• Tidak ada hasil yang ditemukan

Plagiarism Checker X Originality Report Similarity Found: 16%

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Plagiarism Checker X Originality Report Similarity Found: 16%"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 16%

Date: Friday, November 01, 2019

Statistics: 559 words Plagiarized / 3603 Total words

Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.

--- SISTEM PENYIMPANAN OBAT PADA PUSKESMAS YANG TERDAPAT DI WILAYAH PULAU SOLOR KABUPATEN FLORES TIMUR Oleh:Priska Ernestina Tenda, Margaretha Matik Weruin INTISARI Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin. Kondisi penyimpanan untuk setiap item obat berbeda, dimana penyimpanan yang baik untuk satu obat belum tentu baik untuk obat lain.

Ada obat-obat yang harus diperlakukan secara khusus ketika disimpan, oleh karena itu proses penyimpanan suatu obat harus diperhatikan secara tepat dan benar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menilai sistem penyimpanan obat pada Puskesmas yang terdapat di wilayah Pulau Solor Kabupaten Flores Timur yang meliputi indikator pengaturan tata ruang, cara penyimpanan obat, pencatatan kartu stok dan pengamatan mutu obat.

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dimana penulis melakukan pengamatan langsung terhadap sistem penyimpanan obat pada Puskesmas yang terdapat di wilayah Pulau Solor dengan mengisi daftar tilik yang ada. Berdasarkan hasil yang diperoleh, sistem penyimpanan obat pada Puskesmas yang terdapat di wilayah Pulau Solor dengan indikator penilaian yaitu pengaturan tata ruang masuk dalam

kategori cukup baik dengan persentase 73,5%, cara penyimpanan masuk kategori cukup baik dengan persentase 68,92%, pencatatan kartu stok masuk kategori baik dengan persentase 86,67%, dan pengamatan mutu obat masuk kategori baik dengan persentase 86%.

Dapat disimpulkan bahwa sistem penyimpanan obat pada Puskesmas yang terdapat di

(2)

wilayah Pulau Solor masuk dalam kategori baik dengan persentase 78,77%. Kata kunci : Sistem penyimpanan, Obat, Puskesmas PENDAHULUAN Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara berkesinambungan (Anonim, 2010).

Pengelolaan obat merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,

pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan obat yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan (Anonim, 2014b).

Fungsi-fungsi pada pengelolaan obat membentuk suatu siklus dimana setiap fungsi sangat berperan dalam menunjang fungsi lainnya. Namun seringkali hal ini kurang mendapat perhatian dalam pengelolaan obat di Puskesmas. Puskesmas dengan segala keterbatasannya seringkali terfokus atau memberi perhatian lebih hanya pada

fungsi-fungsi tertentu.

Salah satu fungsi yang kurang diperhatikan oleh Puskesmas yaitu fungsi penyimpanan (Muharomah, 2008). Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin (Anonim, 2010). Kondisi penyimpanan untuk setiap item obat berbeda, dimana penyimpanan yang baik untuk satu obat belum tentu baik untuk obat lain.

Ada obat-obat yang harus diperlakukan secara khusus ketika disimpan, oleh karena itu proses penyimpanan suatu obat harus diperhatikan secara tepat dan benar (Anonim, 2001). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ria, tahun 2015 tentang sistem penyimpanan obat pada gudang obat Puskesmas di kota Kupang diperoleh skor nilai yang meliputi pengaturan tata ruang memperoleh persentase 68,66%, cara

penyimpanan obat memperoleh persentase 85%, pencatatan kartu stok memperoleh persentase 87,5%, dan pengamatan mutu obat memperoleh persentase 100%.

Hasil pengamatan awal di Puskesmas Kalike terlihat cara penyimpanan obat belum memenuhi persyaratan penyimpanan seperti obat-obat yang disimpan diatas lantai tidak menggunakan alas pallet, alkohol dan lisol tidak dipisahkan dari sediaan obat-obat untuk pemakaian dalam dan tidak tersedia lemari khusus untuk penyimpanan narkotika dan psikotropika. Penyimpanan yang tidak sesuai dapat mengakibatkan kerusakan obat secara fisik maupun kimia.

(3)

Dari uraian di atas mendorong peneliti untuk meneliti sistem penyimpanan obat pada Puskesmas yang terdapat di Wilayah Pulau Solor Kabupaten Flores Timur. Rumusan Masalah Bagaimana sistem penyimpanan obat pada Puskesmas yang terdapat di wilayah Pulau Solor Kabupaten Flores Timur? Tujuan Penelitian Tujuan umum

Mengetahui sistem penyimpanan obat pada Puskesmas yang terdapat di wilayah Pulau Solor Kabupaten Flores Timur.

Tujuan khusus Menilai sistem penyimpanan obat pada Puskesmas yang terdapat di wilayah Pulau Solor Kabupaten Flores Timur berdasarkan pengaturan tata ruang, cara penyimpanan obat, pencatatan kartu stok, dan pengamatan mutu obat. Manfaat

Penelitian Bagi peneliti Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di Program Studi Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang.

Bagi instansi Sebagai bahan masukan untuk pengembangan sistem penyimpanan obat pada Puskesmas yang terdapat di wilayah Pulau Solor Kabupaten Flores Timur. Bagi institusi Sebagai bahan informasi bagi penelitian sejenis dan penelitian selanjutnya.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas yang terdapat di wilayah Pulau Solor Kabupaten Flores Timur yang meliputi Puskesmas Kalike, Puskesmas Menanga dan Puskesmas Ritaebang.

Waktu penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2016. Populasi dan Sampel Populasi Puskesmas yang terdapat di wilayah Pulau Solor yaitu Puskesmas Kalike, Puskesmas Menanga dan Puskesmas Ritaebang. Sampel Puskesmas yang terdapat di wilayah Pulau Solor yaitu Puskesmas Kalike, Puskesmas Menanga dan Puskesmas Ritaebang.

Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu sistem penyimpanan obat yang meliputi pengaturan tata ruang, cara penyimpanan obat, pencatatan kartu stok, dan pengamatan mutu obat. Defenisi Operasional No _Istilah _Defenisi _ _ 1 _Sistem Penyimpanan _Suatu sistem yang digunakan untuk

mengamankan obat-obatan yang diterima agar terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia yang meliputi pengaturan tata ruang, cara penyimpanan obat, pencatatan kartu stok dan pengamatan mutu obat oleh Puskesmas Kalike, Puskesmas Menanga, dan Puskesmas Ritaebang.

_ _2 _Pengaturan tata ruang _Suatu pengaturan ruang gudang obat agar obat dalam penyimpanan mendapat kemudahan dalam penyusunan, pencarian dan pengawasan obat yang dilakukan oleh Puskesmas Kalike, Puskesmas Menanga, dan Puskesmas

(4)

Ritaebang. _ _3 _Cara Penyimpanan obat _Suatu cara untuk menyusun obat dalam bentuk sediaan dan alfabetis atau menurut efek farmakologinya agar dapat

mempermudah pengendalian stok, dan untuk menghindari obat terlalu lama disimpan maka digunakan prinsip FIFO dan FEFO yang dilakukan oleh Puskesmas Kalike,

Puskesmas Menanga dan Puskesmas Ritaebang.

_ _4 _Pencatatan Kartu Stok _Suatu kegiatan untuk mencatat mutasi obat selama penyimpanan sehingga mempermudah pengontrolan stok persediaan yang dilakukan oleh Puskesmas Kalike, Puskesmas Menanga, dan Puskesmas Ritaebang. _ _5

_Pengamatan Mutu Obat _Suatu kegiatan pengamatan secara visual dalam rangka mengamati kondisi penyimpanan obat sehingga tidak mengalami perubahan fisik seperti tablet pecah, kemasan rusak atau bocor, maupun masa kadaluarsa agar aman dalam penggunaannya yang dapat dilakukan oleh Puskesmas Kalike, Puskesmas Menanga, dan Puskesmas Ritaebang. _ _ Instrumen Penelitian Instrumen yang

digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan lembar observasi berupa daftar tilik.

Prosedur Penelitian Persiapan Penyelesaian izin penelitian Pengenalan lokasi penelitian Pengumpulan data Analisis data secara deskriptif Cara Pengolahan dan Analisis Hasil Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi oleh peneliti bersama dengan pengelola obat yang ada di Puskesmas. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dihitung, hasilnya dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan analisa

persentase.

Persentase = Jumlah Skor Perolehan Jumlah Skor Maksimal ?? 100% Dimana : Nilai 1 untuk jawaban Ya Nilai 0 untuk jawaban Tidak Menurut Arikunto (2006) kriteria penilaian sebagai berikut : Baik : > 75 % Cukup : 60-75 % Kurang: < 60 % HASIL DAN

PEMBAHASAN Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.

Tujuan dari penyimpanan obat-obatan adalah untuk memelihara mutu obat, menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab, menjaga kelangsungan persediaan dan memudahkan pencarian dan pengawasan. Kegiatan penyimpanan obat meliputi pengaturan tata ruang, cara penyimpanan obat, pencatatan kartu stok dan pengamatan mutu obat. Berdasarkan hasil penelitian tentang sistem penyimpanan obat pada Puskesmas yang terdapat di wilayah Pulau Solor dengan indikator penilaian yang meliputi pengaturan tata ruang, cara penyimpanan obat, pencatatan kartu stok dan pengamatan mutu obat, masuk kategori baik dengan persentase 78,77% .

Penelitian dilakukan di Puskesmas Kalike, Puskesmas Menanga dan Puskesmas

(5)

Ritaebang. Pengelola obat yang ada di Puskesmas Kalike, Puskesmas Menanga dan Puskesmas Ritaebang tidak semuanya berlatar belakang pendidikan farmasi hanya Puskesmas Menanga yang memiliki tenaga farmasi. Ada atau tidaknya tenaga farmasi tidak mempengaruhi sistem penyimpanan obat pada Puskesmas yang terdapat di wilayah Pulau Solor.

Puskesmas Kalike Berdasarkan hasil penelitian, sistem penyimpanan obat pada Puskesmas Kalike masuk kategori cukup dengan persentase 74,63%. Persentase perolehan sistem penyimpanan obat di Puskesmas Kalike dapat dilihat pada tabel 1.

(satu) berikut : Tabel 1. Persentase perolehan sistem penyimpanan obat di Puskesmas Kalike No _Indikator Penilaian _Skor Perolehan _Skor Maksimal _Persentase (%)

_Kategori _ _1 _Pengaturan Tata Ruang _10 _14 _71 _Cukup _ _2 _Cara Penyimpanan Obat _8 _13 _61,53 _Cukup _ _3 _Pencatatan Kartu Stok _8 _10 _80 _Baik _ _4

_Pengamatan Mutu Obat _6 _7 _86 _Baik _ _ _Rata-Rata _74,63 _Cukup _ _ (Sumber : data primer, 2016) Persentase perolehan dihitung dengan menggunakan rumus :

Persentase= Jumlah Skor Perolehan Jumlah Skor Maksimal x 100% Hasil penelitian di Puskesmas Kalike dengan indikator pengaturan tata ruang masuk dalam kategori cukup dengan persentase 71%, cara penyimpanan obat masuk kategori 61,53%, pencatatan kartu stok masuk kategori baik dengan persentase 80% dan pengamatan mutu obat masuk kategori baik dengan persentase 86%.

Pengaturan tata ruang Untuk mendapatkan kemudahan dalam penyimpanan,

penyusunan, pencarian dan pengawasan obat-obatan, maka diperlukan pengaturan tata ruang gudang dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian dengan indikator pengaturan tata ruang pada Puskesmas Kalike masuk dalam kategori cukup dengan persentase 71%, hal ini dikarenakan masih banyak kriteria pengaturan tata ruang yang belum memenuhi persyaratan seperti luas gudang tidak sesuai standar gudang penyimpanan obat

Puskesmas, yaitu luasnya hanya 3 x 3 m2, belum tersedianya lemari khusus untuk penyimpanan obat narkotika dan psikotropika serta belum tersedianya alat pengukur suhu ruangan.

Persyaratan gudang penyimpanan obat untuk Puskesmas adalah minimal 3 x 4 m2, sehingga memudahkan dalam pengaturan tata ruang berupa kemudahan bergerak serta mendapatkan sirkulasi udara yang baik dan memudahkan penempatan rak dan pallet.

Cara penyimpanan obat Cara penyimpanan yang baik bertujuan untuk mempermudah pencarian dan pengawasan, menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab dan menjaga kelangsungan persediaan.

Berdasarkan hasil penelitian cara penyimpanan obat di Puskesmas Kalike masuk

kategori cukup dengan persentase 61,53%, kekurangan dalam cara penyimpanan seperti

(6)

pada saat penyimpanan kurang diperhatikan tanggal kadaluarsa obat, hal ini disebabkan karena pengelola sendiri merangkap tugas lain dalam pelayanan. Tata cara

penyimpanan obat seharusnya memperhatikan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First 0ut) untuk masing-masing obat.

Hal ini sangat penting karena obat yang sudah terlalu lama biasanya kekuatannya atau potensinya berkurang. Belum tersedianya pallet untuk obat-obat dalam dos yang

diletakkan di atas lantai, sehingga perlu disediakan pallet agar mutu obat tetap terjamin.

Penempatan rak yang tepat dan penggunaan pallet akan dapat meningkatkan sirkulasi udara dan perputaran stok obat.

Penggunaan pallet memberikan manfaat sirkulasi udara dari bawah dan perlindungan terhadap banjir, peningkatan efisiensi penanganan stok, dan dapat menampung obat lebih banyak. Obat injeksi yang memerlukan suhu dingin seperti oksitosin dan metil ergometrin seharusnya disimpan dalam lemari pendingin. Pencatatan kartu stok Kartu stok berfungsi sebagai kartu kendali dimana bisa diperoleh informasi mengenai jumlah obat yang tersedia, jumlah obat yang diterima, jumlah obat yang keluar, jumlah obat yang hilang/rusak atau kadaluarsa dan jangka waktu kekosongan obat.

Informasi yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk penyusunan laporan, perencanaan pengadaan dan distribusi serta pengendalian persediaan. Pencatatan kartu stok di Puskesmas Kalike masuk kategori baik dengan persentase 80%, kekurangannya tidak dilakukan perhitungan fisik barang secara periodik dan masih ada beberapa item obat yang jumlah fisik obatnya tidak sama dengan yang tertera pada kartu stok.

Informasi mutasi obat langsung dicatat setelah selesai penerimaan dan pengeluaran obat, hasil penelitian masih ada obat yang tidak langsung dicatat data mutasinya yang mengakibatkan masih ada selisih antara kartu stok dan jumlah fisiknya. Masalah ini disebabkan karena pengelola obat mempunyai beban tugas lain sehingga tidak ada waktu untuk melakukan perhitungan fisik obat secara periodik.

Pengamatan mutu obat Pengamatan mutu obat di Puskesmas Kalike masuk kategori baik dengan persentase 86% kekurangannya masih ada obat kadaluarsa yang disimpan dalam gudang. Masalah ini disebabkan karena pengelola obat sendiri mempunyai beban tugas lain, sehingga tidak ada waktu untuk melihat kembali obat-obat yang mendekati kadaluarsa serta tidak ada ruangan khusus untuk menyimpan obat-obat kadaluarsa. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan obat untuk pelayanan.

Puskesmas Menanga Berdasarkan hasil penelitian, sistem penyimpanan obat di

(7)

Puskesmas Menanga masuk dalam kategori baik dengan persentase 80,75%. Tabel 2.

Persentase perolehan sistem penyimpanan obat di Puskesmas Menanga No _Indikator Penilaian _Skor Perolehan _Skor Maksimal _Persentase (%) _Kategori _ _1 _Pengaturan Tata Ruang _10 _14 _71 _Cukup _ _2 _Cara Penyimpanan Obat _10 _13 _76 _Baik _ _3 _Pencatatan Kartu Stok _9 _10 _90 _Baik _ _4 _Pengamatan Mutu Obat _6 _7 _86 _Baik _ _ Rata-Rata _80,75 _Baik _ _(Sumber : data primer, 2016) Pengaturan tata ruang

Pengaturan tata ruang di Puskesmas Menanga masuk dalam kategori cukup dengan persentase 71%, hal ini dikarenakan masih banyak kriteria pengaturan tata ruang yang belum memenuhi persyaratan seperti luas gudang tidak sesuai standar gudang

penyimpanan obat Puskesmas yaitu luasnya hanya 3 x 2 m2 dan gudang tidak mempunyai jendela, belum tersedianya lemari khusus untuk penyimpanan obat narkotika dan psikotropika serta belum tersedianya alat pengukur suhu ruangan.

Cara penyimpanan obat Cara penyimpanan obat di Puskesmas Menanga masuk kategori baik dengan persentase 76%, kekurangan dalam cara penyimpanan seperti belum tersedianya pallet untuk obat-obat dalam dos yang diletakkan di atas lantai, sehingga perlu disediakan pallet agar mutu obat tetap terjamin. Obat injeksi yang memerlukan suhu dingin seperti oksitosin dan metil ergometrin seharusnya disimpan dalam lemari pendingin.

Pencatatan kartu stok Pencatatan kartu stok di Puskesmas Menanga masuk kategori baik dengan persentase 90%. Perhitungan fisik barang di Puskesmas Menanga dilakukan 3 bulan sekali. Kekurangan pada kolom kartu stok seperti nomor batch dan paraf

petugas. Pentingnya data nomor batch di kartu stok agar apabila ada obat yang

mendekati kadaluarsa selain dilihat tanggal kadaluarsanya untuk proses pengembalian ke gudang farmasi kabupaten.

Pengamatan mutu obat Pengamatan mutu obat di Puskesmas Menanga masuk kategori baik dengan persentase 86% kekurangan pada wadah injeksi ada yang rusak saat

penganfrakan. Masalah ini terjadi karena saat penganfrakan obat dilakukan bongkar muat berulang mulai dari gudang farmasi sampai Puskesmas sehingga masih ada kemungkinan terjadi kerusakan pada wadah injeksi.

Puskesmas Ritaebang Berdasarkan hasil penelitian, sistem penyimpanan obat di

Puskesmas Ritaebang masuk dalam kategori baik dengan persentase 80,95%. Indikator penilaian cara penyimpanan obat masuk dalam kategori cukup dengan persentase 69,23%. Indikator penilaian pengaturan tata ruang, pencatatan kartu stok dan pengamatan mutu obat masuk dalam kategori baik.

Hasil perolehan masing-masing indikator penilaian dapat dilihat pada tabel 3. (tiga)

(8)

berikut : Tabel 3. Persentase perolehan sistem penyimpanan obat di Puskesmas Ritaebang No _Indikator Penilaian _Skor Perolehan _Skor Maksimal _Persentase (%) _Kategori _ _1 _Pengaturan Tata Ruang _11 _14 _78,57 _Baik _ _2 _Cara Penyimpanan Obat _9 _13 _69,23 _Cukup _ _3 _Pencatatan Kartu Stok _9 _10 _90 _Baik _ _4

_Pengamatan Mutu Obat _6 _7 _86 _Baik _ _ _Rata-Rata _ _ _ 80,95 _Baik _ _ (Sumber : data primer, 2016) Pengaturan tata ruang Pengaturan tata ruang di Puskesmas

Ritaebang masuk dalam kategori cukup dengan persentase 78,57%, hal ini dikarenakan masih banyak kriteria pengaturan tata ruang yang belum memenuhi persyaratan seperti luas gudang tidak sesuai standar gudang penyimpanan obat Puskesmas yaitu 3 x 2,9 m2, lemari khusus untuk penyimpanan obat narkotika dan psikotropika ada tapi tidak dilengkapi dengan kunci serta belum tersedianya alat pengukur suhu ruangan.

Cara penyimpanan obat Cara penyimpanan obat di Puskesmas Ritaebang masuk

kategori cukup dengan persentase 69,23%, kekurangan dalam cara penyimpanan seperti belum tersedianya pallet untuk obat-obat dalam dos yang diletakkan di atas lantai, sehingga perlu disediakan pallet agar mutu obat tetap terjamin. Obat injeksi yang memerlukan suhu dingin seperti oksitosin dan metil ergometrin seharusnya disimpan dalam lemari pendingin.

Alkohol dan betadin sebaiknya dipisahkan dari obat untuk pemakaian dalam seperti cairan infus. Hal ini untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pengambilan obat.

Pencatatan kartu stok Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Ritaebang dengan indikator pencatatan kartu stok masuk kategori baik dengan persentase 90%. Semua informasi yang ada pada kartu stok adalah terbaru dan benar, hanya beberapa item obat yang jumlah fisiknya tidak sama dengan yang tertera pada kartu stok.

Informasi mutasi obat langsung dicatat setelah selesai penerimaan dan pengeluaran obat, hasil penelitian masih ada obat yang tidak langsung dicatat data mutasinya yang mengakibatkan masih ada selisih antara kartu stok dan jumlah fisiknya. Masalah ini disebabkan karena pengelola obat sendiri mempunyai beban tugas lain, sehingga tidak ada waktu untuk melihat kembali keadaan fisik obat dengan data yang tertera pada kartu stok.

Pengamatan mutu obat Pengamatan mutu obat di Puskesmas Ritaebang masuk kategori baik dengan persentase 86% kekurangan masih ditemukan beberapa macam obat yang kadaluarsa dalam bulan Juni masih tersimpan di rak penyimpanan obat.

Masalah ini disebabkan karena pengelola obat sendiri mempunyai beban tugas lain, sehingga tidak ada waktu untuk melihat kembali obat obat yang mendekati kadaluarsa.

Hal ini dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan obat untuk pelayanan.

(9)

Persentase Perolehan Berdasarkan 4 Indikator Penilaian Tabel 4. Persentase perolehan berdasarkan 4 indikator penilaian No _Indikator Penilaian _Persentase (%) _Kategori _ _ _ _Kalike _Menanga _Ritaebang _Rata-Rata _ _ _1 _Pengaturan Tata Ruang _71 _71 _78,57 _73,5 _Cukup _ _2 _Cara Penyimpanan Obat _61,53 _76 _69,23 _68,92 _Cukup _ _3 _Pencatatan Kartu Stok _80 _90 _90 _86,67 _Baik _ _4 _Pengamatan Mutu Obat _86 _86 _86 _86 _Baik _ _ _Total _74,63 _80,75 _80,95 _78,77 _Baik _ _ (Sumber : data primer, 2016) Pengaturan tata ruang Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa pengaturan tata ruang secara umum masuk dalam kategori cukup dengan persentase 73,5%.

Sebagian besar pengaturan tata ruang sudah memenuhi persyaratan namun masih ada beberapa kriteria yang belum sesuai dengan persyaratan yang ada. Kriteria yang tidak sesuai seperti semua Puskesmas belum memiliki alat pengukur suhu untuk mengukur suhu penyimpanan obat. Luas gudang untuk semua Puskesmas belum sesuai

persyaratan gudang obat untuk Puskesmas, hal ini mengakibatkan penempatan rak terbatas sehingga masih banyak obat yang disimpan di atas lantai tanpa menggunakan alas atau pallet.

Cara penyimpanan obat Berdasarkan hasil penelitian, cara penyimpanan obat pada Puskesmas yang terdapat di wilayah Pulau Solor masuk dalam kategori cukup dengan persentase 68,92%. Masalah yang berkaitan dengan cara penyimpanan obat seperti obat yang diletakan di atas lantai tidak menggunakan alas pallet dimana manfaat penggunaan pallet akan dapat meningkatkan sirkulasi udara dari bawah. Obat injeksi seperti metil ergometrin dan oksitosin tidak disimpan di dalam lemari pendingin.

Ruangan obat harus sejuk, untuk beberapa jenis obat harus disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 4-80C, seperti oksitosin dan metil ergometrin injeksi. Masih ada penyimpanan obat yang tidak menerapkan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First 0ut). Tata cara penyimpanan obat seharusnya memperhatikan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First 0ut) untuk masing-masing obat.

Hal ini sangat penting karena obat yang sudah terlalu lama biasanya kekuatannya atau potensinya berkurang. Masih ada Puskesmas yang cara penyimpanannya tidak

berdasarkan bentuk sediaan. Penyebabnya adalah karena ruangan yang sempit yang mengakibatkan penempatan rak juga terbatas. Lisol dan desinfektan diletakan tidak terpisah dari obat lain.

Pengaturan penyimpanan obat harus dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaannya dan disusun secara alfabetis berdasarkan nama generiknya. Contoh kelompok sediaan tablet, kelompok sediaan sirup dan lain-lain. Pencatatan kartu stok Kartu stok berfungsi

(10)

sebagai kartu kendali dimana bisa diperoleh informasi mengenai jumlah obat yang tersedia, jumlah obat yang diterima, jumlah obat yang keluar, jumlah obat yang hilang/rusak atau kadaluarsa dan jangka waktu kekosongan obat.

Informasi yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk penyusunan laporan, perencanaan pengadaan dan distribusi serta pengendalian persediaan. Berdasarkan hasil penelitian pencatatan kartu stok masuk dalam kategori baik dengan persentase 86,67%. Masalah yang ditemukan pada saat penelitian seperti masih ada Puskesmas yang tidak

melakukan perhitungan fisik barang secara periodik.

Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh pengelola obat. Masih ditemukan adanya selisih antara jumlah fisik obat dengan yang tertera pada kartu stok.

Terjadinya selisih antara fisik obat dengan catatan di kartu stok karena pada saat mutasi obat masih ada data yang tidak tercatat.

Pengamatan mutu obat Pengamatan mutu obat secara berkala, dilakukan secara visual dengan melihat tanda-tanda kerusakannya. Hasil penelitian menunjukan bahwa

pengamatan mutu obat masuk dalam kategori baik dengan persentase 86%. Masalah yang ditemukan saat penelitian seperti masih ada obat yang kadaluarsa yang tersimpan di lemari penyimpanan obat.

Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan obat untuk pelayanan.

Pengamatan mutu obat perlu dilakukan untuk meminimalisir bertumpuknya obat-obat kadaluarsa di gudang obat.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas yang terdapat di wilayah Pulau Solor diperoleh hasil sebagai berikut : Pengaturan tata ruang diperoleh persentase 73,5%, masuk dalam kategori cukup. Cara penyimpanan obat, diperoleh persentase 68,92%, masuk dalam kategori cukup.

Pencatatan kartu stok, diperoleh persentase 86,67%, masuk dalam kategori baik.

Pengamatan mutu obat, diperoleh persentase 86%, masuk dalam kategori baik. Secara umum sistem penyimpanan obat pada Puskesmas yang terdapat di wilayah Pulau Solor masuk dalam kategori baik dengan persentase 78,77%. Saran Untuk semua Puskesmas yang ada di wilayah Pulau Solor agar memperhatikan lagi penggunaan pallet untuk obat-obat yang disimpan di atas lantai untuk menghindari terjadinya kerusakan obat dan menyediakan alat pengukur suhu ruangan.

Puskesmas Kalike dan Puskesmas Menanga agar menyediakan lemari khusus untuk penyimpanan narkotika dan obat psikotropika, sedangkan untuk Puskesmas Ritaebang agar lemari yang ada diperbaiki dan melengkapi kunci lemari psikotropika yang ada.

(11)

Perlu penempatan tenaga farmasi di Puskesmas agar lebih fokus pada pengelolaan obat-obatan. Pengelola obat sebaiknya tidak dibebani dengan tugas lain agar lebih memperhatikan pengelolaan obat-obatan mulai dari perencanaan, penyimpanan, sampai pencatatan dan pelaporan. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2001, Pengelolaan obat kabupaten/Kota, BPOM RI. Jakarta. ---, 2006, Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Depkes RI. Jakarta. ---, 2007, Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Daerah Kepulauan.

Depkes RI. Jakarta. ---, Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas.

Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Kemenkes RI. Jakarta. ---, 2014a, Pusat Kesehatan Masyarakat, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Jakarta. ---, 2014b, Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. ---, 2016, Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang. Arikunto, S.

2006, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Anshari, M. 2009, Aplikasi Manajemen Pengelolaan Obat dan Makanan, Nuha Medika. Jogjakarta.

Muharomah, S. 2008. Manajemen Penyimpanan Obat di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Skripsi.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Ria, K. 2015. Sistem Penyimpanan Obat Pada Gudang Obat Puskesmas di Kota Kupang. Karya Tulis Ilmiah. Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang.

INTERNET SOURCES:

--- 3% - https://indah-fedri.blogspot.com/2014/02/pengelolaan-obat-sederhana.html 1% -

http://www.repository.trisakti.ac.id/webopac_usaktiana/index.php/home/browse?what=t ahun&filter=2015&kd_jns_buku=SKR&keyword=&jumlah=416&

<1% -

https://mafiadoc.com/halaman-1-bab-i-pendahuluan-11-latar-belakang-jambi_59cc10a c1723dd7c77f5bb78.html

<1% - http://oaji.net/articles/2015/820-1432783484.pdf

<1% -

https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/9110/Bab%201.p df?sequence=8

<1% - http://dkk.sukoharjokab.go.id/read/pelayanan-kefarmasian-di-puskesmas

<1% -

(12)

http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Pedoman%20Manajemen%20Pelayanan%2 0KB.pdf

<1% -

https://www.slideshare.net/ulfahhanum1/pmk-no-30-ttg-standar-pelayanan-kefarmasia n-di-puskesmas

<1% - http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/PHARMACY/article/view/889/829 2% -

http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/122540-S-5415-Manajemen%20penyimpanan- Pendahuluan.pdf

<1% -

http://repository.poltekeskupang.ac.id/232/1/Grasela%20Gili%20Timu%20Banggo.pdf

<1% - http://eprints.ums.ac.id/49237/18/4.%20BAB%20III.pdf

<1% -

https://www.academia.edu/34073629/PENGARUH_PENCANTUMAN_LABEL_HALAL_TERH ADAP_PERILAKU_PEMBELIAN_PRODUK_BAHAN_PANGAN_OLEH_MASYARAKAT_MUSLI M

<1% -

https://fitroalvania.blogspot.com/2014/06/manajemen-pengelolaan-gudang-obat_8.htm l

1% - https://pkmgunungmegang.blogspot.com/2013/04/manajemen-gudang-obat.html

<1% - https://pherijoko.blogspot.com/2012/11/contoh-ptk-paud.html

<1% -

https://kangwansetiawan.blogspot.com/2011/07/tahapan-tahapan-penelitian-kualitatif.

html

<1% -

https://banisalamlove.blogspot.com/2012/09/peningkatan-aktivitas-dan-hasil-belajar.ht ml

<1% -

http://www.binfar.depkes.go.id/dat/lama/1256298778_OLDAMTEK%20151009.pdf 1% -

https://www.academia.edu/4776719/PEDOMAN_PENGELOLAAN_OBAT_PUBLIK_DAN_PE RBEKALAN_KESEHATAN_DI_DAERAH_PERBATASAN

<1% -

https://id.123dok.com/document/eqon3ejy-pengaruh-penerapan-standar-pelayanan-ke farmasian-terhadap-kepuasan-pasien-di-puskesmas-padang-bulan-dan-polonia-kota-m edan-2015.html

<1% -

https://mafiadoc.com/rancangan-peraturan-daerah-kabupaten-deli-serdang_5a26700e1 723ddd3b70d7b39.html

1% -

(13)

https://www.slideshare.net/ulfahhanum1/materi-pelatihan-manajemen-kefarmasian-di- puskesmas-jica

<1% -

https://id.123dok.com/document/zkeej91z-analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-p enyimpanan-obat-di-gudang-farmasi-rumah-sakit-permata-medika-semarang-tahun-20 16-udinus-repository-8.html

<1% -

https://www.academia.edu/6666701/BAB_I_PENGAWETAN_BAHAN_NABATI_DAN_HEWA NI

1% - http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/PHARMACY/article/view/582/575

<1% -

https://www.academia.edu/9706704/Tugas_Dan_Fungsi_Instalasi_Farmasi_Rumah_Sakit

<1% - https://id.scribd.com/doc/79313756/juknis-dak-2011

<1% -

https://www.tokopedia.com/infinitestoree/termometer-suhu-ruangan-thermometer-suh u-alat-pengukur-suhu-ruangan

<1% -

http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA1BAC6A1FBB5BDEAB423E2207DFF5AC 0.pdf

<1% - https://harga-jual.com/tag/alat-pengukur-suhu-ruangan/

<1% - http://download.portalgaruda.org/article.php?article=111605&val=5160

<1% -

https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/57794/7/BAB%20VI%20Aktifitas

%20Pendaratan%20dan%20Pemasaran%20....pdf

<1% - http://www.mipa-farmasi.com/2016/05/pengelolaan-obat-dan-perbekalan.html

<1% - http://repository.upi.edu/33646/4/FIP_S_KTP_1400377_Chapter1.pdf

<1% - http://repo.stikesborneolestari.ac.id/18/1/JURNAL%20KTI.pdf

<1% - https://www.academia.edu/38264403/Penyimpanan_Obat_and_BMHP.pptx

<1% -

http://elsye.staff.umy.ac.id/identifikasi-inciden-keselamatan-pasien-dan-sistem-pelapora n/

<1% -

https://farmacyku.blogspot.com/2012/02/pelayanan-kefarmasian-puskesmas.html

<1% -

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/62434/Reference.pdf;sequence

=2

<1% -

http://www.binfar.depkes.go.id/dat/lama/1290656847_Materi%20pelatihan%20manajem en%20kefarmasian%20di%20instalasi%20farmasi%20kabupaten%20kota.pdf

<1% -

(14)

http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/114370/potongan/S2-2017-388110-bibliog raphy.pdf

<1% -

http://eprints.ung.ac.id/4978/11/2012-1-48401-821308003-bab5-16082012114958.pdf

<1% - http://eprints.undip.ac.id/view/subjects/RA0421.type.html

Referensi

Dokumen terkait

Ande-ande lumut telah memilih klenting kuning karena disaat itu hanya klenting kuning yang tidak mencium yuyukangkang dan disaat itu ande-ande lumut membuka penyamaranya Tokoh

Interprestasi Hasil Analisis Data Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari latihan visualisasi melalui media video terhadap peningkatan shooting

Pemecahan Masalah Permasalahan tentang upaya peningkatan pembelajaran kecepatan lari jarak pendek dengan menggunakan media modifikasi banki pada siswa kelas X-IPA SMA Islam Al

langkah-langkah kegiatan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah: Heuristik Pada tahap ini peneliti mencoba mencari dan mengumpulkan data-data yang diperlukan baik sumber

Membersihkan permukaan dan benda yang sering disentuh. Tindakan pada anak dan lingkungan pendidikan Perlindungan anak-anak dan fasilitas pendidikan adalah sangat penting.

Tabel 4.12 Hasil persentase variabel wasit Liga 3 Variabel _Tingkat Penugasan _Persentase _Kategori _ _Pemahaman peraturan permainan sepakbola (Laws Of The Game) _Liga 3 _80% _Baik

Giving praise and signs of appreciation add value of students to improve their grades that have not yet reached the target (Sabri, 1999) In other side, Giving punishment aims

questionnaire and interview. To get deeper data, the classroom observations were done. Since the data of this study would be described by using words rather than numbers,