• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DI DESA SANGGRAHAN KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DI DESA SANGGRAHAN KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN

PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DI DESA SANGGRAHAN KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN

PUBLIC PARTICIPATION IN THE PREPARATION OF THE BUDGET OF INCOME AND EXPENDITURE OF THE VILLAGE IN THE VILLAGE OF PRAMBANAN SUB-DISTRICT SANGGRAHAN KLATEN REGENCY

Ega Sulistyaningrum dan Dr. Suharno, M.Si 13401241022

Fakultas Ilmu Sosial UNY 13401241022@student.uny.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskrispsikan bagaimana partisipasi masyarakat dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) di Desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes. Jenis penelitian ini adalah deskripstif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan dokumentasi.Teknik pemeriksanaan keabsahan data yang digunakan adalah teknik cross check. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik induktif melalui pengumpulan data berupa tahap reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Simpulan pada penelitian ini yakni dalam penyusunan APBDes di Desa Sanggrahan dilakukan dengan cara mengikuti rapat antara masyarakat dengan pemerintah desa. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes di Desa Sanggrahan antara lain: 1) Faktor Pengetahuan, 2) Faktor pekerjaan, 3) Faktor pendidikan, dan 4) Tingkat kepercayaan terhadap pemerintah desa. Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes di Desa Sanggrahan.

Kata Kunci: partisipasi masyarakat, penyusunan APBDes

ABSTRACT

This research aims to mendiskrispsikan how public participation in the preparation of the budget of income and Expenditure of the village (APBDes) in the village of Prambanan Sub- district Sanggrahan Klaten Regency and knowing the factors that affect public participation in the preparation of APBDes. This type of research was the qualitative approach with deskripstif. The subject of the research is determined by purposive technique. Data collection techniques are used i.e. interview and documentation. The technique of pemeriksanaan the validity of the data used is engineering cross check. Data analysis in this study uses the inductive techniques through the collection of data in the form of stage reduction, the presentation of data, and the withdrawal of the conclusion. Summary on the research of it i.e. in the preparation APBDes in the village of Sanggrahan is done by following the meeting between society and the Government of the village. Factors that affect the level of public participation in the preparation of APBDes in the village of Sanggrahan, among others: Knowledge Factor 1), 2) employment Factors, 3) education, and Factor 4) degree of confidence against the Government. There have been some efforts made by the Government of the village to increase public participation in the preparation of APBDes in the village of Sanggrahan.

Keywords: public participation, preparation APBDes

PENDAHULUAN

Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik.

Berikutnya pada Pasal 18 ayat (1) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah provinsi kemudian daerah provinsi itu dibagi atas daerah kabupaten dan kota,

(2)

selanjutnya daerah kabupaten/kota dibagi atas kecamatan dan kecamatan dibagi atas kelurahan dan atau desa. Selanjutnya, Pasal 5 ayat (4) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan berdasarkan asas desentralisasi, deskonsentrasi dan tugas pembantuan.

Desa merupakan suatu wilayah yang terkecil, serta memiliki batas-batas tertentu dan juga memiliki pemerintahan sendiri sehingga mampu secara mandiri untuk mengatur dan melaksanakan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat. Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa menjadi sebuah harapan baru bagi masyarakat desa karena dengan adanya Undang-Undang tersebut, Desa diberikan kepercayaan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan rumah tangganya serta dapat melakukan pembangunan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat desa. Konsideran Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa menyebutkan bahwa desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pemerintah Desa mempunyai kewenangan untuk membuat Peraturan Desa. Pasal 69 angka 1 Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa menyatakan bahwa Jenis peraturan desa terdiri atas Peraturan Desa, peraturan bersama Kepala Desa dan peraturan Kepala Desa.. Salah satu bentuk Peraturan Desa adalah Perdes APBDes.APBDes disusun setiap tahunnya hal ini karena APBDes merupakan pembiayaan terhadap program pembangunan tahunan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa.

Sebelum disusun APBDes Pemerintah Desa harus membuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang berlaku lima tahun, kemudian diturunkan sebagai Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPdes) dengan menggunakan proses

rapat untuk melakukan musyawarah desa antara Pemerintah Desa dengan masyarakat untuk mengambil keputusan bersama.

Kabupaten Klaten merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Prambanan merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Klaten. Kecamatan Prambanan terdiri dari 16 desa salah satunya yaitu Desa Sanggrahan. Desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten merupakan salah satu desa yang masyarakatnya kurang aktif berpartisipasi dalam penyusunan APBDes.

Akibatnya, penyusunan APBDes di Desa Sanggrahan kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Desa Sanggrahan.

Bapak Topo selaku Kepala Desa Sanggrahan, menyatakan bahwa kerja sama antara Pemerintah Desa dengan masyarakat dalam penyusunan APBDes di Desa Sanggarahan masih sangat kurang, sehingga Pemerintah Desa tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari masyarakat sebagai bahan untuk menyusun APBDes.

Fokus permasalahan dalam penelitian ini akan dibatasi pada partisipasi masyarakat dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) di Desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah “Bagaimana partisipasi masyarakat desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten dalam penyusunan APBDes”; “Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten dalam penusunan APBDes”; dan

“Bagaimana upaya Pemerintah Desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten dalam penyusunan APBDes”. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan partisipasi masyarakat desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten dalam penyusunan APBDes, faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masarakat desa Sanggrahan

(3)

696

Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten dalam penyusunan APBDes dan upaya Pemerintah Daerah untuk meningkatkan partisipasi masarakat desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten dalam penyusunan APBDes.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan secara deskriptif mengenai partisipasi maysarakat dalam penyusunan dan pelaksanaan APBDes di Desa Sanggrahan, Prambanan, Klaten.kantor Kepala Desa Sanggrahan, rumah anggota BPD Sanggrahan, rumah ketua RT, rumah ketua RW. Waktu penelitian ini dimulai padabulan Juni sampai dengan bulan September 2017.

Penentuan subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive.Pertimbangan tertentu dalam penelitian ini adalah: 1) Perangkat Desa yang mempunyai kewenangan untuk menyusun dan menyelenggarakan urusan pemerintahan desa khususnya dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes); 2) Orang-orang yang karena jabatannya mengetahui sebagaimana partisipasi masyarakat ikut dilibatkan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Desa; dan 3) Orang- orang yang mempunyai kewajiban ikut ambil bagian dalam penusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).

Berdasarkan kriteria tersebut, yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah: 1) Kepala Desa Sanggrahan; 2) Sekertaris Desa Sanggrahan; 3) Badan Permusyawaratan Desa Sanggrahan; 4) Ketua RW; 5) Ketua RT; dan 6) Masyarakat Desa Sanggrahan.

Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan dokumentasi. Agar data yang diperoleh valid, maka hasil penelitian berupa hasil wawancara dan dokumentasi perlu dilakukan validasi data.Teknik yang digunakan dalam penelitian adalah cross check data, yaitu untuk membandingkan dan mengecek kembali hasil wawancara

dan hasil dokumentasi serta hasil wawancara antar subjek penelitian.

Merujuk pada analisis data kualitatif model Miles dan Hiberman (Sugiyono, 2013: 334-343), berdasarkan model tersebut ada tiga langkah dalam melakukan analisis data.a) Data reduction (Reduksi data),b)Data display (Penyajian data), c) Conclusion drawing/ verification (Verifikasi). Berdasarkan uraian di atas, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah berupa partisipasi masyarakat dalam penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) di desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan dilaporkan secara bersamaan, dengan alasan agar lebih efektif dan efisien dalam melaporkannya serta mempermudah dalam menjawab permasalahan penelitian. Hasil penelitian dapat dilaporkan sebagai berikut:

A. Gambaran Umum Desa Sanggrahan Desa Sanggrahan merupakan salah satu Desa yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.

Visi desa ini adalah untuk mewujudkan masyarakat Desa yang aman, tertib, damai, sejahtera lahir dan batin yang di dukung oleh semua elemen masyarakat dan swadaya masyarakat.

Desa Sanggrahan merupakan salah satu desa di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di Kabupaten Klaten, Kecamatan Prambanan. Luas Desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten adalah126.6540 Ha. Terbagi ke dalam 3 wilayah Dusun, 6 Rukun Warga (RW) dan dibagi menjadi 18 Rukun Tetangga (RT).Jumlah penduduk di Desa Sanggrahan mencapai 2349 jiwa.Desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan merupakan salah satu wilayah Desa di Kabupaten Klaten yang mengandalkan pada usaha pertanian dan peternakan.

(4)

B. Pembahasan dan Hasil Penelitian 1. Partisipasi Masyarakat dalam

Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) di Desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Pemerintah Desa di Desa Sanggrahan mengatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes di beberapa tahapan adalah sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap awal dalam penyusunan APBDes, dimana Pemerintah Desa akan menggali informasi dari masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai apa saja yang masyarakat butuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan Desa Sanggrahan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa dan juga sekertaris desa tanggal tahap perencanaan ini meliputi:

1) Masyarakat di desa Sanggrahan awalnya mengadakan rapat kecil dalam lingkup RT dipimpin oleh ketua RT. Dalam rapat RT ini masyarakat desa dapat menyampaikan aspirasinya mengenai apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat di desa tersebut.

Usulan di dalam rapat RT dibawa ke tingkat RW dengan tujuan agar usulan-usalan tersebut diketahui bersama kemudian dipilih usulan- usulan yang dirasa sangat penting dan mendesak untuk diusulkan dalam penyusunan APBDes.

Fungsi dari rapat RW yaitu menyelesaikan segala bentuk permasalahan yang tidak bisa diselesaikan dalam rapat RT.

2) Tahapan yang selanjutnya yaitu Kepala Desa mengundang tokoh- tokoh masyarakat termasuk masing-masing ketua RW setiap desa untuk menanyakan hal-hal terkait dengan usulan-usulan yang

disampaikan masyarakat untuk penyusunan RKPDes yang kemudian dijadikan acuan untuk penyusunan APBDes di Desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.

Kepala Desa dengan tokoh maysrakat beserta Badan Permusyawaratan Desa (BPD) memilih dan menyetujui usulan- usulan dari masyarakat tersebut untuk dibawa ke rapat pada tingkatan yang lebih serius yaitu Musrenbangdes (Musyawarah Rencana Pembangunan Desa).

Musrenbangdes dipimpin oleh Kepala Desa, dimana dalam acara ini Kepala Desa mengundang berbagai tokoh masyarakat dan narasumber yaitu Bapak camat dan juga dari Kasi Tata pemerintahan untuk membahas mengenai apa saja yang akan disetujui bersama untuk kemudian dituangkan dalam RKPDes yang selanjutnya dijadikan acuan untuk penyusunan APBDes. Musrenbangdes di desa Sanggrahan pada hari Senin, 09 Januari 2017 yang dilaksanakan di balai desa Sanggrahan dihadiri oleh:

a) Tingkat Kecamatan: Camat Prambanan, Kasi Tata Pemerintahan Kecamatan Prambanan, PMD kecamatan Prambanan.

b) Tingkat Desa: Lurah Desa, LPMD, BPD, Kepala Dusun, Ketua TP PKK, Ketua Landu Lansia, Ketua BP-SPAMS, Karang Taruna, Tokoh Masyarakat dan Kelompok Tani

Tujuan diadakannya musrenbangdes dengan melibatkan masyarakat melalui perwakilanBadan Permusawaratan Desa yaitu untuk menentukan prioritas-prioritas dari berbagai usulan yang disampaikan masing-

(5)

698

masing RT karena tidak semua usulan dijadikan skala prioritas.

Hal ini karena terbatasnya dana desa sehingga Pemerintah Desa harus memilih mana yang harus di dahulukan dengan sistem musyawarah mufakat agar tidak ada kecemburuan dari masing- masing masyarakat desa yang mempertahankan usulan dari masing-masing daerahnya.

Penyusunan APBDes dengan melibatkan masyarakat desa diharapkan akan menimbulkan saling keterbukaan antara Pemerintah Desa dengan masyarakat. Hal ini karena pemerintah dan masyarakat bersama- sama ikut andil dan bertanggung jawab mengenai suatu kegiatan yang akan dilaksanakan. Menurut Bornby dalam Totok (2015:81) partisipasi merupakan tindakan untuk “mengambil bagian”

yaitu kegiatan atau pernyataan untuk mengambil bagian dari kegiatan dengan maksud memperoleh manfaat.Yusuf sebagaimana dikutip Totok (2015: 82-84) menyatakan bahwa ada beberapamacam partisipasi.Salah satunya adalah partisipasi dalam pengambilan keputusan. Masyarakat ikut dilibatkan dalam pengambilan keputusan untuk merencanakan suatu kegiatan yang akan dilakukan hal tersebut bertujuan agar masyarakat lebih aktif dan peduli dengan keadaan sekitar, mengenai apa saja yang sedang mereka butuhkan didaerahnya masing-masing.

Partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDessangat penting agar terselenggaranya sistem pemerintahan desa yang demokratis.

Konsep demokratisasi yang dimaksudkan disini adalah partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat secara langsung, masyarakat harus ikut berperan secara aktif dalam proses penyusunan APBDes. Contoh partisipasi masyarakat secara langsung ditunjukan dengan memberikan usulan-usulan untuk penyusunan

APBDes. Agar dalam penyusunan APBDes isinya sesuai dengan apa yang masyarakat harapkan.

Menurut pernyataan Pasal 68 ayat (1) Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa yang menuliskan bahwa masyarakat desa berhak menyampaikan aspirasi, saran dan pendapat lisan atau tertulis secara bertanggung jawab tentang kegiatan penelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.

Dengan demikian masyarakat mempunyai hak untuk ikut berpartisipasi dalam penyusunan APBDes.Namun, partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes di desa Sanggrahan nampaknya masih menemukan beberapa kendala.

Berdasarkan wawancara bersama Bapak Sriyanto selaku ketua RT 07 Desa Sanggrahan beliau mengungkapkan bahwa memang untuk kegiatan rapat yang diadakan di RT 07 hanya dihadiri oleh sebagian masyarakatnya saja karena mereka menganggap bahwa rapat yang diadakan RT hanya sebatas pada pertemuan rutin dan arisan maka masyarakatnya banyak yang tidak menghadiri rapat RT tersebut dan hanya menyetorkan uang arisan dengan cara menitipkan pada warga yang menghadiri rapat. Menurutnya sebagian besar masyarakat terlalu mermehkan kegiatan rapat RT tersebut atau dalam istilah Jawanya beliau mengatakan mereka terlalu

“nggampangke”.

Tujuan dari diadakannya rapat rutin dari tingkat RT yaitu sebagai wadah untuk bertukar pemikiran antar masyarakat mengenai apa saja yang sedang mereka alami atau yang sedang dibutuhkan didaerah sekitar mereka terutama pada program pembangunan dan diharapkan masyarakat lebih peduli mengenai keadaan sekitarnya.

(6)

Masyarakat dapat mengusulkan program-program kegiatan yang sekiranya memang dibutuhkan melalui rapat RT yang nantinya usulan-usulan tersebut akan disampaikan kepada Pemerintah Desa melalui ketua RT sebagai bahan pertimbangan.

Namun masyarakat di Desa Sanggrahan lebih mempercayakan semua pengambilan keputusan oleh ketua RT padahal dengan adanya rapat bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat desa agar menyampaikan aspirasi-aspirasinya. Hal tersebut diperjelas dengan pernyataan bapak Salimi selaku warga RT 07 yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara yang menyatakan bahwa memang benar tidak semua warga masyarakat ikut berpartisipasi dalam penyusunan APBDes, hal ini karena masyarakat beranggapan bahwa ketua RT lebih bisa memilih dan mewakili warga masyarakatnya untuk menyampaikan usulan kepada Kepala Desa.

Masyarakat yang acuh tak acuh pada sistem pemerintahan desa mengakibatkan Pemerintah Desa juga mengalami kendala untuk penyusunan APBDes hal ini karena kurangnya informasi dari masyarakatnya mengenai apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga mengakibatkan Pemerintah Desa kebingungan dalam memilih kegiatan apa saja yang harus didahulukan.

b. Tahap pelaksanaan

Partisipasi masyarakat selain dibutuhkan dalam tahap perencanaan, juga diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan. Hal ini sejalan dengan pendapat Yusuf sebagaimana dikutip Totok (2015: 82-84) yang menjelaskan mengenai macam-macam partisipasi di antaranya yaitu partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan.Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya merupakan hal yang dianggap penting karena dengan melibatkan masyarakat dalam

pelaksanaan kegiatannya maka dapat meningkatkan rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.Berdasarkan hasil dari penelitian melalui wawancara yang dilakukan peneliti tanggal dengan beberapa Pemerintah Desa menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan misalnya gotong royong, partisipasi masyarakat lebih baik daripada tahap perencanaan yang tergolong rendah.

c. Tahap Pengawasan

Tahap yang terakhir dalam penyusunan APBDes adalah tahap pengawasan.Tahap pengawasan ini juga memerlukan partisipasi dari masyarakat.Dimana masyarakat harus jeli terhadap kinerja Pemerintah Desa.

Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti penyalahgunaan dana APBDes dan program-program yang akan dilaksanakan Partisipasi masyarakat dalam hal ini diperlukan untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan perkembangan kegiatan serta perilaku aparat pembangunan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) di Desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.

Rendahnya partisipasi masyarakat Desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Pengetahuan

Tingkatpengetahuan masyarakat mengenai pentingnya partisipasi penting untuk diperhatikan. Masyarakat yang mengetahui dan memahami pentingnya partisipasi dalam suatu kegiatan yang melibatkan seluruh masyarakat desa biasanya akan lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut. Salah satunya dalam pembangunan di desa, apabila masyarakat ikut terlibat secara langsung dalam pembangunan, diharapkan dapat

(7)

700

mencapai hasil yang maksimal.Namun kebanyakan masyarakat belum mengetahui bahwa partisipasi masyarakat itu sangat penting.baik dari tahap perencanaan, pengelolaan sampai pengawasan.

b. Pekerjaan masyarakat

Pekerjaan masyarakat desa juga mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam dalam kegiatan yang dilaksanakan di desa. Mayoritas masyarakat Desa Sanggrahan bekerja sebagai buruh dan petani hal tersebut dapat juga menjadi faktor rendahnya partisipasi masyarakat karena berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan narasumber menyatakan bahwa masyarakat Desa Sanggrahan setiap harinya sudah disibukkan oleh pekerjaan dari pagi hingga sore hari, bahkan tidak jarang diantara mereka yang bekerja hingga malam hari jika memang pekerjaannya belum terselesaikan. Maka waktu mereja untuk memedulikan urusan lain di luar pekerjaan sehari-hari mereka sangat minim sehingga mereka memilih untuk lebih mengesampingkan hal tersebut.

c. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan juga mempengaruhi partisipasi masyarakat karena kemampuan masing-masing masyarakat untuk memahami akan pentingnya partisipasi berbeda-beda.

Masyarakat desa dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi setidaknya sedikit lebih mengerti akan pentingnya partisipasi masyarakat desa, setidaknya lebih peduli terhadap sistem pemerintahan desa dan kegiatan yang diadakan oleh Pemerintah Desa.

Berdasarkan jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan di desa Sanggrahan menunjukan bahwa mayoritas penduduknya hanya menyelesaikan pendidikannya sampai tingkat SD dan SLTA saja.

d. Tingkat Kepercayaan terhadap Pemerintah Desa

Tingkat kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah Desa juga mempunyai pengaruh terhadap partisipasi masarakat.Masyarakat yang

telah mempercayakan seluruh urusan daerah kepada Pemerintah Desa dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh dan tak mau tahu tentang urusan yang ada di daerahnya selain itu juga dapat menyebabkan ketergantungan kepada Pemerintah Desa. Hal ini menjadikan masyarakat menjadi pasif dan tidak pernah mengemukakan pendapat dan saran-sarannya. Masyarakat akan beranggapan bahwa Pemerintah Desa lebih bisa memilih program kegiatan yang akan dilakukan untuk menyejahterakan masyarakatnya tanpa perlu partisipasi aktif dari mereka.

3. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) di Desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.

Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat adalah: Pertama, Pemerintah Desa turun langsung dalam meningkatkan peran masyarakat agar tujuan yang di inginkan dapat dicapai. Kedua, ketua RT memberikan efek jera kepada warga agar mau ikut terlibat langsung dalam kegiatan- kegiatan yang dilakukan didaerahnya dengan cara mempersulit urusan-urusan administrasi. Ketiga, Pemerintah Desa menunjukan kinerja yang semaksimal

mungkin untuk melayani

masyarakat.Keempat, Pemerintah Desa melakukan transparansi dalam melakukan suatu kegiatan yang berhubungan dengan desa.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada penelitian yang berjudul partisipasi masyarakat dalam penyusunan dan pengelolaan APBDes di Desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes di desa

(8)

Sanggrahan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten masih tergolong rendah hal ini disebabkan karena masyarakatnya kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan rapat yang sudah diadakan secara rutin. Partisipasi dalam penyusunan APBDes meliputi pertama, tahap perencanaan dimana masyarakat diharapkan dapat menyampaikan informasi mengenai apa saja yang sedang dibutuhkan dan apa saja permasalahan yang masyarakat hadapi agar Pemerintah Desa dapat mengetahui dengan pasti.

Kedua, tahap pelaksanaan kegiatan, pada tahap ini partisipasi masyarakat sangat penting hal ini karena dapat meningkatkan rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh masyarakat. Ketiga, tahap pengawasan yaitu tahap akhir dalam penyusunan APBDes pada tahap ini masyarakat dituntut harus jeli dan lebih peduli terhadap kinerja Pemerintah Desa.

2. Dalam partisipasi masyarakat di Desa Sanggrahan terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan rendahnya partisipasi masyarakat di antaranya yaitu: Pertama, pengetahuan hal ini karena masyarakat yang memiliki pengetahuan terkait partisipasi masyarakat akan memahami pentingnya partisipasi dalam suatu kegiatan yang melibatkan seluruh masyarakat desa. Kedua, Jenis pekerjaan masyarakat desa juga mempengaruhi masyarakat untuk keterlibatan dalam kegiatan di desa.

Ketiga, tingkat pendidikan, masyarakat desa dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi setidaknya sedikit lebih mengerti akan pentingnya tingkat partisipasi masyarakat desa, setidaknya lebih paham terhadap sistem pemerintahan desa dan kegiatan yang diadakan oleh Pemerintah Desa.

Keempat,tingkat kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah Desa.

(kaitkan dengan data penduduk menurut tingkat pendidikan, jenis pekerjaan).

3. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat adalah: Pertama, Pemerintah Desa turun langsung dalam meningkatkan peran masyarakat agar tujuan yang di inginkan dapat dicapai.

Kedua, ketua RT memberikan efek jera kepada warga agar mau ikut terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan didaerahnya dengan cara mempersulit urusan-urusan administrasi. Ketiga, Pemerintah Desa menunjukan kinerja yang semaksimal mungkin untuk melayani masyarakat.

Keempat, Pemerintah Desa melakukan transparansi dalam melakukan suatu kegiatan yang berhubungan dengan desa.

B. Saran

Berdasarkan tujuan, hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Desa Sanggarahan Pemerintah Desa Sanggrahan sebaiknya lebih memperhatikan kembali dan meningkatkan partisipasi masyarakat dengan cara melakukan sosialisasi program desa agar masyarakat lebih mengetahui lagi mengenai program desa yang akan dilaksanakan maupun sudah dilaksanakan.Karena adanya partisipasi masyarakat bertujuan untuk kesejahteraan desa. Terutama dalam penyusunan APBDes yang membutuhkan sumbangan aspirasi dari masarakat. Selain iti pemrintah juga dapat melakukan koordinasi aktif secara berskala yang dilakuakan antara pemerintah desa dengan masyarakat agar terjalin komunikasi dan persamaan persepsi dalan meyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

2. Bagi Masyarakat Desa Sanggrahan Masyarakat Desa Sanggrahan seharusnya lebih peka terhadap kinerja pemerintah desa, pasrtisipasi masyarakat dalam berbagai macam kegiatan yang ada di desa untuk kesejahteraan desa. Masyarakat diharapkan dapat menjalin komunikasi dengan pemerintah desa secara baik dengan memberikan masukan-masukan dari

(9)

702

kegiatan yang diadakan oleh Pemerintah Desa untuk penyusunan APBDes.

DAFTAR PUSTAKA

Burhan Bungin. 2012. Analisis data penelitian kualitatif. Jakarta. PT.

Raja Grafindo Persada

Hanif Nurcholis. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta. Erlangga

Rozali Abdullah. 2007. Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Desa Secara Langsung.

Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. 2015. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D.

Bandung. Alfabeta

Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato.

2015. Pemberdayaan masyarakat dalam perspektif kebijakan publik.

Bandung. Alfabeta

Widjaja.2012. Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh.

Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada Widodo, dkk. 2015. Petunjuk pelaksanaan

bimbingan dan konsultasi pengelolaan keuangan desa.

Jakarta: Badan pengawasan keuangan pembangunan

Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang

desa

(10)

Referensi

Dokumen terkait

“Adanya inovasi E-pilkades ini bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan adanya data pemilih yang ganda sehingga aman dari manipulasi pada pelaksanaan E-pilkades,

Cetak Surat Izin Cuti Cetak Laporan Pegawai Cetak Laporan Absensi Cetak Laporan Kenaikan Jabatan Cetak Laporan Cuti MPP Entry Data MPP Entry Data Jabatan Cetak Laporan MPP

Faktor kedua latar belakang pendidikan akan berpengaruh terhadap terbentuknya persepsi atau pemahaman nazhir, karena nazhir yang berpendidikan akan memiliki sikap

Naime, to znači da neki stroj s konačno mnogo stanja ne može ustvrditi je li neki uređeni par ( M 0 , V 0 ) virusni skup na način da pobroji viruse v (kojih, vidimo iz teorema,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh total waktu paparan ZPT serta waktu paparan beberapa media dengan kandungan ZPT yang berbeda terhadap tingkat abnormalitas

Perlakuan penambahan BAP dan madu baik tunggal maupun kombinasi tidak mempercepat waktu muncul nodul pada eksplan biji manggis asal Bengkalis yang dipotong tiga secara

Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar fisika siswa di kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol, yang berarti bahwa model problem

sistem modern dengan resolusi waktu yang lebih tinggi (sekitar 3 nanodetik) juga menggunakan teknik (disebut "Time-of-flight") di mana mereka lebih