• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODAL SOSIAL DAN MODAL MANUSIA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PARIWISATA KOTA BANDA ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH MODAL SOSIAL DAN MODAL MANUSIA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PARIWISATA KOTA BANDA ACEH"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODAL SOSIAL DAN MODAL MANUSIA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PARIWISATA

KOTA BANDA ACEH

Cut Nurfajri

(Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh)

Agus Ariyanto

(Dosen Fakultas Ekonomi Ubiversitas Muhammadiyah Aceh)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh besar modal sosial terhadap kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, pengaruh modal manusia terhadap kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh dan besarnya pengaruh besar modal sosial dan modal manusia secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh. Objek penelitian ini adalah modal sosial, modal manusia dan kinerja pegawai. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 52 orang responden. Data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan satuan pengukuran satuan skala likert. Peralatan analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalah regresi linier berganda dan untuk pengujian hipotesis digunakan uji-F dan uji-t yang dibantu dengan alat uji SPSS versi 15.0. Hasil uji-F (simultan) dan uji-t (parsial) menunjukkan bahwa semua variabel yang diteliti yaitu modal sosial dan modal manusia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh dengan nilai Fhitung sebesar 32,767 dengan nilai Ftabel sebesar 3.186 pada tingkat signifikansi  = 5%. Sedangkan koefisien determinasi (adjusted Rsquare) hasil regresi adalah 0,555 yang menunjukkan bahwa variabel bebas modal sosial (X1), modal manusia (X2) dapat menjelaskan 44.5% terhadap variabel terikat (peningkatan kinerja pegawai), sedangkan sisanya 44.5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Modal Sosial, Modal Manusia dan Kinerja Pegawai

(2)

PENDAHULUAN

Kota Banda Aceh merupakan ibukota Provinsi Aceh yang memiliki kisah sejarah besar bagi Indonesia, disini merupakan tempat berkumpulnya kemajemukan segala suku bangsa seperti Suku Aceh, Gayo, Jawa, Batak, Padang dan lain di masyarakat dengan beragam kebudayaan yang kuat dengan nilai- nilai tradisi islaminya, dan menjadi pusat pemerintahan. Untuk meningkatkan pariwisata di kota ini Walikota Banda Aceh menunjuk Dinas Pariwisata sebagai perangkat dinas untuk pelaksana pemerintah di bidang kepariwisataan, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Banda Aceh melalui Sekretaris Daerah sesuai dengan Peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 59 tahun 2016 bulan Desember 2016 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.

Fungsi Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh adalah :

1. Perumusan kebijakan dibidang pariwisata.

2. Pelaksanaan kebijakan dibidang pariwisata.

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pariwisata.

4. Pelaksanaan administrasi Dinas Pariwisata sesuai dengan lingkup tugasnya.

5. Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh walikota terkait dengan tugas dan fungsinya.

Modal sosial merupakan kumpulan sumber daya yang dibutuhkan oleh individual atau kelompok sehingga dapat memiliki jaringan hubungan institusional yang lebih tahan lama agar saling mengakui dan menghargai.

Adapun fakta masih rendahnya kinerja Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh terlihat dari rendahnya pelayanan kepada masyarakat seperti pelayanan infrastruktur yang masih belum mampu meningkatkan kepuasan masyarakat, seperti ketersediaan air bersih di tempat pariwisata yang masih sangat sulit dinikmati oleh para wisatawan, kebersihan lingkungan yang belum mampu diwujudkan maupun penanganan sampah yang masih berserakan di setiap sudut Kota Banda Aceh.

(3)

Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh pada dasarnya merupakan organisasi yang digerakkan oleh sumber daya manusia untuk mencapai suatu tujuan. Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan kompeten. Keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan SDM, yaitu orang-orang yang menyediakan tenaga, bakat kreativitas dan semangat bagi organisasi serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional organisasi. Sumber daya manusia harus selalu diperhatikan, dijaga, dipertahankan serta dikembangkan oleh organisasi, agar memberikan nilai manfaat bagi masyarakat.

Fenomena berkaitan rendahnya kinerja pegawai pada Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh disebabkan oleh dua faktor yaitu modal sosial yang masih belum diwujudkan secara nyata oleh sebagian besar pegawai, yaitu pegawai belum mampu menjalin hubungan dengan lembaga lain dalam rangka mendukung program kepariwisataan di Kota Banda Aceh. Selain itu faktor modal manusia berupa kompetensi

yang dimiliki oleh sebagian besar pegawai juga menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya kinerja pegawai.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk penulisan karya akhir dengan judul “Pengaruh Modal Sosial dan Modal Manusia Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh”.

TINJAUAN KEPUSTAKAAN Kinerja Pegawai

Menurut Waldman (2014) kinerja merupakan gabungan perilaku dengan prestasi dari apa yang diharapkan dan pilihannya atau bagian syarat-syarat tugas yang ada pada masing-masing individu dala9m organisasi.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2013) kinerja dapat didefinfisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Timpe (2012:31), kinerja adalah tingkat prestasi seseorang atau karyawan dalam suatu organisasi atau

(4)

perusahaan yang dapat meningkatkan produktifitas. Kinerja menurut Meiner (2014:43) adalah sebagai kesuksesan yang dapat dicapai individu didalam melakukan pekerjaannya, dimana ukuran kesuksesan yang dicapai individu tidak dapat disamakan dengan individu yang lain.

Kesuksesan yang dicapai individu adalah berdasarkan ukuran yang berlaku dan disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.

Sedangkan Eka dkk (2014:130), berpendapat bahwa kinerja berkaitan erat dengan tujuan atau sebagai suatu hasil dari perilaku kerja individu, hasil yang diharapkan dapat merupakan tuntutan dari individu itu sendiri.

Sedangkan Robbins (2012) mengatakan bahwa kinerja merupakan sebagai kemapuan kerja seseorang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut pendapat Hasibuan (2014) mengatakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas- tugas yang dibebankan kepadanya yaang didasarkan atas percakapan, kesungguhan serta waktu. Pendapat yang sama juga dikemukan oleh

Sutiadi (2014:6) kinerja dalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Menurut Dessler (2012) indikator- indikator dalam kinerja karyawan adalah sebagai berikut:

1. Kualitas kerja, adalah akurasi, ketelitian dan dapat diterima atas pekerjaan yang dilakukan.

2. Produktivitas, adalah kuantitas dan efisiensi kerja yang dihasilkan dalam periode tertentu.

3. Pengetahuan pekerjaan, adalah ketrampilan dan informasi praktis/teknis yang digunakan pada pekerjaan.

4. Dapat diandalkan, adalah sejauh mana seorang karyawan dapat diandalkan atas penyelesaian dan tindak lanjut tugas.

5. Kehadiran, adalah sejauh mana karyawan hadir tepat waktu, mengamati waktu istirahat/makan yang ditentukan dan catatan kehadiran secara keseluruhan.

6. Kemandirian, adalah sejauh mana pekerjaan yang dilakukan dengan atau tanpa pengawasan.

(5)

Relational Capital (Modal Sosial) Morgan dan Hunt, (2014) mendefinisikan kepercayaan sebagai yang ada ketika salah satu pihak memiliki kepercayaan pada keandalan dan integritas mitra bursa.

Kepercayaan tertanam dalam pertukaran hubungan tertentu, dan menjadi dasar fundamental dari hubungan jangka panjang antara mitra.

Dengan demikian, dalam konteks stakeholder internal dan eksternal, dapat dikatakan bahwa relational capital perusahaan itu diwakili oleh hubungan antara karyawan dan dalam pelanggan dan pemasok (Tomasz &

Kijek, 2014).

Coleman (2014) mendefinisikan modal sosial sebagai kemampuan masyarakat untuk bekerja sama, demi mencapai tujuan – tujuan bersama, di dalam berbagai kelompok dan organisasi. Dengan kata lain, modal sosial merupakan suatu kekuatan sosial sebuah masyarakat yang tumbuh dan berkembang dari sebuah keadaan sosial masyarakat suatu tempat dengan mengedepankan asas kekeluargaan guna mencapai tujuan.

Hasbullah (2013:8) menjelaskan

“Modal sosial merupakan segala

sesuatu dimana dalam masyarakat tersebut bersama sama menuju kepada kemajuan dan perubahan yang pada dasarnya ditopang oleh norma – norma seperti kepercayaan”. Dalam konteks organisasi bisnis yang berorientasi pada laba (profit), modal sosial suatu organisasi juga mengacu

pada hubungan dengan

pelanggan/masyarakat dan stakeholder terkait. Jaringan sosial dalam bisnis sangat berperan dalam kesuksesan sebuah unit usaha. Jaringan menggambarkan alat yang digunakan pengusaha untuk mengurangi resiko dan biaya transaksi, juga untuk memperbaiki akses kepada ide bisnis, pengetahuan dan modal (Aldrich &

Zimmer, dalam Indarti 2013:25).

Indikator Modal Sosial

Dalam modal sosial, terdapat beberapa indikator yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai sebuah unit bisnis atau organisasi apakah sudah memanfaatkan modal sosial secara optima. Muin (2013:65) menyebutkan ada beberapa indikator untuk mengetahui sebuah organisasi telah mengoptimalkan

(6)

potensi dari modal sosial yang ada, antara lain :

1) Kemampuan Menghimpun Sumberdaya

2) Kemampuan Membangun Kerjasama

3) Kemampuan Membangun Kepercayaan

4) Kemampuan Membangun Rasa Hormat

5) Kemampuan Membangun Reputasi

Modal Manusia (Human Capital) Menurut Schermerhon (2014), human capital dapat diartikan sebagai nilai ekonomi dari SDM yang terkait dengan kemampuan, pengetahuan, ide-ide, inovasi, energi dan komitmennya. human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan, keterampilan, inovasi dan kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat menciptakan suatu nilai untuk mencapai tujuan. Pembentukan nilai tambah yang dikontribusikan oleh human capital dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya akan memberikan sustainable revenue di

masa akan datang bagi suatu organisasi.

Son (2010:30) mengemukakan

bahwa “kompetensi SDM

mencerminkan kapasitas produktif sumber daya manusia, termasuk didalamnya berbagai keterampilan (literasi, numerasi, kognitif dan analitikal)”. Pendapat Son diatas sejalan dengan pendapat Azua dalam Huseini (2012:45) yang menjelaskan bahwa kompetensi SDM merupakan refleksi dari pendidikan, pengalaman, intuisi dan keahlian.

Dalam menilai sejauh mana pelaku bisnis telah memiliki modal manusia yang cukup, dapat dilihat dari beberapa indikator terkait dengan modal manusia. Fatoki (2013) merumuskan beberapa indikator untuk mengetahui kompetensi SDM yang dimiliki oleh pelaku usaha, antara lain:

1. tingkat pendidikan

2. pengalaman dalam kegiatan event besar

3. pengalaman terkait sesuai dengan event

4. pengalaman manajerial dalam mengelola event kegiatan 5. kompetensi mengatur keuangan 6. kompetensi dalam pemasaran

(7)

7. kompetensi manajerian secara umum

Hasil Penelitian Terdahulu

Ngugi et al (2012) penelitiannya difokuskan pada pengaruh intellectual capital yang merupakan bagian dari

kompetensi SDM dalam

pertumbuhan sektor UMKM di Kenya. Penelitiannya mengungkapkan pertama, kemampuan teknik manajerial sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan UMKM di Kenya, namun demikan hal tersebut harus diikuti pengalaman manajerial.

Kedua, keuletan dalam berwirausaha juga berpengaruh terhadap pertumbuhan UMKM namun hal itu juga harus diikuti dengan keberanian dalam mengambil resiko.

Ardiana et al (2010) melakukan penelitian pada beberapa UMKM di Surabaya untuk mengetahui pengaruh antara kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap Kinerja UMKM dan hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa kompetensi SDM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja UMKM di Kota Surabaya.

Stam et al (2013) dalam studi literaturnya melakukan penelitian dengan teknik meta analisis untuk mengathui pengaruh modal sosial terhadap kinerja UMKM. hasil dari penelitian tersebut menunjukan, modal sosial berperan secara signifikan terhadap kinerja UMKM.

Muin (2013) melakukan riset mengenai kajian antara kemampuan usaha dan modal sosial serta implikasinya terhadap kinerja UMKM sektor industri di Sulawesi Selatan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa modal sosial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM di Sulawesi Selatan.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Yuli Ramanda, Bustari Muchtar, (2013) dengan judul penelitian Pengaruh Human Capital,

Relational Capital Dan

Organizational Capital Terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Barat). Hasil penelitian membuktikan bahwa Human capital berpengaruh signifikan terhadap relational capital BKP Sumbar. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa semakin baik human

(8)

capital yang dimiliki maka relational capital yang dimiliki BKP Sumbar akan cenderung meningkat. Relational capital berpengaruh signifikan terhadap organizational capital BKP Sumbar. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa semakin baik relational capital yang dimiliki maka organizational capital yang dimiliki BKP Sumbar akan cenderung meningkat.

Penelitian yang dilakukan oleh Yasmin Kamall Khan, (2014). Dengan judul penelitian mengenai The Effects of Intellectual Capital on Performance in Australian Small and Medium Enterprises (SMEs). Hasil penelitian membuktikan bahwa Terdapat pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja karyawan apda perusahaan menengah di Asutralia.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Bader Yousef Obeidat, (2017), dengan judul penelitian mengenai The Effect of Intellectual Capital on Organizational Performance: The Mediating Role of Knowledge Sharing. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh signifikan capital intellectual terhadap kinerja karyawan.

Kerangka Pemikiran

Berdasarkan keterkaitan antar variabel yang dikemukakan di atas, maka penelitian mengenai pengaruh modal sosial dan modal manusia terhadap kinerja pegawai, dapat digambarkan berdasarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.1 Model Penelitian

Sumber: Yuli Ramanda, dan Bustari Muchtar, (2013)

Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang belum tentu kebenarannya dan perlu dibuktikan melalui penelitian. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(9)

H1 : Modal sosial secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.

H2 : Modal manusia secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.

H3 : Modal sosial, dan modal manusia secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.

METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian

Untuk mendapatkan data akurat dan dapat diuji kebenarannya serta keterangan yang mendukung penulisan karya akhir ini, maka penulis mengadakan penelitian, yaitu pada Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh Jl. Iskandar Muda No. 4 Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Banda Aceh, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah mengenai pengaruh modal sosial dan modal manusia terhadap kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.

Populasi dan Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh yang berjumlah 52 orang. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sensus karena melibatkan seluruh pegawai menjadi responden penelitian.

Peralatan Analisis Data

Untuk mengukur peningkatan kinerja sumber daya manusia maka dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan analisis kualitatif deskriptif yaitu data-data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif berdasarkan pendapat para ahli sedangkan data yang diperoleh dari penggunaan pertanyaan (penyebaran kuisioner) diolah dengan menggunakan program SPSS (The Statistical Product and Service Solution), dengan menggunakan model regresi linier berganda (Arikunto, 2012), dengan rumus sebagai berikut:

a. Regresi Linier Berganda Persamaan :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

(10)

Keterangan : Y = Kinerja Pegawai a = Konstanta X1 = Modal Sosial X2 = Modal Manusia

b1 = Koefisien Modal Sosial b2 = Koefisien Modal Manusia e = Error term

Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini penulis menggunakan uji F dan uji t yaitu pada tingkat keyakinan (convidend interval 95%) tingkat kesalahannya (alpha) α sebesar 5%.

- Jika statistik t-hitung > statistik t-tabel, maka Ha diterima

- Jika statistik t-hitung < statistik t-tabel, maka Ha ditolak

- Jika statistik F-hitung > statistik F-tabel, maka Ha diterima

- Jika statistik F-hitung < statistik F-tabel, maka Ha ditolak

Pada tingkat keyakinan (convident interval 95%) atau tingkat kesalahannya (alpha) α sebesar 0 ,5%, maka apabila nilai signifikan < dari nilai alpha (5%) maka Ha direrima dan sebaliknya apabila nilai signifikan >

dari nilai alpha (5%) maka Ha ditolak.

Secara umum pengujian hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Ha1 = Modal sosial dan modal manusia secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.

Ha2 = Modal sosial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.

Ha3 = Modal manusia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Modal Sosial dan Modal Manusia Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh

Dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, maka perlu dilihat variabel yang mempengaruhi kinerja

(11)

pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh tersebut, untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu modal sosial (X1), modal manusia (X2), terhadap kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh (Y). Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = 2,738 + 0,216X1 + 0,116X2

Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut:

1. Koefisien Regresi ():

 Konstanta sebesar 2,738, artinya jika faktor-faktor modal sosial (X1), modal manusia (X2), dianggap konstan, maka besarnya kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh adalah sebesar 2,738 pada satuan skala likert atau kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh masih rendah.

 Koefisien regresi modal sosial (X1) sebesar 0,216, artinya bahwa setiap 1 satuan perubahan (kebijakan modal sosial) dari

setiap karyawan secara relatif akan meningkatkan kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, sebesar 0,216 satuan, dengan demikian semakin baik modal sosial yang dimiliki oleh pihak Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh akan semakin meningkatkan kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa modal sosial akan memberikan dampak terhadap peningkatan kinerja pegawai.

 Koefisien regresi modal manusia (X2) sebesar 0,116, artinya setiap 1 satuan perubahan (perbaikan, karena tanda +) setiap adanya adanya modal manusia maka secara relatif akan meningkatkan kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh sebesar 0,116, jadi dengan semakin tinggi modal manusia yang dimiliki oleh pihak Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, maka secara relatif akan meningkatkan kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh. Hal ini akan memberikan implikasi bahwa modal manusia yang dimiliki oleh Dinas

(12)

Pariwisata Kota Banda Aceh dapat meningkatkan kinerja pegawai.

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa dari dua variabel yang diteliti bahwa modal sosial mempunyai pengaruh dominan terhadap peningkatan kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, sedangkan variabel modal sosial mempunyai pengaruh lebih besar terhadap kinerja pegawai dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,216.

2. Koefisien Korelasi dan Determinasi

Sedangkan untuk melihat hubungan dan pengaruh dari variabel bebas terhadap kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh berdasarkan korelasi dan determinasi seperti dijelaskan berikut:

a. Koefisien korelasi (R) = 0,756 yang menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel bebas dengan varibel terikat sebesar 75,6%, artinya kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh mempunyai hubungan yang sangat erat dengan faktor-faktor modal sosial (X1), modal manusia (X2) sehingga

berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai.

b. Koefisien Determinasi (R²) sebesar 0,572. Artinya sebesar 57,2%

perubahan-perubahan dalam variabel terikat (kinerja pegawai) dapat dijelaskan oleh perubahan- perubahan dalam modal sosial (x1), dan modal manusia (x2).

Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 42,8% dijelaskan oleh faktor-faktor variabel lain diluar daripada penelitian ini, artinya kinerja pegawai masih banyak dipengaruhi oleh faktor lain selain dari variabel yang diteliti.

c. Koefisien Determinasi (R² Adjusted) atau tingkat kesesuaian pengaruh secara keseluruhan variabel modal sosial dan modal manusia pegawai sebesar 0,555, artinya sebesar 55,5% perubahan- perubahan dalam variabel terikat (kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh) dapat dijelaskan oleh perubahan- perubahan dalam faktor modal sosial (X1), modal manusia (X2).

Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 44,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar dari dua

(13)

variabel yang dijadikan indikator penelitian artinya masih ada variabel yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.

Hasil Uji Statistik

Untuk menguji faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh secara parsial (masing-masing variabel) dapat dilihat dari hasil uji-t.

Hasil perhitungan yang diperlihatkan pada tabel di atas, dimana dapat diketahui besarnya nilai thitung untuk masing-masing variabel dengan tingkat kepercayaan atau signifikansi sebesar  = 5%.

 Hasil penelitian terhadap variabel modal sosial (X1) diperoleh nilai thitung sebesar 6,213 sedangkan ttabel

= 2,007, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel

dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 atau probabilitas jauh dibawah  = 5% Dengan demikian hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel modal sosial berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja Pegawai

Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.

 Temuan hasil penelitian terhadap variabel modal manusia (X2) diperoleh nilai thitung sebesar 2,933 sedangkan ttabel sebesar 2,007, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel dengan signifikansi sebesar 0.005 atau probabilitas dibawah  5%.

Dengan demikian hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel modal manusia berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja Pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.

Berdasarkan uraian statistik di atas, memperlihatkan bahwa secara parsial masing-masing variabel mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, dan variabel yang mempunyai pengaruh yang sangat dominan berdasarkan hasil uji secara parsial adalah variabel modal sosial terhadap karyawan dengan nilai thitung

sebesar 6,213 dengan tingkat signifikansi atau probabilitas sebesar 0.000, dan variabel modal manusia

(14)

dengan nilai thitung sebesar 2,933 dengan tingkat signifikansi atau probabilitas sebesar 0.005.

 Pengujian Secara Simultan Berdasarkan hasil pengujian secara simultan diperoleh nilai Fhitung

sebesar 32,767, sedangkan Ftabel pada tingkat signifikansi  = 5 % adalah sebesar 3,186. Hal ini memperlihatkan, berdasarkan perhitungan uji statistik Fhitung

menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel, dengan tingkat probabilitas 0.000.

Dengan demikian hasil perhitungan ini dapat diambil suatu keputusan bahwa hipotesis alternatif yang diajukan dapat diterima dan hipotesis nol ditolak, artinya bahwa modal sosial (X1), modal manusia (X2), secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.

Pembuktian Hipotesis

Berdasarkan hasil uji statistik baik secara simultan (uji-F statistik), maupun secara parsial dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan dinyatakan :

1. Secara simultan variabel modal sosial, modal manusia, berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh dengan diperoleh nilai Fhitung

sebesar 32,767 dan Ftabel sebesar 3,186 dengan demikian Fhitung >

Ftabel, maka hipotesis yang

diajukan diterima.

2. Secara parsial variabel modal sosial, modal manusia berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh dengan diperoleh nilai thitung

sebesar 6,213 dan 2,849 dan ttabel

sebesar 2,007 dengan demikian thitung > ttabel, maka hipotesis yang diajukan diterima untuk masing- masing variabel modal sosial dan modal manusia.

Dengan demikian modal sosial yang dimiliki akan mampu meningkatkan kinerja pegawai secara signifikan, sedangkan modal manusia juga akan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, hal ini mengingat modal sosial dan modal manusia merupakan salah satu

(15)

faktor yang dapat menunjang peningkatan kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramanda dan Muchtar (2013) yang menyatakan bahwa Human capital berpengaruh signifikan terhadap relational capital BKP Sumbar.

Dengan demikian dapat dimaknai bahwa semakin baik human capital yang dimiliki maka relational capital yang dimiliki BKP Sumbar akan cenderung meningkat. Relational capital berpengaruh signifikan terhadap organizational capital BKP Sumbar. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa semakin baik relational capital yang dimiliki maka organizational capital yang dimiliki BKP Sumbar akan cenderung meningkat.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan yang dirumuskan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan uji regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian secara bersama- sama membuktikan bahwa modal sosial dan modal manusia yang dilakukan oleh pimpinan secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.

2. Hasil penelitian secara individu membuktikan bahwa modal sosial akan memberikan dampak terhadap peningkatan kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.

3. Kemudian hasil penelitian secara individu juga membuktikan bahwa modal manusia juga memberikan dampak terhadap peningkatan kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.

Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut :

1. Dampak modal sosial akan dapat mendorong terciptanya kinerja pegawai yang lebih baik, oleh

(16)

2. karena itu hendaknya modal sosial Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh dapat ditingkatkan lagi.

3. Untuk meningkatkan kinerja pegawai yang lebih baik lagi hendaknya pimpinan juga memperhatikan kepada faktor lain selain faktor modal sosial dan modal manusia yaitu dengan meningkatkan kemampuan pegawai melalui program pelatihan dan pendidikan.

4. Dampak modal sosial dan modal manusia yang baik perlu lebih ditingkatkan lagi, karena dengan adanya modal sosial yang sesuai dengan kemampuan dan modal manusia yang dilakukan oleh pimpinan harus sesuai dengan prosedur yang berlaku, sehingga akan memberikan pengaruh nyata dalam meningkatkan kinerja pegawai Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Agus Dharma, (2013), Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Bagi Manajer, Sinar Baru, Bandung.

Anwar Mangkunegara Prabu, (2013), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT.

Remaja Rosdakarya, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, (2012), Metode Penelitian, PT. Rineka Cipta Jakarta.

As’ad, Mohd (2013), Psikologi Industri, BPFE Yogyakarta.

Dale Timpe (2012), Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis (Memimpin Manusia). PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Dessler, Garry. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia (Terj.).

PT. Indeks, Jakarta

Djarwanto dan Pangestu Subagyo, (2013), Statistik Induktif, BPFE, UGM, Yogyakarta.

Gibson dan James B, (2014), Organisasi Perilaku Struktur Proses, Erlangga, Jakarta.

Gitosudarmo (2013), Manajemen Sumber Daya Manusia, Dasar dan Kunci Keberhasilan, CV.

Haji Mas Agung, Jakarta

Griffin Jill (2014) Customer Loyalty : How to Earn It, How to Keep It, Lexington Books, 1230 Avenue of America, New York, USA.

(17)

Handoko, T. Hani. (2013).

Manajemen Sumber Daya Manusia. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi. Yogyakarta

Hariandja, Marihot T.E., (2012), Manajemen Sumber Daya Manusia, Grasindo, Jakarta

Hasibuan (2013), Organisasi Dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas , cetakan pertama, Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta:

Heidjrachman dan Suad Husnan, (2012), Manajemen Personalia, Edisi 4, Cetakan Kesembilan, BPFE, Yogyakarta.

Hidayat, (2013), Gaya

Kepemimpinan Yang Efektif Bagi Manajer, Sinar Baru, Bandung.

Kreitner dan Kinicki (2013), Human Resources. Second Edition, Wart Inc, California

Malhotra, N. K,(2013). Marketing Research and Applied Orientation., Upper Saddle River: Prentice- International.

Mangkunegara Anwar, (2011), Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mas’ud, Fuad, (2014), Pemimpin dan Kepemimpinan, CV. Rajawali Jakarta.

Mathis, Robert L, Jackson, John H.

(2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat, Jakarta.

Moekijat (2014), Manajemen Personalia, Fakultas Ekonomi UGM (BPFE), Yogyakarta.

Munandar (2014), Manajemen Sumber Daya Manusia, Grasindo, Jakarta

Nawawi, dan Hadari (2013).

Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Nitisemeto (2012), Manajemen Personalia, Ghallia Indonesia, Jakarta.

Ravianto, (2013), Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung

Rivai dan Sagala (2012).

Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Cetakan Pertama).

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Robbins, Stephen P. (2012). Perilaku Organisasi. PT. Indeks Jakarta.

(18)

Saydan, (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Jambatan, Jakarta.

Schermerhom, Hunt, Osborn (2001), Employee Engagement: A Literature Review. Kingston University Working.

Siagian Sondang P., (2013), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Simamora, (2013), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua Cetakan Ketiga, STIE YKPN, Yogyakarta.

Soetomo (2006), Kepemimpinan Dalam Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, Prenhallindo, Jakarta.

Sondang P. Siagian, (2014), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Veithzal Rivai, (2014), Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Wahjosumidjo (2012), Kepemimpian dan Motivasi, Cetakan III, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Waldman David A. (2012). The Contribution of Total Quality Management to A Theory of Work Performance. Academy of Management Review, Vol. 19

Wikipedia, (2013), Produktivitas Kerja, Februari (2012).

Referensi

Dokumen terkait

Asupan tinggi natrium (58,2%) dan tinggi lemak (74,5%) dari makanan kemasan kemungkinan berkaitan dengan masih sedikitnya responden yang memanfaatkan informasi

Video dokumenter ini menggunakan jenis potret dengan pendekatan ekspositori yang menekankan pada penyampaian informasi dengan memaparkan / menjelaskan serangkaian

Berdasarkan dari “Penguna Line di Indonesia Duduki Peringkat 2 Terbanyak di Dunia” (2014, Para 1 dan 2), pada tanggal 12 September 2014 lalu, telah terjadi peningkatan pengguna

Setiap orang memilih menggunakan ragam-ragam bahasa dengan tujuan-tujuan tertentu salah satunya adalah menciptakan suasana yang santai dalam tuturan, baik dalam

Salah satu dari ini inter'ensi yang telah digunakan dalam studi yang berbeda pada pasien adalah Benson metode relaksasi (Sou 9i, 2# yang merupakan salah satu

Siswa yang sebelum belajar, membaca rangkuman tentang konsep yang telah dipelajari, memperlihatkan hasil belajar yang lebih baik dari pada siswa yang langsung

Televisyen pada masa itu merupakan suatu budaya baru yang tersendiri daripada bahagian hidup masyarakat Indonesia, baik itu di kota mahupun di pedesaan (Nilan, 2000), bahkan

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian dan perhitungan data dengan menggunakan uji analisis regresi, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh