1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Data kependudukan merupakan data yang sangat penting bagi suatu negara. Data kependudukan digunakan sebagai salah satu dasar untuk pembangunan negara secara umum. Karena aspek kependudukan merupakan salah satu aspek utama dalam pembangunan maka informasi perkembangan kependudukan merupakan informasi sangat diperlukan dalam perencanaan pembuatan kebijakan sampai evaluasi pembangunan berwawasan kependudukan yang berkesinambungan. Pembangunan berwawasan kependudukan merupakan pembangunan yang diselaraskan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada.
Keselarasan tersebut menjadi faktor penting dalam keberhasilan program-program pemerintah (Ekwarso & Sari, 2013). Salah satu hal yang paling mendasar, data kependudukan dapat digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk dan pemerataan penduduk di suatu daerah. Maka dari itu penyelenggara administrasi kependudukan harus ditata dengan baik agar memberikan manfaat dalam pembangunan dan perbaikan pemerintahan.
Negara melalui pemerintah berinteraksi dengan lembaga non pemerintah dan warga negaranya untuk menyediakan kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa adalah dengan pelayanan publik. Pelayanan publik dapat menjadi titik strategis untuk mewujudkan pelayanan publik yang prima. Reformasi terhadap pelayanan publik di Indonesia dapat memiliki dampak yang meluas terhadap perubahan aspek-aspek kehidupan pemerintah lainnya, sehingga perubahan pada
praktek penyelenggaraan pelayanan publik dapat menjadi lokomotif bagi upaya perubahan menuju pelayanan publik yang prima (Maryam, 2016).
Organisasi pemerintah yang terkenal lamban, berbelit-belit dalam pelayanan dituntut untuk bergerak lebih cepat dan tepat dalam pemberian layanan sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal. Organisasi pemerintah harus mengetahui segala kebutuhan masyarakat agar dapat melayani secara optimal.
Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai kebutuhannya maka perlu dilakukan terobosan inovasi.
Inovasi merupakan konsep yang berkembang dari waktu kewaktu, sehingga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan serta perkembangan zaman.
Pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah menerapkan kebijakan sejak tahun 2014 yang merupakan tahun inovasi pelayanan publik. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Permen PAN-RB) Nomor 30 Tahun 2014 tentang Pedoman Inovasi Pelayanan Publik, kebijakan tersebut dikeluarkan sebagai langkah untuk meningkatkan pelayanan publik di Indonesia. Seluruh instansi atau organisasi pelayan publik, baik pusat maupun daerah diharapkan dapat membuat sebuah ide baru dan kreatif untuk menggerakkan One Agency One Innovation sebagai jawaban peningkatan kualitas pelayanan publik di Indonesia. Berdasarkan Permen PAN-RB Nomor 30 Tahun 2014 tersebut, tujuan dan sasaran yang diharapkan adalah terbangunnya inovasi pelayanan publik, terciptanya pengembangan dan transfer inovasi pelayanan
publik, terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik, serta terwujudnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik.
Seiring dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah pasal (1) menyatakan, inovasi daerah adalah semua bentuk pembaruan dalam penyelenggaraan daerah. Kemudian dijelaskan pada pasal (2) yang menyatakan, inovasi daerah bertujuan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaran pemerintah daerah, sasaran inovasi daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, dan peningkatan daya saing daerah.
Dalam melaksanakan administrasi kependudukan diperlukan pula inovasi yang dapat meningkatkan kinerja pemerintah dalam melayani masyarakat.
Berlakunya otonomi daerah yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa setiap daerah otonom memiliki hak, wewenang dan kewajiban untuk untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Maka dalam setiap daerah kabupaten atau kota terdapat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) yang mengurus segala administrasi kependudukan di suatu wilayah tersebut.
Dispendukcapil mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kependudukan dan pencatatan sipil serta tugas lain yang diberikan Walikota atau Bupati sesuai dengan tugas dan lingkupannya.
Dalam administrasi kependudukan banyak peristiwa penting yang harus dicatat dalam pencatatan sipil dan harus ditata dengan sebaik mungkin dalam bentuk pelayanan publik kepada masyarakat. Peristiwa penting tersebut meliputi kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, pengakuan dan pengangkatan anak (adopsi). Salah satu data kependudukan yang termuat dalam administrasi kependudukan di Indonesia adalah akta kelahiran. Akta kelahiran merupakan dokumen dasar yang wajib dimiliki setiap anak sebagai alat bukti autentik untuk mendapatkan pengakuan atas status sipil warga negara. Anak yang tidak memiliki akta kelahiran akan kehilangan haknya untuk mendapatkan pendidikan dan jaminan sosial. Akta kelahiran merupakan bentuk pengakuan negara terhadap keberadaan seseorang di mata hukum. Dalam penanganan anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) anak akan mudah dirugikan dan kehilangan haknya karena penentuan usia seorang anak dalam proses pengadilan dilihat berdasarkan akta kelahirannya.
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 5 yang berisi bahwa setiap anak berhak memiliki suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan. Hak identitas bagi seorang anak juga ditegaskan pada pasal 27 ayat (1) dan ayat (2) yang menyatakan bahwa identitas seorang anak harus diberikan sejak lahir dalam bentuk akta kelahiran. Berdasarkan pada pernyataan undang-undang tersebut identitas dan status kewarganegaraan setiap anak harus diberikan sejak lahir dan dituangkan dalam bentuk akta kelahiran. Namun kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat masih banyak yang kurang peduli akan pentingnya akta kelahiran.
Banyak orang tua yang hanya melaporkan kelahiran anaknya ke kelurahan atau fasilitas pelayanan kesehatan saja tanpa segera diurus akta kelahirannya ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil). Banyak diantara masyarakat yang mengurus akta kelahiran pada saat akta tersebut akan dibutuhkan untuk suatu kepentingan sehingga mereka akan tergesa-gesa. Masyarakat kini juga belum memiliki kepedulian yang besar terhadap program-program yang dijalankan oleh pemerintah seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Kartu Identitas Anak (KIA), serta kurang tanggapnya orang tua terhadap perubahan anggota keluarga. Perubahan anggota keluarga dapat berupa bertambah atau berkurangnya anggota keluarga, maka penduduk harus segera mengurus perubahan Kartu Keluarga (KK) dengan mengurangi atau menambah anggota keluarga yang baru. Orang tua pada masa sekarang belum optimal terhadap budaya baca dan pengenalan budaya lokal kepada anak usia dini. Maka dari itu hal-hal penting saat anak lahir rupanya bukan hanya memiliki akta kelahiran, namun membutuhkan dokumen-dokumen penting seperti JKN, KIA, dan keberadaannya di dalam KK sebagai penambahan anggota keluarga baru agar anak tersebut diakui secara resmi dari seluruh pihak.
Untuk menghadapi berbagai permasalahan tersebut dan sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan publik yang berkualitas, Pemerintah Kota Surakarta menciptakan program inovatif berupa pelayanan akta kelahiran yang terintegrasi bernama SAtu Paket Urusan KependUdukan WArga Terpenuhi (SAPU KUWAT). Program Sapu Kuwat bertujuan memberikan kemudahan pelayanan pembuatan akta kelahiran. Dalam program ini bagi anak yang baru
lahir, telah terintegrasi antara Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surakarta, Fasilitas Layanan Kesehatan, Kelurahan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Dengan sekali urus, penduduk akan mendapatkan satu paket dokumen yang berisikan akta kelahiran, KIA, KK tambah jiwa khusus bayi baru lahir, E-id BPJS bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional Penerima Bantuan Iuran (JKN PBI) baik yang ditanggung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) khusus untuk bayi lahir, dan buku Bocah Solo Tekun Moco Aksoro (Bolo Kuncoro) untuk mendukung budaya baca orang tua dan pengenalan budaya lokal kepada anak usia dini, serta ucapan selamat atas kelahiran dari Walikota Surakarta.
Di Kota Surakarta masih terdapat penduduk yang belum memiliki akta kelahiran seperti yang termuat dalam berita berikut:
“Saat ini (tahun 2018) masih ada 771 anak di Kota Surakarta yang belum memiliki akta Kelahiran. Dari jumlah 164.350 anak di Kota Surakarta, sudah 163.579 anak atau 99,53 % yang sudah memiliki akta Kelahiran. Artinya 0,47 % atau 771 anak yang belum memiliki akta kelahiran. Tingkat Nasional Kota Surakarta No. 06, Tingkat Propinsi Jawa Tengah No. 01” (dispendukcapil.surakarta.go.id, 18 Januari 2019)
Berdasarkan data tersebut masih terdapat 771 penduduk di Kota Surakarta yang belum memiliki akta kelahiran. Meskipun angka yang belum memiliki akta kelahiran mencapai 771 orang namun Kota Surakarta telah menduduki peringkat 6 tingkat nasional dan peringkat pertama di tingkat Propinsi dalam pencatatan akta kelahiran. Berikut adalah data capaian kepemilikan akta kalahiran di Kota Surakarta pada tahun 2009-2018:
Tabel 1.1
Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran Anak Kota Surakarta Tahun 2009-2018
No. Tahun Persentase (%)
1. 2009 60
2. 2010 75
3. 2011 90,76
4. 2012 91,54
5. 2013 93,65
6. 2014 93,66
7. 2015 94,26
8. 2016 95,85
9. 2017 97,16
10. 2018 99,53
Rata-rata 89,14
Sumber : Dispendukcapil Kota Surakarta
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa prosentase kepemilikan akta kelahiran anak di Kota Surakarta meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2018 kepemilikan akta kelahiran mencapai 99,53%. Dalam rangka mendukung Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta tahun 2016-2021, bahwa semua anak di Kota Surakarta harus tercatat kelahirannya. Maka dari itu progam Sapu Kuwat tersebut diharapkan dapat mendukung dan mewujudkannya dengan pencapaian kepemilikan akta kelahiran meningkat menuju 100% atau paling tidak stabil. Dengan adanya inovasi program sapu kuwat anak telah mendapatkan akta kelahiran sejak mereka lahir. Dalam kenyataannya pasti terdapat penduduk dewasa yang tidak memiliki akta kelahiran. Penduduk dewasa yang tidak memiliki akta kelahiran dan tidak mempunyai kepentingan yang menggunakan akta kelahiran, mereka tidak akan mengurus akta kelahiran ke Dispendukcapil
sehingga angka kepemilikan akta kelahiran di Kota Surakarta tidak akan pernah mencapai 100%. Kecuali penduduk dewasa terebut lama-kelamaan akan habis karena kematian.
Pelayanan pembuatan akta kelahiran di Dispendukcapil Kota Surakarta sebelum adanya program sapu kuwat ini kerap dinilai rumit dan memakan waktu yang cukup lama. Selain itu, sebelum adanya progam ini masyarakat harus mendatangi beberapa tempat untuk menyelesaikan dokumen-dokumen yang diperlukan anak seperti ke kantor BPJS untuk mendapatkan JKN, kemudian untuk mendapatkan KIA masyarakat harus datang ke Kecamatan baru kemudian ke Dispendukcapil setempat. Namun dengan adanya program ini kepengurusan akta kelahiran, JKN, KIA dan KK untuk penambahan anggota keluarga dapat diurus sekaligus dengan memotong beberapa proses birokrasi dan hanya perlu mendatangi kelurahan maupun fasilitas pelayanan kesehatan yang telah bekerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat.
Pelayanan publik harus dapat memberikan pelayanan yang efektif.
Pelayanan harus dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara layanan sehingga dapat berjalan secara efektif. Inovasi program yang baru diresmikan pada bulan Februari 2019 ini memiliki kemungkinan belum tersosialisasi dengan baik kepada seluruh masyarakat di Kota Surakarta. Inovasi program dapat dikatakan berhasil apabila memiliki keuntungan bagi penggunanya yang sesuai dengan nilai-nilai atau norma yang berlaku di masyarakat, serta tidak memiliki kerumitan yang signifikan atau mudah dipahami oleh semua kalangan masyarakat atau pengguna inovasi layanan tersebut. Selain itu sangat diperlukan
informasi yang jelas dalam hal persyaratan dan prosedur yang tidak berbelit-belit.
Maka dari itu tulisan ini akan membahas tentang bagaimana inovasi Program Satu Paket Urusan Kependudukan Warga Terpenuhi (Sapu Kuwat) oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta. Oleh karena itu maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dengan penelitin yang berjudul “Inovasi Pelayanan Administrasi Kependudukan melalui Program Sapu Kuwat oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta”.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah diatas, maka permasalahan pokok yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah “Bagaimana penerimaan pengguna layanan terhadap program sapu kuwat oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surakarta?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan cepat atau lambatnya penerimaan inovasi Program Satu Paket Urusan Kependudukan Warga Terpenuhi (Sapu Kuwat) oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Pemerintah
Memberikan informasi yang bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai acuan bahan masukan bagi pihak pelaksana pelayanan administrasi dalam
pembuatan akta kelahiran agar dapat meningkatkan pelayanannya pada Program Satu Paket Urusan Kependudukan Warga Terpenuhi (Sapu Kuwat) yang lebih baik.
2. Untuk Mahasiswa
Sebagai bahan referensi bagi penelitian berikutnya dalam topic yang relevan membahas dan mengkaji mengenai suatu inovasi pelayanan publik khususnya inovasi dalam pembuatan akta kelahiran oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Kemudian juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pelaksanaan inovasi Program Satu Paket Urusan Kependudukan Warga Terpenuhi (Sapu Kuwat) oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta.
3. Untuk Masyarakat
Dapat memberikan wawasan, informasi dan pengetahuan serta referensi mengenai pelaksanaan inovasi pelayanan program Satu Paket Urusan Kependudukan Warga Terpenuhi (Sapu Kuwat) di Kota Surakarta serta memberikan kesadaran untuk masyarakat mengenai pentingnya untuk mengurus akta kelahiran.