akhmad Kholid Al-Ghofari, ST. MT ______________ (Anggota)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Industri

Ir. Sri Widodo, MT Munajat Tri Nugroho, ST. MT

(4)

MOTTO

Tidak ada seorang pun yang telah mencapai sukses, yang belum pernah bertemu dengan suatu bentuk kesulitan yang sebanding dengan lingkup keberhasilannya

(Napoleon Hill)

Mengakui kekurangan diri adalah tugas untuk mendapatkan cita-cita, berusaha terus mengisi kekurangan adalah keberanian luar biasa.

(Prof. Dr. Hamka)

Dari pada mencoba menjadi seorang yang sukses, lebih baik mencoba menjadi seorang yang berarti (Albert Einstein)

(5)

PERSEMBAHAN

Laporan Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk:

Bapak dan Ibu tercinta, terimalah sujud dan baktiku kepadamu

Adiku tersayang Nilaku, inspirasiku Teman Sejatiku

Teman-teman Angkatan 2003 Almamater

(6)

KATA PENGANTAR ِﻢْﻴِﺣﱠﺮﻟاِﻦَﻤْﺣﱠﺮﻟاِﷲاِﻢْﺴِﺑ

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah dan ridho-Nya, Tugas Akhir yang berjudul: “ Analisa Perancangan Pengukuran Kinerja Lembaga Pendidikan Menggunakan

Metode Balance Scorecard (BSC) (Studi kasus : LPK ALFABANK Cabang

Slamet Riyadi Surakarta )” dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini banyak pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langung. Untuk itu perkenankanlah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. H. Sri Widodo MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Bapak Munajat Tri Nugroho ST. MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Bapak Much. Djunaidi, ST. MT, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingannya dalam penulisan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Hafidh Munawir, ST, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingannya dalam penulisan Tugas Akhir ini.

(7)

6. Bapak Drs. Tri Wuryanto, selaku Manager LPK ALFABANK Cabang Slamet Riyadi Surakarta yang telah bersedia memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di LPK ALFABANK Cabang Slamet Riyadi Surakarta. 7. Ibu Dwi Rahayu HW, SH, selaku Administrasi Umum LPK ALFABANK

Cabang Slamet Riyadi Surakarta yang telah banyak memberikan pengetahuan dan bimbingan.

8. Ibu Dra. Biyarni, selaku Kabag. Humas dan Marketing LPK ALFABANK Cabang Slamet Riyadi Surakarta terimaksih atas kerjasama, bantuan, bimbingannya selama ini.

9. Para top management, selaku responden dalam penelitian ini. Terima kasih atas kerjasama dan bantuannya selama ini.

10.Bapak, Ibu, Nenekku dan Keluarga Besarku, terima kasih atas do’a, semangat, dorongan, bantuan dan dukungannya yang tiada henti selama ini.

11.Keluarga Bapak Supardo, Spd. sekeluarga, terima kasih atas do’a, nasehat dan dukungannya selama ini.

12.Nilaku, terima kasih atas nasehat, do’a, semangat, dukungan dan cintamu. 13.Teman-temanku seperjuangan (Rossy, Arif, Muji, Batox, Agung, Pak Dhe,

Shidiq, Hari, Fitri, Menik, Dewi) terima kasih atas persahabatan dan kerjasamanya selama ini.

14.Teman-temanku di kost (Mas Mbodo, Bang Hento, Kang Ari, Kang Anton, Sari, Lucky) terima kasih atas kebersamaan dan kekeluargaanya.

(8)

16.Teman-teman Teknik Industri angkatan 2003.

17.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya, semoga amal baik Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima oleh Allah SWT dan mendapat balasan yang setimpal. Amien.

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Februari 2008

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

MOTTO... iv

PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

ABSTRAKSI... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 2

1.3Batasan Masalah ... 3

1.4Tujuan Penelitian ... 3

1.5Manfaat Penelitian ... 3

1.6Tinjauan Pustaka ... 4

1.7Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Pengertian Lembaga Pendidikan... 9

2.2Penilaian Kinerja... 9

(10)

2.4Keunggulan Balanced Scorecard... 14

2.5Perspektif Dalam Balanced Scorecard... 16

2.5.1 Perspektif Finansial... 16

2.5.2 Perpektif Pelanggan / Customer... 18

2.5.3 Perspektif Proses Bisnis Internal... 20

2.5.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan... 22

2.6Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) ... 24

2.6.1 Langkah Analitycal Hierarchy Process (AHP) ... 25

2.6.2 Penghitungan Bobot Elemen... 27

2.6.3 Penghitungan Konsistensi ... 33

2.7Metode Kuesioner ... 35

2.7.1 Surat Pengantar ... 35

2.7.2 Menyusun Petunjuk dan Item ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Obyek Penelitian ... 38

3.2Metode Pengumpulan Data ... 38

3.3Langkah Pemecahan Masalah ... 39

3.3.1Identifikasi Permasalahan dan Pengumpulan Informasi ... 39

3.3.2Perancangan Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Balanced Scorecard... 40

3.3.3Penyusunan Pohon Hierarki... 40

3.3.4Pengumpulan Data Menggunakan Kuesioner... 41

(11)

3.3.6Tahap Analisis... 43

3.3.7Tahap Penarikan Kesimpulan dan Saran... 43

3.4Kerangka Pemecahan Masalah ... 44

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1Gambaran Umum Lembaga Pendidikan ALFABANK... 45

4.6.1 Seluk Beluk Lembaga Pendidikan ALFABANK ... 45

4.6.2 Perkembangan Lembaga Pendidikan ALFABANK ... 45

4.6.3 Struktur Organisasi Lembaga Pendidikan ALFABANK... 46

4.6.4 Pembagian Tugas ... 48

4.2Perancangan Kinerja dengan Model Balanced Scorecard (BSC). 63 4.6.1 Penentuan Arsitektur Pengukuran... 63

4.6.2 Penentuan Sasaran Strategis... 64

4.6.3 Penentuan Key Performance Indikator (KPI) ... 72

4.3Pohon Hirarki LPK ALFABANK Cabang Slamet Riyadi Surakarta... 81

4.4ObjectiveMap... 83

4.5Pembobotan Menggunakan Software... 85

4.6.1 Pembobotan Tingkat Perspektif ... 85

4.6.2 Pembobotan Tingkat Sasaran Strategis... 86

4.6.3 Pembobotan Tingkat KPI... 86

4.6Pembobotan Secara Manual ... 88

4.6.1 Pembobotan Tingkat Perspektif ... 88

(12)

4.6.3 Pembobotan Tingkat KPI... 89 4.7Analisa Perancangan Pengukuran Kinerja Menggunakan

Balanced Scorecard (BSC) dan Analitical Hierarchy

Process (AHP)... 92 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan ... 96 5.2Saran... 98 DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ... 32

Tabel 2.2 Nilai Indeks Random ... 34

Tabel 4.1 Penjabaran Visi, Misi, dan Strategi Lembaga Pendidikan ALFABANK ke dalam Sasaran Sasaran Strategis ... 71

Tabel 4.2 Key Performance Indikator (KPI) ... 79

Tabel 4.3 Formulasi Perolehan Nilai KPI ... 80

Tabel 4.4 Hasil Pembobotan Antar Perspektif Menggunakan Software... 85

Tabel 4.5 Hasil Pembobotan Antar Sasaran Strategis Menggunakan Software. 86 Tabel 4.6 Hasil Pembobotan Antar KPI Menggunakan Software... 87

Tabel 4.7 Hasil Pembobotan Antar Perspektif Secara Manual ... 88

Tabel 4.8 Hasil Pembobotan Antar Sasaran Strategis Secara Manual... 89

Tabel 4.9 Hasil Pembobotan Antar KPI Secara Manual... 90

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Balanced Scorecard Sebagai Suatu Kerangka Kerja Tindakan

Strategis ... 14

Gambar 2.2 Perspektif Pelanggan ... 19

Gambar 2.3 Model Rantai Nilai Generik ... 22

Gambar 2.4 Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan... 23

Gambar 2.5 Hirarki Tujuan Pemilihan Sekolah... 27

Gambar 2.6 Matriks Perbandingan Berpasangan... 28

Gambar 2.7 Matriks Perbandingan Preferensi ... 29

Gambar 4.1 Struktur Organisasi LPK ALFABANK Cabang Slamet Riyadi Surakarta... 47

Gambar 4.2 Struktur Hiraraki LPK ALFABANK Cabang Slamet Riyadi Surakarta... 82

Gambar 4.3 Objective Map... 83

(15)

ABSTRAKSI

Metode Balanced Scorecard (BSC) merupakan salah satu metode perancangan pengukuran kinerja perusahaan yang meninjau kinerja perusahaan tidak hanya dari sisi keuangan, namun juga dari sisi non keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perancangan pengukuran kinerja LPK ALFABANK Cabang Slamet Riyadi yang meliputi perspektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Pembobotan elemen-elemen yang terdapat dalam perancangan pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process

(AHP) dengan bantuan software Expert Choice dan perhitungan manual dengan bantuan microsoft excel. Pembobotan ini dilakukan untuk mengetahui bobot prioritas antar sasaran strategis pada tiap tiap perspektif.

Hasil pembobotan sasaran strategis pada perpektif finansial adalah pemanfaatan investasi (0,370), peningkatan pendapatan (0,528), pembiayaan operasional (0,102). Pada perspektif pelanggan adalah peningkatan jumlah pelanggan (0,315), perluasan jaringan (0,196), kepuasan pelanggan (0,489). Pada perspektif proses bisnis internal adalah peningkatan kualitas pelayanan (0,456), kepuasan kerja karyawan (0,211), peningkatan kualitas output siswa didik (0,333). Pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah peningkatan kualitas SDM (0,670), kelancaran komunikasi (0,330).

Hasil identifikasi Key Performance Indicator (KPI) pada tiap-tiap perspektif adalah 4 KPI pada perspektif finansial, 3 KPI pada perspektif pelanggan, 4 KPI pada perspektif proses bisnis internal,dan 2 KPI pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Kata kunci: Kinerja, Balance Scorecard (BSC), Analitycal Hierarchy Process

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha yang kompetitif memacu dunia usaha untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan evaluasi diri. Perbaikan dan evaluasi tersebut dapat dilakukan jika suatu badan usaha atau lembaga mengetahui bagian yang memerlukan perbaikan atau peningkatan kinerja organisasinya. Dewasa ini, dalam lingkungan bisnis yang dinamis kinerja perusahaan tidak hanya diukur hanya dari segi finansial saja tetapi juga non finansial, antara pelanggan (customer), proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Saat ini untuk mengevaluasi dan menilai kinerja dari suatu perusahaan terdapat metode Balance Scorecard (BSC). Balance Scorecard (BSC) tidak hanya mengukur kinerja suatu perusahaan dari perspektif keuangan (financial) saja tetapi juga dari perspektif pelanggan (customer), proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Balance Scorecard (BSC) memberi para eksekutif kerangka kerja yang komprehensif untuk menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran kinerja yang terpadu. (Norton dan Kaplan, 1996 : 22).

(17)

Surakarta juga berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya kepada konsumen dan daya saing dengan lembaga-lembaga sejenis. Hal ini dapat dimulai dengan merancang alat pengukur untuk menilai kinerja dari manajemen yang ada pada Lembaga Pendidikan ALFABANK Cabang Slamet Riyadi Surakarta. Keunggulan pendekatan Balance Scorecard (BSC) dalam sistem perencanaan strategic adalah mampu menghasilkan rencana strategic

yang memiliki karakteristik komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur (Mulyadi, 2001 : 18).

Dengan demikian, dengan adanya rancangan pengukur kinerja ini diharapkan dapat membantu Lembaga Pendidikan ALFABANK Cabang Slamet Riyadi Surakarta untuk melakukan pengukuran dan perbaikan kinerja secara berkelanjutan untuk menghadapi persaingan dengan lembaga-lembaga lain yang sejenis.

1.2Perumusan Masalah

Dari latar belakang seperti yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimanakah mengidentifikasi tujuan-tujuan strategis dari perspektif keuangan (financial), pelanggan (customer), proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan dengan melalui metode Balance Scorecard (BSC).

(18)

1.3Batasan Masalah

Agar dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak melebar, maka perlu diberikan batasan-batasan masalah. Adapun batasan-batasan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan di Lembaga Pendidikan ALFABANK Cabang Slamet Riyadi Surakarta.

2. Pengambilan data diambil sesuai dengan kondisi obyek saat dilakukan penelitian.

3. Penetapan kriteria-kriteria pada hierarki melibatkan pihak manajemen sebagai preferensi.

1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi tujuan-tujuan strategis dari ke 4 perspektif Balance Scorecard (BSC) berdasarkan prioritas yang telah dihitung dengan

Analitycal Hierarchy Process (AHP).

2. Mengidentifikasi Key Performance Indicator (KPI) di Lembaga Pendidikan ALFABANK Cabang Slamet Riyadi Surakarta.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

(19)

2. Sebagai masukan bagi Lembaga Pendidikan ALFABANK Cabang Slamet Riyadi Surakarta dalam rangka peningkatan kinerja dan perbaikan berkelanjutan dalam menghadapi persaingan dengan lembaga-lembaga lain yang sejenis.

1.6Tinjauan Pustaka

Faktor utama yang harus dimiliki suatu perusahaan agar dapat bertahan dan bersaing adalah kemampuan mereka dalam mengikuti perkembangan yang ada, baik yang datang dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) perusahaan. Kemampuan mengikuti perkembangan inilah yang nantinya menentukan dimana posisi dan keunggulan perusahaan tersebut dalam peta persaingan. Untuk itulah diperlukan suatu alat pengukur kinerja yang mampu mengukur prestasi perusahaan tersebut.

Adapun definisi dari pengukuran kinerja itu sendiri antara lain adalah sebagai berikut (dalam Handayani, 2006) :

1. Pengukuran kinerja (performance) merupakan salah satu proses dalam system pengendalian manajemen dengan membandingkan dan mengevaluasi antara rencana yang dibuat dan hasil yang dicapai, menganalisa penyimpangan yang terjadi dan melakukan perbaikan.

2. Proses evaluasi bagaimana organisasi dikelola dan nilai yang dapat diberikan untuk konsumen dan stakeholder lain.

(20)

Proses pengukuran kinerja memiliki beberapa tujuan. Tujuan-tujuan tersebut antara lain :

1. Menerjemahkan strategi perusahaan ke bentuk tujuan nyata. 2. Menyampaikan tujuan perusahaan kepada karyawan.

3. Membimbing dan memusatkan kinerja karyawan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

4. Mengontrol ada atau tidaknya tujuan strategi yang telah dicapai.

5. Menggambarkan bagaimana usaha karyawan berpengaruh ke semua tujuan bisnis.

Untuk membuat suatu rancangan pengukuran kinerja perlu adanya beberapa pertimbangan antara lain :

1. Rumusan mudah diukur dan mudah untuk dimengerti.

2. Kriteria tujuan sebaiknya digunakan pada rumusan daripada permasalahan. 3. Rasio lebih baik digunakan daripada nilai mutlak.

4. Rumusan bisa mendorong peningkatan.

5. Rumusan dibuat dengan proses perundingan yang melibatkan orang yang diukur performansinya.

6. Rumusan harus seakurat mungkin.

7. Rumusan harus memiliki tingkat ketelitian yang tepat.

(21)

1. Pengukuran dan Analisa Kinerja Dengan Metode Balanced Scorecard Di PT. ”X” oleh Moses L. Singgih, Kristiana Asih Damayanti, Renny Octavia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur dan menganalisa kinerja di PT. ”X” menggunakan metode BalancedScorecard

dimana sebelumnya pengukuran kinerja hanya diukur dari perspektif financial saja.

2. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Indikator Komprehensif Pengelolaan Sumber Daya Alam – Lingkungan Hidup oleh Andie Tri Purwanto, ST, MT. Makalah ini disampaikan dalam Seminar Sistem Manajemen Pengelolaan Sumber Daya Alam – Lingkungan Hidup di Jakarta. Tujuan penulisan makalah ini antara lain :

a) Memberikan penjelasan gambaran umum praktek penggunaan metode Balanced Scorecard dalam manajemen sumber daya alam dan lingkungan proaktif.

b) Memberikan penjelasan gambaran umum pengelolaan sumber daya alam - lingkungan hidup dalam kerangka manajemen strategis bervisi

sustainabledevelopment.

(22)

4. Implementasi Balanced Scorecard Pada Organisasi Publik oleh Imelda R.H.N. Jurnal ini membahas bagaimana membangun balancedscorecard , meliputi menentukan tujuan strategis, ukuran yang digunakan, target yang ingin dicapai serta inisiatif, dan mengimplementasikan balanced scorecard pada organisasi publik.

1.7Sistematika Penulisan

Agar penelitian ini lebih mudah dimengerti serta memenuhi untuk diajukan sebagai laporan Tugas Akhir, maka penulisannya dibagi dalam sistematika penulisan tertentu. Adapun sistematika penulisan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan-batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan itu sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi mengenai uraian dari metode dan teori-teori yang dipergunakan untuk mendukung dalam penelitian ini sebagai landasan proses pemecahan masalah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(23)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini merupakan penjelasan tentang gambaran umum Lembaga Pendidikan ALFABANK, sistem pengukuran kinerja Lembaga Pendidikan ALFABANK Cabang Slamet Riyadi Surakarta, perancangan pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Balance Scorecard (BSC), pengolahan data dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dikemukakan beberapa teori yang dapat dijadikan landasan pemikiran pada pemecahan masalah. Teori-teori yang dikemukakan antara lain adalah mengenai lembaga pendidikan, penilaian kinerja perusahaan, balanced scorecard beserta keempat perspektifnya dan pengukuran kinerja dengan

balanced scorecard (hubungan balanced scorecard dengan pengukuran kinerja perusahaan).

2.1Pengertian Lembaga Pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya wawasan serta ilmu. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan atas dan pendidikan tinggi (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003 dalam Kurnianingrum, 2004).

(25)

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003 dalam Yulianto, 2006). Setiap lembaga pendidikan mempunyai cara dan strategi yang berbeda-beda untuk meningkatkan kualitas sehingga dapat menarik konsumen atau peserta didik.

2.2Penilaian Kinerja

(26)

Selanjutnya dibandingkan dengan kinerja kerja standar, kemudian mendiskusikan dan mengkomunikasikan hasil penilaian, yang dilanjutkan dengan perencanaan program peningkatan kinerja dan implementasinya.

Sedangkan yang dimaksud dengan ukuran kinerja (yang disebut juga dengan ukuran produktivitas) adalah suatu sistem yang digunakan untuk memonitor dua unsur penting dari hubungan input (sumber-sumber yang dipakai) dengan output (hasil yang diperoleh). Ukuran kinerja biasanya diterapkan pada kegiatan perusahaan selama jangka waktu tertentu dengan penekanan pada pusat pertanggungjawaban dalam organisasi. Untuk mengevaluasi kinerja, perusahaan dapat menggunakan berbagai macam ukuran yang berbeda untuk perencanaan pengendalian dan pengukuran fungsi manajemen yang lainnya. Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan dengan melakukan pengukuran kinerja ini (hal ini juga menjelaskan fungsi dari pengukuran-pengukuran kinerja yang bisa dilakukan), yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pedoman bagi persahaan untuk menyusun rencana dan melaksanakan berbagai macam program kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan 2. Alat kendali kegiatan perusahaan

(27)

2.3Konsep BalancedScorecard

Perkembangan pengukuran kinerja berjalan dengan sangat pesat. Pada saat ini telah banyak metode pengukuran kinerja baru yang berkembang, antara lain didorong oleh kelemahan-kelemahan yang terdapat pada pengukuran kinerja tradisional umumnya mengambil dasar asumsi lingkungan stabil. Dasar asumsi lingkungan yang stabil berarti segala aspek kondisi yang melingkupi perusahaan pada saat pengembangan pengukuran kinerja tersebut dianggap tidak akan berubah di masa depan, sehingga tidak akan mampu mempengaruhi perhitungan pengukuran performansi yang dilakukan.

Konsep balanced scorecard pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton (1996) dalam bukunya yang berjudul Translating Strategi Into Action: The Balanced Scorecard. Balanced Scorecard

merupakan salah satu metode pengukuran dan manajemen performance untuk faktor internal dan eksternal dari suatu perusahaan. Saat ini, kebanyakan perusahaan masih menggunakan pengukuran financial sebagai acuan pengukuran kinerja perusahaan, sehingga manajer tidak mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh yang ditimbulkan akibat strategi yang mereka terapkan.

Metode balancedscorecard melengkapi manajemen dengan framework

yang mentranslasikan visi dan strategi ke dalam sistem pengukuran yang terintegrasi, yaitu : financial perspective, customer perspective, internal bisnis process perspective, dan learning and growth perspective. Empat perspective

(28)

dapat menggambarkan strategi yang dimiliki perusahaan (Moses L. Singgih ,et al : 2001).

Balanced scorecard adalah suatu kerangka kerja baru untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan. Dengan semakin banyaknya balanced scorecard diterapkan di berbagai perusahaan maka dapat dilihat bahwa balanced scorecard dapat digunakan untuk:

1. Mengklasifikasikan dan menghasilkan consensus mengenai strategi. 2. Mengkomunikasikan strategi ke seluruh perusahaan.

3. Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi perusahaan.

4. Mengaitkan berbagai tujuan strategis dengan sasaran jangka panjang dan anggaran tahunan.

5. Mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis. 6. Melaksanakan peninjauan ulang strategis secara periodik dan sistematik. 7. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan

memperbaiki strategi.

(29)

Memperjelas dan Menerjemahkan Visi dan

Strategi

• Memperjelas Visi

• Menghasilkan konsesus

Mengkomunikasikan dan Menghubungkan

• Mengkomunikasikan dan mendidik

• Menetapkan tujuan

• Mengaitkan imbalan

dengan ukuran kinerja tonggak

Balanced Scorecard

Merencanakan dan Menetapkan Strategis

• Menetapkan sasaran

memadukan inisiatif

Umpan Balik dan Pembelajaran Strategis

• Mengartikulasi visi

bersama

• Memberikan umpan

balik strategis

• Memfasilitasi tinjauan ulang dan pembelajaran strategis

Gambar2.1 Balanced Scorecard sebagai suatu Kerangka Kerja Tindakan Strategis

(Sumber: Robert S. Kaplan & David P. Norton, TheBalanced Scorecard – TranslatingStrategyIntoAction, 1996 : 11)

2.4KeunggulanBalancedScorecard

(30)

1.Komprehensif

Balanced scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, meluas ke tiga perspektif yang lain: customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif rencana strategik ke perspektif nonkeuangan tersebut menghasilkan manfaat berikut ini:

a. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipatganda dan berkesinambungan

b. Memampukan organisasi untuk memasuki lingkungan lingkungan bisnis yang komplek

2.Koheren

Balanced scorecard mewajibkan personal untuk membangun hubungan sebab akibat (causal relationship) di antara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik.

3.Berimbang

Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berkesinambungan. 4.Terukur

(31)

2.5Perspektif Dalam Balanced Scorecard

2.5.1 Perspektif Finansial

Pembentukan sebuah balanced scorecard seharusnya akan mendorong unit bisnis untuk mengaitkan tujuan finansial dengan strategi korporasi. Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua scorecard lainnya. Setiap ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan.

Tujuan dari ukuran keuangan harus memainkan peran ganda, menentukan kinerja keuangan yang diharapkan dari strategi, dan menjadi sasaran akhir tujuan dan ukuran perspektif scorecard lainnya. Untuk menyederhanakan tujuan keuangan, diberikan identifikasi tiga tahap (Kaplan & Norton, 1996 : 41-44)

1. Bertumbuh (growth)

(32)

tahap ini adalah persentase tingkat pertumbuhan pendapatan, dan tingkat pertumbuhan penjualan di berbagai pasar sasaran, kelompok pelanggan dan wilayah.

2. Bertahan (sustain)

Sebagian besar unit bisnis dalam sebuah perusahaan mungkin berada pada tahap bertahan, situasi dimana unit bisnis masih memiliki daya tarik bagi pernanaman investasi ulang, tetapi diharapkan mampu menghasilkan pengembalian modal yang cukup tinggi. Unit bisnis seperti ini diharapkan mampu mempertahankan pangsa pasar yang dimiliki dan secara bertahap tumbuh tahun demi tahun. Kebanyakan unit bisnis ditahap ini akan menetapkan tujuan keuangan yang terkait dengan profitabilitas seperti laba operasi atau marjin kotor. Selain itu dapat dipakai ukuran yang lain seperti tingkat pengembalian investasi, tingkat pengembalian modal dan nilai tambah ekonomis.

3. Menuai (harvest)

(33)

2.5.2 Perspektif Pelanggan / Customer

Dalam perspektif ini, perusahaan perlu melakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasukinya. Pelanggan merupakan aset yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan perusahaan, mengingat semakin ketatnya persaingan dalam mempertahankan pelanggan lama dan merebut pelanggan yang baru. Sedangkan segmen pasar merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan penghasilan perusahaan. Perspektif pelanggan juga memungkinkan perusahaan melakukan identifikasi dan pengukuran secara eksplisit, proposisi nilai yang akan diberikan kepada pelanggan dan pasar sasaran.

(34)

Pangsa Pasar

Profitabilitas Pelanggan

Kepuasan Pelanggan

Retensi Pelanggan Akusisi Pelanggan

Gambar 2.2 Perspektif Pelanggan

(Sumber: Robert S. Kaplan & David P. Norton, TheBalanced Scorecard – TranslatingStrategyIntoAction, 1996 : 60)

Penjelasan untuk masing-masing ukuran utama pada perspektif pelanggan adalah sebagai berikut :

1.Pangsa pasar

Menggambarkan proporsi bisnis yang dijual oleh sebuah unit bisnis di pasar tertentu (dalam bentuk jumlah pelanggan, uang yang dibelanjakan atau volume satuan yang terjual).

2.Akusisi pelanggan

Mengukur dalam bentuk relatif untuk absolut, keberhasilan unit bisnis menarik atau memenangkan pelanggan baru.

3.Kepuasan pelanggan

(35)

4.Retensi pelanggan

Cara untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar dalam segmen pelanggan sasaran yang diawali dengan mempertahankan pelanggan yang ada di segmen tersebut.

5.Profitabilitas pelanggan

Mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan atau segmen tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut (Kaplan dan Norton, 1996 : 55-62).

2.5.3 Perspektif Proses Bisnis Internal

Dalam perspektif proses bisnis internal, para manajer mengidentifikasi berbagai proses internal yang sangat penting untuk mencapai tujuan pelanggan dan pemegang saham. Perusahaan biasanya mengembangkan tujuan dan ukuran-ukuran untuk perspektif ini setelah merumuskan tujuan dan ukuran untuk perspektif pelanggan. Urutan ini memungkinkan perusahaan memfokuskan pengukuran proses bisnis internal kepada proses yang akan mendorong tercapainya tujuan yang ditetapkan untuk pelanggan dan para pemegang saham.

(36)

segenap proses bisnis baru yang harus dikuasai dengan baik oleh sebuah perusahaan.

Penetapan tujuan dan ukuran bagi proses ini hanya dapat diturunkan atas ke bawah yang menerjemahkan strategi ke dalam tujuan operasional. Melalui prosedur semacam itu, para manajer mengidentifikasi, untuk perspektif proses bisnis intenal, prosedur baru yang akan menghasilkan kinerja yang istimewa bagi pelanggan dan pemegang saham.

Setiap bisnis memiliki rangkaian proses tertentu untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan memberikan hasil finansial yang baik. Model rantai nilai generik memberi suatu template yang dapat disesuaikan oleh setiap perusahaan dalam mempersiapkan perspektif setiap bisnis internal. Model ini terdiri dari tiga proses bisnis utama, yaitu (Kaplan dan Norton, 1996 : 80-84) :

1.Inovasi

Dalam proses inovasi, unit bisnis meneliti kebutuhan pelanggan yang sedang berkembang atau masih tersembunyi, dan kemudian menciptakan produk atau jasa yang akan memenuhi kebutuhan tersebut.

2.Operasi

(37)

3.Layanan purna jual

Layanan purna jual merupakan layanan kepada pelanggan setelah perusahaan menjual atau menyampaikan produk dan jasa kepada pelanggan. Proses inovasi Proses operasi Proses layanan

purna jual

Gambar 2.3 Model Rantai Nilai Generik

(Sumber: Robert S. Kaplan & David P. Norton, TheBalanced Scorecard – TranslatingStrategyIntoAction, 1996 : 84)

2.5.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif keempat dan terakhir dari balanced scorecard adalah mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan. Tujuan dari perspektif ini adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan ambisius dalam tiga perspektif lainnya dapat dicapai. Tujuan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam tiga perspektif scorecard

yang pertama. Dalam perspektif ini ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan yaitu : kapabilitas karyawan, kapabilitas sistem informasi dan motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan.

(38)

pendorong yang dapat disesuaikan dengan situasi tertentu. Tiga ukuran tersebut adalah :

1.Kepuasan pekerja 2.Retensi pekerja 3.Produktivitas pekerja

Hasil

Kepuasan Pekerja

Produktivitas Pekerja Retensi

Pekerja

Infrastruktur Teknologi

Iklim untuk bertindak Kompetensi

Staf Ukuran inti

Faktor yang mempengaruhi

Gambar 2.4 Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan (Sumber: Robert S. Kaplan & David P. Norton, TheBalanced

Scorecard – TranslatingStrategyIntoAction, 1996 : 112)

(39)

2.6Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP)

Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternative. Peralatan utama Analitycal Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompok-kelompoknya. Kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki.

Suatu tujuan yang bersifat umum dapat dijabarkan dalam beberapa sub tujuan yang lebih terperinci yang dapat menjelaskan apa yang dimaksud dalam tujuan pertama. Penjabaran ini dapat dilakukan terus hingga akhirnya diperoleh tujuan yang bersifat operasional. Dan pada hirarki terendah inilah dilakukan proses evaluasi atas alternative-alternatif, yang merupakan ukuran dari pencapaian tujuan utama, dan pada hirarki terendah ini dapat ditetapkan dalam satuan apa kriteria diukur.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses penjabaran hirarki tujuan, yaitu (Suryadi dan Ramdani, 1998 : 130) :

1. Pada saat penjabaran tujuan ke dalam sub tujuan, harus diperhatikan apakah setiap aspek tujuan yang lebih tinggi tercakup dalam tujuan tersebut.

2. Meskipun hal tersebut terpenuhi, perlu menghindari terjadinya pembagian yang terlampau banyak, baik dalam arah horizontal maupun vertikal. 3. Untuk itu sebelum menetapkan suatu tujuan untuk menjabarkan hirarki

(40)

tindakan/ hasil yang terbaik akan diperoleh bila tujuan tersebut tidak dilibatkan dalam proses evaluasi?”.

Kelebihan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) dbandingkan metode yang lain, antara lain (Suryadi dan Ramdani, 1998 : 131) :

1. Struktur yang berhirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subsubkriteria yang paling dalam.

2. Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.

3. Memperhitungkan daya tahan atau output analisis sensitivitas pengambil keputusan.

2.6.1.Langkah Analitycal Hierarchy Process (AHP)

Langkah-Langkah yang harus dilakukan dalam penyelesaian suatu masalah dengan menggunakan metode AHP adalah sebagai berikut (Suryadi dan Ramdani, 1998 : 131 - 132) :

1.Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. 2.Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum,

dilanjutkan dengan sub-sub tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah.

(41)

4.Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgment

seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/ 2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.

5.Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi.

6.Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

7.Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis judgment dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.

(42)

Dibawah ini merupakan contoh dari sebuah hirarki (Suryadi dan Ramdani, 1998 : 140) :

Tujuan

KS

PBM LP PK KUA KM

Memilih Sekolah

Kriteria

Sekolah A Sekolah B Sekolah C

Alternatif

Gambar 2.5 Hirarki Tujuan Proses Pemilihan Sekolah Keterangan :

PBM : Proses belajar mengajar LP : Lingkungan sekolah KS : Kehidupan secara umum PK : Pendidikan kejuruan

KUA : Kualifikasi yang diminta sekolah KM : Mutu pendidikan musik

2.6.2.Penghitungan bobot elemen

Pada dasarnya formulasi matematis pada model AHP dilakukan dengan menggunakan suatu matriks. Misalkan, dalam suatu sub sistem operasi terdapat n elemen operasi, yaitu elemen-elemen operasi A1, A2,

A3, ...An, maka hasil perbandingan secara berpasangan elemen-elemen

(43)

kriteria digunakan sebagai dasar pembuatan perbandingan. Selanjutnya perhatikan elemen yang akan dibandingkan.

A1 A2 ... An

Gambar 2.6 Matriks Perbandingan Berpasangan

Matriks An x n merupakan matriks resiprokal. Dan diasumsikan

terdapat elemen, yaitu w1, w2,..., wn yang akan dinilai secara

perbandingan.

Nilai (judgment) perbandingan secara berpasangan antara (wi, wj)

dapat dipresentasikan seperti matriks tersebut.

( ) i j n

Dalam hal ini matriks perbandingan adalah matriks A dengan

unsur-unsurnya adalah ai,j dengan i, j = 1, 2, ...., n.

Unsur-unsur matriks tersebut diperoleh dengan membandingkan satu elemen operasi terhadap elemen operasi lainnya untuk tingkat hirarki yang sama. Misalnya unsur a11 adalah perbandingan kepentingan

elemen operasi A1 dengan elemen operasi A1 sendiri, sehingga dengan

(44)

sama maka diperoleh semua unsur diagonal matriks perbandingan sama dengan 1. Nilai unsur a12 adalah perbandingan kepentingan elemen

operasi A1 terhadap elemen operasi A2. Besarnya nilai a21 adalah 1/a12,

yang menyatakan tingkat intensitas kepentingan elemen operasi A2

terhadap elemen operasi A1.

Bila vektor pembobotan elemen-elemen operasi A1, A2, ..., An

tersebut dinyatakan sebagai vektor W, dengan W = (W1, W2, ..., Wn),

maka nilai intensitas kepentingan elemen operasi A1 dibandingkan A2

dapat pula dinyatakan sebagai perbandingan bobot elemen operasi A1

terhadap A2 yakni W1/ W2 yang sama dengan a12, sehingga matriks

perbandingan pada Gambar 2.6 dapat pula dinyatakan sebagai berikut :

A1 A2 ... An

A1 w1/ w1 w1/w2 ... w1/ wn

A2 w2/ w1 w2/ w2 ... w2/ wn

.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. An wn/ w1 wn/ w2 ... wn/ wn

Gambar 2.7 Matriks Perbandingan Preferensi

Nilai-nilai wi/ wj, dengan i, j = 1, 2, ...., n dijajagi dari partisipan,

(45)

Bila matriks ini dikalikan dengan vektor kolom W = (W1, W2,

..., Wn), maka diperoleh hubungan :

AW = nW ... (1) Bila matriks A diketahui dan ingin diperoleh nilai W, maka dapat diselesaikan melalui persamaan berikut :

[ A – nI ] W = 0 ... (2) dimana I adalah matriks identitas.

Persamaan (2) dapat menghasilkan solusi yang tidak nol bila (jika dan hanya jika) n merupakan eigenvalue dari A dan W adalah

eigenvektor-nya.

Setelah eigenvalue matriks perbandingan A tersebut diperoleh, misalnya λ1, λ2, ..., λn, dan berdasarkan matriks A yang mempunyai keunikan,

yaitu aii = 1 dengan i = 1, 2, ..., n, maka :

=n = i

n

1

λ

Disini semua eiginvalue bernilai nol, kecuali satu yang tidak nol, yaitu eigenvalue maksimum. Kemudian jika penilaian yang dilakukan konsisten, akan diperoleh eigenvalue maksimum pada persamaan.

AW = λmax W

Selanjutnya persamaan (2) dapat diubah menjadi :

(46)

Untuk memperoleh harga nol, maka yang perlu diset adalah :

A – λmax I = 0 ... (4)

berdasarkan persamaan (4) dapat diperoleh harga λmax ke persamaan (3) dan ditambah dengan persamaan :

=n =

i W

1 2

1 1 maka akan diperoleh bobot masing-masing elemen operasi

(Wi dengan i = 1, 2, ...., n) yang merupakan eigenvektor yang

(47)

Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Intensitas

kepentingan

Keterangan Penjelasan

1

Kedua elemen sama penting Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan

3

Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lain

Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lain

5

Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lainnya

Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya

7

Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya

Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek

9

Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan

2, 4, 6, 8

Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara dua pilihan

Kebalikan

Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i

(48)

2.6.3.Penghitungan Konsistensi

Matrik bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut, harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal sebagai berikut :

Hubungan Kardinal : aij . ajk = aik

Hubungan Ordinal : Ai > Aj, Ai > Ak, maka Ai > Ak

Dalam teori matriks diketahui bahwa kesalahan kecil pada koefisien akan menyebabkan penyimpangan kecil pula pada eigenvalue. Dengan mengkombinasikan apa yang telah diuraikan sebelumnya, jika diagonal utama dari matriks A bernilai satu dan jika A konsisten, maka penyimpangan kecil dari aij akan tetap menunjukkan eigenvalue

terbesar, λmax , nilainya akan mendekati n dan eigenvalue sisanya akan

mendekati nol.

Penyimpangan dari konsistensi dinyatakan dengan Indeks Konsistensi, dengan persamaan :

1

(49)

..., 9 akan diperoleh rata-rata konsistensi untuk matriks dengan ukuran yang berbeda, sebagai berikut :

Tabel 2.2 Nilai Indeks Random

Ukuran matriks Indeks Random (RI)

1, 2 0.00

3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45 10 1.49 11 1.51 12 1.48 13 1.56 14 1.57 15 1.59

(50)

2.7Metode Kuesioner

Metode kuesioner dalam bentuknya yang langsung mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-reports, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Adapun anggapan-anggapan yang dipegang oleh penyelidik dalam menggunakan metode-metode ini adalah (Hadi, 1984 : 157) :

1.Subyek adalah orang yang paling tahu dirinya sendiri.

2.Apa yang dinyatakan oleh subyek kepada penyelidik adalah benar dan dapat dipercaya.

3.Interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh penyelidik. 2.7.1.Surat Pengantar

Tiap-tiap kuesioner menggunakan surat pengantar. Isi pokok surat pengantar ini adalah menerangkan maksud yang sebenarnya dari penelitian menggunakan kuesioner itu. Dengan surat pengantar ini diharapkan didapatkan kerjasama yang sebaik-baiknya dari pihak responden untuk memberikan informasi yang sangat diperlukan untuk penyelesaian proyek penelitian yang sedang diselenggarakan.

2.7.2.Menyusun Petunjuk dan Item

Dalam menyusun petunjuk-petunjuk untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Hadi, 1984 : 164) :

(51)

2.Kecuali singkat, petunjuk harus jelas dan hindarkan kata-kata yang kabur maknanya.

3.Apa yang perlu ditonjolkan, tonjolkan dengan huruf-huruf besar, kata-kata yang digaris dibawahnya, atau kata-kata diantara tanda petik.

4.Berilah petunjuk baru tiap-tiap kali jawaban yang diinginkan berlainan sekali dengan tipe jawaban sebelumnnya.

5.Jika dirasa perlu untuk memberikan contoh, berilah satu dua contoh mengenai bagaimana cara menjawabnya.

Selain harus memperhatikan petunjuk-petunjuk untuk menjawab kuesioner diatas, peneliti juga harus memperhatikan cara menyusun item pertanyaan. Maka dalam menyusun item pertanyaan harus diperhatikan petunjuk-petunjuk penyusunan item dibawah ini (Hadi, 1984 : 165) :

1. Gunakan kata-kata yang tidak rangkap artinya 2. Susun kalimat yang sederhana dan jelas

3. Hindari pemasukan kata-kata yang tidak ada gunanya 4. Hindari pemasukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu

(52)

6. Item yang dimasukkan harus diterapkan pada situasi dari kaca mata responden

7. Hindari menanyakan pendapat responden kecuali jika pendapat itulah yang hendak diselidiki.

8. Hindari kata-kata yang terlalu kuat (suggestif, menggiring) dan yang terlalu lemah (tidak merangsang).

9. Susun pertanyaan-pertanyaan yang tidak memaksa responden menjawab yang tidak sebenarnya karena takut akan tekanan-tekanan sosial

10.Hindari membuat pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab dengan multiple response bila hanya satu jawaban yang diinginkan

11.Jika mungkin susunlah pertanyaan-pertanyaan sedemikian rupa sehingga dapat dijawabdengan hanya memberi tanda silang atau tanda-tanda checking lainnya

12.Pertanyaan-pertanyaan harus diajukan sedemikian rupa sehingga dapat membebaskan responden dari berfikir terlalu kompleks

(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Obyek Penelitian

Penelitian dilakukan di Lembaga Pendidikan ALFABANK Cabang Slamet Riyadi, Jalan Slamet Riyadi No. 504 Kleco, Surakarta.

3.2Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data-data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : 1. Data Primer

Adalah data-data yang langsung diperoleh dari obyek terkait, dalam hal ini adalah pihak Lembaga Pendidikan ALFABANK Cabang Slamet Riyadi. Adapun metode yang dipakai adalah sebagai berikut :

a. Metode Observasi

Yaitu metode pengumpulan data dengan melihat dan mengadakan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian, yaitu Lembaga Pendidikan ALFABANK Cabang Slamet Riyadi.

b. Metode Interview (wawancara)

(54)

c. Metode Kuesioner

Kuesioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap-tiap pertanyaan mempunyai jawaban-jawaban yang mempunyai makna atau arti dalam menguji hipotesis (Nasir, 1999 : 243 dalam Yulianto 2006).

2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari literatur, laporan ilmiah, sumber kepustakaan seperti buku dan bahan kuliah atau pelajaran.

3.3Langkah Pemecahan Masalah

3.3.1Identifikasi Permasalahan dan Pengumpulan Informasi

Permasalahan diangkat dari adanya keinginan untuk mendapatkan hasil perancangan pengukuran kinerja perusahaan secara lebih lengkap, terintegrasi, dan menyeluruh sehingga dapat digunakan untuk memprediksi pengukuran dimasa yang akan datang. Maka perlu dirancang suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode balanced scorecard.

(55)

3.3.2Perancangan Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan

Balanced Scorecard

Perancangan dilakukan dengan mengikuti metodologi perancangan sistem pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan metode balanced scorecard yang meliputi :

1. Menentukan Arsitektur Ukuran

Penentuan arsitektur ukuran didasarkan pada pemilihan unit bisnis yang mempunyai kontrol langsung dengan keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

2. Menentukan sasaran strategis

Merupakan tahap penjabaran visi dan misi perusahaan ke dalam sasaran-sasaran strategis yang nantinya digunakan sebagai bahan untuk melakukan perancangan sistem pengukuran kinerja, yang didasarkan hasil wawancara dan diskusi bersama manajemen puncak. 3. Memilih dan merancang ukuran

Pada setiap sasaran tersebut ditentukan ukuran mana yang terbaik dalam menangkap dan menyampaikan pencapaian tujuan, sehingga diperoleh Key Performance Indicator (KPI).

3.3.3Penyusunan Pohon Hierarki

(56)

sasaran-sasaran strategis yang ingin dicapai untuk tiap-tiap perspektif. Hierarki keempat adalah Key Performance Indicator (KPI) yang nantinya digunakan untuk menilai keberhasilan tiap-tiap sasaran strategis.

3.3.4Pengumpulan Data Menggunakan Kuesioner

Dalam tahap ini kuesioner diberikan kepada pihak manajemen puncak (top management) yang terdiri dari manager, administrasi umum, kepala bagian humas dan marketing, kepala bagian akademik, dan kepala bagian umum. Kuesinor ini berisi penilaian menggunakan perbandingan berpasangan mulai dari tingkat perspektif sampai pada tingkat KPI. Kuisioner ini diisi dengan cara memberi nilai pada tiap-tiap pasangan faktor/kriteria dalam tiap hierarki berdasarkan persepsi dari masing-masing individu dengan skala yang telah ditentukan.

3.3.5Pengolahan Data Dengan Metode AHP

Metode ini digunakan untuk memberi bobot prioritas (memprioritaskan) dari berbagai kriteria yang telah dipenuhi, dari kriteris-kriteria tersebut kriteria manakah yang lebih diprioritaskan (mempunyai bobot terbesar). Prosedur yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :

1. Pengujian konsistensi data, dilakukan dengan batasan nilai

Consistency Ratio (CR).

(57)

dari keseluruhan nilai tersebut, maka dicari nilai rata-rata geometrik dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut :

n n ij z xz xz x xz a =( 1 2 3 .... )1

b. Jumlahkan nilai rata-rata geometrik

c. Jumlahkan nilai matrik untuk tiap-tiap kriteria.

d. Bagi nilai rata-rata geometrik dengan jumlah rata-rata geometrik untuk mendapatkan nilai bobot kriteria.

e. Hitung nilai Maximum Eugenvaluemax) sebagai berikut :

= jumlahnilaimatriktiapkriteriaxbobotkriteria

max λ

f. Hitung nilai Consistency Index (CI) sebagai berikut :

1

g. Hitung Consistency Ratio (CR) sebagai berikut :

tabel)

2. Pengujian Consistency Ratio (CR) dengan rumus perhitungan sebagai berikut :

RI CI CR =

(58)

3.3.6Tahap Analisis

Tahap ini menjelaskan analisis hasil perancangan pengukuran kinerja berdasarkan balanced scorecard dalam keempat perspektifnya yang berupa sasaran-sasaran strategisnya. Pada tahap ini juga dilakukan analisis terhadap empat perspektif dalam balanced scorecard, sasaran-sasaran strategis, dan KPI yang telah dibuat ke dalam kuesioner dan diolah dengan Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan

software expert choice dan perhitungan manual dengan bantuan

microsoft excel untuk mengetahui tingkat prioritas dari masing-masing faktor/kritera.

3.3.7Tahap Penarikan Kesimpulan dan Saran

(59)

3.4Kerangka Pemecahan Masalah

Mulai

Penentuan Obyek

Identifikasi Masalah dan Pengumpulan Informasi

Penentuan Arsitektur Ukuran

Penentuan Sasaran Strategis

Penentuan Key Performance Indicator (KPI)

Pengumpulan Data Melalui Kuesioner

Pengolahan Dengan Metode AHP

Kesimpulan

Selesai Tahap Analisa

(60)

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Gambaran Umum Lembaga Pendidikan ALFABANK

4.1.1Seluk Beluk Lembaga Pendidikan ALFABANK

Merupakan sebuah impian bagi setiap orang ketika lulus dari sekolah menengah atas memiliki keinginan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Akan tetapi tingginya biaya pendidikan memaksa mereka untuk memilih berbagai alternatif yang lain untuk memperoleh ilmu dan keterampilan sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja. Salah satunya dengan mengikuti kursus singkat dan program pendidikan satu tahun (D1). Berdasarkan latar belakang dan untuk memenuhi tuntutan hal tersebut, maka berdirilah Lembaga Pendidikan ALFABANK di Yogyakarta pada tahun 1994. Lembaga pendidikan ini menyelenggarakan kursus singkat dan program pendidikan satu tahun (D1).

4.1.2Perkembangan Lembaga Pendidikan ALFABANK

(61)

Semarang, Solo dan Yogyakarta yang sudah meluluskan lebih dari 57 ribu siswa, dimana salah satu cabang yang ada adalah Lembaga Pendidikan ALFABANK Cabang Slamet Riyadi yang berdiri tahun 2001 yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi No. 508 Kleco, Surakarta. Lembaga Pendidikan ALFABANK ini merupakan cabang Lembaga Pendidikan ALFABANK yang ke 4 dari Lembaga Pendidikan ALFABANK yang terdapat di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dan cabang yang ke–2 dari Lembaga Pendidikan ALFABANK yang terdapat di seluruh Karasidenan Surakarta.

Perkembangan bagi Lembaga Pendidikan ALFABANK ini mencapai arti penting pada tahun 2002, tepatnya 11 November 2002 karena pada tahun tersebut Lembaga Pendidikan ALFABANK memperoleh sertifikat dari Dinas Pendidikan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Lembaga Pendidikan berpengelolaan terbaik. Dan puncaknya pada tahun 2006, tepatnya 15 Agustus 2006 karena pada tahun tersebut Lembaga Pendidikan ALFABANK memperoleh piagam penghargaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda sebagai lembaga kursus berprestasi tingkat nasional.

4.1.3Struktur Organisasi Lembaga Pendidikan ALFABANK

(62)

Drs. Tri Wuryanto

Dwi Jatmiko Ari Staf Akademik

Agus Waryanto Staf Akademik

Instruktur Asisten

Padenan B, SE Pramono Husodo, SE

Kabag. Umum

Gambar 4.1 Struktur Organisasi LPK ALFABANK Cabang Slamet Riyadi

Dra. Biyarni

(63)

4.1.4Pembagian Tugas

Adapun tugas dari top manajemen adalah sebagai berikut : 1. Manajer Cabang

Tugas Pokok a) Perencanaan

- Menentukan tujuan lembaga dalam jangka waktu periodik/tertentu - Menyusun strategi kebijaksanaan penyelenggaraan pendidikan non

formal lembaga dengan berbasis kompetensi dan adopsi tuntutan dan kebutuhan absorb pasar kerja

- Merancang prosedur/mekanisme dan metode iklim kerja lembaga yang bersifat up to date

- Merencanakan anggaran belanja/pengeluaran yang dibutuhkan untuk operasionalisasi lembaga dan sekaligus forecasting pendapat lembaga secara periodik

- Merancang standar peningkatan mutu dan secara simultan menerapkan manajemen quality control dalam penyelenggaraan pendidikan non formal

- Membuat perencanaan dalam pengambilan keputusan baik aspek taktis, teknis dan strategis dengan tepat, cermat dan kontinyu/konsisten

(64)

b) Pengorganisasian

- Menentukan sumber daya manusia (SDM) korelasinya dengan kegiatan/pekerjaan yang dilaksanakan

- Menyusun struktur organisasi (hierarkis, spesialisasi, dan kompetensi) secara proporsional, fungsional dan profesional yang dikemas dengan etika dan estetika kerja

- Menugaskan/mendelegasikan wewenang dan tanggung jawb serta melakukan koordinasi yang dinamis, solid dan kontinyu

- Merancang coorporate culture yang representatif dan holistik baik aspek formal maupun aspek non formal

c) Pengarahan

- Membangun komunikasi kepemimpinan untuk mengarahkan karyawan dalam pelaksanaan kerja/tugas

- Mensosialisasikan keputusan-keputusan baru yang korelasinya dengan penugasan/pelaksanaan kerja staf karyawan

- Menginstruksikan setiap unit kerja dan/staf karyawannya senantiasa proaktif, produktif dan adoptif terhadap perkembangan dan pengembangan diri dalam kontek kerja tetap dalam iklim kerja yang kondusif

(65)

d) Pengawasan

- Menetapkan standar multi aspek dalam kerangka penyelenggaraan pendidikan non formal

• Peningkatan kualitas karyawan dan peserta didik

• Pengawasan kualitas karyawan dan peserta didik

• Pantauan out put karyawan dan peserta didik

- Menentukan ukuran-ukuran pelaksanaan tugas/pekerjaan untuk setiap unit kerja

- Mengambil tindakan korektif terhadap deviasi/penyimpangan atas pelaksanaan tugas/pekerjaan tersebut untuk setiap unit kerja

- Memelihara stabilitas, fleksibilitas dan profitabilitas lembaga Tugas Tambahan

a) Merancang team work program pemasaran/sosialisasi secara kontinyu dengan teknik, strategi dan terobosan-terobosan yang jitu dan up to date

b) Menangani keluhan-keluhan/complain peserta didik yang dipandang prinsipil dan urgen untuk segera mendapat penanganan dan keputusannya

(66)

2. AdministrasiUmum

Tugas Pokok

a) Melakukan komunikasi secara internal dan eksternal lembaga - Membuat surat dinas

- Membuat surat niaga

b) Menangani segala aspek komunikasi lembaga yang mencakup: - Melalui telepon

- Melalui faximile

- Memberikan pelayanan tamu secara etika dan estetika yang baik c) Mengurus perjalanan dan mengatur jadwal pimpinan

- Mengetik daftar perjalanan dinas pimpinan

d) Menangani setiap laporan masuk dari berbagai unit kerja

e) Mengelola dan menginventarisir berbagai arsip dan dokumentasi kantor

f) Menangani dan sekaligus memproses surat masuk dan keluar g) Merencanakan/membuat jadwal dan mengelola rapat / pertemuan h) Mengelola agenda kerja pimpinan

i) Mengidentifikasi informasi untuk menghasilkan suatu naskah

j) Membuat perjanjian dan sekaligus melakukan konfirmasi perjanjian yang telah dibuat / sepakat baik dalam tataran individual maupun institusional

Tugas Tambahan

(67)

b) Membantu memberikan informasi kepada pelanggan/calon peserta didik sesuai dengan kebutuhan

c) Membuat rencana anggaran disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan secara periodik

d) Merancang peralatan/perabot dan tempat kerja

e) Sewaktu-waktu siap diperbantukan dalam program pemasaran baik dalam tataran individual maupun team work

3. Keuangan Keluar

Tugas Pokok

a) Membuat dan mengajukan anggaran keuangan atas persetujuan manajer untuk disampaikan ke pusat berdasarkan laporan dari setiap unit kerja

b) Melakukan pencatatan terperinci dan terstruktur setiap terjadi transaksi atas segala bentuk pengeluaran lembaga

c) Membuat laporan bulanan keuangan lembaga

d) Mengevaluasi segala bentuk pengeluaran secara keseluruhan yang tetap disesuaikan dengan alokasi anggaran yang ada secara proporsional mengacu pada tingkat urgenitas/skala prioritas kebutuhan lembaga

(68)

f) Membuat jurnal harian dari transaksi yang ada baik mengenai segi (pemasukan & pengeluaran) lembaga

g) Membuat buku besar

h) Membuat laporan keuangan dalam skala tahunan

i) Pembayaran gaji karyawan administratif dan edukatif dengan sepengetahuan manajer dan tetap dalam kerangka konsultasi personalia

j) Mengarsip semua bentuk dokumen (data autentik) atas sejumlah pengeluaran dan pendapatan.

k) Mempersiapkan sejumlah uang pembayaran atas segala bentuk tagihan-tagihan dari pihak relasi berdasarkan hasil ajuan anggaran yang telah disetujui/ACC

Tugas Tambahan

a) Sewaktu-waktu siap diperbantukan dalam program pemasaran baik dalam tataran individual maupun team work.

4. Keuangan Masuk

Tugas Pokok

a) Menerima segala bentuk/jenis pembayaran baik pendaftaran maupun heregistrasi dan peserta didik disamping sumber pendapatan lain lembaga

(69)

dengan baik sesuai dengan sniler program pendidikan dan mengacu pada data peserta didik

c) Melakukan inventarisir terstruktur (mengurutkan) atas sejumlah kuitansi pembayaran baik pendaftaran maupun heregistrasi atau bahkan dari sumber pendapatan lainnya

d) Melakukan pencatatan terperinci secara terstruktur dan kontinyu dalam skala periodik atas sejumlah setoran uang ke bank

e) Setiap akhir bulan/secara terjadwal melakukan pengecekan dan sekaligus penagihan terhadap peserta didik dengan kerjasama unit kerja akademik, khususnya atas keseluruhan biaya pendidikan peserta didik yang masih kurang dengan tetap mengacu mekanisme dan aturan yang telah ditentukan

f) Membuat laporan pemasukan pada setiap akhir bulan secara terperinci dan menyeluruh (biaya pendaftaran, biaya pendidikan, biaya sertifikasi, dan biaya lainnya)

g) Membuat laporan rekapitulasi bank setiap akhir bulan

h) Melaksanakan laporan keuangan pemasukan diluar kegiatan harian dan atau lebih bersifat periodik (ujian per tahap) dan/bahkan insidental dengan/tanpa instruksi langsung manajer

TugasTambahan

(70)

b) Membantu mempersiapkan kartu ujian bagi peserta yang telah memenuhi administrasi ujian

c) Sewaktu-waktu siap diperbantukan dalam program pemasaran baik dalam tataran individual maupun team work

5. Kepala Bagian Humas dan Pemasaran

Tugas Pokok

a) Melaksanakan konsolidasi dan aktualisasi program kerja secara sinergis dengan partner unit kerja, customer service, pemasaran dan BKK dalam skala periodik/dan bahkan bersifat insidental

b) Merencanakan anggaran humas dan pemasaran secara internal maupun eksternal dengan tetap mengacu tingkat kebutuhan partner kerja

c) Menginformasikan program pendidikan yang up to date memenuhi kebutuhan, tuntutan dan dinamika masyarakat dan pasar kerja berdasarkan riset pasar

d) Penyusunan jadwal waktu pelaksanaan agenda kegiatan humas dan pemasaran relevansinya dengan pertimbangan efisiensi dan efektifitas yang bermuara pada tujuan sosialisasi lembaga dalam rangka membangun citra positif

(71)

f) Merancang desain humas dan pemasaran yang berkesinambungan/sinergis secara efisien, efektif dan produktif yang diarahkan pada profitabilitas lembaga disamping tetap mengedepankan citra lembaga di mata publik

g) Pengorganisasian terhadap semua komponen fisik dan non fisik humas dan pemasaran yang diarahkan pada pencapaian tujuan lembaga yang goal oriented dan result oriented

h) Mengevaluasi secara tertulis/administratif mengenai pelaksanaan program kerja humas dan pemasaran secara kontinyu dengan pendekatan sinkronisasi terhadap semua komponen yang bersifat kontributif

i) Membuat pelaporan manajerial administratif terhadap pelaksanaan program humas dan pemasaran secara periodik

j) Memantau perkembangan peserta didik dalam

proses/penyelenggaraan DIKLAT dan sekaligus mengevaluasi hasil belajar/DIKLAT peserta didik korelasinya dengan bahan informasi yang nantinya menjadi dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan kaitannya pelaksanaan program kerja humas dan pemasaran “sosialisasi” tahun berikutnya.

(72)

Tugas Tambahan

a) Menyusun rencana anggaran pengeluaran kaitannya dengan alokasi pengadaan kebutuhan teknis maupun non teknis dalam penyelenggaraan program kerja

6. Kepala Bagian Akademik

Tugas Pokok a) Perencanaan

- Merencanakan anggaran akademik untuk alokasi administratif maupun edukatif secara periodik

- Merencanakan program pembelajaran, kalender akademik, kurikulum, silabus yang nantinya akan dilaksanakan dalam proses DIKLAT

- Merencanakan kalender akademik setiap tahun ajaran baru

- Menyusun jadwal DIKLAT relevansinya dengan alokasi ruang, waktu dan tenaga edukasi/pengajar

- Melaksanakan langkah antisipatif dalam rangka revisi dan/pembenahan bidang akademik relevansinya dengan proses DIKLAT dan output peserta didik

- Merancang persiapan pelaksanaan ujian setiap tahapan ujian (ada 3 tahap ujian)

b) Pengorganisasian

(73)

- Mengorganisir terhadap segala bentuk alokasi sarana dan prasarana penunjang pendidikan dan DIKLAT bagi peserta didik - Mengorganisir segala bentuk kebutuhan fisik dan non fisik baik

tenaga edukatif maupun untuk keperluan peserta didik

- Mengkoordinasi setiap ada agenda pertemuan/konsolidasi tenaga edukasi/instruktur

- Mengalokasikan/ploting peserta didik program pendidikan 1 tahun yang akan diikutsertakan dalam program PKL (Praktek Kerja Lapangan) secara proporsional

c) Menggerakkan

- Memotivasi seluruh staf akademik, tenaga edukatif/asisten maupun peserta didik untuk dapat saling mendukung proses DIKLAT

- Memberikan perintah kepada pengajar yang jelas dengan memberikan informasi yang valid dan tegas relevansinya dengan materi yang diampu disamping alokasi waktu dan ruangannya disamping proses evaluasinya

- Memberikan pembimbingan dan pengarahan terhadap semua kebutuhan peserta didik relevansinya dengan kegiatan yang bersifat edukatif

d) Pengawasan

(74)

- Membuat pelaporan secara administratif akademis pertahap disamping hasil pelaksanaan ujian sebagai bahan evaluasi terhadap proses DIKLAT selanjutnya secara periodik

- Cek dan ricek terhadap seluruh proses DIKLAT relevansinya dengan proses DIKLAT

- Memantau perkembangan dalam proses DIKLAT dan sekaligus mengevaluasi hasil belajar/DIKLAT peserta didik

Tugas Tambahan

a) Menyusun rencana kegiatan pra DIKLAT (Orientasi, AMT, Pengakraban) kegiatan DIKLAT dan pasca DIKLAT

b) Membuat laporan hasil perkembangan studi dan perkembangan peserta didik secara periodik untuk setiap kali tahap

c) Membuat rencana anggaran belanja yang akan dilaksanakan di bagian akademik

d) Mengkoordinir dan selalu melaksanakan koordinasi dengan semua lini terutama dengan staf pengajar dan pantauan peserta didik

e) Sewaktu-waktu siap diperbantukan dalam program pemasaran baik dalam tataran individual maupun team work

7. Supervisor

Tugas Pokok

(75)

b) Mengevaluasi kelancaran proses DIKLAT peserta didik di ruang teori/di laboratorium komputer/di lingkungan lembaga

c) Memberikan referensi atas penilaian akademis baik dari segi peserta didik maupun tenaga edukasi secara obyektif dengan pendekatan interpersonal yang proporsional relevansinya dengan out put peserta didik

d) Melaksanakan langkah persuasif dalam rangka revisi dan/pembenahan bidang akademik relevansinya dengan proses DIKLAT dan bermuara pada kualitas output peserta didik

e) Melaksanakan koordinasi setiap ada agenda pertemuan/konsolidasi tenaga edukasi/instruktur mengenai perkembangan akademis termasuk out putnya peserta didik korelasinya dengan DIKLAT di lingkungan lembaga

f) Memberikan motivasi kepada seluruh tenaga edukatif/asisten maupun peserta didik untuk dapat saling mendukung proses DIKLAT yang efektif dan produktif

g) Membuat pelaporan secara administratif korelasinya dengan perkembangan pertahap akademis disamping hasil pelaksanaan ujian sebagian bahan evaluasi terhadap proses DIKLAT dan out put peserta didik selanjutnya secara periodik

Gambar

Gambar 2.1 Balanced Scorecard sebagai suatu Kerangka Kerja Tindakan Strategis
Gambar 2.2 Perspektif Pelanggan
Gambar 2.3 Model Rantai Nilai Generik The
Gambar 2.4 Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan TheBalanced
+7

Referensi

Dokumen terkait