• Tidak ada hasil yang ditemukan

0 JUKNIS TPG KEMENAG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "0 JUKNIS TPG KEMENAG"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

P E T U N J U K T E K N IS

P E N Y AL U R AN T U N J A N GA N P R OF E S I GU R U

B AGI GU R U MAD R AS AH

T AH U N 2 0 1 7

KEMEN T ERIA N A GA MA RI

DIREKT O RA T JEN DERA L PEN DIDIKA N ISLA M

DIREKT O RA T GU RU DA N T EN A GA KEPEN DID IKA N MA DRA SA H

(5)
(6)
(7)

iii

DAFTAR I SI

Halam an

TI M PENYUSUN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR I SI ... iii

BAB I . PENDAHULUAN ...

1

A. Pengertian Umum ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Sasaran ... 4

BAB I I .BESARAN DAN SUMBER DANA ...

5

A. Besaran ... 5

B. Sumber Dana ... 5

BAB I I I .PENERI MA TUNJANGAN PROFESI GURU ...

6

A. Kriteria ... 6

B. Ketentuan Mekanisme ... 15

C. Perencanaan Anggaran Tunjangan Profesi Guru... 17

BAB I V. PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI ...

18

A. Prosedur Pembayaran ………. ... 18

B. Prinsip Pembayaran ... ... 20

C. Waktu Pelaksanaan Pembayaran... ... 20

D. Simpatika ………... ... 21

E. Pembatalan dan Penghentian Pembayaran ... 22

F. Perpajakan ………... 23

(8)

iv

BAB V.PENUTUP

... ... 24

A.Pengendalian ... ... 24

B. Pelaporan dan Evaluasi... ... 24

C. Pengawasan ... 25

D. Sanksi... ... 26

E. Pengaduan Masyarakat ………. ... 26

F. Lain-lain ……… ... 26

(9)

v

LAMPI RAN:

Lampiran 1. Format Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas Pembelajaran/ Bimbingan dan

Tugas Tertentu

Lampiran 2. Contoh Surat Keterangan Beban Kerja (SKBK)

Lampiran 3. Tabel Kesesuaian Mata Pelajaran di Madrasah yang diampu dengan Sertifikat

Pendidik (Sesuai KMA Nomor 103 Tahun 2015)

Lampiran 4. Kesesuaian Mata Pelajaran Umum yang diampu dengan Sertifikat Pendidik

(Sesuai KMA Nomor 303 Tahun 2016 dan Permendikbud Nomor 46 Tahun 2016)

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

PENGERTI AN UMUM

1.

Tunjangan Profesi Guru adalah tunjangan yang diberikan kepada guru yang memiliki

sertifikat pendidik sebagai penghargaan atas profesionalitasnya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.

Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat GBPNS adalah guru bukan

pegawai negeri sipil pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah,

pemerintah daerah dan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

3.

I npassing adalah proses penyetaraan jabatan, pangkat, dan golongan GBPNS dengan

pangkat, golongan, dan jabatan Guru Pegawai Negeri Sipil.

4.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini j alur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah.

5.

Pengawas sekolah pada madrasah adalah guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat

dalam jabatan fungsional pengawas oleh pejabat yang berwenang pada satuan

pendidikan yang tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya melaksanakan

pengawasan akademik dan manajerial.

6.

Madrasah adalah satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang

menyelenggarakan pendidikan umum dan kejuruan dengan kekhasan agama I slam

yang mencakup Raudhatul Athfal, Madrasah I btidaiyah, Madrasah Tsanawiyah,

Madrasah Aliyah, dan Madrasah Aliyah Kejuruan.

7.

Satminkal adalah satuan administrasi pangkal/ tempat tugas induk/ instansi induk guru

melaksanakan tugasnya sebagai basis data NPK/ NUPTK.

8.

Nomor Registrasi Guru yang selanjutnya disingkat NRG merupakan nomor registrasi

yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai nomor

(11)

2

identitas pemegang sertifikat pendidik dalam satu atau lebih bidang studi atau keahlian

yang berbeda antara pemegang satu dengan lainnya. NRG merupakan nomor yang

bersifat unik yaitu sistem pemberian nomor sedemikian rupa kepada guru yang telah

memenuhi persyaratan sehingga menjamin setiap nomor registrasi guru tidak sama

dengan nomor guru lain, serta menjamin seorang guru tidak memiliki nomor registrasi

lebih dari satu.

9.

Kualifikasi Akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki

oleh guru sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat

penugasan.

10.

Sertifikat Pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru

sebagai tenaga profesional.

11.

Guru

Tetap

adalah

guru

Pegawai

Negeri

Sipil

yang

diangkat

oleh

Pemerintah/ Pemerintah Daerah atau guru Bukan Pegawai Negeri Sipil yang diangkat

oleh penyelenggara pendidikan untuk jangka waktu paling singkat 2 (dua) tahun secara

terus menerus, dan tercatat pada satuan administrasi pangkal di satuan pendidikan

yang memiliki izin pendirian dari Kementerian Agama serta melaksanakan tugas pokok

sebagai Guru.

12.

Guru tetap yang melaksanakan tugasnya pada madrasah swasta diangkat oleh

penyelenggara pendidikan dan diketahui oleh Kepala Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/ Kota.

13.

Guru kelas adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak

secara penuh dalam proses pembelaj aran seluruh mata pelajaran di kelas tertentu di

RA/ BA/ TK/ TKLB dan MI / SD/ SDLB kecuali mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan serta Pendidikan Agama.

14.

Guru mata pelajaran adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang,

dan hak secara penuh dalam proses pembelajaran pada satu mata pelajaran tertentu

di madrasah/ sekolah.

15.

Guru Pegawai Negeri Sipil yang Dipekerjakan adalah Pegawai Negeri Sipil yang

melaksanakan tugas di luar instansi induknya yang gajinya dibebankan pada instansi

induknya.

(12)

3

16.

Surat Keterangan Melaksanakan Tugas (SKMT) adalah surat keterangan melaksanakan

tugas mengajar sebagai guru dan melaksanakan pembinaan bagi pengawas sesuai

peraturan

yang ditetapkan.

SKMT bagi

guru ditandatangani

oleh

Kepala

Madrasah/ Sekolah Satminkal atau Non Satminkal diketahui oleh pengawas madrasah

pembinanya diterbitkan secara digital melalui SI MPATI KA. SKMT bagi pengawas

ditandatangani oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota secara digital

melalui SI MPATI KA.

17.

Surat Keterangan Beban Kerja (SKBK) adalah surat keterangan pemenuhan beban kerja

sebagaimana yang dipersyaratkan untuk menerima tunjangan profesi. SKBK bagi guru

PNS berdasarkan SKMT yang ditandatangani oleh Kepala Madrasah Satminkal,

sedangkan SKBK bagi guru PNS DPK/ Bukan PNS ditandatangani oleh Kepala Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/ Kota secara digital melalui SI MPATI KA. SKBK bagi

pengawas berdasarkan SKMT yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Kementerian

Agama Kabupaten/ Kota secara digital melalui SI MPATI KA.

18.

Khusus guru PNS pada Madrasah I btidaiyah Negeri yang menjadi UPT Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/ Kota, SKBKnya ditandatangani oleh Kepala Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/ Kota yang bersangkutan secara digital melalui

SI MPATI KA.

B.

TUJUAN

Petunjuk teknis ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi

guru madrasah bagi stakeholder terkait yaitu: Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan

Madrasah, I nspektorat Jenderal Kementerian Agama, Kanwil Kementerian Agama Provinsi,

Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota, satuan pendidikan pengawas madrasah dan

guru. Pemberian tunjangan profesi bagi guru madrasah bertujuan untuk meningkatkan:

a)

kualitas proses belajar-mengajar pendidikan madrasah dan prestasi belajar peserta didik;

b)

kompetensi, motivasi, profesionalisme dan kinerja guru madrasah dalam melaksanakan

tugasnya;

c)

kesejahteraan guru madrasah; dan

(13)

4

d)

mewujudkan guru madrasah yang profesional, berintegritas, tanggung jawab dan

amanah.

C.

SASARAN

Sasaran penerima tunjangan profesi yaitu guru madrasah yang berstatus sebagai Guru

Pegawai Negeri Sipil (GPNS) dan Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil ( GBPNS) yang telah memiliki

sertifikat pendidik dan Nomor Registrasi Guru (NRG), memenuhi beban kerja, dan

melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

(14)

5

BAB I I

BESARAN DAN SUMBER DANA

A.

BESARAN

Guru madrasah yang berhak mendapatkan tunjangan profesi guru ditetapkan melalui

keputusan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pada satuan kerja Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/ Kota dan/ atau Madrasah Negeri. Besaran tunjangan profesi bagi guru madrasah

sebagai berikut:

1.

Guru PNS diberikan tunj angan sebesar gaj i pokok per bulan.

2.

Gur u Buk an PNS y ang sud ah diset ar ak an (

inp assing)

d iber ik an t unj ang an sebesar

1 ( sat u ) kali gaj i p okok p er bu lan disesuaikan dengan memperhatikan Pangkat,

Golongan, Jabatan dan Kualifikasi Akademik yang berlaku bagi guru PNS sebagaimana

tercantum dalam SK I npassing, tidak memperhitungkan ketentuan masa kerj a sesuai

dengan ket ent uan peraturan perundang-undangan.

3.

Guru Bukan PNS yang belum diset arakan (

non inpassing

) diber ikan t unj angan profesi

sebesar Rp. 1.500.000,- ( sat u j ut a lima rat us ribu rupiah) per bulan sesuai dengan

ket ent uan perat uran perundang-undangan.

B.

SUMBER DANA

Sum ber dana unt uk pem bayar an t unj angan pr of esi bagi guru PNS yang sat uan

administ rasi pangkalnya di Madr asah Neger i, dibebankan kepada Daf t ar I sian

Pelaksanaan Anggar an (DI PA) Madrasah Negeri yang bersangkut an dan/ atau Kement erian

Agama Kabupaten/ Kot a.

Sum ber dana unt uk pembayar an t unj angan pr of esi selain sebagaimana dimaksud di at as,

dibebankan kepada Daftar I sian Pelaksanaan Anggaran ( DI PA) Kantor Kement erian Agama

Kabupat en/ Kot a dan/ at au Kant or Wilayah Kement erian Agama Provinsi.

(15)

6

BAB I I I

PENERI MA TUNJANGAN PROFESI GURU

A.

KRI TERI A

Kriteria guru madrasah penerima tunjangan profesi sebagai berikut:

1.

Guru yang mengajar pada satuan administrasi pangkal binaan Kementerian Agama.

2.

Pengawas sekolah pada madrasah yang melaksanakan tugas kepengawasan pada satuan

pendidikan binaan Kementerian Agama.

3.

Memenuhi Kualifikasi Akademik S-1 atau D-I V. Khusus Guru PNS yang masih gol I I namun

sudah lulus S1-1/ D-I V sebelum tanggal 31 Desember 2015 dan telah memenuhi persyaratan

yang diatur melalui Surat Sekjen Kementerian Agama Nomor 7362/ SJ/ Kp.01.1/ 10/ 2016.

4.

Memiliki sertifikat pendidik yang telah diberi satu Nomor Registrasi Guru (NRG) yang

diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan sudah ditetapkan melalui surat

penetapan oleh Direktur Jenderal Pendidikan I slam Kementerian Agama. Setiap guru hanya

memiliki satu NRG walaupun guru yang bersangkutan memiliki satu atau lebih sertifikat

pendidik.

5.

Memiliki SKBK dan SKMT yang diterbitkan oleh instansi Kementerian Agama melalui

SI MPATI KA dan ditandatangani oleh pejabat terkait sesuai dengan kewenangannya.

6.

Bertugas pada satuan pendidikan yang memiliki izin operasional penyelenggaraan pendidikan

dan memenuhi rasio peserta didik terhadap guru sesuai ketentuan Pasal 17 Peraturan

Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Rasio peserta didik terhadap guru adalah

15 : 1 untuk jenjang RA/ MI / MTs/ MA dan 12 : 1 untuk jenjang MAK. Rasio dihitung

berdasarkan jumlah rata-rata peserta didik dari seluruh kelas/ rombongan belajar yang

diampu oleh setiap guru. Pemenuhan rasio dimaksud dapat diberikan dispensasi jika guru

bertugas di madrasah pada kondisi (Dispensasi 1):

a.

Terletak di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal).

b.

Terletak di daerah yang secara geografis dan/ atau demografis menyebabkan jumlah

penduduknya sangat minim, yang ditunjukkan melalui surat keterangan yang

diterbitkan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota.

c.

Madrasah yang menyelenggarakan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus (MI LB,

MTsLB, MALB atau yang sejenis).

(16)

7

7.

Pemenuhan beban kerja minimal 6 jam tatap muka, tugas tambahan dan melaksanakan

pembinaan kegiatan ko kurikuler dan/ atau ekstra kurikuler, dilaksanakan di satuan

administrasi pangkalnya (satminkal).

8.

Beban kerja guru dan pemenuhannya ditentukan berdasarkan kurikulum yang berlaku di

rombongan belajarnya. (Daftar madrasah pelaksana Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tahun

2006 adalah yang terdaftar pada Kementerian Agama).

9.

Beban kerja guru adalah paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling

banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu untuk mata pelajaran yang

diampu yang sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya.

Kesesuaian m at a

pelaj aran sert ifik at pendidik sesuai dengan t abel linearit as dalam lam pir an

pet unj uk t eknis ini.

10.

Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 8 dikecualikan dengan ketentuan sebagai

berikut:

a.

Mendapat tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan, mengajar paling sedikit 6

(enam) jam tatap muka per minggu di satminkal yang sesuai dengan sertifikat pendidik

yang dimilikinya atau membimbing 40 (empat puluh) peserta didik bagi kepala satuan

pendidikan yang bersertifikat pendidik sebagai guru bimbingan dan konseling/ konselor

atau Pembimbing TI K (K-13).

b.

Guru berstatus PNS DPK yang diberi tugas tambahan sebagai kepala madrasah swasta

ditetapkan melalui keputusan ketua/ pimpinan penyelenggara pendidikan, mengajar paling

sedikit 6 (enam) jam tatap muka per minggu di satminkal yang sesuai dengan sertifikat

pendidik yang dimilikinya atau membimbing 40 (empat puluh) peserta didik di satminkal

bagi kepala satuan pendidikan yang bersertifikat pendidik sebagai guru bimbingan dan

konseling/ konselor atau Pembimbing TI K (K-13).

c.

Kepala satuan pendidikan tidak boleh memangku tugas tambahan yang lain dan kegiatan

ko kurikuler maupun ekstra kurikuler.

d.

Mendapat tugas tambahan sebagai wakil kepala satuan pendidikan pada MTs dan MA/ MAK

atau koordinator bidang pendidikan madrasah pada MI , mengajar paling sedikit 12 (dua

belas) jam tatap muka per minggu di satminkal atau membimbing 80 (delapan puluh)

peserta didik paling sedikit 40 (empat puluh) peserta didik di satminkalnya bagi wakil

(17)

8

kepala satuan pendidikan yang bersertifikat pendidik sebagai guru bimbingan dan

konseling/ konselor atau TI K.

Jumlah wakil kepala satuan pendidikan sesuai dengan persyaratan sebagai berikut.

1)

untuk jumlah koordinator bidang pendidikan madrasah pada satuan pendidikan jenjang

MI ditentukan berdasarkan jumlah rombongan belajar, jumlah peserta didik, dan beban

tugas jenis koordinator bidang maka terkait pembayaran tunjangan profesi jumlah

koordinator bidang pendidikan diatur sebagai berikut:

a)

1-6 rombel sebanyak 1 (satu) orang koordinator satuan pendidikan.

b)

7-12 rombel sebanyak 2 (dua) orang koordinator satuan pendidikan.

c)

13-18 rombel sebanyak 3 (tiga) orang koordinator satuan pendidikan.

d)

19 rombel sebanyak 4 (empat) orang koordinator satuan pendidikan.

Koordinator bidang pendidikan madrasah meliputi: kurikulum, kesiswaan, hubungan

masyarakat, dan sarana dan prasarana.

2)

untuk jumlah wakil kepala satuan pendidikan jenjang MTs ditentukan berdasarkan

jumlah rombongan belajar, jumlah peserta didik, dan beban tugas jenis wakil kepala

madrasah mterkait pembayaran tunjangan profesi jumlah wakil kepala satuan

pendidikan diatur sebagai berikut:

a)

1-3 rombel sebanyak 1 (satu) orang wakil kepala satuan pendidikan.

b)

4-5 rombel sebanyak 2 (dua) orang wakil kepala satuan pendidikan.

c)

6-8 rombel sebanyak 3 (tiga) orang wakil kepala satuan pendidikan.

d)

9 rombel sebanyak 4 (empat) orang wakil kepala satuan pendidikan.

3)

untuk jumlah wakil kepala satuan pendidikan jenjang MA/ MAK ditentukan berdasarkan

jumlah rombongan belajar, jumlah peserta didik, dan beban tugas jenis wakil kepala

madrasah maka terkait pembayaran tunjangan profesi jumlah wakil kepala satuan

pendidikan diatur sebagai berikut:

a)

1-3 rombel sebanyak 1 (satu) orang wakil kepala satuan pendidikan.

b)

4-5 rombel sebanyak 2 (dua) orang wakil kepala satuan pendidikan.

c)

6-8 rombel sebanyak 3 (tiga) orang wakil kepala satuan pendidikan.

d)

9 rombel sebanyak 4 (empat) orang wakil kepala satuan pendidikan.

e.

Mendapat tugas tambahan sebagai wali kelas di satminkal paling sedikit 22 (dua puluh

dua) jam tatap muka per minggu.

(18)

9

f.

Mendapat tugas tambahan sebagai guru piket di satminkal paling sedikit 23 (dua puluh

tiga) jam tatap muka per minggu.

g.

Mendapat tugas tambahan sebagai kepala perpustakaan pada jenjang MI / MTs/ MA/ MAK,

kepala laboratorium pada jenjang MTs/ MA/ MAK, pembina asrama (khusus madrasah

berasrama) pada jenjang MI / MTs/ MA/ MAK, ketua program keahlian/ program studi pada

jenjang MI / MTs/ MA/ MAK, pembimbing khusus (khusus madrasah pada jenjang

MI / MTs/ MA/ MAK yang menyelenggarakan pendidikan inklusi/ terpadu), kepala bengkel

pada jenjang MA/ MAK, kepala unit produksi dan sejenisnya pada jenjang MA/ MAK,

mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu. Beberapa ketentuan

yang harus diperhatikan dalam memberikan tugas tambahan bagi Kepala Perpustakaan

dan Kepala Laboratorium sebagai berikut:

1)

Kepala satuan pendidikan (madrasah negeri) memberikan tugas tambahan sebagai

Kepala Perpustakaan atau Kepala Laboratorium kepada guru (diutamakan PNS)

berdasarkan keputusan kepala madrasah negeri dengan mempertimbangkan sertifikat

kompetensi yang dimiliki. Sertifikat kompetensi dimaksud bisa dari Balai Diklat,

Perguruan Tinggi atau lembaga lain yang mempunyai program perpustakaan atau

laboratorium.

2)

Kepala satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat memberikan tugas

tambahan sebagai Kepala Perpustakaan atau Kepala Laboratorium kepada guru

berdasarkan keputusan kepala madrasah swasta atas persetujuan Kepala Kantor

Kementerian

Agama

Kabupaten/ Kota

dengan

mempertimbangkan

sertifikat

kompetensi yang dimiliki.

3)

Kepala satuan pendidikan dapat mengangkat Kepala Laboratorium pada jenjang

MTs/ MA/ MAK, dengan kondisi sebagai berikut:

a)

Jenjang MTs dapat mengangkat hanya satu orang kepala laboratorium yang

membawahi semua pengelola laboratorium.

b)

Jenjang MA/ MAK dapat mengangkat kepala laboratorium/ bengkel sebanyak

jumlah program peminatan atau program keahlian yang ada di satuan

pendidikan tersebut.

(19)

10

h.

Bertugas sebagai guru Bimbingan Konseling atau Pembimbing TI K pada madrasah yang

melaksanakan Kurikulum K-13 mengampu paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta

didik pada satu atau lebih satuan pendidikan, dengan mengampu paling sedikit 40 (empat

puluh) orang peserta didik di satminkalnya.

i.

Bertugas sebagai guru di madrasah/ sekolah lain di luar satminkalnya baik negeri maupun

swasta, menjadi guru bina/ pamong pada pendidikan terbuka, atau mengajar pada

program kelompok belajar Paket A/ ’ula, Paket B/ wushtha, dan/ atau Paket C pada

madrasah paling banyak 4 (empat) jam sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki

dengan ketentuan paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka sesuai sertifikat pendidik yang

dilaksanakan pada satminkalnya.

j.

Bertugas

sebagai

guru

pembimbing

khusus

pada

satuan

pendidikan

yang

menyelenggarakan pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu paling sedikit 6 (enam) jam

tatap muka per minggu, guru pembimbing khusus dapat berasal dari SLB atau guru PNS

yang ada di madrasah inklusi yang sudah dilatih menjadi guru pembimbing khusus.

k.

Bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan di daerah khusus yang daerahnya/ desanya

ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah

Tertinggal Tahun 2015 – 2019 (Dispensasi 2).

l.

Bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan khusus, di mana peserta didiknya memiliki

tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,

mental, sosial, dan/ atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa (Dispensasi 3).

m.

Bertugas sebagai guru yang dibutuhkan atas dasar pertimbangan kepentingan Nasional

(Dispensasi 4) adalah:

1)

Guru yang bertugas di madrasah I ndonesia di Luar Negeri;

2)

Guru yang ditugaskan menjadi guru di negara lain atas dasar kerjasama antarnegara.

n.

Bagi guru produktif yang berkeahlian khusus/ berkeahlian langka/ memiliki keterampilan

atau budaya khas daerah untuk mengajarkan praktik dapat dilakukan oleh guru lebih dari

1 (satu) orang sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Bagi guru produktif yang

berkeahlian khusus/ berkeahlian langka/ memiliki keterampilan atau budaya khas daerah

dibuktikan dengan surat keputusan dari Kementerian berdasarkan usulan Kanwil

Kementerian Agama Provinsi (Dispensasi 5).

(20)

11

11.

Belum usia pensiun.

12.

Memiliki hasil nilai Penilaian Kinerja (PK) Guru dengan sebutan “baik” pada tahun

sebelumnya.

13.

Tidak beralih status dari guru atau pengawas sekolah pada madrasah.

14.

Tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi selain satuan pendidikan Kementerian

Agama.

15.

Tidak merangkap jabatan di lembaga eksekutif, yudikatif, atau legislatif.

16.

Unt uk j enj ang RA, sat u r ombongan belaj ar bisa diampu oleh guru secara t im ( t eam

t eaching) oleh m aksim al 2 orang guru. Beban kerj a 2 ( dua) or ang guru dim aksud

t et ap diakui ut uh t anpa dibagi j am nya.

17.

Tunj angan profesi dapat dibayar kan bagi:

a)

Guru yang sakit lebih dari 2 ( dua) har i sampai dengan 14 ( empat belas) har i

kalender dalam bulan ber j alan dengan dibukt ikan sur at ket er angan sakit dar i

dokt er pemer int ah. Jika harus r awat inap waj ib melam pirkan surat ket erangan

rawat inap dar i r um ah sakit .

b)

Guru yang m elaksanakan cut i ber salin ( unt uk anak pert ama sampai anak ket iga) .

c)

Guru yang mengikut i t ugas kependidikan yang linier dengan t ugas kepr of esian

pendidiknya sepert i sem inar , w orkshop, bimbingan t eknis, pendidikan/ pelat ihan

dan sej enisnya. Bagi gur u PNS waj ib m elampir kan sur at t ugas dar i at asan

langsung, sedangkan gur u Bukan PNS w aj ib melam pirkan sur at t ugas dar i Kepala

Kant or Kem ent er ian Agam a Kabupat en/ Kot a.

d)

Guru yang m elaksanakan t ugas kedinasan sebagai pet ugas haj i yang dibukt ikan

dengan sur at r esm i dar i at asan langsung dan/ at au pej abat t er kait .

e)

Guru yang melaksanakan st udi perkuliahan ( izin belaj ar ) m enggunakan biay a

mandir i dengan t et ap m elaksanakan t ugas keprofesiannya sebagai guru.

18.

Tunj angan profesi t idak dapat dibayarkan bagi:

a)

Guru yang sakit selama 1 (satu) bulan. Misal seorang guru sakit mulai tanggal 25 Februari

2017 – 5 April 2017. Mulai tanggal 5 April 2017 seterusnya sudah sembuh dan mulai aktif

(21)

12

mengajar kembali, maka bulan Februari dan April tunjangan profesinya tetap dibayarkan,

sedangkan tunjangan profesinya di bulan Maret tidak dapat dibayarkan.

b)

Guru yang m elaksanakan cut i ber salin ( unt uk anak ke empat dan set erusnya) .

c)

Guru yang m elaksanakan cut i di luar t anggungan negar a.

d)

Guru m elaksanakan ibadah haj i dan/ at au umr oh dengan biaya sendir i.

e)

Guru yang m elaksanakan st udi perkuliahan ( t ugas belaj ar) m enggunakan biay a

dar i pemer int ah/ pem er int ah daer ah/ sponsor.

20.

Dalam hal guru izin t idak melaksanakan t ugas mengaj ar , t unj angan pr of esinya t et ap

dapat dibayarkan selam a m asih dapat m emenuhi beban kerj a minim al 24 JTM per

minggu yang digant i pada har i lain di bulan yang sam a dengan dibukt ikan sur at

ket erangan dar i Kepala Madr asah Negeri dan/ at au Kepala Madr asah Sw ast a. Sur at

ket erangan dari Kepala Madrasah Swast a harus diket ahui oleh Kepala Kant or

Kem ent erian Agam a Kabupat en/ Kot a.

21.

Masa ker j a guru yang diangkat sebagai kepala m adrasah dihit ung sesuai dengan

ket ent uan per at ur an perundang-undangan.

22.

Bagi guru yang sudah mem iliki sert if ikat pendidik t et api st at us kepegaw aiannya m asih

calon pegaw ai neger i sipil ( CPNS) , m aka t unj angan prof esinya dibayarkan sebesar

80% dar i gaj i pokok golongan I I I / a m asa kerj a 0 t ahun. At ur an ini ber laku mulai t ahun

2017 sehingga t ahun sebelumnya t idak diber ikan dan t idak dianggap kurang bayar

( car ry over ) .

23.

Bagi pengawas pada m adr asah, berhak mendapat kan t unj angan profesi apabila

memenuhi salah sat u ket ent uan di baw ah ini:

a)

Mem enuhi j um lah m inim al sat uan pendidikan binaan, yait u 10 ( sepuluh) sat uan

pendidikan unt uk j enj ang RA dan MI , dan/ at au 7 ( t uj uh) sat uan pendidikan

j enj ang MTs, MA, dan MAK.

b)

Pengaw as t er sebut paling sedikit m emver if ikasi hasil PKG m inim al 60 guru pada

madrasah binaannya unt uk j enj ang RA/ MI dan m inimal 40 ( empat puluh) guru

pada m adr asah binaanya unt uk j enj ang MTs/ MA/ MAK.

c)

Pengaw as sekolah pada madr asah yang bert ugas di daerah khusus:

(22)

13

1)

Mem enuhi j um lah m inim al Sat uan Pendidikan binaan, yait u 5 ( lim a) sat uan

pendidikan.

2)

Pengaw as t ersebut paling sedikit m enver if ikasi hasil PKG m inim al 15 ( lim a

belas) guru pada m adrasah binaannya.

d)

Guru pada sat minkal madr asah yang m enj adi binaan pengaw as madr asah adalah

guru yang akt if dan m emiliki j am m engaj ar di sat uan pendidikan Kem ent er ian

Agama ( m asih akt if m engaj ar sesuai dengan per at ur an per undang — undangan) .

24.

Bagi Sat uan Pendidikan yang menggunakan Kur ikulum Tahun 2006 dimungkinkan

menambah m aksim um 4 ( empat ) j am pem belaj ar an per m inggu secara keseluruhan.

25.

Beban ker j a bagi gur u pada sat uan pendidikan yang m enggunakan Kur ikulum 2013

diat ur sebagai ber ikut :

a)

Guru kelas/ guru m at a pelaj ar an yang melaksanakan t ugas t ambahan sebagai

pembina pr am uka ( m inimal t elah ber sert if ikat kur sus mahir dasar ) dihit ung

sebagai bagian dar i pem enuhan beban kerj a guru paling banyak 2 ( dua) j am

pelaj ar an per m inggu. Jum lah gur u yang diber i t ugas t ambahan sebagai pembina

pramuka di kegiat an ekst r a kurikuler w aj ib di sat u sat uan pendidikan adalah

sebagai ber ikut :

1) Jum lah rombel 1 — 6 sebanyak 1 pembina pramuka;

2) Jum lah rombel 7 —12 sebanyak 2 pembina pramuka;

3) Jum lah rombel 13 — 18 sebanyak 3 pembina pramuka;

4) Jum lah rombel > 18 sebanyak 4 pembina pr amuka.

b)

Bagi gur u MA dan MAK yang sat uan pendidikannya m enyelenggarakan kurikulum

2013, mem iliki sert ifikat pendidik dan m engaj ar pada pem inat an bahasa kecuali

bahasa I nggr is, t er masuk kat egori m at a pelaj ar an langka, karena guru t idak

dapat diber i t ugas pada sat uan pendidikan lain unt uk m engaj ar sesuai dengan

sert if ikat pendidiknya dengan alasan kesulit an akses dibandingkan dengan j arak

dan wakt u t empuh.

c)

Jenis dan Sert if ikat Pendidik Gur u Pengampu Mat a Pelaj ar an t ert ent u pada

Kur ikulum 2013:

(23)

14

1)

Guru MTs yang bersert if ikat ket er ampilan dan I PA dapat m engampu m at a

pelaj ar an pr akarya di MTs.

2)

Guru paket kej ur uan MAK dapat m engampu mat a pelaj ar an pr akar ya di MTs

at au mat a pelaj aran pr akarya dan kew ir ausahaan di MA sesuai dengan KD

pada m at a pelaj aran pr akarya yang diaj ar kan ( ker aj inan, r ekayasa, budidaya,

dan pengolahan) .

3)

Guru Fisika, Kim ia, Biologi, dan Ekonom i dapat m engaj ar mat a pelaj aran

prakarya dan kew ir ausahaan di MA.

4)

Guru MAK yang bersert if ikat paket kej uruan dapat mengampu m at a pelaj ar an

prakarya sesuai dengan KD pada m at a pelaj ar an pr akar ya yang diaj arkan

( ker aj inan, r ekayasa, budidaya, dan pengolahan) di MAK.

5)

Guru paket keahlian yang sesuai dengan progr am yang dibuka dapat

mengaj ar m at a pelaj ar an pada mat a pelaj ar an pr akarya dan kewir ausahaan

di MAK.

6)

Guru kew ir ausahaan di MAK dapat m engaj ar pr akar ya dan kew irausahaan.

7)

Guru yang mengajar rumpun mata pelajaran I PA dan I PS jenjang MTs, MA dan

MAK beban kerjanya dihitung berdasarkan kurikulum yang berlaku pada

rombongan belajar yang dibinanya.

d)

Satuan Pendidikan yang melaksanakan kurikulum 2013 dan menetapkan muatan lokal

sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, dapat menambah beban belajar muatan

lokal paling banyak 2 (dua) jam per minggu. Kebutuhan sumber daya pendidikan yang

meliputi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dan dana termasuk

Tunjangan Profesi sebagai implikasi penambahan beban belajar muatan lokal ditanggung

oleh pejabat yang menetapkan.

e)

Bert ugas sebagai guru pembimbing TI K m ember ikan layanan kepada paling sedikit

150 ( ser at us lima puluh) pesert a didik pada sat u at au lebih sat uan pendidikan ,

bagi sat uan pendidikan yang m enggunakan kur ikulum 2013. Jum lah pesert a didik

yang dilayani pada sat m inkal paling sedikit 40 ( empat puluh) pesert a didik.

f)

Bagi Gur u pembimbing TI K yang m endapat kan t ugas t ambahan sebagai kepala

madrasah yang m elaksanakan Kur ikulum 2013 unt uk m em enuhi 24 j am t at ap

(24)

15

muka per m inggu harus m em bimbing paling sedikit 40 ( empat puluh) pesert a didik

di sat m inkalnya.

g)

Bagi Gur u pembimbing TI K yang m endapat kan t ugas t ambahan sebagai Wakil

Kepala

Madrasah/ Kepala

Laborat or ium

Kepala

Perpust akaan

Kepala

Bengkel/ Ket ua Progr am Keahlian/ Kepala Unit Pr oduksi yang m elaksanakan

Kur ikulum 2013 unt uk mem enuhi 24 j am t at ap muka per minggu haru s

membimbing paling sedikit 80 ( delapan puluh) pesert a didik di sat m inkalnya.

h)

Bagi satuan pendidikan jenjang Madrasah I btidaiyah yang menggunakan Kurikulum 2013

dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta

didik dan/ atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap

penting di dalam struktur program, namun yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2

(dua) jam/ minggu hanya terbatas bagi mata pelajaran Agama atau Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan Kesehatan.

i)

Bagi Satuan pendidikan jenjang MTs, MA/ MAK yang menggunakan Kurikulum 2013 dapat

menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik

dan/ atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting di

dalam struktur program, namun yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua)

jam/ minggu.

Seluruh kriteria tersebut di atas, dibuktikan melalui dokumen atau pemberkasan diverifikasi

oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota dan/ atau Kanwil Kementerian Agama

Provinsi sesuai dengan kewenangannya.

B.

KETENTUAN MEKAN I SME

1.

Direkt or at t erkait pada Dit j en Pendidikan I slam m enerbit kan Sur at Penet apan Nom or

Regist rasi Guru ( NRG) dalam bent uk Piagam NRG dalam form at S26e at au Piagam

NRG secar a digit al sesuai dat a NRG yang disampaikan oleh Dit j en Guru dan Tenaga

Kependidikan Kem ent er ian Pendidikan dan Kebudayaan kepada Kem ent er ian Agam a.

(25)

16

2.

Guru m em iliki hasil penilaian kiner j a sebagaim ana t ercant um dalam For mat yang ada

di Per at ur an Ment er i Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 t ent ang Pet unj uk

Teknis Pelaksanaan Jabat an Fungsional Guru dan Angka Kr edit nya dan Pedom an

Pelaksanaan Penilaian Kiner j a Gur u.

3.

Hasil penilaian kiner j a guru sum at if menj adi bukt i pelaksanaan penilaian kiner j a gur u

unt uk pem bayaran t unj angan pr of esi t ahun ber ikut nya. Hasil Penilaian kinerj a gur u

yang diakui adalah hasil penilaian yang sesuai dengan ser t if ikat pendidik yang

dim ilikinya.

4.

Tunj angan pr of esi diber ikan kepada gur u pada t ahun berkenaan dengan hasil

penilaian kiner j a guru minim al "baik" pada t ahun sebelumnya.

5.

Guru yang m em enuhi selur uh kr it er ia dan per syar at an, SKMT dan SKBKnya yang

dit erbit kan m elalui SI MPATI KA dit andat angani oleh Kepala Madr asah Neger i dan/ at au

Kepala Kant or Kem ent er ian Agam a Kabupat en/ Kot a. Tunj angan pr of esi gur u

dibayar kan set elah Kepala Madr asah Neger i dan/ at au Kant or Kem ent er ian Agam a

Kabupat en/ Kot a sesuai dengan kew enangannya memver if ikasi keabsahan dat a dan

hasil PK gur u.

6.

Bagi guru yang m engikut i Progr am Pengem bangan Keprof esian Berkelanj ut an ( PPKB)

dengan pola pendidikan dan lat ihan ( diklat ) t at ap muka paling banyak 100 j am ( 14

hari kalender ) dalam bulan yang sam a, dan mendapat izin/ perset uj uan t ert ulis dari

Kepala Madr asah Negeri ( bagi GPNS) , sedangkan guru bukan PNS dan guru PNS DPK

pada m adr asah swast a m endapat kan izin/ per set uj uan t ert ulis dar i Kepala Kant or

Kem ent erian Agam a Kabupat en/ Kot a, t unj angan pr of esinya t et ap dibayar kan.

7.

Selam a liburan berdasarkan kalender akadem ik, guru t et ap m emperoleh t unj angan

profesi.

8.

Bagi guru yang sudah m elaksanakan Verval NRG m elalui SI MPATI KA nam un belum

mendapat perset uj uan dar i Kanw il dan sudah m em iliki SK Dir j en t ent ang Penet apan

NRG sebelumnya maka bisa diber ikan dispensasi kelayakan dengan memperhat ikan

pem enuhan beban kerj a sesuai dengan per at uran yang ber laku ( Dispensasi 6) .

(26)

17

C.

PERENCANAAN ANGGARAN TUNJANGAN PROFESI GURU

Perencanaan anggaran tunjangan profesi guru memperhatikan hal-hal berikut:

1.

Apabila terjadi kekurangan atau kelebihan dana yang telah dialokasikan pada tahun anggaran

berjalan, maka untuk meminimalisasi adanya anggaran terhutang, Kanwil Kementerian

Agama Provinsi segera melakukan analisis pendistibusian anggarannya melalui mekanisme

revisi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.

Penyusunan kebutuhan alokasi anggaran tahun anggaran mendatang dilakukan berdasarkan

data usulan (by name) calon penerima tunjangan profesi yang diterima tahun berjalan. Data

disusun oleh madrasah negeri dan/ atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota kepada

Kanwil Kementerian Agama Provinsi. Selanjutnya Kanwil Kementerian Agama Provinsi

menyampaikan data berdasarkan status kelayakannya di SI MPATI KA kepada Ditjen

Pendidikan I slam cq. Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan.

3.

Apabila terjadi mutasi guru menjadi pejabat struktural, fungsional lainnya kecuali pengawas

satuan pendidikan, meninggal dunia atau karena pensiun, maka tunjangan profesi guru

tersebut akan dihentikan bulan berjalan.

4.

Apabila terjadi perubahan tempat tugas atau status kepegawaian guru antar satuan

pendidikan, antar jenis pendidikan dalam satu Kabupaten/ Kota sesuai dengan

kewenangannya, antar kabupaten/ kota, antar Provinsi, dan antar kementerian, baik atas

kepentingan kedinasan atau pemekaran wilayah, maka tunjangan profesinya dibayarkan oleh

satuan kerja sebelumnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dengan

memperhatikan SK penetapan pencairan tunjangan profesi pada tahun anggaran berjalan

dan melampirkan bukti fisik beban mengajar minimal 24 jam per-minggu atau ekuivalensinya

dari tempat tugas yang baru.

5.

Seluruh unit satuan kerja Ditjen Pendidikan I slam dapat menggunakan basis data

perencanaan tunjangan profesi guru melalui program SI MPATI KA.

(27)

18

BAB I V

PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI

A.

PROSEDUR PEMBAYARAN

1.

Pembayaran t unj angan profesi guru dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA)

pada masing-masing Satuan Ker j a ( sat ker ) yang t erkait sesuai dengan ket ent uan

per at ur an per undang-undangan.

2.

Kepala Kant or Kem ent er ian Agama Kabupat en/ Kot a dan Kepala Madrasah Neger i

waj ib melakukan verif ikasi t erhadap usulan dan kelengkapan berkas pengaj uan

pem bay ar an t un j ang an pr of esi dengan berpedoman pada kriteria dan persyaratan

sebagaimana diatur di dalam petunjuk teknis ini.

3.

Dalam hal t erdapat t unggakan at au kekur angan bayar at as t unj angan profesi guru

pada t ahun sebelumnya, pembayaran t unj angan profesi guru dapat diberikan

sepanj ang pagu DI PA t ersedia (t ermasuk DI PA pada APBN-P) t anpa melakukan revisi

DI PA t ahun berj alan.

4.

Dalam hal t er dapat kekur angan bayar at as t unj angan pr of esi guru madrasah yang

diakibat kan adanya kenaikan pangkat , k enaik an g aj i b er k ala d an / at au

in p a ssi n g ,

p em b ay ar an d ap at d ib er ik an sepanj ang pagu DI PA t ahun berj alan t ersedia.

5.

Ket ent uan pada nom or 3 dan 4 di at as dilaksanakan dengan m emper hat ikan

hal-hal sebagai ber ikut :

a)

Mem iliki sur at ket er angan kekur angan pem bayar an t unj angan pr of esi yang

dit er bit kan oleh pim pinan/ pej abat pada sat uan ker j a t er kait ;

b)

Mendapat kan sur at r ekom endasi dar i t im Badan Pengaw asan Keuangan dan

Pem bangunan ( BPKP) , I nspekt or at Jender al Kem ent er ian Agam a, at au Lembaga

Pengaw asan lainnya yang dit et apkan oleh pem er int ah;

c)

Kekur angan pembayar an t unj angan pr of esi t ahun- t ahun sebelum nya diusulkan

oleh m asing- m asing pimpinan sat uan ker j a kepada Dir j en Pendidikan I slam cq.

Sekr et ar is Dit j en Pendidikan I slam m elalui Kanw il Kem ent er ian Agam a Pr ovinsi

dengan m elengkapi dokum en yang dibut uhkan.

(28)

19

6.

Pembayaran t unj angan profesi guru madrasah dapat diberikan secara bertahap atau

setiap bulan sesuai kondisi masing-masing satuan kerja.

7.

Pem b ay ar an t u n j an g an p r o f e si g u r u tidak menghalangi guru untuk menerima

tunjangan kependidikan ( fungsional) , bant uan t unj angan f ungsional, bant uan

t unj angan khusus, dan tunj angan lainnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

8.

Permohonan pembayaran tunj angan profesi disampaikan kepada Pejabat Pembuat

Komitmen pada masing-masing sat uan kerj a dengan melampirkan dokumen sebagai

berikut:

a)

f ot ok op i Ken aik an Gaj i Ber k ala at au d oku m en lain y ang secar a sah

menunjukkan gaji terakhir (bagi Guru PNS);

b )

fotokopi Surat Keput usan pengangkatan sebagai Guru Tetap yang diketahui oleh

Kepala Kemenag Kabupaten/ Kota (bagi Guru Bukan PNS);

c)

fotokopi Sertifikat Pendidik yang dilegalisasi Perguruan Tinggi yang menerbitkannya

(khusus untuk pembayaran pada tahun pertama);

d )

Cet ak asl i No m or Reg ist r asi Gu r u ( NRG) For m at S2 6e at au cet ak Piag am NRG

y an g d it et ap k an ol eh Dir ek t u r Jen d er al Pen d id ik an I sl am m el alu i SI MPATI KA;

e)

f ot ok op i ij azah p en d id ik an t er ak h ir y an g t elah d ileg al isasi o leh in st an si

t er k ait sesu ai d en g an p er at u r an p er u n d an g - u n d an g an ;

f )

fot okopi buku rekening bank yang masih berlaku;

g )

Cet ak asl i Su r at Ket er an g an t elah m em en u h i Beb an Ker j a ( SKBK) / For m at

S29e d ar i SI MPATI KA d en g an ket ent uan sebagai berikut:

1)

Guru PNS yang sat uan adm inist r asi pangkalnya Madrasah Neger i, SKBK

dit erbitkan melalui SI MPATI KA oleh Kepala Madrasah Negeri yang bersangkut an.

2)

Guru selain sebagaimana dimaksud pada huruf a SKBK diterbitkan oleh Kepala

Kantor Kement erian Agama Kabupaten/ Kot a.

3)

SKBK dan SKMT (Surat Ket erangan Melaksanakan Tugas) dit erbit kan set iap enam

bulan ( sat u semest er) atau sesuai dengan kalender akademik yang berlaku.

(29)

20

4)

D a l a m h a l g u r u m e n g a j a r d i b e b e r a p a m adr asah, SKBK dit er bit kan

ber dasar kan SKMT y an g d it er b it k an oleh Kep ala m ad r asah sat m in k al at au

n on sat m in k al diketahui oleh pengawas., sed an g k an SKMT b ag i Pen g aw as

d it er b it k an oleh Kepala Kant or Kement erian Agama Kabupat en/ Kot a yang

bersangkut an.

B.

PRI NSI P PEMBAYARAN

Prinsip pembayaran tunjangan profesi bagi guru madrasah meliputi:

1)

efisien, yaitu harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang ada untuk

mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat

dipertanggung jawabkan;

2)

efektif, yaitu harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;

3)

transparan, yaitu menjamin adanya keterbukaan yang memungkinkan masyarakat dapat

mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai pembayaran t unjangan profesi;

4)

akuntabel, yaitu pelaksanaan kegiatan dapat dipertanggung jawabkan;

5)

kepatutan, yaitu penjabaran program/ kegiatan harus dilaksanakan secara realistis dan

proporsional; dan manfaat, yaitu pelaksanaan program/ kegiatan yang sejalan dengan

prioritas nasional secara riil dirasakan manfaat nya dan berdaya guna bagi guru madrasah

dan masyarakat.

C.

WAKTU PELAKSANAAN PEMBAYARAN

Pembayaran tunjangan profesi dibayarkan terhitung mulai bulan Januari tahun berikutnya

setelah guru yang bersangkutan mendapatkan Nomor Registrasi Guru (NRG) dari Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan dan telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan I slam

Kementerian Agama. Penghitungan atas pembayaran tunjangan profesi tidak memperhatikan

tahun terbitnya sertifikat pendidik.

(30)

21

Tunjangan profesi guru disalurkan secara bertahap melalui rekening guru madrasah yang

tertera di dalam lampiran Keputusan pejabat terkait tentang Penerima Tunjangan Profesi Guru

dilakukan setiap bulan bagi guru PNS melalui DI PA Madrasah Negeri dan/ atau DI PA Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/ Kota. Bagi guru Bukan PNS penyaluran tunjangan profesi

dapat dilakukan setiap bulan dan/ atau per triwulan sesuai dengan kondisi masing-masing

satuan kerja.

D.

SI MPATI KA

1)

Setiap Satuan Kerja melakukan verifikasi dan validasi kelayakan calon penerima tunjangan

profesi lulusan tahun 2007 sampai dengan 2016 (beban mengajar 24 JTM, rasio siswa guru,

masa kerja, golongan, dan gaji pokok) secara digital sebelum SKBK dan SKMT diterbitkan

melalui SI MPATI KA.

2)

Guru madrasah wajib mengecek dan melengkapi data secara mandiri sebagai persyaratan

untuk penerbitan SKBK dan SKMT digital melalui laman http: / / simpatika.kemenag.go.id/

3)

Bagi guru yang SKBK dan SKMTnya belum terbit karena datanya belum memenuhi

persyaratan, wajib memenuhi persyaratan tersebut melalui operator madrasah paling lambat

bulan Juni untuk semester I dan bulan November untuk semester I I .

Perubahan data individu akan diketahui melalui program SI MPATI KA. Jika ada perubahan data

individu dan guru tidak memperbaharui data tersebut, maka Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/ Kota dan/ atau Kanwil Kementerian Agama Provinsi sesuai dengan kewenangannya

wajib melaporkan perubahan data penerima tunjangan profesi setiap bulan. Jika ditemukan

perubahan data individu guru yang berakibat pada perubahan nilai gaji pokok (bertambah atau

berkurang), maka Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota dengan kewenangannya

melaporkan perubahan data guru tersebut ke Kanwil Kementerian Agama Provinsi sebagai

bahan pertimbangan Direktorat Jenderal Pendidikan I slam up. Direktorat Guru dan Tenaga

Kependidikan Madrasah selambat-lambatnya bulan Juli tahun berjalan.

(31)

22

E.

PEMBATALAN DAN PENGHENTI AN PENYALURAN

1 .

Pem b at al an Pem b ay ar an

Tunjangan profesi dapat dibatalkan pembayarannya apabila:

a.

Terbukti memiliki sertifikat pendidik yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

b.

Menerima lebih dari satu tunjangan profesi yang berasal dari sumber dana yang sama

atau berbeda maka guru yang bersangkutan hanya dapat menerima satu tunjangan

profesi dan kelebihan pembayaran tunjangan profesi lainnya yang tidak sah wajib

dikembalikan ke kas negara. Penerima tunjangan profesi wajib mengembalikan tunjangan

profesi yang dibatalkan atau kelebihan penerimaan tunjangan profesi ke kas negara

melalui rekening kas satuan kerja terkait dengan menggunakan SSBP (Surat Setor Bukan

Pajak).

2 .

Pen gh ent i an Pem b ayar an

Pembayaran tunj angan profesi guru dihent ikan apabila guru penerima tunj angan

profesi memenuhi satu at au beberapa keadaan sebagai berikut :

a)

m en in g g al d un ia;

b)

m em asuki usia 60 ( enam puluh) t ahun at au pensiun;

c)

t idak lagi menjalankan t ugas sebagai guru madrasah;

d)

ber halangan t et ap sehingga t idak dapat menj alankan t ugas sebagai guru pada

sat uan pendidikan;

e)

sedang m elaksanakan t ugas belaj ar;

f)

beralih t ugas atau mut asi dari j abat an fungsional guru ke j abat an struktural at au

j abat an fungsional lainnya;

g)

memiliki jabatan rangkap, sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

h)

tidak mengampu mata pelajaran yang sesuai dengan sertifikat pendidik;

i)

melakukan tindakan melawan hukum yang sudah ditetapkan oleh pengadilan;

(32)

23

j )

t idak m em enuhi beban ker j a m inim al yang dit ent ukan; dan

k)

t idak lagi memenuhi krit eria dan persyarat an yang diat ur dalam ket ent uan ini.

l)

kualifikasi akademik minimal t idak t erpenuhi sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

m)

diket ahui t idak memenuhi persyaratan ketika dit et apkan sebagai calon pesert a

sert ifikasi guru meskipun guru yang bersangkutan t elah dinyat akan lulus,

pembayaran tunjangan profesinya diberhent ikan sej ak bulan Juli 2016.

Kondisi at as penghent ian pembayaran t unj angan pr of esi sebagaim ana t ersebut d i

at as dinyat akan dengan surat keputusan atau ket erangan resmi dari Kepala Kant or

Kement erian Ag am a Kabu p at en / Kot a at au Kep ala Sat u an Ker j a lain ny a y an g

m en j ad i pelaksana pembayaran t unj angan profesi.

F.

PERPAJAKAN

Ter h ad ap t u nj an gan p r of esi g ur u b ag i PNS d an GBPNS d ik en ak an Paj ak Penghasilan

( PPh) berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tent ang Pajak

Penghasilan sebagaimana t elah diubah t erakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2008.

(33)

24

BAB V

PENUTUP

A.

PENGENDALI AN

Pengendalian pembayaran tunjangan profesi guru ini dilakukan melalui:

a.

Pelaksanaan sosialisasi program penyaluran tunjangan profesi guru oleh pusat kepada

Kanwil Kementerian Agama Provinsi berdasarkan struktur organisasi vertikal

Kementerian Agama sesuai dengan kewenangannya.

b.

Pemantauan dan evaluasi (Monitoring dan Evaluasi) dilakukan oleh instansi terkait

sesuai dengan kewenangannya.

c.

Penyelesaian masalah secara terus-menerus dilakukan atas permasalahan yang terjadi

dalam proses pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi.

d.

Rekonsiliasi data penerima tunjangan profesi dengan instansi terkait.

B.

PELAPORAN DAN EVALUASI

1.

Pelaksanaan pembayaran t unj angan prof esi guru harus dilakukan secara transparan

dan akunt abel. Pemant auan dan evaluasi t erhadap pelaksanaannya dilakukan

secar a berj enj ang unt uk menjamin bahwa pemberian bantuan ini tepat sasaran,

waktu, jumlah dan tepat penggunaan. Yang dimaksud t epat penggunaan dalam hal

ini adalah bahwa t unj angan prof esi guru berdampak pada t er capainya t uj uan

t unj angan pr of esi guru.

2.

Kant or Kem ent erian Agama Kabupat en/ Kot a dan Sat uan Kerj a lainnya yang menjadi

pelaksana pembayaran tunjangan profesi guru, m elalui koordinasi dan konsult asi

dengan

Kant or

Wilayah

Kement er ian Agam a Pr ovinsi,

waj ib

membuat

per encanaan anggaran yang cer m at ag ar sem u a g u r u y ang t elah m em en uh i

sy ar at d ap at menerima tunj angan profesi yang menj adi haknya sesuai dengan

ket ent uan peraturan perundang-undangan.

3.

Kant or Kem ent erian Agama Kabupat en/ Kot a dan Sat uan Kerj a lainnya yang menjadi

pelaksana pembayaran tunjangan profesi guru waj ib membuat laporan pelaksanaan

secara per iodik sesuai ket ent uan yang ber laku.

(34)

25

Laporan triwulan I paling lambat akhir bulan April 2017

Laporan triwulan I I paling lambat akhir bulan Juli 2017.

Laporan triwulan I I I paling lambat akhir bulan Oktober 2017.

Laporan triwulan I V paling lambat akhir bulan Desember 2017.

Lapor an t er sebut disam paikan oleh Kanw il Kem ent er ian Agam a Pr ovinsi kepada

Dir ekt or at Jenderal Pendidikan I slam cq. Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan

Madrasah Up. Subbag Tata Usaha Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah.

4.

Pelaporan pembayar an tunjangan profesi bagi guru madrasah meliput i:

Daftar penerima tunjangan profesi per individu;

Rekapitulasi realisasi penyaluran per triwulan.

5.

Pelaporan secara online melalui SI MPATI KA, meliputi:

Daftar penerima tunjangan profesi melalui jalur dispensasi

Laporan status keaktifan setiap individu penerima tunjangan profesi guru.

C.

PENGAWASAN

Pengawasan dilakukan oleh aparat fungsional internal dan eksternal sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Pengawasan

terhadap

penyaluran

tunjangan

profesi

guru

dimaksudkan untuk memastikan bahwa pembayaran tunjangan profesi guru terlaksana

sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku. Pengawasan dimaksud meliputi:

persiapan, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggung jawaban.

Sanksi yang akan diberikan kepada pihak yang melakukan pelanggaran oleh Ditjen

Pendidikan I slam berupa teguran tertulis apabila ditemukan indikasi melakukan

penyimpangan. Jika teguran tersebut tidak ditindaklanjuti, Direktorat Jenderal Pendidikan

I slam akan meminta bantuan I nspektorat Jenderal Kementerian terkait/ institusi yang

berwenang untuk menyelesaikan penyimpangan terhadap penyaluran tunjangan profesi

guru.

(35)
(36)

1 LAMPI RAN 1:

SURAT PERNYATAAN

MELAKSANAKAN TUGAS PEMBELAJARAN/ BI MBI NGAN DAN TUGAS TERTENTU

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

NI P :

NPK/ NUPTK :

Pangkat/ Golongan ruang : TMT Pengangkatan Guru :

Jabatan :

Tempat Tugas :

Unit Kerja :

Menyatakan bahwa:

Nama :

NI P :

NPK/ NUPTK :

Pangkat/ Golongan ruang : TMT Pengangkatan Guru :

Jabatan :

Tempat Tugas :

Unit Kerja :

Telah melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan dan tugas tertentu dengan rincian sebagai berikut:

NO. URAI AN HASI L PENI LAI AN KI NERJA

NI LAI KATEGORI A. Melaksanakan Proses Pembelajaran

- Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai hasil pembelajaran, menganalisis hasil pembelajaran, melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian.

1. Tahun Pelajaran 2015/ 2016 2. Tahun Pelajaran 2016/ 2017 B. Melaksanakan Proses Bimbingan

- Merencanakan dan melaksanakan bimbingan, mengevaluasi dan melakukan penilaian bimbingan, menganalisis hasil bimbingan, dan melaksanakan tindak lanjut hasil bimbingan.

C. Melaksanakan tugas lain (tambahan) yang relevan dengan fungsi pendidikan madrasah

1. Kepala Perpustakaan 2. Wali Kelas

3. Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum

Demikian pernyataan ini dibuat dengan melampirkan hasil penilaian kinerja dan bukti fisik masing-masing untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, ………..

Mengetahui, Kepala Madrasah,

Pengawas Sekolah pada Madrasah,

Nama Lengkap Nama Lengkap

NI P. NI P.

(37)

2 LAMPI RAN 2:

Contoh Surat Keterangan Beban Kerja (SKBK)

(38)

3 LAMPI RAN 3:

I. KESESUAIAN M ATA PELAJARAN DI M ADRASAH YANG DIAM PU DENGAN SERTIFIKAT PENDIDIK (SESUAI KM A NOM OR 103 TAHUN 2015)

JENJANG RA

No Bidang St udi Sert ifikasi Kode Bidang Sert ifikasi M apel Yang Sesuai Ket erangan

1 Guru Kelas RA 020, 021 Guru Kelas RA

JENJANG M I

No Bidang St udi Sert ifikasi Kode Bidang Sert ifikasi M apel Yang Sesuai Ket erangan 1

Guru Kelas M I

011, 023, 027, 028 Guru Kelas M I, M at emat ika, PKn, Bhs Indonesia, Ilmu Penget ahuan Alam, Ilm u Penget ahuan Sosial, Seni Budaya dan Prakarya, Bahasa Arab

JENJANG M I/ M Ts/ M A/ M AK

No Bidang St udi Sert ifikasi Kode Bidang Sert ifikasi M apel Yang Sesuai Ket erangan 1

Pendidikan Agama Islam

030, 067, 127, 300 Pendidikan Agama Islam, Alquran Hadist , Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam 2

Alquran Hadist

022,085,093,236,711,712 Alquran Hadist , Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Tafsir ilm u Tafsir, Hadis Ilm u Hadis 3

Aqidah Akhlak

068, 069,

128,235,629,712

Aqidah Akhlak, Alquran Hadist , Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Ilmu kalam , Tasaw uf

4

Fiqih

068, 069, 129, 133, 237, 271, 713

Fiqih, Aqidah Akhlak, Alquran Hadist , Sejarah Kebudayaan Islam, Fiqih-Ushul Fiqih, Qaw aid-Fiqhiyah, Tarikh-Tasyri

5 Sejarah Kebudayaan Islam

068, 083, 117, 204, 238, 714

Sejarah Kebudayaan Islam , Alquran Hadist , Aqidah Akhlak, Fiqih

6

Bahasa Arab 069, 085, 167, 239, 314 Bahasa Arab, Nahw u, Shorof, Balaghah

JENJANG M A/ M AK

No Bidang St udi Sert ifikasi Kode Bidang Sert ifikasi M apel Yang Sesuai Ket erangan 7

Ket erampilan

227,424 1) Program Ket erampilan

Teknologi

a. Operat or Komput er b. Perbaikan Dan Peraw at an

Komput er

c. Teknik Komputer Dan Jaringan

d. Elekt ronika Dan Komunikasi e. Teknik Pendingin

f. Teknik Ot omat if g. Teknik Perbaikan Dan

Peraw at an Sepeda M ot or

(39)

4 h. Teknik Perbaikan Dan

Peraw at an M ot or Perahu Tempel

i. Teknik Elekt ro/ List rik j. Teknik Pengelasan

k. Teknik Desain Dan Produk Furnit ure

l. Teknik M ekat ronika m. Teknik Desain Arsit ekt ur n. Teknik M ult im edia o. Teknik Permesinan

2) Program Ket erampilan Kejuruan a. Tata Busana

b. Tata Boga c. Kesekret arisan d. Akunt ansi Komput er e. Tata Rias

f. Kriya Tekst il 3) Program Ket erampilan

Pert anian/ Kelaut an

a. Budi Daya Ternak Unggas b. Budi Daya Ternak Ikan

Taw ar

c. Budi Daya Hasil Laut d. Budi Daya Ternak M amalia e. Penanganan dan

Pengelolaan Hasil Pert anian

8

Guru M ata Pelajaran Sesuai Sert ifikat

M uat an Lokal Bahasa Daerah, M uat an Lokal Keagam aan, M uat an Lokal Bahasa Jaw a, M uat an Lokal Bahasa Sunda, M uat an Lokal Bahasa Bali, M uat an Lokal Bahasa M adura, M uat an Lokal Baca Tulis Al-Quran, M uat an Lokal Nahw u, M uat an Lokal Sesuai Potensi Daerah

(40)

5 LAMPI RAN 4:

KESESUAIAN M ATA PELAJARAN UM UM YANG DIAM PU DENGAN SERTIFIKAT PENDIDIK (SESUAI KM A NOM OR 303 TAHUN 2016 DAN PERM ENDIKBUD NOM OR 46 TAHUN 2016)

A. KESESUAI AN MATA PELAJARAN YANG DI AMPU DENGAN SERTI FI KAT PENDI DI K JENJANG TAMAN KANAK-KANAK

No Bidang Keilmuan

Jenis Guru Yang Sesuai

Bidang Studi Sertifikasi Kode Lama

Kode

Baru Keterangan

1 Guru Kelas Guru Kelas

020

020

Guru Kelas dapat diampu juga oleh guru yang memiliki kode sertifikat 021

024

2 Pendidikan Luar Biasa Pendidikan Luar Biasa 800 800 Bagi sekolah penyelenggara

program inklusi

B. KESESUAI AN MATA PELAJARAN YANG DI AMPU DENGAN SERTI FI KAT PENDI DI K JENJANG SEKOLAH DASAR

No Bidang Keilmuan

Jenis Guru Yang Sesuai

Bidang Studi Sertifikasi Kode Lama

Kode

Baru Keterangan

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Pendidikan Agama I slam 127 127

Sertifikat pendidik bagi setiap guru pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya tidak berwenang mengajar peserta didik yang tidak sesuai dengan agama yang dianutnya dan pembayaran tunjangan profesi oleh Kementerian Agama sesuai kewenangannya Pendidikan Agama Kristen 134 134

Pendidikan Agama Katolik 130 130

Pendidikan Agama Budha 140 140

Pendidikan Agama Hindu 137 137

Pendidikan Agama Konghucu

143 143

(41)

6

No Bidang Keilmuan

Jenis Guru Yang Sesuai

Bidang Studi Sertifikasi Kode Lama

Kode

Baru Keterangan

2 Guru Kelas

Guru Kelas 027

027 Guru Kelas dapat diampu juga oleh guru yang memiliki kode sertifikat 084, 154, 310, 087, 023, 028, 156, 094, 180, 318, 097, 184, 187,

190, 319, 320, 321, 100, 114, 117, 120, 204, 207, 214, dan 215

Umum (kelas awal dan

akhir) 027

Matematika 047

PKn 050

Bhs I ndonesia 054

I lmu Pengetahuan Alam

(Fisika) 057

I lmu Pengetahuan Sosial 060

3 Seni Budaya dan Prakarya

Mata pelajaran seni budaya dan prakarya pada jenjang Sekolah Dasar dapat diampu oleh guru yang memiliki sertifikat pendidik seni budaya at au prakarya dari jenjang SMP, SMA, SMK, serta Guru Kelas pada Sekolah Dasar

4 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan

Pendidikan Jasmani (olah

raga & kesehatan) 107

220 Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan 220

5 Pendidikan Luar Biasa Pendidikan Luar Biasa 800 800 Bagi sekolah penyelenggara

program inklusi

(42)

7 C. KESESUAI AN MATA PELAJARAN YANG DI AMPU DENGAN SERTI FI KAT PENDI DI K JENJANG SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA

No Bidang Keilmuan

Jenis Guru Yang Sesuai

Bidang Studi Sertifikasi Kode Lama

Kode

Baru Keterangan

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Pendidikan Agama I slam 127 127

Sertifikat pendidik bagi setiap guru pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya tidak berwenang mengajar peserta didik yang tidak sesuai dengan agama yang dianutnya dan pembayaran tunjangan profesi oleh Kementerian Agama sesuai kewenangannya

Pendidikan Agama Kristen 134 134

Pendidikan Agama Katolik 130 130

Pendidikan Agama Budha 140 140

Pendidikan Agama Hindu 137 137

Pendidikan Agama

Konghucu 143 143

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pendidikan Pancasila

Kewarganegaraan 084

154 Pendidikan

Kewarganegaraan

154

310

3 Bahasa I ndonesia

Bahasa I ndonesia 087

156 Bahasa I ndonesia (dan

Sastra) 156

4 Matematika (Umum) Matematika

094

180 180

318

5 I lmu Pengetahuan Sosial

I lmu Pengetahuan Sosial 100

100

Guru yang memiliki sertifikat dengan kode 204, 207, 214, 215 dapat mengajar mata pelajaran I lmu Pengetahuan Sosial

Ekonomi (umum, koperasi,

akuntansi) 120

Sejarah 117 204

204

Geografi 114 207

207

Sosiologi 214 214

Antropologi 215 215

6 I lmu Pengetahuan Alam

I lmu Pengetahuan Alam 097 097 Guru yang memiliki sertifikat

dengan kode 184, 187, 190 dapat mengajar mata

Fisika 184 184

319

(43)

8

No Bidang Keilmuan

Jenis Guru Yang Sesuai

Bidang Studi Sertifikasi Kode Lama

Kode

Baru Keterangan

Kimia 187 187

pelajaran I lmu Pengetahuan Alam

320

Biologi 190 190

321

7 Bahasa I nggris Bahasa I nggris

090

157 157

311

8 Seni Budaya

Seni Budaya 217 217

Guru yang memiliki sertifikat dengan kode 104, 568, 569, 570, 571, 572, 573, 641, 642, 603, 604 dapat mengajar mata pelajaran Seni Budaya

Seni Musik Klasik 568 568

Seni Musik Non Klasik 569 569

Seni Tari 570 570

Seni Karawitan 571 571

Seni Pedalangan 572 572

Seni Teater 573 573

Pemeranan 641 641

Tata Artistik 642 642

Seni Lukis 603 603

Seni Patung 604 604

9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan

Pendidikan Jasmani (olah

raga & kesehatan) 107

220 Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan 220

10 Prakarya

Keterampilan 227 227 Guru yang memiliki sertifikat

dengan kode 184, 187, 190, 097 dapat mengajar mata pelajaran Prakarya disesuaikan dengan 4 (empat) aspek dalam mata pelajaran prakarya

Fisika 184 184

Kimia 187 187

Biologi 190 190

I lmu Pengetahuan Alam 097 097

Desain dan Produksi Kria

Tekstil 460 460

Guru yang memiliki sertifikat dengan kode 460, 461, 462, 463, 464 dapat mengajar mata pelajaran Prakarya dalam aspek kerajinan

Desain dan Produksi Kria

Kulit 461 461

Desain dan Produksi Kria

Keramik 462 462

Desain dan Produksi Kria

Logam 463 463

Desain dan Produksi Kria

Kayu 464 464

Teknik Transmisi Radio 515

599 Guru yang memiliki sertifikat dengan kode 599, 517, 600 Teknik Transmisi Kabel 516

(44)

9

No Bidang Keilmuan

Jenis Guru Yang Sesuai

Bidang Studi Sertifikasi Kode Lama

Kode

Baru Keterangan

Gambar

Gambar Dasar Plambing
Gambar Teknik
Gambar dan Sketsa

Referensi

Dokumen terkait

94 yang semakin turun yang dapat dilihat dari rata-rata penurunan ekspor minyak mentah selama periode tahun 1993 sampai tahun 2015 yakni -5,96% dan faktor produksi yang digunakan

Analisis dengan Metode Lendutan Pd T-05-2005-B lebih flexible dalam penerapannya dikarenakan nilai VDF yang bisa disesuaikan dengan kondisi jalan yang dianalisis

Secara lugas judul dalam penelitian ini adalah “Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Muatan Lokal Melalui Kitab Muntakhobat Fil Mahfudzot

Hasil dari Metode Importance Performance menunjukkan adanya dua prioritas atribut perbaikan yaitu ketepatan waktu dalam mengirim produk (P1) dan lead time

Uji t-test yang dilakukan menunjukkan bahwa ada tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0.05) antara asupan protein hewani pada kelompok contoh yang

Hasil penelitian Anali- sis Risiko Kesehatan Lingkungan mengenai pa- janan partikulat yang telah dilakukan mengambil populasi residensial,tetapi untuk penelitian anali- sis risiko

Berdasarkan skenario pengembangan lapangan yang telah ditentukan berdasarkan permeabilitas dan well spacing atau jarak antar sumur, sehingga dapat memberikan gambaran