• Tidak ada hasil yang ditemukan

RIWAYAT HIDUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RIWAYAT HIDUP"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RATUN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) YANG DIBERI PUPUK KASCING.

SKRIPSI

ADI SURYADI SAKRI I111 11 352

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2018

(2)

ii PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RATUN SORGUM

(Sorghum bicolor (L.) Moench) YANG DIBERI PUPUK KASCING

Oleh :

ADI SURYADI SAKRI I111 11 352

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

Makassar

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2018

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Adi Suryadi Sakri

Nim : I 111 11 352

a. Karya skripsi saya adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, terutama dalam bab hasil dan pembahasan, tidak asli atau plagiasi, maka saya bersedia dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Makassar, Februari 2018

Adi Suryadi Sakri

(4)

iv

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Alhamdulilahirabbil’alamin, segala puji syukur atas diri-Nya yang telah

mengaruniakan berkah dan kasih sayang-Nya, shalawat beserta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul ” Pertumbuhan dan Produksi ratun Sorgum (Sorgum bicolotr (L.) Varietas Moench) yang Diberi Pupuk Kascing”. Sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan jenjang Strata Satu (S1) pada Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menemukan hambatan dan tantangan, sehingga penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagai suatu karya ilmiah, hal ini disebabkan oleh faktor keterbatasan penulis sebagai manusia yang masih berada dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan partisipasi aktif dari semua pihak berupa saran dan kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan tulisan ini.

Segala hormat dan terima kasih dan sembah sujud kepada Allah SWT yang telah memberikan segala kekuasaan-Nya dan kemurahan-Nya juga kepada kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Sakri Toaha S.P dan Ibunda Kamriah Ahmad yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik dan mengiringi setiap

(6)

vi langkah penulis dengan doa restu yang tulus serta tak henti-hentinya memberikan dukungan baik secara moril maupun materil. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada saudari ku beserta keluarganya kecilnya Yuniar Sakri S.S, Syahril, Nurasyani Nabila dan kepada saudara-saudara ku tersayang Sona Sakri S.P, Adri Sumatri Sakri, Fahmi Sakri, Suriyana Sakri dan Amri Sakri atas doa yang tulus dan motivasi selama ini. Tak lupa pula Keluarga Besar penulis yang selalu ada dalam suka maupun duka.

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Budiman, MP selaku pembimbing utama yang telah memberikan nasehat, arahan, petunjuk dan bimbingan serta dengan sabar dan penuh tanggungjawab meluangkan waktunya mulai dari penyusunan hingga selesainya skripsi ini.

2. Dr. Ir. Syamsuddin Nompo, MP. selaku pembimbing anggota dan pembimbing seminar judul yang tetap setia membimbing penulis hingga sarjana serta selalu menasehati dan memberi motivasi kepada penulis untuk selalu percaya diri dan optimis.

3. Prof. Muhammad Yusuf, S.Pt Ph.D Selaku penasehat akademik selama penulis menempuh jenjang pendidikan di Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

4. Prof. Dr.Ir. Sudirman Baco, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

(7)

5. Dosen Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin yang telah banyak memberi ilmu yang sangat bernilai bagi penulis.

6. Seluruh Staf dalam lingkungan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, yang selama ini telah banyak membantu dan melayani penulis selama menjalani kuliah hingga selesai..

7. Teman-teman SOLANDEVEN. Terima kasih atas kenangan yang berawal dari mahasiswa baru hingga kita semua meraih gelar S.Pt, meskipun kebersamaan ini singkat tapi kita mengawalinya bersama disini dan akan selamanya menjadi teman.

8. Teman-Teman Seperjuangan Skripsi, Muh. Akbar Supian, S.Pt dan Yunus, S.Pt yang telah banyak membantu dalam penulisan Skripsi mulai dari Proposal hingga Hasil, Terima kasih atas doa, dukungan, dan masukannya selama ini. Kalian teman seperjuangan yang luar biasa.

9. Teman seperjuangan di pondokan yang selalu memberikan masukan dan semangat A. Ismail Aco, Irfan Yudi, Muh. Ilhamsyah Rahman, dan A.

Ryan Pratama terima kasih sebesar-besarnya atas kebaikan anda.

10. Saudara seperjuanganku Yunus, S.Pt, Muh. Akbar Supian, S.Pt, Arif Rahman Syukur, S.Pt, Darwis, S.Pt, Hendrawanto, S.Pt, Muh. Faisal Saade, S.Pt, Abd. Azis Malik, S.Pt, Rahamat Ramadhan, S.Pt Kartina, S.Pt, Dewi Sartika, S.Pt, Sitti Rahayu Ramlan, S.Pd, Dhian Indriani Wahidin, S.Pd, Nasaruddin Usman, S.Pt, dan Baharuddin, S.Pt.

(8)

viii 11. Sahabat-sahabat ku Alumni UMPAR Irwan Ismail, S.Pt, Rahmat Hidaya, S.Pt, Wahyuddin, S.Pt, Aswar Anas, S.Pt, dan Muh. Jumedi, S.Pt

12. Terkhusus untuk Saudari Asriani Denshi, S.Pt yang selama ini banyak memberikan dukangan, bantuan dan Doa.

13. Alumni SDN 100 Salokaraja , MTs N 1 MAIWA, dan SPP Negeri Rappang terima kasih untuk setiap kenangannya.

14. Teman KKN-DIKTI UH Khususnya Desa Pudi Lemo Kecamatan Kabupaten Enrekang yang telah memberi banyak pengalaman dan pelajaran

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis cantumkan satu per satu, terima kasih atas doanya

16. Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada orang-orang yang turut bersuka cita atas keberhasilan penulis menyelesaikan Skripsi ini. Semoga Allah S.W.T membalas budi baik semua yang penulis telah sebutkan diatas maupun yang belum sempat ditulis. Akhir kata, Harapan Penulis kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya dan diri pribadi penulis. Amin....

Wassalumualaikum Wr.Wb.

Makassar, Februari 2018

Adi Suryadi Sakri

(9)

ABSTRAK

Adi Suryadi Sakri (I 111 11 352) Pertumbuhan Dan Produksi Ratun Sorgum (Sorghum Bicolor (L.) Moench) yang diberi Pupuk Kascing. Dibawah Bimbingan Budiman Nohong sebagai Pembimbing Utama dan Syamsuddin Nompo sebagai Pembimbing Anggota.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing terhadap Pertumbuhan dan Produksi Ratun Sorgum(Sorghum Bicolor (L.) Moench) . Pada penelitian ini digunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu P0 = kontrol, P1= 5 ton/ha, P2 = 10 ton/ha, P3 = 15 ton/ha, dan P4 = 20 ton/ha. Hasil penelitian memperlihatkan rata-rata tinggi tanaman ratun sorgum yang diberi berbagai level pupuk kasing adalah P0 = 111,53cm, P1 = 136,43 cm, P2 = 173,93 cm, P3 = 195,63 cm, dan P4 = 235,53 cm. Sedangkan rata-rata jumlah daun tanaman ratun sorgum yang diberi berbagai level pupuk kasing adalah P0 = 7,00 helai, P1 = 8,00 helai, P2 = 8,00 helai, P3 = 8,00 helai, dan P4 = 8,00 helai, dan rata-rata bahan kering tanaman ratun sorgum yang diberi berbagai level pupuk kasing adalah P0 = 148,78 g, P1 = 253,78 g, P2

= 287,51 g, P3 = 318,21 g, dan P4 = 329,96 g. Berdasarkan hasil maka dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk kascing sebanyak 5 ton/ha dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi ratun sorgum.

Kata kunci : ratun, sorgum, pupuk kascing, pertumbuhan, dan produksi

(10)

x ABSTRACT

Adi Suryadi Sakri (I 111 11 352) Growth and Production Ratun Sorgum (Sorghum Bicolor (L.) Moench) that gave Kascing Fertilize. Guided by Budiman Nohong as a first advisor and Syamsuddin Nompo as member of advisor.

The aim of this, research was to know the effect of giving of kascing to growth and production of ratun sorgum (Sorghum Bicolor (L.) Moench) . this research used a completed random design which consisted of 5 treatments were P0

= control, P1 = 5 ton/ha, P2 = 10 ton/ha, P3 = 15 ton/ha, dan P4 = 20 ton/ha. The result of the research showed the average of height of ratun sorgum plant that gave level types of kasing feretilizer were P0 = 111,53cm, P1 = 136,43 cm, P2 = 173,93 cm, P3 = 195,63 cm, dan P4 = 235,53 cm. while the average of total number of the leaf of ratun sorgum plant that gave level types of kasing feretilizer were P0 = 7,00 leaves, P1 = 8,00 leaves, P2 = 8,00 leaves, P3 = 8,00 leaves, dan P4 = 8,00 leaves, and the average of the dry material of ratun sorgum yang plant that gave level types of kasing feretilizer were P0 = 148,78 g, P1 = 253,78 g, P2 = 287,51 g, P3 = 318,21 g, dan P4 = 329,96 g. Based on the result above, it could be concluded that giving of kascing fertilizer as much as 5 ton/ha could increase growth and production of ratun sorgum

Keyword : ratun sorgum, kascing fertiizer, growth, dan production

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

PENDAHULUAN... 1

Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 3

Tujuan dan Kegunaan ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 4

Gambaran Umum Sorgum... 4

Pertumbuhan Tanaman Sorgum ... 6

Ratun Tanaman Sorgum ... 6

Produksi Tanaman Sorgum dan Ratun Tanaman Sorgum... 7

Pupuk Kascing ... 8

Pengaruh Pemupukan ... 10

Hipotesis ... 11

MATERI DAN METODOLOGI PENELITIAN ... 12

Waktu dan Tempat Penelitian ... 12

Materi Penelitian ... 12

Metode Penelitian ... 12

Pelakasanaan Penelitian ... 13

Parameter yang diamati ... 14

(12)

xii

Analisis Data ... 14

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 15

Tinggi Tanaman ... 15

Jumlah Daun Pertanaman ... 16

Produksi Bahan Kering ... 16

KESIMPULAN DAN SARAN ... 18

Kesimpulan... 18

Saran... ... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 19 LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(13)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Rata-rata tinggi, jumlah daun per tanaman dan produksi bahan kering

hijauan tanaman ratun sorgum super 1 yang diberi pupuk kascing ...15

(14)

xiv DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1. Tanaman Sorgum ... 4 2. Pupuk Kascing ... 9

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

Teks

1. Data Analisis Tinggi Tanaman ... 22

2. Data Analisis Jumlah Daun... 23

3. Data Analisis Produksi Bahan Kering... 24

4. Dokumtasi Penelitian Ratun Sorgum ... 25

(16)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sorgum manis (Sorghum bicolor (L.) Moench) adalah salah satu tanaman serealia yang dapat dikembangkan sebagai bahan pakan, pangan, dan bioetanol.

Bagian-bagian tanaman sorgum seperti biji, tangkai biji, daun, batang dan akar dapat dimanfaatkan. Di Indonesia sorgum merupakan tanaman sereal pangan ke tiga setelah padi dan jagung (Nurmala ,2003).

Menurut Singgih dan Hamdani (1998) Produksi sorgum perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan atau pakan karna biji sorgum memiliki kualitas nutrisi yang sebanding dengan biji-bijian lainnya. Sebagai perbandingan, biji sorgum mempunyai kandungan nutrisi yang hampir sama dengan biji jagung, sehingga dapat menggantikan jagung yang sewaktu-waktu sulit dicari di pasaran.

Pembudidayaan tanaman sorgum relatif lebih mudah, tidak memerlukan tanah yang subur, dan relatif toleran kekeringan. Biji sorgum mengandung 9,8%

protein dan 2,3% lemak sedangkan biji jagung mengandung 9,4% protein dan 4,2% lemak (Ismail dan Kodir ,1977). Oleh karena itu, sorgum layak dipertimbangkan sebagai sumber pangan dan pakan.

Menurut Kusumanto (2000) bahwa dari luas panen tanaman sorgum dapat diperoleh bagase atau ampas batang dengan cara pemerasan batang dari ampas tersebut data dijadikan pakan sapi. Daun dan bagase dari sorgum ini merupakan bahan pakan yang lebih baik dari pada rumput gajah, karena kandungan proteinnya yang lebih tinggi, sehingga kalau diberikan ke sapi akan memberikan pertumbuhan daging dan produktifitas daging yang lebih banyak.

(17)

Tanah bekas pemeliharaan cacing merupakan produk sampingan dari budidaya cacing tanah yang berupa pupuk organik sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman karena dapat meningkatkan kesuburan tanah. Kascing mengandung berbagai bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yaitu suatu hormon seperti giberellin, sitokinin dan auxin, serta mengandung unsur hara (N, P, K, Mg dan Ca) serta Azotobacter sp yang merupakan bakteri penambat N non-simbiotik yang akan membantu memperkaya unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman. Karena itu penggunaan Kascing diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman yang baik diharapkan dapat meningkatkan produksi tanaman (Agung, 2007).

Penambahan pupuk kascing dapat meningkatkan kandungan humus di dalam tanah. Humus merupakan koloid tanah dan merupakan bahan aktif, karena mempunyai ukuran fraksi sama. Upaya lain dalam peningkatan produksi sorgum adalah melalui pemanfaatan sistem ratun. Menurut Chauchan et al. (1985) beberapa keuntungan dengan cara ini di antaranya adalah umurnya relatif lebih pendek, kebutuhan air lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah karena penghematan dalam pengolahan tanah, penggunaan bibit, kemurnian genetik lebih terpelihara dan hasil panen tidak berbeda jauh dengan tanaman utama. Di beberapa negara telah mempraktekkannya pada skala komersial seperti USA, China, India, Jepang, Thailand, dan Filipina. Sehingga Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pertumbuhan dan Produksi Ratun Sorgum yang diberi berbagai level pupuk kascing.

(18)

3 Rumusan masalah

Pertumbuhan dan produksi ratun yang diberi pupuk kascing masih sangat kurang dalam proses produksinya Sebagai perbandingan, biji sorgum mempunyai kandungan nutrisi yang hampir sama dengan biji jagung, sehingga dapat menggantikan jagung yang sewaktu-waktu sulit dicari di pasaran. Penambahan pupuk kascing dapat meningkatkan kandungan humus di dalam tanah dengan mengetahui sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi ratun (Sorghum bicolor (L.) Moench) yang diberi pupuk kascing.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kascing terhadap pertumbuhan dan produksi ratun sorgum.

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi masyarakat, khususnya kepada petani peternak tentang penggunaan pupuk kascing sebagai salah satu usaha untuk memacu pertumbuhan hijauan makanan ternak.

(19)

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Sorgum (Sorgum bicolor (L.) Moench)

Tanaman sorgum termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal yangterbatas. Di Indonesia sorgum dikenal sebagai palawija dengan sebutan cantel, jagungcantel, dan gandrung. Sorgum merupakan bahan pangan yang juga mengandung karbohidrat seperti beras, terigu dan jagung. Sorgum adalah salah satu bahan pangan yang potensial untuk substitusi terigu danberas karena masih satu famili dengan gandum dan padi, hanya berbeda subfamili,sehingga karakteristik tepungnya relatif lebih baik dibanding tepung umbi-umbian. Oleh karena itu sorgum merupakan pengganti karbohidrat alternatif (Ruchjaniningsih, 2008).

Gambar 1. Tanaman Sorgum

(20)

5 Klasifikasi Sorgum menurut USDA (2008) sebagai berikut :

Kingdom : Plantae – Plants

Subkingdom : Tracheobionta – Vascular plants Superdivision : Spermatophyta – Seed plants Division : Magnoliophyta – Flowering plants Class : Liliopsida – Monocotyledons Subclass : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Family : Poaceae – Grass family Genus : Sorghum Moench – sorghum

Species : Sorghum bicolor (L.) Moench – sorghum

Sorgum varietas super 1 merupakan hasil perbaikan populasi Water Hamu Putih hasil koleksi plasma nutfah Balitseral. Sifat tanaman tidak beranak tetapi dapat diratun, umur panen 105-110 hari, tinggi tanaman rata-rata 204,8 cm, tahan rebah, bentuk mulai lonjong, panjang mulai 26,7 cm, warna sekam coklat muda, warna biji putih, ukuran biji panjang 4,37 mm, lebar 4,03 mm, diameter 2,60 mm,bobot 1.000 biji 28,0 g. Potensi hasil varietas ini 5,7 ton/ha dengan rata-rata hasil 2,6 ton/ha, pada kadar air 10%, potensi etanol 4,3801 1/ha potensi biomas 38,7 ton/ha biomas batang, kadar protein 12,9%, kadar karbohidrat 71,3% kadar gula 13,5% dan kadar tannin 0,11% .Sorgum varietas super 1 tahan hama aphis, tahan penyakit antraknose, karat daun dan hawar daun, cocok ditanam pada lahan kering beriklim kering dan adaptasi pada lingkungan luas, Varietas ini potensi dikembangkan secara luas untuk produksi bioetanol (Balai Penelitian Serealia, 2015).

(21)

Pertumbuhan Tanaman Sorgum

Tanaman sorgum mempunyai pola pertumbuhan yang sama dengan yaitu vegetatif, reproduktif di pembentukan biji jagung, namun interval waktu antara tahap pertumbuhan dan jumlah daun yang berkembang dapat berbeda ( Du Plesis, 2008) Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai setiap tahap bergantung pada varietas dan lingkungan tumbuh. Faktor lingkungan tersebut antara lain kelembaban dan kesuburan tanah, hama dan penyakit, cekaman abiotik, populasi tanaman, dan persaingan gulma.

Ratun Tanaman Sorgum

Budidaya sorgum dengan peratunan adalah sistem budidaya yang telah dipraktekkan di daerah tropis dan secara luas diterapkan pada beberapa tanaman misalnya tebu, padi, dan pisang. Dasar perlakuan ratun adalah kemampuan tanaman seperti tanaman perennial (tahunan) yang melanjutkan pertumbuhan lebih dari satu siklus panen. Hal ini dimungkinkan karena kemampuan tanaman utama setelah dipotong akan muncul tunas dari bagian dasar batang, dekat permukaan tanah, untuk menghasilkan tanaman baru. Budidaya sorgum dengan sistem ratun telah dilakukan di India, Hawaii, dan Australia, Filipina, Indonesia, California di Amerika Serikat, dan Afrika (Gardner dkk., 1991; Enserink, 1995).

Tanaman sorgum dapat dibudidayakan pada lahan kering sepanjang tahun atau pada musim hujan dan kemarau (Tsuchihashi and Goto 2004 dan 2005).

Hasil penelitian Tsuchihashi dan Goto (2008) menunjukkan tanaman sorgum dapat menghasilkan ratun baik, pada musim kemarau maupun musim hujan, sehingga dapat dipanen 2-3 kali. Hasil penelitian Schaffert dan Gourley (2002)

(22)

7 dengan sistem budi daya asal biji dan peratunan dua kali mampu menghasilkan 166 t/ha biomas sorgum dalam tiga kali panen. Opole et al. (2007) juga menyatakan bahwa sorgum dengan kemampuan daya ratunnya dapat meningkatkan hasil dan pendapatan petani di Kenya.

Produksi Tanaman Sorgum dan Ratun Tanaman Sorgum

Limbah sorgum (daun dan batang segar) dapat dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak. Potensi daun sorgum manis sekitar 14−16% dari bobot segar batang atau sekitar 3 ton daun segar/ha dari total produksi 20 ton/ha. I.

Setiap hektar tanaman sorgum dapat menghasilkan jerami 2,62 ± 0,53 ton bahan kering (Soebarinoto dan Hermanto, 1996) II. Sekitar 14-16 ton bobot segar batang atau sekitar 3 ton daun segar/ha dari 20 ton/ha dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. III. Komsumsi rata-rata setiap ekor sap adalah 15 kg daun segar/hari (Direktorat Jendral Perkebunan, 1996).

Rata-rata produktivitas sorgum tertinggi dicapai di Amerika Serikat, yaitu 3,60 t/ha, bahkan secara individu dapat mencapai 7 ton/ha (Sumarno dan Karsono., 1995). Produktivitas yang tinggi ini dapat dicapai dengan menerapkan teknologi budi daya secara optimal, antara lain penggunaan varietas hibrida, pemupukan secara optimal, dan pengairan. Sebaliknya di beberapa negara produsen sorgum, rata-rata produktivitas sorgum masih di bawah 1 t/ha, yang disebabkan oleh pengaruh iklim yang kering, penggunaan varietas lokal yang hasilnya rendah, pemupukan minimal, dan penanaman secara tumpang sari.

Menurut Beti dkk. (1990), luas areal sorgum dunia sekitar 50 juta hektar setiap tahun dengan total produksi 68,40 juta ton dan rata-rata produktivitas 1,30 t/ha

(23)

utama adalah India, Cina, Nigeria, dan Amerika Serikat, sedangkan Indonesia termasuk negara yang masih ketinggalan, baik dalam penelitian, produksi, pengembangan, penggunaan, maupun ekspor sorgum.

Pertumbuhan tanaman ratun umumnya lebih rendah dibanding tanaman utama. Hasil penelitian Duncan dan Gardner (1984) menunjukkan tinggi tanaman ratun turun 13-39% atau rata-rata 13,5%. Namun tinggi tanaman ratun adakalanya lebih tinggi dibanding tanaman utama. Hasil penelitian Tsuchihashi dan Goto (2008) menunjukkan bahwa tinggi tanaman utama pada akhir musim hujan 306 cm sedangkan pada musim kemarau turun menjadi 198-250 cm. Penurunan tinggi tanaman berhubungan dengan ketersediaan air yang rendah. Tanaman ratun dapat lebih tinggi jika tanaman utamanya ditanam pada musim kemarau dan panen pada awal musim hujan, dan ratunnya tumbuh pada musim hujan.

Pupuk Kascing

Kascing yaitu tanah bekas pemeliharaan cacing merupakan produk sampingan dari budidaya cacing tanah yang berupa pupuk organik sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman karena dapat meningkatkan kesuburan tanah.

Menurut Agung (2007) kascing mengandung berbagai bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yaitu suatu hormon seperti giberellin, sitokinin dan auxin, serta mengandung unsur hara (N, P, K, Mg dan Ca) serta Azotobacter sp yang merupakan bakteri penambat N non-simbiotik yang akan membantu memperkaya unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman.

Kascing merupakan kotoran cacing yang dapat berguna untuk pupuk, kascing ini mengandung partikel-partikel partikel kecil dari bahan organik yang

(24)

9 dimakan cacing dan kemudian di keluarkan tergantung pada bahan organik dan jenis cacingnya. Namun umumnya kascing mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, mineral, vitamin. Karena mengandung unsur hara yang lengkap, apalagi nilai C/N nya kurang dari 20 maka Kascing dapat digunakan sebagai pupuk (Simanungkalit, 2006)

Pengaplikasian kascing sebanyak 3,5 ton per hektar (Hamidah, 2010) sangat cocok dilakukan pada tanah yang memiliki ketersediaan C-Organik (karbon organik) rendah seperti pada umumnya tanah-tanah Inceptisol Karawang karena pada dosis tersebut dapat menjadikan rasio C/N menjadi rendah dan pH tanah mendekati rata-rata 6,8.

Gambar 2. Pupuk Kascing

Parnihadi (2009) menyatakan kascing dapat membantu mengembalikan kesuburan tanah karena di dalam kascing terdapat banyak mikroorganisme dan karbon organik yang mendorong perkembangan ekosistem dan rantai makanan tanah. Karbon organik dalam kascing menjadi sumber energi bagi biota tanah.

Kandungan nutrisi, ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) dan mikroorganisme dalam

(25)

kascing bersama-sama meningkatkan ketersediaan dan daya kerja nutrisi yang terkandung di dalamnya. Komposisi kascing juga meliputi berbagai zat yang esensial bagi tanaman. Zat ini dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil tetapi bila tidak tersedia dapat mengganggu perkembangan dan produksi tanaman yang diusahakan. Kascing menyediakan nutrisi bagi tanamandalam waktu yang relatif lebih lama (longivity) karena nutrisi dilepas secara berangsur oleh mikroba atau bakteri yang terkandung di dalamnya.

Pengaruh Pemupukan

Satu diantara usaha untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan serta kualitas hasil adalah dengan memberikan suplai hara yang cukup dan seimbang melalui pemupukan, unsur hara utama yang dubutuhkan tanaman dalam jumalh yang cukup besar yaitu unsur hara nitrogen, Fospor, dan Kalium.

Sebagaimana dikemukakan oleh Bahri (2006) bahwa sumber pupuk berpengaruh terhadap tinggi tanaman, lebar daun, panjang daun, diameter daun dan hasil tanaman selada.

Pemupukan bertujuan untuk memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan unsur hara ke dalam tanah yang langsung atau tidak langsung dapat meyumbangkan bahan makanan pada tanaman Suriatna (1977).

Selanjutnya Setyamidjaja (1986) menyatakan bahwa 16 unsur hara yang dibutuhkan tanaman yang diperoleh dari udara, tanah, air dan garam-garam mineral atau bahan-bahan organik. Akan tetapi unsur hara N, P dan K yang paling banyak digunakan bagi setiap tanaman dan persediaan dalam tanah terbatas.

Kandungan N, P dan K pada pupuk mempunyai peranan dalam merangsang

(26)

11 pertumbuhan vegetatif serta memacu dan mempercepat pertumbuhan jaringan tanaman terrutama pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah anakan dan daun .

Hipotesis

Diduga bahwa makin tinggi level pemberian pupuk kascing akan meningkatkan pertumbuhan dan produksi ratun sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench).

(27)

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan 30 September 2017 sampai 5 November 2017 pada lahan yang terletak di Perumahan Dosen UNHAS Tamalanrea dan di Laboratorium Nutrisi Ternak Dasar Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Penelitian ini menggunakan alat-alat yaitu botol/galon, parang, meteran, tali rapiah, pisau pemotong (cutter), ember, oven, kertas koran, pengilingan dengan diameter lubang saringan 1 mm, dan timbangan.

Bahan-bahan yang digunakan adalah tanaman ratun sorgum, air, dan pupuk kascing yang digunakan mengandung N-total (0,61%), P2o5 (0,22%), K2O (0,82%), pH (6,04), C-organik (10,26%), Kadar air (59,31%) dan C/N (17).

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun susunan perlakuannya sebagai berikut:

P0= Kontrol

P1= 5 ton/ha = 5.000 kg kascing/ha = 0,75 kg kascing/plot = 125 gram/tanaman P2= 10 ton/ha = 10.000 kg kascing/ha = 1,5 kg kascing/plot = 250 gram/tamanan P3= 15ton/ha = 15.000 kg kascing/ha = 2,25 kg kascing/plot = 375 gram/tanaman P4= 20 ton/ha = 20.000 kg kascing/ha = 3 kg kascing/plot = 500 gram/tanaman

(28)

13 Persamaan matematika dari Rancangan Acak Lengkap (RAL) menurut (Gaspersz, 1991) sebagai berikut :

Yijk =μ + τi + Ʃij

i = 1, 2, 3, 4, 5 (perlakuan), j = 1, 2, 3 (Ulangan) Keterangan :

Yijk : Hasil pengamatan peubah pada pemupukan ke-i dengan ulangan ke-j μ : Rata-rata pengamatan

τi : Pengaruh pemupukan ke-i

Ʃij : Galat percobaan dari galat ke-i pada pengamatan ke-j Pelaksanaan Penelitian

Peneltian ini adalah penelitian lanjutan terdapat petak yang berukuran 150 x 100 cm sebanyak 15 petak, jarak antara petak yaitu 50 cm mula-mula dibersihkan dari tanaman lain. Dalam 1 petak terdapat 6 tanaman sorgum yang telah dipotong. Pemupukan dilakukan setelah lahan dibersihkan dan sebelum penanaman. Tanaman yang ditanam dan dipotong adalah sorgum yang berasal dari Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Setelah itu dilakukan penyiraman setiap hari pada pagi dan sore menggunakan air pada setiap petak.

Dilakukan pengukuran tinggi tanaman setiap minggunya selama 7 sampai dengan 8 minggu. Disamping itu dilakukan pembersihan gulma untuk menghindari persaingan tanaman dalam penyerapan unsur hara. Setelah tanaman tumbuh dilakukan pemupukan dengan menggunakan bahan yaitu pupuk kascing. Tanaman yang dipelihara selama 7 minggu kemudian dipanen pada minggu ke 8.

(29)

Parameter yang Diamati

Parameter yang diukur adalah sebagai berikut:

1. Tinggi tanaman (cm) diukur dari pangkal batang di atas permukaan tanah sampai ujung daun teratas yang dilakukan sebelum panen.

2. Jumlah daun, dihitung daun yang masih hijau pada akhir penelitian.

3. Produksi bahan kering (BK) : semua plot dipanen kemudian ditimbang untuk mengetahui produksi bahan segarnya. Timbang sampel sebanyak 200 g setiap perlakuan, sampel dicacah kemudian dimasukkan ke dalam amplop kertas kemudian dikeringkan di dalam oven dengan suhu 70oc sampai mencapai berat yang konstan, kemudian timbang (gr) untuk mengetahui persentase bahan kering sampel bahan kering dihitung dengan menggunakan rumus :

% BK = Berat Kering Sampel ×100%

Berat Segar Sampel

Produksi bahan kering = %BK × Produksi Bahan Segar Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah menggunakan SPSS 16, perlakuan yang berbeda diuji dengan menggunakan Uji Duncan.

(30)

15 HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi Tanaman

Rata-rata tinggi, jumlah daun pertanaman dan produksi bahan kering tanaman ratun sorgum varietas super 1 disajikan dalam Tabel 1. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap tinggi tanaman sorgum . Uji Duncan menujukkan bahwa pemberian pupuk kascing dengan dosis P1 tidak berbeda (P>0,05) dengan kontrol (P0), tetapi berbeda nyata (P<0,05) dengan dosis P2 dan P3 dan sangat nyata (P<0,01) dibanding dengan P4. Perlakuan P2 tidak berbeda (P>0,05) dengan perlakuan P3, tetapi berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan P4. Sedangkan perlakuan P4 berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan kontrol (P0).

Tabel 1. Rata-rata tinggi, jumlah daun per tanaman dan produksi bahan kering hijauan tanaman ratun sorgum super 1 yang diberi pupuk kascing Perlakuan

Parameter Tinggi Tanaman

(cm)

Jumlah Daun (helai/tanaman)

Produksi Bahan Kering (g/plot) P0

P1 P2 P3 P4

111,53c 136,43c 173,93b 195,63b 235,53a

7,00a 8,00a 8,00a 8,00a 8,00a

148,78b 253,78a 287,51a 318,21a 329,96a Keterangan : Huruf yang berbeda pada angka rata-rata pada kolom yang sama

(a,b), (b,c) berbeda nyata (P<0,05) dan (a,c) berbeda sangat nyata (P<0,01).

Pada Tabel 1, menunjukkan bahwa tinggi tanaman ratun sorgum bervariasi antara 111,53 sampai 235,53 cm, sedangkan tinggi tanaman utamanya dengan perlakuan dosis pupuk kascing yang sama menghasilkan tinggi tanaman bervariasi antara 174,72 sampai 280,33 cm (Sahrul, 2017). Kemampuan tanaman

(31)

sorgum menghasilkan ratun dipengaruhi oleh faktor internal (genetik dan cadangan makanan dalam akar dan batang) dan faktor eksternal seperti ketersediaan air, tingkat kesuburan tanah, sinar matahari, suhu, dan hama dan penyakit tanaman (Mahadevappa 1988). Jadi ratun sorgum yang dipelihara dengan pemberian pupuk kascing yang sama dengan tanaman utamanya menghasilkan tinggi tanaman yang lebih rendah dibanding dengan tanaman utamanya.

Jumlah Daun Per Tanaman

Rata-rata jumlah daun pertanaman tanaman ratun sorgum varietas super 1 disajikan dalam Tabel 1. Analisi sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah daun per tanaman pada tanaman ratun sorgum super 1. Pada Tabel 1, menunjukkan bahwa jumlah daun per tanaman pada ratun sorgum bervariasi antara 7 – 8 daun per tanaman, sedangkan jumlah daun per tanaman pada tanaman utamanya dengan perlakuan dosis pupuk kascing yang sama menghasilkan jumlah daun per tanaman pada ratun sorgum bervariasi antara 11,00 sampai 12,00 (Sahrul, 2017). Jadi ratun sorgum yang dipelihara dengan pemberian pupuk kascing yang sama dengan tanaman utamanya menghasilkan daun per tanaman yang lebih rendah dibanding dengan tanaman utamanya.

Produksi Bahan Kering

Rata-rata produksi bahan kering tanaman sorgum varietas super 1 disajikan dalam Tabel 1. Analisi sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian

(32)

17 pupuk kascing berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi bahan kering tanaman ratun sorgum super 1. Uji Duncan menujukkan bahwa pemberian pupuk kascing dengan dosis P1, P2, P3 dan P4 menghasilkan bahan kering hijauan nyata (P<0,05) lebih tinggi dibanding dengan tanpa perlakuan P0 (kontrol), sedangkan perlakuan pemupukan dengan dosis pemupukan P1, P2, P3 dan P4 masing-masing tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata (P>0,05).

Pada Tabel 1, menunjukkan bahwa produksi bahan kering hijauan tanaman ratun sorgum bervariasi antara 148,78 g/plot - 329,96 g/plot, sedangkan produksi bahan kering hijauan pada tanaman utamanya dengan perlakuan dosis pupuk kascing yang sama menghasilkan bahan kering hijauan bervariasi antara 355,46 g/plot sampai 792,40 g/pot (Sahrul, 2017). Jadi ratun sorgum yang dipelihara dengan pemberian pupuk kascing yang sama dengan tanaman utamanya menghasilkan bahan kering hijauan lebih rendah dibanding dengan tanaman utamanya. Hal ini disebabkan pupuk dan ketersedian air berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman ratun. Pertumbuhan ratun bergantung pada komposisi, waktu pemberian, dan dosis pupuk yang diberikan pada tanaman utama dan tanaman ratun, terutama pupuk N. Pupuk N nyata berpengaruh terhadap penampilan tanaman ratun, meningkatkan jumlah anakan dan hasil ratun (Conley, 2005).

(33)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk kascing sebanyak 5 ton/ha dapat meningkatkan perumbuhan dan produksi ratun sorgum.

Saran

Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pupuk kascing pada ratun sorgum tanpa melakukan pemupukan.

(34)

19 DAFTAR PUSTAKA

Agung, A.K. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Terhadap PertumbuhanTanaman Kangkung Darat (Ipomea Reptans Poir).

Universitas Muhamadiyah Metro.

Bahri. 2006. Pengaruh Pupuk Perhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman seladu.

Sumatera Barat. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Balai Penelitian Serealia. 2015. Varietas Super-1 (Sorgum). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Maros.

Beti Y., A. Ispandi, dan Sudaryono. 1990. Sorgum. Monograf Balittan Malang No.5. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang.

Chauchan, J.S., B.S. Vergara, and S.S. Lopez. 1985. Rice Ratuning. IRRI Research Paper Series. Number 102. February 1985. IRRI Philippines.

Conley, S.P. 2005. Grain sorghum ratoon cropping system for semo: final report.

missouri soil fertility and fertilizers research update 2004. Agronomy Department College of Agriculture, Food and Natural Resources University.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 1996. Sorgum manis komoditi harapan di propinsi kawasan timur Indonesia. Risalah Simposium Prospek Tanaman Sorgum untuk Pengembangan Agroindustri, 17- 18 Januari 1995. Edisi Khusus Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian No.4-1996: 6- 12.

Du Plessis, J. 2008. Sorghum production. Republic of South Africa Department of Agriculture.

Duncan, R.R. and W.A. Gardner. 1984. The Influence of Ratun Cropping Onsweet Sorghum Yield, Sugar Production, and Insect Damage.

Canadian Journal of Plant Science. 64: 261-273.

Enserink, H.J. 1995. Sorghum agronomy in West Kenya: investigations from a farming systems perspective. Royal Tropical Institute, Amsterdam, The Netherlands.

Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya Terjemahan Herawati Susilo. Universitas Indonesia Press. Jakarta. 428 hal.

Gazperzs, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Gramedia PustakaUtama.

Bandung.

(35)

Hamidah, M. 2010. (http:/hamidahmamur.wordpress.com/perihal/kascing- sebagai-pupuk-organik/) Diakses pada tanggal 15 September 2017.

Ismail, I.G. dan A. Khodir. 1977. Cara Bercocok Tanam Sorgum. Buletin Teknik LP3 No.2, Bogor.

Kusumanto, D. 2010. Aren, Sorghum dan Sapi (Sinergi Pangan, Pakan dan EnergiRamah Lingkungan). www.google. 12 September 2017.

Mahadevappa. 1988. Rice ratooning: Breeding, agronomic practices and seed production potentials. In Rice Ratooning, eds. International Rice Research Institute, Los Banos Philippines:IRRI.

Nurmala, T. S.W. 2003. Serealia Sumber Karbohidrat Utama. Rineka Cipta.

Jakarta.

Opole, R.A., C.M. Mburu, and J.Lumuli. 2007.Improving Ratun management of sorghum (Sorghum bicolor (L.) moench) for increasing yields in western Kenya. African Crop Science Conference Proceedings 8:143-146.

Parnihadi.2009. Manfaat Kascing. http:/parnihadikascing.blogspot.com/2009/11/

Manfaatkascing.html. Diakses pada tanggal 10 September 2017.

Ruchjaniningsih. 2008. Rejuvenasi dan Karakterisasi Morfologi 225 Aksesi Sorgum. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan, Sulawesi Selatan.

Schaffert, R.E. and L.M.Gourley. 2002.Sorghum as an energy source. Sorghum in the Eighties proceedings of the International Symposium on Sorghum 2:2-7. ICRISAT Center Patancheru, A.P. India

Sahrul. 2017. Pengaruh Tingkat Pemberian Pupuk Kascing Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bahan Kering (Sorghum Bicolor (L.) Moench) Varietas Super 1. Universitas Hasanuddin Makassar.

Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan Tanah Pertanian. CV. Simplex, Jakarta.

Singgih, S. dan M. Hamdani. 1998. Evaluasi daya hasil galur sorgum. Risalah Penelitian Jagung dan Serealia Lain 1:31-34.

Simanungkalit. 2006.’’Organic Fertilizer and Biofertlizer’’. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

(36)

21 Soebarinoto dan Hermanto. 1996. Potensi jerami sorgum sebagai pakan ternak ruminansia. Risalah Simposium Prospek Tanaman Sorgum untuk Pengembangan Agroindustri, 17- 18 Januari 1995. Edisi Khusus Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian No. 4-1996:

217-221.

Suriatna, S. 1977. Pupuk dan Pemupukan. Cetakan Pertama. PT. Medyatama Sarana Perkasa, Jakarta.

Sumarno dan S. Karsono. 1995. Perkembangan Produksi Sorgum di Dunia dan Penggunaannya. Edisi Khusus Balitkabi 4: 13 – 24.

Tsuchihashi, N. and Y. Goto. 2004. Cultivation of sweet sorghum (Sorghum bicolor (L.) Moench) and determination of its harvest time to make use as the raw material for fermentation, practiced during rainy season in dry land of Indonesia. Plant Prod. Sci. 7:442-448.

Tsuchihashi, N. and Y. Goto. 2005. Internode characteristics of sweet sorghum (Sorghum bicolor (L.) Moench) during dry and rainy season in Indonesia. Plant Prod. Sci. 8:601-607.

Tsuchihashi, N. and Y. Goto. 2008. Year-round cultivation of sweet sorghum (Sorghum bicolor (L.) Moench) through a combination of seed andRatun cropping in Indonesia savanna. J. Plant Prod. Sci. 11(3): 377- 384.

USDA. 2008. Classification for Kingdom Plantae Down to Species Sorghum bicolor (L.) Moench (online). Didapat dari :http://plants.usda.gov/java/Classification Servlet? source=display&

classid=SORGH2.

(37)

Lampran 1. Data Analisis Tinggi Tanaman

ANOVA

Hasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 28531.044 4 7132.761 17.296 .000

Within Groups 4123.873 10 412.387

Total 32654.917 14

Hasil

Duncan

Level_p

upuk N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

P0 3 1.1153E2

P1 3 1.3643E2

P2 3 1.7393E2

P3 3 1.9563E2

P4 3 2.3553E2

Sig. .164 .220 1.000

.

(38)

23 Lampran 2. Data Analisis Jumlah Daun

ANOVA

Hasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .896 4 .224 .758 .575

Within Groups 2.952 10 .295

Total 3.848 14

Hasil

Duncan

Level_p

upuk N

Subset for alpha

= 0.05

1

P0 3 7.3333

P1 3 7.7933

P2 3 7.8133

P3 3 7.8967

P4 3 8.0700

Sig. .157

(39)

Lampran 3. Data Analisis Produksi Bahan Kering

ANOVA

Hasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 63464.907 4 15866.227 7.321 .005

Within Groups 21671.183 10 2167.118

Total 85136.090 14

Hasil

Duncan

Level_p

upuk N

Subset for alpha = 0.05

1 2

P0 3 148.7833

P1 3 253.7767

P2 3 287.5067

P3 3 318.2067

5 3 329.9633

Sig. 1.000 .091

(40)

25 Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian Ratun Sorgum

(41)

RIWAYAT HIDUP

ADI SURYADI SAKRI, lahir di Pangkep pada tanggal 10 September 1993 anak ke-3 dari pasangan Sakri Toaha, S.P dan Kamriah Ahmad. Penulis mulai menginjak bangku pendidikan pada tahun 1999 di SDN 100 Salokarajae dan lulus pada tahun 2005, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiah Negeri 1 Maiwa Kabupaten Enrekang dan lulus pada tahun 2008. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikannya ditingkat yang lebih tinggi yaitu di SPP Negeri Rappang dan lulus pada tahun 2011. Setelah selesai di tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan disalah satu perguruan tinggi yang ada di Indonesia Timur tepatnya di Universitas Hasanuddin dan diterima di Fakultas Peternakan.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu asas penting yang wajib diperhatikan adalah bahwa hakim wajib mengadili semua bagian tuntutan dan dilarang menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut

Beberapa hal yang berkaitan dengan batasan penelitian yang diajukan sehubungan dengan penelitian ini antara lain : (a) deteksi secara visual pelanggaran lalulintas

Dapensi Trio Usaha Cabang Surabaya dengan pekerja outsourcing menggunakan perjanjian kerja waktu tertentu ( PKWT ) yang sebagian besar di dalam perjanjian tersebut

Deney makinasının (pres) alt ve üst başlıkları veya yükleme başlıkları arasında rijit küp şekli temin etmeyen numuneler atılır. Numune, yükleme başlığının, temas

[r]

sehingga timeworks tidak terjalin dengan baik dan ini akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Agar kepuasan kerja karyawan meningkat yang berdampak pada kinerja

Retak ini disebabkan oleh bahan perkerasan yang kurang baik, pelapukan permukaan, tanah dasar atau bagian perkerasan di bawah lapis permukaan kurang stabil, atau bahan