P E T U N J U K T E K N IS
P E N Y AL U R AN T U N J A N GA N P R OF E S I GU R U
B AGI GU R U MAD R AS AH
T AH U N 2 0 1 7
KEMEN T ERIA N A GA MA RI
DIREKT O RA T JEN DERA L PEN DIDIKA N ISLA M
DIREKT O RA T GU RU DA N T EN A GA KEPEN DID IKA N MA DRA SA H
iii
DAFTAR I SI
Halam an
TI M PENYUSUN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR I SI ... iii
BAB I . PENDAHULUAN ...
1
A. Pengertian Umum ... 1
B. Tujuan ... 3
C. Sasaran ... 4
BAB I I .BESARAN DAN SUMBER DANA ...
5
A. Besaran ... 5
B. Sumber Dana ... 5
BAB I I I .PENERI MA TUNJANGAN PROFESI GURU ...
6
A. Kriteria ... 6
B. Ketentuan Mekanisme ... 15
C. Perencanaan Anggaran Tunjangan Profesi Guru... 17
BAB I V. PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI ...
18
A. Prosedur Pembayaran ………. ... 18
B. Prinsip Pembayaran ... ... 20
C. Waktu Pelaksanaan Pembayaran... ... 20
D. Simpatika ………... ... 21
E. Pembatalan dan Penghentian Pembayaran ... 22
F. Perpajakan ………... 23
iv
BAB V.PENUTUP
... ... 24
A.Pengendalian ... ... 24
B. Pelaporan dan Evaluasi... ... 24
C. Pengawasan ... 25
D. Sanksi... ... 26
E. Pengaduan Masyarakat ………. ... 26
F. Lain-lain ……… ... 26
v
LAMPI RAN:
Lampiran 1. Format Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas Pembelajaran/ Bimbingan dan
Tugas Tertentu
Lampiran 2. Contoh Surat Keterangan Beban Kerja (SKBK)
Lampiran 3. Tabel Kesesuaian Mata Pelajaran di Madrasah yang diampu dengan Sertifikat
Pendidik (Sesuai KMA Nomor 103 Tahun 2015)
Lampiran 4. Kesesuaian Mata Pelajaran Umum yang diampu dengan Sertifikat Pendidik
(Sesuai KMA Nomor 303 Tahun 2016 dan Permendikbud Nomor 46 Tahun 2016)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
PENGERTI AN UMUM
1.
Tunjangan Profesi Guru adalah tunjangan yang diberikan kepada guru yang memiliki
sertifikat pendidik sebagai penghargaan atas profesionalitasnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.
Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat GBPNS adalah guru bukan
pegawai negeri sipil pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3.
I npassing adalah proses penyetaraan jabatan, pangkat, dan golongan GBPNS dengan
pangkat, golongan, dan jabatan Guru Pegawai Negeri Sipil.
4.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini j alur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
5.
Pengawas sekolah pada madrasah adalah guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat
dalam jabatan fungsional pengawas oleh pejabat yang berwenang pada satuan
pendidikan yang tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya melaksanakan
pengawasan akademik dan manajerial.
6.
Madrasah adalah satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang
menyelenggarakan pendidikan umum dan kejuruan dengan kekhasan agama I slam
yang mencakup Raudhatul Athfal, Madrasah I btidaiyah, Madrasah Tsanawiyah,
Madrasah Aliyah, dan Madrasah Aliyah Kejuruan.
7.
Satminkal adalah satuan administrasi pangkal/ tempat tugas induk/ instansi induk guru
melaksanakan tugasnya sebagai basis data NPK/ NUPTK.
8.
Nomor Registrasi Guru yang selanjutnya disingkat NRG merupakan nomor registrasi
yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai nomor
2
identitas pemegang sertifikat pendidik dalam satu atau lebih bidang studi atau keahlian
yang berbeda antara pemegang satu dengan lainnya. NRG merupakan nomor yang
bersifat unik yaitu sistem pemberian nomor sedemikian rupa kepada guru yang telah
memenuhi persyaratan sehingga menjamin setiap nomor registrasi guru tidak sama
dengan nomor guru lain, serta menjamin seorang guru tidak memiliki nomor registrasi
lebih dari satu.
9.
Kualifikasi Akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki
oleh guru sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat
penugasan.
10.
Sertifikat Pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru
sebagai tenaga profesional.
11.
Guru
Tetap
adalah
guru
Pegawai
Negeri
Sipil
yang
diangkat
oleh
Pemerintah/ Pemerintah Daerah atau guru Bukan Pegawai Negeri Sipil yang diangkat
oleh penyelenggara pendidikan untuk jangka waktu paling singkat 2 (dua) tahun secara
terus menerus, dan tercatat pada satuan administrasi pangkal di satuan pendidikan
yang memiliki izin pendirian dari Kementerian Agama serta melaksanakan tugas pokok
sebagai Guru.
12.
Guru tetap yang melaksanakan tugasnya pada madrasah swasta diangkat oleh
penyelenggara pendidikan dan diketahui oleh Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/ Kota.
13.
Guru kelas adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
secara penuh dalam proses pembelaj aran seluruh mata pelajaran di kelas tertentu di
RA/ BA/ TK/ TKLB dan MI / SD/ SDLB kecuali mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan serta Pendidikan Agama.
14.
Guru mata pelajaran adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang,
dan hak secara penuh dalam proses pembelajaran pada satu mata pelajaran tertentu
di madrasah/ sekolah.
15.
Guru Pegawai Negeri Sipil yang Dipekerjakan adalah Pegawai Negeri Sipil yang
melaksanakan tugas di luar instansi induknya yang gajinya dibebankan pada instansi
induknya.
3
16.
Surat Keterangan Melaksanakan Tugas (SKMT) adalah surat keterangan melaksanakan
tugas mengajar sebagai guru dan melaksanakan pembinaan bagi pengawas sesuai
peraturan
yang ditetapkan.
SKMT bagi
guru ditandatangani
oleh
Kepala
Madrasah/ Sekolah Satminkal atau Non Satminkal diketahui oleh pengawas madrasah
pembinanya diterbitkan secara digital melalui SI MPATI KA. SKMT bagi pengawas
ditandatangani oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota secara digital
melalui SI MPATI KA.
17.
Surat Keterangan Beban Kerja (SKBK) adalah surat keterangan pemenuhan beban kerja
sebagaimana yang dipersyaratkan untuk menerima tunjangan profesi. SKBK bagi guru
PNS berdasarkan SKMT yang ditandatangani oleh Kepala Madrasah Satminkal,
sedangkan SKBK bagi guru PNS DPK/ Bukan PNS ditandatangani oleh Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/ Kota secara digital melalui SI MPATI KA. SKBK bagi
pengawas berdasarkan SKMT yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/ Kota secara digital melalui SI MPATI KA.
18.
Khusus guru PNS pada Madrasah I btidaiyah Negeri yang menjadi UPT Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/ Kota, SKBKnya ditandatangani oleh Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/ Kota yang bersangkutan secara digital melalui
SI MPATI KA.
B.
TUJUAN
Petunjuk teknis ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi
guru madrasah bagi stakeholder terkait yaitu: Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan
Madrasah, I nspektorat Jenderal Kementerian Agama, Kanwil Kementerian Agama Provinsi,
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota, satuan pendidikan pengawas madrasah dan
guru. Pemberian tunjangan profesi bagi guru madrasah bertujuan untuk meningkatkan:
a)
kualitas proses belajar-mengajar pendidikan madrasah dan prestasi belajar peserta didik;
b)
kompetensi, motivasi, profesionalisme dan kinerja guru madrasah dalam melaksanakan
tugasnya;
c)
kesejahteraan guru madrasah; dan
4
d)
mewujudkan guru madrasah yang profesional, berintegritas, tanggung jawab dan
amanah.
C.
SASARAN
Sasaran penerima tunjangan profesi yaitu guru madrasah yang berstatus sebagai Guru
Pegawai Negeri Sipil (GPNS) dan Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil ( GBPNS) yang telah memiliki
sertifikat pendidik dan Nomor Registrasi Guru (NRG), memenuhi beban kerja, dan
melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
5
BAB I I
BESARAN DAN SUMBER DANA
A.
BESARAN
Guru madrasah yang berhak mendapatkan tunjangan profesi guru ditetapkan melalui
keputusan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pada satuan kerja Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/ Kota dan/ atau Madrasah Negeri. Besaran tunjangan profesi bagi guru madrasah
sebagai berikut:
1.
Guru PNS diberikan tunj angan sebesar gaj i pokok per bulan.
2.
Gur u Buk an PNS y ang sud ah diset ar ak an (
inp assing)
d iber ik an t unj ang an sebesar
1 ( sat u ) kali gaj i p okok p er bu lan disesuaikan dengan memperhatikan Pangkat,
Golongan, Jabatan dan Kualifikasi Akademik yang berlaku bagi guru PNS sebagaimana
tercantum dalam SK I npassing, tidak memperhitungkan ketentuan masa kerj a sesuai
dengan ket ent uan peraturan perundang-undangan.
3.
Guru Bukan PNS yang belum diset arakan (
non inpassing
) diber ikan t unj angan profesi
sebesar Rp. 1.500.000,- ( sat u j ut a lima rat us ribu rupiah) per bulan sesuai dengan
ket ent uan perat uran perundang-undangan.
B.
SUMBER DANA
Sum ber dana unt uk pem bayar an t unj angan pr of esi bagi guru PNS yang sat uan
administ rasi pangkalnya di Madr asah Neger i, dibebankan kepada Daf t ar I sian
Pelaksanaan Anggar an (DI PA) Madrasah Negeri yang bersangkut an dan/ atau Kement erian
Agama Kabupaten/ Kot a.
Sum ber dana unt uk pembayar an t unj angan pr of esi selain sebagaimana dimaksud di at as,
dibebankan kepada Daftar I sian Pelaksanaan Anggaran ( DI PA) Kantor Kement erian Agama
Kabupat en/ Kot a dan/ at au Kant or Wilayah Kement erian Agama Provinsi.
6
BAB I I I
PENERI MA TUNJANGAN PROFESI GURU
A.
KRI TERI A
Kriteria guru madrasah penerima tunjangan profesi sebagai berikut:
1.
Guru yang mengajar pada satuan administrasi pangkal binaan Kementerian Agama.
2.
Pengawas sekolah pada madrasah yang melaksanakan tugas kepengawasan pada satuan
pendidikan binaan Kementerian Agama.
3.
Memenuhi Kualifikasi Akademik S-1 atau D-I V. Khusus Guru PNS yang masih gol I I namun
sudah lulus S1-1/ D-I V sebelum tanggal 31 Desember 2015 dan telah memenuhi persyaratan
yang diatur melalui Surat Sekjen Kementerian Agama Nomor 7362/ SJ/ Kp.01.1/ 10/ 2016.
4.
Memiliki sertifikat pendidik yang telah diberi satu Nomor Registrasi Guru (NRG) yang
diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan sudah ditetapkan melalui surat
penetapan oleh Direktur Jenderal Pendidikan I slam Kementerian Agama. Setiap guru hanya
memiliki satu NRG walaupun guru yang bersangkutan memiliki satu atau lebih sertifikat
pendidik.
5.
Memiliki SKBK dan SKMT yang diterbitkan oleh instansi Kementerian Agama melalui
SI MPATI KA dan ditandatangani oleh pejabat terkait sesuai dengan kewenangannya.
6.
Bertugas pada satuan pendidikan yang memiliki izin operasional penyelenggaraan pendidikan
dan memenuhi rasio peserta didik terhadap guru sesuai ketentuan Pasal 17 Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Rasio peserta didik terhadap guru adalah
15 : 1 untuk jenjang RA/ MI / MTs/ MA dan 12 : 1 untuk jenjang MAK. Rasio dihitung
berdasarkan jumlah rata-rata peserta didik dari seluruh kelas/ rombongan belajar yang
diampu oleh setiap guru. Pemenuhan rasio dimaksud dapat diberikan dispensasi jika guru
bertugas di madrasah pada kondisi (Dispensasi 1):
a.
Terletak di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal).
b.
Terletak di daerah yang secara geografis dan/ atau demografis menyebabkan jumlah
penduduknya sangat minim, yang ditunjukkan melalui surat keterangan yang
diterbitkan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota.
c.
Madrasah yang menyelenggarakan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus (MI LB,
MTsLB, MALB atau yang sejenis).
7
7.
Pemenuhan beban kerja minimal 6 jam tatap muka, tugas tambahan dan melaksanakan
pembinaan kegiatan ko kurikuler dan/ atau ekstra kurikuler, dilaksanakan di satuan
administrasi pangkalnya (satminkal).
8.
Beban kerja guru dan pemenuhannya ditentukan berdasarkan kurikulum yang berlaku di
rombongan belajarnya. (Daftar madrasah pelaksana Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tahun
2006 adalah yang terdaftar pada Kementerian Agama).
9.
Beban kerja guru adalah paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling
banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu untuk mata pelajaran yang
diampu yang sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya.
Kesesuaian m at a
pelaj aran sert ifik at pendidik sesuai dengan t abel linearit as dalam lam pir an
pet unj uk t eknis ini.
10.
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 8 dikecualikan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a.
Mendapat tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan, mengajar paling sedikit 6
(enam) jam tatap muka per minggu di satminkal yang sesuai dengan sertifikat pendidik
yang dimilikinya atau membimbing 40 (empat puluh) peserta didik bagi kepala satuan
pendidikan yang bersertifikat pendidik sebagai guru bimbingan dan konseling/ konselor
atau Pembimbing TI K (K-13).
b.
Guru berstatus PNS DPK yang diberi tugas tambahan sebagai kepala madrasah swasta
ditetapkan melalui keputusan ketua/ pimpinan penyelenggara pendidikan, mengajar paling
sedikit 6 (enam) jam tatap muka per minggu di satminkal yang sesuai dengan sertifikat
pendidik yang dimilikinya atau membimbing 40 (empat puluh) peserta didik di satminkal
bagi kepala satuan pendidikan yang bersertifikat pendidik sebagai guru bimbingan dan
konseling/ konselor atau Pembimbing TI K (K-13).
c.
Kepala satuan pendidikan tidak boleh memangku tugas tambahan yang lain dan kegiatan
ko kurikuler maupun ekstra kurikuler.
d.
Mendapat tugas tambahan sebagai wakil kepala satuan pendidikan pada MTs dan MA/ MAK
atau koordinator bidang pendidikan madrasah pada MI , mengajar paling sedikit 12 (dua
belas) jam tatap muka per minggu di satminkal atau membimbing 80 (delapan puluh)
peserta didik paling sedikit 40 (empat puluh) peserta didik di satminkalnya bagi wakil
8
kepala satuan pendidikan yang bersertifikat pendidik sebagai guru bimbingan dan
konseling/ konselor atau TI K.
Jumlah wakil kepala satuan pendidikan sesuai dengan persyaratan sebagai berikut.
1)
untuk jumlah koordinator bidang pendidikan madrasah pada satuan pendidikan jenjang
MI ditentukan berdasarkan jumlah rombongan belajar, jumlah peserta didik, dan beban
tugas jenis koordinator bidang maka terkait pembayaran tunjangan profesi jumlah
koordinator bidang pendidikan diatur sebagai berikut:
a)
1-6 rombel sebanyak 1 (satu) orang koordinator satuan pendidikan.
b)
7-12 rombel sebanyak 2 (dua) orang koordinator satuan pendidikan.
c)
13-18 rombel sebanyak 3 (tiga) orang koordinator satuan pendidikan.
d)
≥
19 rombel sebanyak 4 (empat) orang koordinator satuan pendidikan.
Koordinator bidang pendidikan madrasah meliputi: kurikulum, kesiswaan, hubungan
masyarakat, dan sarana dan prasarana.
2)
untuk jumlah wakil kepala satuan pendidikan jenjang MTs ditentukan berdasarkan
jumlah rombongan belajar, jumlah peserta didik, dan beban tugas jenis wakil kepala
madrasah mterkait pembayaran tunjangan profesi jumlah wakil kepala satuan
pendidikan diatur sebagai berikut:
a)
1-3 rombel sebanyak 1 (satu) orang wakil kepala satuan pendidikan.
b)
4-5 rombel sebanyak 2 (dua) orang wakil kepala satuan pendidikan.
c)
6-8 rombel sebanyak 3 (tiga) orang wakil kepala satuan pendidikan.
d)
≥
9 rombel sebanyak 4 (empat) orang wakil kepala satuan pendidikan.
3)
untuk jumlah wakil kepala satuan pendidikan jenjang MA/ MAK ditentukan berdasarkan
jumlah rombongan belajar, jumlah peserta didik, dan beban tugas jenis wakil kepala
madrasah maka terkait pembayaran tunjangan profesi jumlah wakil kepala satuan
pendidikan diatur sebagai berikut:
a)
1-3 rombel sebanyak 1 (satu) orang wakil kepala satuan pendidikan.
b)
4-5 rombel sebanyak 2 (dua) orang wakil kepala satuan pendidikan.
c)
6-8 rombel sebanyak 3 (tiga) orang wakil kepala satuan pendidikan.
d)
≥
9 rombel sebanyak 4 (empat) orang wakil kepala satuan pendidikan.
e.
Mendapat tugas tambahan sebagai wali kelas di satminkal paling sedikit 22 (dua puluh
dua) jam tatap muka per minggu.
9
f.
Mendapat tugas tambahan sebagai guru piket di satminkal paling sedikit 23 (dua puluh
tiga) jam tatap muka per minggu.
g.
Mendapat tugas tambahan sebagai kepala perpustakaan pada jenjang MI / MTs/ MA/ MAK,
kepala laboratorium pada jenjang MTs/ MA/ MAK, pembina asrama (khusus madrasah
berasrama) pada jenjang MI / MTs/ MA/ MAK, ketua program keahlian/ program studi pada
jenjang MI / MTs/ MA/ MAK, pembimbing khusus (khusus madrasah pada jenjang
MI / MTs/ MA/ MAK yang menyelenggarakan pendidikan inklusi/ terpadu), kepala bengkel
pada jenjang MA/ MAK, kepala unit produksi dan sejenisnya pada jenjang MA/ MAK,
mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu. Beberapa ketentuan
yang harus diperhatikan dalam memberikan tugas tambahan bagi Kepala Perpustakaan
dan Kepala Laboratorium sebagai berikut:
1)
Kepala satuan pendidikan (madrasah negeri) memberikan tugas tambahan sebagai
Kepala Perpustakaan atau Kepala Laboratorium kepada guru (diutamakan PNS)
berdasarkan keputusan kepala madrasah negeri dengan mempertimbangkan sertifikat
kompetensi yang dimiliki. Sertifikat kompetensi dimaksud bisa dari Balai Diklat,
Perguruan Tinggi atau lembaga lain yang mempunyai program perpustakaan atau
laboratorium.
2)
Kepala satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat memberikan tugas
tambahan sebagai Kepala Perpustakaan atau Kepala Laboratorium kepada guru
berdasarkan keputusan kepala madrasah swasta atas persetujuan Kepala Kantor
Kementerian
Agama
Kabupaten/ Kota
dengan
mempertimbangkan
sertifikat
kompetensi yang dimiliki.
3)
Kepala satuan pendidikan dapat mengangkat Kepala Laboratorium pada jenjang
MTs/ MA/ MAK, dengan kondisi sebagai berikut:
a)
Jenjang MTs dapat mengangkat hanya satu orang kepala laboratorium yang
membawahi semua pengelola laboratorium.
b)
Jenjang MA/ MAK dapat mengangkat kepala laboratorium/ bengkel sebanyak
jumlah program peminatan atau program keahlian yang ada di satuan
pendidikan tersebut.
10
h.
Bertugas sebagai guru Bimbingan Konseling atau Pembimbing TI K pada madrasah yang
melaksanakan Kurikulum K-13 mengampu paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta
didik pada satu atau lebih satuan pendidikan, dengan mengampu paling sedikit 40 (empat
puluh) orang peserta didik di satminkalnya.
i.
Bertugas sebagai guru di madrasah/ sekolah lain di luar satminkalnya baik negeri maupun
swasta, menjadi guru bina/ pamong pada pendidikan terbuka, atau mengajar pada
program kelompok belajar Paket A/ ’ula, Paket B/ wushtha, dan/ atau Paket C pada
madrasah paling banyak 4 (empat) jam sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki
dengan ketentuan paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka sesuai sertifikat pendidik yang
dilaksanakan pada satminkalnya.
j.
Bertugas
sebagai
guru
pembimbing
khusus
pada
satuan
pendidikan
yang
menyelenggarakan pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu paling sedikit 6 (enam) jam
tatap muka per minggu, guru pembimbing khusus dapat berasal dari SLB atau guru PNS
yang ada di madrasah inklusi yang sudah dilatih menjadi guru pembimbing khusus.
k.
Bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan di daerah khusus yang daerahnya/ desanya
ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah
Tertinggal Tahun 2015 – 2019 (Dispensasi 2).
l.
Bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan khusus, di mana peserta didiknya memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,
mental, sosial, dan/ atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa (Dispensasi 3).
m.
Bertugas sebagai guru yang dibutuhkan atas dasar pertimbangan kepentingan Nasional
(Dispensasi 4) adalah:
1)
Guru yang bertugas di madrasah I ndonesia di Luar Negeri;
2)
Guru yang ditugaskan menjadi guru di negara lain atas dasar kerjasama antarnegara.
n.
Bagi guru produktif yang berkeahlian khusus/ berkeahlian langka/ memiliki keterampilan
atau budaya khas daerah untuk mengajarkan praktik dapat dilakukan oleh guru lebih dari
1 (satu) orang sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Bagi guru produktif yang
berkeahlian khusus/ berkeahlian langka/ memiliki keterampilan atau budaya khas daerah
dibuktikan dengan surat keputusan dari Kementerian berdasarkan usulan Kanwil
Kementerian Agama Provinsi (Dispensasi 5).
11
11.
Belum usia pensiun.
12.
Memiliki hasil nilai Penilaian Kinerja (PK) Guru dengan sebutan “baik” pada tahun
sebelumnya.
13.
Tidak beralih status dari guru atau pengawas sekolah pada madrasah.
14.
Tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi selain satuan pendidikan Kementerian
Agama.
15.
Tidak merangkap jabatan di lembaga eksekutif, yudikatif, atau legislatif.
16.
Unt uk j enj ang RA, sat u r ombongan belaj ar bisa diampu oleh guru secara t im ( t eam
t eaching) oleh m aksim al 2 orang guru. Beban kerj a 2 ( dua) or ang guru dim aksud
t et ap diakui ut uh t anpa dibagi j am nya.
17.
Tunj angan profesi dapat dibayar kan bagi:
a)
Guru yang sakit lebih dari 2 ( dua) har i sampai dengan 14 ( empat belas) har i
kalender dalam bulan ber j alan dengan dibukt ikan sur at ket er angan sakit dar i
dokt er pemer int ah. Jika harus r awat inap waj ib melam pirkan surat ket erangan
rawat inap dar i r um ah sakit .
b)
Guru yang m elaksanakan cut i ber salin ( unt uk anak pert ama sampai anak ket iga) .
c)
Guru yang mengikut i t ugas kependidikan yang linier dengan t ugas kepr of esian
pendidiknya sepert i sem inar , w orkshop, bimbingan t eknis, pendidikan/ pelat ihan
dan sej enisnya. Bagi gur u PNS waj ib m elampir kan sur at t ugas dar i at asan
langsung, sedangkan gur u Bukan PNS w aj ib melam pirkan sur at t ugas dar i Kepala
Kant or Kem ent er ian Agam a Kabupat en/ Kot a.
d)
Guru yang m elaksanakan t ugas kedinasan sebagai pet ugas haj i yang dibukt ikan
dengan sur at r esm i dar i at asan langsung dan/ at au pej abat t er kait .
e)
Guru yang melaksanakan st udi perkuliahan ( izin belaj ar ) m enggunakan biay a
mandir i dengan t et ap m elaksanakan t ugas keprofesiannya sebagai guru.
18.
Tunj angan profesi t idak dapat dibayarkan bagi:
a)
Guru yang sakit selama 1 (satu) bulan. Misal seorang guru sakit mulai tanggal 25 Februari
2017 – 5 April 2017. Mulai tanggal 5 April 2017 seterusnya sudah sembuh dan mulai aktif
12
mengajar kembali, maka bulan Februari dan April tunjangan profesinya tetap dibayarkan,
sedangkan tunjangan profesinya di bulan Maret tidak dapat dibayarkan.
b)
Guru yang m elaksanakan cut i ber salin ( unt uk anak ke empat dan set erusnya) .
c)
Guru yang m elaksanakan cut i di luar t anggungan negar a.
d)
Guru m elaksanakan ibadah haj i dan/ at au umr oh dengan biaya sendir i.
e)
Guru yang m elaksanakan st udi perkuliahan ( t ugas belaj ar) m enggunakan biay a
dar i pemer int ah/ pem er int ah daer ah/ sponsor.
20.
Dalam hal guru izin t idak melaksanakan t ugas mengaj ar , t unj angan pr of esinya t et ap
dapat dibayarkan selam a m asih dapat m emenuhi beban kerj a minim al 24 JTM per
minggu yang digant i pada har i lain di bulan yang sam a dengan dibukt ikan sur at
ket erangan dar i Kepala Madr asah Negeri dan/ at au Kepala Madr asah Sw ast a. Sur at
ket erangan dari Kepala Madrasah Swast a harus diket ahui oleh Kepala Kant or
Kem ent erian Agam a Kabupat en/ Kot a.
21.
Masa ker j a guru yang diangkat sebagai kepala m adrasah dihit ung sesuai dengan
ket ent uan per at ur an perundang-undangan.
22.
Bagi guru yang sudah mem iliki sert if ikat pendidik t et api st at us kepegaw aiannya m asih
calon pegaw ai neger i sipil ( CPNS) , m aka t unj angan prof esinya dibayarkan sebesar
80% dar i gaj i pokok golongan I I I / a m asa kerj a 0 t ahun. At ur an ini ber laku mulai t ahun
2017 sehingga t ahun sebelumnya t idak diber ikan dan t idak dianggap kurang bayar
( car ry over ) .
23.
Bagi pengawas pada m adr asah, berhak mendapat kan t unj angan profesi apabila
memenuhi salah sat u ket ent uan di baw ah ini:
a)
Mem enuhi j um lah m inim al sat uan pendidikan binaan, yait u 10 ( sepuluh) sat uan
pendidikan unt uk j enj ang RA dan MI , dan/ at au 7 ( t uj uh) sat uan pendidikan
j enj ang MTs, MA, dan MAK.
b)
Pengaw as t er sebut paling sedikit m emver if ikasi hasil PKG m inim al 60 guru pada
madrasah binaannya unt uk j enj ang RA/ MI dan m inimal 40 ( empat puluh) guru
pada m adr asah binaanya unt uk j enj ang MTs/ MA/ MAK.
c)
Pengaw as sekolah pada madr asah yang bert ugas di daerah khusus:
13
1)
Mem enuhi j um lah m inim al Sat uan Pendidikan binaan, yait u 5 ( lim a) sat uan
pendidikan.
2)
Pengaw as t ersebut paling sedikit m enver if ikasi hasil PKG m inim al 15 ( lim a
belas) guru pada m adrasah binaannya.
d)
Guru pada sat minkal madr asah yang m enj adi binaan pengaw as madr asah adalah
guru yang akt if dan m emiliki j am m engaj ar di sat uan pendidikan Kem ent er ian
Agama ( m asih akt if m engaj ar sesuai dengan per at ur an per undang — undangan) .
24.
Bagi Sat uan Pendidikan yang menggunakan Kur ikulum Tahun 2006 dimungkinkan
menambah m aksim um 4 ( empat ) j am pem belaj ar an per m inggu secara keseluruhan.
25.
Beban ker j a bagi gur u pada sat uan pendidikan yang m enggunakan Kur ikulum 2013
diat ur sebagai ber ikut :
a)
Guru kelas/ guru m at a pelaj ar an yang melaksanakan t ugas t ambahan sebagai
pembina pr am uka ( m inimal t elah ber sert if ikat kur sus mahir dasar ) dihit ung
sebagai bagian dar i pem enuhan beban kerj a guru paling banyak 2 ( dua) j am
pelaj ar an per m inggu. Jum lah gur u yang diber i t ugas t ambahan sebagai pembina
pramuka di kegiat an ekst r a kurikuler w aj ib di sat u sat uan pendidikan adalah
sebagai ber ikut :
1) Jum lah rombel 1 — 6 sebanyak 1 pembina pramuka;
2) Jum lah rombel 7 —12 sebanyak 2 pembina pramuka;
3) Jum lah rombel 13 — 18 sebanyak 3 pembina pramuka;
4) Jum lah rombel > 18 sebanyak 4 pembina pr amuka.
b)
Bagi gur u MA dan MAK yang sat uan pendidikannya m enyelenggarakan kurikulum
2013, mem iliki sert ifikat pendidik dan m engaj ar pada pem inat an bahasa kecuali
bahasa I nggr is, t er masuk kat egori m at a pelaj ar an langka, karena guru t idak
dapat diber i t ugas pada sat uan pendidikan lain unt uk m engaj ar sesuai dengan
sert if ikat pendidiknya dengan alasan kesulit an akses dibandingkan dengan j arak
dan wakt u t empuh.
c)
Jenis dan Sert if ikat Pendidik Gur u Pengampu Mat a Pelaj ar an t ert ent u pada
Kur ikulum 2013:
14
1)
Guru MTs yang bersert if ikat ket er ampilan dan I PA dapat m engampu m at a
pelaj ar an pr akarya di MTs.
2)
Guru paket kej ur uan MAK dapat m engampu mat a pelaj ar an pr akar ya di MTs
at au mat a pelaj aran pr akarya dan kew ir ausahaan di MA sesuai dengan KD
pada m at a pelaj aran pr akarya yang diaj ar kan ( ker aj inan, r ekayasa, budidaya,
dan pengolahan) .
3)
Guru Fisika, Kim ia, Biologi, dan Ekonom i dapat m engaj ar mat a pelaj aran
prakarya dan kew ir ausahaan di MA.
4)
Guru MAK yang bersert if ikat paket kej uruan dapat mengampu m at a pelaj ar an
prakarya sesuai dengan KD pada m at a pelaj ar an pr akar ya yang diaj arkan
( ker aj inan, r ekayasa, budidaya, dan pengolahan) di MAK.
5)
Guru paket keahlian yang sesuai dengan progr am yang dibuka dapat
mengaj ar m at a pelaj ar an pada mat a pelaj ar an pr akarya dan kewir ausahaan
di MAK.
6)
Guru kew ir ausahaan di MAK dapat m engaj ar pr akar ya dan kew irausahaan.
7)
Guru yang mengajar rumpun mata pelajaran I PA dan I PS jenjang MTs, MA dan
MAK beban kerjanya dihitung berdasarkan kurikulum yang berlaku pada
rombongan belajar yang dibinanya.
d)
Satuan Pendidikan yang melaksanakan kurikulum 2013 dan menetapkan muatan lokal
sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, dapat menambah beban belajar muatan
lokal paling banyak 2 (dua) jam per minggu. Kebutuhan sumber daya pendidikan yang
meliputi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dan dana termasuk
Tunjangan Profesi sebagai implikasi penambahan beban belajar muatan lokal ditanggung
oleh pejabat yang menetapkan.
e)
Bert ugas sebagai guru pembimbing TI K m ember ikan layanan kepada paling sedikit
150 ( ser at us lima puluh) pesert a didik pada sat u at au lebih sat uan pendidikan ,
bagi sat uan pendidikan yang m enggunakan kur ikulum 2013. Jum lah pesert a didik
yang dilayani pada sat m inkal paling sedikit 40 ( empat puluh) pesert a didik.
f)
Bagi Gur u pembimbing TI K yang m endapat kan t ugas t ambahan sebagai kepala
madrasah yang m elaksanakan Kur ikulum 2013 unt uk m em enuhi 24 j am t at ap
15
muka per m inggu harus m em bimbing paling sedikit 40 ( empat puluh) pesert a didik
di sat m inkalnya.
g)
Bagi Gur u pembimbing TI K yang m endapat kan t ugas t ambahan sebagai Wakil
Kepala
Madrasah/ Kepala
Laborat or ium
Kepala
Perpust akaan
Kepala
Bengkel/ Ket ua Progr am Keahlian/ Kepala Unit Pr oduksi yang m elaksanakan
Kur ikulum 2013 unt uk mem enuhi 24 j am t at ap muka per minggu haru s
membimbing paling sedikit 80 ( delapan puluh) pesert a didik di sat m inkalnya.
h)
Bagi satuan pendidikan jenjang Madrasah I btidaiyah yang menggunakan Kurikulum 2013
dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta
didik dan/ atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap
penting di dalam struktur program, namun yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2
(dua) jam/ minggu hanya terbatas bagi mata pelajaran Agama atau Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan.
i)
Bagi Satuan pendidikan jenjang MTs, MA/ MAK yang menggunakan Kurikulum 2013 dapat
menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik
dan/ atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting di
dalam struktur program, namun yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua)
jam/ minggu.
Seluruh kriteria tersebut di atas, dibuktikan melalui dokumen atau pemberkasan diverifikasi
oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota dan/ atau Kanwil Kementerian Agama
Provinsi sesuai dengan kewenangannya.
B.
KETENTUAN MEKAN I SME
1.
Direkt or at t erkait pada Dit j en Pendidikan I slam m enerbit kan Sur at Penet apan Nom or
Regist rasi Guru ( NRG) dalam bent uk Piagam NRG dalam form at S26e at au Piagam
NRG secar a digit al sesuai dat a NRG yang disampaikan oleh Dit j en Guru dan Tenaga
Kependidikan Kem ent er ian Pendidikan dan Kebudayaan kepada Kem ent er ian Agam a.
16
2.
Guru m em iliki hasil penilaian kiner j a sebagaim ana t ercant um dalam For mat yang ada
di Per at ur an Ment er i Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 t ent ang Pet unj uk
Teknis Pelaksanaan Jabat an Fungsional Guru dan Angka Kr edit nya dan Pedom an
Pelaksanaan Penilaian Kiner j a Gur u.
3.
Hasil penilaian kiner j a guru sum at if menj adi bukt i pelaksanaan penilaian kiner j a gur u
unt uk pem bayaran t unj angan pr of esi t ahun ber ikut nya. Hasil Penilaian kinerj a gur u
yang diakui adalah hasil penilaian yang sesuai dengan ser t if ikat pendidik yang
dim ilikinya.
4.
Tunj angan pr of esi diber ikan kepada gur u pada t ahun berkenaan dengan hasil
penilaian kiner j a guru minim al "baik" pada t ahun sebelumnya.
5.
Guru yang m em enuhi selur uh kr it er ia dan per syar at an, SKMT dan SKBKnya yang
dit erbit kan m elalui SI MPATI KA dit andat angani oleh Kepala Madr asah Neger i dan/ at au
Kepala Kant or Kem ent er ian Agam a Kabupat en/ Kot a. Tunj angan pr of esi gur u
dibayar kan set elah Kepala Madr asah Neger i dan/ at au Kant or Kem ent er ian Agam a
Kabupat en/ Kot a sesuai dengan kew enangannya memver if ikasi keabsahan dat a dan
hasil PK gur u.
6.
Bagi guru yang m engikut i Progr am Pengem bangan Keprof esian Berkelanj ut an ( PPKB)
dengan pola pendidikan dan lat ihan ( diklat ) t at ap muka paling banyak 100 j am ( 14
hari kalender ) dalam bulan yang sam a, dan mendapat izin/ perset uj uan t ert ulis dari
Kepala Madr asah Negeri ( bagi GPNS) , sedangkan guru bukan PNS dan guru PNS DPK
pada m adr asah swast a m endapat kan izin/ per set uj uan t ert ulis dar i Kepala Kant or
Kem ent erian Agam a Kabupat en/ Kot a, t unj angan pr of esinya t et ap dibayar kan.
7.
Selam a liburan berdasarkan kalender akadem ik, guru t et ap m emperoleh t unj angan
profesi.
8.
Bagi guru yang sudah m elaksanakan Verval NRG m elalui SI MPATI KA nam un belum
mendapat perset uj uan dar i Kanw il dan sudah m em iliki SK Dir j en t ent ang Penet apan
NRG sebelumnya maka bisa diber ikan dispensasi kelayakan dengan memperhat ikan
pem enuhan beban kerj a sesuai dengan per at uran yang ber laku ( Dispensasi 6) .
17
C.
PERENCANAAN ANGGARAN TUNJANGAN PROFESI GURU
Perencanaan anggaran tunjangan profesi guru memperhatikan hal-hal berikut:
1.
Apabila terjadi kekurangan atau kelebihan dana yang telah dialokasikan pada tahun anggaran
berjalan, maka untuk meminimalisasi adanya anggaran terhutang, Kanwil Kementerian
Agama Provinsi segera melakukan analisis pendistibusian anggarannya melalui mekanisme
revisi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.
Penyusunan kebutuhan alokasi anggaran tahun anggaran mendatang dilakukan berdasarkan
data usulan (by name) calon penerima tunjangan profesi yang diterima tahun berjalan. Data
disusun oleh madrasah negeri dan/ atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota kepada
Kanwil Kementerian Agama Provinsi. Selanjutnya Kanwil Kementerian Agama Provinsi
menyampaikan data berdasarkan status kelayakannya di SI MPATI KA kepada Ditjen
Pendidikan I slam cq. Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
3.
Apabila terjadi mutasi guru menjadi pejabat struktural, fungsional lainnya kecuali pengawas
satuan pendidikan, meninggal dunia atau karena pensiun, maka tunjangan profesi guru
tersebut akan dihentikan bulan berjalan.
4.
Apabila terjadi perubahan tempat tugas atau status kepegawaian guru antar satuan
pendidikan, antar jenis pendidikan dalam satu Kabupaten/ Kota sesuai dengan
kewenangannya, antar kabupaten/ kota, antar Provinsi, dan antar kementerian, baik atas
kepentingan kedinasan atau pemekaran wilayah, maka tunjangan profesinya dibayarkan oleh
satuan kerja sebelumnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dengan
memperhatikan SK penetapan pencairan tunjangan profesi pada tahun anggaran berjalan
dan melampirkan bukti fisik beban mengajar minimal 24 jam per-minggu atau ekuivalensinya
dari tempat tugas yang baru.
5.
Seluruh unit satuan kerja Ditjen Pendidikan I slam dapat menggunakan basis data
perencanaan tunjangan profesi guru melalui program SI MPATI KA.
18
BAB I V
PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI
A.
PROSEDUR PEMBAYARAN
1.
Pembayaran t unj angan profesi guru dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA)
pada masing-masing Satuan Ker j a ( sat ker ) yang t erkait sesuai dengan ket ent uan
per at ur an per undang-undangan.
2.
Kepala Kant or Kem ent er ian Agama Kabupat en/ Kot a dan Kepala Madrasah Neger i
waj ib melakukan verif ikasi t erhadap usulan dan kelengkapan berkas pengaj uan
pem bay ar an t un j ang an pr of esi dengan berpedoman pada kriteria dan persyaratan
sebagaimana diatur di dalam petunjuk teknis ini.
3.
Dalam hal t erdapat t unggakan at au kekur angan bayar at as t unj angan profesi guru
pada t ahun sebelumnya, pembayaran t unj angan profesi guru dapat diberikan
sepanj ang pagu DI PA t ersedia (t ermasuk DI PA pada APBN-P) t anpa melakukan revisi
DI PA t ahun berj alan.
4.
Dalam hal t er dapat kekur angan bayar at as t unj angan pr of esi guru madrasah yang
diakibat kan adanya kenaikan pangkat , k enaik an g aj i b er k ala d an / at au
in p a ssi n g ,
p em b ay ar an d ap at d ib er ik an sepanj ang pagu DI PA t ahun berj alan t ersedia.
5.
Ket ent uan pada nom or 3 dan 4 di at as dilaksanakan dengan m emper hat ikan
hal-hal sebagai ber ikut :
a)
Mem iliki sur at ket er angan kekur angan pem bayar an t unj angan pr of esi yang
dit er bit kan oleh pim pinan/ pej abat pada sat uan ker j a t er kait ;
b)
Mendapat kan sur at r ekom endasi dar i t im Badan Pengaw asan Keuangan dan
Pem bangunan ( BPKP) , I nspekt or at Jender al Kem ent er ian Agam a, at au Lembaga
Pengaw asan lainnya yang dit et apkan oleh pem er int ah;
c)
Kekur angan pembayar an t unj angan pr of esi t ahun- t ahun sebelum nya diusulkan
oleh m asing- m asing pimpinan sat uan ker j a kepada Dir j en Pendidikan I slam cq.
Sekr et ar is Dit j en Pendidikan I slam m elalui Kanw il Kem ent er ian Agam a Pr ovinsi
dengan m elengkapi dokum en yang dibut uhkan.
19
6.
Pembayaran t unj angan profesi guru madrasah dapat diberikan secara bertahap atau
setiap bulan sesuai kondisi masing-masing satuan kerja.
7.
Pem b ay ar an t u n j an g an p r o f e si g u r u tidak menghalangi guru untuk menerima
tunjangan kependidikan ( fungsional) , bant uan t unj angan f ungsional, bant uan
t unj angan khusus, dan tunj angan lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
8.
Permohonan pembayaran tunj angan profesi disampaikan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen pada masing-masing sat uan kerj a dengan melampirkan dokumen sebagai
berikut:
a)
f ot ok op i Ken aik an Gaj i Ber k ala at au d oku m en lain y ang secar a sah
menunjukkan gaji terakhir (bagi Guru PNS);
b )
fotokopi Surat Keput usan pengangkatan sebagai Guru Tetap yang diketahui oleh
Kepala Kemenag Kabupaten/ Kota (bagi Guru Bukan PNS);
c)
fotokopi Sertifikat Pendidik yang dilegalisasi Perguruan Tinggi yang menerbitkannya
(khusus untuk pembayaran pada tahun pertama);
d )
Cet ak asl i No m or Reg ist r asi Gu r u ( NRG) For m at S2 6e at au cet ak Piag am NRG
y an g d it et ap k an ol eh Dir ek t u r Jen d er al Pen d id ik an I sl am m el alu i SI MPATI KA;
e)
f ot ok op i ij azah p en d id ik an t er ak h ir y an g t elah d ileg al isasi o leh in st an si
t er k ait sesu ai d en g an p er at u r an p er u n d an g - u n d an g an ;
f )
fot okopi buku rekening bank yang masih berlaku;
g )
Cet ak asl i Su r at Ket er an g an t elah m em en u h i Beb an Ker j a ( SKBK) / For m at
S29e d ar i SI MPATI KA d en g an ket ent uan sebagai berikut:
1)
Guru PNS yang sat uan adm inist r asi pangkalnya Madrasah Neger i, SKBK
dit erbitkan melalui SI MPATI KA oleh Kepala Madrasah Negeri yang bersangkut an.
2)
Guru selain sebagaimana dimaksud pada huruf a SKBK diterbitkan oleh Kepala
Kantor Kement erian Agama Kabupaten/ Kot a.
3)
SKBK dan SKMT (Surat Ket erangan Melaksanakan Tugas) dit erbit kan set iap enam
bulan ( sat u semest er) atau sesuai dengan kalender akademik yang berlaku.
20
4)
D a l a m h a l g u r u m e n g a j a r d i b e b e r a p a m adr asah, SKBK dit er bit kan
ber dasar kan SKMT y an g d it er b it k an oleh Kep ala m ad r asah sat m in k al at au
n on sat m in k al diketahui oleh pengawas., sed an g k an SKMT b ag i Pen g aw as
d it er b it k an oleh Kepala Kant or Kement erian Agama Kabupat en/ Kot a yang
bersangkut an.
B.
PRI NSI P PEMBAYARAN
Prinsip pembayaran tunjangan profesi bagi guru madrasah meliputi:
1)
efisien, yaitu harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang ada untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat
dipertanggung jawabkan;
2)
efektif, yaitu harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;
3)
transparan, yaitu menjamin adanya keterbukaan yang memungkinkan masyarakat dapat
mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai pembayaran t unjangan profesi;
4)
akuntabel, yaitu pelaksanaan kegiatan dapat dipertanggung jawabkan;
5)
kepatutan, yaitu penjabaran program/ kegiatan harus dilaksanakan secara realistis dan
proporsional; dan manfaat, yaitu pelaksanaan program/ kegiatan yang sejalan dengan
prioritas nasional secara riil dirasakan manfaat nya dan berdaya guna bagi guru madrasah
dan masyarakat.
C.
WAKTU PELAKSANAAN PEMBAYARAN
Pembayaran tunjangan profesi dibayarkan terhitung mulai bulan Januari tahun berikutnya
setelah guru yang bersangkutan mendapatkan Nomor Registrasi Guru (NRG) dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan I slam
Kementerian Agama. Penghitungan atas pembayaran tunjangan profesi tidak memperhatikan
tahun terbitnya sertifikat pendidik.
21
Tunjangan profesi guru disalurkan secara bertahap melalui rekening guru madrasah yang
tertera di dalam lampiran Keputusan pejabat terkait tentang Penerima Tunjangan Profesi Guru
dilakukan setiap bulan bagi guru PNS melalui DI PA Madrasah Negeri dan/ atau DI PA Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/ Kota. Bagi guru Bukan PNS penyaluran tunjangan profesi
dapat dilakukan setiap bulan dan/ atau per triwulan sesuai dengan kondisi masing-masing
satuan kerja.
D.
SI MPATI KA
1)
Setiap Satuan Kerja melakukan verifikasi dan validasi kelayakan calon penerima tunjangan
profesi lulusan tahun 2007 sampai dengan 2016 (beban mengajar 24 JTM, rasio siswa guru,
masa kerja, golongan, dan gaji pokok) secara digital sebelum SKBK dan SKMT diterbitkan
melalui SI MPATI KA.
2)
Guru madrasah wajib mengecek dan melengkapi data secara mandiri sebagai persyaratan
untuk penerbitan SKBK dan SKMT digital melalui laman http: / / simpatika.kemenag.go.id/
3)
Bagi guru yang SKBK dan SKMTnya belum terbit karena datanya belum memenuhi
persyaratan, wajib memenuhi persyaratan tersebut melalui operator madrasah paling lambat
bulan Juni untuk semester I dan bulan November untuk semester I I .
Perubahan data individu akan diketahui melalui program SI MPATI KA. Jika ada perubahan data
individu dan guru tidak memperbaharui data tersebut, maka Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/ Kota dan/ atau Kanwil Kementerian Agama Provinsi sesuai dengan kewenangannya
wajib melaporkan perubahan data penerima tunjangan profesi setiap bulan. Jika ditemukan
perubahan data individu guru yang berakibat pada perubahan nilai gaji pokok (bertambah atau
berkurang), maka Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota dengan kewenangannya
melaporkan perubahan data guru tersebut ke Kanwil Kementerian Agama Provinsi sebagai
bahan pertimbangan Direktorat Jenderal Pendidikan I slam up. Direktorat Guru dan Tenaga
Kependidikan Madrasah selambat-lambatnya bulan Juli tahun berjalan.
22
E.
PEMBATALAN DAN PENGHENTI AN PENYALURAN
1 .
Pem b at al an Pem b ay ar an
Tunjangan profesi dapat dibatalkan pembayarannya apabila:
a.
Terbukti memiliki sertifikat pendidik yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b.
Menerima lebih dari satu tunjangan profesi yang berasal dari sumber dana yang sama
atau berbeda maka guru yang bersangkutan hanya dapat menerima satu tunjangan
profesi dan kelebihan pembayaran tunjangan profesi lainnya yang tidak sah wajib
dikembalikan ke kas negara. Penerima tunjangan profesi wajib mengembalikan tunjangan
profesi yang dibatalkan atau kelebihan penerimaan tunjangan profesi ke kas negara
melalui rekening kas satuan kerja terkait dengan menggunakan SSBP (Surat Setor Bukan
Pajak).
2 .
Pen gh ent i an Pem b ayar an
Pembayaran tunj angan profesi guru dihent ikan apabila guru penerima tunj angan
profesi memenuhi satu at au beberapa keadaan sebagai berikut :
a)
m en in g g al d un ia;
b)
m em asuki usia 60 ( enam puluh) t ahun at au pensiun;
c)
t idak lagi menjalankan t ugas sebagai guru madrasah;
d)
ber halangan t et ap sehingga t idak dapat menj alankan t ugas sebagai guru pada
sat uan pendidikan;
e)
sedang m elaksanakan t ugas belaj ar;
f)
beralih t ugas atau mut asi dari j abat an fungsional guru ke j abat an struktural at au
j abat an fungsional lainnya;
g)
memiliki jabatan rangkap, sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
h)
tidak mengampu mata pelajaran yang sesuai dengan sertifikat pendidik;
i)
melakukan tindakan melawan hukum yang sudah ditetapkan oleh pengadilan;
23
j )
t idak m em enuhi beban ker j a m inim al yang dit ent ukan; dan
k)
t idak lagi memenuhi krit eria dan persyarat an yang diat ur dalam ket ent uan ini.
l)
kualifikasi akademik minimal t idak t erpenuhi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
m)
diket ahui t idak memenuhi persyaratan ketika dit et apkan sebagai calon pesert a
sert ifikasi guru meskipun guru yang bersangkutan t elah dinyat akan lulus,
pembayaran tunjangan profesinya diberhent ikan sej ak bulan Juli 2016.
Kondisi at as penghent ian pembayaran t unj angan pr of esi sebagaim ana t ersebut d i
at as dinyat akan dengan surat keputusan atau ket erangan resmi dari Kepala Kant or
Kement erian Ag am a Kabu p at en / Kot a at au Kep ala Sat u an Ker j a lain ny a y an g
m en j ad i pelaksana pembayaran t unj angan profesi.
F.
PERPAJAKAN
Ter h ad ap t u nj an gan p r of esi g ur u b ag i PNS d an GBPNS d ik en ak an Paj ak Penghasilan
( PPh) berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tent ang Pajak
Penghasilan sebagaimana t elah diubah t erakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008.
24
BAB V
PENUTUP
A.
PENGENDALI AN
Pengendalian pembayaran tunjangan profesi guru ini dilakukan melalui:
a.
Pelaksanaan sosialisasi program penyaluran tunjangan profesi guru oleh pusat kepada
Kanwil Kementerian Agama Provinsi berdasarkan struktur organisasi vertikal
Kementerian Agama sesuai dengan kewenangannya.
b.
Pemantauan dan evaluasi (Monitoring dan Evaluasi) dilakukan oleh instansi terkait
sesuai dengan kewenangannya.
c.
Penyelesaian masalah secara terus-menerus dilakukan atas permasalahan yang terjadi
dalam proses pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi.
d.
Rekonsiliasi data penerima tunjangan profesi dengan instansi terkait.
B.
PELAPORAN DAN EVALUASI
1.
Pelaksanaan pembayaran t unj angan prof esi guru harus dilakukan secara transparan
dan akunt abel. Pemant auan dan evaluasi t erhadap pelaksanaannya dilakukan
secar a berj enj ang unt uk menjamin bahwa pemberian bantuan ini tepat sasaran,
waktu, jumlah dan tepat penggunaan. Yang dimaksud t epat penggunaan dalam hal
ini adalah bahwa t unj angan prof esi guru berdampak pada t er capainya t uj uan
t unj angan pr of esi guru.
2.
Kant or Kem ent erian Agama Kabupat en/ Kot a dan Sat uan Kerj a lainnya yang menjadi
pelaksana pembayaran tunjangan profesi guru, m elalui koordinasi dan konsult asi
dengan
Kant or
Wilayah
Kement er ian Agam a Pr ovinsi,
waj ib
membuat
per encanaan anggaran yang cer m at ag ar sem u a g u r u y ang t elah m em en uh i
sy ar at d ap at menerima tunj angan profesi yang menj adi haknya sesuai dengan
ket ent uan peraturan perundang-undangan.
3.
Kant or Kem ent erian Agama Kabupat en/ Kot a dan Sat uan Kerj a lainnya yang menjadi
pelaksana pembayaran tunjangan profesi guru waj ib membuat laporan pelaksanaan
secara per iodik sesuai ket ent uan yang ber laku.
25
•
Laporan triwulan I paling lambat akhir bulan April 2017
•
Laporan triwulan I I paling lambat akhir bulan Juli 2017.
•
Laporan triwulan I I I paling lambat akhir bulan Oktober 2017.
•
Laporan triwulan I V paling lambat akhir bulan Desember 2017.
Lapor an t er sebut disam paikan oleh Kanw il Kem ent er ian Agam a Pr ovinsi kepada
Dir ekt or at Jenderal Pendidikan I slam cq. Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan
Madrasah Up. Subbag Tata Usaha Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah.
4.
Pelaporan pembayar an tunjangan profesi bagi guru madrasah meliput i:
•
Daftar penerima tunjangan profesi per individu;
•
Rekapitulasi realisasi penyaluran per triwulan.
5.
Pelaporan secara online melalui SI MPATI KA, meliputi:
•
Daftar penerima tunjangan profesi melalui jalur dispensasi
•
Laporan status keaktifan setiap individu penerima tunjangan profesi guru.
C.
PENGAWASAN
Pengawasan dilakukan oleh aparat fungsional internal dan eksternal sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Pengawasan
terhadap
penyaluran
tunjangan
profesi
guru
dimaksudkan untuk memastikan bahwa pembayaran tunjangan profesi guru terlaksana
sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku. Pengawasan dimaksud meliputi:
persiapan, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggung jawaban.
Sanksi yang akan diberikan kepada pihak yang melakukan pelanggaran oleh Ditjen
Pendidikan I slam berupa teguran tertulis apabila ditemukan indikasi melakukan
penyimpangan. Jika teguran tersebut tidak ditindaklanjuti, Direktorat Jenderal Pendidikan
I slam akan meminta bantuan I nspektorat Jenderal Kementerian terkait/ institusi yang
berwenang untuk menyelesaikan penyimpangan terhadap penyaluran tunjangan profesi
guru.
1 LAMPI RAN 1:
SURAT PERNYATAAN
MELAKSANAKAN TUGAS PEMBELAJARAN/ BI MBI NGAN DAN TUGAS TERTENTU
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NI P :
NPK/ NUPTK :
Pangkat/ Golongan ruang : TMT Pengangkatan Guru :
Jabatan :
Tempat Tugas :
Unit Kerja :
Menyatakan bahwa:
Nama :
NI P :
NPK/ NUPTK :
Pangkat/ Golongan ruang : TMT Pengangkatan Guru :
Jabatan :
Tempat Tugas :
Unit Kerja :
Telah melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan dan tugas tertentu dengan rincian sebagai berikut:
NO. URAI AN HASI L PENI LAI AN KI NERJA
NI LAI KATEGORI A. Melaksanakan Proses Pembelajaran
- Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai hasil pembelajaran, menganalisis hasil pembelajaran, melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian.
1. Tahun Pelajaran 2015/ 2016 2. Tahun Pelajaran 2016/ 2017 B. Melaksanakan Proses Bimbingan
- Merencanakan dan melaksanakan bimbingan, mengevaluasi dan melakukan penilaian bimbingan, menganalisis hasil bimbingan, dan melaksanakan tindak lanjut hasil bimbingan.
C. Melaksanakan tugas lain (tambahan) yang relevan dengan fungsi pendidikan madrasah
1. Kepala Perpustakaan 2. Wali Kelas
3. Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum
Demikian pernyataan ini dibuat dengan melampirkan hasil penilaian kinerja dan bukti fisik masing-masing untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ………..
Mengetahui, Kepala Madrasah,
Pengawas Sekolah pada Madrasah,
Nama Lengkap Nama Lengkap
NI P. NI P.
2 LAMPI RAN 2:
Contoh Surat Keterangan Beban Kerja (SKBK)
3 LAMPI RAN 3:
I. KESESUAIAN M ATA PELAJARAN DI M ADRASAH YANG DIAM PU DENGAN SERTIFIKAT PENDIDIK (SESUAI KM A NOM OR 103 TAHUN 2015)
JENJANG RA
No Bidang St udi Sert ifikasi Kode Bidang Sert ifikasi M apel Yang Sesuai Ket erangan
1 Guru Kelas RA 020, 021 Guru Kelas RA
JENJANG M I
No Bidang St udi Sert ifikasi Kode Bidang Sert ifikasi M apel Yang Sesuai Ket erangan 1
Guru Kelas M I
011, 023, 027, 028 Guru Kelas M I, M at emat ika, PKn, Bhs Indonesia, Ilmu Penget ahuan Alam, Ilm u Penget ahuan Sosial, Seni Budaya dan Prakarya, Bahasa Arab
JENJANG M I/ M Ts/ M A/ M AK
No Bidang St udi Sert ifikasi Kode Bidang Sert ifikasi M apel Yang Sesuai Ket erangan 1
Pendidikan Agama Islam
030, 067, 127, 300 Pendidikan Agama Islam, Alquran Hadist , Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam 2
Alquran Hadist
022,085,093,236,711,712 Alquran Hadist , Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Tafsir ilm u Tafsir, Hadis Ilm u Hadis 3
Aqidah Akhlak
068, 069,
128,235,629,712
Aqidah Akhlak, Alquran Hadist , Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Ilmu kalam , Tasaw uf
4
Fiqih
068, 069, 129, 133, 237, 271, 713
Fiqih, Aqidah Akhlak, Alquran Hadist , Sejarah Kebudayaan Islam, Fiqih-Ushul Fiqih, Qaw aid-Fiqhiyah, Tarikh-Tasyri
5 Sejarah Kebudayaan Islam
068, 083, 117, 204, 238, 714
Sejarah Kebudayaan Islam , Alquran Hadist , Aqidah Akhlak, Fiqih
6
Bahasa Arab 069, 085, 167, 239, 314 Bahasa Arab, Nahw u, Shorof, Balaghah
JENJANG M A/ M AK
No Bidang St udi Sert ifikasi Kode Bidang Sert ifikasi M apel Yang Sesuai Ket erangan 7
Ket erampilan
227,424 1) Program Ket erampilan
Teknologi
a. Operat or Komput er b. Perbaikan Dan Peraw at an
Komput er
c. Teknik Komputer Dan Jaringan
d. Elekt ronika Dan Komunikasi e. Teknik Pendingin
f. Teknik Ot omat if g. Teknik Perbaikan Dan
Peraw at an Sepeda M ot or
4 h. Teknik Perbaikan Dan
Peraw at an M ot or Perahu Tempel
i. Teknik Elekt ro/ List rik j. Teknik Pengelasan
k. Teknik Desain Dan Produk Furnit ure
l. Teknik M ekat ronika m. Teknik Desain Arsit ekt ur n. Teknik M ult im edia o. Teknik Permesinan
2) Program Ket erampilan Kejuruan a. Tata Busana
b. Tata Boga c. Kesekret arisan d. Akunt ansi Komput er e. Tata Rias
f. Kriya Tekst il 3) Program Ket erampilan
Pert anian/ Kelaut an
a. Budi Daya Ternak Unggas b. Budi Daya Ternak Ikan
Taw ar
c. Budi Daya Hasil Laut d. Budi Daya Ternak M amalia e. Penanganan dan
Pengelolaan Hasil Pert anian
8
Guru M ata Pelajaran Sesuai Sert ifikat
M uat an Lokal Bahasa Daerah, M uat an Lokal Keagam aan, M uat an Lokal Bahasa Jaw a, M uat an Lokal Bahasa Sunda, M uat an Lokal Bahasa Bali, M uat an Lokal Bahasa M adura, M uat an Lokal Baca Tulis Al-Quran, M uat an Lokal Nahw u, M uat an Lokal Sesuai Potensi Daerah
5 LAMPI RAN 4:
KESESUAIAN M ATA PELAJARAN UM UM YANG DIAM PU DENGAN SERTIFIKAT PENDIDIK (SESUAI KM A NOM OR 303 TAHUN 2016 DAN PERM ENDIKBUD NOM OR 46 TAHUN 2016)
A. KESESUAI AN MATA PELAJARAN YANG DI AMPU DENGAN SERTI FI KAT PENDI DI K JENJANG TAMAN KANAK-KANAK
No Bidang Keilmuan
Jenis Guru Yang Sesuai
Bidang Studi Sertifikasi Kode Lama
Kode
Baru Keterangan
1 Guru Kelas Guru Kelas
020
020
Guru Kelas dapat diampu juga oleh guru yang memiliki kode sertifikat 021
024
2 Pendidikan Luar Biasa Pendidikan Luar Biasa 800 800 Bagi sekolah penyelenggara
program inklusi
B. KESESUAI AN MATA PELAJARAN YANG DI AMPU DENGAN SERTI FI KAT PENDI DI K JENJANG SEKOLAH DASAR
No Bidang Keilmuan
Jenis Guru Yang Sesuai
Bidang Studi Sertifikasi Kode Lama
Kode
Baru Keterangan
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama I slam 127 127
Sertifikat pendidik bagi setiap guru pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya tidak berwenang mengajar peserta didik yang tidak sesuai dengan agama yang dianutnya dan pembayaran tunjangan profesi oleh Kementerian Agama sesuai kewenangannya Pendidikan Agama Kristen 134 134
Pendidikan Agama Katolik 130 130
Pendidikan Agama Budha 140 140
Pendidikan Agama Hindu 137 137
Pendidikan Agama Konghucu
143 143
6
No Bidang Keilmuan
Jenis Guru Yang Sesuai
Bidang Studi Sertifikasi Kode Lama
Kode
Baru Keterangan
2 Guru Kelas
Guru Kelas 027
027 Guru Kelas dapat diampu juga oleh guru yang memiliki kode sertifikat 084, 154, 310, 087, 023, 028, 156, 094, 180, 318, 097, 184, 187,
190, 319, 320, 321, 100, 114, 117, 120, 204, 207, 214, dan 215
Umum (kelas awal dan
akhir) 027
Matematika 047
PKn 050
Bhs I ndonesia 054
I lmu Pengetahuan Alam
(Fisika) 057
I lmu Pengetahuan Sosial 060
3 Seni Budaya dan Prakarya
Mata pelajaran seni budaya dan prakarya pada jenjang Sekolah Dasar dapat diampu oleh guru yang memiliki sertifikat pendidik seni budaya at au prakarya dari jenjang SMP, SMA, SMK, serta Guru Kelas pada Sekolah Dasar
4 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
Pendidikan Jasmani (olah
raga & kesehatan) 107
220 Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan 220
5 Pendidikan Luar Biasa Pendidikan Luar Biasa 800 800 Bagi sekolah penyelenggara
program inklusi
7 C. KESESUAI AN MATA PELAJARAN YANG DI AMPU DENGAN SERTI FI KAT PENDI DI K JENJANG SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA
No Bidang Keilmuan
Jenis Guru Yang Sesuai
Bidang Studi Sertifikasi Kode Lama
Kode
Baru Keterangan
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama I slam 127 127
Sertifikat pendidik bagi setiap guru pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya tidak berwenang mengajar peserta didik yang tidak sesuai dengan agama yang dianutnya dan pembayaran tunjangan profesi oleh Kementerian Agama sesuai kewenangannya
Pendidikan Agama Kristen 134 134
Pendidikan Agama Katolik 130 130
Pendidikan Agama Budha 140 140
Pendidikan Agama Hindu 137 137
Pendidikan Agama
Konghucu 143 143
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Pendidikan Pancasila
Kewarganegaraan 084
154 Pendidikan
Kewarganegaraan
154
310
3 Bahasa I ndonesia
Bahasa I ndonesia 087
156 Bahasa I ndonesia (dan
Sastra) 156
4 Matematika (Umum) Matematika
094
180 180
318
5 I lmu Pengetahuan Sosial
I lmu Pengetahuan Sosial 100
100
Guru yang memiliki sertifikat dengan kode 204, 207, 214, 215 dapat mengajar mata pelajaran I lmu Pengetahuan Sosial
Ekonomi (umum, koperasi,
akuntansi) 120
Sejarah 117 204
204
Geografi 114 207
207
Sosiologi 214 214
Antropologi 215 215
6 I lmu Pengetahuan Alam
I lmu Pengetahuan Alam 097 097 Guru yang memiliki sertifikat
dengan kode 184, 187, 190 dapat mengajar mata
Fisika 184 184
319
8
No Bidang Keilmuan
Jenis Guru Yang Sesuai
Bidang Studi Sertifikasi Kode Lama
Kode
Baru Keterangan
Kimia 187 187
pelajaran I lmu Pengetahuan Alam
320
Biologi 190 190
321
7 Bahasa I nggris Bahasa I nggris
090
157 157
311
8 Seni Budaya
Seni Budaya 217 217
Guru yang memiliki sertifikat dengan kode 104, 568, 569, 570, 571, 572, 573, 641, 642, 603, 604 dapat mengajar mata pelajaran Seni Budaya
Seni Musik Klasik 568 568
Seni Musik Non Klasik 569 569
Seni Tari 570 570
Seni Karawitan 571 571
Seni Pedalangan 572 572
Seni Teater 573 573
Pemeranan 641 641
Tata Artistik 642 642
Seni Lukis 603 603
Seni Patung 604 604
9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
Pendidikan Jasmani (olah
raga & kesehatan) 107
220 Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan 220
10 Prakarya
Keterampilan 227 227 Guru yang memiliki sertifikat
dengan kode 184, 187, 190, 097 dapat mengajar mata pelajaran Prakarya disesuaikan dengan 4 (empat) aspek dalam mata pelajaran prakarya
Fisika 184 184
Kimia 187 187
Biologi 190 190
I lmu Pengetahuan Alam 097 097
Desain dan Produksi Kria
Tekstil 460 460
Guru yang memiliki sertifikat dengan kode 460, 461, 462, 463, 464 dapat mengajar mata pelajaran Prakarya dalam aspek kerajinan
Desain dan Produksi Kria
Kulit 461 461
Desain dan Produksi Kria
Keramik 462 462
Desain dan Produksi Kria
Logam 463 463
Desain dan Produksi Kria
Kayu 464 464
Teknik Transmisi Radio 515
599 Guru yang memiliki sertifikat dengan kode 599, 517, 600 Teknik Transmisi Kabel 516
9
No Bidang Keilmuan
Jenis Guru Yang Sesuai
Bidang Studi Sertifikasi Kode Lama
Kode
Baru Keterangan