INDONESIA
EKONOMI PENGGERAK LOKAL DAN
STIMULUS FISKAL UNTUK MENGHADAPI
DAMPAK YANG BERKAITAN DENGAN
PANDEMI
E-book Indonesia Peringkat
Hubungan internasional Struktur Ekonomi
Fleksibilitas Fiskal dan Moneter Kondisi Eksternal
Politik dan Pemerintahan Facts & Figures
INDONESIA
EKONOMI PENGGERAK LOKAL DAN STIMULUS FISKAL UNTUK MENGHADAPI DAMPAK YANG BERKAITAN DENGAN PANDEMI
1 2 2 3 4 4 5 6
KONTEN.
PROFIL NEGARA
Indonesia memiliki ekonomi terbesar di antara anggota ASEAN, dengan produk domestik bruto (PDB) sebesar USD 1,1 triliun pada tahun 2019. Kegiatan ekonomi terdiversifikasi, dengan jasa menyumbang 46% dari PDB pada tahun 2019, diikuti oleh manufaktur (41%) dan pertanian ( 13%).
KARAKTERISTIK DAN PENDORONG UTAMA
Indonesia memiliki lebih dari 49.009 kasus virus yang telah terkonfirmasi dan 2.573 kematian per tanggal 25 Juni 2020, angka kematian tertinggi di Asia setelah Cina dan India.
Langkah-langkah pemerintah dalam pembatasan sosial berskala besar memiliki kecenderungan yang merusak pertumbuhan dan menyulitkan usaha kecil dan menengah (UKM), dimana UKM adalah penyumbang 60% dari PDB. Untuk meminimalkan dampaknya pada ekonomi dan juga PHK, pemerintah Indonesia mengeluarkan paket stimulus sebesar $ 24,3 miliar (3% dari PDB pada tahun 2020). Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps), dikarenakan mata uang Rupiah jatuh ke level terendah historis (terhadap USD) di tengah masa pandemi.
Langkah-langkah ini kemungkinan akan mengakibatkan defisit fiskal menjadi 5,0% dari PDB pada tahun 2020 (vs 2,2% dari PDB pada tahun 2019) - lebih tinggi daripada batas defisit secara konstitusi yaitu 3,0%. Namun, pemerintah telah melonggarkan batasannya selama tiga tahun dari 2020 hingga 2022, mengingat dampak dari pandemi yang tidak pasti. Kebutuhan keuangan publik diperkirakan akan naik hingga tiga kali lipat menjadi USD 62 miliar pada 2020, sehingga mengangkat beban utang pemerintah negara menjadi 34% dari PDB pada 2020 (vs 30% pada 2019). BI telah menghabiskan IDR 503.8 trn (3,18% dari PDB) untuk pelonggaran kuantitatif sampai saat ini.
BI telah memotong perkiraan pertumbuhan menjadi 2,3% y / y untuk tahun 2020 vs 5,0% y / y pada tahun 2019, karena kenaikan belanja publik sebagian besar diimbangi oleh perlambatan terkait pandemi dalam permintaan domestik.
Turunnya harga minyak mentah dan minyak sawit dapat menyebabkan pelebaran defisit pada transaksi berjalan.
Pemerintah berencana untuk menjual obligasi senilai IDR857 triliun (USD 57,8 miliar) dari bulan April hingga Desember tahun ini untuk mendanai defisit anggaran yang melebar, bersama dengan pinjaman Rp150,5 triliun dari Development bank.
E-BOOK
INDONESIA
PERINGKAT
Pandemi ini cenderung menghasilkan pertumbuhan marjinal dan risiko penurunan pada posisi fiskal dan eksternal pemerintah. Kami memperkirakan beban utang pemerintah akan benar-benar naik karena langkah-langkah fiskal terkait pandemi. Selain itu, posisi eksternal telah melemah dengan depresiasi signifikan terhadap mata uang domestik. Kami memperkirakan nilai ekspor akan turun jauh, karena permintaan komoditas melambat dan juga sumbangsih dari sektor jasa dari pariwisata juga menurun tajam.
Namun, dengan adanya dorongan pada perekonomian domestik diharapkan dapat membatasi dampak dari permintaan eksternal yang lebih lemah. Kami melihat adanya upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk tetap menjaga disiplin fiskalnya.
Sehingga kami disini tetap menilai adanya kesempatan yang baik di pasar modal Indonesia. Jika dilihat ke kelas aset mana untuk berinvestasi dalam kondisi seperti sekarang ini, pilihan kami justru mengarah pada pasar Obligasi yang cenderung lebih stabil. Selain itu bagi Anda yang cukup konservatif dalam berinvestasi, kami pun melihat emas sebagai pilihan investasi lain bagi Anda di tengah situasi dan kondisi ekonomi seperti sekarang ini.
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Indonesia adalah salah satu anggota pendiri Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Kecenderungannya Indonesia akan mendapat manfaat dari keanggotaannya dalam ASEAN Economic Community (AEC), yang dapat mempromosikan secara luas barang, jasa, modal, dan tenaga kerja terampil secara gratis di seluruh kawasan ASEAN. Indonesia juga merupakan anggota dari berbagai badan internasional, seperti International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia. Yang merupakan mitra dagang utama termasuk Cina (17% dari ekspor 2019, Hold / Quality), AS *** (11%) dan Jepang *** (9%).
Issuer rating
Risk category Opportunistic
MSCI ESG Rating* B
MSCI ESG Controversies**
* as of 30 April 2020 ** Green
Hold
Source: Moody's
***Not covered, Julius Baer offers no recommendation and does not provide any advice on potential risks and opportunities.
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Ratings
Indonesia Baa1
Baa2
Baa3
Ba1
Rating history by Moody's
Issuer credit rating
Moody’s S&P Fitch
Baa2 BBB BBB
Stable Negative Stable
DASAR PEMIKIRAN INVESTASI (LANJUTAN)
STRUKTUR EKONOMI
Indonesia adalah negara besar dan memiliki ekonomi penggerak dari sektor domestik (dengan konsumsi swasta mewakili 56% dari PDB pada 2019);
karenanya, Indonesia tidak terlalu rentan terhadap fluktuasi dari permintaan dari eksternal.
Ekonomi tumbuh 5,0% y / y pada tahun 2019 (vs 5,2% y / y pada tahun 2018) dimana pertumbuhannya terutama pada konsumsi swasta yang kuat (+ 5% y / y).
Bagaimanapun, pertumbuhan diperkirakan akan melambat ke 2,3% y / y
pada tahun 2020, karena dilihat dari pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya ditambah dengan permintaan domestik yang lemah di tengah pandemi. Peningkatan pengeluaran publik akan lebih condong ke
arah perawatan kesehatan. Sebaliknya,
konsumsi swasta diperkirakan akan tetap rendah karena adanya langkah-langkah pembatasan sosial. Sementara itu, keterlambatan pada proyek infrastruktur yang besar dan lingkungan bisnis yang kurang menarik dapat membebani pembentukan modal bruto.
Real GDP growth rate
Source: FactSet; E = estimate; Peers: India, the Philippines and Thailand -4.0%
-2.0%
0.0%
2.0%
4.0%
6.0%
8.0%
10.0%
2016 2017 2018 2019 2020E 2021E
Indonesia Peer average
FLEKSIBILITAS FISKAL DAN MONETER
Permintaan asing untuk obligasi pemerintah Indonesia tidak tinggi mengingat kekhawatiran depresiasi Rupiah dan kekhawatiran arus keluar obligasi. Karena itu, pemerintah baru-baru ini mengizinkan BI untuk membeli obligasi di pasar primer.
BI memangkas suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 4,5% tahun ini dan mengatakan masih ada ruang untuk kebijakan pemotongan suku bunga kedepannya.
Kami berharap BI menyeimbangkan opsi kebijakannya dengan mengelola arus keluar modal dan stabilitas Rupiah (melemah 14% pada bulan Maret 2020).
Kemungkinan suku bunga akan tetap ditahan untuk beberapa saat, karena inflasi telah mencapai targetnya 1,0% -3,5% untuk 2019 dan mata uang Rupiah telah berhasil pulih 5% setelah BI melakukan fasilitas pembelian kembali sebesar USD 60 milyar dari Federal Reserve AS pada awal April 2020 .
KONDISI EKSTERNAL
Current account deficit (CAD) kemungkinan akan naik menjadi 3,2% dari PDB pada tahun 2020 (vs 2,7% pada tahun 2019), karena terjadi lemahnya permintaan eksternal (di tengah pandemi) dan depresiasi mata uang, yang sebagian besar akan mengimbangi harga minyak yang lebih rendah.
Kami melihat upaya-upaya pemerintah Indonesia yang signifikan dalam meningkatkan perekonomiannya di tengah pandemi ini dengan berbagai cara termasuk mengeluarkan obligasi pemerintah senilai IDR 300 triliun ke pasar.
Hal ini kami lihat cukup berhasil untuk memastikan bahwa kondisi pasar tetap berjalan dan mengurangi tekanan pada suku bunga. Jadi kami melihat Indonesia masih menjadi negara yang layak untuk tempat berinvestasi .
Debt to GDP and budget balance
Source: FactSet; E = estimate
-6.0%
-5.0%
-4.0%
-3.0%
-2.0%
-1.0%
0.0%
26.0%
28.0%
30.0%
32.0%
34.0%
36.0%
2016 2017 2018 2019 2020E 2021E Government debt to GDP (l.h.s) Fiscal balance to GDP (r.h.s)
Current account balance to GDP
Source: FactSet; E = estimate -4.0%
-3.0%
-2.0%
-1.0%
0.0%
2016 2017 2018 2019 2020E 2021E
Current account balance (% of GDP)
POLITIK DAN PEMERINTAHAN
Kami berharap niat pemerintah untuk mempersempit defisit fiskal tetap tidak berubah, meskipun menyimpang dari target konsolidasi fiskal jangka menengah karena langkah-langkah terkait pandemi. Pemerintahan Presiden Joko Widodo berhasil mempertahankan batas defisit fiskal selama masa jabatan pertama dan, karenanya, kemungkinan akan melanjutkan momentum bahkan dalam masa jabatan kedua.
Gross external debt to GDP
Source: FactSet; E = estimate 30%
32%
34%
36%
38%
2016 2017 2018 2019
Gross external debt (% of GDP)
Foto : Republika.com / ap
FACTS & FIGURES
2016 2017 2018 2019 2020E 2021E
Real GDP growth rate (%) 5.0 5.1 5.2 5.0 2.3 7.5
Inflation rate (%) 3.5 3.8 3.3 2.8 3.0 3.5
Unemployment rate (%) 5.6 5.4 5.2 5.1 7.5 6.0
Fiscal balance (% of GDP) -2.5 -2.5 -1.8 -2.2 -5.0 -4.0
Government debt (% of GDP) 28.3 28.9 29.2 30.2 33.7 34.6
Debt service (% of revenues) 11.7 13.0 13.1 14.2 17.0 16.8
Current account balance (% of GDP) -1.8 -1.6 -3.0 -2.7 -3.2 -2.7
Foreign reserves (% of GDP) 11.9 12.2 11.2 10.5 - -
Source: FactSet, IMF, Moody’s, S&P; E = estimate CHARTS & FINANCIAL DETAILS
Debt service to revenues Governance indicators
Source: Moody’s; E = estimate Source: World Bank
PEER COMPARISON
For the year ended 31 December 2019
Indonesia India^ Philippines Thailand
Real GDP growth (%) 5.0 5.3 5.9 2.4
Inflation rate (%) 2.8 3.7 2.5 0.7
Unemployment rate (%) 5.1 3.7 5.1 1.1
Fiscal balance (% of GDP) -2.2 -7.4 -1.9 -0.8
Government debt (% of GDP) 30.2 73.1 41.1 34.0
Debt service (% of revenue) 14.2 25.5 11.5 4.9
Current account balance (% of GDP) -2.7 -1.1 -0.1 6.9
Foreign reserves (% of GDP) 10.5 13.4 21.1 37.7
Ratings snapshot
Moody’s/S&P/Fitch Baa2/BBB/BBB Baa2/BBB -/BBB - Baa2/BBB+/BBB Baa1/BBB+/BBB+
Outlook Stab/Neg /Stab Neg/Stab/Stab Stab/Stab/Pos Stab/Stab/Stab
^Estimates for the fiscal year ended 31 March 2020 Pos = Positive; Stab = Stable; Neg = Negative Source: FactSet, IMF, Moody’s, S&P
10.0%
12.0%
14.0%
16.0%
18.0%
2016 2017 2018 2019 2020E 2021E
Indonesia Peer average
10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Government effectiveness
Political stability and absence of violence Control of corruption
Percentile rank